(............................) (...........................)
(...........................) (...........................)
(............................) (............................)
REKOMENDASI DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Cepu, 2019
Direktur
RS PKU Muhammadiyah Cepu
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus :
2. DEFINISI
1. Keselamatan / Safety
Bebas dari bahaya atau risiko (hazard)
2. Hazard / bahaya
Adalah suatu "Keadaan, Perubahan atau Tindakan" yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
a. Keadaan
Adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi
suatu "Peristiwa Keselamatan Pasien/ Patient Safety Event ,
Agent atau Personal"
b. Agent
Adalah substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan
perubahan
5. Harm/ cedera
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh
dapat berupa fisik, sosial dan psikologis. Yangtermasuk harm adalah :
"Penyakit, Cedera, Penderitaan, Cacat, dan Kematian".
a. Penyakit/Disease Disfungsi fisik atau psikis
b. Cedera/Injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent / keadaan
c. Penderitaan/Suffering
Pengalaman/ gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri, mal-aise,
mual, muntah, depresi, agitasi,dan ketakutan
d. Cacat/Disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan aktifitas
dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang berhubungan dengan harm
yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
PELAPORAN INSIDEN
Dari data yang diperoleh di dapatkan gambaran bahwa angka insiden keselamatan
pasien yang terjadi di RS PKU Muhammadiyah Cepu yaitu KTC, KNC, KTD, dan
KPC, kasus terbanyak yaitu dari insiden KTC sebanyak 14 kasus dengan tanda
Bands hijau dan biru maka dilakukan investigasi sederhana, insiden KTD terdapat
dua kasus dengan bands kuning maka dilakukan RCA. Di harapkan bahwa angka
insiden keselamatan pasien yang terjad di RSPKU Muhammadiyah Cepu di dapat di
turunkan.
BAB IV
LAPORAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
A. LAPORAN RCA I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Depkes RI , edisi 2 tahun 2008,rumah sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian
tidak diharapkan, kejadian tidak cedera, kejadian nyaris cedera dan
kejadian sentinel serta berdasarkan Buku Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP), Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKP-RS) edisi 2 tahun 2008, bahwa berdasarkan alur pelaporan
insiden keselamatan pasien pada grading merah dan kuning dilakukan
analisa Root Cause Analysis (RCA) untuk dilakukan pembelajaran dari
hasil rekomendasi yang diusulkan.
Semua jenis insiden keselamatan pasien mengandung empat
komponen dasar yaitu:faktor penyebab, faktor waktu, dampak dan
faktor mitigasi. Salah satu teknik analisis yang biasa digunakan dalam
menganalisa kegagalan suatu sistem adalah analisis akar masalah
(Root Cause Analysis). RCA adalah sebuah metode yang terstruktur
yang digunakan untuk menentukan akar penyebab dari masalah.
Berkenaan dengan adanya laporan IKP dari kamar operasi yaitu
KTD dengan grading kuning pada bulan januari 2017 ke KPRS, maka
KPRS menindaklanjuti dengan melakukan kajian analisis akar masalah
dimana hasil dari kajian yaitu rekomendasi nantinya akan
dipergunakan untuk perbaikan sistem dan pembelajaran di unit-unit
terkait.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar KTD berupa pasien cedera tidak terjadi lagi di kamar operasi .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi akar masalah dan faktor kontribusi
terjadinya insiden KTD di kamar operasi
b. Sebagai alat untuk menyusunrencana kegiatan dalam
mencegah risiko agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di
ruang perawatan yang lainnya.
c. Sebagai alat pembelajaran dari insiden KTD yang sudah
terjadi di kamar operasi
II. PEMBAHASAN
1. IDENTIFIKASI INSIDEN
Insiden: Pasien cedera (luka bakar) di kamar operasi.
2. PEMBENTUKAN TIM
Ketua : dr. Wahyuni, Sp.S
Sekretaris : Jukas Mirnoto, S.Kep. Ners
Notulen : Mardawiyah
Anggota :
1. (Sub Komite Keselamatan Pasien)
2. (Sub Komite Manajemen Resiko)
3.
4.
5.
6.
3. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI
1. Observasi langsung
Tim melakukan observasi langsung ke ruang Recovery Room
pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 15.30 WIB
a. Menemukan rekam medis pasien dan melihat SOAP
DPJP di dalam rekam medis pasien.
b. Melihat jadwal dinas perawat.
