Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH

PERANAN PERAWAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TRIAGE DALAM


PASIEN INTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

Disusun oleh:

I WAYAN DEDI MULYADI

22320019

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2022/2023
Bagaimana Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Triage
Dalam Pasien Instalasi Gawat Darurat (Igd) ?
I Wayan Dedi Mulyadi
NPM: 22320019
wayandedimulyadi@gmail.com
Universitas malahayati

Abstrak
Instalasi gawat darurat (IGD) merupakan unit krusial yang berfungsi sebagai pintu
utama dalam penanganan kasus kegawatdaruratan.Instalasi Gawat Darurat
memberikan pelayanan perawatan selama 24 jam setiap harinya. Pelayanan instalasi
gawat darurat di berikan oleh tenaga medis salah satunya adalah perawat, perawat
dalam IGD memilik tugas penting salah satunya adalah melakukan pengambilan
keputusan triage untuk memprioritaskan pasien yang memiliki tingkat kekritisan
tinggi.Triage merupakan aktivitas awal yang dilakukan perawat ketika pasien datang
ke IGD. Triage merupakan proses memilah pasien menurut tingkat keparahannya.
Akurasi keputusan triage mempunyai dampak yang signifikan pada outcome pasien.
Kesalahan pengambilan keputusan, apalagi dalam pengkategorian pasien dengan
kategori poor triage menyebabkan keterlambatan pengobatan dan ketidakmampuan
serta cacat permanen bagi pasien. Tanggung jawab triage menuntut perawat untuk
terus mengembangkan perannya dalam hal mengambil keputusanyang tepat terutama
dalam penentuan prioritas kegawatdaruratan pada instalasi gawat darurat. Tujuan
pengambilan keputusan triage adalah agar tindakan yang akan di berikan untuk pasien
yang dalam kondisi garurat di utamakan terlebih dahulu, untuk mencegah kegagalan
dalam penanganan akibat keterlambatan dalam penangganan.
Kata kunci: IGD, keputusan, triage

The Emergency Room (IGD) is a crucial unit that functions as the main door in handling
emergency cases. The Emergency Room provides care services 24 hours a day.
Emergency room services are provided by medical personnel, one of whom is a nurse.
Nurses in the ER have an important task, one of which is to make triage decisions to
prioritize patients who have a high level of criticality. Triage is the initial activity
performed by nurses when patients come to the ER. Triage is the process of sorting
patients according to their severity. The accuracy of triage decisions has a significant
impact on patient outcomes. Errors in decision making, especially in categorizing
patients into the poor triage category cause delays in treatment and disability and
permanent disability for patients. Triage responsibility requires nurses to continue to
develop their role in terms of making the right decisions, especially in determining
emergency priorities in emergency departments. The purpose of making triage
decisions is that the actions to be given to patients who are in an emergency condition
are prioritized first, to prevent failure in handling due to delays in subscribing.
Keywords: IGD, keputusan, triage

ISI:
Triage berasal dari bahasa prancis yaitu “trier” yang berarti membagi ke dalam
tiga kelompok(Don liew, et al,2003). Sistem ini dikembangkan di medan pertempuran
dan di gunakan bila terjadi bencana. Di medan pertepuran, triage di gunakan untuk
menentukan prioritas penangganan pada korban perang dunia I. klasifikas ini di
gunakan oleh militer perang, untuk mengidentifikasi dan melakukan penanganan pada
tentara korban perang yang mengalami luka ringanan dengan tujuan setelah di lakukan
tindakan penanganan dapat kembali ke medan perang.(dewi kartika,2011).

Triage mulai di gunakan di unit gawat darurat pada akhir 1950 dan jadwal awal
tahun 1960. Penggunaan triage di unit gawat darurat disebabkan oleh peningkatan
jumlah kunjungan ke instalasi gawat darurat yang dapat mengarah pada lamanya waktu
tunggu penderita dan keterlambatan di dalam penangganan kasus-kasus kegawatan.
(dewi kartika,2011.)

Triage adalah suatu proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan tingkat
kegawatan kondisinya .Triage juga diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan
penderita berdasarkan pada beratnya cedera suatu tindakan pengelompokkan
penderita berdasarkan pada beratnya cedera yang di prioritaskan dan tindakan
gangguan pada airway(A),breathing(B) dan circulation(C). dengan mempertimbangkan
saran, sumber daya manusia, dan probabilitas hidup penderita. (zimmermann dan
herr,2006) ada tokoh yang juga mengatakan bahwaTriage diartikan sebagai proses
memilah-milah pasien menurut tingkat keparahan cedera atau kesakitannya dan
memprioritaskan pengobatan menurut ketersediaan sumber daya dan kemungkinan
pasien bisa bertahan hidup. (Gerdtz and Bucknall, 2001).

