Anda di halaman 1dari 8

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 5 No 2 Agustus 2018

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN


DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE DI
POLIKLINK KANDUNGAN DAN POLIKLINK ANAK
Vera Devani, Sri Nurlinda Sari
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl.H.R Soebrantas No. 155 KM. 18 Simpang Baru Panam Pekanbaru 28293 PO. Box. 1004 Telp. 0761-589026-27
E-mail: veradevani@gmail.com

ABSTRAK

Poliklink Kandungan dan Poliklink Anak merupakan Poliklinkyang ada di salah satu rumah sakit swasta.
Sebagian besar fasilitas layanannya diperuntukkan bagi pasien peserta BPJS. Lean adalah suatu upaya perbaikan
terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatakan nilai tambah (value added) baik
produk maupun jasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis waste yang terjadi selama
pelayanan pasienpeserta BPJS rawat jalan dengan menggunakan konsep Lean Healthcaredan memberikan
rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Berdasarkan nilai PCE diperoleh
jenis waste yang terbesar adalah waste waiting saat pasien menunggu untuk diperiksa oleh dokter.Nilai PCE
(Process Cycle Efficiency) Poliklink Kandungan sebesar 27,78% dan Poliklink Anak 24,26%. Setelah dilakukan
perbaikan diperoleh peningkatan PCE(Process Cycle Efficiency)sebesar 74,31% diPoliklink Kandungan dan
71,33% diPoliklink Anak. Usulan tindakan perbaikan yang harus dilakukan adalah meningkatkan kecepatan dan
ketepatan kerja kryawan, menjalankan peraturan yang ditetapkan, memberikan pelatihan kerja terhadap
karyawan, dan membuat sistem pendaftaran ke setiap poliklinik secara online.

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Lean, Waste

1. PENDAHULUAN Pasien BPJS Rawat Jalan


Berdasarkan UU No. 36 pasal 32 tahun Poliklinik Poliklinik
2009 tentang kesehatan, suatu rumah sakit Bulan Kandungan Anak
wajib memberikan pelayanan penanganan Tahun Tahun Tahun Tahun
pertama kepada peserta BPJS Kesehatan. BPJS 2015 2016 2015 2016
Kesehatan sebagai badan pelaksana merupakan April 221 273 141 150
badan hukum publik yang dibentuk untuk Mei 229 275 103 106
menyelenggarakan program jaminan kesehatan Juni 219 274 100 123
bagi seluruh rakyat indonesia (Idris, 2011). Juli 200 221 85 94
Pasien peserta BPJS yang mendapatkan
Agustus 200 249 140 102
pelayanan kesehatan di RS. C tiap tahunnya
September 207 242 136 113
terus meningkat. Tabel 1 merupakan data
Oktober 214 294 148 119
pasien peserta BPJS pada tahun 2015-2016 di
RS. C pada Poliklinik Kandungan dan November 218 266 150 121
Poliklinik Anak: Desember 200 231 128 140
Total 2.584 3.176 1555 1487

Tabel 1. Data Pasien Peserta BPJS Rawat Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
Jalan 2015-2016 tingkat kedatangan pasien peserta BPJS tiap
Pasien BPJS Rawat Jalan tahunnya mengalami peningkatan.
Dalam proses pelayanan pasien peserta
Poliklinik Poliklinik
BPJS masih terdapat karyawan yang lambat
Bulan Kandungan Anak
dalam menjalankan tugasnya.Hal ini
Tahun Tahun Tahun Tahun disebabkan karena karyawan mengerjakan hal-
2015 2016 2015 2016 hal yang tidak penting saat bekerja, yang
Januari 225 300 131 141 menyebabkan waktu tunggu pasien bertambah
Februari 210 313 128 168 lama, sehingga antrian yang panjang. Kinerja
Maret 241 238 165 110 karyawan yang lambat sangat mempengaruhi

