Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Peranan Perawat dalam Menjaga Rahasia Pasien Termasuk pada Penerapan HAM

Dosen Pengampu :

Arif, S.Sos., M.AP.

oleh :

Firda Maulina Yunita NIM 192310101118

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

KARAKTER DAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

UNIVERSITAS JEMBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Peranan Perawat dalam Menjaga Rahasia Pasien Termasuk
pada Penerapan HAM” ini dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi nilai
Ujian Akhir Semester mata kuliah Kewarganegaraan.

Makalah ini membahas tentang peranan tenaga medis khususnya perawat


dalam menjaga rahasia data rekam medis pasien. Pembahasan dalam makalah ini
ditulis dari hasil pencarian yang berasal dari berbagai macam jurnal yang terkait.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu
penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Makalah ini
masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami
mengharap kritis dan saran yang membangun guna menjadikan makalah ini lebih
baik lagi.

Bondowoso, 21 Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Pengertian Laporan Catatan Rekam Medis Pasien ............................. 6

2.2 Tujuan dan fungsi Adanya Laporan Catatan Rekam Medis Pasien ... 7

2.3 Manfaat Laporan Catatan Rekam Medis Pasien ................................. 9

2.4 Aspek Medikolegal ............................................................................. 10

2.5 Pengguna Laporan Catatan Rekam Medis Pasien .............................. 10

2.6 Isi Rekam Medis ................................................................................. 13

2.7 Dasar Pembukaan Catatan Rekam Medis Pasien ................................ 15

2.8 Pelepasan Rekam Medis Kompetensi Petugas / Perekam Medis ...... 16

BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................ 23

3.1 Hubungan HAM dan Rahasia Rekam Medis Pasien ......................... 23


3.2 Peranan Perawat dalam Menjaga Data Rekam Medis Pasien ............ 24

BAB 4. PENUTUP .......................................................................................... 26

4.1 Kesimpulan.................................................................................... 26

4.2 Rekomendasi ................................................................................. 27

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang berdasar pada Pancasila dan juga
UUD 1945 yang dimana pada pembukaan Undang- Undang Pancasila 1945
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari pembukaan tersebut dapat kita tarik
satu kesimpulan mengenai kesejahteraan umum yang dapat diaplikasikan pada
bidang kesehatan secara menyeluruh dilakukan di instansi kesehatan seperti
klinik, puskesmas, dan juga pada rumah sakit.

Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang memiliki peranan penting
dalam mendukung pelayanan peningkatan kesehatan masyarakat. Maka dari itu
penting sekali untuk ditetapkannya sebuah aturan kode etik pada setiap tenaga
medis yang berada di rumah sakit. Dalam hal ini perawat memiliki peranan
penting dalam proses peningkatan kesehatan pasien, hal tersebut dikarenakan
perawat merupakan tenaga medis yang memberikan pelayanan kepada pasien.

Kesejahteraan sosial merupakan salah satu kode etik keperawatan yang


terdapat di dalam pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 yaitu dimana
seorang perawat memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan data riwayat
kesehatan pasien demi meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama
pada bentuk perlindungan pasien. Kerahasiaan data riwayat kesehatan
merupakan hak yang harus dimiliki oleh semua pasien dan tentunya hal tersebt
tidak memandang pekerjaan pasien, asal tempat tinggal, agama, ras, budaya,
status sosial pasien, pangkat, ataupun jabatan pasien.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagamana hubungan HAM dan rahasia rekam medis pasien?
2. Bagaimana peranan Perawat dalam Menjaga Data Rekam Medis Pasien?
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui hubungan HAM dan rahasia rekam medis pasien
2. Untuk mengetahui peranan Perawat dalam Menjaga Data Rekam Medis
Pasien

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laporan Catatan Rekam Medis Pasien

Laporan catatan rekam medis pasien merupakan data yang diperoleh


dari hasil proses pemeriksaan, observasi, maupun pengobatan. Dalam hal ini
perawat berperan langsung dalam proses pemeriksaan sekaligus
pendokumentasian pada pasien. Perawat wajib melakukan pencatatan hasil dari
pemeriksaan pada pasien dengan begitu perawat dapat dengan mudah menilai
kondisi pasien setiap selesai melakukan pemeriksaan. Pencatatan rekam medis
pada pasien ini sangat membantu dalam sebuah penilaian di bidang hukum
kesehatan, penelitian dan tentunya juga pada kegiatan akreditasi rumah sakit.

