Anda di halaman 1dari 4

D.

Sistem Distribusi dan Pemasaran Pangan

A. Sistem Distribusi Pangan

1. Pengertian Sistem Distribusi Pangan

Distribusi pangan adalah tersedianya pangan dan pasokan pangan secara merata
sepanjang waktu baik jumlah, mutu, aman dan keragamannya untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat (UU No. 18 tahun 2012 Pasal 1 Ayat 12)

Sistem distribusi pangan merupakan salah satu subsistem dari sistem ketahanan pangan
yang mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin
agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup
sepanjang waktu, dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya kemampuan produksi pangan
antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi,
sehingga pangan tersedia sepanjang waktu di seluruh wilayah.

Indikator keberhasilan dalam distribusi pangan adalah pada saat pangan telah mencapai
ke konsumen. Bahan pangan tersebut harus cukup secara kuantitas, bermutu baik, sesuai selera
konsumen, harganya terjangkau, dan tersedia sepanjang tahun.

2. Kebijakan Tentang Sistem Distribusi Pangan

Kinerja subsistem distribusi dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan sarana, kelembagaan
dan peraturan perundangan. Penguatan di subsistem produksi/ketersediaan pasokan tidak akan
memberi nilai tambah bagi masyarakat apabila tidak didukung dengan berjalannya subsistem
distribusi. Melihat kondisi Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki variasi kemampuan
produksi antar wilayah dan antar musim, manajemen distribusi yang baik dan berpihak kepada
seluruh lapisan masyarakat sangat mutlak diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan
sepanjang waktu. Hal ini membawa konsekuensi bagi pemerintah untuk menciptakan
perundangan dan sebuah lembaga yang mampu memastikan terciptanya kondisi dimana seluruh
masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses pangan secara mudah dengan harga yang
rasional dan terjangkau sepanjang waktu.
Contoh kebijakan yang mengatur distribusi pangan : UU No. 18 tahun 2012 pasal 59-64.
Kebijakan menyerahkan kelancaran subsistem distribusi komoditi pangan pokok kepada
entitas bisnis dalam mekanisme pasar, tentu saja, akan memicu kerawanan sosial dan berpotensi
dimanfaatkan oleh spekulan tanpa mempertimbangkan kepentingan nasional. Hal ini berkorelasi
dengan fluktuasi harga dan pasokan pada komoditi pangan pokok yang dampaknya akan
menimbulkan kerugian bagi konsumen rakyat. Hampir semua negara berkembang di dunia
memiliki perangkat hukum dan kelembagaan untuk melakukan intervensi kebijakan, dalam
rangka menjaga stabilitas harga dan pasokan untuk komoditi pangan strategis yang
mempengaruhi hidup orang banyak. Indonesia memiliki Bulog (Badan Urusan Logistik) sebagai
lembaga pangan yang pada masanya diakui dapat menjamin bekerjanya subsistem distribusi
secara optimal.
B. Sistem Pemasaran

1. Pengertian Sistem Pemasaran

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :

a. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

b. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

c. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

Pengertian Sistem Pemasaran

Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling
berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem
pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa,
ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta
mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

C. Permasalahan dalam Sistem Distribusi dan Pemasaran Pangan

Konsep ketahanan pangan dapat diterapkan untuk menyatakan situasi pangan pada berbagai
tingkatan yaitu tingkat global, nasional, regional, dan tingkat rumah tangga serta individu yang
merupakan suatu rangkaian. Hal ini menunjukkan bahwa konsep ketahanan pangan sangat luas
dan beragam serta merupakan permasalahan yang kompleks. Ketahanan pangan menghendaki
ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk dan setiap rumah tangga. Dalam arti
setiap penduduk dan rumah tangga mampu untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan gizi
yang cukup. Ketersediaan bahan pangan bagi penduduk akan semakin terbatas akibat
kesenjangan yang terjadi antara produksi dan permintaan, adanya pangan yang cukup bagi
seluruh aspek yang membutuhkan dapat tergantung dari system distribsi pangan yang terlaksana
dengan baik.

Jika kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan pangan semakin besar maka akan
berdampak pada stabilitas ketahanan pangan wilayah.
Permasalahan utama yang menyebabkan kurangnya pasokan bahan pangan di wilayah yaitu
masalah distribusi pangan, dimana ada 4 akar permasalah, yaitu :

1. Dukungan infrastruktur, yaitu kurangnya dukungan akses terhadap pembangunan sarana


jalan, jembatan, dan lainnya.

Prasarana distribusi darat dan antarpulau yang diperlukan untuk menjangkau seluruh
wilayah konsumen belum memadai sehingga terdapat wilayah-wilayah yang mengalami masalah
pasokan terhadap pangan secara fisik, tetapi juga secara ekonomis karena kelangkaan pasokan
akan memicu pangan pada waktu-waktu tertentu. Hal ini tidak hanya menghambat aksesibilitas
masyarakat kenaikan harga dan mengurangi daya beli masyarakat.

2. Sistem transportasi, yakni sistem transportasi yang masih kurang efektif dan efisien. Selain
itu juga kurangnya koordinasi antara setiap moda transportasi mengakibatkan bahan pangan yang
diangkut sering terlambat sampai ke tempat tujuan.

3. Masalah keamanan dan pungutan liar, yakni pungutan liar yang dilakukan sepanjang jalur
transportasi di Indonesia.

Masalah keamanan jalur distribusi dan adanya pungutan resmi dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah serta pungutan tidak resmi dalam proses distribusi menjadi sangat bermakna
bagi konsumen. Kondisi ini mengakibatkan biaya distribusi menjadi tinggi yang pada gilirannya
dapat meningkatkan harga produk pangan.

Pemasaran pangan biasanya melalui rantai perdagangan yang panjang. petani, pangan
berturut-turut bergerak ke pedagang pengumpul di desa, pedagang menengah di kecamatan,
pedagang besar di kota, pengecer, penjaja sampai ke konsumen. Masing-masing pelaku pada
mata rantai perdagangan tersebut mengambil keuntungan serta memperhitungkan penyusutan
jasa pengangkutan, jasa penyimpanan, dan jasa pelayanan sehingga perbedaan harga penjualan
oleh produsen dan harga pembelian oleh konsumen sangat besar.

Agar penerimaan petani meningkat maka mata rantai pemasaran harus diperpendek,
antara lain melalui koperasi seperti KUD (Koperasi Unit Desa). Salah satu tujuan ideal koperasi
adalah mengambil alih peranan pedagang pengumpul dan pedagang menengah dalam mekanisme
pemasaran produksi. Berbagai kasus menunjukkan bahwa adanya koperasi justru
memperpanjang mata rantai pemasaran karena peränan pedagang perantara masih tetap
berfungsi. Agar stabilisasi harga pangan tetap terjamin maka pemerintah daerah harus campur
tangan secara langsung maupun tidak langsung dalam sistem pangan. Peran tersebut terutama
dalam pengadaan stok pangan, peningkatan sarana dan prasarana transportasi, pengembangan
pemasaran serta kebijaksanaan stabilisasi harga pangan (harga dasar dan harga maksimum) untuk
melindungi produsen dan konsumen.

4. Masalah Ketidakstabilan Harga


Pada saat panen raya, pasokan pangan hasil pertanian berlimpah ke pasar sehingga menekan
harga dan kurang menguntungkan petani. Sebaliknya, pada musim panen rendah, harga-harga
pangan meningkat dengan tajam karena kekurangan pasokan sehingga memberatkan konsumen.
Kelembagaan pemasaran juga belum mampu mewujudkan sistem yang adil di antara para
pelakunya.

Anda mungkin juga menyukai