Anda di halaman 1dari 96

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN


KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN
BUTON UTARA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH:
WAHYU
P00312017095

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV KEBIDANAN
KENDARI
2018
ii
iii
iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN


KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN
BUTON UTARA TAHUN 2018

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah

dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau instansi

manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Agustus 2018

Wahyu
P00312017095

iv
v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Wahyu

2. Nim : P00312017095

3. Tempat/tanggal lahir : Langkumbe,28 juni 1995

4. Anak ke : Pertama dari 4 bersaudara

5. Suku/Bangsa : BUTON/indonesia

6. Agama : Islam

7. Alamat : BUTON UTARA

B. Latar Belakang Pendidikan

1. Tamat TK 1 kasulatombi : Tahun 2001

2. Tamat SDN 8 kulisusu : Tahun 2007

3. Tamat SMPN 3 kulisusu : Tahun 2010

4. Tamat SMAN 1 kulisusu barat : Tahun 2013

5. Tamat D3 STIK AVICENNA : Tahun 2017

6. D IV Poltekes Kemenkes Kendari : Tahun 2017

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena berkat

karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di hadapi

namun berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Hj.

Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Farming, SST, M.Keb

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, motivasi serta arahan dalam proses penyusunan skripsi ini

selesai.

Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari dan selaku Penguji II.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

3. Ibu Hasmia Naningi, SST, M.Keb selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Ibu Sri Anjayati, SKM, selaku Kepala Puskesmas Lambale Kabupaten

Buton Utara

5. Ibu Hj, Nurnasari P, SKM, M.Kes selaku Penguji I, dan Ibu Andi

Malahayati, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji III.

vi
vii

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan

membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah

beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.

7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku atas doa, dukungan,bantuan,

motivasi serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis semoga

kita semua selalu dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa

memberikan yang terbaik untuk kalian.

8. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari

Prodi DIV Kebidanan angkatan 2017 khususnya teman-teman Alih

Jenjang Kelas B. Terima kasih atas segala dukungan serta kebersamaan

kita.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

vii
viii
viiiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................
I HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................
ii HALAMAN PENGESAHANAN...........................................................
iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..........................................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… v
KATA PENGANTAR…....................................................................... vi
DAFTAR ISI…..................................................................................
viii DAFTAR TABEL..............................................................................
x DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................
xi ABSTRAK........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
1
A. Latar Belakang..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah..................................................................
6
C. Tujuan Penelitian.................................................................. .....
6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................
7
E. Keaslian Penelitian....................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................
10
A. Telaah Pustaka .........................................................................
10
B. Landasan Teori..........................................................................
34
C. Kerangka Teori..........................................................................
36
D. Kerangka Konsep......................................................................
37
E. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................
38
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................
38
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................
39
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................
ix
39
D. Variabel Penelitian.....................................................................
40
E. Definisi Operasional..................................................................
40
F. InstrumenPenelitian...................................................................
41
G. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................
42
H. Alur Penelitian............................................................................
43
I. Pengolahan dan Analisis Data..................................................
45

viii
xxx

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 47


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 47
B. Hasil Penelitian..................................................................... .... 49
C. Pembahasan............................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 62
A. Kesimpulan................................................................................ 62
B. Saran......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 64
LAMPIRAN

ix
x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Di Wilayah 48


Kerja Puskesmas Lambale Tahun 2018………………

Tabel 4.2 Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah 50


kerja puskesmas Lambale Tahun 2018……………...…

Tabel 4.3 Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale 51


Kabupaten Buton Utara Tahun 2018…………………

Tabel 4.4 Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah 52


kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara
Tahun 2018…………………………………………………
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan 53
Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun
2018…………………………………………………………

Tabel 4.6 Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan 54


Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun
2018…………………………………………………………

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra


Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 4. Master tabel Lampiran
5. Output analisis data Lampiran 6.
Dokumentasi Penelitian

xi
xii
xiix

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN
MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMBALE
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
1 2 2
Wahyu , Syahrianti , Farming
Latar belakang: Masa lanjut usia pada wanita identik dengan fase klimakterik, yaitu masa
peralihan antara masa reproduksi menuju masa yang tidak reproduktif.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan
dan
Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018.
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan rancangan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia > 45 tahun yang
telah mengalami perimenopause yang berjumlah 62 orang. Instrumen pengumpulan data
berupa
kuesioner mengenai pengetahuan ibu, peran suami dan kesiapan menghadapi
menopause.
Data dianalisis dengan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Mayoritas wanita premenopause di wilayah kerja puskesmas
Lambale
Tahun 2018 yakni 27 orang (43,55%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang
menopause. Mayoritas peran suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018 yakni 42 orang (67,74%) adalah positif dalam mendukung
kesiapan wanita menghadapi menopasue. Mayoritas wanita di Wilayah kerja puskesmas
Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yakni 46 orang (74,19%) siap menghadapi
menopause. Secara bivariat hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
Pengetahuan dan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah
Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai
p = 0,016 < α = 0,05 dengan
2 2
X hitung = 8,231 dan nilai p = 0,000 < α = 0,05 dengan X hitung = 18,029

Kata kunci : Kesiapan, Peran suami, Pengetahuan,


Menopause
1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.
2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.
xii
ixi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia normal mengalami pertumbuhan dan

perkembangan dalam berbagai tingkatan umurnya. Semakin bertambah

umurnya maka pertumbuhan dan perkembangan akan berada pada

suatu tahap yang mengakibatkan berbagai perubahan fungsi tubuh.

Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama

kaum wanita.Hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak

lagi cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

merupakan masa yang mau tidak mau harus dijalani seorang wanita

dalam kehidupannya.

Masa lanjut usia pada wanita identik dengan fase klimakterik, yaitu

masa peralihan antara masa reproduksi menuju masa yang tidak

reproduktif (Rebecca, 2007). Masa ini biasa juga disebut sebagai masa

menopause bagi kaum perempuan. Menopause merupakan masa

berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang

usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi

perempuan karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya.

Selain perempuan mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress

psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal

normal sebagaimana yang dijalani oleh semua perempuan (Baziad,

1
2

2003). Menopause dibagi menjadi 4 (empat) fase, yaitu fase

pramenopause, perimenopause, menopause, dan pasca menopause

(Baziad Ali, 2003).

Menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh

dunia, sekitar 70-80%. Untuk wanita Indonesia yang memasuki masa

menopause saat ini sebanyak, 7,4% dari populasi, kemudian naik lagi

sebesar 14% pada tahun 2015. untuk wanita indonesia jumlah wanita

yang telah mengalami menopause telah mencapai 40 juta jiwa (BKKBN,

2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization

(WHO) (2010), populasi wanita yang mengalami menopause di dunia

mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 mendatang

jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan

mencapai 1,2 miliar orang, artinya sebanyak 1,2 miliar perempuan akan

memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali lipat

dari angka sensus tahun 1990 jumlah perempuan menopause.

Gejala-gejala psikologis pada masa menopause yaitu : perasaan

murung, kecemasan, irritabilitas, perasaan yang berubah-ubah, merasa

tidak berdaya, labilitas emosi, gangguan daya ingat, konsentrasi

berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berguna

(Glasier & Gebbie, 2006 dalam Aina 2009 ). Gejala fisik yang dapat

timbul pada menopause adalah keringat pada malam hari, semburan

rasa panas (hot flushes) kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan

rambut, sakit kepala, sakit dan nyeri pada persendian, palpitasi (denyut
3

jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan bertambah (Women’s

Health conceren, 2007 dalam Aina, 2009 )

Walaupun menopause merupakan proses alami yang dialami

setiap wanita, namun bagi sebagian wanita, masa menopause

merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Andrews,

(2009) mengungkapkan bahwa Menopause merupakan kejadian yang

sangat individual, dengan berbagai masalah akibat “usia paruh baya”

yang menyertainya sehingga bagaimana setiap wanita menerima dan

mengalami waktu perubahan fisik ini sangat bervariasi. Ada banyak

kekhawatiran yang timbul di pikiran wanita ketika memasuki fase ini.

