Anda di halaman 1dari 21

Menyusun Materi Pendidikan Gizi

Dosen Pengampu: Dra. Rosmida Magdalena Marbun, M. Kes.

Disusun Oleh Kelompok 9 :

Amalia Azizah (P21331118006)

Luthfi Adhila (P21331118050)

Sacharissa Davita (P21331118067)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Jl. Hang Jebat III/F3 No 8, RT 004/RW 008, Gunung, Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12120

E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id

Telp/Fax : (021)7397641, (021)7397643/(021)7397769

Jakarta, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas limpahan karunia Tuhan YME berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul "Menyusun Materi Pendidikan Gizi" ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Gizi. Dengan adanya makalah ini,
diharapkan mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang Menyusun Materi Pendidikan Gizi.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra Rosmida Magdalena Marbun, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Gizi.
2. Kedua orang tua yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin.

Jakarta, 24 Agustus 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan gizi merupakan hal yang masih tidak bisa di anggap remeh di Indonesia.
Masih banyak penyakit dan masalah gizi lainnya yang harus diatasi. Salah satunya masalah gizi
buruk pada anak balita. Timbulnya masalah gizi buruk di Indonesia disebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah rendahnya pendidikan dan pengetahuan gizi pengasuh atau keluarga
anak. Begitu pula dengan masalah gizi lainnya, yaitu kurangnya pendidikan dan pengetahuan
gizi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan gizi.

Pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku
masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Agar dapat mengubah perilaku masyakat dalam kebiasaan makan dan hal lain yang berkaitan
dengan gizi sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (PUGS), maka materi pendidikan gizi
harus dapat diterima masyarakat dengan baik. Materi pendidikan gizi mencakup hal yang luas
dan kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memudahkan pendidik dan masyakat dalam
pendidikan gizi diperlukan penyusunan materi pendidikan gizi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan materi pendidikan gizi?
2. Apa jenis-jenis materi pendidikan gizi?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan materi pendidikan gizi?
4. Apa saja cakupan materi pendidikan gizi?
5. Bagaimana urutan materi pendidikan gizi?
6. Apa saja sumber materi pendidikan gizi?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian materi pendidikan gizi.
2. Mengetahui jenis-jenis materi pendidikan gizi.
3. Memahami prinsip-prinsip pengembangan materi pendidikan gizi.
4. Mengetahui cakupan materi pendidikan gizi.
5. Mengetahui urutan materi pendidikan gizi.
6. Mengetahui sumber materi pendidikan gizi
BAB II

ISI

A. Pengertian Materi Pendidikan

Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan


pendidikan keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan merancang materi
pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional


materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut
harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta tercapainya indikator.

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik


dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan,
urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

Agar dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran,
baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi
serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

B. Jenis-Jenis Materi Pendidikan / Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut :

1. Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-
nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh : Sejarah perkembangan gizi.
2. Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi
dan sebagainya. Contoh : gizi adalah zat makanan yan diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan
3. Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi
dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep
yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh : gizi seimbang
4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan
suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh : mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir
5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih
sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh :
aplikasi makanan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran


adalah relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

1. Relevansi

Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar


kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan
dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang
diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang
lain.

2. Konsistensi

Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam,
maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh :
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan PUGS dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan, maka materi yang diajarkan juga harus
meliputi PUGS dan cara mengaplikasikannya.

3. Kecukupan

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta


didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit,
dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum
(pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Dalam pengembangan materi pembelajaran harus mampu mengidentifikasi
dan mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan
potensi vokasional.
2) Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi
bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan
agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran
diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang
relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
5) Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran gizi harus didasarkan
pada struktur keilmuan gizi.
6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan
materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta didik,
tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi
waktu, dan perkembangan peradaban dunia
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8) Alokasi waktu.

D. Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus


memperhatikan beberapa aspek berikut :

1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka
tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran
yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi
yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi
menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus
dipelajari oleh peserta didik.
3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya
cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu
tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika
dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta
didik penyusunan menu, maka uraian materinya mencakup:
a. Penguasaan atas konsep penyusunan menu;
b. Rumus menghitung kebutuhan gizi, persentase karbohidrat, lemak, protein, dll;
c. Penerapan/aplikasi menyusunan menu dalam kehidupan.

Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah
materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga
terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

E. Urutan Materi Pendidikan / Pembelajaran

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa


urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan
yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam
mempelajarinya. Misalnya, materi mikrobiologi dan teknologi pangan. Menysuusn
materi tentang teknologi pangan akan sulit jika materi tentang mikrobiologi belum
dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya


dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu :

1. Pendekatan prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah


secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-
langkah dalam melaksanakan “PUGS”.

