Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK

“FAKTOR YANG BERPERAN


DALAM PERKEMBANGAN ANAK”

Mata Kuliah : Tumbuh Kembang Anak


Dosen Pengampu : Dr. Iskari Ngadiarti, S.K.M., M.Sc.

Disusun Oleh :
Adinda Putriana Fauzi (P21331118002)
Amalia Azizah (P21331118006)
Sinar Serafim (P21331118074)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jurusan Gizi
I. PENDAHULUAN

Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang
meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing masing
aspek memiliki tahapan yang akan dilalui anak. Pada masa usia dini, anak mengalami
tumbuh kembang yang luar biasa baik fisik motorik, kognitif, emosi, psikososial dan
bahasa. Demikian pula perkembangan bahasa,perkembangan ini dipengaruhi
perkembangan yang lain, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual
anak.Perkembangan bahasa sangat penting karena dengan menguasainya anak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kemampuan mental secara luas berkaitan dengan kemampuan dan


ketrampilan berbahasa Lenore (dalam Kurniasih 2009:18) mengatakan hal ini semakin
nyata dikarenakan sebagai salah satu faktor penting yang dapat mengarahkan
kemampuan mental seseorang adalah kosakata dan kemampuan verbal seseorang itu
sendiri.

Perkembangan adalah suatu proses berkembangnya kemampuan (skill),


struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks yang mengikuti rangkaian perubahan
yang teratur dari satu tahap ke tahap perkembangan berikutnya serta berlaku secara
umum. Ciri khas anak adalah bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masalah
perkembangan anak, seperti keterlambatan perkembangan motorik kasar, motorik halus,
bahasa, personal sosial semakin meningkat, angka kejadian di Amerika serikat berkisar
12-16%, Argentina 20% Thailand 37,1 %, dan Indonesia antara 13-18%.7-9 Angka
kejadian gangguan perkembangan pada anak usia 0-3 tahun di Arab berkisar 8,4% dan
di India berkisar 19,8%. 10, 11 Hasil skrining perkembangan bayi dari 30 provinsi
menunjukkan 45,12% bayi mengalami gangguan perkembangan pada tahun 2003. 12
Melihat data epidemiologi tersebut, maka diperlukan deteksi dan intervensi dini pada
anak dengan gangguan perkembangan. Apabila gangguan perkembangan tidak
ditangani, maka gangguan ini dapat berlanjut hingga dewasa dan sifatnya dapat
menetap

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Berdasarkan periode


tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat dibedakan
menjadi faktor prenatal, natal dan postnatal sedangkan secara garis besar faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak terdiri dari faktor internal (genetik) dan faktor
eksternal (lingkungan).Lingkungan merupakan hal yang penting bagi perkembangan
anak sebab rangsang berupa raba, penglihatan, dan suara dari lingkungan digunakan
anak untuk berlatih menirukan rangsangan tersebut.Idealnya anak mendapatkan
lingkungan yang merangsang.Lingkungan terdekat adalah keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan utama berperan dalam


perkembangan anak. Kemampuan anak dalam keluarga distimulasi oleh Ibu (atau
pengganti ibu), ayah, anggota keluarga lain serta lingkungan di sekitar anak tersebut.
Upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak dilakukan melalui interaksi yang
adekuat, terus-menerus, berkelanjutan dan sesuai dengan tahapan usia. 14 Menurut
Caldwell (1984), lingkungan keluarga yang menstimulasi terdiri dari pengasuhan yang
dilakukan seorang ibu secara emosional responsif, keterlibatan ibu terhadap anak,
penerimaan perilaku anak, pengorganisasian perangsangan bagi anak, variasi asuhan,
penyediaan alat perangsang dan alat bermain yang bervariasi serta sesuai bagi usia
anak, sehingga anak dapat memanipulasi dan mengendalikannya sebagai latihan
eksplorasi.

II. PEMBAHASAN

A. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK

Menurut Shanker, 2008; Blair & Diamond, 2008, terdapat beberapa yang
memengaruhi perkembangan anak, mereka telah dikelompokkan menjadi empat bidang,
yaitu : faktor lingkungan, faktor biologis, hubungan interpersonal, faktor lingkungan
dan pengalaman awal.
1. Faktor lingkungan
Terdapat beberapa faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu
diantaranya :
a) Faktor lingkungan sekitar/tempat tinggal : faktor ini sangat mempengaruhi
karena anak membutuhkan ruang untuk bermain dan menjelajah, lingkungan
tempat tinggal yang bebas dari kontaminasi zat kimia berbahaya (timbal), ruang
hijau seperti taman tempat anak-anak bisa bermain, bebas dari kelembaban yang
dapat menumbuhkan jamur.
b) Penghasilan dan pendapan : faktor ini juga mempengaruhi perkembangan anak
karena anak membutuhkan makanan dan pakaian agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
c) Pekerjaan : pekerjaan orangtua juga berpengaruh terhadap perkembangan anak
karena pada saat orang tua bekerja anak mendapatkan pengasuhan yang baik,
dan dengan bekerja dan orangtua masih harus mempunyai waktu untuk bermain
dan belajar bersama anak untuk memantau perkembangan anak.
d) Pendidikan : pendidikan orangtua juga dapat berpengaruh terhadap
perkembangan anak karena sebagai orangtua harus mampu mengajari anak-
anaknya dan nantinya anak-anak juga harus memiliki pendidikan yang
berkualitas.

2. Faktor biologis
Terdapat beberapa faktor biologis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak,
yaitu diantaranya :
a) Jenis kelamin : jenis kelamin juga memiliki perbedaan pada saat masa
perkembangan anak contohnya seperti misalnya, saat ini ada beberapa anak laki-
laki memiliki tingkat kesiapan sekolah yang lebih rendah dan menjamin
mengenai hak kesetaraan antara anak perempuan, karena masih terdapat di
beberapa daerah dan beberapa keluarga yang membedakan perlakuan atau
adanya hak istimewa antara anak laki-laki dan perempuan yang dapat
berpengaruh buruk pada perkembangan anak.
b) Akses kesehatan / puskesmas : pada saat masa kehamilan, ibu harus selalu
memperhatikan kesehatan dengan datang ke pusat kesehatan, jika akses
kesehatan sulit maka akan terganggu pula nantinya proses kelahiran ibu dan
perkembangan anak menjadi tidak optimal, dan anak juga memerlukan akses
kesehatan untuk memeriksa kondisi, gigi, penglihatan, pendengaran.
c) Praktik kesehatan : sebagai orang tua, anak harus memiliki pola makan, tidur
dan bermain yang sesuai dengan usia agar perkembangannya menjadi optimal
d) Kesehatan mental : kehangatan dan kasih sayang pada anak akan dapat
berpengaruh pula terhadap kesehatan mental anak sehingga berpengaruh pada
perkembangan anak, dan kesehatan mental ibu setelah melahirkan, dikarenakan
ada suatu penelitian di Ontario menyebutkan bahwa satu dari lima ibu akan
menderita depresi, kecemasan, atau gangguan mood lainnya selama kehamilan
atau tahun pertama setelah melahirkan, dan jika hal tersebut tidak di tangani
dengan baik maka akan berpengaruh pada kesehatan mental bayi.

3. Faktor Interpersonal
Hubungan sangat penting karena bayi belajar terutama melalui hubungan
mereka dengan orang lain. Kontak mata, senyuman, dan peniruan mengatur
panggung untuk komunikasi yang lebih berkelanjutan dan pertukaran yang
bermakna dan keterlibatan dengan orang tua dan pengasuh lainnya, dan dunia
hubungan yang berkembang (Field, 2007; Gerhardt, 2004; Greenspan & Shanker,
2004; Shanker, 2008). Terdapat beberapa faktor hubungan interpersonal yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu diantaranya :
a) Keterikatan : sejak awal orang tua harus membangun keterikatan dengan anak
yaitu dengan memberikan rasa aman dan melindungi anak dan ikatan yang
responsif terhadap anak, hal tersebut dapat membantu perkembangan anak
supaya optimal.
b) Gaya mengasuh : setiap orangtua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk
anaknya, oleh karena itu mereka memiliki gaya mengasuh anak yang berbeda-
beda, namun diharapkan setiap orangtua untuk mengikuti kelas parenting agar
dapat menerapakan pola asuhan yang tepat untuk anaknya.
c) Hubungan dengan sosial : anak harus diajarkan untuk dapat bersikap toleransi
terhadap orang lain disekitarnya, dan harus dapat berinteraksi kepada teman
sebaya maupun orang yang lebih tua, dengan pengajaran ini anak dapat lebih
berani terhadap lingkungan sosial, dan perkembangan juga dapat menjadi
optimal

4. Faktor Lingkungan dan pengalaman awal


Pengalaman awal yang paling penting bagi bayi adalah pengalaman
mereka dengan pengasuh utama mereka. Bagaimana respons pengasuh utama
terhadap anak membentuk jalur otak awal dan membangun fondasi untuk
pembelajaran di masa depan. Pengalaman awal melibatkan semua indera melalui:
 Sentuhan - (misalnya, memegang kulit-ke-kulit)
 Bau - (misalnya, bau kulit ibu dan ASI)
 Rasa - (mis., rasa ASI)
 Penglihatan - (misalnya, kontak mata, menatap wajah)
 Mendengar - (misalnya, mendengar suara yang dikenal)
Seorang anak membutuhkan pengalaman seperti ini untuk
mengembangkan keterampilan sosial, emosional, bahasa, kognitif dan fisiknya
(Greenspan & Shanker, 2004; McCain, Mustard & Shanker, 2007; Shanker 2010).
Seiring waktu, pengalaman ini menjadi semakin kompleks hingga dia mencapai
kemampuan untuk berpikir secara simbolis, membangun jembatan antar ide,
menghubungkan perasaan, dan mengembangkan pemahaman tentang cara dunia
bekerja. Semua ini dilakukan melalui interaksi timbal balik yang berkelanjutan
dengan orang dewasa dan teman sebaya (Greenspan & Shanker, 2004; Mandler,
2004).

B. STIMULASI PADA ANAK

Menurut IDAI 2010 stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar


anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak
perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga
lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
1. STIMULASI ANAK PADA MASA NEONATAL

Tahapan Stimulasi Umur 0-3 Bulan (IDAI, 2016):


Gerak Kasar :
1. Berguling
Letakkan mainan berwama cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan
tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi lain
dengan perlahan. Awalnya,bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi
agar badannya ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling.
Gerak Halus :
1. Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
Gantungkan mainan/benda pada tali diatas bayi dengan jarak 30 cm atau
sekitar 2 jengkal tangan orang dewasa. Bayi akan tertarik dan melihat sehingga
menggerakkan tangan dan kakimya sebagai reaksi, pastikan benda tersebut tidak bisa
dimasukkan ke mulut bayi dan tidak akan terlepas dari ikatan.
Bicara dan Bahasa :
1. Mengajak bayi tersenyum
2. Berbicara
3. Setiap hari bicara dengan bayi dengan bahasa ibu sesering mungkin menggunakan
setiap kesempatan seperti waktu memandaikan bayi, mengenakan pakaiannya,
menyusui, di tempat tidur, ketika anda sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dan sebagainya
Sosialisasi dan Kemandirian
1. Memberi rasa aman dan kasih sayang. Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicara
kepada bayi dengan nada lembut dan halus, serta penuh kasih sayang. Sesering
mungkin ajak bayi dalam kegiatan anda. Ketika bayi rewel, cari sebabnya dan atasi
masalahnya.
Tahapan Stimulasi Umur 3-6 Bulan (IDAI, 2016):
Gerak Kasar :
1. Menyangga berat badan
Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan
turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja, tempat tidur atau pangkuan
anda. Coba agar bayi mau mengayunkan badannya dengan gerakan naik turun serta
menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi.
Gerak Halus :
1. Mengambil benda-benda kecil
Letakkan benda kecil seperti potongan-potongan biskuit di hadapan bayi. Ajari
bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hal ini,
jauhkan pil/obat dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi.
Bicara dan Bahasa :
1. Menirukan kata-kata
Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa kata berkali-kali dan usahakan
agar bayi menirukannya. Yang paling mudah ditirukan oleh bayi adalah kata yang
menggunakan huruf vocal dan gerakan bibir. Contohnya: papa, mama, baba.
Sosialisasi dan Kemandirian :
1. Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi.
Gerak-gerakkan mainan itu didepan bayi sambil bicara kepadanya agar ia berusaha
untuk mendapatkan mainan itu.Jangan terlalu lama membiarkan bayi berusaha
meraih mainan tersebut, agar anak merasa berhasil.

Tahapan Stimulasi Umur 6-9 Bulan (IDAI, 2016):


Gerak Kasar :
1. Berjalan berpegangan.
Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya didepan bayi
dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan pada ranjangnya atau
perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
Gerak Halus :
1. Memasukkan benda ke dalam wadah.
Ajari bayi cara memasukkan mainan/benda kecil ke dalam suatu wadah yang
dibuat dari karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas. Setelah bayi memasukkan
benda-benda tersebut ke dalam wadah, ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan
memasukkannya kembali. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya, seperti:
jangan terlalu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan.

Bicara dan Bahasa :


1. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
Tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan berwarna
warni (misal : gambar binatang, mainan, alat rumah tangga, bunga, buah, kendaraan
dan sebagainya, pada sebuah buku tulis/gambar. Ajak bayi melihat gambar-gambar
tersebut, bantu ia menunjuk gambar yang namanya anda sebutkan. Usahakan bayi mau
mengulangi kata-kata anda. Lakukan stimulasi setiap hari dalam beberapa menit saja.
Sosialisasi dan Kemandirian :
1. Permainan” bersosialisasi”.
 Ajak bayi bermain dengan orang lain.
 Ketika ayah pergi lambaikan tangan ke bayi sambil berkata “da...daag”. bantu bayi
dengan gerakan membalas melambaikan tangannya. Setelah ia mengerti permainan
tersebut, coba agar bayi mau menggerakkan tangannya sendiri ketika mengucapkan
kata-kata seperti diatas.

Tahapan Stimulasi Umur 9-12 Bulan (IDAI, 2016):


Gerak Kasar :
o Berdiri
o Berjalan sambil berpegangan
o Berjalan dengan bantuan

Gerak Halus :
1. Menyusun balok/kotak. Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar.
Balok/kotak dapat dibuat dari karton atau potongan-potongan kayu bekas.
Benda lain yang bisa dipakai adalah beberapa kaleng kecil (kosong) atau mainan
anak berbentuk kubus/balok.
Bicara dan Bahasa :
1. Berbicara dengan boneka
Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki
yang digambari dengan pena menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa
boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali
dengan boneka itu.
Sosialisasi dan Kemandirian :
1. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara
meraih, menarik ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan
tersebut. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali
untuk mendapatkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anada
tidak dapat mengawasi bayi

2. STIMULASI ANAK PADA MASA TODDLER (ANAK-ANAK AWAL)


Gerak Kasar :
1. Dorong agar anak mau berlari, berjalan dengan berjinjit, bermain di air, menendang,
melempar dan menangkap bola besar serta berjalan naik turun tangga
2. Berjalan tanpa terhuyung – huyung

Gerak Halus :
1. Mengenal berbagai ukuran dan bentuk.
Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup
kotak/kardus. Beri anak mainan/benda-benda yang bisa dimasukkan lewat lubang-
lubang itu.
2. Bermain puzzle.
Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari 2-3 potong saja.
Puzzle semacam itu dapat dibeli atau dibuat sendiri dari sepotong karton yang diberi
gambar, kemudian dipotong-potong menjadi 2 atau 3 bagian.

Bicara dan Bahasa :


1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
• Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak-sajak untuk anak. Ajak agar ia mau ikut
serta.
• Bicara banyak-banyak kepada anak, gunakan kalimat-kalimat pendek, jelas dan
mudah ditiru anak.
• Setiap hari, anak dibacakan buku.
• Dorong agar anak anda mau menceritakan hal-hal yang dilakukan dan dilihatnya.

2. Melihat acara televisi.


Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi.
Dampingi anak dan bicarakan apa yang dilihatnya. Pilih acara yang bermutu dan
sesuai dengan perkembangan anak dan batasi agar anak melihat televisi tidak lebih
dari 1 jam sehari.
Sosialisasi dan Kemandirian :
1. Mengancingkan kancing baju.
Beri anak pakaian atau mainan yang mempunyai bush kancing/kancing tarik. Ajari
anak cara mengancingkan kancing tersebut.
2. Permainan yang memerlukan lnteraksi dengan teman bermain.
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak umpet.
Dengan bermain seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti aturan
permainan den giliran bermain dengan teman-temannya.

3. STIMULASI ANAK PADA MASA PRA-SEKOLAH (3-6 TAHUN)


Menurut Anggia Darmawan, stimulasi pada anak sekolah terbagi menjadi 3 :
1. STIMULASI PADA ANAK UMUR 3-4 TAHUN

Jenis Hal yang dilatih


Kemampuan

Gerak Kasar 1. Stimulasi lanjutan : Mendorong anak berlari, , berdiri di


atas satu kaki, memanjat, mengendarai sepeda roda 3.
2. Menangkap bola
3. Berjalan mengikuti garis lurus
4. Melompat
5. Melempar benda-benda kecil ke atas (kelereng dan
benda-benda tidak berbahaya lainnya)
6. Menirukan binatang berjalan
7. Mengikuti aba-aba lampu hijau-merah

Gerak Halus 1. Stimulasi lanjutan : Bermain puzzle yang lebih sulit,


menyusun balok, mencocokkan gambar dengan benda
sesungguhnya.
2. Memotong pola
3. Menempel gambar
4. Membuat buku cerita bergambar tempel
5. Menjahit dengan tali rafia
6. Menggambar pola sederhana dan angka atau huruf
7. Menggambar dengan jari
8. Menghitung jumlah benda
9. Mengenal konsep warna
10. Membuat gambar temple
Bicara dan 1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan : membacakan buku
Bahasa cerita anak, menjanyikan lagu dan membaca sajak anak,
menyebut nama lengkapnya, memilih acara tv dan
membatasi waktu menonton, dampingi anak menonton tv
dan memberi penjelasan.
2. Berbicara dengan anak agar anak mengajukan berbagai
pertayaan
3. Bercerita mengenai dirinya
4. Menceritakan album foto anak
5. Mengenal huruf

Kemampuan 1. Stimulasi yang dilanjutkan : membujuk dan menenangkan


Bersosialisasi perasaan anak, mendorong anak agar menceritakan
dan Kemandirian perasaannya, makan bersama keluarga, mengajak jalan-
jalan, bermain dengan anak.
2. Belajar mengancing
3. Makan pakai sendok garpu
4. Belajar memasak : mengaduk, memotong kue,
membubuhkan sesuatu.
5. Mencuci tangan dan kaki
6. Menentukan batasan dengan memberikan pilihan

2. STIMULASI PADA ANAK 4-5 TAHUN

Jenis Kemampuan Hal yang dilatih

Gerak Kasar
1. Stimulasi lanjutan : Mendorong anak bermain bola,
berlari, lompat jauh, memanjat
2. Lomba karung
3. Bermain engklek
4. Melompat tali

Gerak Halus
1. Stimulasi lanjutan : Bermain puzzle yang lebih sulit,
menggambar, menghitung, memilih dan
mengelompokkan, memotong, dan menempel gambar
2. Mengenal konsep separuh atau satu
3. Menggambar lebih lengkap
4. Mencocokkan dan menghitung ; menghitungkan
benda-benda sekitar dan cocokkan dengan kartu
bertuliskan angka
5. Menggunting pola yang lebih rumit
6. Membandingkan besar/kecil, banyak/sedikit,
berat/ringan dengan benda.
7. Berkebun : mengajak anak menanam biji kacang
tanah/kacang hijau dan menumbuhkannya.

Bicara dan Bahasa


1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan : membuat anak
bercerita tentang apa yang dilihat dan didengarnya,
mendorong aak untuk sering melihat dan membaca
buku, mendampingi anak menonton tv.
2. Belajar mengingat : memasukan tiga benda berbeda ke
kantung yang berbeda
3. Mengenal huruf dan symbol
4. Mengenal angka dengan bermain kartu
5. Membaca majalah dengan dampingan,
6. Mengenal musim.
7. Membuat buku kegiatan keluatga
8. Mengunjungi perpustakaan
9. Melengkapi kalimat
10. Bercerita tentang masa kecil orang tua
11. Membantu pekerjaan rumah

Kemampuan 1. Stimulasi yang dilanjutkan : memberikan tugas rutin


Bersosialisasi dan pada anak dalam kegiatan rumah, mengajak anak
Kemandirian membantu di dapur, dan makan bersama keluarga,
membuat anak bermain dengan teman sebaya,
mengajak anak berbicara tentang perasaannya,
membuat rencana jalan-jalan bersama.
2. Membentuk kemandirian : mengunjungi tetangga dekat
tanpa ditemani
3. Membuat “album keluarga”
4. Membusy boneka sederhana
5. Menggambar orang yang lebih rumit
6. Bermain dengan peraturan
7. Bermain kreatif dengan teman-temannya.
8. Bermain bejualan dan berbelanja di took

3. STIMULASI PADA ANAK UMUR 5-6 TAHUN

Jenis Kemampuan Hal yang harus dilatih

Gerak Kasar 1. Stimulasi lanjutan : Mendorong anak bermain bola


bersama teman, permainan menjaga keseimbangan
tubuh
2. Naik sepeda dan sepatu roda
Gerak Halus 1. Stimulasi lanjutan : Membantu anak menulis namanya,
kata-kata pendek serta angka-angka, mengajak bermain
berhitung. Menggambar, berhitung, memilih,
mengelompokkan, menggunting, bermain puzzle dll.
2. Mengerti urutan kegiatan : dalam mencuci tangan,
menyiapkan makanan, dll.
3. Berlatih mengingat angka dengan kartu
4. Membuat sesuatu dari tanah liat/lilin.
5. Bermain berjualan dengan temannya
6. Berlajar menggunakan palu, paku, gergaji dengan
dampingan
7. Mengumpulkan benda-benda : perangko, batu-batu
indah, dll
8. Belajar memasak masakan sederhana dan berberes
9. Mengenal kalender
10. Mengenal waktu
11. Menggambar dari berbagai sudut pandang
12. Belajar mengukur dengan penggaris/pita.

Bicara dan Bahasa 1. Stimulasi yang perlu dilanjutkan : meneruskan


membaca majalah berkelanjutan, memminjam buku
dari perpustakaan, memastikan anak membaca buku,
mendiskusikan buku yang dibaca, ajukan pertanyaan.
2. Mengenal benda yang serupa dan berbeda.
Mendiskusikan perbedaan radio-televisi, kursi-bangku,
bunga-pohon, cermin-jendela, dll.
3. Bermain tebak-tebakan dengan benda yang familier
4. Berlatih mengingat barang
5. Menjawab pertanyaan mengapa
6. Mengenal rambu lalu-lintas
7. Mengenal uang logam
8. Mengamati dan meneliti keadaan sekitarnya

Kemampuan 1. Stimulasi yang dilanjutkan : dorong anak agar


Bersosialisasi dan berpakaian sendiri, menyimpan mainannya sendiri,
Kemandirian membantu kegiatan rumah. Mengajarkan apa yang
dirasakan anak, mengajak anak makan dengan
keluarga, merencanakan kegiatan luar, memberi anak
kesempatan mengunjungi orang terdekat secara
mendiri, memberi kesempatan anak memilih acara
televisi, berdiskusi tentang acara televisi.
2. Berkomunikasi dengan anak. Tunjukkan respon
terhadap perkataan anak, mengkonfirmasi perkataan
anak. Hindari menggurui, memarahi, menyalahkan atau
mencaci.
3. Mematuhi peraturan keluarga. Sertakan anak pada
pertemuan keluarga. Beri
peringatan/teguran/penjelasan jika anak tidak patuh,
hindari kekerasan dalam bentuk apapun.

C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM AKTIVITAS BERMAIN


Aktivitas bermain pada anak tidak hanya memerlukan alat permainan saja. Perhatian
dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, seperti sentuhan, canda-
gurau, belaian, dan lainnya, merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak, terutama
pada tahun pertama kehidupannya.
Menurut Soetjiningsih, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar aktivitas
bermain bisa menjadi stimulus yang efektif sebagaimana berikut ini :
a. Energi yang diperlukan
Bermain memerlukan energi yang cukup, sehingga anak memerlukan gizi
yang memadai. Asupan (intake) yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak
yang sehat memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif
maupun bermain pasif, untuk menghindari rasa bosan atau jenuh. Apabila ia mulai
lelah atau bosan, maka akan menghentikan permainan.
Pada anak yang sakit, keinginan untuk bermain umumnya menurun karena
energi yang ada digunakan untuk mengatasi penyakitnya. Aktivitas bermain anak
sakit yang bisa dilakukan adalah bermain pasif, misalmya, dengan nonton TV,
mendengar musik, dan menggambar.

b. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup
untuk mengenal alat-alat permainannya.

c. Alat Permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa alat permainan tersebut harus aman dan mempunyai unsur edukatif
bagi anak.

d. Ruang untuk bermain


Aktivitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman,
bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain
bila memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat
untuk menyimpan mainannya.

e. Pengetahuan cara bermain


Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya,
atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik karena
anak lebih terarah dan lebih berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat
permainan tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bernain dari alat
permainan yang diberikan umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung
menjadi kurang hangat.

f. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau
oang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat
menemukan kebutuhannya sendiri.
Bermain yang dilakukan bersama dengan orang tuanya akan mengakrabkan
hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk
mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami perbedaan.

g. Reward
Berikan semangat dan pujian atau hadiah pada anak bila berhasil melakukan
sebuah permainan.

D. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


1. Pengertain
a. Suyadi (2009) mendefinisikan Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala
bentuk permainan yang dapat memberikan pengetahuan dan kemampuan anak.
b. Soetjiningsih (2002) juga berpendapat bahwa alat permainan edukatif (APE) adalah
alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan
tingkat perkembangannya dan yang berguna untuk pengembangan aspek fisik,
bahasa, kognitif dan sosial anak.

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif (APE)


a. Meningkatkan kekereativan perkembangan pada anak
b. Mengasah kemampuan motorik
c. Melatih konsentrasi
d. Menumbuhkan rasa percaya diri sehingga membentuk karakter yang baik
e. Meningkatkan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya
f. Membuat situasi bermain sambal belajar sehingga terasa sangat menyenangkan
untuk anak dalam pemberian stimulus kemampuan dasar pada anak
g. Memperkenalkan warna dan tekstur
h. Menumbuhkan imajinasi pada anak

3. Contoh Permainan Alat Edukatif (APE)


a. Kotak Alfabet
Kotak Ini berisi huruf-huruf alfabet yang dibuat diatas potongan karton
dupleks berukuran 5x5 cm yang biasanya dimainkan untuk anak yang baru mulai
belajar mengenal huruf atau membaca
b. Puzzle
Terbuat dari triplek yang biasanya berukuran 30x20 cm dan biasanya juga
pada puzzle di beri gambar yang dimana sang anak harus Menyusun nya.

c. Boneka Jari
Boneka jari biasanya terbuat dari kain yang berbahan lembut dan biasanya
kain tersebut berbentuk seperti hewan,orang,kartun yang kemudian digunakan
Bersama seri cerita seperti dongeng.
4. Ciri-ciri Alat permainan edukatif anak usia dibawah 5 tahun
a. Usia 0-12 bulan
1) Tujuan :
 Melatih refleks refleks (untuk anak berumur 1 bulan),misalnya
mengisap,menggenggam,
 Melatih kerja sama mata dengan tangan
 Melatih kerja sama mata dengan telinga
 Melatih mencari sumber suara
 Melatih kepekaan perabaan
2) Permainan yang dianjurkan
 Benda yang dapat dimasukan ke mulut atau dipegang
 Alat permainan yang berbentuk muka atau gambar
 Alat permainan lunak berupa boneka atau binatang
 Alat permainan yang dapat digoyangkan dan dapat mengeluarkan suara
 Alat permainan berupa selimut dan boneka
b. Usia 12-24 bulan
1) Tujuan
 Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
 Memperkenalkan suara sumber suara
 Melatih anak melakukan Gerakan mendorong dan menarik
 Melatih imajinasi
 Melatih anak untuk melakukan kegiatan yang menarik
2) Alat permainan yang dianjurkan
 Bola yang dapat berbunyi
 Alat permainan yang dapat di dorong dan ditarik seperti dorongan boneka
 Alat permainan yang terdiri dari alat rumah tangga,balok-balok
besar,kardus-kardus besar,buku gambar,kertas untuk dicoret,crayon

c. Usia 25-36 bulan


1) Tujuan
 Menyalurkan emosi/perasaan anak
 Mengembangkan ketrampilan berbahasa
 Melatih motorik halus dan kasar
 Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
 Melatih kerja sama mata dan tangan
 Melatih daya imajinasi
 Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

2) Alat permainan yang di anjurkan


 Lilin yang dapat dibentuk
 Alat-alat untuk menggambar
 Puzzle sederhana
 Manik-manik ukuran besar
 Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
 Bola

3) Usia 36-72 bulan


(1) Tujuan
 Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
 Mengembangkan kemampuan berbahasa
 Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi
 Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara) - Membedakan benda dengan perabaan
 Menumbuhkan sportivitas
 Mengembangkan kepercayaan diri
 Mengembang kreativitas
 Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
 Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar
 Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya
 Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misalnya pengertian terapung dan tenggelam
 Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
(2) Alat permainan yang dianjurkan
 Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
 Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah
III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih., Moersintowarti,B.N., Titi,S.S., Hariyono,S., IG N Gde,R.,
Sambas,W. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto
2. Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika
3. Anggia, D. (2019). Pedoman Praktis Tumbuh Kembang Anak ( Usia 0-72 Bulan).
Bogor: Percetakan IPB Bogor

Anda mungkin juga menyukai