Anda di halaman 1dari 16

BUTIR KEGIATAN

No. 21

MEMBUAT KARYA TULIS / KARYA ILMIAH HASIL


PENELITIAN, PENGKAJIAN SURVEY DAN
EVALUASI DIBIDANG PELAYANAN
KEPERAWATAN YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
DALAM BENTUK MAKALAH (4/NASKAH)
2

MAKALAH
PATIENT SAFETY
DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DALAM KEPERAWATAN

OLEH :

NAMA : ARHAM ALAM, S. Kep, Ns. M. KKK


NIP : 197812312005011006

DITJEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP)
KELAS I MAKASSAR
2020
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Rasa syukur yang sangat besar patut dipanjatkan atas


kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas nikmat
kesehatan jasmani dan rohanilah sehingga keindahan dunia dan
isinya masih dapat kita rasakan sampai detik ini. Tak lupa kita
bersholawat serta mengucapkan salam kita kirimkan kepada
teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam
yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa
ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmatan Lil Alamin
di muka bumi ini.

Makalah yang menjadi salah satu penilaian pada kegiatan


yang tertuang dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahunan telah
Penulis rampungkan, syukur Alhamdulillah. Pada kesempatan ini
Penulis ingin pula ucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, Penulis memahami bahwa dalam makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis sangat
butuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
perbaikan makalah selanjutnya di waktu yang akan datang.

Makassar, 08 April 2020

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................3

2.1 Pentingnya K3 dalam Keperawatan.........................................3


2.2 Tujuan K3 dalam Keperawatan...............................................3
2.3 Manfaat K3 dalam Keperawatan..............................................3
2.4 Etika K3 dalam Keperawatan...................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................5

3.1 Kesimpulan.........................................................................5
3.2 Saran..................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA………….......................................................7
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isu penting di dunia kerja dewasa ini adalah mengenai
aspek Kesehatan dan keselamatan kerja. Riset yang dilakukan
oleh badan dunia ILO menginformasikan bahwa setiap hari
rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang
setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaannya
(Rahayuningsih & Hariyono, 2011).
Di Amerika, setiap tahunnya terdapat 5 ribu petugas
kesehatan yang terinfeksi hepatitis B, 47 positif HIV dan setiap
tahun 600 ribu - 1 juta mengalami luka akibat tertusuk jarum
(Kepmenkes RI, 2010, p.10). Sedangkan di Israel, prevalensi
cedera punggung tertinggi pada perawat (16.8%) dibandingkan
pekerja lainnya (Kepmenkes RI, 2007, p.4). Di Indonsia sendiri,
data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015)
total kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun
2014 sebanyak 24.910 kasus.
Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah penting di
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Hal ini diakibatkan
karena fasyankes merupakan suatu unit pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis
penyakit. Oleh sebab itu fasyankes dituntut untuk dapat
menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua
sumber daya manusia yang ada di fasyankes dapat terlindungi,
baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja (Ivana,
Widjasena & Jayanti, 2014).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
2

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja terkhususnya dalam


keperawatan.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama yang harus
dilaksanakan oleh fasyankes. Hal ini sangat erat kaitannya baik
dengan fasyankes maupun keamanan pasien. Tujuan dari
pelaksanaan keselamatan pasien di fasyankes adalah untuk
melindungi pasien dari kejadian yang tidak diharapkan. Risiko
kejadian ini berasal dari proses pelayanan yang di lakukan oleh
tenaga kesehatan melalui program yang telah ditetapkan oleh
fasyankes.
Kasus tentang keselamatan pasien telah menjadi perhatian
beberapa negara di dunia dikarenakan masih tetap ada
kejadian yang tidak diharapkan. Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien di rumah
sakit atau fasyankes lainnya. Peraturan tersebut menekankan
adanya 6 sasaran keselamatan pasien yang wajib diupayakan
oleh setiap rumah sakit/ fasyankes yang meliputi : ketetapan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif,
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan
risiko pasien jatuh.

