Anda di halaman 1dari 41

FUNGSI

PENGARAHAN
Zahra Amanda Nurhaliza 1810711092
Annisa Nabilla 1810711098
Karina Oktaviyadi 1810711101
Niken Dwi Permata Sari 1810711104
Nur Sari Dewi 1810711105
ENTER
01

02 TINJAUAN TEORI
03

04

Pengertian – Manfaat Fungsi Pengarahan


PENGERTIAN
● Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses
penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota
01 kelonpok untuk mencapai tujuan melalui berbagai arahan.
● Sri (2012), menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan
02
dan memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan
melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia
03
berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
04 ● Asmuji (2014), menyatakan pengarahan merupakan hubungan
manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.
TUJUAN & FUNGSI
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
01
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
02 4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf.
03

04
UNSUR
● Delegasi, merupakan kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang
lain yang bertujuan agar aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai
01 tujuan yang telah ditetapkan.
● Supervisi, merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk
02
memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan
cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
03
● Motivasi, merupakan proses psikologis yang meningkatkan dan
04 mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
● Manajemen konflik
● Komunikasi dan kolaborasi
MANFAAT

● Memprakarsai aksi (Initiatos Action)


01 ● Mengintegrasikan upaya (Integrates Efforts)
● Alat memotivasi (Means of Motivation)
02 ● Menyediakan stabilitas (Provides Stability)
● Menaikan koping dengan perubahan (coping up with the change)
03 ● Penggunaan sumber daya secara efisien (Efficient Utilization of
Resources)
04
PERSEPSI PERAWAT TERHADAP FUNGSI
01
PENGARAHAN KEPALA RUANG TENTANG
02 KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN HAND
03
HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP

04

Indiyani, Mona Saparwati , Eko Susilo


Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 3 No 2, Nov 2020
PENDAHULUAN
Ketidakpatuhan perawat melaksanakan five moment hand hygiene akan mempengaruhi
kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak pada mutu pelayanan Rumah Sakit,
01 dimana pasien tidak aman atau beresiko mengalami infeksi nosocomial.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa apakah kepatuhan
02 perawat dalam menjalankan patient safety : five moment hand hygiene akan meningkat juga
seiring dengan lebih optimalnya pelaksanaan fungsi pengarahan yang dijalankan oleh
03 kepala ruang dalam memberikan motivasi, membina komunikasi, melakukan supervisi,
memberikan delegasi dan manajemen konflik.
04 TUJUAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
persepsi perawat terhadap fungsi pengarahan kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam
menjalankan hand hygiene di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran.
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Teknik
01 pengumpulan data dengan kuesioner dan cheklist. Uji statik yang digunakan adalah uji
Fisher’s Exact.
02 HASIL
Hasil analisis hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan kepatuhan perawat
03 dalam menjalankan patient safety: five moment hand hygiene di Ruang Rawat Inap RSUD
Ungaran diperoleh hasil kepala ruang yang menjalankan fungsi pengarahan dengan baik
04 sebanyak 76 orang (92,7%) dimana sebagian besar perawat pelaksana patuh dalam
menjalankan patient safety: five momenthand hygiene sebanyak 75 orang (94,3%), lebih
banyak daripada yang tidak patuh yaitu sebanyak 1 orang (1,2%).
01
KESIMPULAN
02 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi
perawat terhadap fungsi pengarahan kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam
03 menjalankan hand hygiene di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran.