Catatan dokumentasi ini nantinya hanya dapat diketahui oleh pihak


tenaga medis yang berwenang terhadap pasien tersebut saja, dikarenakan data
pasien merupakan dokumen penting yang harus dirahasiakan dari pihak yang
tidak berwenang maka dari itu apabila ada seseorang yang ingin menetahui
kondisi cacatan medis pasien maka harus mendapatkan persetujuan dari pasien
berupa ijin tertulis.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


pada Pasal 12 No. 269 Tahun 2008 yang menjelaskan tentang isi rekam medis
adalah milik pasien, sedangkan berkas rekam medis ( secara fisik) adalah milik
rumah sakit atau institusi kesehatan sehingga denga begitu jelas bahwa rekam
medis pasien merupakan kerahasiaan tenaga kesehatan yang berwenang,
apabila terjadi kebocoran data tanpa sepengetahuan dari pihak pasien maupun
keluarga maka pihak yang membeberkan akan dikenakan sangsi sesuai dengan
hukum yang berlaku.

Selain memiliki kewajiban atas kerahasiaan data pasien tenaga


kesehatan khususnya perawat juga memiliki kewajiban untuk melindungi data
maupun informasi milik pasien dari adanya kemungkinan adanya pemalsuan
data, rusak maupun hilang.

6
2.2 Tujuan dan fungsi Adanya Laporan Catatan Rekam Medis Pasien

Laporan catatan rekam medis ini dibuat untuk mencapai sebuah


tujuan yaitu tertibnya sebuah administrasi yang berguna untuk menunjang
peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis khususnya
perawat di instansi kesehatan baik klinik, puskesmas maupun rumah sakit yang
tersebar di seluruh Indonesia. Laporan catatan medis ini juga merupakan hak
yang harus dimiliki oleh setiap pasien, maka dari itu pasien pun juga memiliki
hak untuk dijaga catatan rekam medisnya untuk menghindari hal- hal yang
tidak diinginkan karena catatan medis ini nantinya sangat berperan penting
pada peningkatan status kesehatan pasien.

Fungsi Rekam Medis

Rekam medik sangat penting selain untuk diagnosis dan pengobatan juga
untuk evaluasi pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui
penurunan mortalitas dan motilitas serta perawatan penderita yang lebih
sempurna. Rekam medis harus berisi informasi lengkap perihal proses
pelayanan medis di masa lalu, masa kini dan perkiraan terjadi di masa yang
akan datang. Kepemilikan rekam medik ini sering menjadi perdebatan di
kalangan tenaga kesehatan, karena dokter beranggapan bahwa dokter
berwenang penuh terhadap pasiennya akan tetapi petugas rekam medik
bersikeras mempertahankan berkas rekam medik di lingkungan kerjanya. Di
lain pihak pasien sering memaksa untuk membawa atau membaca berkas yang
memuat-riwayat penyakitnya. Hal ini menunjukkan bahwa rekam medik sangat
penting. Rekam medik yang lengkap dan cermat adalah syarat mutlak bagi
bukti dalam kasus medikolegal. Kegunaan rekam medik ini dapat dilihat dari
beberapa aspek antara lain sebagai berikut :

1. Aspek administrasi
Rekam medik mempunyai arti administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab bagi tenaga
kesehatan.
2. Aspek medis

7
Rekam medik mempunyai nilai medis karena catatan tersebut dipakai
sebagai dasar merencanakan pengobatan dan perawatan yang akan
diberikan.
3. Aspek hukum
Rekam medik mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam
usaha menegakkan hukum serta bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek keuangan
Rekam medik dapat menjadi bahan untuk menetapkan pembayaran
biaya pelayanan kesehatan.
5. Aspek penelitian
Rekam medik mempunyai nilai penelitian karena mengandung data
atau informasi sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
6. Aspek pendidikan
Rekam medik mempunyai nilai pendidikan karena menyangkut data
informasi tentang perkembangan kronologi, pelayanan medik
terhadap pasien yang dapat dipelajari.
7. Aspek dokumentasi
Rekam medik mempunyai nilai dokumentasi karena merupakan
sumber yang dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
laporan.

Jadi rekam medik ini mempunyai arti sebagai keterangan baik tertulis
maupunrekaman tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium/radiology, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien baik pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun
pelayanan gawat darurat yang diberikan kepada pasien. Untuk itu rekam medik
mempunyai makna yang lebih luas selain kegiatan pencatatan tapi juga sistem
penyelenggaraan rekam medik. Penyelenggaraan rekam medik adalah proses
yang dimulai pada saat pasien mulai masuk perawatan di sarana pelayanan
kesehatan. Data medik selama pelayanan medis ditujukan dengan penanganan
berkas rekam medik meliputi penyelenggaraan dan penyimpanan.

8
2.3 Manfaat Laporan Catatan Rekam Medis Pasien

Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk


merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

Sesuai dengan Permenkes Pasal 13 No.269/MENKES/PER/III/2008


disebutkan bahwa laporan catatan rekam medis pasien memiliki manfaat
sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas Pelayanan


Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran
dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan
untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan
masyarakat yangoptimal.
2. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatandan tindakan medis,
bermanfaat untukbahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan
penelitian dibidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
3. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
4. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat
dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit
tertentu.

