Anda di halaman 1dari 50

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 6 – 12 BULAN DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNAAHA KECAMATAN
UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2022

Proposal Penelitian

Diajukan untuk Menyusun Skripsi Diploma D-IV Gizi

OLEH :

DEWI PRATIWI
NIM. P00313019006

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI D-IV
2022
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA


CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 6–12 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNAAHA KECAMATAN
UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2022

Yang diajukan oleh :

DEWI PRATIWI
P00313019006

Telah disetujui oleh :

Pembimbing 1

Ahmad, SKM, M.Kes Tanggal 22 Agustus 2022


NIP. 19670303199403 1 003

Pembimbing 2

Masrif Bahrun, SKM, M.Kes Tanggal 22 Agustus 2022


NIP. 19730818199503 1 002

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Rendahnya Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi 6–12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha Kecamatan
Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022” dengan baik sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar S.Tr, Gz pada program studi D-IV Gizi, Politeknik Kesehatan
Kendari.

Selama proses penyusunan proposal penelitian melewati berbagai macam


kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan, namun berkat bantuan dan dukungan
berbagai pihak sehingga pada akhirnya dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis
dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM., MPPM, selaku Direktur Poltekkes


Kemenkes Kendari
2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari
3. Bapak Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
4. Bapak Ahmad, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah ikhlas
meluangkan waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan
Proposal Penelitian ini
5. Bapak Masrif Bahrun, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah memberi
dukungan dan membantu penulis dalam penyusunan Proposal Penelitian ini
6. Bapak Purnomo Leksono, DCN, M.Kes, selaku penguji I yang telah
memberikan masukan yang membangun untuk perbaikan proposal,
7. Bapak Dr. Labanudin, SST, M.Kes, selaku penguji II yang telah memberikan
masukan yang membangun untuk perbaikan proposal.

ii
8. Ibu Rofiqoh, SKM, M.Kes, selaku penguji III yang telah memberikan masukan
yang membangun untuk perbaikan proposal
9. Seluruh staf Pengajar Program Studi D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari, yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan
10. Rekan–rekan mahasiswa/mahasiswi D-IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Angkatan 2019, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
yang juga telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama proses
penyusunan Proposal Penelitian ini.
11. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta, Ayahanda (Alm. Arsyad Hamsa, S.Pd), Ibunda (Ruwiani,
S.Ap) yang telah melahirkan dan merawat penulis hingga sekarang dengan
penuh kasih sayang yang tak terhingga, serta banyak memberikan bantuan
moral, materi, arahan, motivasi dan selalu mendoakan keberhasilan serta
keselamatan selama menempuh pendidikan.
12. Kakak tersayang Muhammad Gunawan S.Si, terima kasih telah memberikan
dukungan dan motivasinya kepada penulis selama ini.
13. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang selama ini telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.

Akhirnya penulis menyadari, dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan hasil ini sangat penulis harapkan. Penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, Agustus 2022

DEWI PRATIWI

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................9
A. Telaah Pustaka.....................................................................................................................9
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep.............................................................................21
C. Hipotesis............................................................................................................................22
BAB III......................................................................................................................................23
METODE PENELITIAN...........................................................................................................23
A. Rancangan Penelitian........................................................................................................23
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................................23
C. Populasi dan Sampel / Alat dan Bahan..............................................................................23
D. Variabel Penelitian............................................................................................................27
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.....................................................................................27
F. Pengolahan dan Analisis Data............................................................................................28
G. Definisi Operasional..........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................33
LAMPIRAN...............................................................................................................................35

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian..……………………………………………………………6

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel penelitian………………………………………25

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan ...........................................................................................36

Lampiran 2. Kuisioner Identitas dan status ASI Eksklusif .....................................................37

Lampiran 3. Kuisinoer Penelitian ..........................................................................................39

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi sehingga tidak ada jenis

makanan lainnya yang dapat menandingi kualitas ASI. Hanya ASI saja yang

dapat diterima oleh sistem pencernaan bayi sehingga ASI harus diberikan secara

eksklusif selama 6 bulan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan

pertama akan mengalami pertumbuhan otak yang optimal pada bagian otak dan

kemampuan anak dalam bahasa, motorik, dan juga emosi. Dan pemberian ASI

dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun dengan pemberian makanan

tambahan selain ASI. (Anggraini et al., 2022)

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah investasi untuk mencetak

sumber daya manusia (SDM) yang unggul sebab ASI eksklusif berperan dalam

meningkatkan kemampuan kognitif anak. Sementara kegagalan pemberian ASI

eksklusif dapat meningkatkan beban pembiayaan perawatan kesehatan ibu dan

anak sebab meningkatnya penyakit infeksi anak serta kematian ibu dan anak

yang sebenarnya dapat dicegah melalui pemberian ASI ekslusif. (Novianita et

al., 2022)

Berdasarkan hasil penelitian Dewi Indriani terkait pengaruh pengetahuan

terhadap pemberian ASI eksklusif di Posyandu, Nganjuk, Jawa Timur tahun

2021, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan

terhadap pemberian ASI dan secara statistik signifikan. Ibu bayi yang memiliki

pengetahuan baik tentang ASI akan meningkatkan kemungkinan kejadian


pemberian ASI eksklusif (OR=2.31; CI 95%=1.69 hingga 2.93; p=<0.000).

(Indriani et al., 2022)

Hingga tahun 2021 pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia masih

mencapai 41%, pencapaian target ini masih berada di bawah target global World

Health Organization (WHO), yaitu minimal 50% pada tahun 2025. Menurut

data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, cakupan ASI

eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 37,3%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif

di beberapa wilayah Indonesia masih menjadi masalah, salah satunya Sulawesi

Tenggara, Kabupaten Konawe, Unaaha. (Kemenkes RI, 2018)

Pada tahun 2021 pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan

Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target. Target pemberian ASI

eksklusif baru mencapai 54,0% dan belum mencapai target 56,9% target

pemerintah. (Kemenkes RI., 2021)

Pada tiga tahun terakhir pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6

bulan di Kecamatan Unaaha mengalami peningkatan tiap tahunnya, wilayah

kerja Puskesmas Unaaha pada tahun 2019 pemberian ASI eksklusif 27,17%,

meningkat di tahun 2020 pemberian ASI eksklusif 43,17%, dan tahun 2021

pemberian ASI eksklusif mengalami peningkatan lagi sebanyak 3,63% yaitu

46,8%. Dari data tersebut dapat diketahui pemberian ASI eksklusif meningkat

tapi belum mencapai target (Profil, 2021)

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

eksklusif. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor pengetahuan ibu, peran

dukungan suami, dan pemberian susu formula.

2
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah pemberian ASI eksklusif,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor faktor yang

berhubungan dengan rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-

12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten

Konawe tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan rendahnya pemberian

ASI Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022 ?

2. Apakah ada hubungan peran dukungan suami dengan rendahnya pemberian

ASI eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022 ?

3. Apakah ada hubungan pemberian susu formula dengan rendahnya pemberian

ASI eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Rendahnya

Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang rendahnya pemberian

ASI Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

3
b) Untuk mengetahui peran dukungan suami tentang rendahnya pemberian

ASI Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

c) Untuk mengetahui pemberian susu formula tentang rendahnya pemberian

ASI Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

d) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI Ekslusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

e) Untuk mengetahui hubungan peran dukungan suami dengan pemberian

ASI Ekslusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022.

f) Untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan pemberian

ASI Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Unaaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2022

D. Manfaat Penelitian

1. Pemerintah

Bagi pemerintah hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk dipakai

sebagai bahan mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI

Eksklusif

2. Masyarakat

Bagi masyarakat hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan kepada masyarakat tentang ASI Eksklusif agar pemberian ASI

eksklusif meningkat dan apa saja faktor faktor yang membuat rendahnya

4
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Unaha, Kecamatan

Unaaha, Kabupaten Konawe.

3. IPTEK

Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi hasil dari penelitian ini bermanfaat

untuk menyediakan informasi tambahan untuk peneliti yang ingin memperdalam

penelitian masalah ASI Eksklusif.

4. Peneliti

Bagi peneliti hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk menambah

informasi dan ilmu pengetahuan tentang apa saja faktor faktor yang membuat

rendahnya pemberian ASI Eksklusif yang akan sangat berguna untuk

diaplikasikan di masa yang akan datang terutama untuk calon ibu.

5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul penelitian Desain Hasil Persamaan Perbedaan


Nur Alam Hubungan Cross Ada hubungan antara jumlah anak, Desain penelitian Teknik penelitian,
Fajar, Dadang Pemberian ASI Sectional dukungan ibu atau mertua dengan yaitu Cross tempat penelitian,
Hikmah Ekslusif Dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi. Sectional dan waktu
Purnama, Suci Prespektif Sosial penelitian
Destriatania, Budaya Di Kota
Nurna Ningsih Palembang
Tahun 2018

Catra Ibriza Faktor Risiko Cross Ibu menyusui yang tidak didukung Pada variabel Teknik penelitian,
Wendiranti, Kegagalan ASI Sectional suami untuk melakukan ASI eksklusif yaitu dukungan tempat penelitian,
Hertanto Eksklusif Di berisiko 3,59 kali lebih besar untuk suami, dan desain dan waktu
Wahyu Wilayah mengalami kegagalan ASI eksklusif, penelitian yaitu penelitian
Subagio, Puskesmas ibu menyusui yang melahirkan di Cross Sectional
Hartanti Sandi Pegandan Kota fasilitas kesehatan tingkat pertama
Wijayanti Semarang, 2017 berisiko 5,18 kali lebih besar untuk
mengalami kegagalan ASI eksklusif,
serta ibu menyusui yang menerima
informasi yang salah dari petugas
kesehatan berisiko 8,06 kali lebih
besar untuk mengalami kegagalan ASI
eksklusif.

6
Dwi Faktor Cross Hasil penelitian ini menunjukan Desain penelitian Teknik penelitian,
Kurniawati, Determinan Sectional hubungan variabel independen dan yaitu Cross tempat penelitian,
Rachmat Yang dependen. Faktor determinan yang Sectional dan waktu
Hargono Mempengaruhi paling mempengaruhi adalah sikap, penelitian
Kegagalan meniru teman, dukungan keluarga, dan
Pemberian ASI sosial ekonomi. Faktor determinan
Eksklusif Pada adalah sosial ekonomi.
Bayi Usia 6-12
Bulan Di
Kelurahan
Mulyorejo
Wilayah Kerja
Puskesmas
Mulyorejo
Surabaya 2017
Nurul Fatimah, Faktor-Faktor Cross sebagian besar ibu mempunyai Pada variabel Teknik penelitian,
Mifbakhuddin, Yang Sectional pengetahuan yang cukup tentang yaitu pengetahuan tempat penelitian,
Novita Berhubungan pemberian ASI eksklusif sebanyak 33 ibu, dan desain dan waktu
Kumalasari Dengan responden (49,3%), sebagian besar ibu penelitian yaitu penelitian
Kegagalan Ibu mendukung terhadap pemberian ASI Cross Sectional
Dalam eksklusif sebanyak 50 responden
memberikan (74,6%), sebagian besar ibu tidak
ASI Eksklusif bekerja sebanyak 42 responden
Pada Bayi Usia (62,7%), sebagian besar gagal dalam
0-6 Bulan di pemberian ASI eksklusif sebanyak 45
Puskesmas responden (67,2%), ada hubungan
Bangetayu yang bermakna antara pengetahuan
Semarang, 2018 ibu dengan kegagalan pemberian ASI
eksklusif (p=0,011), ada hubungan
yang bermakna antara sikap ibu

7
dengan kegagalan pemberian ASI
eksklusif (p=0,032), dan tidak ada
hubungan yang bermakna antara
pekerjaan ibu dengan kegagalan ASI
eksklusif (p=0,133).
Nurul Fatimah, Beberapa Faktor Kualitatif Beberapa faktor yang diduga melatar Pada variabel Teknik penelitian,
Mifbakhuddin, Yang belakangi kegagalan pemberian ASI yaitu pengetahuan tempat penelitian,
Novita Melatarbelakang eksklusif adalah masih kurangnya ibu dan waktu
Kumalasari i Kegagalan informasi tentang ASI eksklusif yang penelitian
Pemberian ASI diterima ibu menyusui maupun orang-
Eksklusif Di orang terdekat ibu serta masih
Desa Palimanan kurangnya dukungan tenaga kesehatan
Barat Kab. dalam upaya mendukung ASI
Cirebon Tahun eksklusif
2017

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Asi Ekslusif

ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara melalui proses laktasi. Pemberian

ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat bagi bayi antara lain, dapat

memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan

bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri,

virus, jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan

ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi,

terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi

merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika

beranjak dewasa akan mengurangi risiko untuk terkena hipertensi, kolesterol,

overweight, obesitas dan diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI

eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti jantung,

hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi

dan mengalami obesitas.(Yusrina & Devy, 2017)

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United

Natiom Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)

merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama

paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak

berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua
tahun. Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendari lamanya

pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan. (Kemenkes RI, 2018)

UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif samapi

bayi berumur enam bulan. Setelah itu, anak harus diberi makanan padat dan

semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI. ASI eksklusif dianjurkan

pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan

mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada umur tersebut. Pengenalan

dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi

tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terinfeksi

organisme asing sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap

penyakit di antara anak anak. (Kemenkes RI., 2021)

a. Dasar Hukum

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI

Eksklusif. PP tentang pemberian ASI eksklusif ini merupakan penjabaran dari

Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 129,

ayat 1 “Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka

menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif”. Dan ayat 2 :

“ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Pemerintah”. (Kemenkes RI., 2021)

Pekerja perempuan berhak atas istirahat selama 1,5 bulan sebelum

melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter atau

bidan Pasal 82 ayat (1) Undang - undang (UU) Ketenagakerjaan No. 13 Tahun

10
2003 menyatakan bahwa pengusaha yang tidak memberikan istirahat selama 1,5

bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut

perhitungan dokter atau bidan dikenaikan sanksi pidana penjara paling singkat

satu tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling sedikit

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00

(empat ratus juta rupiah) (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2003).

Dalam (Mufdillah et al., 2017)

b. Perlekatan yang benar

pelekatan sempurna akan mendapatkan ASI yang baik dan banyak.

Pelekatan yang benar ditandai dengan tidak adanya rasa sakit bila menyusui.

(Khamidah et al., 2021) Tanda pelekatan yang benar :

1) Mulut bayi terbuka lebar

2) Areola bagian atas lebih banyak terlihat

3) Dagu bayi menempel pada payudara ibu

4) Suara bayi terdengar pelan. Apabila terdengar suara “kecipyak”

atau seperti mengecap maka posisi belum benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting

susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi

ASI selanjutnya atau bayi menjadi enggan menyusu kembali. (Khamidah et al.,

2021)

11
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan

nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,

bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan

setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Karena

inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan

adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat

digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi ASI. (Anggraini et al.,

2022)

Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir.

Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah

“Pediatrics”, 22 persen kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang

terjadi dalam satu bulan pertama - dapat dicegah bila bayi menyusu pada ibunya

dalam satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka

diperkirakan program “Inisiasi Menyusu Dini” dapat menyelamatkan

sekurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama

kelahirannya. Selain itu, juga sangat bermanfaat bagi ibu, karena dapat

merangsang kontraksi otot rahim sehinga pendarahan paska-melahirkan dapat

lebih cepat berhenti. Rahim-pun akan lebih cepat kembali seperti semula.

(Anggraini et al., 2022)

d. Manfaat ASI eksklusif

Manfaat ASI eksklusif bagi Bayi :

1) Sebagai nutrisi lengkap

12
2) Meningkatkan daya tahan tubuh

3) Meningkatkan kecerdasan mental dan emosional yang stabol serta

spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial yang baik

4) Mudah dicerna dan diserap

5) Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara sempurna

6) Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori, protein, dan vitamin

7) Perlindungan penyakit infeksi meliputi media akut, diare dan saluran

pernapasan

8) Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung antibodi

9) Memberikan rangsang intelegensi dan saraf

10) Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal

Manfaat ASI eksklusif bagi Ibu :

1) Terjalin kasih sayang

2) Membantu menunda kehamilan (KB alami)

3) Mempercepat pemulihan kesehatan

4) Mengurangi risiko perdarahan dan kanker payudara

5) Lebih ekonomis dan hemat

6) Mengurangi risiko penyakit kardio vaskuler

7) Secara sikologi memberikan kepercayaan diri

8) Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi

9) Memberikan kepuasan ibu karena kebutuhan bayi dapat dipenuhi

(Mufdillah et al., 2017)

13
2. Pengetahuan Ibu

Dalam sebuah penelitian didapatkan Variabel yang paling dominan

berhubungan dengan PKA (Persepsi Ketidakcukupan Air susu ibu) adalah

pengetahuan. Ibu yang pengetahuannya kurang berisiko 12,4 lebih besar

mengalami PKA dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Apabila suatu perilaku dilakukan

melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng.17 Ternyata sebagian besar

responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori pengetahuan kurang

(79,5%). Gejala-gejala yang dirasakan dan disebutkan responden sebagai ASI

tidak cukup seperti bayi rewel, menangis setelah menyusui, bayi ingin terus

disusui atau menyusu lama, payudara ibu terasa lembek, dan ASI tidak dapat

diperah sebenarnya dapat terjadi karena alasan lain yang tidak selalu akibat dari

ASI kurang atau asupan bayi yang kurang. Gejala tersebut merupakan variasi

normal yang terjadi pada bayi yang minum ASI. (Putri et al., 2019)

Salah satu cara untuk menambah pengetahuan ibu adalah dengan

mengetahui asupan nutrisi yang baik sebagai booster ASI atau menambah

persediaan ASI. Karena dengan ASI yang berlimpah menjadi salah satu alasan

bayi mau menyusui dan menjadi salah satu alasan tercapainya ASI eksklusif .

Berikut beberapa jenis makanan yang dipercaya sebagai ASI booster (Wardani

et al., 2022) :

14
a. Teh Chamomile

Teh chamomile dapat memperbaiki mood dan memberikan efek rileks

sehingga produksi ASI melimpah. Sayangnya teh chamomile juga mengandung

kafein jadi ada batasannya. Batas aman mengonsumsi kafein untuk ibu

menyusui adalah kurang dari 300 mg atau setara 2 cangkir teh sehari.

b. Sup Ayam

Kaldu ayam mengandung mineral dan asam amino yang berfungsi

mengisi kembali energi dan cairan yang hilang. Agar memberikan efek yang

maksimal, tambahkan sumber nutrisi lain seperti kacang merah dan juga sayuran

hijau dalam sup ayam.

c. Oatmeal

Oatmeal mengandung serat tinggi yang dapat menstabilkan gula darah

ibu menyusui. Namun jika terlalu banyak, asam phytic yang terkandung di

dalamnya justru akan membuat beberapa nutrisi sulit diserap dengan baik oleh

usus.

d. Kacang kacangan

Kacang baik dikonsumsi secara langsung maupun diolah menjadi susu

atau bubur, termasuk ke dalam sumber nutrisi yang direkomendasikan agar

produksi ASI lancar. Kandungan tiamin atau vitamin B1 dalam kacang kacangan

akan mengubah karbohidrat menjadi sumber energi untuk ibu menyusui.

e. Pare

Dibalik rasa pahitnya, pare mengandung vitamin K, likopen, fitokimia,

serta anti oksidan yang bisa membuat pasokan ASI menjadi lebih banyak dan

lebih kental. Namun ibu menyusui disarankan mengonsumsi pare hanya setiap

15
dua atau tiga hari sekali, sebab pare bisa menurunkan kadar gula darah

(hipoglikemia) jika dikonsumsi terlalu sering.

f. Daun Katuk

Daun katuk mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan

kadar prolaktin, hormon pelancar ASI. Kadar prolaktin yang tinggi akan

meningkatkan, mempercepat, dan memperlancar produksi ASI. Selain itu, daun

katuk juga tidak menimbulkan efek samping.

3. Peran Dukungan Suami

Roesli (2018) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor

eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI eksklusif.

Adanya dukungan keluarga terutama suami maka akan berdampak pada

peningkatan rasa percaya diri atau motivasi dari ibu dalam menyusui. Suririnah

(2017) mengatakan bahwa motivasi seorang ibu sangat menentukan dalam

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.Disebutkan bahwa dorongan dan

dukungan dari pemerintah, petugas kesehatan dan dukungan keluarga menjadi

penentu timbulnya motivasi ibu dalam menyusui. (Indriani et al., 2022)

Friedman (2017) mengemukakan bahwa dukungan keluarga dapat

diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu: a) dukungan informasional, b)

dukungan penghargaan, c) dukungan instrumental, dan d) dukungan emosional.

Ibu menyusui membutuhkan dukungan dan pertolongan, baik ketika memulai

maupun melanjutkan menyusui. Sebagai langkah awal mereka membutuhkan

bantuan sejak kehamilan dan setelah melahirkan. Mereka membutuhkan

dukungan pemberian ASI hingga 2 tahun, perawatan kesehatan maupun

16
dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Keluarga terutama suami

merupakan bagian penting dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui, karena

suami menentukan kelancaran pengetahuan ASI (let down refelex) yang sangat

dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu. (Indriani et al., 2022)

Pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari dukungan baik dari suami,

keluarga dan masyarakat di sekitar ibu menyusui. Adanya dukungan KP-ASI

maka ibu akan merasa lebih didukung, dicintai dan diperhatikan. Bentuk-bentuk

dukungan yang dapat berupa bantuan seorang ayah merawat bayi, terutama saat

menyusui. Hati istri akan dipenuhi perasaan dicintai dan diperhatikan. Hal ini

menyebabkan ibu merasa senang, dan refleks oksitosin akan bekerja dengan

baik, sehingga ASI mengalir lancar. (Yuniyanti, Bekti, 2017)

Dukungan seorang suami yang dengan tegas berpikiran bahwa ASI

adalah yang terbaik, akan membuat ibu lebih mudah memberikan ASI Eksklusif

pada bayinya. Dukungan informasional dan dukungan emosi suami mempunyai

pengaruh signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini diperkuat dengan

hasil penelitian Manaf yang menunjukkan variabel dukungan informasional (p-

0,000), dukungan penilaian (p-0,000), dukungan instrumental (p-0,014) dan

dukungan emosional (p=0,000) mempunyai hubungan signifikan dengan

pemberian ASI Eksklusif Suami dengan memberikan dukungan informasional

maka ibu akan terpapar informasi mengenai ASI Eksklusif. Adanya dukungan

informasional suami diharapkan ibu lebih dapat melaksanakan pemberian ASI

secara Eksklusif. (Studi et al., 2022)

17
Dukungan informasional, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor

dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Suami sebagai kepala

keluarga memberikan penjelasan tentang pemberian saran, sugesti, informasi

yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan

ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang

diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.

Aspekaspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi. (Novianita et al., 2022)

4. Pemberian Susu Formula

Menurut Afifah, 2017, salah satu faktor penghambat pemberian ASI

eksklusif adalah keterpaparan promosi susu formula. Pemberian susu formula

sering dilakukan di BPS, RB maupun RS dengan alas an utama karena ASI

belum keluar dan bayi masih kesulitan menyusu sehingga bayi akan menangis

bila dibiarkan saja. Biasanya bidan akan langsung memberikan nasihat untuk

memberikan susu formula. Hal ini juga akan memberi pengaruh negative

terhadap keyakinan ibu bahwa memberi susu formula adalah hal yang paling

ampuh untuk menghentikan tangis bayi. (Hamisah & Mutia, 2020)

Iklan susu formula banyak mempengaruhi para ibu untuk mencoba atau

terus memberikan susu formula ke anaknya. Produk susu formula yang

diperkenalkan kepada ibu-ibu rumah tangga disajikan dalam bentuk dan

kemasan yang menarikyang ditawarkan dalam berbagai cara, salah satunya

melalui iklan di televisi. (Alamsyah, 2017)

18
Iklan tersebut menghadirkan seorang ahli kesehatan anak dan anakanak

yang dihadarikan dalam iklan tersebut kelihatan sehat, cerdas, dan pemberani

setelah diberikan susu formula yang diiklankan. Gencarnya iklan susu formula

tersebut menyebabkan ibu beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau

bahkan lebih baik daripada ASI, sehingga ibu lebih memilih untuk memberikan

susu formula kepada bayinya (Alamsyah, 2017)