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
ANALISA SWOT
Strength (S) Weakness (W)
1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang baik dari 1. Penerapan patient safety pada
01 pelaksana pelayanan medis dan perawatan di Ruang perawat dengan persepsi fungsi
Rawat Inap RSUD Ungaran
pengendalian kurang baik masih
02 2. Terdapat hubungan pengawasan yang baik dari kepala
terdapat di Ruang Rawat Inap
ruangan dalam penerapan patient safety di Ruang
RSUD Ungaran
03 Rawat Inap RSUD Ungaran
3. Tersedianya perawat pelaksana sebanyak 82 orang 2. Terdapat sekitar 6 perawat
04 yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran. pelaksana yang kurang dalam
4. Kepala ruangan memiliki keterampilan dan komitmen fungsi pengawasan kepala ruang
tinggi dalam menjalankan fungsi pengawasan yang akan dengan patient safety.
membawa perubahan baik untuk RSUD, baik perubahan  
kinerja perawat ataupun pelayanan rumah sakit
ANALISA SWOT
Opportunity (O) Threats (T)
1. Meningkatnya kepercayaan dari 1. Dampak dari pelayanan keperawatan yang
01 masyarakat dengan ditunjukkanya kurang atau yang terlewatkan, dapat
peningkatan layanan termasuk pelayanan meningkatkan pasien berisiko mengalami
02
patient safety, terutama pada Ruang Rawat infeksi nosokomial, dan menyebabkan
Inap RSUD Ungaran. kematian.
03
2. Kepala ruangan memiliki keterampilan dan 2. Tuntutan hukum dari masyarakat terkait
04 komitmen tinggi dalam menjalankan fungsi pelayanan kesehatan
pengawasan yang akan membawa
perubahan baik untuk RSUD, baik
perubahan kinerja perawat ataupun
pelayanan rumah sakit.
Internal Strength (S) Weakness (W)
Eksternal

(O)
MATRIKS SWOT
Opportunity SO WO
Meningkatkan strategi yang telah ada dan menciptakan Meningkatkan keterampilan dan komitmen tinggi kepala
strategi baru dengan melibatkan fungsi pengawasan kepala ruangan dalam menjalankan fungsi pengawasan yang
ruang terhadap pelaksanaan pastient safety di ruang rawat akan membawa perubahan baik untuk RSUD, baik

inap atau ruang lainnya di RSUD Ungaran perubahan kinerja perawat ataupun pelayanan rumah
01 sakit dengan menerapkan patient safety: five moment
hand hygiene kepada perawatnya.
02
Threat (T) ST WT
1. Melakukan implementasi langsung pada perawat Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
03
pelaksana dalam melaksanakan survey mengenai seluruh ruang di RSUD Ungaran, dengan
fungsi pengawasan pada kepala ruang terhadap menerapkan fungsi pengawasan yang stabil dan
04 pemerapan patient safety. Hal ini sangat berguna untuk bertahap yang dilakukan oleh masing-masing kepala
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang ruang.
diberikan oleh perawat pelaksana di rumah sakit
tersebut.
2. Menggunakan media seperti brosur yang dibuat oleh
perawat professional yang di tempatkan di sekitar
kamar pasien dan pada tempat pemberitahuan
HUBUNGAN FUNGSI PENGARAHAN KEPALA
01
RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA
02 PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INTERNA
03
RSUD BATARA GURU