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.63-70
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

lamanya waktu tunggu pasien untuk 2. TINJAUAN PUSTAKA


mendapatkan pelayanan medis. Untuk 2.1 Pengertian Kualitas
mengurangi waktu tunggu pasien, pihak rumah Manajemen kualitas (Quality
sakit harus mengetahui jenis-jenis waste yang Management) atau manajemen kualitas terpadu
berpengaruh pada pelayanan pasien didefenisikan sebagai cara meningkatkkan
BPJS.Tabel 2 merupakan rata-rata waktu kinerja secara terus menerus (continuous
tunggu pasien peserta BPJS Poliklinik performance improvement) pada setiap level
Kandungan dan Poliklinik Anak dari mulai operasi proses, dalam setiap area fungsional
datang sampai selesai dilayani: organisasi, dengan menggunakan sumber daya
manusia dan modal yang tersedia (Wijaya,
Tabel 2 Rata-rata Waktu Tunggu 2011).
Kualitas merupakan suatu strategi dasar
Rata-rata Waktu
No. Poliklinik bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang
Tunggu Pasien (Menit)
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen
1 Kebidanan 119,042 serta memberikan keuntungan bagi pemegang
2 Anak 200,978 saham (Ibrahim, 1997)
Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa waktu pemenuhan kebutuhan dan keinginan
menunggu pasien melebihi standar waktu yang pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu 60 untuk mengimbangi harapan pelanggan.
menit.
Konsep Lean Manufacturing sudah 2.2 Konsep Lean
banyak diterapkan di industi manufaktur. Pada Lean didefenisikan sebagai suatu
industri jasa aktifitas-aktifitas yang tidak pendekatan sistemik dan sistemati untuk
memiliki nilai tambah juga dapat dihilangkan mengidentifiasi dan menghilangkan
dengan pendekatan Lean. Salah satunya Lean pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas
Healthcare yang dapat digunakan pada industri yang tidak bernilai tamba (non value-added
kesehatan. Seperti penelitian sebelumnya yang activities) melalui peningkatan terus menerus
membahas tentang Lean Healthcareyaitu radikal (radical continuous improvement)
penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dengan cara mengalirkan produk (material,
(2013),metode Lean digunakan untuk work in prosess, output) dan informasi
menentukan usulan perbaikan untuk menggunakan sistem tarik (pull system) dari
mengurangi lead time pada proses pelayanan pelanggan internal dan eksternal untuk
pasien dengan menggunakan software mengejar keunggulan dan kesempurnaan
promodel. Penelitian yang dilakukan oleh (Gaspersz, 2006).
Adellia (2014), menggunakan metode lean Mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
untuk mengetahui waste dari proses pelyanan dapat diukur dengan memperhatikan,
dan mengurangi waste dari proses pelayanan memantau dan menilai indikator dan standar
yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai
rumah sakit dengan tools Fish Bone dan
FMEA. Penelitian oleh Wasetya (2012), dengan struktur proses dan output dari rumah
menggunakan Lean dan 5S bertujuan untuk sakit tersebut. Salah satu konsep yang
mengetahui waste yang paling berpengaruh digunakan untuk memperhatikan mutu
pada kualitas. pelayanan kesehatan rumah sakit adalah
Penelitian yang dilakukan di Poliklink dengan menggunakan konsep Lean
Kandungan dan Poliklink Anak menggunakan Healthcare.
konsep Lean Healthcare yang bertujuanuntuk Pemborosan (waste) adalah segala
mengetahui jenis waste yang terjadi selama aktivitas tidak bernilai tambah dalam proses
pelayanan pasien peserta BPJS rawat jalan dan dimana aktivitas-aktivitas itu hanya
memberikan rekomendasi perbaikan yang menggunakan sumber daya namun tidak
bertujuan untuk meningkatkan kualitas memberikan nilai tambah kepada pelanggan
(Wasetya, 2012). Pada saat melakukan
pelayanan.
eliminasi waste, sangatlah penting untuk
mengetahui apakah waste itu dan dimana
wastetersebut berada. Jenis-jenis waste dan

