Proposal Penelitian
OLEH :
DEWI PRATIWI
NIM. P00313019006
DEWI PRATIWI
P00313019006
Pembimbing 1
Pembimbing 2
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Rendahnya Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi 6–12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha Kecamatan
Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022” dengan baik sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar S.Tr, Gz pada program studi D-IV Gizi, Politeknik Kesehatan
Kendari.
ii
8. Ibu Rofiqoh, SKM, M.Kes, selaku penguji III yang telah memberikan masukan
yang membangun untuk perbaikan proposal
9. Seluruh staf Pengajar Program Studi D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari, yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan
10. Rekan–rekan mahasiswa/mahasiswi D-IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Angkatan 2019, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
yang juga telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama proses
penyusunan Proposal Penelitian ini.
11. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta, Ayahanda (Alm. Arsyad Hamsa, S.Pd), Ibunda (Ruwiani,
S.Ap) yang telah melahirkan dan merawat penulis hingga sekarang dengan
penuh kasih sayang yang tak terhingga, serta banyak memberikan bantuan
moral, materi, arahan, motivasi dan selalu mendoakan keberhasilan serta
keselamatan selama menempuh pendidikan.
12. Kakak tersayang Muhammad Gunawan S.Si, terima kasih telah memberikan
dukungan dan motivasinya kepada penulis selama ini.
13. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang selama ini telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari, dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan hasil ini sangat penulis harapkan. Penulis ucapkan terima kasih.
DEWI PRATIWI
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................9
A. Telaah Pustaka.....................................................................................................................9
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep.............................................................................21
C. Hipotesis............................................................................................................................22
BAB III......................................................................................................................................23
METODE PENELITIAN...........................................................................................................23
A. Rancangan Penelitian........................................................................................................23
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................................23
C. Populasi dan Sampel / Alat dan Bahan..............................................................................23
D. Variabel Penelitian............................................................................................................27
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.....................................................................................27
F. Pengolahan dan Analisis Data............................................................................................28
G. Definisi Operasional..........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................33
LAMPIRAN...............................................................................................................................35
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian..……………………………………………………………6
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi sehingga tidak ada jenis
makanan lainnya yang dapat menandingi kualitas ASI. Hanya ASI saja yang
dapat diterima oleh sistem pencernaan bayi sehingga ASI harus diberikan secara
eksklusif selama 6 bulan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama akan mengalami pertumbuhan otak yang optimal pada bagian otak dan
kemampuan anak dalam bahasa, motorik, dan juga emosi. Dan pemberian ASI
sumber daya manusia (SDM) yang unggul sebab ASI eksklusif berperan dalam
anak sebab meningkatnya penyakit infeksi anak serta kematian ibu dan anak
al., 2022)
terhadap pemberian ASI dan secara statistik signifikan. Ibu bayi yang memiliki
mencapai 41%, pencapaian target ini masih berada di bawah target global World
Health Organization (WHO), yaitu minimal 50% pada tahun 2025. Menurut
data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, cakupan ASI
Pada tahun 2021 pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan
eksklusif baru mencapai 54,0% dan belum mencapai target 56,9% target
Pada tiga tahun terakhir pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
kerja Puskesmas Unaaha pada tahun 2019 pemberian ASI eksklusif 27,17%,
meningkat di tahun 2020 pemberian ASI eksklusif 43,17%, dan tahun 2021
46,8%. Dari data tersebut dapat diketahui pemberian ASI eksklusif meningkat
2
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah pemberian ASI eksklusif,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
b) Untuk mengetahui peran dukungan suami tentang rendahnya pemberian
D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
Eksklusif
2. Masyarakat
eksklusif meningkat dan apa saja faktor faktor yang membuat rendahnya
4
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Unaha, Kecamatan
3. IPTEK
Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi hasil dari penelitian ini bermanfaat
4. Peneliti
informasi dan ilmu pengetahuan tentang apa saja faktor faktor yang membuat
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Catra Ibriza Faktor Risiko Cross Ibu menyusui yang tidak didukung Pada variabel Teknik penelitian,
Wendiranti, Kegagalan ASI Sectional suami untuk melakukan ASI eksklusif yaitu dukungan tempat penelitian,
Hertanto Eksklusif Di berisiko 3,59 kali lebih besar untuk suami, dan desain dan waktu
Wahyu Wilayah mengalami kegagalan ASI eksklusif, penelitian yaitu penelitian
Subagio, Puskesmas ibu menyusui yang melahirkan di Cross Sectional
Hartanti Sandi Pegandan Kota fasilitas kesehatan tingkat pertama
Wijayanti Semarang, 2017 berisiko 5,18 kali lebih besar untuk
mengalami kegagalan ASI eksklusif,
serta ibu menyusui yang menerima
informasi yang salah dari petugas
kesehatan berisiko 8,06 kali lebih
besar untuk mengalami kegagalan ASI
eksklusif.
