Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK III

“RISIKO dan HAZARD pada TAHAP PERENCANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :
Tingkat 1A & 1C
Adelia Safitri NIM: 2022-01-14201-002
Anugerah Asi Imanuel NIM: 2022-01-14201-015
Alfonso NIM: 2022-01-14201-009
Desy Mahdalena NIM: 2022-01-14201-022
Diana Novita Karolina NIM: 2022-01-14201-024
Sabna Oktavia NIM: 2022-01-14201-132
Sudi NIM: 2022-01-14201-139
Wirawari NIM: 2022-01-14201-144
Yemima NIM: 2022-01-14201-145

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmatnya dan kerja keras kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Keselamatan Paseien dan Keselamatan Kesehatan Kerja
dalam Keperawatan yang berjudul "Makalah Risiko dan Hazard dalam Implementasi
Asuhan Keperawatan" tepat pada waktunya.

Dalam penyclesaian makalah ini kami sclesaikan dengan maksimal berkat


kerjasama kelompok dan bantuan dari berbagai sumber serta Bapak/Ibu Dosen.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya
dan ucapan terma kasih kepada semua yang telah banyak berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah in mash jauh dari kata sempurna, dan banyak
terdapat kesalahan serta kesulitan yang disebabkan karena keterbatasan pengalaman
kami. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan mohon
permakluman apabila makalah in ada kekurangan dalam penyampaian dan
penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu
terbuka demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
mantaat bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Risiko dan Hazard pada Tahap Asuhan Keperawatan.................................3
2.2 Upaya Pencegahan Risiko dan Hazard pada Tahap Implementasi Asuhan
Keperawatan....................................................................................................................................3
2.3 Risiko dan Hazard dalam Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan serta cara Mencegah
dan Meminimalkan Risiko dan Hazard tersebut..........................................................................4
2.4 Bagaimana Peran Perawat Dalam K3................................................................................4
2.5 Faktor Risiko dan Hazard dalam tempat Kerja................................................................5
2.6 Mengendalikan Hazard.......................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................7
3.2 Saran.....................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran terhadap K3 meminimalkan resiko kecelakaan di perusahaan. Di
antaranya menurut Hati & Irawati (2016) bahwa melakukan pekerjaan sesuai
dengan standard dan prosedur kerja adalah bagian dari keterampilan kerja, sikap
melakukan pekerjaan sesuai prosedur adalah bagian dari sikap professional dalam
bekerja. Sesuai dengan penelitian Hati & Wahyuni (2016) ada kesadaran
karyawan dalam mematuhi prosedur untuk meminimalkan resiko kecelakaan di
tempat kerja. Maka diperlukan suatu menajemen risiko kegiatannya meliputi
identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko,
serta pemantauan dan evaluasi. Menurut Restuputri & Sari (2015), bahwa untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di
tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko kegiatannya meliputi
identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko,
serta pemantauan dan evaluasi.
Dalam proses identifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya dapat
menggunakan metode Hazard and Operability study (HAZOP). HAZOP adalah
studi keselamatan yang sistematis, berdasarkan pendekatan sistemik ke arah
penilaian keselamatan dan proses pengoperasian peralatan yang kompleks, atau
proses produksi. Tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang
muncul dalam fasilitas pengelolaan di perusahaan menghilangkan sumber utama
kecelakaan, seperti rilis beracun, ledakan dan kebakaran. Bahaya potensial
keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga medis khusus hewan yaitu faktor
kimia seperti ammonia, karbon monoksida, desinfektan, gas anastesi, hydrogen
sulfida dan obat berbahaya lainnya, sedangkan faktor biologi seperti parasit, virus
flu babi, rabies, tuberkulosis serta penyakit yang bersumber dari hewan
(zoonosis), faktor fisik seperti kebisingan, radiasi pengion, suhu, bahaya laser,
debu, lantai licin, jarum suntik, pisau bedah serta benda tajam lainnya, sedangkan
untuk faktor ergonomis seperti keseleo, cedera punggung pada saat mengangkat,
menahan, dan merawat hewan serta faktor psikososial seperti kerja bergilir, beban
kerja, hubungan sesama pekerja/atasan dapat mengakibatkan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Risiko dan Hazard pada tahap perencanaan asuhan
keperawatan?
2. Apa saja upaya pencegahan risiko dan hazard pada tahap implementasi asuhan
keperawatan?
3. Apa saja risiko dan hazard dalam tahap evaluasi asuhan keperawatan serta cara
mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard tersebut?
4. Bagaimana peran perawat dalam K3?
5. Bagaimana factor risiko dan hazard di tempat kerja?
6. Bagaimana cara mengendalikan hazard?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian hazard dan risiko
2. Untuk mengetahui factor hazard dan resiko di tempat kerja.
3. Untuk mengehatui cara mengendalikan hazard
4. Untuk mengetahui resiko yang bisa terjadi akibat adanya hazard.
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam K3
6. Untuk mengetahui upaya pencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada
tahap implementasi asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Risiko dan Hazard pada Tahap Asuhan Keperawatan


Risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah probabilitas
kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik individu atau
kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko merupakan akumulasi dari
potensi hazard, konsekuensi yang diakibatkannya, durasi pemaparan daN
probabilitas yang ditimbulkannya. Risiko merupakan gambaran kuantitatif dari
kemungkinan kerugian yang mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang
akan mengakibatkan suatu peristiwa tersebut.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang
potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian
yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi
bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko”
tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan
dengan baik

2.2 Upaya Pencegahan Risiko dan Hazard pada Tahap Implementasi Asuhan
Keperawatan
Implementasi Asuhan Keperawatan Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan (Gordon, 1994, dalam potter dan
perry, 1997). Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Upaya mencegah Hazard dan Risiko Implementasi Keperawatan:
1) Membantu dalam aktifitas sehari-hari
2) Konseling
3) Memberikan asuhan keperawatan langsung.
4) Kompensasi untun reaksi yang merugikan.
5) Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk
prosedur.
6) Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan menggevaluasi kerja dari anggota
staf lain.
2.3 Risiko dan Hazard dalam Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan serta cara
Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard tersebut
Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan Evaluasi keperawatan dilakukan untuk
menilai sejauh mana intervensi dan implementasi yang diberikan berhasil dalam
perkembangan kesembuhan pasien ada beberapa cara untuk mencegah dan
mengurangi resiko hazard. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko dan
hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan yaitu:
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun evaluasi
keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian
yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik pada klien maupun kepada diri
perawat sendiri
b) Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan atau
ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.

2.4 Bagaimana Peran Perawat Dalam K3


Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara
fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Risiko kesehatan dapat
terjadi karena adanya faktor faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stres atau
gangguan fisik. Sementara keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan aktivitas kerja manusia baik pada industri manufaktur yang
melibatkan mesin, peralatan penanganan material pesawat uap dan bejana
bertekanan, alat kerja bahan dan proses pengolahannya landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan, maupun industri jasa, yang
melibatkan peralatan berteknologi canggih seperti lift, eskalator peralatan
pembersih gedung sarana transportasi dan lain-lain.
Menurut Atika Puspita Sari (2012) Keselamatan kerja telah menjadi salah
satu hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh
anggota masyarakat lainnya. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari
berbagai soal di sekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau
mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Secara keilmuan kesehatan
dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapan dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan
kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya
dari akibat kecelakaan kerja.
2.5 Faktor Risiko dan Hazard dalam tempat Kerja
Dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya
serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan
mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah
hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi
manifest, sering disebut resiko. Baik "hazard" maupun "resiko" tidak selamanya
menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1) Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Beban kerja
yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
2) Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya. Kapasitas kerja
yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai
modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat
perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh
kondisi tempat kerja, gizi kerja, dll.
3) Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik. kimia,
biologik ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi lingkungan kerja
(misalnya, panas, bising, berdebu, zat-zat kimia, dll) dapat menjadi beban
tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau
bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.

Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama


dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga
komponen tersebut akan menghasilkan kerja yang baik dan optimal.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat
pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan di tempat kerja dan
lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor pelayanan kesehata kerja, perilaku
kerja, serta faktor lainnya.

2.6 Mengendalikan Hazard


Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi
pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada
property, area atau tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses W
produksi ataupun kerusakan – kerusakan lainnya. Firence (1978) mendefinisikan
hazard sebagai suatu material atau kondisi yang berpotensi ditempat kerja dimana
dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat menyebabkan kematian,
cedera, atau kerugian lain. Komponen Bahaya:
1) Karakteristik material.
2) Bentuk material.
3) Hubungan pekerjaan dan efek.
4) Kondisi dan frekuensi penggunaan.
5) Tingkah laku pekerja.

Hazard atau bahaya dapat dihindari ataupun dampak dari hazard tersebut
dapat diminimalkan. Menurut PERMENAKER No. 05/MEN/1996, pengendalian
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam
metode, yaitu:
1) Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi,
ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).
2) Pendidikan dan pelatihan.
3) Pembangunan kesadaran dan motivasiyang meliputi sistem bonus, insentif,
penghargaan, dan motivasi diri.
4) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.
5) Penegakan hukum.
6) Pemberian alat pelindung diri/ APD

Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan
untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan
hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alat pengendali lainnya. Dengan
demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih
efektif.Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien utnuk
prosedur. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan menggevaluasi kerja dari
anggota staf lain.Tiga prinsip pedoman implementasi asuhan keperawatan
mempertahankan keamanan klien memberikan asuhan yang efektif memberikan
asuhan yang seefisien mungkin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan
kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya
waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau
lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan-kerusakan lainnya.
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka
jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan
bahaya keselamatan kerja. Sedangkan Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Menurut
Kolluru (1996) ada 5 macam tipe risiko, yaitu: risiko keselamatan, risiko
kesehatan, risiko lingkungan dan ekologi, risiko finansial, dan risiko terhadap
masyarakat.

3.2 Saran
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar
memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan
untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi
penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal saat mengkaji pasien, dan
mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Salah satu cara untuk
menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan untuk
menggunakan APD yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja. Diakses pada tanggal 2


November 2018. (akses: http://www.tappdf.com/read/446175-asuhan-
keperawatan-kesehatan-kerja-ners-unair)

Anonim. 2014. Risiko dan Hazard Kasus Pengkajian. Diakses pada tanggal 2
November 2018. (akses: https://www.scribd.com/doc/312057056/Risiko-Dan-
Hazard-Kasus-Pengkajian

Aspihan, Moch., dkk. Ergonomic Partisipatif Berjenjang sebagai


Bentuk Intervensi Keperawatan Komunitas pada Kelompok Pekerja
dengan Risiko Gangguan Muskuloskeletal di PT X. Buku Proceeding
Unissula Nursing Conference. UnissulaPress

Ernawati, Novi., Hj.Ella Nurlelawati. (2017). Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Pelaksanaan Penerapan K3 pada Tenaga Kesehatan di
RSIA Permata Sarana Husada Periode Februari 2015. Jurnal Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya Vol 3(1)

Hamarno, Rudi. (2016). Keperawatan Kegawatdaruratan &


Manajemen Bencana. Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Indragiri, Suzana., Triesda Yuttya. (2018). Manajemen Risiko K3
Menggunakan HazardIdentification Risk Assement and Risk Control
(HIRARC). Jurnal Kesehatan Vol 9(1)

Irawan, Shandy., dkk. (2015). Penyusunan Hazard Identification Risk


Assesment and RiskControl (HIRARC). Di PT. X. Jurnal Titra Vol 3 (1)
Mahdarsari, Mayanti., dkk. (2016). Peningkatan Keselamatan Diri
Perawat MelaluiOptimalisasi Fungsi Manajemen. Jurnal Keperawatan
Indonesia Vol 19 (3) hal 176-183Mantiri

Anda mungkin juga menyukai