Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN PROTEKSI KEBAKARAN (APAR) DI GEDUNG KELURAHAN


GUNUNG ANYAR, SURABAYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Proteksi Kebakaran

Dosen Pengampu:
Ratna Ayu Ratriwardhani, S.ST., M.T

Oleh :
Alviatuz Zahro Subiyakto / 2440019002

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul praktikum : Perencanaan Proteksi Kebakaran (APAR) di


Kelurahan Gunung Anyar, Surabaya

2. Mata kuliah : Perencanaan Proteksi Kebakaran


3. Nama praktikan
a. Nama : Alviatuz Zahro Subiyakto
b. NIM : 2440019002
4. Nama dosen
a. Nama : Ratna Ayu Ratriwardhani., S.ST. M.T
b. NPP : 18011173

Mengetahui, Surabaya, 18 Januari 2021


Dosen Mahasiswa

Ratna Ayu Ratriwardhani., S.ST. M.T Alviatuz Zahro Subiyakto


NPP. 18011173 NIM. 2440019002

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya bisa
menyelesaikan laporan yang berjudul ”Perencanaan Proteksi Kebakaran (Apar) Di
Gedung Kelurahan Gunung Anyar, Surabaya” dengan tepat waktu. Laporan ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Proteksi Kebakaran.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 20 Januari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3
2.1 Definisi Kebakaran .............................................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Kebakaran .......................................................................................................... 3
2.3 Teori Segitiga Api ................................................................................................................ 3
2.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) .................................................................................... 4
2.5 Pemasangan APAR .............................................................................................................. 5
BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ALUR PERENCANAAN .......................................... 7
3.1 Gambaran Gedung Secara Umum ....................................................................................... 7
3.2 Alur Perencanaan ................................................................................................................. 7
BAB 4 PERENCANAAN ....................................................................................................... 9
4.1 Potensi Sumber Bahaya ....................................................................................................... 9
4.2 Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ........................................................................... 9
4.3 Jumlah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ....................................................................... 9
4.4 Peletakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ................................................................... 9
BAB 5 ESTIMASI BIAYA .................................................................................................... 11
5.1 Biaya Perencanaan ............................................................................................................. 11
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 12
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
6.2 Saran .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebakaran merupakan kejadian yang disebabkan adanya rekasi oksigen yang
terpapar secara berlebihan oleh energi panas, sehingga dapat menimbulkan benda-benda
sekitar sumber api jadi ikut terbakar karena api menyebar dengan cepat. Kebakaran juga
dapat menimbulkan kerugian pada proses produksi, peralatan produksi, kerugian jiwa,
dan pencemaran lingkungan. Pada kejadian kebakaran yang besar dapat mengakibatkan
proses usaha menjadi terhenti, sehingga berdampak kerugian yang besar bagi suatu
perusahaan (Kementerian Perhubungan, 2016).
Kebakaran tidak tejadi secara tiba-tiba, ada beberapa faktor penyebab nyala api
sehingga mengakibatkan kebakaran. Unsur pembentuk api diantaranya terdapat bahan
bakar baik padat, cair, maupun gas. Selain itu terdapat sumber panas yang memicu
timbulnya nyala api yang mencapai suhu pembakaran. Kandungan oksigen juga dapat
memicu nyala api dengan semakin besar kadar oksigen maka nyala api akan semakin
besar (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4, 1980).
Untuk meminimalisir terjadinya kebakaran, perlu adanya penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam bidang Proteksi Kebakaran sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran. Salah satu cara untuk pencegahan dan penanggulangan
kebakaran adalah dengan menyediakan APAR(Alat Pemadam Api Ringan). APAR ialah
alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadi kebakaran (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4, 1980).
Untuk mempermudah penggunaan dan menjaga kualitas APAR tersebut perlu dilakukan
pemasangan dan pemeliharaan yang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
Kelurahan merupakan salah satu bangunan atau gedung yang dapat terjadi
kebakaran. Beberapa faktor didalamnya yang dapat mengakibatkan kebakaran adalah
hubungan pendek arus listrik, percikan api yang menyebar pada benda penghantar
panas. Dilihat dari beberapa potensi bahaya menjadikan kelurahan harus memiliki
APAR untuk menanggulangi api kecil yang muncul agar tidak menyebar di sekitarnya.
Dalam pemasangan APAR ini termasuk dalam kegiatan system tanggap darurat dimana
penerapan ini tidak harus menunggu terjadinya keadaan darurat, namu sebelum nya
harus dibuat untuk mengantisipasi adanya kebakaran besar dan meminimalisir kerugian
dan korban jiwa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis tuliskan, didapat beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan peletakkan APAR di Kelurahan Gunung Anyar Surabaya?
2. APAR apa yang direncanakan pada Kelurahan Gunung Anyar Surabaya untuk dapat
memadamkan kelas kebakaran yang sesuai?
3. Berapa jumlah APAR yang harus dipasang pada Kelurahan Gunung Anyar Surabaya
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis tuliskan, didapat beberapa tujuan
penulisan yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan peletakkan APAR di Kelurahan Gunung Anyar Surabaya.
2. Mengetahui APAR apa yang direncanakan pada Kelurahan Gunung Anyar Surabaya
untuk dapat memadamkan kelas kebakaran yang sesuai.
3. Mengetahui jumlah APAR yang harus dipasang pada Kelurahan Gunung Anyar
Surabaya yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.4 MANFAAT
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
dunia kerja serta menambah referensi ilmu mengenai bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja khusunya dalam bidang Perencanaan Proteksi Kebakaran.