6
Dwi Faktor Cross Hasil penelitian ini menunjukan Desain penelitian Teknik penelitian,
Kurniawati, Determinan Sectional hubungan variabel independen dan yaitu Cross tempat penelitian,
Rachmat Yang dependen. Faktor determinan yang Sectional dan waktu
Hargono Mempengaruhi paling mempengaruhi adalah sikap, penelitian
Kegagalan meniru teman, dukungan keluarga, dan
Pemberian ASI sosial ekonomi. Faktor determinan
Eksklusif Pada adalah sosial ekonomi.
Bayi Usia 6-12
Bulan Di
Kelurahan
Mulyorejo
Wilayah Kerja
Puskesmas
Mulyorejo
Surabaya 2017
Nurul Fatimah, Faktor-Faktor Cross sebagian besar ibu mempunyai Pada variabel Teknik penelitian,
Mifbakhuddin, Yang Sectional pengetahuan yang cukup tentang yaitu pengetahuan tempat penelitian,
Novita Berhubungan pemberian ASI eksklusif sebanyak 33 ibu, dan desain dan waktu
Kumalasari Dengan responden (49,3%), sebagian besar ibu penelitian yaitu penelitian
Kegagalan Ibu mendukung terhadap pemberian ASI Cross Sectional
Dalam eksklusif sebanyak 50 responden
memberikan (74,6%), sebagian besar ibu tidak
ASI Eksklusif bekerja sebanyak 42 responden
Pada Bayi Usia (62,7%), sebagian besar gagal dalam
0-6 Bulan di pemberian ASI eksklusif sebanyak 45
Puskesmas responden (67,2%), ada hubungan
Bangetayu yang bermakna antara pengetahuan
Semarang, 2018 ibu dengan kegagalan pemberian ASI
eksklusif (p=0,011), ada hubungan
yang bermakna antara sikap ibu
7
dengan kegagalan pemberian ASI
eksklusif (p=0,032), dan tidak ada
hubungan yang bermakna antara
pekerjaan ibu dengan kegagalan ASI
eksklusif (p=0,133).
Nurul Fatimah, Beberapa Faktor Kualitatif Beberapa faktor yang diduga melatar Pada variabel Teknik penelitian,
Mifbakhuddin, Yang belakangi kegagalan pemberian ASI yaitu pengetahuan tempat penelitian,
Novita Melatarbelakang eksklusif adalah masih kurangnya ibu dan waktu
Kumalasari i Kegagalan informasi tentang ASI eksklusif yang penelitian
Pemberian ASI diterima ibu menyusui maupun orang-
Eksklusif Di orang terdekat ibu serta masih
Desa Palimanan kurangnya dukungan tenaga kesehatan
Barat Kab. dalam upaya mendukung ASI
Cirebon Tahun eksklusif
2017
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Asi Ekslusif
ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain, dapat
bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri,
virus, jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan
terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi
merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika
overweight, obesitas dan diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI
eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti jantung,
hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi
merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama
paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua
tahun. Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendari lamanya
pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan. (Kemenkes RI, 2018)
bayi berumur enam bulan. Setelah itu, anak harus diberi makanan padat dan
semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI. ASI eksklusif dianjurkan
pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan
mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada umur tersebut. Pengenalan
dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi
tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terinfeksi
organisme asing sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap
a. Dasar Hukum
menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif”. Dan ayat 2 :
“ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter atau
bidan Pasal 82 ayat (1) Undang - undang (UU) Ketenagakerjaan No. 13 Tahun
10
2003 menyatakan bahwa pengusaha yang tidak memberikan istirahat selama 1,5
perhitungan dokter atau bidan dikenaikan sanksi pidana penjara paling singkat
satu tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling sedikit
(empat ratus juta rupiah) (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2003).
