Oleh :
Marhan
09120170049
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
Banggai Di Makassar”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir semester
Makassar. Di samping itu Tugas UAS ini dilaksanakan untuk menambah wawasan
Marhan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
D. Sumber Data.........................................................................
B. Pembahasan...........................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................
C. Saran.....................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eurasia serta Filipina. Hal ini menyebabkan Indonesia rentan secara geologis. Di
samping itu, kurang lebih 5.590 daerah aliran sungai (DAS) yang terdapat di
menjadi salah satu negara yang berisiko tinggi terhadap ancaman bencana gempa
bumi, tsunami, deretan erupsi gunung api (129 gunung api aktif), dan gerakan
tanah.
Hindia. Indonesia memiliki 3 pola iklim dasar: monsunal, khatulistiwa, dan sistem
iklim lokal yang menyebabkan perbedaan pola curah hujan yang dramatis.
dan pengaruh perubahan iklim, seperti kenaikan suhu temperatur dan permukaan
air laut pada wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa. Hal ini
Kebakaran adalah suatu insiden akibat api yang bekerja tidak pada
tempatnya, yang terjadi antara api, bahan bakar dan oksigen. Kebakaran
merupakan suatu musibah yang menimbulkan berbagai macam kerugian yang
bersifat ekonomi maupun non ekonomi seperti sakit, cidera bahkan meninggal
dunia. Sedangkan kebakaran perusahaan adalah sesuatu hal yang sangat tidak
akibat kesalahan yang dilakukan manusia (unsafe action) serta kondisi bahan atau
atau alam tidak dapat dieliminasi secara total. Oleh karena itu, diperlukan Sistem
mengawasi secara mandiri dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran usaha
W, 2003)
B. Rumusan Masalah
1. Potensi bahaya apa saja di Asrama Putra 1 Kab. Banggai yang dapat
mengakibatkan kebakaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui potensi bahaya apa saja di Asrama Putra 1 Kab. Banggai
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka
bumi, secara tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk
tantangan bahaya yang dihadapi lebih bersifat natural seperti kondisi alam,
cuaca, binatang buas dan bahaya dari lingkungan hidup lainnya. (Ramli, 2010)
potensi bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya
yang timbul akibat buatan manusia itu sendiri (man made hazard). Dalam abad
modern ini, tanpa disadari manusia hidup di tengah atau bersama bahaya.
Lihatlah disekitar kita, bahaya terdapat dimana- mana. Di jalan raya, di rumah,
penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudahhingga yang sulit untuk
dicapai atau didapat. Lima (5) kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan
kebutuhan yang paling penting hingga yang terlalu krusial. Dimulai dengan
kebutuhan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus,
sandang, dan papan. Selanjutnya jika kebutuhan fisik telah terpenuhi, barulah
misalnya memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis,
dan pernyataan diri. Tingkat tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (ego
need), adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai
naik di atap gerbong kereta api asal bisa terangkut dengan gratis tanpa peduli
keselamatan dirinya. Masyarakat juga rela berdesakan di atas bus kota asal dapat
pekerjaan atau tugas yang mendekati bahaya seperti membersihkan kaca jendela
Keselamatan telah menjadi salah satu hak asasi manusia yang harus
dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh anggota masyarakat lainnya.
terhadap produk mainan dan makanan yang ditolak masuk ke beberpa negara.
(Ramli, 2010)
2.2 Bencana
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
(BAKORNAS PNP), bencana adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam atau
akibat perbuatan manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-
lahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan
musibah, malapetaka, kesalahan yang besar tidak diinginkan dan tidak dapat
kita merasakan bencana yang akan terjadi, bencana yang tidak dapat ditebak,
bencana yang diluar kendali kita dan melebihi kekuatan kita. Semua peristiwa
Gempa bumi adalah gelombang getaran yang bergerak melewati setiap kerak
waktu yang tidak menentu. Keluarga yang selamat juga banyak yang
menanggung beban sakit anggota keluarga yang lain. Bisa pula korban
terjadi kebakaran.
dikurangi.