2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam mengaplikasikan ilmu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam bidang Perencanaan
Proteksi Kebakaran.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KEBAKARAN


Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kebakaran adalah sebuah fenomena yang
terjadi ketika suatu bahan mencapai temperature kritis dan bereaksi secara kimia dengan
oksigen yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air, karbon monoksida,
kabondioksida, atau efek lain. Sedangkan berdasarkan NFPA, kebakaran didefinisikan
sebagai suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unusr yaitu bahan bakar yang mudah
terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energi atau panas yang berakibat
menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan kematian.

2.2 KLASIFIKASI KEBAKARAN


Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4, 1980 Klasifikasi
Kebakaran menjadi 4 yaitu kategori A,B,C,D. Klasifikasi tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Kebakaran Klas A
Kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran
kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
2. Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
3. Kebakaran Klas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga
lainnya yang menggunakan listrik.
4. Kebakaran Klas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium,
kalium, dsb.

2.3 TEORI SEGITIGA API


Segitiga api adalah istilah untuk menggambarkan reaksi kimia berantai yang muncul
dari 3 unsur penyebab api, dimana ketiga unsur tersebut saling berkaitan keberadaannya.
Ketiga unsur tersebut adalah:
1. Bahan bakar
Bahan bakar merupakan salah satu syarat terjadinya api, karena tanpa bahan bakar
tidak akan terjadi reaksi pembakaran. Bahan bakar yang digunakan yaitu bahan yang
mudah terbakar baik zat padat, cair, maupun gas. Contohnya:
1) Zat padat: kertas, kayu, kain, plastik, karet, dan lain-lain.
2) Zat cair: bensin, alkohol, spirtus, thinner, cat, dan lain-lain.
3) Zat gas: LPG, LNG, dan lain-lain.

2. Oksigen
Oksigen dalam udara yang kita hirup dapat menjadi penyebab kebakaran jika bertemu
dengan 2 unsur penyebab api lainnya. Dengan kadar oksigen minimum 16%, maka
oksigen dapat menjadi pembangkit api.

