Anda di halaman 1dari 20

HAZARD DAN RESIKO

DALAM IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MAKALAH

Keselamatan Pasien dan Kesehatan


Keselamatan Kerja dalam Keperawatan
Dosen pembimbing :
Ibu Nelyta Oktavianisya, S.KM.,M.Kes.

Oleh :

Windar Hanawati 716.6.2.0800


RB. Nur Syarif Hidayatullah 716.6.2.0774
Rifki Sugiarto 716.6.2.0796
Ahmad Ahlawi 716.6.2.0791
Zainul Muqit 716.6.2.0767

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
Jl. Raya Sumenep-Pamekasan Km 05 Patean Sumenep
September, 2017

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah serta
izinnya sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyajikan sebuah makalah
dengan judul Hazard dan Resiko dalam Implementasi dan Evaluasi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Pembahasan yang kami ambil meliputi hazard, resiko,
implementasi, evaluasi, dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal serta mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak dan sumber. Kami sampaikan terima kasih terhadap semua
yang telah berperan membantu penyelesaian makalah ini dan tidak lupa penulis
turut sampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Nelyta Oktavianisya, S.KM.,M.Kes selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan saran terhadap penyelesaian makalah
ini.
2. Orangtua, terima kasih saya ucapkan atas cinta, doa serta dukungan
berupa moril dan materil.
3. Teman teman keperawatan 3b, terima kasih saya sampaikan atas
keikhlasannya untuk berbagi dukungan serta bantuan.
Insya Allah, Allah pasti memberikan keberkahan kepada kalian atas
kebaikan kalian. Mengenai hal yang dibahas, penulis berkeinginan untuk lebih
memperhatikan dan peduli terhadap hazard dan resiko dalam implementasi dan
evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja. Setelah membaca makalah ini, semoga
isi makalah ini diterima, bermanfaat, dan dipraktikkan oleh pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari hasil yang baik. Kami
menyampaikan terima kasih serta mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kebaikan makalah ini.

Sumenep, 16 Septetember 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Implementasi keperawatan........................................................... 4
2.2 Evaluasi keperawatan................................................................... 5
2.3 Faktor resiko dan hazard di tempat kerja...................................... 6
2.3.1 Hazard dan pengendaliannya........................................... 7
2.3.2 Jenis jenis hazard........................................................... 8
2.3.3 Pengendalian hazard......................................................... 9
2.4 Resiko........................................................................................... 10
2.5 Resiko dan hazard dalam implementasi dan evaluasi keperawatan
............................................................................................ 11
2.6 Upaya pencegahan kecelakaan kerja secara umum...................... 12
2.7 Contoh kasus................................................................................. 12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan....................................................................................... 15
3.2 Saran............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 17

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan (menurut,
keilmuan). Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, kesejathteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek yang bertujuan untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja, K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan
kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja
dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang
waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu
kesehatan kerja,teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika, kesehatan,
psikologi organisasi dan industri, ergonomika dan psikologi kesehatan kerja. Hal
iniperlu ditanamkan dalam pikiran, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya
serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Apabila terjadi kecelakaan ketika bekerja, pihak utama yang akan dirugikan
adalah korban. Pihak yang tidak kalah rugi adalah pemilik usaha, pihak ini akan
mengalami rugi secara material. Adanya K3 ini untuk menangani hal tersebut
terlebih memiliki harapan untuk meminimalisirkan kecelakaan ketika bekerja, K3
ditujukan untuk melindungi para pekerja dari bahaya sehingga perlu adanya
implementasi dan evaluasi mengenai K3.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke

1
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 1997). Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana
tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. Perencanaan evaluasi
memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah di rumuskan sebelumnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja ini berhubungan dengan peran perawat,
diperlukan kehati hatian dari seorang perawat ketika melakukan tindakan agar
terpenuhi semua keinginan dan upaya untuk implementasi, evaluasi kesehatan dan
keselamatan kerja. Terlebih untuk meminimalisirkan adanya hazard dan resiko
yang tidak diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana implementasi kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan ?
2. Bagaimana evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan ?
3. Bagaimana hazard kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan ?
4. Bagaimana resiko kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan ?
5. Bagaimana upaya pencegahan resiko dan hazard dalam
keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi kesehatan dan keselamatan kerja
dalam keperawatan.