Kesalahan pengambilan keputusan, apalagi dalam pengkategorian pasien


dengan kategori poor triage menyebabkan keterlambatan pengobatan dan
ketidakmampuan serta cacat permanen bagi pasien. Tanggung jawab tersebut
menuntut perawat untuk terus mengembangkan perannya dalam hal mengambil
keputusan yang tepat terutama dalam penentuan prioritas kegawatdaruratan pada
instalasi gawat darurat. Dalam pengambilan keputusan terdapat faktor- faktor yang
mempengaruhi perawat dalam melaksanakan triage antara lain faktor internal
mencakup kemampuan psikomotor dan kapasitas personal perawat, sedangkan faktor
eksternal adalah lingkungan kerja di IGD yang keputusan segera (decision making),
melakukan pengkajian resiko, pengkajian sosial, diagnosis, menentukan prioritas dan
merencanakan tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien (Sands, 2007). Perawat
juga bertanggung jawab memberi dukungan kepada pasien dan keluarga selama di
ruang emergency, membangun komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dengan
pasien atau keluarga serta memberi saran, edukasi dan konsultasi dalam membuat
perencanaan tindakan bersama

Pada kegiatan triage perawat bertanggung jawab untuk dapat mengambil


keputusan segera (decision making), melakukan pengkajian resiko, pengkajian sosial,
diagnosis, menentukan prioritas dan merencanakan tindakan berdasarkan tingkat
urgency pasien (Sands, 2007). Perawat juga bertanggung jawab memberi dukungan
kepada pasien dan keluarga selama di ruang emergency, membangun komunikasi
yang baik antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga serta memberi saran,
edukasi dan konsultasi dalam membuat perencanaan tindakan bersama(Sands, 2004).
Pada Instalasi Gawat Darurat terdapat tuntutan akan pemenuhan kebutuhan
akses kegawatdaruratan, dalam hal ini kekurangan sumber daya terhadap kebutuhan
dapat meningkatkan kepadatan dan hambatan akses yang mengakibatkan peningkatan
waktu tunggu pasien untuk menempati tempat perawatan. Sebuah usaha harus
dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan tempat perawatan dan pengembangan
program. Unit Gawat Darurat harus melaksanakan pengembangan secara
berkelanjutan untuk pemenuhan efiseinsi operasional (CollegeEmegency Nursing
Australia, 2007). Dalam hal ini penepatan kolaborasi antar tenaga kesehatan di ruang
IGD sangatlah penting agar terciptanya sebuah hubungan yang saling membantu,
sesuai kemampuan bidang masing masing.

Dari beberapa penjelasan di atas maka hasil yang dapat di sampaikan adalah,
sebuah tindakan pengambilan keputusan adalah sebuah tindakan yang di lakukan
perawat dalam melakukan diagnosa untuk mentukan triage, yang di lakukan di ruang
instalasi gawat darurat yang bertujuan untuk mengutamakan pasien mana yang harus
di berikan pertolongan terlebih dahulu, sehingga tingkat kematian pasien dalam kasus
keterlambatan dalam pemberian pertolongan bisa di minimalisir, karena sampai saat ini
tingkat kematian pasien di Indonesia akibat keterlambatan pemberian keputusan masih
sering terjadi di beberapa rumah sakit, hal ini di karenakan lemahnya pengetahuan
perawat dalam melakukan diagnose kepada pasien instalasi gawat darurat.

pertolongan paling awal yang di lakukan perawat dalam ruang istalasi gawat
darurat adalah melakukan diagnosa untuk menentukan seberapa kritis pasien tersebut
untuk di lakukan pertolongan atau yang biasa di sebut dengan triage. Triage di perlukan
untuk memprioritaskan pasien mana yang harus mendapatkan pertolongan yang paling
awal, karena tingkat keparahan pasien lebih tinggi dari pasien yang lain. Jika terjadi
kesalahan dalam melakukan diagnose penentuan triage maka bisa saja pasien
mengalami kecacatan akibat keterlambatan dalam pengambilan keputusan, bahkan
bisa terjadi kematian karena keterlambatan tersebut, sehingga pengetahuan perawat
dalam mlakukan diagnosa harus benar-benar sesuai dengan keadaan pasien untuk
mencegah hal hal seperti kecacatan dan kematian bisa berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

College Emergency Nursing Australia. (2007). Emergency Departement Model Of Care.


NSW Ministy Of Healt.

Don liew, et al. (2003). Emergency Departmen Length Of Stay Independency Predict
Excees Inpatient Length Of Stay. Medical Journal vol 179

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2005). Pelayanan Kegawatdaruratan


Obstetri Neonatal Esensial Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Marie F. Gerdtz BN GradDipEd, Tracey K. Bucknall BN PhD GradDipAdvNurs Triage


nurses’ clinical decision making. An observational study of urgency
assessment. 20 December 2001

Kartikawati,D. (2014). Buku Ajar Dasar Keperawatan Gawat Darurat .Jakarta:Salemba


Medika

Polly Gerber Zimmermann, RN,MS,MBA,CEN · Emergenccy Nursing 5-Tier Triage


Protocols Terbitan: (2006)

Sands, N. (2004). Mental health triage nursing: An Australian perspective. Journal of


Psychiatric Mental Health Nursing, 11, 150−155.

Sands, N. (2007).An Exploration of Clinical Decision Making in Mental Health Triage.


Archives of Psychiatric Nursing, Vol. 23, No. 4 (August): 298-308.

Anda mungkin juga menyukai