2.4 Kebakaran
Api adalah sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi api
juga bisa mengakibatkan sesuatu yang buruk terjadi pada kehidupan. Api
a. Petir
b. Gempa Bumi
Gambar 1. Splinker
3. Hydrant atau alat untuk menyalurkan air ke mobil pemadam kebakaran dan
7. Peace of mind fire escape emergency fire escape evacuation atau masker
muka yang menutupi seluruh wajah dan mencegah asap mengenai mata dan terhirup,
Gambar 7. Masker
Secara praktis, ada beberapa data primer yang harus didapat untuk menetapkan
2. Jumlah penghuni dari setiap lantai mulai dari penghuni tetap sampai dengan
jumlah tamu, atau juga jumlah penghuni temporary jika suatu saat ada
Untuk hal ini silahkan lihat di beberapa panduan / standar yang mengatur
4. Jika untuk potensi emergency karena kebakaran, setiap lantai harus dilihat
urutan dari penghuni lantai berapa yang harus memasuki ruangan tangga
(jika tangga darurat gedung tersebut lebih dari satu), atau apakah jalan
keluarnya kebawah atau ke atas (roof top gedung), atau keluar melalui salah
satu lantai tertentu yang telah disediakan alat bantu lain untuk keluar dari
gedung, dsbnya.
diperlukan evacuation drill), ada penghuni yang terluka atau tertinggal pada
saat evakuasi (makanya perlu tim P3K dan tim sweeping), access yang tidak
proper (terhalang, terkunci, kondisi lantai yang tidak standar (ubin pecah,
(baris) kosong saat menuruni tangga darurat yang diperuntukan untuk tim
P3K , atau korban kecelakaan, dan sebagainya)
tersebut adalah :
tujuan dan fungsinya (salah satu contoh yang seringkali error adalah
atau visual). Contoh alat bantu alat bantu evakuasi lainnya selain tangga
orang bisa masuk satu persatu, dan bisa dipasang secara portable di lantai
yaitu, petunjuk evakuasi, jalur aman, dan daerah aman (Macklin, 2010).
b. Jalur Aman II, Tangga atau tangga darurat yang ada di setiap unit
bangunan.
c. Jalur Aman III, Jalur mulai dari pintu tangga atau tangga darurat
I (Macklin, 2010).
darurat.
b. Daerah Aman II, adalah daerah yang tidak akan (kecil sekali
(Macklin, 2010).
2.5.6 Resiko
potensi risiko bahaya yang ada sehingga bahaya itu dapat dihilangkan
atau dikurangi sampai batas yang dapat diterima (Puspita, 2010) Dalam
pabrik dan bahan, prosedur dan intruksi kerja untuk mengatur dan
sebagai berikut :
dengan sarana atau peralatan lain yang lebih aman atau lebih
kerja, mesin, peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman. Ciri
1. Tetap Tenang. Semakin kita tenang, semakin kita bisa berpikir dan
membuat kita semakin tenang dan tahu apa yang harus dilakukan.
2. Padamkan Api Bila Terlatih. Bila melihat api, segera beritahu orang
apabila saat keadaan darurat, ada petugas tanggap darurat lantai yang
tetap di tempat.
tangga darurat, ada yang berbaris 2-2, ada yang cukup satu barisan.
yang tercatat adalah sebagian besar berasal dari korban dari tangga
DARURAT.
8. Berjalan menuju muster point (tempat berkumpul). Ikuti saja orang
dalam barisan.
tertinggal di gedung.
(shinamon.wordpress.com/2010).
benda lain yang dapat jatuh dan menimpa kita. Tempat berlindung
dinding koridor yang bebas dari kaca atau benda-benda yang mudah
jatuh menimpa.
4. Pindah & Berlindung di dinding pada area gedung yang kokoh (area
lobi lift). Apabila memungkinkan untuk pindah ke area lobi lift lantai
anda setelah goncangan selesai, pindahlah ke area lobi lift, dan jauhi
posisi berlindung.
tempat (shinamon.wordpress.com/2010).
2.7 Karakteristik Gedung Bertingkat
berikut : 10
Gedung bertingkat rendah adalah dengan ketentuan jumlah lantai antara 1-3
Gedung bertingkat tinggi adalah dengan ketentuan jumlah lantai di atas 6 lantai
bertingkat rendah (Low Rise Building) karena hanya memiliki maksimal 2 lantai
dengan ketinggian <10 m. Gedung pusat telekomunikasi ini juga memiliki ciri
tidak dapat diduga, tidak diharapkan dan tidak memuaskan yang dapat
dan lain-lain.
Identifikasi dan evaluasi jenis dan skala keadaan darurat yang mungkin
keadaan darurat.
1. Administrasi (Administration).
10. Bantuan dari luar yang terorganisasi (organized outside help and
mutual aid).