Beberapa penelitian menemukan bahwa 75% wanita yang mengalami

menopause merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan

(Aprilia dan Puspitasari, 2007).

Retnowati, (2001) juga mengungkapkan bahwa berdasarkan

tinjauan psikologis wanita pada masa menopause mengalami gangguan

fisik, seksual, sosial, dan gangguan psikologis, dan social. Oleh karena

itu, pada fase menopause diperlukan persiapan dan pengetahuan yang

memadai untuk menghadapinya. Pemahaman wanita tentang

menopause diharapkan wanita dapat melakukan upaya pencegahan

sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus

mengalami keluhan yang berat. Anggapan yang salah atau

ketidaksiapan terhadap menopause akan dapat menimbulkan beberapa

masalah psikis, seperti halnya kecemasan dan depresi yang akan


4

berlanjut sampai terjadinya gangguan jiwa. Persiapan yang dilakukan

jauh-jauh hari dapat menurunkan resiko gangguan fisik maupun psikis

dan perubahan yang terjadi akan diterima dengan lebih baik serta

kualitas hidup akan tercapai (Kasdu, 2004).

Pengetahuan wanita tentang siklus hidupnya sangatlah penting

agar wanita dapat melakukan persiapan fisik dan mental untuk

mengurangi gangguan yang mungkin akan dirasakan (Wahyunita, 2010).

Pemahaman yang baik mengenai menopause pada wanita merupakan

salah satu hal yang penting. Kurangnya pengetahuan yang benar

tentang menopause pada wanita maka akan menimbulkan suatu yang

kurang baik untuk psikis dan juga akan menimbulkan suatu kasus

kecemasan berlebihan. Akibatnya, wanita akan cenderung bersikap

negatif dalam menghadapi masa menopausenya.

Pengetahuan mengenai menopause sangat diperlukan oleh wanita

karena banyak wanita merasa takut mencapai masa menopause, karena

ada anggapan umum bahwa ini adalah masa yang harus dilalui menuju

usia tua (Notoatmodjo, 2007). Wanita seharusnya mengetahui tentang

menopause yang perlu diketahui oleh pasangan suami istri, mengenai

apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejala-gejala

menopause, faktor yang memperlambat dan mempercepat menopause,

dan terapi yang dapat digunakan dalam menghadapi menopause.

Peningkatan pengetahuan tentang menopause pada wanita


5

premenopause, diharapkan dapat terjadi perubahan sikap yang

muncul bila menopause terjadi.

Selain pengetahuan, peran suami juga sangat diperlukan bagi

wanita dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi menopause. Sebab

perubahan psikologis wanita menopause dapat memicu perasaan

cemas, bahkan beberapa wanita dapat kehilangan kepercayaan diri.

pada kondisi ini, suami dapat hadir untuk memberikan penguatan

kepada istrinya agar dapat menerima situasi alamiah tersebut.

Suami dapat dapat berperan sebagai konselor bagi istrinya sehingga

bayangan negatif tentang menopause dapat dihilangkan dari persepsi

wanita.

Peran suami berupa dukungan sangat penting bagi istri menjelang

menopause, tetapi faktanya masih banyak suami yang menganggap

bahwa menopause merupakan kejadian yang alami dan tidak perlu

diperhatikan secara berlebih dan mereka hanya menjadi pengamat yang

pasif saja. Dengan memberikan dukungannya, seorang suami akan turut

menentukan dalam meringankan beban yang dipikul oleh istri menjelang

menopause(Sofia. 2003 : 14). Dukungan yang positif dan terus dibangun

pada saat istri menjelang menopause akan menumbuhkan semangat

dan ketenangan bagi istri, sehingga akan menghadapi fase tersebut

dengan tanpa beban. Dukungan suami dapat diwujudkan antara lain :

dukungan informasi, dukungan emosi, dukungan penilaian, dukungan

finansial. Sebaliknya, dukungan yang kurang akan semakin menambah

beban seorang istri yang menjelang menopause


6

Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2017, hasil sensus

penduduk tahun 2017 di Sulawesi Tenggara jumlah penduduk 2.232.586

jiwa yang terdiri dari 1.121.826 laki-laki dan 1.110.760 jiwa wanita.

Berdasarkan data dari BKKBN Kendari, Jumlah wanita usia subur di

Sulawesi Tenggara adalah 607.610 jiwa dan jumlah wanita menopause

adalah 130.158 jiwa. Di wilayah kerja puskesmas lambale Kabupaten

Buton Utara Tahun 2018 jumlah wanita usia subur 298 jiwa dan

premenopause sebanyak 164 jiwa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas

Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan Pengetahuan dan

Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah

Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

Kesiapan Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas

Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018.


7

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengindentifikasi pengetahuan wanita tentang menopause

di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara

Tahun 2018.

b. Untuk mengindentifikasi peran suami di wilayah kerja


Puskesmas

Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

c. Untuk mengindentifikasi kesiapan wanita menghadapi menopause

di wilayah kerja Puskesmas Lambale tahun 2018.

d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan kesiapan

menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

e. Untuk menganalisis hubungan peran suami dengan kesiapan

menghadapi menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan serta

memberikan informasi ilmiah tentang Pengetahuan, Peran Suami

dan kesiapan wanita menghadapi menopause

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Sebagai masukan terhadap kader kesehatan yang berada di

Lambale untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu


8

premenopause tentang intervensi yang diberikan dari perubahan

psikologis dan fisiologis menopause

b. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka

pembuatan kebijakan tentang tentang kesiapan menghadapi

menopause

c. Bagi Peneliti

Menjadi bahan pembelajaran dalam melaksanakan penelitian

untuk dikembangkan, dan sebagai bahan bacaan dan referensi

bagi peneliti lain di masa yang akan datang tentang menopause.

E. Keaslian Penelitian

1. Hastuti (2007), tentang perbedaan tingkat kecemasan menghadapi

menopause sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan di Desa

Ngoresan Jebres Surakarta. Penelitian Kuantitatif dengan jenis

penelitian quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-

post test design. Jumlah responden 195 orang didapat kesimpulan

ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi menopause sebelum

dan sesudah diberi penyuluhan kesehatan.

perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan

variabel yang di ukur yakni pada penelitian ini mengukur kesiapan ibu

menghadapi menopause.

2. Purwandari (2004), tentang kesiapan wanita menghadapi menopause

dan keluhan yang timbul saat menopause di kelurahan Terban


9

Kecamatan Gondokusuman. Desain penelitian analisis korelasi

dengan rancangan croos sectional. Subyek peneliti adalah wanita usia

45 tahun keatas yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ditentukan

dengan teknik cluster sampling yaitu sebesar 78 responden. Didapat

suatu kesimpulan bahwa tingkat kesiapan wanita dalam menghadapi

menopause dalam kategori cukup, dan keluhan yang timbul saat

menopause dalam kategori sedang.

perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan

metode yang digunakan dimana pada penelitian ini menggunakan

metode quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test-post

test design
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan umumnya dipahami sebagai segala sesuatu yang


diketahui

‘langsung’ dari pengalaman, berdasarkan cerapan panca indera, dan

olahan akal budi yang spontan. Pengetahuan dalam hal ini ialah segala

sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba dan hadir dalam

kesadaran kita. Pengetahuan sehari-hari ini seringkali sifatnya spontan,

subjektif, dan atau intuitif (Sandjaja & Albertus, 2006).

Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan yang telah di pelajari.

Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat

oleh setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau

diajarkan semenjak lahir sampai menginjak dewasa khususnya setelah

diberi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan

diharapkan dapat mengevaluasi suatu materi atau obyek tertentu untuk

melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah seseorang

setelah melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan

tersebut melalui panca indera manusia yaitu indera


penglihatan,
11

10
12

pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan

diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses mencari tahu

yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup

berbagai metode dari konsep, baik melalui proses pendidikan maupun

pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan

yang telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas

dari hal-hal terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah

menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoatmodjo,

2010)

b. Cara memperoleh pengetahuan

Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan,


yaitu:

1) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal

pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya

maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)

atau metode coba-salah/ coba-coba.