Ibu yang mendapatkan promosi sampel susu formula berisiko 3,67 kali

lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak

mendapatkan sampel susu formula. Promosi pemberian sampel susu formula

memengaruhi praktik pemberian ASI tidak eksklusif. Hasil analisis tersebut juga

didukung hasil analisis multivariabel menunjukkan terdapat hubungan bermakna

antara pemberian sampel susu formula lebih besar dengan praktik pemberian

ASI tidak eksklusif. Beberapa rumah sakit yang memberikan sampel susu

formula bayi baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI, sehingga

mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI pada bayinya.10 Penelitian lain juga

melaporkan bahwa 66% dari rumah sakit membagikan paket kepada ibu bersalin

berupa souvenir yang berisi susu formula bayi, hal ini berpengaruh negatif

terhadap pemberian ASI secara eksklusif dan durasi menyusui. (Anggraini et al.,

2022)

Perbedaan ASI eksklusif dan susu formula dalam beberapa aspek.

Pertama, dari segi antibodi yang terkandung dalam ASI sangat banyak

dibandingkan dengan susu formula. Kedua pencernaan, ASI eksklusif sangat

mudah dicerna dibandingkan susu formula yang tergantung dari bayi yang bisa

saja mengalami sakit perut. Ketiga tingkat kecocokan, ASI bervariasi

19
menyesuaikan usia bayi sedangkan susu formula harus berganti jenis susu

berbeda ada yang 0-6 bulan, 6-18 bulan, 18-36 bulan. Keempat keuangan, ASI

tidak memerlukan biaya sedangkan susu formula memerlukan biaya. Kelima

kebersihan, ASI dijamin bersih dan higienis sedangkan susu formula belum tentu

bersih tergantung dengan cara pengolahan susunya. (Mufdillah et al., 2017)

20
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teoritis

Faktor Presdisposisi
(Presdisposing)

a. pengetahuan
b. sikap
c. pekerjaan
d. pendidikan
e. budaya
f. Status Sosial Ekonomi

Faktor Pemungkin (Enabing)

a. ketersediaan fasilitas Kegagalan ASI Ekslusif pada


pelayanan kesehatan bayi usia 0-6 bulan di puskesmas
b. keterjangkauan terhadap Mulyorejo
pelayanan kesehatan

Faktor Pendorong (Reinforcing)

a. pengaruh orang terdekat


b. pengaruh petugas kesehatan

Kegagalan ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di puskesmas Mulyorejo (Marifah, 2019)

21
2. Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Ibu

RENDAHNYA
Peran Dukungan Suami PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF

Pemberian susu formula

C. Hipotesis

1) Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan rendahnya pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabuaten Konawe Tahun 2022

2) Ada hubungan peran dukungan suami dengan rendahnya pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabuaten Konawe Tahun 2022

3) Ada hubungan pemberian susu formula dengan rendahnya pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 6 – 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha

Kecamatan Unaaha Kabuaten Konawe Tahun 2022

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode Observasional Analitik. Desain penelitian yang akan digunakan saat

penelitian adalah Cross Sectional. .

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung pada bulan Maret tahun 2023, dan

dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Unaaha, Kecamatan Unaaha,

Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

C. Populasi dan Sampel / Alat dan Bahan

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 214 ibu yang mempunyai bayi usia

6 bulan sampai 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Unaaha Kecamatan

Unaaha, Kabupaten Konawe.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang ibu yang mempunyai bayi

berusia 6 bulan sampi 12 bulan dan tidak diberikan ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Unaaha Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe.

23
3. Besar sampel

Dalam penentuan besar sampel penelitian ini menggunakan rumus slovin

dengan metode proporsional random sampling.

N 214 214
n= = = =68
1+ N . e 1+214.(10 % ) 3 ,14
2 2

Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang akan di ambil

dalam penelitian adalah 68 sampel.

Keterangan

N : Populasi

e : Presentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan

sampel

n : Sampel

kemudian dilakukan penentuan jumlah sampel pada masing masing

Posyandu. Jumlah sampel setiap posyandu didapatkan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut

N=n:Sxn

Keterangan

N : jumlah sampel tiap posyandu

n : jumlah total sampel di semua posyandu

S : jumlah total populasi di semua posyandu

24
Hasil yang didapatkan dari masing masing proporsional random

sampling sebagai berikut

a. Posyandu Puunaaha = 16 : 214 x 68 = 5

b. Posyandu Tumpas = 19 : 214 x 68 = 6

c. Posyandu Arombu = 16 : 214 x 68 = 5

d. Posyandu Latoma = 19 : 214 x 68 = 6

e. Posyandu Ambekairi = 16 : 214 x 68 = 5

f. Posyandu Tuoy = 19 : 214 x 68 = 6

g. Posyandu Asinua = 19 : 214 x 68 = 6

h. Posyandu Wawonggole = 16 : 214 x 68 = 5

i. Posyandu Unaaha = 19 : 214 x 68 = 6

j. Posyandu Inolobunggadue = 19 : 214 x 68 = 6

k. Posyandu Tobeu = 16 : 214 x 68 = 5

l. Posyandu Asambu = 20 : 214 x 68 = 11

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel penelitian

No Posyandu Jumlah Jumlah


populasi sampel
1. Posyandu Puunaaha 16 5
2. Posyandu Tumpas 19 6
3. Posyandu Arombu 16 5
4. Posyandu Latoma 19 6
5. Posyandu Ambekairi 16 5
6. Posyandu Tuoy 19 6
7. Posyandu Asinua 19 6
8. Posyandu Wawonggole 16 5
9. Posyandu Unaaha 19 6
10. Posyandu Inolobunggadue 19 6
11. Posyandu Tobeu 16 5
12. Posyandu Asambu 20 11
Jumlah 214 68

25
4. teknik sampel

Dalam peneletian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

proporsional random sampling. Proporsional random sampling yaitu cara

pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak

dalam populasi tersebut. Cara yang ditempuh dengan mengundi sampel

penelitian. Langkah-langkah yang dimaksudkan adalah :

a. Masing-masing posyandu akan dipilih sejumlah sampel sesuai dengan

jumlah yang ditentukan sebelumnya,

b. Dibuat potongan kertas kecil sejumlah populasi di posyandu tersebut dan

ditulis nama-nama ibu yang ada di posyandu tersebut,

c. Nama-nama ibu yang ditulis pada potongan kertas, kemudian digulung dan

dimasukkan dalam tabung dan dikocok, lalu dikeluarkan satu persatu,

d. Gulungan kertas yang keluar, dicatat sebagai sampel kemudian

dikembalikan dalam tabung, lalu dikocok sampel berikutnya,

e. Jika yang keluar nama yang sudah menjadi sampel, maka di kembalikan

dan dikocok lagi hingga keluar nama yang lain sebanyak jumlah sampel

yang di butuhkan. Begitu dilakukan seterusnya pada Posyandu yang lain

hingga terpenuhi sejumlah ibu yang akan di jadikan sampel penelitian.

Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria yang perlu dipenuhi untuk

pengambilan sampel. Adapun krtiteria pengambilan sampel yaitu :

a. Ibu yang memberikan ASI di Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe

b. ibu yang bersedia menjadi sampel

c. ibu menyusui yang tidak mengalami sakit tertentu seperti luka payudara

26
D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompok kan menjadi

dua, yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen)

1. Variabel Terikat (dependen) Dalam penelitian ini adalah ASI Ekskusif.

2. Variabel Bebas (independen) Dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

ibu, peran dukungan suami, dan pemberian susu formula.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Metode Pokok

Metode pokok dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dan

wawancara. Kuisioner atau angket merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan. Dengan

menggunakan kuisioner, data yang diperoleh akan di analisis.

Kuisioner ini digunakan untuk mendapatkan dan mengungkap data

mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Pemberian ASI

Eksklusif pada Bayi 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha,

Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe Tahun 2022.

27
Wawancara (interview), merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan sumber data.

Dalam melaksanakan wawancara ini, peneliti melakukan tanya jawab dengan

sampel untuk mendapatkan data mengenai pemberian ASI eksklusif.

2. Metode Pendukung

Metode pendukung dalam penelitian ini ialah selain metode kuisioner,

untuk mendapatkan data awal sebelum dilakukannya penelitian dan data

pendukung lainnya.

a. Metode pustaka (library research), yaitu menelaah pendapat para ahli yang

berasal dari jurna penelitian, buku dan lain lain. Dalam hal ini penulis

mencari referensi yang berhubungan dengan ASI eksklusif, pengetahuan

ibu, peran dukungan suami, dan pemberian susu formula.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pencatatan dan

pengamatan. Dalam hal ini mengenai data awal yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Unaaha dan Dinas Kesehatan

Konawe.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Penggolahan Data

a. Pengetahuan Ibu

1) Kumpulkan kuisioner pengetahuan ibu

2) Masing masing nilai individu dimasukkan ke dalam kategori, dimana

kategorinya adalah cukup dan kurang

28
3) Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan narasi

Kategori
Cukup : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari total
jawaban benar
Kurang : Jika nilai jawaban < 60 % dari total jawaban benar
Sumber (Marifah, 2019)

b. Peran Dukungan Suami

1) Kumpulkan kuisioner peran Dukungan Suami

2) Masing masing nilai individu dimasukkan ke dalam kategori, dimana

kategorinya adalah mendukung dan tidak mendukung

3) Jawaban responden dibandingkan dengan kategori

Kategori
Mendukung : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari total
skor
Tidak Jika nilai jawaban < 60 % dari total skor
mendukung :
Sumber (Marifah, 2019)

c. Pemberian Susu Formula

1) Kumpulkan kuisioner pemberian susu formula

2) Masing masing nilai individu dimasukkan ke dalam kategori, dimana

kategorinya adalah diberikan dan tidak diberikan

3) Jawaban responden dibandingkan dengan kategori

Kategori
Diberikan : Jika nilai jawaban responden 60–100% dari
total skor
Tidak diberikan : Jika nilai jawaban < 60 % dari total skor
Sumber (Marifah, 2019)

29
2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui karakteristik masing-

masing variabel penelitian dengan menghitung distribusi dan presentase masing-

masing karakteristik pada masing-masing kelompok (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu, tingkat

pendidikan ibu, peran dukungan suami, dan pemberian susu formula terhadap

tidak tercapainya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Distribusi frekuensi

masing masing variabel di hitung menggunakan software.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan.

Teknik analisis dilakukan dengan uji Chi Square. Uji Chi Square (X 2) digunakan

untuk menentukan ada atau tidaknya asosiasi antar dua variabel dengan

menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5% sehingga jika nilai P (p

value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau

menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Akan tetapi, jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik

tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

30
G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Asi Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) ialah asupan kebutuhan bayi yang diberikan oleh ibu

mulai dari bayi baru lahir hingga bayi berusia enam bulan tanpa makanan

tambahan atau minuman lainnya kepada bayi. (Indriani et al., 2022)

Kriteria Objektif :

a. Eksklusif

b. Tidak Eksklusif

2. Tingkat pengetahuan ibu

Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang, salah satunya kurang memadainya pengetahuan

ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif yang menjadikan penyebab atau masalah

dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif. (Putri et al., 2019)

Kriteria objektif :

a. Pengetahuan ibu menyusui cukup

b. Pengetahuan ibu menyusui kurang

3. Peran dukungan suami

Dukungan emosional dan dukungan penghargaan dari suami adalah suatu

upaya yang diberikan suami untuk memotivasi ibu memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya. (Indriani et al., 2022)

31
Kriteria Objektif :

a. Suami Mendukung

b. Suami Tidak mendukung

3. Pemberian susu formula

Peranan perkembangan iklan susu formula yang bekerja sama dengan

tenaga persalinan atau kesehatan, merupakan pilihan seorang ibu yang diberikan

kepada bayinya sebagai pengganti ASI Eksklusif. (Yuniyanti, Bekti, 2017)

Kriteria Objektif :

a. Diberikan susu formula

b. Tidak diberikan susu formula

32
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D. (2017). Hubungan Antara Kondisi Kesehatan Ibu, Pelaksanaan Imd, Dan
Iklan Susu Formula Dengan Pemberian Asi Eksklusif. Ikesma, 13(1).
https://doi.org/10.19184/ikesma.v13i1.7027

Anggraini, R. Y., Sutriningsih, Safitri, O., & A, M. T. P. (2022). Penatalaksanaan


Puting Susu Lecet dengan Pemberian Air Pappermint di BPM Nurhayati, S.ST
Lampung Selatan Tahun 2021. Jurnal Ilmu Kebidanan, 12(1), 14–18.

