E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
Jakarta, 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas limpahan karunia Tuhan YME berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul "Menyusun Materi Pendidikan Gizi" ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Gizi. Dengan adanya makalah ini,
diharapkan mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang Menyusun Materi Pendidikan Gizi.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra Rosmida Magdalena Marbun, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Gizi.
2. Kedua orang tua yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan gizi merupakan hal yang masih tidak bisa di anggap remeh di Indonesia.
Masih banyak penyakit dan masalah gizi lainnya yang harus diatasi. Salah satunya masalah gizi
buruk pada anak balita. Timbulnya masalah gizi buruk di Indonesia disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah rendahnya pendidikan dan pengetahuan gizi pengasuh atau keluarga
anak. Begitu pula dengan masalah gizi lainnya, yaitu kurangnya pendidikan dan pengetahuan
gizi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan gizi.
Pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku
masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar dapat mengubah perilaku masyakat dalam kebiasaan makan dan hal lain yang berkaitan
dengan gizi sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (PUGS), maka materi pendidikan gizi
harus dapat diterima masyarakat dengan baik. Materi pendidikan gizi mencakup hal yang luas
dan kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memudahkan pendidik dan masyakat dalam
pendidikan gizi diperlukan penyusunan materi pendidikan gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan materi pendidikan gizi?
2. Apa jenis-jenis materi pendidikan gizi?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan materi pendidikan gizi?
4. Apa saja cakupan materi pendidikan gizi?
5. Bagaimana urutan materi pendidikan gizi?
6. Apa saja sumber materi pendidikan gizi?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian materi pendidikan gizi.
2. Mengetahui jenis-jenis materi pendidikan gizi.
3. Memahami prinsip-prinsip pengembangan materi pendidikan gizi.
4. Mengetahui cakupan materi pendidikan gizi.
5. Mengetahui urutan materi pendidikan gizi.
6. Mengetahui sumber materi pendidikan gizi
BAB II
ISI
Agar dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran,
baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi
serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
1. Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-
nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh : Sejarah perkembangan gizi.
2. Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi
dan sebagainya. Contoh : gizi adalah zat makanan yan diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan
3. Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi
dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep
yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh : gizi seimbang
4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan
suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh : mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir
5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih
sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh :
aplikasi makanan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
1. Relevansi
2. Konsistensi
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam,
maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh :
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan PUGS dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan, maka materi yang diajarkan juga harus
meliputi PUGS dan cara mengaplikasikannya.
3. Kecukupan
1) Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan
potensi vokasional.
2) Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi
bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan
agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran
diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang
relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
5) Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran gizi harus didasarkan
pada struktur keilmuan gizi.
6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan
materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta didik,
tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi
waktu, dan perkembangan peradaban dunia
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8) Alokasi waktu.
1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka
tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran
yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi
yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi
menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus
dipelajari oleh peserta didik.
3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya
cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu
tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika
dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta
didik penyusunan menu, maka uraian materinya mencakup:
a. Penguasaan atas konsep penyusunan menu;
b. Rumus menghitung kebutuhan gizi, persentase karbohidrat, lemak, protein, dll;
c. Penerapan/aplikasi menyusunan menu dalam kehidupan.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah
materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga
terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
1. Pendekatan prosedural
Urutan materi :
2. Pendekatan hierarkis
1) Kenyataan 8) Hipotesis
2) Fakta 9) Generalisasi
3) Fenomena atau gejala 10) Proposisi
4) Masalah 11) Potsulat
5) Data 12) Teori
6) Bukti (evidence) 13) Konsep
7) Asumsi
1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. Majalah ilmiah
5. Kajian pakar bidang studi
6. Karya profesional
7. Buku kurikulum
8. Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. Situs-situs internet
10. Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. Narasumber (orang/manusia)
Perlu diingat tidak hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya
sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar
tersebut harus dilakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk
dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah
usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu
peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya menggunakan sumber belajar
maupun bahan ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman
dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan.