Dengan pasal yang pula menyebutkan bahwasannya data yang terdapat indebtitas
seseorang dengan keperluan penelitian maupun pendidikan tidak boleh
disebarluaskan kecuali dengan persetujuan langsung dari pihak yang bersangkutan.

9
2.4 Aspek Medikolegal

Aspek legal pada catatan rekam medis pasien merupakan manfaat


paling utama dalam proses pendokumentasian data pasien. Dalam hal ini sangat
berguna pada kasus- kasus malpraktek yang kerap terjadi baik pada tenaga
kesehatan dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lainnya. Pada kasus
ini lembaga hukum dapat menetapkan benar tidaknya suatu malpraktek yang
sudah terjadi melalui informasi yang telah didapatkan dari proses perawatan
pasien. Dari dokumen tersebut hakim juga dapat menentukan siapa yang
bersalah dalam kasus malpraktek yang dilakukan kepada pasien dengan
melihat bukti catatan medis pasien.

Pasien pun memiliki hak untuk menuntuk pihak tenaga medis yang
bersangkutan apabila dirasa terjadi kerugian yang dirasakan oleh pasien baik
dari proses perawatan maupun dalam kerahasiaan data catatan medis pasien.

2.5 Pengguna Laporan Catatan Rekam Medis Pasien

Tidak semua orang dapat mengetahui laporan catatan rekam medis


pasien karena hanya pihak- pihak yang berwenang saja yang boleh melihat dan
megetahui catatan medis pasien dengan tujuan untuk meningkatkan status
kesehatan pasien.

Pengguna catatan rekamm medis ini merupakan pihak- pihak baik


perorangan yang memasukkan, merekam, menganalisa maupun mengoreksi
data secara perantara maupun secara langsung. Maka dari itu ada beberapa
pembagian pengguna rekam medis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengguna Rekam Medis Perorangan


- Pengguna Rekam Medis Primer (Para Pemberi Pelayanan)
Pengguna rekam medis primer ini merupakan tenaga kesehatan yang
bersangkutan ataupun berperan langsung pada proses pelayanan
kesehatan yang dilakukaan kepada pasien.
Tenaga kesehatan yang dimasud adalah perawat, dokter, bidan
maupun tenaga medis lainnya yang mendukung proses peraawatan

10
seperti fisioterapis, respiratoris, terapi wicara, asisten dokter dan teknisi
laboratorium medis. Adapun tenaga medis lain yang juga ikut andil
dalam proses perawatan pada pasien seperti psikolog, farmasi, konsultan
diet, ahli gizi, tenaga sosial, khiropator (yaitu tenaga medis yang
memiliki tugas mengobati penyakit pada bagian tulang punggung dengan
mengurut) dan juga podistris (yaitu tenaga medis yang bertugas
mengobati kelainan pada kaki).
Kelompok ini secara langsung yang bertugas memasukkan hasil
informasi pasien serta dapat mengetahui secara langsung kondisi pasien
yang terbaru.
- Pengguna Rekam Medis Sekunder (Para Konsumen)
Pengguna rekam medis sekunder merupakan pihak yang dapat
mengetahui data pasien setelah pengguna rekam medis primer yaitu
pasien dan juga keluarga untuk kepentingan dokumentasi.
Sekarang ini tidak dipungkiri bahwasannya ada beberapa pasien
yang meminta data lengkap rekaman medis dirinya, dengan begitu
perawat ataupun tenaga medis lainnya pun wajib memberikan catatan
medis tersebut karena hal ini merupakan hak dari seorang pasien.
Tingkat kebutuhan catatan medis pasien pun perlu adanya
pertimbangan yang matang apabila memang benar benar dibutuhkan oleh
orang lain apakah tujuannya sesuai dengan peraturan yang ada ataukah
tidak. Dalam hal ini perawat pun memiliki hak untuk tidak memberikan
data pasien demi peningkatan status kesehatan pasien dkarenakan data
rekaman medis pasien ini memiliki unnsur kerahasiaan, keamanan dan
juga sekuritas.

2. Pengguna Rekam Medis Perorangan


- Manajer Pelayanan dan Penunjang Pasien

Pada bagian kelompok ini pada dasarnya bertugas untuk menilai


pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan juga fasilitas yang
dapat menunjang kesehatan pasien. Data yang digunakan merupakan
data medis yang didapatkan dari hasil perawatan yang nantinya akan

11
terbentuk pola dan juga kecenderungan dalam proses pelayanan hal
tersebut nantinya akan membuat manajer instansi pelayanan kesehatan
akan lebih mudah untuk terus melakukan perubahan dalam memperbaiki
sarana prasarana dan juga tentunya dalam sistem pelayanan.

