Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN TRIASE DENGAN TINDAKAN

PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI INSTALASI GAWAT


DARURAT KABUPATEN TEGAL

Mahasiswa Bernika Sastya Fianti 1), Wisnu Widyantoro 2) , Ratna Widhiastuti 3)


1) Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners, Universitas Bhamada Slawi 52416, Tegal,
Indonesia 2)
3)
Dosen Universitas Bhamada Slawi 52416 Tegal, Indonesia
Email : fiantibernika@gmail.com

Abstrak

Pelayanan gawat darurat merupakan suatu bentuk pelayanan yang bertujuan untuk
menyelamatkan dan menyembuhkan pasien serta mencegah kecacatan dan
kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
perawat tentang triase dengan tindakan yang dilakukan perawat berdasarkan label
triase. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 43
sampel. Alat penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan perawat tentang
triase dan lembar observasi tindakan perawat berdasarkan label triase. Hasil
analisis menggunakan uji Chi square didapatkan 0,000% 0,005 yang berarti ada
hubungan antara pengetahuan triase dengan tindakan perawat berdasarkan label
triase. Berdasarkan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang triase
di IGD dan ketepatan perawat memberikan tindakan berdasarkan label triase
sehingga klien mendapatkan pertolongan cepat dan tepat untuk menyelamatkan
nyawa.

Keywords: Pengertian IGD, Tindakan Perawat Berdasarkan Label Triase IGD.

PENDAHULUAN mencegah kecacatan dan kematian.


Pelayanan gawat darurat merupakan Kegawatdaruratan dapat
suatu bentuk pelayanan yang didefinisikan sebagai kondisi klinis
bertujuan untuk menyelamatkan dan tertentu dimana pasien membutuhkan
menyembuhkan pasien serta tenaga medis segera dalam
penanganan klinis secara cepat, tepat sehingga dapat menyebabkan
dan cermat untuk menentukan kematian jika tidak segera di tangani,
prioritas kegawatdaruratan pasien perlu ditangani, perlu resusitasi dan
dan menyelamatkan nyawa pasien tindakan bedah, kuning prioritas
(Kemenkes RI, 2018). Unit kedua yang dapat mengancam fungsi
pelayanan UGD di rumah sakit vital jika tidak segera ditangani ,
adalah yang memberikan hijau prioritas ketiga pasien tidak
penanganan awal bagi pasien yang dalam keadaan gawat darurat,
datang langsung ke rumah sakit atau sehingga hanya membutuhkan
tindak lanjut pasien rujukan dari penanganan dan pelayanan biasa dan
fasilitas kesehatan lain, merawat hitam digunakan untuk pasien yang
pasien yang menderita penyakit atau memiliki kemungkinan hidup kecil.
cedera yang dapat mengancam jiwa
Triase sangat penting di IGD karena
dan kecacatan pasien ( Kemenkes RI
berfungsi untuk membagikan pasien
No. 47 2018).
dalam beberapa kelompok
Menurut Musliha (2018) triase berdasarkan berat cidera yang di
merupakan suatu proses pemilahan prioritaskan ada tidaknya gangguan
pasien berdasarkan tipe dan tingkat Airway, Breathing dan circulation
kegawatan pasien, kondisi gawat mempertimbangkan sarana sumber
dikatakan pada saat pasien daya manusia dan probabilitas hidup
membutuhkan penanganan dengan penderita (Natarianto,dkk,2018).
cepat,tepat dan tidak bisa ditunda dan Sistem triase merupakan salah satu
keadaan darurat ialah suatu keadaan penerapan sistem manajemen risiko
dimana pasien membutuhkan di IGD sehingga pasien yang datang
penanganan segera namun masih ke rumah sakit mendapatkan
memungkinkan untuk menunggu pertolongan secara tepat dan cepat
beberapa jam jika pasien mampu. sesuai dengan kebutuhan pasien
Label triase di bagi menjadi 4 dengan menggunakan sumber daya
prioritas meliputi : merah sebagai yang tersedia. Setiap pasien yang
prioritas pertama yang dapat datang ke IGD dilakukan triase
mengancam jiwa dan anggota badan
berdasarkan prioritas kegawatan atas dasar pengambilan keputusan
(Kartikawati, 2019). klinis dimana ketrampilan penting
bagi perawat pada evaluasi awal,
Perawat harus mampu
perawat harus
memprioritaskan perawatan pasien

bisa memprioritaskan perawatan keputusan yang tepat (Dewi dan


pasien atas dasar pengambilan Susanta, 2017).