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang yang telah dipaparkan, penulis
merumuskan masalah pada makalah, sebagai berikut :
1.2.1 Pentingnya K3 dalam Keperawatan
1.2.2 Tujuan K3 dalam Keperawatan
1.2.3 Manfaat K3 dalam Keperawatan
1.2.4 Etika K3 dalam Keperawatan
3

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu mengetahui K3 dalam Keperawatan

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Untuk mengetahui Pentingnya Keselamatan Pasien
dan K3 dalam Keperawatan
1.3.2.2 Untuk mengetahui Tujuan K3 dalam Keperawatan
1.3.2.3 Untuk mengetahui Manfaat K3 dalam Keperawatan
1.3.2.4 Untuk mengetahui Etika K3 dalam Keperawatan
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Keselamatan Pasien dan Keselamatan


Kesehatan Kerja dalam Keperawatan

Rumah Sakit/Fasyankes merupakan suatu industri jasa


yang padat karya, padat pakar, padat modal dan padat
teknologi sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi, oleh
karena itu upaya K3 sudah menjadi suatu keharusan.
Keselamatan pasien rumah sakit/fasyankes adalah suatu
sistem yang diterapkan untuk mencegah terjadinya cedera
akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan melalui
suatu sistem assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan
faktor risiko, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dan tindak lanjut dari insident serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (Dep-Kes RI,
2006).
Bahaya potensial di rumah sakit/fasyankes yang
disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri, dan jamur);
faktor kimia (antiseptik, gas anestesi, dll) ; faktor ergonomi
(cara kerja yang salah, dll); faktor fisik (suhu, cahaya, bising,
listrik, getaran, radiasi, dan lain-lain); faktor psikososial
(kerja bergilir, hubungan sesama pekerja/atasan, dan lain-
lain) dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja. PAK di rumah sakit/fasyankes, umumnya berkaitan
dengan faktor biologi (kuman pathogen yang berasal
umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis
kecil yang terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas
anestesi pada hati); faktor ergonomi (cara duduk salah, cara
mengangkat pasien salah); faktor fisik (panas pada kulit,
tegangan tinggi pada sistem reproduksi, radiasi pada sistem
produksi sel darah); faktor psikologis (ketegangan di kamar
5

bedah, penerimaan pasien gawat darurat, bangsal penyakit


jiwa, dan lain-lain).
Sumber bahaya yang ada di rumah sakit/fasyankes
harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat
risiko, yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan PAK.
Banyaknya kejadian kecelakaan kerja di fasyankes
menjadikan masalah ini menjadi urgen di lingkungan rumah
sakit. Hal ini diakibatkan karena rumah sakit merupakan
suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh
sebab itu rumah sakit dituntut untuk dapat menyediakan
dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit dapat terlindungi, baik
dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja (Ivana,
Widjasena & Jayanti, 2014).
Di Indonesia penelitian dr Joseph tahun 2005-2007
mencatat bahwa angka Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
needle stick injury (NSI) mencapai 38 - 73% dari total
petugas kesehatan dan prevalensi gangguan mental
emosional 17,7% pada perawat di suatu rumah sakit di
Jakarta berhubungan bermakna dengan stressor kerja
(Kepmenkes RI, 2010, p.11).
Beberapa bentuk perilaku tidak aman pada perawat yaitu
tidak memakai sarung tangan ketika melakukan tindakan
penyuntikan dan pemasangan infus, tidak menggunakan
sepatu yang sesuai, kadang didapati seorang perawat
tertusuk jarum, terpapar cairan tubuh, terpapar cairan B3
(obat kemoterapi), terpeleset, keluhan gangguan otot dan
rangka akibat kerja, keluhan low back pain, dan hernia
nukleus pulposus serta kasus-kasus kecelakaan lainnya.
Bahkan masih banyak kasus-kasus kecelakaan kerja
6

lainnya yang tidak dilaporkan kepada pihak rumah sakit.


Faktor itu bisa terjadi pada karena human error (unsafe
action) dan unsafe condition. Faktor yang menyebabkan
perawat berperilaku tidak aman yaitu sikap negative
perawat yang tidak disiplin dalam menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indoensia
belum sesuai dengan standar Depkes RI tahun 2006.
Dari berbagai informasi terkait kejadian kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, maka sangat penting untuk
melakukan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang baik.