2) Cara kekuasaan atau otoritas


13

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan.

Prinsip cara ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu

menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta

empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa

yang dikemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia

pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,


14

dalam jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan

c. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yakni :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.

6) Evaluasi (Evaluation)
15

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pemikiran

terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo, 2010).

d. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui penyuluhan baik

individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk tercapainya

perubahan perilaku individu, keluarga maupun masyarakat, dalam

membina dan memelihara hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan adalah

proses kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses kegiatan

pada umunya sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku

menurut Notoatmodjo (2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku

didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang

terdiri dari:

1). Kesadaran (awareness)

Individu menyadari adanya stimulus.

2). Tertarik (Interest)

Individu mulai tertarik pada stimulus.

3). Menilai (Evaluation)

Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih

baik lagi.

4). Mencoba (Trial)


16

Individu sudah mulai mencoba perilaku yang


baru.

5). Menerima (Adoption)

Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan

kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010)

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


adalah:

1) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik

dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan

dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang

akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi

cara itu.

2) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

3) Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari

orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu


17

berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan

dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang

kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2002)

2. Tinjauan Tentang Peran Suami

Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan di masyarakat. Kamus besar bahasa

Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan

hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah

pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai suatu

tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami

mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan

hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator

dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk

merencanakan keluarga.

Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah

yang dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam

fungsinya di keluarga maupun di masyarakat.

Peran suami dapat berupah dukungan dengan menyediakan sesuatu

untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan

sebagai memberikan dorongan / motivasi atau semangat dan nasihat

kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan (Chaplin, 2006).

Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian


18

dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan,

yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab

dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional

atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya atau dukungan adalah

keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita.

Cohen et al., (1985 dalam Fithriany, 2011) mendefinisikan dukungan

sosial adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional, informational,

instrumental dan appraisal. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

a. Emotional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan

dari orang lain terutama suami sebagai motivasi.

b. Informational adalah dukungan yang berupa informasi, menambah

pengetahuan seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan

masalah seperti nasehat atau pengarahan.

c. Instrumental menunjukkan ketersediaan sarana untuk memudahkan

perilaku menolong orang yang menghadapi masalah berbentuk materi

berupa pemberian kesempatan dan peluang waktu.

d. Appraisal berupa pemberian penghargaan atas usaha yang dilakukan,

memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai

serta memperkuat dan meninggikan perasaan harga diri dan

kepercayaan akan kemampuan individu.


19

Menurut Heaney and Israel, 2008, Friedman (1997 dalam Fithriany

2011) Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:

a. Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga

memberikan informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu

yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh

seseorang. Mengatasi permasalahan dapat digunakan seseorang

dengan memberikan nasehat, anjuran, petunjuk dan masukan.

b. Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi sebagai

pemberi umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah

yang merupakan suatu sumber dan pengakuan identitas anggota

keluarga. Keberadaan informasi yang bermanfaat dengan tujuan

penilaian diri serta penguatan (pembenaran).

c. Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga merupakan

suatu sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup

memberikan bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara

langsung bisa membantu seseorang yang membutuhkan. Dukungan

ekonomi akan membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan

kesehatan anak serta pengeluaran akibat bencana.

d. Dukungan emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai

suatu tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap

ketenangan emosional, mencakup pemberian empati, dengan

mendengarkan keluhan, menunjukkan kasih sayang, kepercayaan,

dan
20

perhatian. Dukungan emosional akan membuat seseorang merasa

lebih dihargai, nyaman, aman dan disayangi

3. Tinjauan Tentang Menopause

a. Pengertian Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang

berarti bulan dan peuseis yang berarti ‘penghentian sementara’.

Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease

yang berarti ‘masa berhentinya menstruasi’. Dalam pandangan medis,

menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk

selamanya. Biasanya menopause terjadi pada wanita mulai usia 45-58

tahun. Masa menopause ini tidak bisa serta merta diketahui, tetapi

biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu (Dita Andira, 2010)

Menurut Manuaba (2009), menopause yaitu tahap atau masa yang

ditandai dengan berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah

kehabisan sel telur dan penurunan hormon estrogen. Menurut Gebbie

(2006), menopause yaitu priode menstruasi spontan yang terakhir pada

seorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara

retrosfektif setelah amenore selama 12 bulan. Menopause merupakan

perjalanan normal seorang wanita. Di mana sesuai dengan pertambahan

usia tentunya semua fungsi organ tubuh juga mulai menunjukkan adanya

perubahan-perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah

menurunnya fungsi organ reproduksi yaitu ovarium di mana pada usia


21

sekitar 45 tahun ditandai dengan keluhan-keluhan haid yang tidak teratur

dan akhirnya di ikuti oleh berhentinya siklus menstruasi (Nurdin, 2011).

Menopause dapat menjadi kejadian yang dapat terjadi secara alami

atau perubahan hidup yang timbul akibat intevensi medis. Umumnya,

sebab menopause dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) Menopause alami

Menopause alami adalah akhir dari tahun reproduksi wanita.

Ditandai dengan tidak hadirnya siklus menstruasi selama satu tahun

penuh. Hal ini dapat terjadi antara usia 45 dan 58 tahun, dengan rata-

rata usia kurang lebih 51 tahun.

2) Menopause prematur

Menopause premature adalah siklus menstruasi wanita berhenti

selama satu tahun penuh sebelum usia 40 tahun. Ini dapat terjadi akibat

berbagai alasan, termasuk akibat berbagai alasan termaksud genetik,

proses autoinum, intervensi medis, seperti kemoterapi. Wanita yang

menjalani menopause awal memiliki risiko kanker payudara dan ovarium

lebih kecil, tetapi memiliki risiko terkena osteoporosis lebih besar.

3) Menopause beralasan atau medis

Menopause medis, kadang-kadang disebut menopause

berhalangan, disebabkan pada saat ada kerusakan parah (seperti yang

disebabkan oleh kemoterapi yang digunakan selama pengobatan

kanker) atau pengangkatan operatif pada ovarium (menopause akibat

bedah). Lebih dari 50 persen wanita pada kemoterapi dilemparkan ke


22

dalam keadaan menopause sementara, dan kadang-kadang menetap.

Wanita yang belum tua (lebih dari 45 tahun) cenderung lebih mengalami

menopause permanen akibat kemoterapi daripada wanita yang lebih

muda (35 dan kurang). Setelah pengangkatan ovarium (ooforektomi),

awal menopause yang mendadak, dan wanita yang cenderung

mendapatkan gejala menopause yang cukup parah (Tagliaferri,M.dkk,

2007).

b. Tahap-Tahap dalam Menopause

Menurut Manuaba (2009), tahap dalam menopause adalah :

1) Fase Pramenopause

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola

menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan

fisik. Hal ini biasanya berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada usia

antara 45-55 tahun. Premenopause atau masa menjelang menopause

adalah suatu keadaan dimana terjadi keadaan perubahaan segala yang

dirasakan oleh wanita, selama 4-5 tahun sebelum memasuki usia

menopause (Winkjosastro, 2008)

2) Fase Menopause

Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan

fisik makin menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara

56-60 tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea

sekurang-kurangnya 1 tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh

siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang.


23

Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan,

kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini

untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Menopause juga

ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin

lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambat menarche teradi,

makin cepat menopause timbul (Winkjosastro, 2008).

3) Fase Pascamenopause

Terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi

terhadap perubahan psikologis dan fisik. Keluhan semangkin berkurang.

Pasca menopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause. Pasca

menopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai

menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap

osteoporosis dan penyakit jantung, Selain itu, mereka berisiko lebih

besar terserang penyakit alzheimer, stroke, mata kering, kanker usus,

dan lain-lain.

c. Faktor yang mempengaruhi Usia menopause

Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun.

Faktor - faktor yang mempengaruhi usia menopause (Nadine, 2009)

diantaranya :

1) Kebiasaan merokok

Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok kemungkinan

mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun lebih

awal.
24

2) Status gizi

Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat mengalami

menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah usia 50 tahun

biasanya pada usia 35-40 tahun.

