Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGKAT SMP

KELOMPOK 2

Irmawati (183010007)

Fitriani (183010019)

Nursyifa (183010017)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS PATRIA ARTHA

TAHUN 2021
BAB I
Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu periode dengan permulaan dan masa perlangsungan

yang beragam, yang menandai berakhirnya masa diletakkannya dasar – dasar

uju taraf kematangan. Perkembangan tersebut meliputi dimensi

biologik, psikologik dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan yang

lainnya. Secara biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan

tulang, secarapsikologik ditandai dengan akhir perkembangan kognitif

dan pemantapan perkembangan kepribadian. Secara sosiologik ditandai

intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang

dewasa muda (Suhadianto, 2006).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Widyastuti (2009) masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a.  Masa remaja awal (10-12 tahun)

1)  Cenderung tampak dan memang dekat dengan teman sebaya

2)   Tampak dan merasa ingin lebih bebas

3)  Cenderung lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

 berfikir yang khayal (abstrak)

 b.  Masa remaja tengah (13-15 tahun)

1)  Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.


2)  Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
3)  Tumbuh perasaan cinta yang mendalam

4)  Kemampuan untuk berfikir abstrak (berkhayal) semakin


berkembang 5)  Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual

c.  Masa remaja akhir (16-19 tahun)


1)  Merupakan pengaruh kebebasan diri

2)  Dalam mencari teman sebaya lebih selektif 

3)  Memiliki gambaran, keadaan, peran terhadap

dirinya 4)  Dapat mewujudkan perasaan cinta

5)  Memiliki kemampuan berfikir yang khayal atau

abstrak

3. Tugas Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan suat periode transisi antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa. Masa remaja ini merupakan waktu kematangan fisik, kognitif,

sosial, dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan

diri menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan untuk

memepersiapkan diri menjadi wanita dewasa. Dikatakan remaja apabila

seorang anak telah tampak tanda-tanda seks sekunder pada usia 11

sampai 12 tahun dan berhenti saat usia 18 sampai 20 tahun (Wong,

2009).

 
a. Perkembangan biologis;
perubahan fisik pada pubertas terutama merupakan hasil aktivitas
hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat, walaupun semua
aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama. Perubahan fisik
yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada
penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder; perubahan
yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan kematangan
neurogonad yang disertai dengan kemampuan untuk bereproduksi.
Fenomena yang dikaitkan dengan kematangan seksual adalah peningkatan
pertumbuhan yang dramatis sekitar 20% sampai 25% tinggi badan akhir
dicapai selama pubertas, dan kebanyakan pertumbuhan ini terjadi
selama periode 24 sampai 36 bulan.

 b.  Perkembangan psikososial (Erikson);

 pada masa remaja, individu mulai melihat dirinya sebagai individu yang

 berbeda, unik dan terpisah dari setiap individu yang lain. Periode remaja

awal dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas


emosional dan fisik yang relatif pada saat atau ketika lulus sekolah

menengah. Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu

kelompok semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok

adalah hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari

kelompok dan kelompok dapat memberi mereka status. Individu yang

mencari identitas merupakan bagian dari proses identifikasi yang sedang

berlangsung. Pada saat anak menentukan identitas, dalam kelompok,

mereka juga mencoba untuk menggabungkan berbagai perubahan tubuh

kedalam suatu konsep diri.

 
c. Perkembangan kognitif;
  perkembangan ini merupakan tahap Piaget ke empat dan terakhir. Remaja

tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode

berpikir konkret, mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan

yang akan terjadi. Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih

dari dua kategori variabel dalam waktu yang bersamaan.

Konsep Merokok 

1. Pengertian Rokok 
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan (Organisasi, 2007). Rokok (tembakau) termasuk bahan
atau zat adiktif sifatnya yaitu menimbulkan ketagihan dan kecanduan (Hawari,
2004). Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons
orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

2. Kandungan Rokok 

Asap akan muncul setiap kali bahan organik, seperti kayu atau daun
terbakar dengan tidak sempurna. Begitu pula rokok yang terbakar pasti juga
akan mengeluarkan asap. Asap utama adalah asap rokok yang terhisap
langsung masuk ke paru-paru perokok lalu dihembuskan kembali. Asap
sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar.
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia,
400 diantaranya beracun dan kira-kira 40 diantaranya bisa menyebabkan
kanker, diantaranya:
1.   Nikotin, adalah salah satu obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan. Nikotin
merangsang otak supaya si perokok merasa cerdas pada awalnya,
kemudian ia melemahkan kecerdasan otak.
2.  Tar, adalah cairan dan partikel-partikel kecil yang berasal dari asap rokok 
yang lengket bersama membentuk bahan yang berwarna hitam kecoklat-

coklatan dan bau. Tar mengandung bahan kimia yang beracun, dapat merusak 
 paru-paru dan menyebabkan kanker.
3.  Karbon monoksida (CO), mempunyai daya gabung atau afinitas
dengan hemoglobin 220 kali lebih besar dari oksigen. Akibatnya,
setiap gas CO di udara dengan cepat diambil oleh hemoglobin darah,
sehingga jumlah hemoglobin yang tersedia untuk membawa oksigen
pemberi hidup itu ke seluruh sistem jadi berkurang.