METODE PENELITIAN Cukup 12 27,9


Kurang 8 18,6
Jenis penelitian yang digunakan Total 43 100
dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, sample di RS Mitra Siaga Berdasarkan tabel tersebut
dan RSI PKU Muhammadiyah Tegal menunjukan bahwa Pengetahuan
dengan jumlah 43 responden. Teknik triase di Instalasi Gawat Darurat di
sample yang di gunakan penelitian kabupaten tegal sudah baik.
ini adalah total sampling . Desain 4.1.1.2 Tindakan Perawat
penelitian yang digunakan dengan berdasarkan Label Triase
model pendekatan cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan dengan Tabel 4.1 Distribusi presentase
kuesioner dan observasi. Analisah Tindakan Perawat Berdasarkan Label
bivariat dilakukan dengan uji statistik Triase
chi square. Frekuens Presentas
Variabel
i e (%)
Tindakan
Tabel 4.1 Distribusi responden Perawat
berdasarka
berdasarkan Pengetahuan triase di
n label
Instalasi Gawat Darurat Kabupaten triase
Sesuai 24 55,8
Tegal dapat dilihat pada tabel
Tidak
19 44,2
Freku Present sesuai
Variabel
ensi ase (%) Total 43 100
Pengetahuan Triase
Baik 23 53,5
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa
tindakan perawat berdasarkan label
triase di Instalasi Gawat Darurat
Kabupaten Tegal sudah Sesuai.

Tindakan Perawat
4.1.2 Analisa Bivariat Penget
ahuan Tidak P
Jenis penelitian ini adalah penelitian Sesuai Total
Triase Sesuai value
Observasional penelitian ini N % N % N % 0,000
menggunakan uji kuadrat 1 2 100.
Baik 5 21,7 78,3
8 3 0
(Chissquare) untuk mengetahui 100. 1
Cukup 12 0 0.0 100.0
hubungan pengetahuan triase dengan 0 2
Kurang 7 87,5 1 12,5 8 100.0
tindakan perawat berdasarkan label 1 4 100.0
Total 24 55,8 44,2  
triase. Berikut hasil analisis yang 9 3 0

telah di uji
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
Hubungan Pengetahuan Triase
diketahui bahwa hasil penelitian
dengan Tindakan Perawat
hubungan pengetahuan triase dengan
Berdasarkan Label Triase disajikan
tindakan perawat berdasarkan label
dalam tabel berikut.
triase adalah pengetahuan baik dan
tindakan perawat sesuai.
Tabel 4.2 Hasil Uji Chissquare
Berdasarkan hasil statistic
hubungan pengetahuan triase dengan
menggunakan uji Chi square di
tindakan perawat berdasarkan label
dapatkan 0.000 % > 0.005, maka Ha
triase.
diterima Ho ditolak yang artinya ada
hubungan pengetahuan triase dengan
tindakan perawat berdasarkan label
triase.
PEMBAHASAN
Pengetahuan Triase mempengaruhi proses belajar, makin
Hasil penelitian menunjukan bahwa tinggi pendidikan seseorang maka
sebagian besar perawat mempunyai makin mudah orang tersebut untuk
pengetahuan yang baik yaitu sebesar menerima informasi (Notoatmodjo,
23 responden (53,5%). Menurut 2010). Semakin banyak informasi
peneliti bahwa pengetahuan yang masuk maka semakin banyak pula
dilakukan sudah baik hal ini pengetahuan yang didapat tentang
dibuktikan berdasarkan kuesioner penegtahuan triase. Pendidikan
yang peneliti bagikan Pengetahuan merupakan proses belajar pada
yang dimiliki perawat sudah baik individu kelompok atau masyarakat
karena lebih banyak responden yang dari tidak tahu menjadi tahun dan
mengatakan pengetahuan baik dari dari tidak mampu mengatasi masalah
pada cukup dan kurang. Menurut sendiri menjadi mandiri. Triase
Notoatmodjo (2010) banyak faktor adalah suatu sistem pembagian atau
yang mempengaruhi terhadap daya klasifikasi prioritas penderita
tangkap dan pola pikir seseorang, berdasarkan berat ringannya kondisi
semakin bertambah usia akan pasien atau kegawatannya yang
semakin berkembang pula daya memerlukan tindakan segera. Dalam
tangkap dan pola pikirnya, sehingga triase perawat dan dokter mempunyai
penegtahuan yang diperoleh semakin batasan waktu (respon time) untuk
membaik. mengkaji keadaan dan memberikan
intervensi secapatnya kurang 5 menit
Salah satu faktor yang setelah penderita tiba di IGD
mempengaruhi pengetahuan adalah (Basoeki, dkk, 2008).
pendidikan . Pendidikan