3) Lemak tubuh

Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah wanita

yang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang

kegemukan.

4) Turunan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak perempuannya

cenderung mengalami menopause pada usia yang sama. Tapi

diperlukan beberapa penelitian untuk mengatahui apakah genetika

menjadi faktor kunci dalam menentukan usia menopause

5) Dataran tinggi

Wanita yang tinggal di dataran tinggi >4000 m lebih mungkin mengalami

menopause lebih awal.

6) Usia menarche

Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini menarche

terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat

menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini

umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause

makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang

(Sarwono, 2007).
25

d. Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Menopause

Setiap wanita menopause akan mengalami perubahan baik fisik

dan psikologis.

1) Perubahan Fisik

Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh

pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh

seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan

yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Nirmala, 2003) seperti :

a) Siklus haid yang tidak teratur/perdarahan

Beberapa keluhan siklus haid tanda paling umum adalah fluksasi

dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak

pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah

darah yang sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan hal yang

normal (Jones, 2005)

b) Gejolak rasa panas (Hot Fluses)

Hot Fluses adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan

tubuh bagian atas ( seperti leher dan dada). Kulit di daerah tersebut

terlihat kemerahan. Gejolak panas terjadi karena jaringan yang sensitif

atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar

estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan akibat dari pengaruh

hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengukur

temperatur tubuh. Gejala panas bisa terjadi beberapa detik atau menit,

tetapi ada juga yang berlangsung sampai satu jam (Baziad, 2003).
26

c) Jantung berdebar – debar

Dalam beberapa penelitian masa menopause di ikuti dengan

jantung berdebar – debar karena pada masa ini kadar estrogen menurun

sehingga peluang terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit

dari pria. Peluang ini dapat berkurang jika berolahraga secara teratur,

tidak merokok, dan mempertahankan berat badan dalam jangkauan

yang diinginkan, serta diet terkendali (Jones, 2005).

d) Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Sulit Tidur

Cara bekerja secara pasti tidak dapat di ketahui, tetapi pancaran

panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat

tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula

dirasakan nyaman mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai

menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.

Gejala ini sering dirasakan pada malam hari, sehingga yang

bersangkutan menjadi sulit tidur.

e) Berkunang – Kunang

Di masa ini penglihatan mulai terganggu terutama pada ketajaman

mata di karenakan kabur dan berkunang-kunang. Hal ini disebabkan

karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya

sehingga mempengaruhi (Hawari, 2008).

f) Gangguan Libido

Dengan semangkin meningkatnya usia, maka mangkin sering

dijumpai gangguan seksual pada wanita yang di akibatkan kekurangan


27

hormon estrogen sehingga aliran darah ke vagina berkurang, dan sel-sel

epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera. akibatnya cairan vagina

berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga

tidak mau lagi melakukan hubungan seks (Baziad, 2003)

g) Perubahan Kulit

Kulit yang sehat sangat penting bagi wanita, kelainan sedikit saja

pada kulit menyebabkan dampak negatif bagi seorang wanita. Kulit terdiri

atas dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Dermis memiliki banyak

artiolen yang banyak membentuk tumpukan kapiler didalam papil-papil

dan sangat berperan dengan timbulnya panas. Perubahan pada kulit

yang disebabkan oleh kekurangan estrogen dapat mempengaruhi kadar

kalogen dan kadar air dalam kulit yang menyebabkan kulit kehilangan

elastisitasnya, atopik, tipis, kering, dan berlipat-lipat dan bintik-bintik

berupa purpura senilis (Baziad, 2003).

h) Nyeri Otot dan Sendi

Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.

Pemeriksaan radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian

wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang

terjadi yang mengakibatkan menurunnya aliran darah dan sintesis

kalogen sehingga dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak. Kejadian

ini meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003)

i) Berat Badan Bertambah


28

Perubahan kelenjar dapat membuat sebagian orang mengalami

pertambahan berat badan pada masa menopause, namun penyebab

yang lazim adalah asupan makanan dan minuman jauh melebihi yang

dibutuhkan.Wanita membakar kalori lebih lambat dibandingkan pria, dan

tenaga anda semangkin menurun dengan bertambahnya usia (Nirmala,

2003)

2) Perubahan Psikologis

Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh

pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh

seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan

yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Glasier, 2006) seperti :

a) Depresi

Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu

menopause yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada

pada diri setiap seorang wanita karena perubahan fisik dan psikologi

pada tubuh (Nirmala, 2003).

b) Kecemasan

Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu

mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk

hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam atau membahayakan

dirinya. Namun kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang

– orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat

dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga orang-orang


29

yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya

memberikan dukungan.

c) Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita

lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya

dianggap tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya

menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses yang sedang

berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif

terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika

sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses penerimaan

yang sedang terjadi dalam dirinya.

d) Stres

Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan

menyebabkan stres pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap

kecemasan yang dihadapinya pada saat situasi yang menakutkan atau

tidak nyaman. Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa

was-was dan cemas termasuk wanita menopause. Ketegangan

perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,

pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke

dalam tidur. Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi,

mengurangi produktivitas kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap

penyakit. Namun demikian stres tidak hanya memberikan dampak

negatif tetapi juga dampak positif tergantung bagaimana individu


30

memandang dan mengendalikannya karena stres sangat individual

sifatnya ( Anwar, 2003).

e. Cara Hidup Sehat pada Menopause

Menurut Nirmala (2003), Cara hidup sehat adalah cara – cara yang

dilakukan untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan seseorang. Adapun cara – cara tersebut adalah :

1) Terapi Sulih Hormon (TSH)

Merupakan pemberian terapi penggantian hormon untuk

menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi

secukupnya akibat kemunduran fungsi organ – organ endokrin hormon.

Yang mana digunakan untuk mendapatkan hormon yang hilang saat

menopause

2) Mengatur Pola Makan yang Mengandung Fitoestrogen

Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen, untuk

menggantikannya perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung

fitostrogen yang terkandung dalam banyak bahan makanan seperti

serealia, biji – bijian, buah – buahan, kacang – kacangan, sayuran

sehingga terpenuhi suplai dasar tubuh, sekaligus memperkuat daya

tahan tubuh dan mekanisme penyembuhan (Nirmala, 2003).

3) Olahraga Khusus untuk Wanita Menopause ( Manuaba, 1999)

Berolahraga diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan

yang ada. Sekalipun banyak di buka pusat kesegaran jasmani, untuk

mempersingkat waktu dapat dilakukan senam di rumah tanpa


31

memerlukan ruangan yang luas. Untuk mempertahankan kebugaran fisik

harus mengikuti senam kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu

hal itu sudah cukup.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan

gejala-gejala menopause:

1) Olahraga (exercising) secara teratur.

Olahraga selain membantu mengurangi datangnya gejala Menopause,

dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulilah olahraga seperti,

jalan kaki, joggong, meditasi, dan yoga.

2) Berhenti merokok.

Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya Menopause dan

memudahkan kita terkena esteoporosis.

3) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan


kalsium.

Perempuan, terutama menjelang usia-usia Menopause, sebaiknya

mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram sehariannya.

Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti yogurt, susu

beberapa jenis sayuran (antara lain Brokoli). Kalau jumlah kalsium dalam

makanan kurang mencukupi dapat meningkatkan kesehatan tubuh.

4) Mengkonsumsi makanan yang mangandung vitamin

Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat

meningkatkan daya tahan tubuh.


32

5) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda dan


alkohol.

Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat

penyebaran kalsium.

6) Mengkonsumsi kedelai.

Kedelai mengandung fitostrogen atau estrogen yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap (Baziad,

2003).

4. Kesiapan

a. Pengertian

Kesiapan berasal dari kata “siap” mendapat awalan ke- dan akhiran

-an. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2003) kesiapan adalah

suatu keadaan bersiap-siap untuk mempersiapkan sesuatu. Kesiapan

seorang perempuan menghadapi masa menopause akan sangat

membantu dalam menjalani masa menopause ini dengan lebih baik.

Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan wanita untuk

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik

maupun mental atau psikologisnya (Chaplin, 2005).

b. Kesiapan Menghadapi Menopause

Wanita menopause akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh,

sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani

kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berpikir

positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami,


33

seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain.

Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika di imbangi oleh informasi

atau pengetahuan yang cukup, sehingga wanita lebih siap baik siap

secara fisik, mental, dan spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang

dijalani pada masa sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada masa

yang akan datang (Kasdu, 2002).

Menopause merupakan proses alamiah yang terjadi pada semua

perempuan, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi

keharmonisan rumah tangga dan kehidupannya apabila tidak siap

menghadapinya. Masa perubahan ini akan dapat dilalui dengan baik,

tanpa gangguan yang berarti, jika wanita tersebut mampu menyesuaikan

diri dengan kondisi baru yang muncul. Faktor penentu apakah wanita

tersebut siap dengan datangnya masa menopause ini ada di tangan

wanita itu sendiri. Di sini faktor pengetahuan mengenai menopause

sangat berpengaruh dalam menghadapi masa tersebut (Maspaitela,

2007; Kasdu, 2002)

c. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan dalam menghadapi

menopause

Menurut Notoadmodjo (2003) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kesiapan individu dalam menghadapi

perubahanperubahan yang terjadi dalam dirinya, faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Karakteristik
34

Notoadmodjo (2003), menjelaskan bahwa karakteristik pada tiap individu

meliputi:

a) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan (Purwadarminto, 2003)

b) umur

Semakin tua umur seseorang, maka pengalaman akan bertambah

sehingga akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu obyek

(Notoatmodjo, 2003)

c) pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,

pencaharian (Purwadaminto, 2003).

2) Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan

pendidikan. Perempuan yang berasal dari golongan ekonomi rendah

cenderung pasrah dan mampu beradaptasi dengan baik saat mengalami

menopause (Kasdu, 2002). Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi

faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut

cukup baik, akan ngurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan

faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.(Proverawati 2010)

3) Pengetahuan
35

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), adalah merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting

untuk tindakan seseorang

B. Landasan Teori

Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan

berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan

penurunan hormon estrogen (Manuaba, 2009). Wanita menopause akan

mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan berdampak

pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu,

penting bagi seorang wanita selalu berpikir positif bahwa kondisi tersebut

merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan yang

muncul pada fase kehidupannya yang lain. Tentunya sikap yang positif

ini bisa muncul jika di imbangi oleh informasi atau pengetahuan yang

cukup, sehingga wanita lebih siap baik siap secara fisik, mental, dan

spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang dijalani pada masa

sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada masa yang akan datang

(Kasdu, 2002).

Menurut Hawari (2008), kualitas hidup seorang wanita dalam

menjalani masa menopause sangat tergantung pada pandangan

masing-
36

masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang

menopause tersebut. Hal ini berarti bahwa pengetahuan wanita tentang

menopause dapat menopang kesiapannya untuk menghadapi fase

tersebut dengan lebih baik. Selain pengetahuan, kualitas sikap wanita

menopause juga dapat mendorong wanita untuk melakukan tindakan-

tindakan positif dalam rangka menhadapi fase menopause.

Peran suami dapat memberikan dimensi lain bagi kesiapan wanita

dalam menghadapi menopause. Peran positif suami dapat berupa

dukungan kepada istri untuk agar memiliki kesiapan secara fisik maupun

mental dalam menghadapi menopause, sedangkan peran negatif suami

adalah tidak adanya dukungan suami kepada istri secara fisik maupun

mental dalam menghadapi menopause. Keberhasilan seorang istri dalam

menghadapi gejala yang timbul di masa menjelang menopause

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang memungkinkan

adalah dukungan dari suami. Dukungan suami dan komunikasi yang baik

penting bagi keberhasilan penatalaksanaan kelainan yang timbul pada

saat istri menjelang masa menopause. Dukungan suami juga dapat

memberikan cinta dan perasaan serta berbagi beban, dengan dukungan

tersebut dapat melemahkan dampak yang timbul pada saat menjelang

menopause yang di sebut sebagai efek penyangga (buffering effects)

dan secara langsung akan memperkokoh mental individu (Friedman,

2003)
37

C. Kerangka Teori

Wanita
pramenopause

Pengetahuan Peran Suami

Kesiapan Menghadapi
Menopause

 Fisik
 Mental
 Spiritual

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

(Modifikasi Notoatmodjo 2010, Friedman, 2003)


D. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan

Kesiapan
Menghadapi
Menopause

Peran Suami

Gambar 2. 2. Kerangka konsep

Keterangan:

Variabel Bebas : 1. Pengetahuan


2. Peran Suami

Variabel Terikat : Kesiapan Menghadapi Menopause

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan menghadapi

menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018”

2. Ada hubungan peran suami dengan kesiapan menghadapi

menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018”


38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan

pendekatan Cross Sectional study dimana pengumpulan data variabel

dependen dan independen dilakukan secara bersamaan (Pratiknya,

2013).

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah:


Kesiapan (Siap)
Pengetahuan
(Baik)
Kesiapan (Kurang
Siap)

Kesiapan (Siap)
Pengetahuan
(Cukup)
Kesiapan (Kurang
Siap)

Kesiapan (Siap)
Wanita Pengetahuan
(Kurang)
Premenopause Kesiapan (Kurang
Siap)

Kesiapan (Siap)
Peran suami
(Positif)
Siap)

Kesiapan (Siap)
Peran suami
(Negatif)
Siap)

Gambar 3.1 : Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional

38
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas

Lambale

2. Waktu

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah sejumlah subyek besar yang mempunyai

karakteristik subyek yang ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan

penelitian (Siswanto, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua wanita pramenopause, di wilayah kerja Puskesmas Lambale

tahun 2018 yang berjumlah 164 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah wanita yang berusia > 45 tahun yang telah

mengalami perimenopause. Besar sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin (Siswanto, 2015) :

keterangan :

N : Jumlah populasi

n : Ukuran sampel

e : derajat ketentuan 90% (0,1)


maka besar sampel adalah :

164
n
1  164(0,1) 2

164
n
2,64

n  62

Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 62 responden. Tekhnik

pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas yaitu Pengetahuan dan peran suami

2. Variabel terikat yaitu kesiapan menghadapi menopause

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan wanita tentang menopause adalah kemampuan wanita

atau responden menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan

dengan Menopause.

Kriteria Objektif :

a. Pengetahuan baik : jika skor jawaban benar 76-100%

b. Pengetahuan cukup : jika skor jawaban benar 56-75%

c. Pengetahuan kurang : jika skor jawaban benar ≤55%

(Notoadmodjo, 2012)
2. peran suami adalah perangkat tingkah yang dimiliki oleh suami dalam

fungsinya di keluarga untuk menunjang kesiapan isteri menghadapi

menopause

Kriteria objektif :

a. Positif : jika skor jawaban benar ≥ 60 %

b. Negatif : jika skor jawaban < 60%

(Azwar, 2014)

3. Kesiapan menghadapi menopause adalah suatu keadaan wanita

untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik

secara fisik maupun mental atau psikologisnya (Chaplin, 2005)

Kriteria Obyektif

Siap : bila jawaban responden memperoleh nilai

> 50% dari total skor maksimal.

Kurang Siap : bila jawaban responden memperoleh nilai

≤ 50% dari total skor maksimal

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner mengenai

pengetahuan, sikap dan kesiapan menghadapi menopause. Kuisioner

pengetahuan dan sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Kuisioner

pengetahuan menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”,

kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif pada

kuesioner mendapat skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika


menjawab salah. Sedangkan pernyataaan negatif pada kuesioner

mendapat skor 0 jika menjawab benar dan skor 1 jika menjawab salah.

