Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

HUBUNGAN FUNGSI CONTROLING KEPALA RUANGAN


Judul
DENGAN
KEPATUHAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PENERAPAN
PATIEN
SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR
Jurnal Manajemen Keperawatan Fakultas Kedokteran Unversitas Hasanuddin
Vol. & Hal. Hal 1-12
Tahun
Penulis Hamzah, Ariyanti Saleh, Burhanuddin Bahar
Tanggal
Link Jurnal

Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat ditopang oleh peran dan fungsi


kepala ruangan melalui fungsi controling atau Suvervisi Fungsi manajerial
yang menangani pelayanan keperawatan di ruang rawat dikordinir oleh
kepala ruang rawat dalam menjalankan fungsinya sebagai manejer yaitu
Abstrak perencanaan,(planning),pengorganisasian(organizing),penggerakan dan
pelaksanaan (aktuasi), pengawasan serta pengendalian (controlling), dan
evaluasi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan fungsi controling kepala
ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan patient
safety ( identifikasi pasien ) di ruang perawatan Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.Jenis penelitian observasional yang di desain secara Crossectional
study.Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi utnuk melihat kepatuhan
dan lembar kuesioner untuk kepatuhan , data diolah dengan komputer dan
dianalisa dengan SPSS . dengan uji Chi- square dengan nilai p ≤ 0,05
penyajian data dalam bentuk Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan antar fungsi controling kepala ruangan dengan
kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan patien safety 68 orang
(77,2%) perawat yang patuh 20 orang (22,8%) yang tidak patuh nilai p
value 0,036. Tidak terdapat perbedaan penerapan patien safety antara satu
ruangan dengan ruangan lain, sementara fungsi controling kepala ruangan
terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara fungsi controling kepala ruangan dengan
kepatuhan perawat pelaksana dalam identifikasi pasien.
Kata kunci : Controling, Kepatuhan identifikasi pasien

1
Perawat merupakan kelompok pemberi jasa pelayanan kesehatan dengan
jumlah terbesar di rumah sakit yang mencapai 40-60% (Huber, 2006)
mengerjakan hampir 90% pelayanan kesehatan rumah sakit dengan asuhan
keperawatannya dan sangat berpengaruh pada pada out- comes pasien.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan utama di rumah sakit dan di
masyarakat. Di rumah sakit, perawat memiliki peran fundamental yang luas
selama 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan memberikan dampak pada
kualitas, efisiensi dan efektifvitas pelayanan kesehatan.
Pendahuluan Pelayanan keperawatan merupakan unsur terpenting pelaksanaan pelayanan
prima dalam memberikan kontribusi pada kesuksesan pencapaian tujuan
rumah sakit. Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat ditopang oleh peran
dan fungsi kepala ruangan melalui fungsi controling atau Suvervisi Fungsi
manajerial yang menangani pelayanan keperawatan di ruang rawat dikordinir
oleh kepala ruang rawat. Kepala ruangan sebagai manajer harus dapat
menjamin mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana dalam
memberikan pelayanan yang aman dan mementingkan kenyamanan pasien.
Kemampuan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala ruangan antara lain
perencanaan, (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan dan
pelaksanaan (aktuasi), pengawasan serta pengendalian (controlling), dan
evaluasi,(Aprilia,2011). Dari beberapa fungsi manajerial kepala ruangan
tersebut terlihat bahwa salah satu yang harus dijalankan oleh kepala ruangan
adalah bagaimana melakukan controling untuk meningkatkan kualitas dan
mutu pelayanan keperawatan.Controling dengan melakukan pengamatan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
“bawahan” untuk kemudian bila ditemukan masalah segera diberikan bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasinya. Menurut Thora Korn menyatakan
bahwa fungsi controling adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar,mengobservasi,mendorong memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi, secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar adil
serta bijaksana. Dengan demikian diharapkan setiap perawat dapat memberi
asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat yang
bersangkutan.Dari seluruh jenjang perawat kepala rauangan merupakan posisi
kunci untuk menegankkan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis.
Dengan demikian diharapkan kepala ruangan mampu melaksanakan
pengelolaan pelayanan keperawatan yang berkualitas.

Pelayanan di Rumah Sakit harus memenuhi standar pelayanan Kesehatan


yang didalamnya juga terdapat tentang keselamatan.Keselamatan (safety)
telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu
terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900 Institusi
rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur,proses,
dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang berwenang
misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO,
Indikator Klinis dan lain sebagainya.
Namun harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian
Tidak Diduga (KTD) (Depkes RI, 2006).Ketidak patuhan perawat
melaksanakan five moment hand hygiene akan mempengaruhi kualitas
pelayanan keperawatan yang berdampak pada mutu pelayanan Rumah Sakit,
dimana pasien tidak aman atau beresiko mengalami infeksi nosokomial,
2
(Anugrahini C, 2010). Untuk mempertahankan konsistensi perawat dalam
menjalankan patient safety , maka dibutuhkan controling secara continue dari
kepala ruangan segagaimana Mc Gregor, mengemukakan tentang Teori X
yang mengatakan para manajer menggunakan asumsi bahwa manusia
mempunyai ciri seperti para pekerja yang pada dasarnya tidak senang bekerja
dan apabila mungkin maka mereka akan berusaha mengelakkannya. Para
pekerja harus dipaksa, diawasi,atau diancam dengan berbagai tindakan punitif
agar tujuan organisasi tercapai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan fungsi controling
kepala ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan patient
safety (identifikasi pasien) di ruang perawatan Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.

Kajian
Pustaka

3
Desain Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis maka peneliti menggunakan penelitian
observasional yang bertujuan untuk mengamati hubungan suatu tindakan
atau perlakuan tertentu, kemudian hasil (akibat) dari perlakuan tersebut
Metode mempengaruhi hasil yang dicapai setelah perlakuan.Desain penelitian yang
penelitian digunakan pada penelitian adalah Crossectional study.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antar fungsi controling kepala
ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan patien safety
Hasil 68 orang (77,2%) perawat yang patuh 20 orang (22,8%) yang tidak patuh
penelitian nilai p value 0,036. Tidak terdapat perbedaan penerapan patien safety antara
satu ruangan dengan ruangan lain, sementara fungsi controling kepala
ruangan terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara fungsi controling kepala ruangan
dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam identifikasi pasien.

Berdasarkan hasil peneltian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ada


hubungan Fungsi controling Kepala Ruanagan dengan kepatuhan perawat
pelaksana dalam penerapan patient safety ( identifikasi pasien ) di Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar. Semua lini pelayanan perawatan wajib
mengikuti sosialisasi tentang patient safety.

Kesimpulan
1. Abstrak yang ditulis jelas,karena sudah menunjukkan data dan range
dari hasil penelitian.
2. Isi dari jurnal singkat, padat dan jelas

Kelebihan

1. Jurnal ini tidak mencantumkan volum secara jelas


2. Tidak dicantumkan tanggal beserta tahunnya dalam jurnal

Kekurangan

Anda mungkin juga menyukai