Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENCATATAN DAN

PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN RS.
BAPTIS BATU 2014

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO – BATU
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................................ iii
BAB I. Pendahuluan ....................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.3.Pengertian ................................................................................................................. 1
1.3.1. Keselamatan Pasien .............................................................................................. 1
1.3.2.Insiden Keselamatan Pasien................................................................................... 1
1.3.3. Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien........................................ 2
BAB II. TATA LAKSANA ............................................................................................ 3
2.1. Hak Pasien Menurut Pasal 32 Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit............................................................................................................. 3
2.2. Tata Laksana Dari Panduan Hak Pasien Dan Keluarga ........................................... 4
2.2.1. Staf Bagian Informasi Dan Tempat Penerimaan Pasien ....................................... 4
2.2.2. Staf Bagian Umum................................................................................................ 4
2.2.3. Perawat Atau Bidan Di Rawat Jalan Maupun Rawat Inap ................................... 4
2.2.4. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi Dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan .............................................................................................................. 5
BAB III. Dokumentasi .................................................................................................... 6
BAB IV. Penutup ............................................................................................................ 7
LAMPIRAN

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Maria Arum I,A.Md.Keb. Pembuat Dokumen

Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person

Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Keselamatan Pasien sudah diakui sebagai suatu prioritas dalam pelayanan kesehatan,
sejak tahun 2007, ketika Sir Liam Donaldson, Chairman WHO World Alliance for Patient
Safety meresmikan “Nine Live-Saving Patient Safety Solutions”. Pada perkembangannya,
dunia perumahsakitan di Indonesia melalui PERSI, KKPRS Nasional, KARS dan
Departemen Kesehatan mensosialisasi program Keselamatan Pasien selama kurun waktu
tahun 2006-2007 di berbagai kota di Indonesia.
Salah satu pilar utama dalam proses perbaikan pelayanan kesehatan suatu rumah sakit
adalah dengan belajar melalui insiden Keselamatan Pasien yang terjadi, menganalisis dan
kemudian menerapkan solusi perbaikan dan tindak lanjutnya, diikuti dengan monitoring dan
evaluasi. Untuk itulah perlu disusun suatu panduan untuk pencatatan dan pelaporan insiden
keselamatan pasien, sehingga alur proses pembelajaran dapat berlangsung dengan terti b
dan sistematik.

1.2. Tujuan
1. Staf rumah sakit memahami tentang Insiden Keselamatan Pasien.
2. Staf rumah sakit memahami cara melaporkan suatu Insiden Keselamatan Pasien.
3. Staf rumah sakit memahami alur pengelolaan laporan Insiden Keselamatan Pasien.
4. Analisis Laporan Insiden Keselamatan Pasien dapat berjalan dengan lancar,
teratur dan segera membuahkan suatu solusi perbaikan.
5. Insiden Keselamatan Pasien dapat tercatat dan teridentifikasi dengan baik,
sehingga terjadinya insiden yang sama dapat dihindari.

1.3. Pengertian.
1.3.1. Keselamatan : bebas dari bahaya atau risiko (hazard)
1.3.2. Hazard/bahaya : adalah suatu “keadaan, perubahan atau tindakan” yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
a. Keadaan
Adalah semua factor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu
“peristiwa keselamatan pasien/Patient safety event, agent atau
personal”

1
b. Agent
Adalah substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan perubahan
1.3.3. Harm/cedera
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh dapat
berubah fisik, psikologis dan social. Yang termasuk harm/cedera adalah: “Penyakit,
cedera fisik/psikologis/social, penderitaan, cacad dan kematian”.
a. Penyakit/disease
Disfungsi fisik atau psikis
b. Cedera/injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent/keadaan
c. Penderitaan/suffering
Pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri,
malaise, mual, muntah, depresi, agitasi dan ketakutan
d. Cacad/disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan
aktifitas dan atau retriksi dalam pergaulan social yang berhubungan
dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
1.3.4. Keselamatan Pasien: bebas, bagi pasien, dari harm/cedera (penyakit, cedera fisik,
psikologis, social, penderitaan,cacad, kematian dll) yang tidak seharusnya terjadi atau
cedera yang potensial, terkait dengan pelayanan kesehatan.
1.3.5. Keselamatan Pasien Rumah Sakit: suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risikodan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
1.3.6. Insiden Keselamatan Pasien: setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera,
Kejadian Tidak Cedera, dan Kejadian Potensial Cedera.
1.3.7. Kejadian Tidak Diharapkan :adalah insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.

2
1.3.8. Kejadian Nyaris Cedera: adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien.
1.3.9. Kejadian Tidak Cedera :adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak
timbul cedera.
1.3.10. Kondisi Potensial Cedera :kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
1.3.11. Kejadian sentinel : suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius.
1.3.12. Pelaporan insiden keselamatan pasien :suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

3
BAB II TATA
LAKSANA

2.1 Pencatatan dan Pelaporan Insiden Internal RS


1. Apabila terjadi suatu insiden di rumah sakit, wajib segera ditindaklanjuti
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera dibuat laporan insiden oleh petugas yang pertama
mengetahui insiden dan atau oleh petugas yang terlibat dalam insiden, dengan
mengisi formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift dan diserahkan
kepada Atasan langsung, dalam waktu 2x24 jam
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor.
Yang dimaksud dengan atasan langsung pelapor adalah Kepala Unit dimana
pelapor bekerja.
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan, memperjelas duduk masalah insiden,
berkoordinasi dengan kepala unit lain yang terkait, dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan. Tabel penilaian dampak
klinis/konsekuensi/severity, tabel penilaian porbabilitas/frekuensi, dan tabel
matriks grading risiko terlampir.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut:
Grading biru : Investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
1 minggu
Grading hijau : Investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu
Grading kuning : Investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh tim
RCA yang terdiri dari tim KKPRS dan staff lain yang diperlukan, waktu maksimal
45 hari
Grading merah : Investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh tim
RCA yang terdiri dari tim KKPRS dan staff lain yang diperlukan, waktu maksimal
45 hari
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil Investigasi, Solusi,
Tindaklanjut, dan Evaluasi (laporan ISTE) dilaporkan kepada KKPRS.
7. KKPRS akan menganalisis kembali hasil ISTE untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan dan melakukan regarding apabila diperlukan.

4
8. Untuk grading kuning dan merah, dibentuk tim RCA yang terdiri dari tim KKPRS
dan staff lain yang diperlukan, maksimal 45 hari.
9. Setelah melakukan RCA, tim RCA akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk/safety alert untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS Baptis Batu.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan sebagai umpan balik
kepada unit kerja terkait.
12. Unit kerja terkait dan Komite PMKP membuat analisis dan trend kejadian yang
sama.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Komite KKPRS.

2.2Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ke Tim KKPRS Nasional

1. Laporan insiden grading merah yang telah dilengkapi dengan laporan RCA yang
terjadi pada pasien dilaporkan oleh KKPRS internal/Pimpinan RS dengan mengisi
formulir laporan insiden Keselamatan Pasien
2. Dikirim ke KKPRS nasional melalui pos atau kurir ke Sekertariat KKPRS dengan
alamat Kantor PERSI Jl. Boulevard Artha Gading Blok A-7 No.28, Kelapa
Gading, Jakarta Utara 14240

5
BAB
DOKUMENTASI

Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dalam


pelaksanaannya didokumentasikan dalam bentuk :
1. Kumpulan Laporan Insiden Keselamatan Pasien
2. Rekapitulasi Insiden Keselamatan Pasien
3. Daftar tindak lanjut Insiden Keselamatan Pasien
4. Tabel Manajemen Resiko RS Baptis Batu

6
BAB
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan


Pasien RS Baptis Batu, maka diharapkan pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien di RS
Baptis Batu menjadi semakin meningkat dari tahun ke tahun dalam aspek mutu dan
Keselamatan Pasien.

7
DAFTAR TABEL

TABEL I. FREKUENSI KEJADIAN

DERAJAT FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL

1 Sangat Jarang Terjadi dalam kurun waktu > 5 tahun

2 Jarang Terjadi dalam kurun waktu 2 – 5 tahun

3 Kadang-kadang Terjadi dalam tiap 1-2 tahun

4 Sering Terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat sering Terjadi beberapa kali dalam bulan /


minggu

TABEL II. DAMPAK KLINIK

DERAJAT DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignifikan Tidak ada cedera ; kerugian uang kecil

2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan pertama


; kerugian uang sedang

3 Moderate Berkurangnya fungsi motorik/sensorik,


psikologis /intelektual secara permanen
yg tidak berhubungan dengan penyakit.

Semua kejadian yang memperpanjang


perawatan

4 Major Cedera luas.

Hilangnya fungsi motorik/sensorik,


psikologis /intelektual secara permanen
yg tidak berhubungan dengan penyakit ;
kerugian uang besar

5 Chatastropic Kematian yang tidak berhubungan dengan


penyakit; kerugian uang sangat besar

8
TABEL III. MATRIK DERAJAT RESIKO

FREKUENSI KONSEKUENSI POTENSIAL

Insignifikan Minor Moderate Major Chatastropic

Sangat sering Moderate Moderate High Extreme Extreme

sering Moderate Moderate High Extreme Extreme

Kadang-kadang Low Moderate High Extreme Extreme

Jarang Low Low Moderate High Extreme

Sangat Jarang Low Low Moderate High Extreme

Low Moderate High Extreme

Jalan keluar dapat Selain membuat Tinjauan detail dan Tinjauan segera dan
diatur dengan prosedur , Manager/ tindakan segera tindakan dibutuhkan
membuat prosedur Kepala Unit harus dilakukan oleh mungkin dalam
oleh Kepala Unit menilai konsekuensi managemen senior tingkat nasional.
kerugian dalam ( Wakil Direktur) Direktur harus tahu /
mengatasi resiko terlibat
kejadian

Anda mungkin juga menyukai