64
Sri Nurlindasari : Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Menggunakan Pendekatan Lean
Healthcare Di Poliklink Kandungan Dan Poliklink Anak
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI (2) 63-70 © 2018

pengertiannya pada industri jasa adalah antara perbedaan aspek dari suatu situasi yang
sebagai berikut sangat kompleks (Kristianto, 2009). Untuk
menemukan solusi permasalahan yang strategis
Tabel 3. Jenis-jenis Waste dengan mengklarifikasikan suatu hubungan
Jenis Waste Pengertian dengan menghubungkan satu sama lainnya
Errors in Kesalahan-kesalahan penyebab yang sangat kompleks.
Document dalam dokumen Tools ini dapat digunakan untuk
Transport of mengetahui berbagai masalah sehingga dapat
Pergerakan berkas dengan mudah membedakan persoalan apa
Document
Mengerjakan pekerjaan yang menjadi pemicu masalah dan persoalan
Doing Work apa yang menjadi akibat dari masalah.
yang tidak sesuai dengan
Not Requested 2.5 Process Decision Program Chart (PDPC)
keinginan pelanggan
Process Decision Program Chart (PDPC)
Waiting for Menunggu untuk proses
merupakan identifikasi secara sistematik yang
the Next Step berikutnya
kemungkinan terjadi pada kesalahan plan pada
Langkah-langkah proses
Process step disaat development (Kristianto, 2009). Untuk
dan persetujuan yang
and Approvals membuat hasil yang diinginkan dari banyaknya
rumit
kemungkinan hal yang akan didapat.
Unnecessary Melakukan pergerakan
PDPC digunakan untuk merencanakan
motion yang tidak diinginkan
Underutilized Kurangnya pemanfaatan skenario, jika pada situasi tertentu terjadi
Employes penggunaan karyawan masalah. PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan
(Sumber: Gaspersz, 2006) pemecahan akhir dari suatu masalah, tetapi
juga untuk menanggulangi kejutan risiko yang
2.3 Value Stream Mapping mungkin terjadi.
Value stream mapping(VSM)
didefinisikan sebagai himpunan semua 2.6 5Whys
tindakan khusus yang diperlukan untuk Salah satu tools pendekatan root cause
membawa produk tertentu melalui tiga kritis analysis yang sering digunakan untuk
tugas manajemen bisnis apapun yaitu problem mengetahui kesalahan atau kegagalan pada
solving, manajemen informasi dan suatu kejadian atau peristiwa adalah dengan
transformasi fisik (Gaspersz, 2006). Value menggunakan five whys.Five Whys (5 W)
stream juga didefinisikan sebagai sekumpulan merupakan metode menentukan hubungan
dari seluruh kegiatan yang didalamnya terdapat sebab akibat pada permasalahan yang
kegiatan yang memberikan nilai tambah (value terjadi(Sondalini, 2015).
added) dan juga yang tidak memberikan nilai 5 whys merupakan tahap analisis
tambah (non value added) yang dibutuhkan pemecahan masalah untuk menemukan hal
untuk membawa produk maupun satu grup baru dengan mengajukan pertanyaan
produk dari sumber yang sama untuk melewati “Mengapa?” berulang kali, sebanyak lima kali
aliran-aliran utama, mulai dari raw material atau lebih. Dengan menggunakan 5 W dapat
hingga sampai ke tangan konsumen. digunakan untuk mencoba memecahkan
Tujuan VSM ini adalah untuk permasalahan dengan mengetahui akar
mengidentifikasi seluruh jenis pemborosan di penyebabnya.
sepanjang value streammapping dan untuk
mengambil langkah dalam upaya 3. METODE PENELITIAN
mengeliminasi pemborosan (Gaspersz, 2006). Aktivitas dalam pelayanan pasien rawat
Value stream mapping dapat menyajikan suatu jalan peserta BPJSPoliklink Kandungan dan
titik balik yang optimal bagi setiap perusahaan Poliklink Anakdibedakan menjadi tiga
yang ingin menjadi lean. kategori, yaitu value added activity (VA), non
value addedactivity (NVA) dan necessary but
2.4 Interrelationship Diagram non value added activity (NNVA). Data yang
Interrelationship diagram merupakan dikumpulkan tiap Poliklinknya sebanyak 10
salah satu tools dari new seven tools yang pasien dengan 12 tahapan yang harus dilalui
menunjukkan sebab-akibat suatu hubungan dan
membantu menganalisa secara link natural
65
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

pasien untuk mendapatkan pelayanan pasien Keterangan:


BPJS.  : Tingkat keyakinan
Suatu aktivitas dikategorikan ke dalam  : Tingkat ketelitian
value added activity apabila memiliki nilai
tambah terhadap pelayanan yang diproses. Apabila N’ < N, maka dikatakan telah
Apabila tidak memiliki nilai tambah dan tidak cukup. Namun, apabila N’ > N, maka jumlah
diperlukan, maka termasuk ke dalam kategori data belum cukup sehingga harus dilakukan
non value addedactivity, namun jika penambahan data sebesar selisih N’ dengan N.
diperlukan maka menjadi necessary but non
value added activity. Tahapan metodologi 3. Penggambaran Sistem Pelayanan Peserta
penelitian adalah sebagai berikut: BPJS dengan Menggunakan Value Stream
1. Uji keseragaman data dapat digunakan Mapping
rumus berikut: Setelah dilakukan uji keseragaman dan uji
kecukupan data, kemudian mengidentifikasi
a. Harga rata-rata ( X ) (Sutalaksana,
aktivitas yang memiliki nila tambah bagi
2006):
pasien (VA), aktivitas yang tidak memiliki
x 2  x 2  ...  xn nilai tambah bagi pasien (NVA) dan aktivitas
X yang tidak memiliki nilai tambah namun
n (1) diperlukan (NNVA) untuk membuat Value
Stream Mapping (VSM).
b. Standar deviasi sebenarnya ( )
(Sutalaksana, 2006): 4. Menghitung PCE (Process Cyle
Eficiency)
(2) Perhitungan PCE (Process Cyle Eficiency)
dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut(Marlyana, 2011):
c. Standar deviasi distribusi rata-rata
PCE = (7)
(  x ) (Sutalaksana, 2006):
(3) Jika semakin besar nilai hasil perhitungan
PCE (Process Cyle Eficiency) maka dapat
d. Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas dikatakan bahwa proses berjalan semakin
Kontrol Bawah (BKB) (Sutalaksana, efisien
2006):
5. MembuatInterrelationship Diagram

(BKA) = X +  x Setelah mendapatkan gambaran alur
(4)
proses pelayanan rawat jalan dan data-data
(BKB) = X -   x pendukungnya akan didapat
(5)
Keterangan: gap atau kekurangan-kekurangan yang
 : Tingkat keyakinan menjadi masalah. Segala sesuatu yang tidak
n : Banyaknya data memberikan value bagi pelayanan dianggap
k : Banyaknya subgrup masalah karena merupakan pemborosan
sehingga harus dihilangkan.
 : Standar deviasi sebenarnya
x : Standar deviasi distribusi rata-rata 6. MembuatProcess Decision Program
e. Plotkan rata-rata subgrup ke dalam Chart (PDPC)
peta kontrol. Tahapan ini bertujuan menganalisis apa
yang menjadi penyebab terjadinya
2. Uji kecukupan data dapat digunakan pemborosan-pemborosan dan mendapatkan ide
rumus berikut (Sutalaksana, 2006): untuk perencanaan perbaikkan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber
(6) daya yang ada sebagai bentuk improvement.

7. Analisa dengan Menggunakan 5Whys

66
Sri Nurlindasari : Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Menggunakan Pendekatan Lean
Healthcare Di Poliklink Kandungan Dan Poliklink Anak
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI (2) 63-70 © 2018

Tahapan ini bertujuan untuk menganalisis (NVA) dan necessary but non value added
akar penyebab suatu masalah dengan activity (NNVA). Tabel 4 dan 5 merupakan
mengajukan pertanyaan “Mengapa?” sebanya identifikasi aktivitas pada Poliklink
5 kali atau lebih. Kandungan dan Poliklink Anak:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Aktivitas dalam pelayanan pasien rawat
jalan peserta BPJS dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu value added activity (VA), non
value addedactivity

Tabel 4. Identifikasi Aktivitas Poliklink Kandungan


Wak Kategori
tu Aktivitas
N Siklu
Tempat Aktivitas
o. s NV NNV
VA
(men A A
it)
Pasien menunggu untuk dipanggil ke loket
11,2
1 pendafataran sesuai nomor antrian dengan √
2
waktu pelayanan maksimal 10 menit
Pasien menyerahkan surat rujukan dari faskes
2 0,03 √
tingkat pertama, kartu BPJS dan KTP
3 Data pasien diinput ke sistem grapha soft 3,12 √
Karyawan BPJS mendaftarkan data pasien ke
4 2,11 √
Poliklink Kandungan
Petugas melakukan print SEP (Surat
5 0,25 √
Eligibilitas Peserta) BPJS dan slip pendaftaran
Kelengkapan administrasi pendaftaran
Poliklin 0,02
6 diserahkan kepada pasien untuk dibawa ke √
k 3
Poliklink
Kandun
Pasien menyerahkan persyaratan administrasi
7 gan 2,02 √
ke perawat Poliklink Kandungan
Dokter memeriksa pasien yang datang lebih 10,0
8 √
awal berdasarkan nomor antrian 2
Pasien menunggu untuk diperiksa oleh dokter 86,6
9 √
maksimal 15 menit 8
1 10,9

