Anda di halaman 1dari 13

KESELAMATAN KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DI

INSTANSI RUMAH SAKIT KHUSUSNYA DI KORIDOR

ANALISA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN K5

oleh
Kelompok H / A18
Nafisatus Shofiyyah NIM 182310101001
Latanza Delia Choirunnisa NIM 182310101023
Riyant Carissa Vasthi Elvina NIM 182310101038
Vigo Agustilano Salim NIM 182310101039
Atika Mellenia Purvitasari NIM 182310101040

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keselamatan
Kesehatan Kerja di Instansi Rumah Sakit Khususnya Koridor ” Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Jember.
Tujuan penulisan makalah ini sebagai wujud dari kreatifitas penulis dalam
melakukan kinerjanya terkait dengan Tugas Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
penulis kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini, diantaranya:
a. Ns. Retno Purwandari, S.Kep., M.Kep selaku dosen penanggung jawab
mata kuliah Promosi Kesehatan dalam Keperawatan;
b. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat;
c. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari pembaca sangatlah diharapkan untuk perbaikan makalah
ini kedepannya. Atas saran dan kritiknya, penulis ucapkan terima kasih

Jember, 18 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Kronologi Kecelakaan Kerja yang Terjadi ............................ 5

3.2 Penyebab Kecelakaan Kerja .................................................. 5

3.3 Solusi Untuk Mencegah Kembali Terjadinya Kecelakaan

Kerja ............................................................................................. 6

BAB 4. PENUTUP.................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 9

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan tempat lingkungan kerja yang terdiri dari bagian-
bagian, dimana bagian tersebut memilki peran dan fungsi yang berhubungan
untuk menunjang kelancaran operasional di rumah sakit tersebut. Sebagai suatu
lingkungan kerja yang utuh keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja mereka yang bekerja dalam lingkungan rumah sakit
tersebut.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit harus diidentifikasi sesuai
dengan segala aktivitas yang berkaitan dengan ergonomi antara lain seperti,
mendorong, mengangkat, menarik, menjangkau, dan hal lain yang digunakan
untuk penanganan pasien. Petugas rumah sakit yang melakukan tanggung jawab
untuk mengurus segala kebutuhan pasien memilki risiko besar untuk
menyebabkan gangguan pada muskuloskeletal dibandingkan dengan berbagai
bidang lainnya (OSHA, 2013).
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, Pasal
23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya pada tempat kerja yang
memliki potensi besar untuk gangguan kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Dari penjelasan di atas bahwa di
Rumah Sakit (RS) memiliki potensi besar untuk terjadinya gangguan kesehatan
akibat kerja pada lingkungan yang memiliki potensi menimbulkan dampak
kesehatan bagi para petugasnya. Bukan hanya para petugas, tetapi juga terhadap
pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
dapa menerapkan upaya K3 di Rumah Sakit.
Ditemukan laporan yakni di Israel, bahwa angka prevalensi cedera
punggung tertinggi pada perawat sekitar (16,8%) dibandingkan pada pekerja di
sektor industri lain. Di Australia, diantara 813 perawat, 87% pernah menderita low
back pain, pravelensi 42% dan di AS insiden cedera muskuloskeletal 4,62 / 100
perawat pertahun. Khususnya di Indonesia data yang berhubungan dengan

1
bahaya-bahaya di rumah sakit masih belum tergambar dengan jelas namun
diperkirakan banyak keluhan yang terjadi pada para petugas di rumah
sakit(Supari, 2007).
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya
perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja
terhadap akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3 adalah mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta
meningkatkan derajat kesehatan kerja sehingga produktivitas pekerja meningkat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Sehingga K3 dalam rumah sakit harus diterapkan
karena K3 termasuk sebagai salah satu standar pelayanan yang dinilai di dalam
akreditas RS, disamping standar pelayanan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana kronologi terjadinya kecelakaan kerja tersebut?
1.2.2 Mengapa kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi?
1.2.3 Apa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali
kecelakaan kerja tersebut?