2
2. Untuk mengetahui evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan.
3. Untuk mengetahui hazard kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan.
4. Untuk mengetahui resiko kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keperawatan.
5. Untuk mengetahu upaya apa saja dalam pencegahan hazard dan
resiko.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 1997). Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
1. Tahap tahap implementasi :
a. Persiapan
b. Intervensi
c. Evaluasi
2. Metode implementasi keperawatan
a. Membantu dalam aktivitas sehari hari
b. Konseling
c. Penyuluhan
d. Memberikan asuhan keperawatan langsung
e. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan
f.Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk
prosedur
g. Mencapai tujuan perawatan
h. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari staf lain
3. Pedoman implementasi asuhan keperawatan
a. Mempertahankan keamanan klien
Tindakan yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran
etika standar keperawatan professional, tetapi juga merupakan suatu
tindakan pelanggaran hukum yang dapat dituntut.
b. Memberikan asuhan yang efektif
c. Memeberikan asuhan yang efisien
2.2 EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. Perencanaan evaluasi memuat criteria
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan

4
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di
rumuskan sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang
telah disusun.
2. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan
yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
3. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan hasil evaluasi :
a. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini
perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data,
analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat
melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di dokumentasikan
dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.

2.3 FAKTOR RESIKO DAN HAZARD DI TEMPAT KERJA


Dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya
serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan
mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah
hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi
manifest, sering disebut resiko. Baik hazard maupun resiko tidak selamanya
menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.

5
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh
(effendi, Ferry. 2009: 233):
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah
dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit
akibat kerja.
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan
sebagainya. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat
kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan
pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk
bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dll.
3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor
fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi
lingkungan kerja (misalnya, panas, bising, berdebu, zat-zat kimia, dll) dapat
menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut
secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit akibat kerja. Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan
tiga komponen utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif
dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kerja yang
baik dan optimal (effendi, Ferry. 2009: 233).
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat
pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan di tempat kerja dan
lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor pelayanan kesehata kerja, perilaku
kerja, serta faktor lainnya (effendi, Ferry. 2009: 233)

2.3.1 HAZARD DAN PENGENDALIANNNYA

6
Berdasarkan National Safety Council mengatakan bahwa hazard adalah
faktor faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan
mempunyai potensi menimbulkan efek kesehatan maupun keselamatan pekerja
serta lingkungan yang memberikan dampak buruk. Sedangkan menurut Miles
Nedved hazard adalah suatu aktivitas atau sifat alamiah yang berpotensi
menimbulkan kerusakan. Pengertian berdasarkan Frank Bird Jr, hazard adalah
suatu kondisi atau tindakan yang dapat berpotensial menimbulkan kecelakaan dan
kerugian (AS/NZS, 1999).
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi
pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada
property, area atau tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses
produksi ataupun kerusakan kerusakan lainnya. Firence (1978) mendefinisikan
hazard sebagai suatu material atau kondisi yang berpotensi ditempat kerja dimana
dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat menyebabkan kematian,
cedera, atau kerugian lain.
Komponen Bahaya :
a. Karakteristik material.
b. Bentuk material.
c. Hubungan pekerjaan dan efek.
d. Kondisi dan frekuensi penggunaan.
e. Tingkah laku pekerja.
2.3.2 JENIS-JENIS HAZARD
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya
maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja
dan bahaya keselamatan kerja. Bahaya kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk,
kimia, biologi dan bahaya berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada
kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja. Sedangkan,
bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat
dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut,
konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk terjadi rendah.
Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan dampak cidera,
kebakaran, dan segala kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat

7
kerja. Biasanya efek dari bahaya keselamatan dapat langsung terlihat pada saat
terjadi.
Jenis-jenis safety hazard, antara lain :
1. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang
bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong, terjepit,
tergores, terbentur, dan lain-lain.
2. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik.
3. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan
padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.
Bahaya kesehatan (health hazard) fokus pada kesehatan manusia. Bahaya
keselamatan kerja dapat berupa bahaya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan
ergonomi, psikososial, elektrik, berdampak pada keselamatan kerja, misalnya
cedera, kebakaran, ledekan, pemajanan terjadi pada waktu singkat.
1. Hazard Fisik
Bentuk dari hazard fisik adalah radiasi, kebisingan, temperature ekstrim,
pencahayaan, getaran.
2. Hazard Kimia ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan
kimia. Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut,
simen, getah sintetik, gentian kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida,
dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut merbahaya dan perlu diambil
langkah - langkah keselamatan apabila mengendalinya.
3. Hazard Biologis
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdampak pada
kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.
4. Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain
desain
tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan
aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang berulang-ulang.
5. Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-
benda bergerak atau bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin pemotong,
bahaya getaran.
6. Hazard ListrikHazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari
arus listrik pendek, listrik statis.
7. Hazard Psikososial

8
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kurangnya waktu
istirahat.

2.3.3 PENGENDALIAN HAZARD


Hazard atau bahaya dapat dihindari ataupun dampak dari hazard tersebut
dapat diminimalkan. Menurut PERMENAKER No. 05/MEN/1996, pengendalian
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan berbagai macam
metode, yaitu :
1. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,
isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).
2. Pendidikan dan pelatihan.
3. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,
insentif, penghargaan, dan motivasi diri.
4. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.
5. Penegakan hukum.
6. Pemberian alat pelindung diri/ APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk
mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan
hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alat pengendali lainnya.
Dengan demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih
efektif.