Hamisah, I., & Mutia, Y. (2020). Hubungan promosi susu formula , produksi ASI dan
psikologis ibu dengan pemberian ASI Eksklusif The relationship of formula milk
promotion , breast milk production and psychological mothers with exclusive
breastfeeding. Jurnal SAGO (Gizi Da n Kesehatan), 1(2), 159–164.
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/gikes/article/view/409

Indriani, D., Kusumaningrum, R. Y., Nurrochmawati, I., & Retnoningsi, T. (2022).


Pengaruh paritas, pekerjaan ibu, pengetahuan dan dukungan keluargaterhadap
pemberian asi eksklusif pada ibu bayi. Jurnal Bidan Pintar, 3(1), 329–338.

Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indo-nesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan
RI, 53(9), 1689–1699.

Khamidah, N., Prabandari, Y. S., & Nurdiati, D. S. (2021). Pendekatan Multilevel


Sebagai Upaya Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Ilmiah Kedokteran
Wijaya Kusuma, 10(1), 45. https://doi.org/10.30742/jikw.v10i1.942

Marifah, T. K. (2019). Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif


pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan Tahun 2019.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masayarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas
Negeri Semarang, Kesehatan Masyarakat.

Mufdillah, Subijanto, Sutisna, E. &, & Akhyar, M. (2017). Pedoman Pemberdayaan Ibu
Menyusui pada Program ASI Ekslusif. Peduli ASI Ekslusif, 0–38.

Novianita, S., Fikawati, S., & Maris Bakara, S. (2022). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Cipayung Kota Depok. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 32(1),
17–28. https://doi.org/10.22435/mpk.v32i1.5256

Putri, E., Lestari, R., & Prasida, D. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF The
Corelation Of Mother ’ s Knowledge About Exclusive Breastfeeding To Exclusive
Breastfeeding. Jurnal, 7(2), 51–56.

33
Studi, P., Usada, D., Tinggi, S., Buddha, A., & Pulo, J. (2022). SATU FAKTOR
KEGAGALAN ASI EKSKLUSIF. 7(2), 82–88.

Wardani, N. L. P. D., Rismawan, M., & Darmayanti, P. A. R. (2022). Hubungan


Pemberian Asi Eksklusif Dan Perilaku Merokok Keluarga Dengan Kejadian
Pneumonia Balita. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat, 7(1), 13–19.
https://doi.org/10.51544/jmkm.v7i1.2980

Yuniyanti, Bekti, S. R. dan R. (2017). Efektivitas Kelompok Pendukung ASI ( KP-


ASI ) Ekekslusif Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Ilmiah
Bidan, II(1).

Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan
Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal PROMKES, 4(1), 11.
https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21

34
LAMPIRAN

35
Lampiran 1. Lembar Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :............................................................................................

Umur :............................................................................................

Alamat Lengkap :............................................................................................

No. Handphone :............................................................................................

Dengan ini saya menyetujui bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara
rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan Dewi Pratiwi
Mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Kendari jurusan Gizi dengan judul “Faktor Faktor
yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Unaaha di Kec. Unaaha, Kab. Konawe tahun 2022”.

Peneliti mengharapkan jawaban/tanggapan yang ibu berikan adalah berdasarkan


pengalaman ibu sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Peneliti menjamin kerahasiaan
jawaban dan identitas Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan digunakan untuk
bahan penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk maksud maksud lainnya.

Saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara


sukarela tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Bila selama penelitian ini saya
ingin mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa
saksi apapun.

Unaaha,.............................2023

Peneliti Responden

( Dewi Pratiwi ) (............................)

36
Lampiran 2. Kuisioner Identitas dan status ASI Eksklusif

Kuisioner dan Pedoman Wawancara Penelitian

KODE

I. IDENTITAS IBU MENYUSUI

1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu : tahun
3. Umur bayi : bulan
4. Pendidikan Ibu *) :
5. Agama **) :
6. Pekerjaan Ibu ***) :
Keterangan:
Pendidikan Ibu *) Agama **) Pekerjaan Ibu ***)
1 = TS (Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD) 1 = Islam 1 = IRT
2 = SD 2 = Protestan 2 = PNS/POLRI/TNI
3 = SMP 3 = Katolik 3 = Wiraswasta
4 = SMA 4 = Hindu 4 = Petani/Nelayan
5 = Perguruan Tinggi 5 = Budha

II. STATUS ASI EKSKLUSIF

1. Apakah Ibu menyusui / memberikan ASI ?

a. Ya

b. Tidak

2. Kapan ibu pertma kali menyusui bayi ibu yang baru lahir ?

37
a. 0 – 30 menit setelah lahir sebelum bayi di bersihkan

b. 30 menit – 1 jam setelah kelahiran

c. 6 jam setelah kelahiran

d. 6 – 24 jam setelah kelahiran lebih dari 24 jam

3. sampai usia berapa bayi ibu diberikan ASI saja ? ..............bulan

4. umur berapa bulan anak ibu mendapatkan makanan atau minuman selain

ASI ? ...........bulan

Lampiran 3. Kuisinoer Penelitian

38
A. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif

(jawaban tidak perlu di bacakan untuk semua pertanyaan)

1. PEDOMAN GIZI SSEIMBANG (PGS)


1. Apakah ibu pernah a. Iya (1) (jika iya lanjut ke no.2)
mendengar istilah PGS
(pedoman gizi seimbang) b. Tidak (0) (jika tidak lanjut ke no. 3)

2. Bila “iya” ibu bisa di a. Syukuri dan nikmatilah aneka ragaman


sebutkana apa saja yang makanan (iya (1)
ibu pernah dengar istilah b. Banyak makan sayur dan cukup buah-
PGS (pedoman gizi buahan (iya (1)
seimbang) ? c. Biasakan mengomsumsi lauk pauk yang
(jawaban dapat lebih berprotein tinggi (iya (1)
dari satu) d. Biasakan komsumsi aneka ragaman
makanan pokok (iya (1)
e. Batasi komsumsi pangan asin, manis, dan
berlemak (iya (1)
f. Biasakan sarapan pagi (iya (1)
g. Membiasakan membaca label pada
kemasan pangan (iya (1)
h. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih
(iya (1)
i. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
Pertahankan berat badan (iya (1)
j. Biasakan minum air putih yang cukup
dan aman(iya (1)

2. PEMBERIAN ASI EKSLUSIF


3 Apakah ibu pernah a. Ya (1) (jika iya lanjut ke nomor 4)

39
mendengar tentang ASI b. Tidak (0) (jika tidak lanjut nomor 5)
pertama (kolostrum/cairan
berwarna kuning)
4 Menurut ibu apa yang di a. ASI pertama keluar, biasanya encer,
maksud dengan kolostrum ? bening atau berwarna kekuning-kuningan
cairan yang keluar oleh payudara ibu pada
hari pertama setelah persalinan (1)
b. Tidak tahu (0)
5 Apakah ibu tahu atau pernah a. Ya (1) lanjut nomor (6)
mendengar apa itu ASI b. Tidak tahu (0) (jika tidak lanjut ke nomor
ekslusif ? (7)

6 Apa yang ibu ketahui tentang a. ASI saja yang diberikan kepada bayi
asi ekslusif selama 0-6 bulan tanpa tambahan makanan
dan minuman (1)
b. Tidak tahu (0)

7 Sampai umur berapakah ASI a. 0 sampai 6 bulan (1)


ekslusif diberikan pada bayi ? b. 0 sampai 12 bulan (0)

3. MAKANAN IBU MENYUSUI

8. Menurut ibu, makanan apa yang a. Makanan yang memperbanyak ASI


baik untuk ibu menyusui ? (1.) Iya (0) tidak.
b. Makanan gizi seimbang (1) iya (0)
tidak.
c. Tidak tahu (0)

9. Apakah ibu mengetahui jenis a. iya (1) (lanjut ke no.10)


bahan makanan yang dapat b. tidak (0) (lanjut ke variabel
menambah atau memperbanyak berikutnya)

40
ASI ?

10. Jika “iya” bahan makanan apa a. daun kelor (1)


yang dapat menamabah atau b. bayam (1)
memperbanyak ASI.(Jawaban c. daun katuk (1)
dapat lebih dari 1 maksimal d. daun kacang panjang (1)
sampai menjawab 3 e. kacang tanah (1)
Jenis BM ) f. lainnya sebutkan…….

Total skor jawaban benar


TOTAL SKOR KUISIONER 22 SKOR TOTAL

Persentasi skor…............x100%=
22

Kesimpulan :
a. pengetahuan dikatakan cukup jika nilai jawaban 60-100 % dari total
jawaban yang benar
b. pengetahuan dikatakan kurangj iika nilaijawaban< 60 % dari total
jawaban yang benar

B. Peran Dukungan Suami

NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1 Suami memberikan suasana yang tenang saat

41
ibu menyusukan bayinya, seperti tidak berisik.
2 Suami memperhatikan jenis dan jumlah
makanan ibi selama masa menyusui kepada ibu
.
3 Suami ikut merawat bayi jika bayi menangis.
4 Suami membantu ibu dalam pekerjaan rumah
tangga .
5 Suami melakukan pekerjaan rumah tangga
dengan menggerutu.
6 Suami memperhatikan kebutuhan gizi ibu
selama menyusui .
7 Suami memberikan komentar terhadap badan
ibu yang bertambah gemuk setelah melahirkan.
8 Suami memberikan kata kata pujian kepada ibu
setiap kali selesai menyusui.
9 Suami terlihat merasa terganggu saat bayi
menangis tengah malam .
10 Suami memotivasi ibu ketika ASI tidak keluar .

C. Pemberian Susu Formula

NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1 Susu formula adalah makanan yang baik untuk
anak saya yang berusia 0-6 bulan.
2 Susu formula yang mahal saat ini sudah
lengkap dibandingkan ASI.
3 Pemberian susu formula bisa menyebabkan
alergi dan diare.
4 Keluarga menganjurkan ibu memberikan susu
formula pada bayi ketika bayi menangis.
5 Ketika jumlah ASI sedikit ibu langsung
memberikan susu formula.
6 Bayi yang mendapat susu formula lebih mudah
terserang penyakit dari pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
7 Memberikan susu formula mengurangi resiko
payudara kendur.
8 Pemberian susu formula membuat bayi lebih
gemuk dan sehat.
9 ASI saja tidak cukup untuk bayi usia 0-6 bulan
jadi harus diberikan susu formula.
10 Saya memberi susu formula pada bayi saya saat
usia 0-6 bulan.
Petunjuk Pengisian :

42
1. Isilah semuah nomor dalam kuesioner (Angket) dengan pengalaman yang pernah ibu

alami ketika memberika ASI Ekslusif pada anak ibu dan jangan ada yang terlewatkan

dengan memberi tanda SILANG (X) dan mengisi TITIK TITIK (........) pada setiap

pertanyaan.

2. Pilihlah :

a. SL, jika ibu SELALU mendapatkan pernyataan tersebut,

b. SR, jika ibu SERING mendapatnya pernyataan tersebut,

c. KD, jika ibu KADANG KADANG mendapatkan pernyataan tersebut,

d. JR, jika ibu JARANG mendapatkan pernyataan tersebut,

e. TP, jika ibu TIDAK PERNAH mendapatkan pernyataan tersebut.

Jawaban Skor
Selalu (SL) 100
Sering (SR) 80
Kadang kadang (KD) 60
Jarang (JR) 40
Tidak Pernah (TP) 10

3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak

ada jawaban yang salah. Semua jawaban adalah benar, jika Ibu memberikan jawaban

sesuai dengan pengalaman yang pernah dirasakan.

4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak berdampak pada

siapapun. Peneliti akan menjaga kerahasiaan jawaban.

Atas partisipasi dan kesediaan dalam pengisian kuesioner (angket) ini, saya

mengucapkan Terima Kasih.

43

Anda mungkin juga menyukai