2.8 Graf
penting sebagai model untuk berbagai jenis proses atau struktur. Kota-kota
secara umum bisa didefinisikan sebagai kumpulan titik (nodes atau vertices)
dan garis (arcs atau edges)” (P.Insap Santosa, 2004 : 497). Karena garis selalu
diawali dari suatu titik dan diakhiri pada titik yang lain, maka garis bisa
pasangan himpunan (V,E), yang dalam hal ini : V = himpunan berhingga dan
{ n e ,e ,...,e 1 2 } atau dapat ditulis singkat notasi G = (V, E .). Simpul pada
Sisi pada graf dapat mempunyai orientasi arah, berdasarkan orientasi arah
pada sisi, maka secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Graf tak berarah adalah graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi
arah. Pada graf tak-berarah, urutan pasangan simpul yang dihubungkan oleh
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf
berarah. Kita lebih suka menyebut sisi berarah dengan sebutan busur (arc).
Pada graf berarah, (u, v) dan (v, u) menyatakan dua buah busur yang
berbeda, dengan kata lain (u, v) ≠ (v, u). untuk busur (u, v), simpul u
berarah (directed graph, atau digraph) adalah merupakan bentuk yang lebih
berarah terkandung suatu aliran (flow), misalnya aliran beban, dari satu titik
membayangkan suatu jalan yang lalulintasnya hanya bisa dalam satu arah
titik asal aliran (source), dan titik kedua menunjukan titik tujuan (sink).
mencari bobot minimum dari graf berarah. Dalam satu kali eksekusi algoritma,
akan didapatkan jarak sebagai jumlah bobot dari lintasan terpendek antar setiap
dilaluinya. Algoritma yang juga dikenal dengan nama Roy-Floyd ini merupakan
(V,E), yang berupa daftar titik (node/vertex V) dan daftar sisi (edge E). Jumlah
bobot sisi-sisi pada sebuah jalur adalah bobot jalur tersebut. Sisi pada E
diperbolehkan memiliki bobot negatif, tetapi tidak diperbolehkan bagi graf ini
untuk memiliki siklus dengan bobot negatif. Algoritma ini menghitung bobot
terkecil dari semua jalur yang menghubungkan sebuah pasangan titik, dan
keputusan yang saling terkait. Maksudnya solusi-solusi dibentuk dari solusi yang
berasal dari tahap sebelumnya dan ada kemungkinan solusi lebih dari satu.
dari suatu titik ketitik lainnya. Pada algoritma ini menerapkan suatu algoritma
benar.
Algoritma Floyd Warshall ini juga bisa diterapkan pada sebuah aplikasi
pencari rute jalan yang terdekat dari suatu daerah ke daerah lainnya dengan
metode ini hasil yang didapat bisa lebih optimal namun memerlukan resource
Algoritma Floyd Warshall adalah matriks hubung graf berarah berlabel, dan
dari titik awalnya kemudian memperpanjang path dengan mengevaluasi titik demi
titik hingga mencapai titik tujuan dengan jumlah bobot yang seminimum
j dimana semua simpul pertengahan diambil dari {1, 2, ..., k}, dan p adalah
dari i ke j, dengan semua simpul pertengahan berada pada himpunan {1, 2, ...,
k−1}.
lintasan p.
sebagai matrix).
pasangan titik, dilambangkan dengan indeks baris dan kolom (Ketiadaan sisi
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan memandang solusi lebih dari satu.
pemrograman dinamis sehingga lebih menjamin hasil yang optimum untuk lintasan
terpendek karena algoritma ini akan melakukan pengecekan keseluruh node. Dalam
G = merupakan graph yang berisi dari kumpulan titik yang dihubungkan ke titik
lainnya.
Jumlah komputasi pada algoritma ini cukup lama dan memerlukan komputasi yang
semua kemungkinan lintasan pada graf untuk setiap sisi dari semua simpul.
3. Bandingkan semua vertex dengan rumus ik + kj < ij, maka nilai ij diganti dengan
nilai ik + kj.
METODE PENELITIAN
1. Studi Lapangan
2. Studi Pustaka
mengeksplorasi buku, jurnal, penelitian, dan sumber lain yang terkait dengan
Warshall dalam penentuan lintasan terpendek dalam proses evakuasi saat terjadi
bencana di Asrama Putra 1 Kab. Banggai dan merancang peta evakuasi serta
penandaannya.
Kabupaten Banggai Jl. Gunung merapi N0. 109 Kelurahan Lajangiru Kecamatan
Objek dalam penelitian ini adalah para mahasiswa penghuni asrama. Adapun
ruang lingkup kajiannya meliputi dua aspek baik yang bersifat internal yaitu
berupa kejadian yang dirasakan langsung oleh penghuni asrama maupun layanan
eksternal yaitu berupa informasi yang diterima oleh mahasiswa dari masyarakat
sekitar.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
dilakukan.
2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini juga ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
1. Wawancara
muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
2. Observasi
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan
tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas.
4. Studi Dokumen
4.6 Pelaksanaan
penelitian mengenai perancangan peta evakuasi dibagi menjadi dua tahap. Tahap
Warshall untuk menentukan lintasan terpendek. Tahap kedua ialah penandaan peta
evakuasi. Tahap pertama terdiri dari enam tahap, diantaranya pembuatan block
plan Hunian Asrama Putra 1 Kab. Banggai jl. Gunung merapi no. 109 kota
Analisis Data adalah suatu proses atau upaya untuk mengolah data menjadi
informasi baru sehingga karakteristik data menjadi lebih mudah dipahami dan
Dalam melakukan analisis data harus didasarkan pada prosedur dan langkah-
langkah tertentu. Berikut ini adalah beberapa langkah dalam analisis data:
1. Pengumpulan Data, tahap awal kegiatan analisis data adalah pengumpulan data
untuk dianalisis.
4. Tahap Pengujian, yaitu proses pengujian kualitas data, baik dari segi validitas
6. Tahap Pengujian Hipotesis, yaitu proses pengujian proposisi apakah itu dapat
diterima atau ditolak, apakah itu memiliki makna atau tidak. Berdasarkan tahap
Makassar
Block plan merupakan gambar 3D suatu bangunan yang terlihat dari atas.
dan ukuran masing-masing ruang dan akses jalur yang ada di Asrama Putra
Penentuan titik berkumpul (assembly point) pada lahan kosong yang masih
timur, Barat, dan selatan karena perbatasan dengan rumah penghuni. Titik
C. Penentuan node
menuju area evakuasi. Node berupa lingkaran merah dengan simbol huruf
Kabupaten Banggai yaitu sebelah barat dan timur. Penentuan titik kumpul
Area
Nama Jarak (m) Waktu (s)
no evakuasi
ruangan
barat timur F(m) T1(s) T2(s)
1 Kamar 9 - x→B→D→F→H 43 31.81 27.02
2 Kamar 10 - x→B→D→F→H 47 33.22 25.10
3 Kamar 11 x→C→E→G→I - 46 35.88 31.12
4 Kamar 12 x→C→E→G→I - 50 37.25 34.98
5 Kamar 13 - x→B→D→F→H 51 35.72 31.06
6 Kamar 14 - x→B→D→F→H 55 37.82 34.67
7 Kamar 15 x→C→E→G→I - 54 40.11 37.78
8 Kamar 16 x→C→E→G→I - 58 43.30 40.20
9 Toilet (A) x→C→E→G→I - 58 43.30 41.15
bagian atau elemen bangunan yang pada tingkat tertentu bisa mempertahankan
1. Fungsi bangunan.
2. Beban api.
3. Intensitas kebakaran.
5. Ketinggian bangunan.
tahan api dan termasuk didalamnya lantai dan atap atau ujung atas struktur
penutup.
atau rambu yang cukup jelas untuk menuju jalan keluar (exit) dan alur
3. Komunikasi darurat
maka pada dinding tangga darurat dipasangi pengeras suara (spiker) yang
aman.
sesuai dari sumber cahaya yang handal. Tanda arah yang di terangi dari
luar atau dari dalam harus mudah dibaca pada keadaan lampu normal
dan darurat.
terus menerus.
hunian individu, tanda arah keluar harus diterangi oleh fasilitas lampu
jika terjadi kebakaran karena akses air sangat terbatas untuk itu perlu pengadaan
masing lantainya terdapat 2 APAR sehingga total ada 6 APAR untuk asrama.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di
meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.
D. Sumber-sumber kebakaran
2. Instalasi listrik
3. Sambungan kabel
Dari serangkaian proses analisa diatas tidak lepas dari penggunaan mesin
dengan tingkat resiko bahaya tinggi, kelalaian manusia, kurangnya komunikasi, dan
terpenting selalu melakukan maintenance agar terhindari dari hazard yang dapat
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jalur
karena dapat dilihat dari perbandingan waktu simulasi pada setiap ruangan yang
5.2 Saran
1. Memperluas cakupan penelitian tidak hanya pada hunian Asrama, tetapi untuk
semua jalur seperti pasar, perusahaan, sehingga rute jalur evakuasi optimal yang
luas.
prinsip K3.
DAFTAR PUSTAKA
Ron Coté, P.E. Dan Gregory E. Harrington, P.E., (2009). National Fire