- Pihak Pengganti Biaya Perawatan


Tenaga kesehatan dalam kelompok pengganti biaya perawatan
pasien biasanya akan melakukan proses pencatatan berupa biaya yang
perlu dikeluarkan oleh pasien pada saat melakukan proses perawatan.
Biaya yang diterima oleh pasien haruslah sesuai dengan apa yang ia
terima selama berada di rumah sakit.
Rincian biaya ini pada dasarnya menyesuaikan dengan dagnosa yang
telah ditegakkan oleh dokter sebelumnya dan akan dicantumkan pada
ringkasan riwayat pulang yang nantinya akan ditandatangai oleh dokter
yang bersangkutan.
Apabila pada ringkasan riwayat pulang pasien tidak sesuai dengan
perawatan yang diberikan oleh tenaga medis saat pasien di rumah sakit
maka pasien boleh memprotes pihak tenaga medis yang bersangkutan,
karena pelayanan yang diberikan haruslah sesuai dengan uang yang
nantinya akan dibayarkan oleh pasien kepada rumah sakit, hal tersebut
merupakan hak yang haru dimiliki oleh semua pasien.

- Pengguna Rekam Medis Sekunder Lainnya


Yang dimaksud pada kelompok pengguna rekam medis sekunder
lainnya disini adalah wartawan kesehatan, investigator klinis, periset,
pengacara, dan juga pengambil kebijakan. Lazimnya pihak penanggung
lainnya (akreditor) perlu menganalisis tagihan perawatan yang diajukan
oleh kantor tempat pasien bekerja. Akreditor membutuhkan informasi
kondisi sakit pasien dari rekam medis untuk klaim (misal asuransi tenaga
kerja) terutama bila terjadi penyakit akibat suatu kondisi buruk atau efer
sampingan.

12
2.6 Isi Rekam Medis

Di dalam pasal 3 No.269//MENKES/PER/II/2008 catatan rekam medis


pasien ini disimpan baik secara tertulis maupun elektronik. Adapun syarat dari
pencatatan rekam medis pasien yang paling penting ialah repi, jelas serta
lengkap. Berikut terdapat beberapa macam isi catatan rekam medis pasien :

1. Catatan Medis pada Pasien Rawat Jalan


- Identitas lengkap pasien
- Tanggal dan waktu
- Riwayat penyakit pasien terdahulu
- Keluhan pasien saat ini
- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang jika ada
- Diagnosis pasien
- Rencana penatalaksanaan
- Tindakan/ implementasi
- Pelayanan lain yang menunjang perawatan pasien
- Persetujuan tindakan (apabila dibutuhkan)

2. Catatan Medis pada Pasien Rawat Inap


- Identitas pasien
- Tanggal dan waktu
- Riwayat penyakit pasien terdahulu
- Keluhan pasien saat ini
- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang jika ada
- Diagnosis pasien
- Rencana penatalaksanaan
- Tindakan/ implementasi
- Persetujuan tindakan (apabila dibutuhkan)
- Catatan observasi setelah dilakukannya pemeriksaan pada pasien
- Ringkasan pulang, ringkasan pulang ini menurut pasal 4
N.269/MENKES/PER/III/208 haruslah berisi data sekurang
kurangnya :

13
1) Identitas lengkap pasien
2) Diagnosis awal pasien
3) Indikasi pasien mendapatka perawatan
4) Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang jika ada
5) Diagnosis akhir pasien
6) Pengobatan dan tindak lanjut perawatan
7) Nama serta tanda tangan dokter yang berwenang atas pelayanan
yang diberikan kepada pasien
- Nama serta tanda tangan dokter yang berwenang atas pelayanan
yang diberikan kepada pasien
- Pelayanan lain yang menunjang perawatan pasien dan dilakukan
oleh tenaga kesehatan tertentu

3. Catatan Medis pada Pasien Gawat Darurat


- Identitas pasien
- Kondisi saat pasien terkini ketika sampai di rumah sakit
- Tanggal dan waktu
- Identitas wali pasien yang mengantar
- Riwayat penyakit pasien terdahulu
- Keluhan pasien saat ini
- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang jika ada
- Diagnosis pasien
- Rencana penatalaksanaan
- Tindakan/ implementasi
- Rangkuman kondisi pada saat pasen terakhir kali (sebelum
meninggalkan UGD serta rencana tidak lanjut yang akan dilakukan
pada pasien)
- Nama serta tanda tangan dokter yang berwenang atas pelayanan
yang diberikan kepada pasien
- Sarana transportasi yang akan pasien gunakan pada saat pemindahan
ruang ataupun pada pelayanan kesehatan lainnya