04

Dardin, Hardin, Ulul Asmy


Jurnal Lontara Kesehatan. Vol. I No. 1 2020
PENDAHULUAN
Perawat yang bekerja di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terlepas dari sistem
01 manajemen yang berlaku di ruangan tempat bekerja. Terdapat banyak faktor terkait dengan
fungsi manajemen kepala ruangan yang dapat menyebabkan kepuasan atau ketidak-puasan
perawat dalam bekerja.
02
Fungsi pengarahan kepala ruangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat dapat meningkat dengan
03 adanya fungsi pengarahan kepala ruangan yang efektif.
TUJUAN
04 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan fungsi pengarahan kepala ruangan
dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang Interna RSUD Batara Guru Kabupaten
Luwu.
METODE
01 Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan
cross sectional dan teknik sampling yaitu purposive sampling. Sampel penelitian
02 yaitu sebagian perawat yang bertugas di Ruang Interna RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu sebanyak 33 orang.
03 HASIL
Hasil penelitian menunjukkan perawat pelaksana yang menyatakan fungsi pengarahan
04 kepala ruangan dengan kategori baik sebesar 57.6% dan kategori kurang sebesar 42.4%,
sedangkan perawat pelaksana yang merasa puas dengan kinerjanya sebesar 66.7% dan
kurang puas sebesar 33.3%.
PEMBAHASAN
Fungsi pengarahan kepala ruangan di Ruang Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu masih perlu
ditingkatkan. Dalam hal ini, pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan yang diharapkan oleh setiap
01 perawat pelaksana di ruang perawatan mencakup kemampuan saling memberi motivasi, melaksanakan
supervisi, delegasi, menerapkan manajemen konflik dan komunikasi efektif.
02 Peneliti menganalisis bahwa untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana, ada beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh kepala ruangan. Dalam meningkatkan kenyamanan kerja, kepala ruangan
perlu lebih hati-hati terhadap pembagian kerja kepada perawat pelaksana. Kepala ruangan juga perlu
03 memberi masukan secara intens kepada rumah sakit untuk melengkapi fasilitas di ruangan agar perawat
lebih nyaman bekerja.
04 KESIMPULAN
Hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan
kerja perawat pelaksana di Ruang Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu. Oleh karena itu,
disarankan agar pihak rumah sakit melengkapi fasilitas di ruangan dalam rangka mewujudkan dan
mendukung kenyamana kerja perawat pelaksana.
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
ANALISA SWOT
Strength (S) Weakness (W)
1. Di Ruang Interna RSUD Batara Guru 1. Fungsi pengarahan kepala ruangan di Ruang
01 Kabupaten diketahui lebih banyak perawat Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu
masih perlu ditingkatkan.
pelaksana merasa puas dengan kinerjanya
02 2. Sebagian besar tenaga perawat yang bekerja di
(66.7%) dibanding kurang puas (33.3%).
Ruang Interna dengan status sebagai tenaga
2. Kondisi lingkungan pekerjaan perawat
03 sukarela (48.5%) yang gajinya tidak menentu.
membuat perawat merasa aman dalam 3. Tidak adanya aturan yang mengatur tentang
04 melaksanakan pekerjaannya. promosi jabatan perawat di RSUD Batara Guru
3. Pada aspek interaksi sosial perawat dengan Luwu sering kali perawat muda jarang mendapat
atasan, responden yang puas dikarenakan kesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan untuk
atasan mereka selalu memberikan arahan dan pengembangan rumah sakit.
informasi dalam bekerja.
ANALISA SWOT
Opportunity (O) Threats (T)
1. Kepala ruangan interna RSUD Batara Guru 1. Dampak dari fungsi pengarahan kepala
01 Luwu harus berupaya untuk meningkatkan ruangan yang kurang baik akan
motivasi stafnya diantaranya adalah selalu berpengaruh dengan kepuasan kerja
02
memberikan reinforcement terhadap hal- perawat pelaksana.
hal yang positif, memberikan umpan balik 2. Jika kepuasan kerja perawat kurang maka
03
dan berupaya menggunakan komunikasi akan mempengaruhi performa kerja
04 yang efektif. perawat.
2. Pihak rumah sakit melengkapi fasilitas di 3. Ketidakjelasan system promosi akan
ruangan dalam rangka mewujudkan dan menimbulkan dampak yang besar seperti
mendukung kenyamana kerja perawat kurangnya keadilan.
pelaksana.
MATRIKS SWOT
Internal Strength (S) Weakness (W)
Eksternal
Opportunity (O) SO WO
01 Meningkatkan strategi yang telah ada Mengevaluasi lebih banyak
dan menciptakan strategi baru dengan tentang kejelasan system
02 melibatkankan fungsi pengarahan kepala promosi maupun fungsi
ruangan yang baik sehingga dapat pengarahan yang ada
mempertahankan kepuasan kerja sehingga timbul keadilan yang
03 perawat pelaksana. setara.
Threat (T) ST WT
04
Melakukan implementasi langsung Meningkatkan mutu dalam
pada perawat pelaksana dalam pelaksanaan fungsi
melaksanakan survey mengenai pengarahan di RSUD
fungsi pengarahan pada kepala ruang Batara Guru Kabupaten
guna meningkatkan mutu kepuasan Luwu.
kerja.
PENGARUH FUNGSI PENGARAHAN
01 KETUA TIM TERHADAP KINERJA
02 PERAWAT DI KABUPATEN
03 INDRAMAYU
04

