Anda di halaman 1dari 64

Macam – Macam Alat Kesehatan, Fungsi, dan

Prosedur

Oleh : Oktarika Dianing Pratiwi, S.Kep.


KI-KD
3.2 Menerapkan penggunaan alat – alat kesehatan sesuai dengan
fungsinya
• Menjelaskan Macam-macam alat – alat kesehatan
• Menganalisis fungsi dan prosedur penggunaan alat kesehatan

4.1 Menggunakan alat kesehatan


• Menentukan macam – macam alat kesehatan
• Mempraktikkan kegunaan alat-alat kesehatan sesuai
fungsinya
Tugas 1

• Membuat makalah tentang 10 kegunaan alat kesehatan beserta


fungsi, dan prosedur penggunaannya
Tujuan Pembelajaran
Macam – macam alat
Macam-macam abocath
• Ukuran 16G warna abu-abu Guna : Dewasa, Bedah
Mayor, Trauma, Apabila sejumlah besar cairan perlu
diinfuskan Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi,
Butuh vena besar
• Ukuran 18G Warna hijau Guna : Anak dan dewasa,
Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, Butuh vena
besar
• Ukuran 20G Warna merah muda Guna : Anak dan
dewasa, Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah,
komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat : Umum dipakai
• Ukuran 22G Warna biru Guna : Bayi, anak, dan dewasa
(terutama usia lanjut), Cocok untuk sebagian besar
cairan infus Pertimbangan Perawat : Lebih mudah
untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh,
Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat, Sulit
insersi melalui kulit yang keras
• Ukuran 24G Warna kuning, 26 Warna putih Guna :
Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut),
Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi
kecepatan tetesan lebih lambat Pertimbangan Perawat :
Untuk vena yang sangat kecil, Sulit insersi melalui kulit
keras
Macam-macam cairan infus
• Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah
dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju.
Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada
pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan
dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular
dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa
orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
• Cairan Isotonik:
• osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga
terus berada di dalam pembuluh darah.
• Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi.
• Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
• Cairan hipertonik:
• osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan
dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi
urin, dan mengurangi edema (bengkak).
• Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.
• Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose
5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk
darah (darah), dan albumin.
• Kristaloid:
• bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien
yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat
dan garam fisiologis.

• Koloid:
• ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada
dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah
albumin dan steroid
Macam-macam spuit
• Nama : Tourniquet
• Fungsi : Alat yang digunakan
untuk membuat
pembuluh darah
vena di tangan/ di
kaki tersembul
keluar agar dapat
dilaksanakan
pemberian infuse
atau suntikan intra vena.
• Nama : Susuk/implan Kb

• Fungsi : Alat yang


digunakan untuk
mencegah
kehamilan.
• Nama : Spiral Kb

• Fungsi : Alat yang


digunakan untuk
mencegah
kehamilan.
• Nama : Pelvimeter

• Fungsi : Alat yang


digunakan untuk
mengukur
dimensi panggul
(pelvis).
ADA DUA ISTILAH
SCALPEL BLADE

Alat ini termasuk berguna untuk menyayat saat


pembedahan/ operasi tetapi hanya terdiri dari
pisaunya saja tanpa gagangnya atau pegangan
GUNTING
(BANDAGE SCICCORS)

Berguna Untuk menggunting perban atau kassa setelah


pembedahan/operasi
LIGATURE SCISSORS

Berfungsi Untuk menggunting

jahitan luka
SURGICAL SCISSORS

Berfungsi untuk gunting operasi (digunakan saat


pembedahan)
UNTUK KEPERLUAN OBSTETRIC
UMBILICAL CORD SCISSORS

Berfungsi Untuk memotong pussar bayi


UNTUK KEPERLUAN OBSTETRIC
EPISIOTOMY

Berfungsi Untuk memotong vulva (alat kelamin wanita) di


waktu melahirkan
LAIN-LAIN
VESSEL SCISSORS

Berfungsi untuk menggunting pembuluh-pembuluh, karena


itu ujungnya selalu runcing dan lancip
LAIN-LAIN
RECTAL SCISSORS

Berfungsi Untuk menggunting rectum


Alat untuk pemeriksaan klinis

• Nama : Blood Lancet


• Fungsi : Alat yang
digunakan untuk
mengambil darah
pada pemeriksaan
laboratorium
dengan jalan
memasukkan
ujung jari dengan
alat tersebut.
• Nama : Vaccination Lancet
(vaccinaie-pen)