Kuisioner Peran Suami menggunakan 2 alternatif pilihan yaitu “ya” dan

“tidak”. Dimana pertanyaan positif pada kuesioner mendapat skor 1 jika

menjawab “ya” dan skor 0 jika menjawab “tidak”. Sedangkan

pernyataaan negatif pada kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab “ya”

dan skor 1 jika menjawab “tidak”. Sementara kuesioner kesiapan

menghadapi menopause terdiri atas 15 pertanyaan dengan

menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria pernyataan

positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif pada kuesioner mendapat

skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah. Sedangkan

pernyataaan negatif pada kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab

benar dan skor 1 jika menjawab salah. Adapun pengisian kuesioner

dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang

sudah disediakan

G. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data berupa data primer digunakan untuk mengukur

pengetahuan wanita tentang menopause, peran suami dan kesiapan

ibu menghadapi menopause dengan menggunakan kuisioner yang

dibagikan kepada responden.


2. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari buku register ibu premenopause di

wilayah kerja puskesmas Lambale tahun 2018.

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :

Populasi
semua ibu premenopause di wilayah kerja puskesmas
Lambale tahun 2018 berjumlah 164 orang.

Sampel
Sampel berjumlah 62 orang responden

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.2: Alur penelitian

I. Rencana Pengololahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan

informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk

memperoleh
penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini

pengolahan data menggunakan komputer akan melalui tahap-tahap

sebagai berikut

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

relevan dan konsisten.

b. Coding

Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Processing

Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat

dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan bivariat

mengunakan komputer.

d. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber

data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan

pembetulan atau koreksi.

e. Tabulating

Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan dalam

bentuk tabel.
2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas

yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan dan peran suami

terhadap menopause serta variabel terikat yakni kesiapan

wanita menghadapi menopause, dianalisa menggunakan rumus

sebagai berikut:

X = f/n x K

Keterangan:

X = Presentase variable yang diteliti

f = Frekuensi kategori variable yang diamati

n = Jumlah sampel penelitian

K = Konstanta (100%)

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan uji chi square

2
(X ) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05).
2
Adapun penghitungan uji chi square (X ) dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat hubungan Pengetahuan dan peran

suami dengan kesiapan wanita menghadapi menopause,

menggunakan rumus sebagai berikut:


Keterangan :
2
X : Chi square

O : Nilai-nilai yang diamati

E : Nilai-nilai frekuensi harapan

E : Total baris x total kolom


Grand total

Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis

penelitian berdasarkan tingkat signifikan (nilai p value) dengan

program computer SPSS 16.00 adalah:

1) Jikanilai p > α 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

2) Jikanilai p < α 0,05 maka hipotesis penelitian diterima


47

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Lambale merupakan Puskesmas induk dengan Non-

Perawatan yang defenitif berdiri sejak tahun 1994 kemudian Agustus

2011 berubah status menjadi Puskesmas rawat inap. Puskesmas

Lambale berdiri di atas lahan seluas 8,030 m2 yang terletak di Desa

Kasulatombi KecamatanKulisusu Barat Kabupaten Buton Utara, tepatnya

ditengah-tengah Kecamatan Kulisusu Barat.

Wilayah kerja Puskesmas Lambale mencangkup 16 Desa, yaitu:

Desa Kotawo, Desa Lambale, Desa Dampala Jaya, Desa Mekar Jaya,

Desa Kasulatombi, Desa Lapandewa, Desa Labulanda, Desa Karya

Bakti, Desa Karya Mulya, Desa Marga Karya, Desa Triwacu-Wacu, Desa

Waculaea, Desa Bumi Lapero, Desa Rahmat Baru, Desa Soloi Agung.

Sebagian besar wilayah kerja berupa dataran dan perbukitan

sehingga sangat ideal untuk pemukiman. Di bagian Utara yang

berbatasan dengan Kecamatan Wakorumba Utara sebagian besar

hutan.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lambale sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wakorumba


Utara

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kulisusu

3. Sebelah Selatan berbatasan denganTeluk Ereke

47
48

4. Sebelah Barat berbatasandenganKecamatanBonegunu

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lambale pada tahun

2018 sebanyak 7.522 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.806 jiwa dan

perempuan 3.716j iwa, yang terhimpun dalam 1.906 KK. Sehingga rata-

rata jiwaper rumah tangga adalah 4 orang. Rincian penduduk per desa

sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lambale Tahun 2018
LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
JUMLAH
NO DESA WILAYAH DESA + PENDUDU RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
KELURAH
DESA KELURA K
2 AN 2
(km ) HAN TANGGA TANGGA per km

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Lapandewa 1 0 1 2.80 0.21
2,500.0 530 189
2 Labulanda 1 0 1 3.90 0.91
700.0 640 164
3 Kotawo 1 0 1 4.33 0.04
10,561.0 472 109
4 Lambale 1 0 1 4.02 0.08
10,521.0 800 199
5 KaryaBakti 1 0 1 3.84 0.34
1,534.0 522 136
6 KaryaMulya 1 0 1 3.88 0.08
5,000.0 384 99
7 Dampala Jaya 1 0 1 5.08 0.32
1,915.0 610 120
8 Mekar Jaya 1 0 1 3.11 0.20
1,910.0 379 122
9 SoloyAgung 1 0 1 3.93 0.64
918.0 589 150
10 RahmatBaru 1 0 1 4.53 0.18
1,500.0 267 59
11 Lauki 1 0 1 5.64 0.02
10,563.0 186 33
12 Kasulatombi 1 0 1 4.52 1.76
350.0 615 136
13 MargaKarya 1 0 1 3.98 0.25
1,732.0 438 110
14 Tri Wacu- 1 0 1 3.58 0.14
wacu 3,375.0 465 130
15 BumiLapero 1 0 1 3.94 0.20
1,196.0 244 62
16 WacuLaea 1 0 1 4.33 0.09
4,320.0 381 88
JUMLAH 58,595.0 16 0 16 7,522 1,906 3.95 0
49

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan

Pengetahuan dan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi

Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018. Data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner

selanjutnya diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat

menggunakan software SPSS for windows versi 19.

1. Analisi Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik variabel terikat

maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan dalam bentuk distribusi

frekuensi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan Pengetahuan, Peran Suami, dan Kesiapan wanita

menghadapi Menopause di Wilayah kerja puskesmas Lambale

kabupaten Buton Utara Tahun 2018.

a. Deskripsi Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah


kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018.

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

maka peneliti menyajikan deskripsi Pengetahuan wanita tentang

menopause di wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara

Tahun 2018 pada tabel 4.2 berikut.


50

Tabel 4.2
Pengetahuan wanita tentang menopause di wilayah kerja puskesmas
Lambale Tahun 2018

Pengetahuan Jumlah %
Kurang 12 19,35
Cukup 27 43,55
Baik 23 37,10
Total 62 100
sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas wanita

premenopause di wilayah kerja puskesmas Lambale Tahun 2018

memiliki pengetahuan yang cukup tentang menopause, yakni dari 62

orang wanita premenopasue yang menjadi responden, terdapat 27 orang

(43,55%) wanita yang memiliki pengetahuan pada kategori cukup,

sebanyak 23 orang (37,10%) wanita memiliki pengetahuan pada kategori

baik, dan 12 orang (19,35%) wanita memiliki pengetahuan pada kategori

kurang.

b. Deskripsi Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale


Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

maka peneliti menyajikan deskripsi Peran Suami di Wilayah Kerja

Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.3

berikut.
51

Tabel 4.3
Peran Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018

Peran Suami Jumlah %


Negatif 20 32,26
Positif 42 67,74
Total 62 100
sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas peran

suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara

Tahun 2018 memiliki peran positif dalam mendukung kesiapan wanita

menghadapi menopasue, yakni dari 62 orang wanita premenopasue

yang diukur peran suaminya, terdapat 42 orang (67,74%) suami

memberikan peran yang positif pada istrinya, dan 20 orang (32,26%)

suami memberikan peran yang negatif kepada istrinya dalam

menghadapi menopauase.

c. Deskripsi Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah


kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara univariat,

maka peneliti menyajikan deskripsi Kesiapan wanita menghadapi

Menopause di Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton

Utara Tahun 2018 pada tabel 4.4 berikut.


52

Tabel 4.4
Kesiapan wanita menghadapi Menopause di Wilayah kerja puskesmas
Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Kesiapan Jumlah %
Kurang Siap 16 25,81
Siap 46 74,19
Total 62 100
sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas wanita di

Wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten Buton Utara Tahun 2018

siap menghadapi menopause, yakni dari 62 orang wanita premenopause

terdapat 46 orang (74,19%) ibu memiliki kesiapan pada kategori siap.

Dan 16 orang (25,81%) wanita premenopasue memiliki kesiapan pada

kategori kurang siap.

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent (kategorik).

Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan dengan Chi Square

untuk mengetahuai hubungan Pengetahuan dan Peran Suami dengan

Kesiapan Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018. Hasil analisis disajikan

sebagai berikut.
53

a. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi


Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara bivariat,

maka peneliti menyajikan hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Kesiapan
Pengetahuan
Kurang Siap % Siap %
Kurang 7 Total
58,33 5 41,67 12
Cukup 5 18,52 22 81,48 27
Baik 4 17,39 19 82,61 23
Total 16 25,81 46 74,19 62

P-Value 0,016
2
X hitung 8,231
Sumber: olahan data primer

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa wanita premenopause di Wilayah

Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang

memiliki pengetahuan baik mayoritas siap menghadapi menopasue,

yakni dari 23 orang wanita yang memiliki pengetahuan baik, terdapat 19

orang (82,61%) wanita siap menghadapi menopause dan 4 orang

(17,19%) kurang siap menghadapi menopause. Juga wanita yang

memiliki pengetahuan cukup mayoritas siap menghadapi menopause,

yakni dari 27 orang wanita yang berpengetahuan cukup, terdapat 22

orang (81,48%) wanita siap menghadapi menopause, dan 5 orang

(18,52%) wanita kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan


54

wanita yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas kurang siap

menghadapi menopause, yakni dari 12 orang wanita berpengetahuan

kurang, terdapt 7 orang (58,33%) kurang siap menghadapi menopause

dan 5 orang (41,67%) siap menghadapi menopause.

Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada

tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara Pengetahuan dengan Kesiapan Menghadapi

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,016 < α = 0,05

2
dengan X hitung = 8,231.

b. Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi


Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara bivariat,

maka peneliti menyajikan hubungan Peran Suami dengan Kesiapan

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 pada tabel 4.6 berikut.


55

Tabel 4.6
Hubungan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Peran Suami Kesiapan Total
Kurang Siap % Siap %
Negatif 12 60 8 40 20
Positif 4 9,52 38 90,48 42
Total 16 25,81 46 74,19 62
P-Value 0,000
18,029
Sumber: olahan data primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa wanita premenopause di Wilayah

Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 dengan

peran suami yang positif mayoritas siap menghadapi menopasue, yakni

dari 42 orang wanita dengan peran suami yang positif, terdapat 38 orang

(90,48%) wanita siap menghadapi menopause dan 4 orang (9,52%)

kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan wanita dengan peran

suami yang negatif mayoritas kurang siap menghadapi menopause,

yakni dari 20 orang wanita dengan peran suami yang negatif, terdapt 12

orang (60%) kurang siap menghadapi menopause dan 8 orang (40%)

siap menghadapi menopause.

Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada

tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara Peran suami dengan Kesiapan Menghadapi

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,000 < α = 0,05

2
dengan X hitung = 18,029.
56

B. Pembahasan

Menopause merupakan proses berakhirnya siklus menstruasi.

Tidak semua wanita memiliki proses menopause yang sama. Proses ini

umumnya ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap.

Frekuensi dan interval menstruasi akan semakin jarang sebelum

akhirnya berhenti sama sekali. Menurut Prawirohardjo (2008),

menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus

menstruasi yang terjadi karena penurunan hormon estrogen yang

dihasilkan ovarium. Menopause mulai pada umur yang berbeda

umumnya adalah sekitar umur 50 tahun.

Kejadian menopause meruapakan fase yang akan dialami oleh

seorang wanita ketika memasuki usia senja. Oleh karena itu, tentu saja

seorang wanita harus memiliki kesiapan untuk menghadapi datangnya

fase tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas yakni

74,19% wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018 siap menghadapi menopause, namun masih ada

sebnyak 25,81% yang masih kurang siap menghadapi menopause.

Dalam melakukan persiapan, seseorang harus memiliki

pengetahuan tentang apa yang akan dihadapinya. Dalam konteks

persiapan menghadapi menopause, hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas yakni 27 orang (43,55%) wanita di Wilayah Kerja Puskesmas

Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 memiliki pengetahuan

yang cukup tentang menopause. Dari jumlah tersebut, 22 orang


57

(81,48%) siap menghadapi menopause dan 5 orang (18,52%) kurang

siap menghadapi menopasue. Sementara 23 orang (37,10%) wanita

memiliki pengetahuan yang baik, dari jumlah tersebut 19 orang (82,61%)

siap menghadapi menopause dan 4 orang (17,39%) kurang siap

menghadapi menopause. Sedangkan 12 orang (19,35%) wanita yang

kurang memiliki pengetahuan tentang menopause di Wilayah Kerja

Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara Tahun 2018, dimana 7

orang (58,335) kurang siap menghadapi menopause, dan hanya 5 orang

(41,67%) wanita yang siap menghadapi menopause. Hasil penelitian ini

memberikan gambaran bahwa ada keterkaitan antara pengetahuan

wanita tentang menopause dengan kesiapan wanita menghadapi

menopause, yakni bagi wanita yang memiliki pengetahuan baik atau

cukup cenderung siap untuk menghadapi menopause sebaliknya bagi

wanita yang memiliki pengetahuan kurang cenderung kurang siap untuk

menghadapi menopause.

Pengetahuan yang luas menyebabkan seseorang lebih siap dan

matang dalam menjalani segala persoalan yang terjadi dengan baik.

Kasdu (2002) menyatakan bahwa pengetahuan yang cukup akan

membantu wanita memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi

masa menopause dengan lebih baik. Wanita menjelang menopause

akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan

berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya.

Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berpikir positif bahwa
58

kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya

keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain.

Tingkat kesiapan wanita menghadapi menopause sejatinya

muncul sebagai ekspresi kecemasan wanita terhadap respon yang

mungkin ditunjukkan oleh suaminya. Olehnya itu, peran suami juga dapat

menjadi salah satu tolak ukur kesiapan wanita dalam menghadapi

menopause. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peran suami yang

positif terhadap kesiapan wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018. Yakni ada peran suami yang positif

pada 42 orang (67,74%) wanita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 38

orang (90,48%) wanita siap menghadapi menopause, dan hanya 4 orang

(9,52%) wanita yang kurang siap menghadapi menopause. Sedangkan

20 orang (32,26%) wanita lainnya mendapat peran suami yang negatif.

Dari jumlah tersebut, 12 orang (60%) wanita kurang siap menghadapi

menopause dan 8 orang (40%) wanita siap menghadapi menopause.

Dari hasil tersebut tampak bahwa peran suami pada wanita

premenopause dapat menentukan kesiapan wanita untuk menghadapi

menopause. Dengan kata lain, bagi wanita yang di dukung peran suami

yang positif cenderung lebih siap untuk menghadapi menopause

dibandingkan dengan wanita dengan peran suami yang negatif.

Dukungan keluarga, khususnya peran suami berperan penting

dalam menentukan tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi

menopause. Suami sangat berperan dalam menjaga kondisi

kecemasan
59

istri pada saat menghadapi menopause karena hubungan keduanya

akan berdampak pada kondisi psikologis (Kasdu, 2002). Suami adalah

orang terdekat istri atau wanita, pada masa menopause dibutuhkan rasa

penerimaan suami terhadap istri dengan perubahan yang telah terjadi,

seperti sering memberi dukungan berupa pujian, kasih sayang, dan

memberi nasihat, sehingga rasa cemas akan takut kehilangan suami.

Secara bivariat hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan Kesiapan

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,016
2
< α = 0,05 dengan X hitung = 8,23. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian sasrawita (2017) yang menyimpulkan bahwa Terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu pra menopause dengan kesiapan

menghadapi menopause dengan chi square dimana nilai p value 0,011.