Wiwin Nur Aeni, Winani, Aan Setianingsih


Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No.1
Januari-Juni 2019
PENDAHULUAN
Tanpa adanya pengarahan yang baik dari ketua tim, perawat pelaksana akan cenderung
01 melakukan pekerjaan menurut cara pandang mereka sendiri. Perawat bekerja dalam tatanan
pelayanan keperawatan, dapat dimungkinkan terjadi penyimpangan dari rencana yang sudah
02 dibuat atau tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Penerapan fungsi pengarahan
harus sesuai dengan standar dan dilakukan secara terus-menerus selama pelaksanaan
03 perawatan berlangsung. Kondisi tersebut yang akan memberikan perubahan kearah yang
baik dalam pelayanan keperawatan.
04 TUJUAN
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap
kinerja perawat di salah satu RS di Kabupaten Indramayu
METODE
Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah 173 tenaga keperawatan yang bekerja di Instalasi rawat inap,
01
dengan jumlah sampel sebanyak 70 perawat dengan menggunakan teknik propotional
sampling dari seluruh ruang rawat inap.
02
HASIL
● Dari 33 responden (47,1%) yang menyatakan pengarahan ketua tim baik , dan memiliki
03
kinerja baik sebanyak 29 responden (87,9%).
● Dari 37 responden (52,9%) yang menyatakan pengarahan ketua tim kurang baik, dan
04 memiliki kinerja kurang baik sebanyak 36 responden (97,3%).
● Hasil uji statistic diperoleh nilai P value 0,000 maka dapat disimpulkan ada pengaruh
fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja perawat pelaksanan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
KESIMPULAN
01 ● Fungsi pengarahan ketua tim dalam melakukan proses asuhan keperawatan masih belum
berjalan dengan maksimal. Faktor yang dimungkinkan menjadi penyebab adalah
kurangnya komunkasi dari kepala ruangan dalam memonitor pelaksanaan tugas dan
02
fungsi setiap perawat yang ada di ruangan.
● Kinerja perawat pelaksanan diasumsikan kurang baik dalam pelaksanaan asuhan
03 keperawatan diantaranya karena kurangnya dukungan dan keperdulian ketua tim dalam
proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan, dukungan kepala ruangan dan ketua
04 tim dalam menciptakanan motivasi kerja di ruang perawatan.
● Hal ini menunjukan ada pengaruh pelaksanaan fungsi pengarahan ketua tim dengan
kinerja perawat pelaksana
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
CRITICAL APPRAISAL