Pelekatan yang benar ditandai dengan tidak adanya rasa sakit bila menyusui.
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya atau bayi menjadi enggan menyusu kembali. (Khamidah et al.,
2021)
11
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan
setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Karena
inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan
adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat
digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi ASI. (Anggraini et al.,
2022)
Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah
“Pediatrics”, 22 persen kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang
terjadi dalam satu bulan pertama - dapat dicegah bila bayi menyusu pada ibunya
dalam satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka
kelahirannya. Selain itu, juga sangat bermanfaat bagi ibu, karena dapat
lebih cepat berhenti. Rahim-pun akan lebih cepat kembali seperti semula.
12
2) Meningkatkan daya tahan tubuh
pernapasan
13
2. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif,
tidak cukup seperti bayi rewel, menangis setelah menyusui, bayi ingin terus
disusui atau menyusu lama, payudara ibu terasa lembek, dan ASI tidak dapat
diperah sebenarnya dapat terjadi karena alasan lain yang tidak selalu akibat dari
ASI kurang atau asupan bayi yang kurang. Gejala tersebut merupakan variasi
normal yang terjadi pada bayi yang minum ASI. (Putri et al., 2019)
mengetahui asupan nutrisi yang baik sebagai booster ASI atau menambah
persediaan ASI. Karena dengan ASI yang berlimpah menjadi salah satu alasan
bayi mau menyusui dan menjadi salah satu alasan tercapainya ASI eksklusif .
Berikut beberapa jenis makanan yang dipercaya sebagai ASI booster (Wardani
et al., 2022) :
14
a. Teh Chamomile
kafein jadi ada batasannya. Batas aman mengonsumsi kafein untuk ibu
menyusui adalah kurang dari 300 mg atau setara 2 cangkir teh sehari.
b. Sup Ayam
mengisi kembali energi dan cairan yang hilang. Agar memberikan efek yang
maksimal, tambahkan sumber nutrisi lain seperti kacang merah dan juga sayuran
c. Oatmeal
ibu menyusui. Namun jika terlalu banyak, asam phytic yang terkandung di
dalamnya justru akan membuat beberapa nutrisi sulit diserap dengan baik oleh
usus.
d. Kacang kacangan
produksi ASI lancar. Kandungan tiamin atau vitamin B1 dalam kacang kacangan
e. Pare
serta anti oksidan yang bisa membuat pasokan ASI menjadi lebih banyak dan
lebih kental. Namun ibu menyusui disarankan mengonsumsi pare hanya setiap
15
dua atau tiga hari sekali, sebab pare bisa menurunkan kadar gula darah
f. Daun Katuk
kadar prolaktin, hormon pelancar ASI. Kadar prolaktin yang tinggi akan
peningkatan rasa percaya diri atau motivasi dari ibu dalam menyusui. Suririnah
16
dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Keluarga terutama suami
suami menentukan kelancaran pengetahuan ASI (let down refelex) yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. (Indriani et al., 2022)
Pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari dukungan baik dari suami,
maka ibu akan merasa lebih didukung, dicintai dan diperhatikan. Bentuk-bentuk
dukungan yang dapat berupa bantuan seorang ayah merawat bayi, terutama saat
menyusui. Hati istri akan dipenuhi perasaan dicintai dan diperhatikan. Hal ini
menyebabkan ibu merasa senang, dan refleks oksitosin akan bekerja dengan
adalah yang terbaik, akan membuat ibu lebih mudah memberikan ASI Eksklusif
pengaruh signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini diperkuat dengan
maka ibu akan terpapar informasi mengenai ASI Eksklusif. Adanya dukungan
17
Dukungan informasional, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang
Aspekaspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan
belum keluar dan bayi masih kesulitan menyusu sehingga bayi akan menangis
bila dibiarkan saja. Biasanya bidan akan langsung memberikan nasihat untuk
memberikan susu formula. Hal ini juga akan memberi pengaruh negative
terhadap keyakinan ibu bahwa memberi susu formula adalah hal yang paling
Iklan susu formula banyak mempengaruhi para ibu untuk mencoba atau
18
Iklan tersebut menghadirkan seorang ahli kesehatan anak dan anakanak
yang dihadarikan dalam iklan tersebut kelihatan sehat, cerdas, dan pemberani
setelah diberikan susu formula yang diiklankan. Gencarnya iklan susu formula
tersebut menyebabkan ibu beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau
bahkan lebih baik daripada ASI, sehingga ibu lebih memilih untuk memberikan
Ibu yang mendapatkan promosi sampel susu formula berisiko 3,67 kali
lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak
memengaruhi praktik pemberian ASI tidak eksklusif. Hasil analisis tersebut juga
antara pemberian sampel susu formula lebih besar dengan praktik pemberian
ASI tidak eksklusif. Beberapa rumah sakit yang memberikan sampel susu
formula bayi baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI, sehingga
mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya.10 Penelitian lain juga
melaporkan bahwa 66% dari rumah sakit membagikan paket kepada ibu bersalin
berupa souvenir yang berisi susu formula bayi, hal ini berpengaruh negatif
terhadap pemberian ASI secara eksklusif dan durasi menyusui. (Anggraini et al.,
2022)
Pertama, dari segi antibodi yang terkandung dalam ASI sangat banyak
mudah dicerna dibandingkan susu formula yang tergantung dari bayi yang bisa
19
menyesuaikan usia bayi sedangkan susu formula harus berganti jenis susu
berbeda ada yang 0-6 bulan, 6-18 bulan, 18-36 bulan. Keempat keuangan, ASI
kebersihan, ASI dijamin bersih dan higienis sedangkan susu formula belum tentu
20
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teoritis
Faktor Presdisposisi
(Presdisposing)
a. pengetahuan
b. sikap
c. pekerjaan
d. pendidikan
e. budaya
f. Status Sosial Ekonomi
Kegagalan ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di puskesmas Mulyorejo (Marifah, 2019)
21
2. Kerangka Konsep
RENDAHNYA
Peran Dukungan Suami PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF
C. Hipotesis
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Maret tahun 2023, dan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 214 ibu yang mempunyai bayi usia
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang ibu yang mempunyai bayi
berusia 6 bulan sampi 12 bulan dan tidak diberikan ASI eksklusif di wilayah
23
3. Besar sampel
N 214 214
n= = = =68
1+ N . e 1+214.(10 % ) 3 ,14
2 2
Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang akan di ambil
Keterangan
N : Populasi
sampel
n : Sampel
N=n:Sxn
Keterangan
24
Hasil yang didapatkan dari masing masing proporsional random
25
4. teknik sampel
c. Nama-nama ibu yang ditulis pada potongan kertas, kemudian digulung dan
e. Jika yang keluar nama yang sudah menjadi sampel, maka di kembalikan
dan dikocok lagi hingga keluar nama yang lain sebanyak jumlah sampel
Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria yang perlu dipenuhi untuk
c. ibu menyusui yang tidak mengalami sakit tertentu seperti luka payudara
26
D. Variabel Penelitian
sebagai berikut :
1. Metode Pokok
27
Wawancara (interview), merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan sumber data.
2. Metode Pendukung
pendukung lainnya.
a. Metode pustaka (library research), yaitu menelaah pendapat para ahli yang
berasal dari jurna penelitian, buku dan lain lain. Dalam hal ini penulis
pengamatan. Dalam hal ini mengenai data awal yang berhubungan dengan
Konawe.