2.4 RISIKO
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti
pemberian. Menurut kamus Webster, risiko adalah kemungkinan timbulnya
kerugian cedera, keadaan yang merugikan atau perusakan (Risk is Possibility of
loss, injury,disadventage or destruction). Menurut International Labour
Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya peristiwa atau kecelakaan
yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan keadaan tertentu.
Sumber lain menyatakan bahwa risiko adalah adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan
kata lain risiko adalah probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang

9
melekat pada spesifik individu atau kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut.
Risiko merupakan akumulasi dari potensi hazard, konsekuensi yang
diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang ditimbulkannya. Risiko
merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu
peristiwa tersebut (DOE, USA, 1996). Menurut Kolluru (1996) ada 5 macam tipe
risiko, yaitu :
1. Risiko Keselamatan
Risiko keselamatan memiliki probabilitas rendah, tingkat paparan dan
konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung
terlihat efeknya. Penyebab risiko keselamatan lebih dapat diketahui serta
lebih berfokus pada keselamatan manusia dan pencegahan kecelakaan di
tempat kerja.
2. Risiko Kesehatan
Risiko kesehatan memiliki probabilitas tinggi, tingkat paparan dan
konsekuensi rendah, dan bersifat kronis. Penyebab risiko kesehatan sulit
diketahui serta lebih berfokus pada kesehatan manusia.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi
Risiko lingkungan dan ekologi melibatkan interaksi yang beragam antara
populasi, komunitas. Fokus risiko lingkungan dan ekologi lebih kepada
dampak yang ditimbulkan terhadap habitat dan ekosistem yang jauh dari
sumber risiko.
4. Risiko Finansial
Risiko finansial memiliki risiko jangka panjang dan jangka pendek dari
kerugian properti terkait dengan perhitungan asuransi dan pengembalian
asuransi. Fokus risiko finansial lebih kepada kemudahan pengoperasian dan
aspek keuangan.
5. Risiko Terhadap Masyarakat
Risiko terhadap masyarakat memperhatikan pandangan masyarakat terhadap
kinerja organisasi dan produksi, semua hal pada risiko terhadap masyarakat
terfokus pada penilaian dan persepsi masyarakat.

10
2.5 RESIKO DAN HAZARD DALAM IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI KEPERAWATAN
1. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat
pemeriksaan fisik yang disebabkan tidak memakai APD dengan lengkap.
(hazard biologi)
2. Resiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan atau
implementasi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis yang
disebabkan oleh pengumpulan data yang kurang tepat. (hazard ergonomik)
3. Alat kesehatan yang digunakan saat melakukan implementasi dan
evaluasi tidak memenuhi standart atau melebihi masa pakai
(expired/kadaluarsa) sehingga membahayakan perawat dan pasien. (hazard
mekanik)
4. Saat melakukan tindakan implementasi radiasi, perawat berisiko
terkena paparan sinar radiasi yang seharusnya diperoleh pasien sehingga
perawat berisiko mengalami ketidak suburan. (hazard fisik)
5. Kesalahan perawat dalam memberikan tindakan terhadap pasien
yang memiliki nama yang sama sehingga tindakan yang seharusnya
diberikan kepada pasien A diberikan kepada pasien B, yang disebabkan
ketidak telitian perawat. Hal ini berisiko fatal pada perawat dan pasien.
(hazard perilkau/behavior)

2.6 UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA SECARA


UMUM
1. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya
di tempat kerja : pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman di
tempat kerja.
2. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan
pengawasan : pelatihan dan pendidikan, konseling dan konsultasi,
pengembangan sumber daya atau teknologi terhadap tenaga kerja tentang
penerapan K3.
3. Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajemen :
prosedur dan aturan K3, penyediaan sarana dan prasarana K3 dan

11
pendukungnya, penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 ditempat
kerja.
Terdapat juga beberapa upaya pencegahan lain, antara lain :
1 Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan secara paripurna, terdiri dari
pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
dalam suatu sistem yang terpadu.