Contoh : Urutan Prosedural (tatacara).

Materi pembelajaran : Tata Cara Melaksanakan PUGS

Urutan materi :

Mulai dari bangun tidur :


 Minum air putih
 Mencuci tangan sebelum sarapan gizi seimbang serta baca label kemasan
 Olahraga
 Pantau berat badan

2. Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat


berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)


Menyusun rancangan penelitian, supaya peserta didik mampu menyusun rancangan
penelitian, peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep-konsep dasar ilmu
pengetahuan yang mencakup:

1) Kenyataan 8) Hipotesis
2) Fakta 9) Generalisasi
3) Fenomena atau gejala 10) Proposisi
4) Masalah 11) Potsulat
5) Data 12) Teori
6) Bukti (evidence) 13) Konsep
7) Asumsi

Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan penelitian.

F. Sumber Materi Pembelajaran / Pendidikan

Sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk


mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Beberapa jenis sumber belajar antara lain:

1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. Majalah ilmiah
5. Kajian pakar bidang studi
6. Karya profesional
7. Buku kurikulum
8. Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. Situs-situs internet
10. Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. Narasumber (orang/manusia)

Perlu diingat tidak hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya
sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar
tersebut harus dilakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk
dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah
usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu
peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya menggunakan sumber belajar
maupun bahan ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman
dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan.
G. Definisi Individu Sehat
Sehat menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 yaitu suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Seseorang dikatakan dan dinyatakan sehat
diartikan dalam kadar dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada
individu yang artinya bahwa seseorang tidak merasakn keluhan atau pun gejala penyakit
atau kurang sehat.

H. Tujuan Menyusun Materi Pendidikan Gizi


a. Menyediakan materi yang sesuai dengan isu gizi yang terjadi pada saat ini maupun
yang sudah terjadi.
b. Membantu masyarakat agar dapat lebih memahami tentang hal-hal yang berkaitan
dengan gizi.
c. Mengajak masyarakat untuk belajar bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan
gizi.
d. Mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap masyarakat lain yang sudah
terkena penyakit yang berhubungan dengan gizi.
e. Memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya untuk selalu
memerhatikan status gizi dirinya dan keluarganya.
f. Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama.

I. Sasaran yang Ditujukan dalam Pendidikan Gizi


Sasaran pendidikan gizi adalah individu dan masyarakat. Jika dilihat dari tempat
di mana dilakukan, pendidikan gizi dapat di bedakan menjadi 3, yaitu:
a. Pendidikan Gizi di Sekolah
Pendidikan yang dilakukan di sekolah yang sasarannya adalah murid. Materi yang
disampaikan pada pendidikan gizi sekolah sesuai dengan permasalahan gizi pada
anak sekolah seperti tentang gizi seimbang, sarapan pagi yang sehat, jajanan anak
sekolah yang sehat, dan membawa bekal ke sekolah.
b. Pendidikan Gizi di Rumah Sakit
Pendidikan ini dilakukan di rumah sakit yang sasarannya adalah pasien atau
keluarga pasien. Materi yang disampaikan sesuai dengan keadaan penyakit pasien
tersebut seperti diet untuk penyakit tertentu dan sebagainya. Pendidikan gizi di
rumah sakit bisa berupa pendidikan kelompok misalnya pada kelompok ibu hamil
yang sedang menunggu di poliklinik rumah sakit atau pun pendidikan individu yang
sering disebut konseling pada pasien penderita penyakit tertentu.

c. Pendidikan Gizi di Tempat Kerja


Pendidikan ini dilakukan di perusahaan. Sasaran pendidikan gizi di perusahaan
adalah karyawan atau pegawai di perusahaan atau kantor. Materi pendidikannya
mengenai gizi tenaga kerja yang berkaitan dengan produktivitas kerja. Misalnya gizi
seimbang untuk meningkatkan produktivitas kerja, sarapan pagi penting sebelum
memulai beraktivitas, dan masalah gizi pada tenaga kerja serta upaya untuk
mengatasinya.

BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang


didapat baik dengan cara formal maupun informal dalam membantu proses transformasi
sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Dengan pendidikan, manusia dapat
mengetahui hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya. Dalam pendidikan gizi, sebagai
konselor atau yang memberikan materi harus bisa menguasai isu-isu kesehatan yang berkaitan
dengan gizi. Hal ini tentu dapat sangat berguna bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang
belum mengenal dan sadar akan pentingnya kebutuhan zat gizi bagi dirinya, keluarganya
maupun orang-orang terdekatnya. Dalam topik ini, konselor dapat mempelajari bagaimana cara
untuk menyusun materi yang berkaitan dengan gizi yang baik. Tidak hanya tentang bagaimana
cara untuk menyusun materi yang berkaitan dengan gizi tetapi juga konselor akan mengetahui
cara apa saja yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sukraniti, Desak. dkk. 2018. Konseling Gizi. Jakarta:BPPSDMK

Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-Surabaya, Tahun
Akademik 2009 / 2010.

Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,Manajemen Dikmen,


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas – dan,odifikasi penulis (Rusman Efendy)

http://eprints.ums.ac.id/21887/3/BAB_I.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Konseling-Gizi_SC.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122785-S09044fk-Hubungan%20profil-Literatur.pdf

Soal
1. Jika klien menolak bantuan konselor, yang harus dilakukan konselor adalah
a. Konselor akan menyediakan waktu untuk klien, membantu menghadapi saat-saat sulit
b. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
c. Menekankan pada klien untuk berkenalan dengan konselor karena dia sudah
datang
d. Menghargai konselor sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah

2. Jika konselor melakukan kesalahan yang harus dilakukan konselor adalah


a. Konselor akan menyediakan waktu untuk klien untuk membantu menghadapi saat-
saat sulit
b. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
c. Menghargai konselor sehingga jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
d. Memberitahu klien bahwa waktu klien terbatas

3. Jika klien mempermalukan konselor pada suatu topik, tindakan yang harus dilakukan
konselor adalah
a. Menghargai klien sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
b. Konselor bersikap tegas dan jujur jika hal itu tidak disukai oleh konselor
c. Memberitahu kepada klien bahwa hubungan klien dan konselor adalah hubungan
profesional
d. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf

4. Untuk memahami penyebab diam dari klien yg harus dilakukan konselor dibawah ini,
kecuali
a. Konselor membuka percakapan bila terjadi awal pertemuan
b. Konselor memperhatikan konteks pembicaraan bila terjadi di pertengahan pertemuan
c. Konselor tidak berusaha memecahkan kesunyian bila klien sedang berfikir
d. Konselor membuat lawak

5. Jika konselor tidak dapat memecahkan masalah pada klien, hal yang dilakukan oleh
konselor adalah
a. Konselor akan menyediakan waktu untuk klien dan membantu menghadapi hal
tersebut
b. Bersikap jujur, menghargai klien, dan meminta maaf
c. Menghargai konselor sehinggan jenis kelamin tidak menghalangi konselor dan klien
dalam memecahkan masalah
d. Memberitahu klien bahwa waktu klien terbatas

Lampiran I
DIARE

1. Identifikasi Masalah
Diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh anak-anak terutama
anak-anak usia sekolah. Ada bebrapa kemungkinan penyebab diare. Yang
pertama, kurangnya wawasan yang didapat oleh anak-anak dan orang tua terkait
makanan yang kurang sehat. Yang kedua, kurangnya pengawasan orang tua
terhadap anak-anak yang jajan sembarangan.

2. Manfaat Penyuluhan
Manfaat dari penyuluhan ini untuk memberikan pengetahuan lebih kepada
anak-anak agar dapat terhindar dari diare. Selain itu, pemberi materi dapat
meningkatkan kesadaran pada anak-anak akan pentingnya untuk tidak jajan
sembarangan dan juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bersih.

3. Sasaran Penyuluhan
Sasaran kelompok yang dituju adalah siswa kelas 6 SD/MI. Metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, menonton video, dan tanya
jawab.

4. Media Penyulihan
Media penyuluhan yang digunakan, di antaranya:
a. LCD dan laptop untuk menayangkan media penyuluhan
b. Materi penyuluhan dalam bentuk power point dan video

5. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai diare

6. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui arti dari diare
b. Untuk mengetahui faktor penyebab diare
c. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari diare
d. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dihindari sehingga tidak
terkena diare
e. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk gejala diare
f. Untuk mengetahui cara penyembuhan diare

7. Materi yang akan disampaikan:


a. Pengertian diare
b. Faktor penyebab diare
c. Akibat yang ditimbulkan dari diare
d. Cara-cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari diare
e. Gejala diare
f. Cara penyembuhan diare

8. Monitoring

9. Evaluasi

LAMPIRAN II
Anemia Gizi Besi

1. Identifikasi Masalah
Perempuan lebih rentan terkena Anemia Gizi Besi (AGB) daripada pria. Hal ini
disebabkan karena kadar normal hemoglobin dan hematocrit wanita lebih rendah
daripada pria dan beberapa kondisi-kondisi khusus yang dialami perempuan, misalnya
menstruasi, kehamilan, menyusui, persalinan, masa nifas dan menopause. AGB
mengakibatkan keadaan 5L (Lemah, Letih, Lelah, Lesu, Lunglai) pada perempuan
normal dan bisa berakibat fatal pada bayi yang dikandung oleh Ibu Hamil yang anemia.
Faktor-faktor lain penyebab terjadinya AGB yaitu kurangnya pengetahuan terkait
perilaku makan dan pemilihan makanan.