1. Penggolahan Data
a. Pengetahuan Ibu
28
3) Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan narasi
Kategori
Cukup : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari total
jawaban benar
Kurang : Jika nilai jawaban < 60 % dari total jawaban benar
Sumber (Marifah, 2019)
Kategori
Mendukung : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari total
skor
Tidak Jika nilai jawaban < 60 % dari total skor
mendukung :
Sumber (Marifah, 2019)
Kategori
Diberikan : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari
total skor
Tidak diberikan : Jika nilai jawaban < 60 % dari total skor
Sumber (Marifah, 2019)
29
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
pendidikan ibu, peran dukungan suami, dan pemberian susu formula terhadap
b. Analisis bivariat
Teknik analisis dilakukan dengan uji Chi Square. Uji Chi Square (X 2) digunakan
untuk menentukan ada atau tidaknya asosiasi antar dua variabel dengan
value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau
dependen. Akan tetapi, jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik
tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
30
G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) ialah asupan kebutuhan bayi yang diberikan oleh ibu
mulai dari bayi baru lahir hingga bayi berusia enam bulan tanpa makanan
Kriteria Objektif :
a. Eksklusif
b. Tidak Eksklusif
ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif yang menjadikan penyebab atau masalah
Kriteria objektif :
upaya yang diberikan suami untuk memotivasi ibu memberikan ASI eksklusif
31
Kriteria Objektif :
a. Suami Mendukung
tenaga persalinan atau kesehatan, merupakan pilihan seorang ibu yang diberikan
Kriteria Objektif :
32
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, D. (2017). Hubungan Antara Kondisi Kesehatan Ibu, Pelaksanaan Imd, Dan
Iklan Susu Formula Dengan Pemberian Asi Eksklusif. Ikesma, 13(1).
https://doi.org/10.19184/ikesma.v13i1.7027
Hamisah, I., & Mutia, Y. (2020). Hubungan promosi susu formula , produksi ASI dan
psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif The relationship of formula milk
promotion , breast milk production and psychological mothers with exclusive
breastfeeding. Jurnal SAGO (Gizi Da n Kesehatan), 1(2), 159–164.
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/gikes/article/view/409
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan
RI, 53(9), 1689–1699.
Mufdillah, Subijanto, Sutisna, E. &, & Akhyar, M. (2017). Pedoman Pemberdayaan Ibu
Menyusui pada Program ASI Ekslusif. Peduli ASI Ekslusif, 0–38.
Novianita, S., Fikawati, S., & Maris Bakara, S. (2022). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Cipayung Kota Depok. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 32(1),
17–28. https://doi.org/10.22435/mpk.v32i1.5256
Putri, E., Lestari, R., & Prasida, D. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF The
Corelation Of Mother ’ s Knowledge About Exclusive Breastfeeding To Exclusive
Breastfeeding. Jurnal, 7(2), 51–56.
33
Studi, P., Usada, D., Tinggi, S., Buddha, A., & Pulo, J. (2022). SATU FAKTOR
KEGAGALAN ASI EKSKLUSIF. 7(2), 82–88.
Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan
Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal PROMKES, 4(1), 11.
https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21
34
LAMPIRAN
35
Lampiran 1. Lembar Persetujuan
(INFORMED CONSENT)
Nama :............................................................................................
Umur :............................................................................................
Dengan ini saya menyetujui bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara
rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan Dewi Pratiwi
Mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Kendari jurusan Gizi dengan judul “Faktor Faktor
yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Unaaha di Kec. Unaaha, Kab. Konawe tahun 2022”.
Unaaha,.............................2023
Peneliti Responden
36
Lampiran 2. Kuisioner Identitas dan status ASI Eksklusif
KODE
1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu : tahun
3. Umur bayi : bulan
4. Pendidikan Ibu *) :
5. Agama **) :
6. Pekerjaan Ibu ***) :
Keterangan:
Pendidikan Ibu *) Agama **) Pekerjaan Ibu ***)
1 = TS (Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD) 1 = Islam 1 = IRT