2.2 Tujuan Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan


Kerja dalam Keperawatan

2.2.1 Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat


kerja
2.2.2 Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
2.2.3 Menjamin proses produksi berjalan lancar
2.2.4 Memelihara lingkungan kerja yang sehat
2.2.5 Mencegah dan mengobati kecelakaan yang
disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja
2.2.6 Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan
dari kerja
2.2.7 Memelihara moral, mencegah dan mengobati
keracunan yang timbul dari kerja
2.2.8 Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan
2.2.9 Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat
kerja
7

2.3 Manfaat Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan


Kerja dalam Keperawatan
Manfaat K3

2.3.1 Agar mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko


penyakit dan kecelakaan akibat keja serta
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja
sehingga produktivitas kerja meningkat.

2.3.2 Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan


keselamatan tenaga kerja sehingga kinerjanya dapat
meningkat
2.3.3 Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan
kesehatan semua orang yang berada di lingkungan
kerja

2.4 Etika Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan


Kerja dalam Keperawatan

Sampai saat ini aspek etika tenaga keperawatan


belum memiliki landasan hukum yang jelas dan pasti dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah no 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
hubungan perawat dan klien merupakan subjek hukum.
Pemahan perawat mengenai hukum kesehatan memberikan
keyakinan kepada perawat dan menjaga klien untuk selalu
berada pada jalur yang aman dengan mengikuti standing
order yang telah ditetapkan oleh profesi keperawatan dari
pihak rumah sakit yang bersangkutan. Standing order
merupakan pendelegasian kepada tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhankeperawatan atau pelayanan
kesehatan.Dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
tenaga medis maka harus sesuai dengan kode etik atau
etika yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar tenaga
8

medis selalu mengutamakan keselamatan pasien dan tidak


seenaknya melakukan tindakan medis yang tidak sesuai
dengan standar.
Adapun etika keselamatan kerja dalam keperawatan yaitu
1. Beneficence (berbuat baik)
2. Justice (keadilan)
3. Non malefience (tidak merugikan)
4. Veracity (kejujuran)
5. Fidelity (menepati janji)
6. Confidentiality (kerahasiaan)
9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Keselamatan pasien rumah sakit/fasyankes adalah


suatu sistem yang diterapkan untuk mencegah
terjadinya cedera akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan melalui suatu sistem assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dan tindak lanjut
dari insident serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko

3.1.2 Tujuan K3
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancar
4. Memelihara lingkungan kerja yang sehat
5. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan
akibat pekerjaan sewaktu bekerja

3.1.3 Manfaat K3
1. Agar mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko
penyakit dan kecelakaan akibat keja serta meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas
kerja meningkat
2. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga kinerjanya dapat
meningkat
3. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan
kesehatan semua orang yang berada di lingkungan kerja
10

3.1.4 Etika K3
Sampai saat ini aspek etika tenaga keperawatan belum
memiliki landasan hukum yang jelas dan pasti dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Menurut Peraturan
Pemerintah no 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
hubungan perawat dan klien merupakan subjek hukum.
Pemahan perawat mengenai hukum kesehatan memberikan
keyakinan kepada perawat dan menjaga klien untuk selalu
berada pada jalur yang aman dengan mengikuti standing
order yang telah ditetapkan oleh profesi keperawatan dari
pihak rumah sakit yang bersangkutan.

3.2 Saran

Pemahaman tentang Pentingnya, Tujuan, Manfaat dan Etika


K3 dalam Keperawatan harus di tingkatkan dengan
melakukan upaya edukasi yang terus menerus. Selain
meningkatkan pemahaman, juga meningkatkan disiplin ilmu
yang lebih baik dan selalu berfikir kritis
11

DAFTAR PUSTAKA

Pusphandani, Mita Erlisya & Triwibowo, Cecep. 2013. Kesehatan


Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha Medika

Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen


Manajemen Rumah Sakit ( RS ) Terhadap Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja ( K3 ) Pada RS Prima Medika

Kementrian Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan kerja (K3) Di
Rumah Sakit. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang
Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.
Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang
Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.
Jakarta.

Rahayuningsih, P.W., &Hariyono, W. (2011). Penerapan


Manajemen Keselamatan Dan kesehatan Kerja (MK3) Di Instalasi
Gawat Darurat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Volume 5,
Nomor 1, Hal 21-29.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Situasi Kesehatan Kerja


InfoDATIN: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
12

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etika Dalam Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai