PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
2022
“Konsep pertumbuhan dan perkembangan serta hubunganya dengan proses
pendidikan dan pembelajaran ”
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian
tubuh. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Per tumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Sedangkan perkembangan (development), adalah perubahan secara
berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
Pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak-anak tidak sederhana saja, tetapi
mempunyai seluk beluk sangat komplek dan waktu berlangsungnya panjang yaitu dari
embrio sampai dewasa maka perlu pembagian waktu tahap-tahap perkembangannya, perlu
periodisasi perkembangan anak.
Secara umum istilah pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang sama
yakni keduanya mengalami perubahan, tetapi secara khusus istilah pertumbuhan berbeda
dengan perkembangan. Istilah pertumbuhan mengacu pada perubahan yang bersifat kuantitas,
sedangkan perkembangan lebih mengarah kepada kualitas.
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
Potensi yang baik bila berinteraksi dengan lingkungan yang positif maka akan memberikan
hasil yang optimal.
b. Faktor lingkungan
1) (Hidayati, 2017)Lingkungan Pranatal
Faktor pranatal yang mempengaruhi, antara lain: gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat
kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress/psikologis ibu, imunitas, anoksia embrio.
2) Lingkungan Perinatal
Masa perinatal yaitu masa antar 28 minggu dalam kandungan hingga 7 hari setelah
melahirkan. Periode perinatal merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak,
khususnya tumbuh kembang otak.
c. Lingkungan Pascanatal
1) Faktor biologis
a) Cuaca, musim, keadaan geografis, musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi,
atau bencana alam lainnya dapat berdampak tumbuh kembang anak, sebagai akibat
kurangnya ketersediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit.
b) Sanitasi, kebersihan baik perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting
dalam menimbulkan penyakit. Sedangkan anak yang sering menderita sakit pasti
tumbuh kembangnya terganggu.
c) Keadaan rumah, keadaan rumah akan menjamin kesehatan penghuninya.
d) Radiasi, tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi tinggi.
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi, anak dapat mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapatkan stimulasi.
Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi generik yang dipunyai anak.
b) Motivasi belajar, motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar.9
c) Ganjaran atau hukuman, ganjaran dapat menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak
untuk mengulangi tingkah laku yang baik, sementara menghukum dengan cara yang
wajar jika anak berbuat salah masih dibenarkan. Anak diharapkan tahu mana yang
baik, sehingga dapat timbul rasa percaya diri pada anak yang penting untuk
perkembangannya.9
d) Kelompok sebaya, anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya.
e) Stres, anak yang mengalami stres akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan
menurun, dan bahkan bunuh diri.9
f) Sekolah, pendidikan yang baik dapat meningkatkan taraf hidup anak kelak.
g) Cinta dan kasih sayang, anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari
orangtua agar tidak menjadi anak yang sombong dan dapat memberikan kasih sayang
kelak.9
h) Kualitas interaksi dengan orangtua, interaksi dengan orangtua akan menimbulkan
keakraban dan keterbukaan. Interaksi tidak ditentukan oleh lamanya waktu tetapi
kualitas interaksi. Kualitas interaksi adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing-
masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh
rasa saling menyayangi.
3. Hukum/prinsip perkembangan
1) Hukum Konvergensi
Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-
faktor lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk
belajar. Lingkungan menentukan arah perkembangan.
4) Hukum Rekapitulasi
Menurut Gleitman (1987) ada dua bekal pokok yang dibawa anak barulahir sebagai dasar
perkembangan, yaitu: 1) bekal kapasitas motor (jasmani); dan2) bekal kapasitas panca indera
(sensori).
Mula-mula seorang anak yang baru lahir hanya memiliki sedikit sekalikendali terhadap
aktivitas alat-alat jasmaninya. Setelah berusia empat bulan, bayiitu sudah mulai mampu
duduk dengan bantuan sanggahan dan dapat pula meraih dan menggenggam benda-benda
mainnya yang sering hilang dai pandangannya.Kini ia telah memiliki apa yang disebut
grasp reflex (Kennedy, 1997) ataugrasping Reflex (Reber, 1988) yakni gerakan otomatis
untuk menggenggam.
Respons otomatis yang juga dimiliki seorang bayi sebagai bekal dan dasar
perkembangannya ialah rooting reflex (Reber, 1988) yang berarti refleksdukungan
yakni gerakan kepala dan mulut yang otomatis. Dua macam refleksdiatas, grasp dan rooting
merupakan kapasitas jasmani yang sampai umur kuranglebih lima bulan belum memerlukan
kendali ranah kognitif karena sel-sel otaknyasendiri belum cukup matang untuk berfungsi
sebagai alat pengendali.
Bekal psikologi kedua yang dibawa anak dari rahim ibunya ialahkapasitaas
sensori. Berkat adanya bekal kapasitas sensori, bayi dapat mendengardengan baik bahkan
mampu membedakan antara suara yang keras dan kasardengan suara lembut ibunya atau
suara lembut wanita-wanita lainnya. Disampingitu bayi juga dapat melihat sampai batas jarak
empat kaki atau kira-kira satuseperempat meter, tetapi belum mampu memusatkan
pandanganya pada barang- barang yang ia lihat. Namun, kemampuan membedakan warna
(walaupun belummampu menyebut jenis nama jenis warna), dan mengikuti gerakan benda-
bendasudah mulai tampak.