4.   Sianida, menghambat penggunaan oksigen di dalam sel.


5.  Benzopyrene, adalah bahan atau substansi yang terdapat di dalam tar
dan mengendap di saluran udara: mulut, pangkal tenggorokan, cabang
tenggorokan dan paru-paru, serta masih banyak lagi bahan kimia
yang
 beracun berada pada sebatang rokok.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok 
1.  Pengaruh orang lain, terutama orang tua dan orang lain yang dikagumi
seperti orang yang berada di iklan rokok. Meskipun anak-anak
menyadari bahaya merokok, pengaruh orang tua perokok sangat kuat.
2.  Tekanan kelompok sebaya, supaya diterima di dalam kelompok, anak-anak 
 belasan tahun sering merokok karena teman-temannya juga merokok.
3.  Keinginan untuk menyesuaikan diri, kebanyakan orang tidak suka
berbeda dari orang lain, terutama pada orang muda.
4.  Kedewasaan, merokok dianggap sebagai kebiasaan orang dewasa, jadi
anak- anak belasan tahun mencoba membuktikan kedewasaan dan
kebebasan mereka dengan merokok.
5.  Keinginan untuk mencoba, orang muda belasan tahun ingin mencoba
sendiri, ingin bergembira dan melakukan sesuatu yang lain ( Hardinge
dan Shryock, 2001).
4. Tipe Perokok 
1)  Perokok sangat berat, dia mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang
perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
2)  Perokok berat, merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang
waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

3)  Perokok sedang, menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang


waktu 31- 60 menit setelah bagun pagi.
4)  Perokok ringan, menghabiskan rokok sekitar10 batang dengan selang
waktu 60 menit dari bangun pagi.
5. Bahaya Merokok 
Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan merokok langsung
sebanyak 20 batang perhari. Konsekuensi dari merokok antara lain
meningkatnya kejadian infeksi saluran nafas bagian
atas,batuk,asma,sinusitis, penyakit kardiovaskular, kanker, mengganggu
fertilitas, lahir kurang bulan, kematian maupun absen dari kerja atau sekolah.
Anak atau kaum muda yang merokok,pertumbuha dan perkembangan parunya
segera akan terpengaruh oleh asap rokok tersebut.
Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan,
gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan
fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok
sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan kepada rokok tidak
begitu dianggap gawat.

Perokok pasif dapat meningkatkan resiko penyakit kanker, paru-paru dan


 jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat
memperburuk kondisi pengidap penyakit: angina, asma dan alergi akibat
asap rokok.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Inti Komunitas

a. Sejarah
Terdapat 137 warga yang berusia antara 13-18 tahun di Desa Pondokrejo.
Hasil distribusi remaja berdasarkan kebiasaan merokok didapatkan bahwa
sebagian besar remaja tidak memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 83 orang
(60,58%) dan remaja sebanyak54 orang(39,42%) memiliki kebiasaan merokok.
Hasil distribusi remaja berdasarkan alasan remaja tidak merokok didapatkan
bahwa untuk menjaga kesehatan, yaitu sebanyak 57 orang (68,67%), karena
dimarahi orang tua sebanyak 15 orang (18,07%), karena pemborosan sebanyak 1
orang (1,20%) dan karena lain-lain 10 orang (12,05%).
b. Demografi

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang dikaji

yang terdiri dari1697 penduduk. Perbandingan sex ratiodari jumlah penduduk

yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan

sebanyak 825 orang (48.62%) dan jenis kelamin laki- laki sebanyak 872 orang

(51.38%). Hal ini menggambarkan pertumbuhan penduduk perempuan lebih

tinggi. komposisi jumlah penduduk berdasar rentag usia dari 1697 penduduk yang

dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk yang dikaji terdiri dari kelompok

usia dewasa sebanyak  931 penduduk (54.9%) dan sebagian kecil terdiri dari

kelompok bayi, batita, balita sejumlah 164 penduduk (9.7%). Data tersebut

menjelaskan kelompok usia produktif menempati urutan jumlah tertinggi sehingga

angka ketergantungan semakin kecil.