2. 7 CONTOH KASUS
CIREBON Seorang perawat RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif
difteri pasca menangani pasien difteri. Berdasarkan informasi, perawat tersebut
diduga tertular pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien difteri.
Berdasarkan informasi, perawat yang terkena difteri tersebut, perawat yang
terkena difteri berinisial Ru dan bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUD Gunung Jati. RU diketahui merupakan perawat pertama yang menangani
pasien pertama difteri yang masuk rumah sakit tersebut.
Analisi Kasus
1. Hazard yang ada di kasus
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca
menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
2. Upaya Pecegahan
Upaya pencegahan dari Rumah Sakit atau tempat kerja :
a. RS menyediakan APD yang lengkap seperti masker, hanscoon,
scout dll.
Alasan : meminimalisir terjadinya atau tertularnya penyakit atau infeksi
yang dapat terjadi terutama saat bekerja, APD harus selalu di gunakan
sebagai pelindung diri. Dengan kasus diatas dapat dihindari jika perawat
menggunakan APD lengkap, penyakit difteri tertular melalui cairan yang
menempel pada kulit.
b. Menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau alkohol gliserin
untuk perawat.
Alasan : Cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah
terlanjur terkena cairan pasien. Cuci tangan merupakan tindakan aseptic
awal sebelum ke pasien meupun setelah ke pasien.
c. RS menyediakan pemilihan tempat sampah medis dan non medis.

12
Alasan : Bila sampah medis dan non medis dicampur dan tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan penyebaran penyakit.
d. RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan.
Alasan : Agar petugas atau perawat menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas, perawat, dan tim dalam organisasi sebagai acuan (check list) dalam
pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, supervisor dan lain
lain dan SOP merupakan salah satu cara atau parameter dalam
meningkatkan mutu pelayanan.

3. Upaya pencegahan pada perawat :


1. Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic
seperti mencuci tangan, memakai APD, dan menggunakan alat kesehatan
dalam keadaan steril.
Alasan : Agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang pasien
ditangani meskipun pasien dari UGD dan memakai APD adalah salah satu
SOP RS.
2. Perawat mematuhi Standar Operational Prosedure yang sudah ada
di RS dan berhati hati atau jangan terburu buru dalam melakukan
tindakan.
Alasan : Meskipun pasien di ruang UGD dan pertama masuk RS, perawat
sebaiknya lebih berhati hati atau jangan teburu buru dalam melakukan
tindakan ke pasien, menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam
tindakan perawat terhindar dari tertularnya penyakit dari pasien dan pasien
juga merasa aman.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, kesejathteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek yang bertujuan untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan
kerja, K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang
lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Hazard atau
potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga
kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering
disebut resiko. Baik hazard maupun resiko tidak selamanya menjadi bahaya,
asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. Ditempat kerja,
kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh (effendi, Ferry.
2009: 233):
Risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian yang timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah
probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik
individu atau kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut.a
Resiko dan hazard dalam implementasi dan evaluasi keperawatan :
1. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat
pemeriksaan fisik yang disebabkan tidak memakai APD dengan lengkap.
(hazard biologi)
2. Resiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan atau
implementasi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis yang
disebabkan oleh pengumpulan data yang kurang tepat. (hazard ergonomik)
3. Alat kesehatan yang digunakan saat melakukan implementasi dan
evaluasi tidak memenuhi standart atau melebihi masa pakai
(expired/kadaluarsa) sehingga membahayakan perawat dan pasien. (hazard
mekanik)

14
4. Saat melakukan tindakan implementasi radiasi, perawat berisiko
terkena paparan sinar radiasi yang seharusnya diperoleh pasien sehingga
perawat berisiko mengalami ketidak suburan. (hazard fisik)
5. Kesalahan perawat dalam memberikan tindakan terhadap pasien
yang memiliki nama yang sama sehingga tindakan yang seharusnya
diberikan kepada pasien A diberikan kepada pasien B, yang disebabkan
ketidak telitian perawat. Hal ini berisiko fatal pada perawat dan pasien.
(hazard perilkau/behavior)

3.2 Saran
Ketika melakukan implementasi dan evaluasi dalam kesehatan dan
keselamatan kerja, perlu adanya kehati hatian, ketelitian, keuletan, dan
kesabaran. Agar meminimalkan terjadinya hazard dan resiko seperti tertularnya
penyakit, kesalahan pemberian asuhan keperawatan, kesalahan menggunakan alat
kesehatan, dan kesalahan dalam tindakan. Dengan tujuan tercapainya kesehatan
dan keselamatan kerja bagi perawat dan pasien. Hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan tindakan adalah, benar benar paham terhadap situasi atau
penyakit pasien yang akan diberi tindakan, mempersiapkan semua kebutuhan, dan
tidak lupa menggunak APD (Alat Pelindung Diri) dengan lengkap, tepat, dan
benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Risiko dan Hazard Kasus Implementasi. Akses:


[https://www.scribd.com/doc/312534347/Risiko-Dan-Hazard-Kasus-
Implementasi#]. 16 September 2017.
Anonim. Akses: [http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4635]. 16
September 2017.
Anonym. Makalah Konsep dasar dan pengendaliannya. Akses:
[http://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazar
d_dan_Pengendaliannya]. 16 September 2017

16

Anda mungkin juga menyukai