3
3. Sumber Panas
Sumber panas dapat berasal dari banyak faktor. Berikut sumber panas yang dapat
menjadi penyebab munculnya api:
1) Faktor alam. Contoh faktor alam yang menyebabkan adanya sumber panas yaitu
petir dan peristiwa gunung berapi seperti adanya awan panas.
2) Panas listrik. Sumber panas dari energi listrik dapat terjadi dari pemanasan
resistansi (arus melalui konduktor), arus bocor (konduktor tidak terisolasi dengan
baik), percikan, listrik statis, dan pemanasan dielektrik (gelombang mikro).
3) Panas mekanis. Energi panas mekanis dapat timbul karena adanya gaya gesekan
dan kompresi.
4) Energi panas kimia Energi panas ini timbul karena adanya reaksi kimia,
contohnya pada reaksi pembakaran atau penyalaan.
5) Energi panas nuklir
6) Panas matahari

Dari ketiga unsur tersebut maka terjadi reaksi rantai kimia dimulai dari bahan bakar
yang dipanaskan akan mengeluarkan uap. Kemudian uap tersebut akan bergabung dan
menciptakan senyawa baru dengan oksigen, dari rangkaian reaksi tersebut maka api
akan menyala.

2.4 ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)


Menurut Permenakertrans No. 40 Tahun 1980. Alat pemadam api ringan (APAR)
adalah alat pemadam api yang mudah dibawa atau dipindahkan dan dapat dipakai oleh satu
orang untuk memadamkan api pada awal mula terjadinya kebakaran.
APAR memiliki berat antara 0.5 kg 16 kg dan warna tabung APAR harus mudah
dilihat (mencolok) seperti hijau, merah, biru dan kuning. Macam-macam bahan pemadam
api yang digunakan pada APAR adalah:
a) Air
Air yang dikemas dalam APAR hanya untuk kebakaran kelas A, tidak efektif
digunakan untuk kebakaran kelas B dan akan berbahaya apabila digunakan untuk
kebakaran kelas C karena tersimpan bertekanan dan jenis tabung gas.

b) Busa
Busa kimia (Chemical Foam)
1) Busa kimia adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran awal
minyak. Mengunakan dari bahan tepung alumunium sulfat dan natrium
bikarbonat yang keduanya dilarutkan ke dalam air.
2) Busa mekanik (Mechanical Foam) Busa mekanik adalah bahan pemadam api
yang efektif untuk kebakaran besar minyak. Busa ini terjadi karena adanya proses
mekanis yaitu berupa adukan dari ahan pembuat busa yang terdiri dari cairan busa
(foam liquid/concentrate/compound), air dan udara.

4
c) Dry Chemical Powder
Dry Chemical Powder mempunyai berat jenis 0.91 dengan ukuran serbuk 10 17
mikron dan kelembaban kurang dari 0.2 %. Amonium hidro phospate (NH4)3PO4
merupakan serbuk kimia serba guna untuk kebakaran kelas A, kelas B dan kelas C.

d) CO2 (Carbon dioksida)


CO2 di dalam tabung APAR dalam bentuk gas cair, berubah bentuk menjadi salju jika
dikeluarkan melalui corong APAR. CO2 memadamkan api dengan menutup
permukaan yang terbakar (smothering) dan sangat efisien untuk kebakaran ruangan
tertutup dan listrik serta mesin-mesin karena mudah dibersihkan dan tidak
meninggalkan bekas.

2.5 PEMASANGAN APAR


Syarat pemasangan APAR sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980 yaitu sebagai berikut:
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.
2. Pemberian tanda pemasangan tersebut harus sesuai.
3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat
diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
4. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran.
5. Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
6. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
7. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah
berlubang-lubang atau cacat karena karat.
8. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
9. Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus diberi kaca
aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
10. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok atau
diikat mati.
11. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus disesuaikan dengan
besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga
mudah dikeluarkan.
12. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling
atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis
CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat,
jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.

5
13. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana
suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api
ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
14. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi dengan
tutup pengaman.