G. Definisi Individu Sehat
Sehat menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 yaitu suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Seseorang dikatakan dan dinyatakan sehat
diartikan dalam kadar dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada
individu yang artinya bahwa seseorang tidak merasakn keluhan atau pun gejala penyakit
atau kurang sehat.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sukraniti, Desak. dkk. 2018. Konseling Gizi. Jakarta:BPPSDMK
Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-Surabaya, Tahun
Akademik 2009 / 2010.
http://eprints.ums.ac.id/21887/3/BAB_I.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Konseling-Gizi_SC.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122785-S09044fk-Hubungan%20profil-Literatur.pdf
Soal
1. Jika klien menolak bantuan konselor, yang harus dilakukan konselor adalah
a. Konselor akan menyediakan waktu untuk klien, membantu menghadapi saat-saat sulit
b. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
c. Menekankan pada klien untuk berkenalan dengan konselor karena dia sudah
datang
d. Menghargai konselor sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
3. Jika klien mempermalukan konselor pada suatu topik, tindakan yang harus dilakukan
konselor adalah
a. Menghargai klien sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
b. Konselor bersikap tegas dan jujur jika hal itu tidak disukai oleh konselor
c. Memberitahu kepada klien bahwa hubungan klien dan konselor adalah hubungan
profesional
d. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
4. Untuk memahami penyebab diam dari klien yg harus dilakukan konselor dibawah ini,
kecuali
a. Konselor membuka percakapan bila terjadi awal pertemuan
b. Konselor memperhatikan konteks pembicaraan bila terjadi di pertengahan pertemuan
c. Konselor tidak berusaha memecahkan kesunyian bila klien sedang berfikir
d. Konselor membuat lawak
5. Jika konselor tidak dapat memecahkan masalah pada klien, hal yang dilakukan oleh
konselor adalah
a. Konselor akan menyediakan waktu untuk klien dan membantu menghadapi hal
tersebut
b. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
c. Menghargai konselor sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
d. Memberitahu klien bahwa waktu klien terbatas
Lampiran I
DIARE
1. Identifikasi Masalah
Diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh anak-anak terutama
anak-anak usia sekolah. Ada bebrapa kemungkinan penyebab diare. Yang
pertama, kurangnya wawasan yang didapat oleh anak-anak dan orang tua terkait
makanan yang kurang sehat. Yang kedua, kurangnya pengawasan orang tua
terhadap anak-anak yang jajan sembarangan.
2. Manfaat Penyuluhan
Manfaat dari penyuluhan ini untuk memberikan pengetahuan lebih kepada
anak-anak agar dapat terhindar dari diare. Selain itu, pemberi materi dapat
meningkatkan kesadaran pada anak-anak akan pentingnya untuk tidak jajan
sembarangan dan juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bersih.
3. Sasaran Penyuluhan
Sasaran kelompok yang dituju adalah siswa kelas 6 SD/MI. Metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, menonton video, dan tanya
jawab.
4. Media Penyulihan
Media penyuluhan yang digunakan, di antaranya:
a. LCD dan laptop untuk menayangkan media penyuluhan
b. Materi penyuluhan dalam bentuk power point dan video
5. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai diare
6. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui arti dari diare
b. Untuk mengetahui faktor penyebab diare
c. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari diare
d. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dihindari sehingga tidak
terkena diare
e. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk gejala diare
f. Untuk mengetahui cara penyembuhan diare
8. Monitoring
9. Evaluasi
LAMPIRAN II
Anemia Gizi Besi
1. Identifikasi Masalah
Perempuan lebih rentan terkena Anemia Gizi Besi (AGB) daripada pria. Hal ini
disebabkan karena kadar normal hemoglobin dan hematocrit wanita lebih rendah
daripada pria dan beberapa kondisi-kondisi khusus yang dialami perempuan, misalnya
menstruasi, kehamilan, menyusui, persalinan, masa nifas dan menopause. AGB
mengakibatkan keadaan 5L (Lemah, Letih, Lelah, Lesu, Lunglai) pada perempuan
normal dan bisa berakibat fatal pada bayi yang dikandung oleh Ibu Hamil yang anemia.