c. Etnisitas
Suku di Desa Pondokrejo mayoritas adalah suku Madura.
d. Nilai dan Keyankinan
di desa Pondokrejo mayoritas beragama Islam. Banyak berdiri masjid dan musholla di
sekitar perumahan warga.Subsistem Komunitas
e. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai
rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan
mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan pengkajian
mengatakan nyamuk sebagai vektor penyakit terbesar sebanyak 392 rumah
(77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16 rumah
(2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa Desa
Pondokrejo dengan insiden penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi
akibat vektor penyakit berupa nyamuk.
f. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit
ke Puskesmas sebanyak 261warga (42,86%). Kebiasaan keluarga uuntuk
minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64warga (12,70%).
Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak
101 warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit
ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta
tolong bila sakit ke ke fasilitas lain sebanyak 9 warga (1,79%). 
g. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807

orang dan karyawan sebesar 654 orang.


h. Transportasi dan Keamanan
Transportasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan
kendaraan roda dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan
kendaraan roda empat dalam melakukan mobilisasi, dan ada juga yang
hanya berjalan kaki dalam mengakses pelayanan kesehatan.

i. Politik dan Pemerintahan


Untuk meminimalkan terjadinya peningkatan Jumlah Perokok remaja di Kecamatan
Tempurejo banyak dilakanakan program pendidikan kesehatan mengenai bahaya dari
merokok. 
j. Komunikasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki telepon umum, karena masyarakat
sebagian besar menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar
masyarakat.
k. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondokrejo sebagian besar
adalah yang sedang sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3 %).
Sedangkan
 penduduk yang belum TK sebesar 26 orang, penduduk TK 96
orang dan tamat S-1 43 orang.
l. Rekreasi
Desa Pondokrejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas
rekreasi. Masyarakat pondokrejo biasanya pergi ke pantai, atau ke
taman hiburan lain yang letaknya berada di Kecamatan lain.

2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok remaja di Dusun
Sumberejo, Desa Pondokrejo Kecamatan Tempurejo dalam mengatasi masalah
remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja mengenai
kesehatan remaja serta kurangnya keterampilan remaja dalam meningkatkan
kualtas kesehatan.
3. Intervensi

NO Diagnosa keperawatan Tanggal Tujuan & Intervensi Nama


pembuatan kriteria hasil keperawatan dan tanda
tangan

1 16 juli 2013 Hasil 1. Memberikan


Ketidakefektifan koping komunitas
pada kelompok remaja di Dusun Tujuan: informasi
Sumberejo, Desa Pondokrejo
Kecamatan Tempurejo dalam Menurunka mengenai
Mengatasi masalah remaja n Perilaku penyakit,
Berhubungan dengan kurangnya
Pengetahuan remaja mengenai merokok di berhubungan
kesehatan remaja serta kurangnya
keterampilan remaja dalam kalangan dengan
meningkatkan kualitas kesehatan. remaja Perilaku

(smp) Merokok

Kriteria 2. Mengajarkan

hasil: pantangan

Minimal terhadap

80% perilaku

peserta merokok,

hadir, serta bila udah

mampu aktif merokok

menjelaska ajarkan cara

n kembali untuk berhenti


menjadi perokok
bahaya aktif
Memberikan
merokok
informasi akurat
tentang

3. konsekuensi

perilaku merokok
Memberi

4. penjelasan
tentang bahaya
kandungan zat

dalam rokok

5. Memberikan
informasi kepada
orang tua atau wali
perilaku anak
mereka yang
rentan melakukan

perilaku merokok

6. Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup
penerapan keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai
intervensi yang telah dibuat. 

7. Evaluasi
Kriteria :Minimal 80% peserta hadir, serta mampu menjelaskan kembali bahaya
merokok.

Standart :

1.   SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI

JAWA TIMUR Nomor : 973 /101.1 / 2010


2.   Minimal 70% Kabupaten/Kota Melaksanakan pelayanan kesehatan peduli

remaja sesuai standar UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang di

dalamnya mengatur Kawasan Tanpa Rokok.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. 2006. Buku Ajar


Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Ahsan, Abdillah. 2006. “Warta Demografi”, Profil Perokok dan
Pengendalian
Rokok di Indonesia, Tahun 36 No 3 2006
Potter & Perry. 2005.  Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2.

Jakarta: EGC.
Wordpress. 2010.  Dampak Buruk Merokok pada Tubuh Kita.
[Online
http://innerpower.wordpress.com/2008/03/10/dampak-
buruk-merokok-bagi- tubuh-kita.diakses pada tanggal 14
Juli 2013]

Organisasi WHO .2011.  Rokok Bisa Membunuh Jantung Bagi Perokok Aktif dan

  Pasif Dengan Berbagi Racun Berbahaya [online


http://organisasi.org/rokok-

 bisa-membunuh-jantung-perokok-aktif-dan-perokok-pasif-
dengan-berbagai- racun-berbahaya.html diakses pada
tanggal 14 Juli 2013]

Anda mungkin juga menyukai