0 Pasien diperiksa di Poliklink Kandungan 3
1 Pasien melakukan pengesahan Billing di kasir
3,10 √
1 BPJS
1
8,93 √
2 Pasien mengambil obat di farmasi BPJS
138, 38, 86,6 13,2
Total
43 46 8 93

Tabel 5. Identifikasi Aktivitas PoliklinkAnak


Waktu Kategori Aktivitas
No. Tempat Aktivitas Siklus
(menit) VA NVA NNVA
Pasien menunggu untuk dipanggil
Poliklink
1 ke loket pendafataran sesuai 13,03 √
Anak
nomor antrian dengan waktu

67
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Waktu Kategori Aktivitas


No. Tempat Aktivitas Siklus
(menit) VA NVA NNVA
pelayanan maksimal 10 menit

Pasien menyerahkan surat


2 rujukan dari faskes tingkat 0,03 √
pertama, kartu BPJS dan KTP
Data pasien diinput ke sistem
3 3,13 √
grapha soft
Karyawan BPJS mendaftarkan
4 2,1 √
data pasien ke Poliklink Anak
Petugas melakukan print SEP
5 (Surat Eligibilitas Peserta) BPJS 3,13 √
dan slip pendaftaran
Kelengkapan administrasi
6 pendaftaran diserahkan kepada 0,02 √
pasien untuk dibawa ke Poliklink
Pasien menyerahkan persyaratan
7 administrasi ke perawat Poliklink 2,02 √
Anak
Dokter memeriksa pasien yang
8 datang lebih awal berdasarkan 9,33 √
nomor antrian
Pasien menunggu untuk diperiksa
9 102,16 √
oleh dokter maksimal 15 menit
Pasien diperiksa di Poliklink
10 10,19 √
Anak
Pasien melakukan pengesahan
11 3,11 √
Billing di kasir BPJS
Pasien mengambil obat di farmasi
12 6,58 √
BPJS
Total 154,83 37,57 102,16 15,1

NilaiProcess Cyle PCE =


Efficiency(PCE)untukPoliklink Kandungan
adalah sebagai berikut: = 24,26%

Berdasarkan perhitungan nilai PCE pada


PCE = Poliklink Anak diperoleh 24,26%, yang berarti
= 27,78% kegiatan yang dilakukan belum berjalan
Berdasarkan perhitungan nilai PCE pada dengan efisien, sehingga diperlukan perbaikan
Poliklink Kandungan diperoleh 27,78%, yang dengan menghilangkan waste yang terjadi pada
berarti kegiatan yang dilakukan belum berjalan kegiatan tersebut, alur proses kegiatan
dengan efisien, sehingga diperlukan perbaikan Poliklink Anak dapat dilihat pada lampiran 2.
dengan menghilangkan waste yang terjadi pada Hubungan keterkaitan penyebab masalah
kegiatan tersebut, alur proses kegiatan yang terjadi pada Poliklink Kandungan dan
Poliklink Kandungan dapat dilihat pada Poliklink Anak dapat dilihat pada Gambar3
lampiran 1. dan Gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut
NilaiProcess Cyle Efficiency(PCE) untuk permasalahan utama yang terjadi yaitu “Pasien
Poliklink Anak adalah sebagai berikut: menunggu proses berikutnya” .

68
Sri Nurlindasari : Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Menggunakan Pendekatan Lean
Healthcare Di Poliklink Kandungan Dan Poliklink Anak
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI (2) 63-70 © 2018

Gambar 3. Interrelationship DiagramPoliklink Kandungan

Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa akar penyebab utama adalah pasien menunggu proses
berikutnya. Hal ini disebabkan karena memiliki empat garis panah masuk dan dua garis panah keluar,
yang berarti memiliki akar penyebab terbanyak dibandingkan dengan faktor penyebab lainnya.