2. Tujuan Umum
Sasaran diharapkan Sasaran diharapkan dapat mencegah kondisi AGB pada dirinya
dan lingkungan sekitar.

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian, gejala, dan penyebab , dan dampak negative dari AGB
2. Mengetahui apa saja makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari agar tidak
mengalami AGB
3. Memahami alasan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
4. Menerapkan perilaku makan untuk menghindari AGB

4. Manfaat Penyuluhan
1. Menambah pengetahuan sasaran penyuluhan
2. Melatih keterampilan mahasiswa penyuluh
3. Membantu mengangkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia
4. Sebagai suatu bentuk pengabdian masyarakat dan silaturahmi

5. Kelompok Sasaran
Remaja Putri Usia SMP (karena awal masa puber pada perempuan, dan sebagai
pendidikan gizi dini sebagai bekal)

6. Isi Penyuluhan
1. Pengertian AGB
2. Gejala dan dampak negatif dari AGB
3. Penyebab AGB
4. Cara pencegahan dan penanggulangan AGB (pemilihan makanan dan konsumsi TTD)

7. Metode Penyuluhan
Studi Kasus, Ceramah, Perrmainan Puzzle, Tanya Jawab.

8. Media Penyuluhan
1. Papan tulis
2. Slide show yang menggambarkan AGB
3 Puzzle tentang perilaku makan untuk menghindari AGB
(gambar remaja puteri dengan kotak bekal makan siangnya yang lengkap dengan pangan
yang kaya akan zat besi, buah dan sayuran yang kaya akan vit C yg membantu
penyerapan zat besi, serta TTD. Juga dengan gelembung yang berisi tentang anjuran
mencuci tangan sebelum makan dan menghindari teh dan kopi yang menghambat
penyerapan zat besi)

9. Monitoring

10. Evaluasi
LAMPIRAN III

MANFAAT SAYUR DAN BUAH

1. Identifikasi Masalah
Anak-anak pada saat ini kebanyakan jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Hal
ini disebabkan kurang adanya edukasi tentang manfaat dari sayur dan buah itu sendiri
untuk menunjang masa yang akan datang. Apabila sejak kecil tidak diperkenalkan
konsumsi sayur dan buah, maka nanti lamat laun akan menjadi kebiasaan pada individu
tersebut.

2. Tujuan Umum
Memberikan informasi kepada siswa-siswi SDN 10 Pagi berbagai hal tentang
sayur dan buah.

3. Tujuan Khusus
a. Memperkenalkan tentang sayur dan buah
b. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat sayur dan buah bagi anak-anak
c. Meningkatkan pengetahuan tentang akibat kekurangan mengkonsumsi buah dan sayur

4. Manfaat Penyuluhan
I. Anak-anak dapat mengetahui berbagai informasi tentang sayur dan buah
II. Anak-anak diharapkan dapat meningkatkan konsumsi sayur dan buah
III. Anak-anak dapat mengajak teman-temannya untuk mengkonsumsi makanan sayur
dan buah bersama

5. Kelompok Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini yaitu siswa dan siswi SDN 10 Pagi Jakarta Selatan
kelas 1. Dipilihnya siswa-siswi kelas 1 sebagai sasaran awal bagi tumbuh kembang anak
serta sudah mulai mengenal sedikit tentang sayur dan buah.

6. Isi penyuluhan
a. Memperkenalkan berbagai macam buah dan sayur
b. Manfaat buah dan sayur
c. Mengkreasikan sayur dan buah
d. Akibat kekurangan buah dan sayur
7. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Games
 Tanya jawab

8. Media Penyuluhan
- Flyer

9. Monitoring

10. Evaluasi

Desain flyer

Lagu :

Kalau kau suka buah sayur, tepuk tangan

Kalau kau suka sehat, tepuk tangan

Kalau kau ingin sehat dan juga badan bugar

Makanlah buah sayur tiap hari, yuk yuk


Kalau kau suka buah sayur, bilang hore

Kalau kau suka sehat, bilang hore

Kalau ingin terbebas dari semua penyakit

Ajak teman makan buah dan sayur, yuk yuk

-Kalau kau suka hati

Anda mungkin juga menyukai