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Seorang perawat memiliki beberapa tugas utama, salah satunya yaitu


menjaga serta mengawasi pasien yang mereka rawat dari berbagai hal yang tidak
mereka inginkan. Seorang perawat juga harus menjaga seorang bayi yang baru
saja dilahirkan. Biasanya bayi yang baru saja lahir akan diletakkan di ruangan
yang berbeda dengan ruang rawat inap biasa. Dan di tempat itulah seorang bayi
yang baru saja lahir akan dirawat oleh seorang perawat yang bertugas.
Dikutip dari berita yang ditulis oleh Rufki Ade Vinanda pada situs berita
online news.okezone, terdapat sebuah kasus kecelakaan kerja pada Pusat
Kesehatan Puritan Postpartum di Yanji, China Timur. Pada bulan Juli 2017,
seorang perawat melakukan tindakan ceroboh dan juga membahayakan nyawa
seorang bayi yang baru saja lahir dan berusia sekitar 19 hari. Selain itu, juga
karena kesalahan petugas kebersihan rumah sakit karena kurang menjaga tingkat
kebersihan di setiap ruangan sehingga menyebabkan kecelakaan kerja. Kejadian
itu terekam oleh kamera pengawas yang ada di dalam ruangan. Menurut kamera
pengawas tersebut, kronologi kejadiannya yaitu terjadi ketika seorang perawat
melakukan kunjungan pemeriksaan di ruangan. Seorang perawat yang sudah
memiliki pengalaman tinggi dan telah bekerja lebih dari 3 dekade berniat untuk
menghibur seorang bayi yang berusia 19 hari tersebut dengan cara mendorong-
dorong kereta bayi itu kearah kanan dan kiri secara bergantian. Namun tanpa
disangka-sangka, ketika perawat tersebut menghibur sang bayi dengan
memainkan kereta dorongnya, si perawat kehilangan keseimbangan pada
posisinya lalu terpeleset dikarenakan lantai licin, sehingga kereta bayi pun tidak
seimbang sampai terjungkal dan membuat perawat dan juga sang bayi terjatuh
dengan kepala yang menghantam lantai. Beruntungnya terdapat perawat lain yang
bertugas dan melihat kejadian tersebut, jadi perawat lain itu langsung mengangkat
sang bayi yang terjelungkup dari kereta dorongnya. Setelah dilakukan CT-Scan,
tidak terjadi kerusakan pada otak sang bayi. Akibat dari kejadian tersebut kepada
seorang perawat yaitu pihak keluarga sang bayi tetap membawa kasus ini di meja
hijau dan menuntut Pusat Kesehatan Puritan Post partum dan perawat tersebut.

3
Pihak keluarga berpendapat bahwa meskipun tidak terjadi sesuatu pada hari ini,
namun mereka takut terjadi efek yang buruk terhadap bayinya di kemudian hari.
Selain itu, dikarenakan video dari kamera pengawas telah tersebar di sosial media,
si perawat dan Pusat Kesehatan Puritan Post-partum dengan cepat mendapat
perhatian dari masyarakat. Masyarakat pada sosial media pun mengkritik tindakan
si perawat itu dengan kesal dan menggunakan kata-kata yang tidak baik.

4
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Kronologi Kecelakaan Kerja yang Terjadi


