Pengantar Latihan
Menyusun Rekam Medis MPP
DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
Pasien, Integrasi Inter
asuhan
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes Transfer
• MIRM 13.1. –
/ RS Lain
MPP Transfer
Case Manager • PAP 1 – Asuhan
MPP bukanlah PPA aktif Yan
Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
Pelayanan yg memenuhi • ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MPP •
•
ARK 3.3. – Transfer
MIRM 13.1. – Transfer
Good Patient Care Case • PAP 1 – Keseragaman Asuhan
Manager
(*Pemandu, *Laison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
Pasien
MPP Pasien
PAP 2.1.
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan • Penerapan PCC >
*Sasaran terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
• Kolaborasi PPA >
MPP* 5. Kepatuhan thd PPA • Kendali mutu asuhan
6. Kemandirian pasien • Kendali biaya asuhan
ARK 3.1. 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien • Kendali safety asuhan MPP bukanlah PPA aktif
8. Pemulangan aman Shift pagi
9. Kesesuaian asuhan dgn Ratio 1 : 25 Pasien
kebutuhannya - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 10. Kesinambungan pelayanan - Kebutuhan RS
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Diagnosis
2. Terapi, Obat,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
Tindakan
(penyakit,tindakan) 3. Fungsi Fisik, Mental
2. Kepuasan pasien 4. Lain2
3. Kemampuan mengambil keputusan terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien *Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
1. Aspek Administrasi : Karena isi RM menyangkut tindakan berdasarkan wewenang & tangg-
jwb sbg nakes PPA dlm mencapai tujuan yan kes.
2. Aspek Medis : Karena catatan/rekaman tsb dipergunakan sbg dasar utk merencanakan
pengobatan/asuhan yg hrs diberikan kpd seorang pasien.
3. Aspek Hukum : Karena menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dlm rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti utk
menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan : Karena mengandung data/informasi yg dpt dipergunakan sbg dasar
pembiayaan.
5. Aspek Penelitian : Krn menyangkut data/informasi yg dpt dipergunakan sbg dasar penelitian
& pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kes.
6. Aspek Pendidikan : Krn menyangkut data/informasi ttg perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yg diberikan kpd pasien. Informasi tsb dapat dipergunakan sbg
bahan referensi pengajaran di bidang kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi : Krn menyangkut sumber ingatan yg harus didokumentasikan dan
dipakai sbg bahan pertangg-jwban & laporan RS.
KEGUNAAN REKAM MEDIS
1. Sbg alat komunikasi antara PPA yang memberikan asuhan pasien (communication).
2. Sbg dasar dlm perhitungan biaya pelayanan kpd pasien (financial biling).
3. Menyediakan data khusus yg sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan
(research & education).
4. Sbg dasar utk merencanakan asuhan yg harus diberikan kpd pasien (assessment).
5. Sbg bahan yg berguna utk analisis, penelitian dan evaluasi thd kualitas pelayanan yg
diberikan kpd pasien (audit klinis)
6. Menjadi sumber ingatan yg harus didokumentasikan serta sbg bahan pertangg-jwb an
dan pelaporan.
7. Sbg bukti tertulis/terekam atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di RS.
8. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, RS maupun PPA (legal documentation).
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
Profesional ASUHAN
Pemberi PASIEN
Asuhan
2 PEMBERIAN-
PELAYANAN /
IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
Proses Asuhan Pasien
Patient Care
(National Association of Social Workers : NASW Standards for Social Work Case Management, Washington DC, 2013)
Pendokumentasian
Manajemen Pelayanan Pasien
Pendokumentasian MPP
1. Asuhan Pasien oleh PPA terdiri dari dua langkah besar :
1) Asesmen dengan metode IAR (Informasi, Analisis, Rencana)
2) Pemberian Pelayanan, Implementasi rencana, Monitoring
2. MPP melaksanakan pelayanannya dengan langkah-langkah sbb :
1) Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen pelayanan pasien
2) Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
3) Identifikasi masalah dan kesempatan
4) Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien
5) Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk sasaran MPP
6) Monitoring
7) Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi
8) Advokasi
9) Hasil Pelayanan
10) Terminasi manajemen pelayanan pasien
3. Dengan basis IAR maka informasi dari MPP dibutuhkan oleh PPA
dalam rangka mengumpulkan informasi tsb diatas. Dengan demikian
dokumentasi MPP harus berada dalam rekam medis pasien untuk
akses bagi PPA dalam memberikan asuhan pasien
4. Dokumentasi juga menjadi landasan perencanaan pelayanan dan
praktik serta evaluasi program.