14
- Pelayanan lain yang menunjang perawatan pasien dan dilakukan
oleh tenaga kesehatan tertentu

4. Catatan Medis pada Keadaan Bencana :


- Lokasi dan juga jenis bencana yang pada saat itu menimpa pasien
- Kategori kegawatan serta nomor pasien bencana massal
- Identitas yang menemukan pasien

2.7 Dasar Pembukaan Catatan Rekam Medis Pasien

Menurut Pito Soeparto (2006) dalam Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan,
Indonesia tidak menganut paham kewajiban menyimpan rahasia kedokteran
secara mutlak. Beberapa dasar pembukaan rekam medis :

1. Karena Daya Paksa Pasal 48 KUHP yang berbunyi :“Barang siapa


melakukan sesuatu perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dapat
dipidana.” Dengan adanya pasal tersebut, maka tenaga kesehatan terpaksa
membuka rahasia pasien karena pengaruh daya paksa untuk melindungi :

a. kepentingan umum

b. kepentingan orang yang tidak bersalah

c. kepentingan pasien

d. kepentingan tenaga kesehatan

2. Karena Menjalankan Perintah Undang-Undang ( Pasal 50 KUHP) “Barang


siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana.” Bila seorang tenaga kesehatan yang dipanggil sebagai saksi
ahli atau saksi dalam sidang pengadilan, kewajiban untuk menyimpan
rahasia pasien dapat gugur atas perintah hakim yang memimpin sidang
(Pasal 170 ayat 2 KUHAP).

15
3. Karena Perintah Jabatan

(Pasal 51 KUHP ayat 1) “Barang siapa melakukan perbuatan untuk


melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang
berwenang, tidak dipidana.”

4. Untuk kepentingan Asuransi


Seorang dokter wajib mengisi formulis yang diperlukan oleh pasien atau
keluarganya untuk mendapat santunan asuransi. Dalam hal ini kewajiban
untuk menyimpan rahasia kedokteran menjadi gugur, karen berdasarkan
peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja, tanpa keterangan
dari dokter yang merawat, maka santunan asuransi tenaga kerja tidak akan
dapat diberikan kepada yang bersangkutan.Dalam Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 10 ayat 2 berbunyi “ Informasi tentang
identitas, diagnosis, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat
dibuka dalam hal:

a. untuk kepentingan kesehatan pasien;


b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/ atau persetujuan pasien sendiri
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan; dan
e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.

2.8 Pelepasan Rekam Medis


Meskipun rekam medis dapat dibuka tetapi pelepasan informasi harus melalui
persetujuan tertulis dari pasien ataupun orang yang diberi kuasa oleh pasien.
Hal ini digunakan untuk melindingi hak privasi pasien dan melindungi sarana
pelayanan kesehatan dalam tindak hukum perlindungan hak kerahasiaan
informasi pasien. Ijin tertulis harus disertai dengan tanda tangan pasien.
Menurut WHO dalam Medical Record Manual menjelaskan apabila suatu

16
permintaaan dibuat untuk pelepasan informasi, permintaan tersebut harus
mengandung hal - hal berikut:

1. Nama lengkap pasien, alamat, dan tanggal lahir


2. Nama orang atau lembaga yang akan meminta informasi
3. Tujuan dan kebutuhan informasi yang diminta
4. Tingkat dan sifat informasi yang akan dikeluarkan, termasuk tanggal keluar
informasi

5. Ditandatangani oleh pasien atau wakilnya yang sah (misalnya orang tua
atau anak).

2.9 Kompetensi Petugas / Perekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 377/MENKES/SK /III/2007


tentang Standar Profesi Perekam Medis, bahwa ada 2 kategori kompetensi yang
harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan. Kategori tersebut
adalah :

1. Kompetensi Pokok

2. Kompetensi Pendukung

Kedua-duanya harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi


kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana pelayanan kesehatan.
Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang profesi perekam
medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggung jawab diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Seorang perekam medis dan informasi kesehatan
harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilakuyang merupakan
kompetensi dari profesinya.

Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus dimiliki


oleh profesi perekam medis. Sedangkan kompetensi pendukung merupakan
kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan pengetahuan dan
ketrampilan dasar untuk mendukung tugas. Artinya bahwa seorang profesi
perekam medis harus menguasai kompetensi pokok yang telah ditetapkan oleh

17
organisasi profesi untuk menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi
kesehatan, selain itu juga harus menguasai kompetensi pendukung sebagai
pengembangan dari kompetensi dasar.

Di bawah ini merupakan 2 kategori kompetensi yang harus dimiliki


profesi perekam medis dan informasi kesehatan, yaitu: Kompetensi Pokok
Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan , meliputi:

1. Klasifikasi & Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang Berkaitan


Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis
2. Aspek Hukum & Etika Profesi
3. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan
4. Menjaga Mutu Rekam Medis
5. Statistik Kesehatan

Kompetensi Pendukung Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan,


meliputi:

1. Kemitraan Profesi
2. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis

Jadi seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus menguasai 7


butir kompetensi di atas yang dibagi menjadi kompetensi pokok dan
pendukung. Penjabaran dari ketujuh butir kompetensi tersebut akan dibahas di
bawah ini.

1. Kompetensi yang pertama yaitu Klasifikasi & Kodifikasi Penyakit,


masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis, artinya
bahwa seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan harus
mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai
klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit
dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan. Untuk
menguasai kompetensi yang pertama seorang perekam medis harus
memiliki pengetahuan tentang Ilmu Penyakit, Nomenklatur &
Klasifikasi Penyakit, Klasifikasi Tindakan, Terminologi Medis,
Anatomi Fisiologi, Biologi Manusia, Patologi. Kompetensi yang kedua

18
yaitu Aspek Hukum dan Etika Profesi. Seorang perekam medis dan
informasi kesehatan harus mampu melakukan tugas dalam memberikan
pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi
dengan memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku.
2. Untuk dapat menguasai kompetensi yang kedua seorang perekam medis
harus memiliki pengetahuan tentang Pengantar Ilmu Hukum, Hukum
Kesehatan, Perundang-undangan Kesehatan, Hak & Kewajiban Tenaga
Kesehatan, Pasien, Kerahasiaan Informasi Medis, Aspek Hukum
Rekam Medis, dan Etika Profesi.
3. Kompetensi yang ketiga yaitu Manajemen Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan. Seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus
memiliki kemampuan untuk mengelola rekam medis dan informasi
kesehatan sehingga memenuhi kebutuhan pelayanan medis,
administrasi & kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan
pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Pengetahuan yang harus
dimiliki untuk mendapatkan kompetensi ini meliputi Definisi & fungsi
Rekam Medis, Identifikasi Isi Rekam Medis, Analisi kualitatif dan
kuantitatif, Sistem Penamaan, Penomoran, Penyimpanan.
4. Kompetensi yang keempat yaitu Menjaga dan Meningkatkan Mutu
Rekam Medis. Perekam medis dan informasi kesehatan harus mampu
melakukan perencanaan, melaksanakan, melakukan evaluasi dan
menilai mutu dari rekam medis. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk
mendapatkan kompetensi ini yaitu pengetahuan tentang Manajemen
Mutu Pelayanan , Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan, Registrasi, Lisensi dan akreditasi, Indikator Mutu Rekam
Medis, Standar Pelayanan Rekam Medis.
5. Kompetensi yang kelima yaitu Statistik Kesehatan. Seorang perekam
medis dan informasi kesehatan harus mampu untuk menggunakan
statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan
(forcasting) yang bermutu sebagai dasar perencanaan dan pengambilan
keputusan di bidang pelayanan kesehatan. Pengetahuan yang harus
dimiliki untuk mendukung kompetensi ini yaitu pengetahuan tentang

19
Biostatistik, Statistik Kesehatan, Epidemiologi, Sistem Pelaporan,
Sistem Informasi Kesehatan, Dasar-dasar Pemrograman, dan Bentuk-
bentuk penyajian informasi.
6. Kompetensi keenam merupakan kompetensi pendukung pertama yaitu
Manajemen Unit Rekam Medis. Diharapkan perekam medis dan
informasi kesehatan mampu untuk mengelola unit kerja rekam medis
yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penataan
dan pengontrolan Unit Kerja Rekam Medis di sarana pelayanan
kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang
memberikan pelayanan kesehatan seperti praktek dokter, balai
pengobatan, Puskesmas, dan rumah sakit. Pengetahuan yang dimiliki
untuk mendapatkan kompetensi ini adalah pengetahuan tentang
Prinsip-prinsip Manajemen, Rencara Strategik, Manajemen
Sumberdaya, Alur dan prosedur kerja, Administrasi Perkantoran,
Ergonnomi, Standar Ruangan dan Informasi Kesehatan, dan Proses
Pembelajaran.
7. Kompetensi yang ketujuh merupakan kompetensi terakhir dari perekam
medis dan informasi kesehatan yaitu Kemitraan Profesi.

Artinya bahwa perekam medis dan informasi kesehatan diharapkan mempu


untuk berkolaborasi inter dan intra profesi yang terkait dalam pelayanan
kesehatan. Perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan
dengan tepat sesuai klasifikasi internasional tentang penyakit dan tindakan
medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan.

1. Nomor kode diagnosis

2. Fungsi indeks penyakit

3. Registrasi

4. AplikasiICD-10
5. Penyediaan informasi morbiditas &mortalitas

6. Manfaat data diagnosis dalam klaim asuransi

7. Etika koding , dll

20
Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan
rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan
memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku dengan
memperhatikan

1. Hak dan kewajiban pasien


2. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
3. Kerahasiaan rekam medis (penyimpanan, penggunaan untuk riset,
retensi,pemusnahan)
4. Pelepasan informasi dan aksesnya
5. Etika profesi ,dsb

Perekam medis mampu mengelola rekam medis dan informasi kesehatan


untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan
informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan di bidang
kesehatan dlm bentuk:

1. Manajemen isi rekam medis (fungsi rekam medis, analisis


kuantitatif/kualitatif,model system rekam medis)
2. Manajemen berkas (sistem penamaan, sistem penomoran, sistem
penyimpanan, sistem retensi, assembling, disain formulir, koding,
indeksing, pelaporan)
3. Manajemen kearsipan
4. Aplikasi komputer
5. Dasar-dasar pemrograman
6. Konsep-konsep Database

Berkaitan dengan Kompetensinya maka Perekam medis harus mampu :

1. Mengelola, merencanakan melaksanakan, mengevaluasi dan menilai


mutu rekam medis dengan memperhatikan mutu pelayanan, manajemen
mutu rekam medis dan informasi kesehatan, teknik penilaian mutu,
teknik peningkatan mutu; audit rekam medis, sistem registrasi, lisensi
dan akreditasi, dan ergonomi.

21
2. Menggunakan statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan
perkiraan yang bermutu tinggi sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan meliputi :
Peranan statistik pelayanan kesehatan, indikator pelayanan kesehatan,
sistem informasi manajemen, Pengolahan dan analisis data (epiinfo),
pengenalan jaringan dan aplikasi komputer.
3. Mengelola sumber daya yang tersedia di unit kerja rekam medis untuk
dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
Informasi kesehatan. Prinsip manajemen, Rencana strategik,
Manajemen SDM, Manajemen unit kerja, Produktivitas kerja, Alur –
prosedur kerja, Perilaku organisasi, Tata ruang/ tata letak, Standar
peralatan unit kerja rekam medis, Administrasi perkantoran. Disamping
itu, berkolaborasi inter dan intra profesi yang tekait dalam pelayanan
kesehatan yg meliputi : Organisasi profesi, Leadership, Komunikasi
efektif, Informasi efektif dan efisien. Misalnya saja kemitraan profesi
perekam medis dengan profesi farmasi, dokter, programmer, keuangan,
dan lain-lain. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk menguasai
kompetensi ke tujuh ini adalah pengetahuan tentang Psikologi Sosial,
Ilmu Perilaku, Tatakrama, Bahasa Inggris, Hubungan Antar Manusia,
Organisasi Profesi, dan Kepemimpinan.

22
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Hubungan HAM dan Rahasia Rekam Medis Pasien

HAM atau yang dapat disebut juga dengan Hak Asasi Manusia
merupakan hak yang dimiliki oleh seluruh warga Indonesia mulai dari lahir
hingga meninggal dunia tanpa melihat status sosial, gelar, agama, ras, suku,
budaya, maupun warna kulit kulit seseorang. HAM ini ialah hukum yang
berlaku di Indonesia dimana sistemnya yaitu dengan menyetarakan hak- hak
yang bisa didapatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Tidak sedikit dari rakyat Indonesia yang merebut hak milik


saudaranya sendiri, seperti halnya pada kasus- kasus yang terjadi di Instansi
kesehatan seperti klinik, puskesmas maupun rumah sakit yang memiliki peran
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu contoh
kasus perebutan HAM disini ialah dengn membeberkan data rekam medis
pasien tanpa adanya persetujuan dari pihak yang bersangkutan ataupun
keluarga pasien. Di Indonesia sendiri hukum berlaku pada kerahasiaan data
rekam medis pasien yang apabila dibeberkan pada khalayak umum tanpa
persetujuan dari yang bersangkutan maka kasus tersebut dapat diseret ke ranah
hukum.

Data rekam medis pasien merupakan hak dari seorang pasien, maka
dari itu pentingnya tenaga medis untuk merahasiakannya.

Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan


pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan
memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku dengan
memperhatikan:

1. Hak dan kewajiban pasien


2. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
3. Kerahasiaan rekam medis (penyimpanan, penggunaan untuk
riset, retensi,pemusnahan)
4. Pelepasan informasi dan aksesnya

23
5. Etika profesi ,dsb

3.2 Peranan Perawat dalam Menjaga Data Rekam Medis Pasien

Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memiliki peranan


penting dalam proses perawatan pasien yang nantinya akan menaikan derajat
kesehatan pasien. Perawat memiliki tugas yang sangat berat yaitu diantaranya
adalah membantu dalam proses perawatan sera proses pendokumentasian hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada pasien.