Gambar 4. Interrelationship DiagramPoliklink Anak

Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa terlihat bahwa akar penyebab utama adalah pasien
menunggu proses berikutnya. Hal ini disebabkan karena memiliki tiga garis panah masuk dan dua
garis panah keluar, yang berarti memiliki akar penyebab terbanyak dibandingkan dengan faktor
penyebab lainnya.

Tahapan selanjutnya melakukan analisa untuk mengetahui akar penyebab permasalahan


dengan menggunakan 5 Whys yang terjadi:

Tabel 6. Five Whys Waiting


5 Whys Waste Waiting
Why Questions Answer
Mengapawaste waiting terjadi pada proses Karena karyawan lambat saat menginput data
pelayanan pasien BPJS? pasien
Mengapa karyawan lambat saat menginput data Karena karyawan tidak konsentrasi
pasien?
Mengapa karyawan tidak konsentrasi? Karena karyawan berbincang dan menggunakan
smartphone saat bekerja
Mengapa karyawan berbincang dan Karena beban kerja karyawan yang terlalu
menggunakan smartphone saat bekerja? banyak
Mengapa beban kerja karyawan yang terlalu Karena antrian pasien yang panjang

69
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

banyak?
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
bahwa sumber permasalahan lamannya
pasien dilayani adalah antrian yang
panjang. Usulan pemecahan masalah ini
menggunakan tools PDPC (Lampiran 5). Ibrahim, Buddy. 1997.TQM (Total
Quality Management).
5. KESIMPULAN Djambatan.
Jenis waste yang telah Idris, Fachmi. 2011. Panduan Praktis
teridentifikasi pada proses pelayanan Pelayanan Kesehatan.
rawat jalan adalah Waiting, Process Kristianto, Heru. Penerapan New QC
Steps and Apporovlsdan Unnecessary Seven Tools Untuk Perbaikan
transpotation.Jenis waste Process Steps Kerusakan Produk Resonator di
and Apporovlspada pelayanan pasien PT.PI. Skripsi Jurusan Teknik
peserta BPJS yaitu pencatatan identitas Industri Universitas Mercu Buana
pasien dilakukan berulang-ulang, yakni Jakarta. 2009.
pada dokumen rekam medis, buku Marlyana, Novi. Upaya Peningkatan
registrasi, kartu kendali dan komputer. Kinerja Melalui Penerapan
Unnecessary transportation yaitu dalam Metode Lean Six Sigma Guna
pelayanan pasien BPJS meliputi Mengurangi Non Value Adedd
mengambil berkas yang letaknya jauh Activities. Prosiding Seminar
yakni pengiriman berkas rekam medis Nasional Sains dan Teknologi ke-
ke tempat periksa, serta letak farmasi 2 UNISSULA Semarang. 2011.
yang jauh dari ruang periksa. Sondalini, Mike. “Understanding How
Berdasarkan nilai non value added to Use The 5-Whys for Root
activity, dapat diketahui bahwa waste Cause Analysis”. E-book Lifetime
yang sangat berpengaruh pada proses Reliability. 2015.
pelayan pasien peserta BPJS adalah Sutalaksana, Iftikar, dkk. 2006. Teknik
waiting yang mengakibatkan antrian Tata Cara Kerja dan Ergonomi.
pasien yang panjang. Bandung: Departemen Teknik
Tindakan perbaikan yang harus Industri ITB.
dilakukan adalah meningkatkan Wasetya, Dwiyani. Alur Proses Unit
kecepatan dan ketepatan kerja karyawan, Rawat Jalan dengan
menjalankan peraturan yang ditetapkan, Mengaplikasikan Lean Hospital
memberikan pelatihan kerja terhadap Di RS Marinir Cilandak. Tesis
karyawan, dan membuat sistem Fakultas Kesehatan Masyarakat
pendaftaran ke setiap poliklinik secara Universitas Indonesia. Jakarta.
online. 2012.
Wijaya, Toni. Manajemen Kualitas Jasa.
DAFTAR PUSTAKA Edisi 1. PT Indeks Jakarta. 2011.
Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Undang-undang Republik
Cost Reduction Through Lean- Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Sigma Approach. Jakarta: Tentang Kesehatan.
Gramedia Pustaka.

70

Anda mungkin juga menyukai