Tindakan Perawat Berdasarkan hasil penelitian


mengenai tindakan perawat
berdasarkan label triase menunjukan obyek psikologis untuk mempunyai
bahwa sebagian besar perawat tanggapan dan penghayatan
memberikan tindakan perawat (Muksidayan, 2012).
berdasarkan label triase dengan
sesuai 24 perawat (55,8%). Faktor Salah satu faktor yang
yang mempengaruhi tindakan mempengaruhi tindakan seseorang
seseorang antara lain faktor lama antara lain faktor pelatihan
kerja dan pelatihan. Dalam (Notoatmodjo, 2010). Pelatihan
memecahkan suatu masalah adalah proses pembelajaran dalam
berdasarkan observasi dan rangka meningkatkan kerja,
pengalaman sebelumnya dan ini profesionalisme dan untuk
merupakan pendekatan yang paling menunjang karier tenaga kesehatan
penting serta bermanfaat. Semakin dalam melaksanakan tugas dan
lama seseorang bekerja, maka fungsinya (Bintoro dan Daryanto,
pengalaman juga semakin 2014). Pelatihan yang dimaksudkan
meningkat. Secara psikologi seluruh untuk memperbaiki penguasaan
pemikiran manusia, kepribadian dan berbagai ketrampilan teknik
tempramen ditentukan pengalaman pelaksanaan kerja tertentu, terinci,
indera (Notoatmodjo, 2010). Pikiran dan rutin. Pelatihan diharapkan dapat
dan perasaan bukan penyebab mengembangkan perawat bekerja
tindakan tapi oleh penyebab masa secara efektif dan efisien. Dalam hal
lalu apa yang dialami seseorang akan ini pelatihan yang dimaksud adalan
ikut membentuk dan mempengaruhi tentang tindakan perawat tentang
penghayatan terhadap stimulus label triase.
sosial. Seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan

Hubungan pengetahuan triase Berdasarkan hasil penelitian dapat


dengan tindakan perawat disimpulkan hasil hubungan
berdasarkan label triase pengetahuan triase dengan tindakan
perawat berdasarkan label triase,
Pengetahuan yang baik Responden stimulus tersebut, mencoba
yang sesuai 5 dan yang tidak sesuai melakukan sesuatu sesuai kehendak
18, Pengetahuan yang cukup stimulus dan terakhir adalah proses
Responden yang sesuai 12 dan yang adopsi dimana subjek telah
tidak sesuai 0, pengetahuan kurang berpeilaku sesuai dengan
responden yang sesuai 7 dan yang pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
tidak sesuai 1. Berdasarkan hasil terhadap stimulus.
analisis yang telah dilakukan
menggunakan uji chisquare Hasil penelitian menunjukan
didapatkan nilai p value 0,000 >0,05 responden dengan pengetahuan triase
dan nilai korelasi sebesar sehingga Baik (53,5%) dapat memiliki
Ha diterima dan Ho ditolak. Semakin tindakan berdasarkan label triase
baik tingkat pengetahuan perawat yang sesuai (55,8%). Pengetahuan
tentang triase semakin baik pula tentang triase merupakan dasar bagi
tindakan perawat berdasarkan label seseorang sehingga terbentuk
triase. Menurut Notoatmodjo (2010) tindakan sesuai dengan kebutuhan.
pengetahuan adalah hasil Pengetahuan merupakan faktor
penginderaan manusia atau hasil tahu intrinsik dari dalam diri perawat
seseorang terhadap objek melalui yang mempengaruhi terbentuknya
indra yang dimilikinya. Hal ini tindakan perawat berdasarkan label
merupakan domain yang sangat triase. Oleh karena itu untuk
penting untuk terbentuknya tindakan meningkatkan pengetahuan triase
bagi seseorang, bila tindakan didasari dengan pendidikan lebih tinggi dan
oleh pengetahuan akan lebih baik pelatihan tentang tindakan
langgeng dari pada tindakan yang kegawatan yang menunjunang,
tidak didasari oleh pengetahua. seperti ACLS maupun BTCLS
Tindakan baru terjadi proses sehingga meningkatkan tindakan
berurutan yaitu kesadaran akan perawat berdasarkan label triase.
stimulus objek, merasa tertarik
terhadap stimulus objek, Dapat disimpulkan bahwa semakin
menimbang-nimbang terhadap baik tingkat pengetahuan maka akan
semakin terampil dalam tindakan semakin berkembang pula daya
triase. Pengetahuan yang tinggi tangkap dan pola pikirnya sehingga
seseorang akan mampu pengetahuan yang diperoleh semakin
melaksanakan semua tugas secara membaik. Pada usia dewasa awal
efektif dan efisien sehingga kinerja petugas kesehatan yang sudah
semakin membaik. Seseorang dengan terlatih dapat melakukan tindakan
tingkat pengetahuan yang tinggi triase karena usia dewasa adalah
dapat mematuhi semua tindakan waktu pada saat seseorang mencapai
yang dilakukannya (Martanti, 2015). puncak dari kemampuan (King,
2010). Kemampuan berfikir kritis
Menurut Notoatmodjo (2005) usia pun meningkat secara teratur selama
mempengaruhi terhadap daya usia dewasa (Potter & Perry, 2009).
tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin bertambah usia akan

Simpulan efektif dan efisien sehingga kinerja


semakin membaik. Seseorang dengan
Dapat disimpulkan bahwa semakin tingkat pengetahuan yang tinggi
baik tingkat pengetahuan maka akan dapat mematuhi semua tindakan
semakin terampil dalam tindakan yang dilakukannya (Martanti, 2015).
triase. Pengetahuan yang tinggi
seseorang akan mampu Terimakasih Kepada RS Mitra Siaga
melaksanakan semua tugas secara dan RSI PKU Muhammadiyah Tegal

DAFTAR PUSTAKA & Reanimasi. Surabaya: FK.


Basoeki, A.P., Koeshartono, Raharjo, Unair.
E. Dan Wirjoatmodjo. (2008). Bintoro dan Daryanto. (2014).
Penanggulangan Penderita Manajemen Diklat,
Gawat Daruratan Estesiologi Yogyakarta: Gava Media.
King, 2010. Psikologi Umum, DaruratRSUD Wates. Media
Salemba Humainika, Jakarta. Ilmu Kesehatan, 69-76.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Muksidayan. (2012). Perbedaan
Pelayanan Kegawatdaruratan Karakteristik PerawatSistem
2018. Jakarta Penempatan Tenaga
Kartikawati, D.(2014). Buku ajar Keperawatan. Jurnal
dasar-dasar keperawatan Keperawatan Indonesia,
gawat darurat. Jakarta: Volume 7. No.1
Salemba Medika. Natarianto, d. (2019). Pengetahuan
Musliha, 2018. Keperawatan Gawat dan persepsi perawat tentang
Darurat plus contoh askep triage di IGD RSU daerah.
dengan pendekatan Nanda Banjarmasin: Stikes suaka
Nic Noc. Yogyakarta: Nuha insan
Medika Vol.3 (2), P,4-5 Notoadmojo, S.(2018). Metodologi
Martanti, R., Novyanto, M., & Penelitian Kesehatan, Jakarta:
Prasojo, R. A. (2015 Vol.4, Rineka Cipta
No.2). Hubungan Tingkat Notoadmodjo, S (2010). Ilmu
Pengetahuan Dengan Perilaku.Jakarta : PT. Rineka
Ketrampilan Petugas Dalam Cipta
Pelaksanaan Triage di
Instalasi Gawat

Anda mungkin juga menyukai