5. Informasi tertulis sering dibutuhkan untuk reimbursemen, untuk
review / evaluasi utilisasi, dan untuk meningkatkan akuntabilitas
rumah sakit kepada para pembayar.
6. Pencatatan yang dimutakhirkan juga merupakan dukungan bagi MPP
dalam suatu legal review
7. Pendokumentasian MPP harus mencerminkan elemen-elemen a.l. sebagai
berikut (NASW Standards for Social Work Case Management, 2013) :
• Informasi dari proses identifikasi / skrining pasien
• Tanggal, waktu, dan uraian / deskripsi saat kontak dengan pasien, sistem
pendukung pasien seperti keluarga, teman dsb
• Evaluasi awal, rencana dan prosedur untuk memonitor kemajuan terhadap
pencapaian sasaran/goal pasien
• Pelayanan yang diberikan dan informasi lain tentang implementasi rencana,
tindak lanjut pelaksanaan manajemen pelayanan pasien
• Hasil dari pelayanan
• Informasi sekitar rujukan, termasuk alasan rujukan, transfer / pemindahan
atau penghentian pelayanan dan kolaborasi lain
• Supervisi atau konsultasi yang dicari atau diberikan untuk meningkatkan
pelayanan MPP
• Setiap tambahan catatan harus diberi tgl dan ditandatangani oleh MPP
• MPP harus memegang seluruh informasi pasien sbg konfidensial. Pelepasan
informasi harus rinci tentang informasi apa saja yang boleh di buka, kepada
siapa, dan dalam jangka waktu yang
Dokumentasi
Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit
Terdiri dari dua form
Form A : 1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk manajemen
Evaluasi Awal pelayanan pasien
MPP 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan
4. Identifikasi Harapan / Sasaran Pasien
5. Perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk
Sasaran MPP
Form B : 1. Pelaksanaan Perencanaan manajemen pelayanan pasien
Catatan 2. Monitoring
Implementasi 3. Identifikasi masalah – risiko – kesempatan
MPP 4. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi,
5. Kolaborasi
6. Advokasi
7. Hasil Pelayanan
8. Terminasi manajemen pelayanan pasien
9. Pelayanan dalam transisi
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
Signature
Medical Management Consultant
(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5th edJones & Bartlett Learning, 2014)
Discharge Planning
What is it and how can it help me?
Planning for discharge with clear dates and times reduces:
• Patient's length of stay
• Emergency readmissions
• Pressure on hospital beds
This is true for all patients, both day surgery and patients who have more complex needs.
When does it work best?
With elective care, discharge planning should start before admission. This allows everyone to focus on a clear
endpoint in the patient's care. It also reduces errors and unnecessary delays along the patient pathway.
If inpatient beds are a bottleneck, reducing pressure on beds will increase throughput and therefore reduce
referral to treatment times.
How to use it
There are some common key elements when planning for discharge, regardless of whether a patient is
receiving emergency or elective (inpatient or day case) care. These are:
Specifying a date and / or time of discharge as early as possible
Identifying whether a patient has simple (80 per cent of all patients) or complex discharge planning
needs
Identifying what these needs are and how they will be met
Deciding the identifiable clinical criteria that the patient must meet for discharge
Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante • Ke RS Yan Kes
Rehab
ranap • Telpon Primer
• Kriteria dilingkungan
• Tim Multidisiplin Proses Pulang :
• Keterlibatan o 24-48 jam pra-pulang
Pasien-Kel o Penyiapan Yan dilingkungan
• Antisipasi masalah o Kriteria pulang +
• Program Edukasi o Resume pasien pulang
/Pelatihan o Transport
o dsb
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
52
53
KARS Nico A. Lumenta
KARS Nico A. Lumenta
h. 1/2 h. 2/2
57
58
59
60
1/2