2 = SD 2 = Protestan 2 = PNS/POLRI/TNI
3 = SMP 3 = Katolik 3 = Wiraswasta
4 = SMA 4 = Hindu 4 = Petani/Nelayan
5 = Perguruan Tinggi 5 = Budha
a. Ya
b. Tidak
2. Kapan ibu pertma kali menyusui bayi ibu yang baru lahir ?
37
a. 0 – 30 menit setelah lahir sebelum bayi di bersihkan
4. umur berapa bulan anak ibu mendapatkan makanan atau minuman selain
ASI ? ...........bulan
38
A. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif
39
mendengar tentang ASI b. Tidak (0) (jika tidak lanjut nomor 5)
pertama (kolostrum/cairan
berwarna kuning)
4 Menurut ibu apa yang di a. ASI pertama keluar, biasanya encer,
maksud dengan kolostrum ? bening atau berwarna kekuning-kuningan
cairan yang keluar oleh payudara ibu pada
hari pertama setelah persalinan (1)
b. Tidak tahu (0)
5 Apakah ibu tahu atau pernah a. Ya (1) lanjut nomor (6)
mendengar apa itu ASI b. Tidak tahu (0) (jika tidak lanjut ke nomor
ekslusif ? (7)
6 Apa yang ibu ketahui tentang a. ASI saja yang diberikan kepada bayi
asi ekslusif selama 0-6 bulan tanpa tambahan makanan
dan minuman (1)
b. Tidak tahu (0)
40
ASI ?
Persentasi skor…............x100%=
22
Kesimpulan :
a. pengetahuan dikatakan cukup jika nilai jawaban 60-100 % dari total
jawaban yang benar
b. pengetahuan dikatakan kurangj iika nilaijawaban< 60 % dari total
jawaban yang benar
NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1 Suami memberikan suasana yang tenang saat
41
ibu menyusukan bayinya, seperti tidak berisik.
2 Suami memperhatikan jenis dan jumlah
makanan ibi selama masa menyusui kepada ibu
.
3 Suami ikut merawat bayi jika bayi menangis.
4 Suami membantu ibu dalam pekerjaan rumah
tangga .
5 Suami melakukan pekerjaan rumah tangga
dengan menggerutu.
6 Suami memperhatikan kebutuhan gizi ibu
selama menyusui .
7 Suami memberikan komentar terhadap badan
ibu yang bertambah gemuk setelah melahirkan.
8 Suami memberikan kata kata pujian kepada ibu
setiap kali selesai menyusui.
9 Suami terlihat merasa terganggu saat bayi
menangis tengah malam .
10 Suami memotivasi ibu ketika ASI tidak keluar .
NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1 Susu formula adalah makanan yang baik untuk
anak saya yang berusia 0-6 bulan.
2 Susu formula yang mahal saat ini sudah
lengkap dibandingkan ASI.
3 Pemberian susu formula bisa menyebabkan
alergi dan diare.
4 Keluarga menganjurkan ibu memberikan susu
formula pada bayi ketika bayi menangis.
5 Ketika jumlah ASI sedikit ibu langsung
memberikan susu formula.
6 Bayi yang mendapat susu formula lebih mudah
terserang penyakit dari pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
7 Memberikan susu formula mengurangi resiko
payudara kendur.
8 Pemberian susu formula membuat bayi lebih
gemuk dan sehat.
9 ASI saja tidak cukup untuk bayi usia 0-6 bulan
jadi harus diberikan susu formula.
10 Saya memberi susu formula pada bayi saya saat
usia 0-6 bulan.
Petunjuk Pengisian :
42
1. Isilah semuah nomor dalam kuesioner (Angket) dengan pengalaman yang pernah ibu
alami ketika memberika ASI Ekslusif pada anak ibu dan jangan ada yang terlewatkan
dengan memberi tanda SILANG (X) dan mengisi TITIK TITIK (........) pada setiap
pertanyaan.
2. Pilihlah :
Jawaban Skor
Selalu (SL) 100
Sering (SR) 80
Kadang kadang (KD) 60
Jarang (JR) 40
Tidak Pernah (TP) 10
3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak
ada jawaban yang salah. Semua jawaban adalah benar, jika Ibu memberikan jawaban
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdampak pada
Atas partisipasi dan kesediaan dalam pengisian kuesioner (angket) ini, saya
43