Kronologi singkat pada kasus yang kelompok kami ambil, yaitu pada
bulan Juli 2017, terdapat sebuah kasus kecelakaan kerja yang membayakan nyawa
seorang bayi berusia 19 hari pada Pusat Kesehatan Puritan Postpartum di Yanji,
China Timur. Pada hari kejadian, seorang perawat sedang melakukan kunjungan
di ruang perawatan bayi untuk mengecek kondisi kesehatan sang bayi. Setelah itu,
si perawat ini berniat untuk menghibur seorang bayi yang berusia 19 hari tersebut
dengan cara mendorong-dorong kereta bayi itu kearah kanan dan kiri secara
bergantian. Namun tanpa disangka-sangka, ketika perawat tersebut menghibur
sang bayi dengan memainkan kereta dorongnya, si perawat kehilangan
keseimbangan pada posisinya lalu terpeleset dikarenakan lantai licin, sehingga
kereta bayi pun tidak seimbang sampai terjungkal dan membuat perawat dan juga
sang bayi terjatuh dengan kepala yang menghantam lantai.
3.2 Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan sebuah kecelakaan yang pada umumnya
disebabkan oleh beberapa faktor dan sering diakibatkan oleh berbagai macam
penyebab (AM. Sugeng Budiono, 2003). Tiga faktor penyebab paling utama
adalah faktor peralatan teknis, lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri (ILO,
1989). Faktor penyebab kecelakaan yang terjadi secara langsung berkaitan dengan
kecelakaan disebut sebagai penyebab langsung. Sedangkan penyebab langsung
jika didukung oleh faktor lain untuk terjadinya sebuah kecelakaan kerja disebut
sebagai penyebab tidak langsung (Syukri Sahab, 2001)
Pada kasus tersebut, telah dijelaskan bahwa lantai yang dipijak oleh
seorang perawat itu licin, sehingga hal tersebut membuat seorang perawat tidak
sengaja menjatuhkan sang bayi sampai dalam keadaan terjungkal. Di dalam kasus
ini, licin tidak disebutkan karena lantai basah ataupun kering, namun hanya
disebutkan bahwa lantai licin seperti itu. Lantai untuk tempat bekerja harus
terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan juga tahan terhadap bahan kimia yang
merusak (Benner NB. SIlalahi, 1995). Lantai yang licin akibat dari tumpahan

5
cairan, ataupun debu yang tidak dibersihkan sehingga menumpul pada lantai
merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja.
Terpeleset merupakan sebuah kejadian yang terjadi ketika seorang pekerja
memiliki gesekan yang kurang antara alas kaki yang digunakan untuk bkerja
dengan lantai yang dipijak. Penyebab umum terjadinya terpeleset yaitu :
1. Tumpahan berbagai cairan di lantai tempat kita bekerja;
2. Permukaan lantai yang basah ataupun berminyak;
3. Bahan-bahan kering yang tercecer di lantai, seperti debu, pasir, dan
sebagainya;
4. Alas kaki yang licin;
5. Bahan lantai (keramik) yang terlalu licin;
6. Pencahayaan yang buruk;
7. Permukaan lantai kerja yang tidak rata, misalnya adanya karpet, dan juga
pergantian ketinggian permukaan lantai.
Sedangkan untuk terjatuh, terjatuh merupakan sebuah keadaan ketika seseorang
kehilangan keseimbangan lalu terjatuh. Seseorang yang terjatuh juga memiliki
beberapa faktor penyebab, diantaranya yaitu :
1. Tidak adanya pembatas yang digunakan oleh pekerja untuk menahan
pekerja dari terjatuh;
2. Tidak adanya alat pelindung diri yang mampu menahan seseorang dari
terjatuh.
3.3 Solusi Untuk Mencegah Kembali Terjadinya Kecelakaan Kerja
Rumah sakit memiliki kewajiban untuk menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Penerapan upaya ini dilakukan agar
tenaga kerja terhindar dari risiko kecelakaan kerja. Banyak sekali dampak yang
ditimbulkan akibat dari kecelakaan kerja, terutama untuk terpeleset dan terjatuh.
Dampak yang bisa ditimbulkan yaitu dapat berupa luka ringan, cidera serius di
area pergelangan kaki, lutut, punggung, dan juga bagian lain yang terhantam
langsung dengan lantai, cidera patah tulang, hingga kematian bagi pekerja
maupun orang lain.
Berikut merupakan solusi untuk mengurangi terjadinya risiko kecelakaan kerja :