6
BAB 3
GAMBARAN UMUM DAN ALUR PERENCANAAN

3.1 GAMBARAN GEDUNG SECARA UMUM


Kelurahan Gunung Anyar merupakan salah satu Kelurahan yang berada di
Surabaya Jawa Timur dengan Kodepos 60294. Luas bangunan pada Gedung ini sebesar
1577,6 m2. Pada kelurahan ini terdapat 13 Ruang Kerja dengan 6 Ruang Kerja berukuran
8m, 1 Ruang Kerja berukuran 3m, 1 Ruang Kerja berukuran 6,5m, 1 Ruang Kerja
berukuran 26m, 1 Ruang Kerja berukuran 15m, 1 Ruang Kerja berukuran 3,72m, dan 1
Ruang Kerja berukuran 3,98m. Selain itu terdapat Ruang Konferensi dengan ukuran 16m,
4 Toilet dengan masing-masing berukuran 3m, 1 Ruang Panel Listrik dengan ukuran 3m,
dan 1 Ruang Server berukuran 3m.

3.2 ALUR PERENCANAAN


Mulai

Latar Belakang

Tujuan

Pengumpulan
Data

Studi Lapangan: Studi Literatur:


1. Luas Area Bangunan 1. PERMENAKERTRANS RI No. 04/
2. Denah Bangunan MEN/1980

Perencanaan

Analisa Perencanaan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir

Keterangan Flowchart:
1. Mulai
2. Latar Belakang
Menyusun apa yang melatarbelakangi adanya praktikum melalui rumusan masalah
3. Tujuan
Menyusun tujuan dari praktikum yang dilakukan berdasarkan latar belakang yang telah
disusun

7
4. Pengumpulan data berdasarkan:
a. Studi Lapangan
Studi lapangan bertujuan untuk mengungkap fakta-fakta yang ada melalui observasi
data secara langsung di tempat penelitian.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan guna penunjang teori yang ada sebagai pemecahan masalah
dilapangan baik bersumber dari buku, situs web maupun jurnal.
5. Perencanaan
Membuat perencanaan rancangan konsep dan denah yang ada
6. Analisis perencanaan
Menganalisis perencanaan yang sudah dibuat apakah sudah sesuai dengan Studi lapangan
dan studi literatur yang telah dikumpulkan.
7. Kesimpulan dan saran
Menyusun kesimpulan dari apa yang telah disusun dalam laporan dan memberikan saran
tentang segala hal yang tidak sesuai dengan studi literatur
8. Selesai

8
BAB 4
PERENCANAAN

4.1 POTENSI SUMBER BAHAYA


Potensi bahaya yang akan terjadi pada Gedung Kelurahan Gunung Anyar adalah
bahaya kebakaran kelas A yang disebabkan oleh konsleting listrik dan api cepat
merambat karena banyak barang-barang seperti kertas, plastik, kayu dan sebagainya
yang berbahan padat.

4.2 JENIS APAR


Jenis APAR yang digunakan pada setiap ruang di Kelurahan Gunung Anyar adalah
APAR jenis dry chemical powder karena pada Kelurahan ini termasuk dalam kebakaran
kelas A yang mana pemicu kebakarannya disebabkan oleh benda padat (buku, meja,
kursi, rak). APAR dry chemical powder sangat efektif dalam mengatasi kebakaran kelas
A sehingga APAR ini sangat cocok digunakan di Kelurahan Gunung Anyar, meski
begitu APAR dry chemical powder juga mampu mengatasi kebakaran kelas B dan C.

4.3 JUMLAH APAR


Berdasarkan PERMENAKERTRANS RI No.04/MEN/1980 pasal 4 ayat 5
dijelaskan bahwa penempatan APAR antara APAR yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. Sehingga radius perlindungan
untuk satu APAR adalah : π x r2 = 3,14 x 7,52 m = 176,625 m2.
Perhitungan jumlah APAR berdasarkan PERMENAKERTRANS RI
No.04/MEN/1980 adalah sebagai berikut :
Luas bangunan = 1577,6 m2
Jumlah APAR = Luas temporary / radius perlindungan 1 APAR
= 1577,6 m2 / 176,625 m2
= 8,931 dibulatkan 9 unit APAR

4.4 PELETAKAN APAR


Peletakan APAR yang dirancang sebagai sistem proteksi kebakaran pada Kelurahan
Gunung Anyar mengacu pada PERMENAKERTRANS RI No.04/MEN/1980 yakni
sebagai berikut :
1. Mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
tanda pemasangan
2. Tinggi pemasangan 125 cm dari dasar lantai
3. Jarak maksimal 15 meter antara APAR satu dengan yang lainnya
4. Tabung sebaiknya berwarna merah
5. Tabung tidak berlubang atau cacat karat
6. Ditempatkan menggantung dengan kuat atau diletakkan pada peti yang tidak
dikunci.