2. Dokument
a. Jadwal Dinas Perawat di kamar oprasi pada bulan
Januari 2017.
b. Formulir Laporan IKP ke Tim KPRS dari kamar operasi.
c. Jadwal operasi elektif di kamar operasi
Interview
Hasil interview dengan Kepala ruangan operasi tanggal 26 Januari
2017
1. Interview dengan saudara H (kepala Ruangan operasi)
a. Pada tanggal 23 januari 2017 pasien dijadwalkan utk
operasi elektif dengan diagnose Ca. Mammae Std. III,
dengan tindakan operasi mastektomi
b. Dokter I (DPJP) bertindak sebagai operator
c. Pasien dijadwalkan operasi elektif jam 11.00 WIB,
berhubung karena penggunaan kamar opersi yang cukup
padat sehingga operasi di undur ke jam 13.30 WIB.
d. Pasien di dorong ke ruang operasi OK 2 pada pukul 13.00
WIB utk persiapan anestesi TIVA
e. Tim operasi terdiri dari dokter anastesi, dokter operator,
asisteren 1, asisteren 2, instrument dan perawat sirkuler
masing-masing 1 orang.
f. Tim sdh mengetahui tupoksi masing-masing
- Berdasarkan hasil interview, kronologis menurut
Perawat W adalah sebagai berikut:
- Persiapan instrument pada pukul 12.30 WIB,
- Pasien di mulai anastesi pada 13.00 WIB
- Electro Cauter dipasang di kaki kiri pasien.
- Time out operasi dilakukan pada pukul 13.25 WIB
- Pasien dilakukan operasi pada pukul 13.30 WIB
- Petugas sirkuler melihat pasien gelisah dengan
mengangkat kaki kiri tempat terpasangnya plat cauter
pada pukul 14.10 WIB, setelah di cek ternyata plat
cauter terbakar
- Perawat sirkuler langsung mematikan mesin cauter
- Perawat langsung memberikan penanganan luka
bakar
g. Interview dengan Petugas H (petugas RR pada tanggal 26
januari 2017)
- Pasien di dorong keruang RR pada pukul 14.35.
- Petugas sirkuler menyampaikan ke petugas RR
bahwa telah terjadi cedera pada kaki kiri pasien akibat
plat cauter terbakar.
- Perawat RR yang menerima laporan langsung
memberikan pertolongan dengan perawatan luka
bakar.
- Petugas RR langsung melaporkan kejadian tersebut
ke penanggung jawab ruangan
- Penanggung jawab langsung melaporkan ke
Pelayanan Medik via telepon.
- Wadir pelayanan medik didampingi oleh Kabid
pelayanan medic beserta kepala ruangan OK
memberikan penjelasan kepada keluarga pasien.
4. FORM TABULAR TIMELINE
MASALAH - -
PELAYANAN
Masalah Instrumen/Tools
3. Tidak ada prosedur dari gudang BMHP utk SPO konfirmasi dari ruangan ke
segera menyediakan BHP jika dilakukan gudang BMHP
konfirmasi bahwa BHP tersebut telah habis.
Prosedur yang normal Prosedur yang dilakukan saat Apakah terdapat bukti
insiden perubahan dalam
proses
9. 5 WHY
1. Mengapa bisa
timbul Karena petugas instrumen ruangan operasi yang
cedera ? bertugas tidak memahami secara teliti SPO penyiapan
alat dan pemasangan alat ke pasien
2. Mengapa tidak memahami SPO yang di buat tidak diketahui oleh semua petugas
secara teliti SPO yang yang berada di ruangan operasi
ada?
3. Mengapa SPO yang di Karena sosialisasi SPO tidak optimal
buat tidak diketahui oleh
semua petugas yang
berada diruangan operasi
4. Mengapa sosialisasi SPO Karena jadwal operasi yang padat dan jumlah petugas
tidak optimal yang masih kurang di ruang operasi
5. Mengapa jadwal operasi Karena system pengaturan jadwal petugas kurang
yang padat dan jumlah optimal dan pengaturan jadwal operasi yang belum
petugas yang masih
kurang di ruang operasi
Insiden keselamatan pasien yang terjadi diruang operasi disebabkan oleh kurangnya
komunikasi antar petugas serta kurangnya penerapan SPO, tidak hanya ketika
akan dilakukan operasi tetapi pada saat selesai operasi.