Faktor-faktor lain penyebab terjadinya AGB yaitu kurangnya pengetahuan terkait
perilaku makan dan pemilihan makanan.
2. Tujuan Umum
Sasaran diharapkan Sasaran diharapkan dapat mencegah kondisi AGB pada dirinya
dan lingkungan sekitar.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian, gejala, dan penyebab , dan dampak negative dari AGB
2. Mengetahui apa saja makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari agar tidak
mengalami AGB
3. Memahami alasan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
4. Menerapkan perilaku makan untuk menghindari AGB
4. Manfaat Penyuluhan
1. Menambah pengetahuan sasaran penyuluhan
2. Melatih keterampilan mahasiswa penyuluh
3. Membantu mengangkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia
4. Sebagai suatu bentuk pengabdian masyarakat dan silaturahmi
5. Kelompok Sasaran
Remaja Putri Usia SMP (karena awal masa puber pada perempuan, dan sebagai
pendidikan gizi dini sebagai bekal)
6. Isi Penyuluhan
1. Pengertian AGB
2. Gejala dan dampak negatif dari AGB
3. Penyebab AGB
4. Cara pencegahan dan penanggulangan AGB (pemilihan makanan dan konsumsi TTD)
7. Metode Penyuluhan
Studi Kasus, Ceramah, Perrmainan Puzzle, Tanya Jawab.
8. Media Penyuluhan
1. Papan tulis
2. Slide show yang menggambarkan AGB
3 Puzzle tentang perilaku makan untuk menghindari AGB
(gambar remaja puteri dengan kotak bekal makan siangnya yang lengkap dengan pangan
yang kaya akan zat besi, buah dan sayuran yang kaya akan vit C yg membantu
penyerapan zat besi, serta TTD. Juga dengan gelembung yang berisi tentang anjuran
mencuci tangan sebelum makan dan menghindari teh dan kopi yang menghambat
penyerapan zat besi)
9. Monitoring
10. Evaluasi
LAMPIRAN III
1. Identifikasi Masalah
Anak-anak pada saat ini kebanyakan jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Hal
ini disebabkan kurang adanya edukasi tentang manfaat dari sayur dan buah itu sendiri
untuk menunjang masa yang akan datang. Apabila sejak kecil tidak diperkenalkan
konsumsi sayur dan buah, maka nanti lamat laun akan menjadi kebiasaan pada individu
tersebut.
2. Tujuan Umum
Memberikan informasi kepada siswa-siswi SDN 10 Pagi berbagai hal tentang
sayur dan buah.
3. Tujuan Khusus
a. Memperkenalkan tentang sayur dan buah
b. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat sayur dan buah bagi anak-anak
c. Meningkatkan pengetahuan tentang akibat kekurangan mengkonsumsi buah dan sayur
4. Manfaat Penyuluhan
I. Anak-anak dapat mengetahui berbagai informasi tentang sayur dan buah
II. Anak-anak diharapkan dapat meningkatkan konsumsi sayur dan buah
III. Anak-anak dapat mengajak teman-temannya untuk mengkonsumsi makanan sayur
dan buah bersama
5. Kelompok Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini yaitu siswa dan siswi SDN 10 Pagi Jakarta Selatan
kelas 1. Dipilihnya siswa-siswi kelas 1 sebagai sasaran awal bagi tumbuh kembang anak
serta sudah mulai mengenal sedikit tentang sayur dan buah.
6. Isi penyuluhan
a. Memperkenalkan berbagai macam buah dan sayur
b. Manfaat buah dan sayur
c. Mengkreasikan sayur dan buah
d. Akibat kekurangan buah dan sayur
7. Metode Penyuluhan
Ceramah
Games
Tanya jawab
8. Media Penyuluhan
- Flyer
9. Monitoring
10. Evaluasi
Desain flyer
Lagu :