• Fungsi : Alat yang


digunakan untuk
vaksinasi, misalnya
vaksinasi cacar.
• Nama : H.b.-meter
(haemoglobine-
meter)
• Fungsi : Alat yang
digunakan untuk
memeriksa kadar
haemoglobin dalam
darah.
• Nama : Cawan porselin
• Fungsi : Alat yang
digunakan untuk
menguapkan atau
mengeringkan
cairan, menimbang
sediaan cair, serta
untuk melebur atau
mencampurkan
lebih dari 1 bahan.
Anatomische pincet/pinset
anatomi

Kegunaan:
Penjepit yang digunakan untuk
mengambil peralatan praktek
Pinset operasi/
Chirurgische pincet

Kegunaan:
Penjepit yang digunakan untuk
mengambil peralatan praktek ( ujung
bergerigi)
Arteri klem

Kegunaan:

suatu alat untuk menjepit


suatu benda
(benang,jarum)
Needle holder

Kegunaan:

menjepit jarum jahit


(hechtnaald) serta menjahit
luka terbuka
Doek klem

Kegunaan:

alat yang digunakan untuk


menjepit kain, terutama kain
operasi
Kogel tang

Kegunaan:

menjepit & mengangkat


organ/jaringan tubuh juga
benda benda asing dalam
tubuh termasuk Paku
Retractors
Fungsi : untuk menguakkan luka
Pipet Tetes
Fungsi : Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan
jumlah kecil
Alat – alat hecting
Tissue Foceps: Untuk menjepit jaringan atau
organ
Anatomy pincet: Untuk menjepit kasa, kapas,
atau alkes
Operating scissors: Gunting untuk
pembedahan
Bandage scissors: untuk menggunting
perban/kassa
Needle holder: untuk menjepit jarum
operasi/jarum bedah
Disposable tuberculin syringe: alat suntik
tuberculine sekali pakai (1 cc)
Disposable syringe and injection needle: alat
suntik lengkap sekali pakai (3cc, 5cc, dll)
Catgut: benang bedah yang diabsobsi oleh
tubuh
Suture needle: jarum untuk menjahit luka
operasi
Tugas 2

• Mempraktikkan alat-alat kesehatan sesuai fungsinya di


laboratorium dan catatlah hasilnya (TTV sebanyak 10 orang)
SOAL HOTS

Tn”A” datang ke UGD dengan keluhan luka pada kaki sebelah kanan post kll setengah jam yang lalu,
terdapat nyeri skala 7, perdarahan di area tersebut, ttv dalam batas normal TD : 110/80, N: 80, RR: 18,
T:370C. Dengan diagnosa medis ulkus pedis dextra. Advis dari dokter untuk segera dilakukan
membersihkan luka dan heating. Diruangan sudah tersedia alat-alat heating set dan anestesi set. Dalam
kasus ini alat heating set yang dapat digunakan adalah....

a. Pinset, nalpulder, gunting

b. Bengkok, nalpulder, cuching

c. Nalpuder bengkok, pinset

d. Gunting, klem, bengkok

e. Klem, cuching, nelpulder


• Setio, Hingawati, dan Rohani. 2010. Panduan Praktik
Keperawatan. PT Citra Aji Parama : Yogyakarta.

• PPT macam – macam alat beserta fungsi dari Mona Alfanny

Anda mungkin juga menyukai