Pendahuluan
A. Latar Belakang
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Setiap Rumah Sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Rumah sakit
Gawat Darurat (IGD). Peningkatan ini menyebabkan waste termasuk waste of waiting
(waktu tunggu) pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap pun semakin lama.
Salah satu keluhan masyarakat yang menjadi perhatian kami dari pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah permasalahan IGD penuh dengan
1. Tingginya angka kunjungan pasien ke IGD, baik untuk pasien gawat darurat
maupun pasien tidak gawat darurat, yang melebihi kapasitas ruang dan pelayanan
Penyebab utama terjadinya boarding adalah out flow obstruction, artinya pasien
yang berindikasi rawat inap belum dapat keluar dari IGD karena ruang rawat inap
belum siap menerima pasien dari IGD. Akibat adanya boarding tersebut dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas, keterlambatan pemberian pengobatan yang
adekuat pada pasien sesuai penyakit yang diderita, terganggunya rasa nyaman pasien
(tidak dapat beristirahat dengan baik) akibat hiruk-pikuknya kondisi IGD yang
mutu pelayanan dan kualitas kegiatan keselamatan pasien serta ruang IGD akan
mengalami kesulitan bila ada korban bencana yang akan masuk ke IGD sewaktu-
waktu. Disamping itu manajemen rumah sakit perlu menambah tenaga SDM untuk
sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit gawat darurat,
kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. IGD merupakan salah satu
departemen yang sering mendapatkan keluhan tentang mutu pelayanan. Salah satu
bentuk mutu pelayanan yang sering dikeluhkan masyarakat adalah waktu tunggu. [5].
Waktu tunggu dokter adalah waktu dari pasien daftar sampai dengan diperiksa
oleh dokter. Waktu tunggu yang lama berisiko menurunkan kepuasan pasien dan mutu
pelayanan. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jasa
layanan, maka akan memberikan kepuasan bagi pasien yang dilayani, sehingga perlu
racikan melebihi waktu yang ditetapkan pada indikator mutu rumah sakit, yaitu untuk
pengerjaan obat racikan melebihi 60 menit dan obat non racikan melebihi 30 menit.
Dan juga data komplin pasien tahun 2019 masih tinggi tentang pelayanan obat di
Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai rumah sakit (RS) di seluruh dunia
dari pemikiran Lean yaitu suatu istilah yang pertama kali dicetuskan oleh Krafcik
kemudian diadopsi oleh berbagai industri manufaktur lain (1980an) dan industri jasa
industri tersebut. Lean adalah metode peningkatan proses yang digunakan untuk
memberikan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat dan dengan biaya lebih
rendah. Lean adalah seperangkat filosofi sistem dan metode yang membantu
menciptakan nilai maksimum untuk pasien dengan mengurangi waste dan waktu
mengendalikan mutu dan biaya. Waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap
di rumah sakit merupakan masalah yang penting diatasi oleh karena masih melebihi
standar waktu yang ditetapkan (yaitu 2 jam). Untuk memecahkan masalah tersebut,
pelayanan dan kepuasan pelanggan dan rumah sakit dituntut untuk mampu
mengejar pencapaian produktivitas kerja yang tinggi tetapi juga kinerja yang akan
diberikan[7].
kesehatan seperti Amerika, Kanada, dan beberapa negara Eropa dan lainnya. Namun
dengan sumber daya terbatas. Hal ini memberi kesempatan bagi para professional
Lean Hospital adalah suatu aturan yang merupakan suatu sistem manajemen dan
juga suatu filosofi yang dapat merubah cara pandang suatu rumah sakit agar lebih
teratur dan teroganisir dengan memperbaiki kualitas layanan untuk pasien dengan cara
tidak bernilai tambah sehingga setiap aktivitas dapat memberikan nilai tambah.
Efektifitas metode lean telah terdokumentasi dalam berbagai penelitian, termasuk
Metode lean yang digunakan rumah sakit untuk memperbaiki kualitas layanan
kesalahan (reducing errors) dan waktu tunggu (waiting time). Implementasi Lean
Akses dan utilisasi: Length of stay (LOS), waktu tunggu, 4) Bahaya/Nyaris cedera:
daya: biaya, cycle time, angka error yang berhubungan dengan sumber daya.
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
B. Perumusan Masalah
Pada penelitian ini, rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh intervensi prosedur metode lean kaizen dalam proses waktu
tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap RSUD Kota
Tanjungpinang
2. Factor apa saja yang mepengaruhi lamanya waktu tunggu pemindahan pasien dari
1. Tujuan Umum
pasien dari IGD ke ruang rawat inap RSUD Kota Tanjungpinang serta factor yang
mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengatur waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap
b. Mengukur waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap
kaizen
c. Menganalisa waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap
kaizen
D. Kegunaan Penelitian
pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap RSUD Kota Tanjungpinang
secara mendalam dan komprehensif serta dapat dijadikan data dasar untuk
Secara praktis penelitian ini akan banyak bermanfaat terutama bagi rumah
sakit tempat penelitian secara khusus dan rumah sakit lainnya secara umum.
penyebab lamanya pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap dan