9
7. Pemasangan APAR harus sedemikian rupa hingga batas maksimal atas APAR
terletak pada ketingggian 1,2 meter kecuali CO2 dan tepung kimia kering dapat
lebih rendah (minimal 15 cm dari permukaan lantai)
8. APAR pada tempat terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.

Berikut adalah desain perencanaan peletakan APAR pada Kelurahan Gunung Anyar
Surabaya:

Gambar 2. Desain peletakan APAR (Tampak atas)

10
BAB 5
ESTIMASI BIAYA

5.1 BIAYA PERENCANAAN


APAR yang digunakan adalah Dry Chemical Powder dengan berat 6kg. Harga
setiap tabung APAR Rp. 360.000. Sehingga biaya untuk enam APAR adalah : 360.000
x 9 = 3.240.000. Untuk perhitungan estimasi biaya perencanaan APAR adalah sebagai
berikut :
Harga enam APAR = 3.240.000,00
Biaya pengiriman = Jakarta – Surabaya = 550.000,00
Biaya pemasangan = Jumlah APAR keseluruhan x 1 kali pemasangan
= 9 x 200.000
= 1.800.000,00
Total keseluruhan = 3.240.000 + 550.000 + 1.800.000
= Rp. 5.590.000

Jadi untuk estimasi keseluruhan biaya perencanaan APAR di Kelurahan


Gunung Anyar adalah dengan total Rp. 5.590.000

11
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Kebakaran merupakan kejadian yang disebabkan adanya rekasi oksigen yang
terpapar secara berlebihan oleh energi panas, sehingga dapat menimbulkan benda-
benda sekitar sumber api jadi ikut terbakar karena api menyebar dengan cepat. Salah
satu cara untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah dengan
menyediakan APAR(Alat Pemadam Api Ringan). APAR terbagi menjadi 4 jenis yaitu
Air, Foam, Dry Chemical Powder, dan CO2.
Dari penjelasan tersebut, pada Kelurahan Gunung Anyar memiliki beberapa
sumber bahaya yaitu rak buku, kertas, meja, dsb. APAR yang cocok untuk dipasang
pada kelurahan ini adalah APAR jenis Dry Chemical Powder dimana APAR ini cocok
untuk memadamkan kebakaran kelas A, B dan C. Berdasarkan Permenakertrans No.4
Tahun 1980 dijelaskan bahwa jarak penempatan APAR yang satu dengan yang lain
tidak boleh lebih dari 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja. Perhitungan jumlah kebutuhan APAR yang ada di Kelurahan
Gunung Anyar yaitu berdasarkan luas lantai bangunan yang dilindungi.

6.2 SARAN
Dengan adanya perencanaan APAR ini diharapkan pihak terkait dapat
meningkatkan kebijakan, komitmen, dan kesadaran akan pentingnya keselamatan
dalam kebakaran yang harus ditingkatkan. Karena sangat pentingnya kebutuhan APAR
di Kelurahan, maka dari itu ketersediaan nya pun harus dengan baik. Selain itu
diharapkan adanya inspeksi pada APAR untuk memastikan apakah APAR tersebut
masih layak digunakan atau tidak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 Tentang Ketentuan Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 4 Tahun 1980 Tentang Syarat-
Syarat Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.

SNI 03-1736-2000 Tentang Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung

Suma’mur. P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. PT. Gunung Agung,
Jakarta : 1989

UU RI No. 28 Tahun 2002 pasal 1 tentang Bangunan Gedung

13

Anda mungkin juga menyukai