Setiap selesai meakukan pemeriksaan ataupun perawatan pada


pasien perawat selalu akan mendokumentasikan mulai dari langkah- langkah
sampai pada hasil pemeriksaan kesehatan pasien dengan begitu perawat
merupakan pengguna rekam medis primer (para pemberi pelayanan). Pengguna
rekam medis primer ini merupakan tenaga kesehatan yang bersangkutan
ataupun berperan langsung pada proses pelayanan kesehatan yang dilakukaan
kepada pasien. Kelompok ini secara langsung yang bertugas memasukkan hasil
informasi pasien serta dapat mengetahui secara langsung kondisi pasien yang
terbaru.

Dengan kata lain perawat mempunya peran dalam memberikan hak-


hak kepada pasien baik hak pelayanan maupun hak menjaga kerahasiaan data
rekam medis pasien. Tidak semua pihak dapat mengetahui kondisi kesehatan
pasien dapat diberikan kepada yang bersangkutan. Dalam Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 10 ayat 2 berbunyi “ Informasi tentang
identitas, diagnosis, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka
dalam hal:

a. untuk kepentingan kesehatan pasien;


b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/ atau persetujuan pasien sendiri
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan; dan

24
untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang

25
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Negara Indonesia merupakan negara yang berdasar pada Pancasila


dan juga UUD 1945 yang dimana pada pembukaan Undang- Undang Pancasila
1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari pembukaan tersebut
dapat kita tarik satu kesimpulan mengenai kesejahteraan umum yang dapat
diaplikasikan pada bidang kesehatan secara menyeluruh dilakukan di instansi
kesehatan seperti klinik, puskesmas, dan juga pada rumah sakit.

Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memiliki peranan


penting dalam proses perawatan pasien yang nantinya akan menaikan derajat
kesehatan pasien. Perawat memiliki tugas yang sangat berat yaitu diantaranya
adalah membantu dalam proses perawatan sera proses pendokumentasian hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada pasien.

Laporan catatan rekam medis pasien merupakan data yang diperoleh


dari hasil proses pemeriksaan, observasi, maupun pengobatan. Dalam hal ini
perawat berperan langsung dalam proses pemeriksaan sekaligus
pendokumentasian pada pasien. Perawat wajib melakukan pencatatan hasil dari
pemeriksaan pada pasien dengan begitu perawat dapat dengan mudah menilai
kondisi pasien setiap selesai melakukan pemeriksaan. Pencatatan rekam medis
pada pasien ini sangat membantu dalam sebuah penilaian di bidang hukum
kesehatan, penelitian dan tentunya juga pada kegiatan akreditasi rumah sakit.

Catatan dokumentasi ini nantinya hanya dapat diketahui oleh pihak


tenaga medis yang berwenang terhadap pasien tersebut saja, dikarenakan data
pasien merupakan dokumen penting yang harus dirahasiakan dari pihak yang
tidak berwenang maka dari itu apabila ada seseorang yang ingin menetahui

26
kondisi cacatan medis pasien maka harus mendapatkan persetujuan dari pasien
berupa ijin tertulis.

Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan


pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan
memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku dengan
memperhatikan:

6. Hak dan kewajiban pasien


7. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
8. Kerahasiaan rekam medis (penyimpanan, penggunaan untuk
riset, retensi,pemusnahan)
9. Pelepasan informasi dan aksesnya
10. Etika profesi ,dsb

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat yang patuh akan hukum yang berlaku maka
sikap kita adalah dengan mematuhi hukum tersebut seperti halnya menjaga
rahasia data rekam medis pasien dengan berpedoman pada nilai HAM yaitu
dengan tidak melihat dan membeda- bedakan status sosial, ekonomi, agama,
suku ras, budaya pasien. Hal tersebut bertujuan untuk pelayanan yang
maksimal kepada pasien demi meningkatkan derajat kesehatan dan juga
keamaan pada pasien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ulil Kholili. 2011. Pengenalan Ilmu Rekam Medis pada Masyarakat Serta
Kewajiban Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatn
Komunitas. 1. (2) : 61-72

Aditya Hans Suwignjo. 2019. Tinjauan Hukum Pembukaan Rekam Medik dar
Sudut Pandang Asuran Kesehatan. Jurnal Spektrum Hukum. 16. (1) : 1-
36

Noor M Aziz. 2010. Laporan Penelitian Hukum Tentang Hubungan Tenaga Medis,
Rumah Sakit dan Pasien. Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementrian Hukum dan HAM RI 2010

28

Anda mungkin juga menyukai