01

02

03

04
ANALISA SWOT
Strength (S) Weakness (W)
1. Terdapat hubungan fungsi manajerial 1. Terdapat sekitar 57 perawat pelaksana/
01 pengarahan (actuating) yang baik dari responden dengan presentasi 81,4% yang
kepala ruangan dengan kinerja perawat merupakan lulusan D3 Keperawatan.
02
pelaksana dalam memberikan pelayanan 2. Terdapat 37 reponden dengan presentasi
keperawatan di Instalasi rawat inap RS 52,9% menyatakan fungsi pengarahan
03
Kabupaten Indramayu. ketua tim termasuk kategori kurang baik,
04 2. Tersedianya perawat pelaksana sebanyak dan 40 responden dengan presentasi
173 yang bekerja di Instalasi rawat inap RS 57,1% kinerja perawat pelaksanan
Kabupaten Indramayu. termasuk kategori kurang dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
ANALISA SWOT
Opportunity (O) Threats (T)
1. Meningkatnya kepercayaan dari 1. Dampak dari pelayanan keperawatan yang kurang
01 masyarakat dengan ditunjukkanya
atau yang terlewatkan, dapat meningkatkan
mortalitas pasien.
02 peningkatan layanan termasuk 2. Tuntutan hukum dari masyarakat terkait pelayanan
pelayanan patient safety, terutama kesehatan
03 pada Instalasi rawat di RS 3. Adanya pembatasan jumlah pegawai melalui jalur
PNS oleh aturan yang terkait, hal ini termasuk
04 Kabupaten Indramayu adanya pembatasan pegawai dengan profesi
2. Tersedianya perawat pelaksana perawat professional di wilayah Jakarta ataupun
senior untuk dijadikan pegawai di Indonesia. Sehingga kemungkinan sulit untuk
menambahkan pegawai dengan profesi perawat
RS Kabupaten Indramayu.
professional yang telah memiliki pengalaman kerja >
10 tahun
Internal Strength (S) Weakness (W)
Eksternal
MATRIKS SWOT
Opportunity SO WO
(O) Meningkatkan strategi yang telah ada dan menciptakan strategi Melakukan lebih banyak perekutan
baru dengan melibatkan fungsi pengarahan (actuating) kepala pegawai dengan profesi perawat
ruang terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pembuatan professional lulusan S1 Keperawatan +
rencana harian di ruang rawat inap atau ruang lainnya di RS Ners.
Kabupaten Indramayu
01
Threat (T) ST WT
02
1. Melakukan implementasi langsung pada perawat pelaksana dalam Meningkatkan mutu pelayanan
03 melaksanakan pelayanan keperawatan. keperawatan di seluruh ruang di RS
2. Melakukan implementasi pada kepala tim dalam melaksanakan Kabupaten Indramayu, sesuai dengan
fungsi pengarahan dengan menilai kinerja perawat dalam
04 ketentuan pelayanan keperawatan
memberikan pelayanan keperawatan.
Indonesia, dengan menerapkan fungsi
3. Melakukan implementasi langsung pada perawat pelaksana dalam
pengarahan yang stabil dan bertahap
melaksanakan survey terkait fungsi pengarahan kepala tim
yang dilakukan oleh masing-masing
dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan mutu kepala tim.
pelayanan keperawatan Indonesia
01

02
IMPLIKASI
03

04
KEPERAWATAN
Mahasiswa Keperawatan
Sebagai mahasiswa keperawatan, setelah
01 membaca ketiga jurnal tersebut, dapat
memperdalam pengetahuan mengenai fungsi
02 pengarahan dan menerapkannya ketika praktik
lapangan (rumah sakit) bagaimana seharusnya
fungsi pengarahan dilakukan dengan efektif, serta Perawat Pelaksana
03 mahasiswa dapat melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai penerapan fungsi pengarahan di
04 Rumah Sakit lainnya. Sebagai perawat pelaksana, selalu koordinasi
dengan ketua tim dan selalu melaksanakan
conference (pre dan post) serta operan agar tidak
terjadi miskomunikasi
Ketua Tim
Sebagai ketua tim dapat meningkatkan dukungan
01 dan keperdulian kepada perawat pelaksana dalam
proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan,
02 dan menciptakan motivasi kerja di ruang
perawatan. Hal tersebut dilakukan agar koordinasi,
komunikasi maupun kerja sama antar ketua tim Kepala Ruangan
03 dan perawat pelaksana dapat berjalan dengan
efektif, serta kinerja perawat pelaksana dapat Sebagai Kepala Ruangan harus meningkatkan
komunkasi dalam memonitor pelaksanaan tugas
04 meningkat.
dan fungsi setiap perawat yang ada di ruangan,
agar fungsi pengarahan ketua tim dalam
melakukan proses asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan maksimal.
kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
dapat saling memberi motivasi, melaksanakan
supervisi, delegasi, menerapkan manajemen
konflik dan komunikasi efektif.
01

02

03 THANK YOU
04

Anda mungkin juga menyukai