6
1. Penggunaan alas kaki yang tepat sesuai dengan kondisi tempat kerja,
diutamakan alas kaki yang berbahan dasar karet (anti licin) agar dapat
meminimalisir terjadinya terpeleset maupun terjatuh;
2. Selalu berkonsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan;
3. Menjaga area kerja agar tetap bersih, rapi, dan aman;
4. Pastikan pencahayaan yang cukup di tempat kerja agar pandangan lebih
jelas;
5. Pemasangan simbol atau tanda peringatan untuk membatasi area yang
kemungkinan dapat memiliki risiko untuk terpeleset ataupun terjatuh;
6. Jika terdapat lantai yang tidak rata, segera hubungi petugas untuk segera
mengganti lantai tersebut;
7. Pastikan semua are yang digunakan untuk bekerja bebas dari halangan
apapun, seperti kabel-kabel yang melintang, kursi dan meja yang tidak
pada tempatnya, dan lain sebagainya;
8. Memasang rambu k3 tentang terpeleset tersandung dan terjatuh, agar dapat
mengingatkan kepada pekerja tentang bahaya dari terpeleset, tersandung
dan terjatuh dan dapat selalu berhati-hati, rambu-rambunya kurang lebih
seperti pada gambar di bawah ini;

9. Berkolaborasi dengan petugas kebersihan dalam membersihkan kebersihan


lingkungan bekerja;
10. Memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya dari terpeleset,
tersandung dan terjatuh, sehingga pekerja mampu mengenali dan juga
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

7
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari keajadian diatas yatu kecelakaan
kerja yang terjadi akibat karena tidak adanya tanda bahaya yang terdapat pada
area koridor rumah sakit yang licin atau terdapat bahaya lainnya baik yang
berbahaya dan beracun bisa berupa agen-agen fisik seperti instrument
keperawatan atau insrumen kesehatan lainnya yang tidak dalam keadaan baik
sehingga dapat membahayakan pasien dalam beberapa waktu terdekat maupun
juga agen-agen kimia yang bisa berupa contoh yaitu cairan deterjen yang
terwadahi dengan botol minum yang tidak diberi label. Hal-hal ini selain dapat
membahayakan pasien dapat juga membahayakn tenaga kesehatan. Solusi yang
tepat untuk mencegah kembali terjadinya kecelekaan kerja yaitu penggguanaan
APD,mengecek kembali lingkungan memastikan pencahayaan,pemasangan label,
dan pemasangan rambu K3.

4.2 Saran
Saran untuk instansi akademika atau rumah sakit yaitu sebaiknya
ditingkatkan upaya penyediaan apar (alat pemadam kebakaran) dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan keselamatan serta mengruangi kecelakaan kerja
yang dapat terjadi guna meningkatkan taraf status kesehatan baik mahasiswa
kesehatan ketika melakukan perkuliahan dan praktikum atau rumah sakit untuk
tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang prima serta
meningkatkan akreditasi dan standar rumah sakit.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Yankes. 2019. Hindari Terpeleset, Tersandung dan Terjatuh Pada Saat

Bekerja. http://yankes.depkes.go.id/read-hindari-terpeleset-tersandung-

dan-terjatuh-pada-saat-bekerja-6651.html [Diakses pada 25 November

2019].

Ivana, Z. Widjasena, B. Dan Jayanti, S. 2014. Analisa Komitmen Manajemen

Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

RS Prima Medika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Semarang.

2(1): 35-41.

Safety Sign Indonesia. 2018. 10 Langkah Efektif Mencegah Bahaya Terpeleset,

Tersandung, Dan Terjatuh Di Tempat Kerja.

https://www.safetysign.co.id/news/384/10-Langkah-Efektif-Mencegah-

Bahaya-Terpeleset-Tersandung-dan-Terjatuh-di-Tempat-Kerja [Diakses

pada 25 November 2019].

Salikunna, N. A. Towidjojo, V. D. 2011. Penerapan Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi

Makassar. Jurnal Biocelebes. Sulawesi Tengah 2(1): 31-42.

Swaputri, Eka. 2009. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja (studi Kasus di PT

Jamu Air Mancur). Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

9
Vinanda, Rufki Ade. 2017. Ceroboh! Perawat Ini Jatuhkan Bayi yang Baru Lahir

Hingga Menghantam Lantai.

https://news.okezone.com/read/2017/09/22/18/1780995/ ceroboh-perawat-

ini-jatuhkan-bayi-yang-baru-lahir-hingga-menghantam-lantai [Diakses

pada 20 November 2019].

10

Anda mungkin juga menyukai