Insiden pertama kali diketahui oleh petugas sirkuler saat operasi hampir selesai
karena pasien menggoyangkan kakinya, perawat sirkuler langsung mematikan
mesin cauter, ditemukan efek samping yang serius pada pasien yaitu adanya luka
bakar pada kaki tempat plat cauter terpasang.Pasien pun dinyatakan harus
dilakukan perawatan luka dan dirawat sampai luka bakar sembuh.
Jika komunikasi dan SPO diterapkan dengan baik, kami percaya bahwa
keselamatan pasien akan semakin meningkat.
III. KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisa akar masalah ini adalah ditemukannya akar masalah dari
insiden keselamatan pasien yaitu tidak dilakukannya sistem komunikasi serta
penerapan SPO. Berdasarkan hasil analisis akar masalah ini maka akan dibuat
rekomendasi serta tindak lanjut untuk mencegah agar tidak ada lagi insiden
keselamatan pasien yang terjadi lagi.
IV. SARAN
Berdasarkan analisis akar masalah maka selanjutnya dari tim RCA
mengajukan rekomendasi dan tindak lanjut untuk segera melakukan sosialisasi
SPO tentang penyiapan instrumen pada saat operasi akan dilakukan.mengingat
pentingnya hal tersebut sebagai salah satu aspek dalam keselamatan pasien.
Tim KPRS dan pihak-pihak terkait akhirnya melakukan sosialisasi kepada
perawat-perawat di kamar operasi RSUD kota makassar.
B. LAPORAN RCA II
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BerdasarkanBukuPanduanNasionalKeselamatanPasienRuma
hSakitDepkes RI , edisi 2 tahun 2008,rumahsakit
wajibmelakukanpencatatandanpelaporaninsiden yang meliputi
kejadiantidakdiharapkan, kejadiantidakcedera,
kejadiannyariscederadankejadian sentinel serta
berdasarkanBukuPedomanPelaporanInsidenKeselamatanPasien (IKP),
KomiteKeselamatanPasienRumahSakit (KKP-RS) edisi 2 tahun 2008,
bahwaberdasarkanalurpelaporaninsidenkeselamatanpasienpada
grading merahdankuningdilakukananalisa Root Cause Analysis (RCA)
untukdilakukanpembelajarandarihasilrekomendasi yang diusulkan.
Semuajenisinsidenkeselamatanpasienmengandungempat
komponendasaryaitu: factor penyebab, factor waktu, dampakdan
factor mitigasi. Salah satuteknikanalisis yang
biasadigunakandalammenganalisakegagalansuatu system
adalahanalisisakarmasalah (Root Cause Analysis).RCA
adalahsebuahmetode yang terstruktur yang
digunakanuntukmenentukanakaenyebabdarimasalah.
Berkenaandenganadanya laporan IKP dari ruang NICUyaitu
KTD dengan grading kuning pada bulan januari 2017 ke KPRS, maka
KPRS
menindaklanjutidenganmelakukankajiananalisisakarmasalahdimanah
asildarikajianyaiturekomendasinantinyaakandipergunakanuntukperbai
kan system danpembelajaran di unit-unit terkait.
B. Tujuan
3. TujuanUmum
Agar KTD berupapasien cedera tidakterjadi lagi di Ruang NICU.
4. TujuanKhusus
d. Untukmengidentifikasiakarmasalahdan factor
kontribusiterjadinya insiden KTD di Ruang NICU.
e. Sebagai alat untuk menyusun rencana kegiatan dalam
mencegah risiko agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di
ruang perawatan yang lainnya.
f. Sebagaialatpembelajarandariinsiden KTD yang sudah terjadi
di Ruang NICU
II. PEMBAHASAN
1. IDENTIFIKASI INSIDEN
Insiden:Bayi hipotermi di ruang NICU
2. PEMBENTUKAN TIM
Ketua : dr.Wahyuni, Sp.S
Sekretaris : Jukas Mirnoto, S.Kep. Ners
Notulen : A. Mahdaniar, Amd.Keb
Anggota :
1. Andi Saadah, AMK
2. Hj. Nurhaedah,SST
3. Dorce H.Pali, Amd.Keb
4. Fitrawati, AMK
5. Erwini, Amd. Keb
6. Irawanti, Amd.Keb
3. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI
1. Observasilangsung
Tim melakukanobservasi langsung ke ruang NICU pada
tanggal 20 September 2017 pukul 19.00 WIB
a. Menemukan ruang NICU dalam keadaan gelap, Genset
tidak berfungsi
b. Menemuka bayi R dalam keadaan hipotermi, Suhu :
35,7⁰C
c. Mencari Ruangan terdekat yang Listriknya berfungsi
(ICU).
2. Dokument
Rekam Medis pasien.
a. Formulir Laporan IKP ke Tim KPRS dari Ruang Nicu.
3. Interview
Hasil interview dengan Penanggung Jawab Shift pada
tanggal 21 September 2017
4. Interview dengan saudari F (Penanggung jawab Shift)
a. Pada tanggal 20 September 2017 jam 18.00 listrik tiba-
tiba padam. Pada pukul 19.00 bayi R yang di rawat di
dalam inkubator mengalami Hipotermi, Suhu: 35,7º C.
b. Dokter Asebagai DPJP
c. Pasien Lahir dengan diagnosa BBLR
d. Kondisi bayi yang lahir prematur membuatnya rentan
mengalami hipotermi bila tidak dirawat di dalam inkubator
e. Petugas jaga terdiri dari 2 orang Bidan dan 1 orang
perawat.
f. Tim sudah mengetahui tupoksi masing-masing
Berdasarkanhasil interview, kronologis menurut Perawat
Fadalahsebagaiberikut:
- Listrik padam pada pukul 18.00 WIB,
- Pasien mulai hipotermi pada pukul 19.00 WIB
- Pasien sudah di selimuti, di pakaikan topi, kaos
tangan dan kaos kaki .
- Pada saat observasi jam 19.30, suhu bayi menjadi
35,1ºC
- Perawat F segera melaporkan kejadian tersebut
kepada kepala ruangan NICU
- Kepala Ruangan Meneruskan Laporan keKetua
komite keperawatan dan Melapor ke Pelayanan Medik
melalui telepon.
- Ketua komite keperawatan segera mencari solusi
agar bayi bisa di transfer ke ruang ICU yang
mempunyai aliran listrik.
g. Interview denganPerawat S (petugasOK pada tanggal
20September 2017 jam 19.30)
- Perawat S menerima informasi dari Kepala Ruangan
OK tentang kejadian di ruang NICU. Bahwa bayi R
membutuhkan infant warmer untuk menangani
hipotermi nya
- Perawat S mengerti dan segera mengambil tindakan
dengan mendorong infant warmer ke ruang ICU.
h. Interview dengan perawat A( perawat ICU pada tanggal
20 september 2017 jam 19.35 )
- Perawat A menerima informasi dari perawat OK
bahwa bayi di ruang NICU membutuhkan infant
warmer yang ada di ruang OK, akan tetapi tidak ada
aliran listrik di ruang OK
- Perawat ICU segera menyetujui rencana pemindahan
infant warmer dari ruang OK ke Ruang ICU.
- Perawat A di ruang ICU segera menyambungkan
infant warmer dengan sumber listrik sambil menunggu
bayi dari ruang NICU.
- Perawat F menerima informasi dari kepala ruangan
nicu bahwa infant warmer di ruang ICU sudah ready,
bayi segera di bawa ke ruang ICU
- Pada pukul 19.40 Laporan di teruskan ke bagian
Umum dan petugas dari IPSRS segera
menyambungkan kabel ke ruang NICU.
- Pada pukul 19.50 beberapa inkubator sudah bisa
digunakan
- Pukul 20.00 perawat F membawa kembali bayi dari
ruang ICU ke ruang NICU.Dan segera melapor
kembali ke kepala ruangan.
INFORMASI -
TAMBAHAN
MASALAH - -
PELAYANAN
Masalah Instrumen/Tools
9. 5 WHY
1. Mengapa bisa timbul Hipotermi ?Karena Tidak tersedia Sarana (lampu
emergency) yang bisa di gunakan untuk
menghangatkan bayi saat listrik padam
2. Mengapa tidak Tersedia Lampu Karena Permintaan Alkes belum di setujui
Emergency? oleh unit terkait.
3. Mengapa Genset tidak berfungsi Karena terjadi Trouble di gardu induk
pada saat listrik padam?
Kesimpulandarianalisaakarmasalahiniadalahditemukannyaakarmasalah
dariinsidenkeselamatanpasienyaitutidakdipenuhinya permintaan Alkes yang
bersifat urgen serta kurangnya perhatian petugas terhadap Alkes yang sudah
ada.Berdasarkanhasilanalisisakarmasalahinimakaakandibuatrekomendasiserta
tindaklanjutuntukmencegah agar tidakadalagiinsidenkeselamatanpasien yang
terjadi.
B. SARAN
PENUTUP