Pengetahuan salah satunya didukung oleh pendidikan, pendidikan

yang memadai akan memudahkan seseorang memperoleh pemahaman

yang lebih baik tentang menopause. Pemahaman yang baik tentang

seluk beluk menopause akan menunjang kesiapan wanita dalam

menghadapi menopause. Tingkat pendidikan yang baik akan

mempengaruhi seseorang dalam pengembangan nalar dan analisa.

Dengan daya nalar yang baik akan memudahkan untuk meningkatkan

pengetahuan, salah satu cara yang baik dalam rangka memberikan

informasi dan pesan kesehatan. Seiring dengan peningkatan


60

pengetahuan tentang menopause, maka akan meningkatkan

kesiapan ibu menghadapi masa menopause. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kasdu (2002), bahwa pengetahuan yang baik akan membantu

wanita memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini

dengan lebih baik. Selain itu, Suheimi (2006) juga berpendapat, bahwa

masa premenopause bukan sesuatu yang harus ditakuti, kalau saja

para wanita yang memiliki umur senja mengetahui dengan benar proses

menopause, sehingga bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan.

Selanjutnya, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara peran suami dengan Kesiapan

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,000
2
< α = 0,05 dengan X hitung = 18,029. hasil penelitin ini sejalan dengan

hasil penelitian Eka Heni Susanti (2014) yang menyimpulkan bahwa

Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan

pada wanita dalam menghadapi menopause di polindes Tebalo Manyar

Gresik.

Peran suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause, kecemasan

muncul akibat perubahan perasaan tetapi juga terdapat perubahan

fungsi tubuh di antaranya gangguan menstruasi, konsistensi kulit

menurun, perasaan panas di sekujur tubuh pada malam hari dan mulai

terjadi perubahan penurunan libido (Wirakusumah, 2004). Menurut


61

Lestary (2010) salah satu kebutuhan manusia selain sandang, pangan

dan papan adalah kebutuhan psikologis yaitu rasa dicintai dan disayangi.

Maka dibutuhkan dukungan suami berupa rasa kasih sayang dan rasa

diperhatikan sehingga perasaan buruk yang dirasakan akan sedikitsedikit

menghilang, dan dengan dukungan yang baik akan dapat menurunkan

kecemasan yang dialami wanita. Suami yang tidak menuntut dan

menerima wanita yang tengah mengalami menopause dan meyakinkan

bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang normal akan lebih membantu

seorang wanita yang tengah mengalami kecemasan saat menopause.

Penyesuaian diri merupakan hal paling sulit bagi para Ibu menopause.

Terutama perubahan fungsi seksual,yakni banyak Ibu menopause yang

tertekan serta khawatir terhadap perubahan sikap suaminya

.
62

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Mayoritas wanita premenopause di wilayah kerja puskesmas

Lambale Tahun 2018 memiliki pengetahuan yang cukup tentang

menopause yaitu sebanyak 27 orang (43,55%), pengetahuan baik

sebanyak 23 orang (37,10%) dan pengetahuan kurang sebanyak 12

orang (19,35%).

2. Mayoritas peran suami di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 memiliki peran positif dalam

mendukung kesiapan wanita menghadapi menopause yaitu sebesar

42 orang (67,74%), dan peran negatif sebesar 20 orang (32,26%).

3. Mayoritas wanita di wilayah kerja puskesmas Lambale kabupaten

Buton Utara Tahun 2018 siap menghadapi menopause yaitu sebesar

46 orang (74,19%) dan kurang siap sebesar 16 orang (25,81%).

4. Ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan menghadapi

menopause di wilayah kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton

Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,016 < α = 0,05
2
dengan X hitung = 8,231

62
63

5. Ada hubungan yang signifikan antara Peran suami dengan Kesiapan

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p =


2
0,000 < α = 0,05 dengan X hitung = 18,029

B. SARAN

Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Instansi terkait agar dapat melakukan penyuluhan kepada

wanita premenopause tentang persiapan menghadapi menopause.

2. Bagi ibu agar selalu meningkatkan pengetahuan tentang

menopause, berdiskusi dengan suami agar memiliki kesiapan secara

mental dan fisik dalam menghadapi menopause.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menggali secara lebih

mendalam tentang faktor-faktor yang berhubungan kesiapan wanita

untuk menghadapi menopause.


64

DAFTAR PUSTAKA

Aina, S, 2009. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Usia Menopause Pada


Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan.

Andrew, G. (2009). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita (2thed). Jakarta :


EGC.

Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta


: A Plus Books.

Anwar, Q. 2003. Manajemen stres. Jakarta: P.T. Al. Mawar di Prima

Aprilia, N.I., Puspitasari, N., 2007. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Kecemasan pada Wanita Perimenopause, Surabaya: The
Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1.

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause Edisi 1. Jakarta: EGC

BKKBN. (2006). Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional


Materi Konseling, Jakarta: BKKBN

Brown and Dr. Rebecca Fox. 2007. Menopause. Jakarta : Erlangga

Chaplin, J P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pres

Gebbie, A. Glasier, A. 2006. Keluarga Berencana Dan Kesehatan


Reproduksi. Jakarta : EGC

Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUII

Jones, 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Della Pratasa Publishing

Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat Dan Bahagia Diusia Menopause. Jakarta: Puspa
Swara

Manuaba. 2009. Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetri Genekologi dan


KB. Jakarta: EGC.

Nadine. (2009). Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta: Locus.

Nirmala. (2003). Hidup Sehat dengan Menopause. Jakarta : Buku Populer


Nirmala.
65

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Nurdin, E, A. 2011. Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Jakarta: EGC

Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :


Balai Pustaka

Retnowati S dan Purnamaningsih, E.H. 2001. Hubungan Persepsi Tentang


Menopause dengan Tingkat Kecemasan Pada Wanita Yang
Menghadapi Menopause. Jurnal Psikologi 2000, NO. 2, 96 – 100
ISSN : 0215 – 8884

Sandjaja, Albertus Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi


Pustaka Raya

Tagliaferri dkk. 2006. The New Menopause Book. Jakarta: PT. Indek

Wahyunita, Vina Dwi & Fitrah. 2010. “Memahami Kesehatan Pada Lansia”.
Jakarta: Trans Info Media

Wiknjosastro, H . 2008. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


66

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAY • •
SUMBERDAYA MANUSIA K SEHATAN
POLITEKNIK KESEHATA KENDARI
~0~)1
,. ~?
Ar ,_ '-i P ,"l.v.
JL.Jend. NBsution No. G.14 Anduonohu otB kendBri 93232
Te/p. (0401) 390492.Fax(0401) 393339 e-mai . ltekkeskendari shoo. com

SURAl KETERANGAN BEBAS PUSlAKA


NO: 614/PP/2018

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan

Kendari, menerangkan bahwa :

Nama : Wahyu

NIM : POO312017095

Tempat Tgl. Lahir : Langkumbe, 28 Juni 1995

Jurusan : D.IV Kebidanan


Alamat : lepo-lepo

Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak

mempunyai sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku

maupun urusan administrasi lainnya.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk

mengikuti ujian akhir pada Jurusan D.lV Kebidanan Tahun 2018

Kendari, 05 September 2018


KEMENTERIAN KESEHATAN R I
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUS'A KESEHAT AN
POLITEKNIK KESEHA'T AN KENDARI
JI. Jend. AB. Nasution N:'G'-Jl Anduonohu, Kola Kendari
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 319)339 e-mail: poltekkes_kendari@JK1hoo.com

Nomor : OL.11.02/11 ~~/2018
Lampiran : 1 (satu) eks. ./
Perihal : Permohonan /zin Pene/itian

Yang Terhormat,
Kepala 8adan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sultra
di-
Kendari

Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari:
Nama NIM Wahyu
JurusanlProdi P003120'17095
Judul Penelitian O-IV Kebidar,an
Hubungan Pengetahuan dan Peran Suami Tentang
Monopause Oengan Kesiapan Ibu Menghadapi
Monopause Oi Wilayah Kerja Puskesmas Lambale
Tahun 2018
Untuk. diberikan izin penehtlan oleh 8adan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Oemikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.

Kencari, 12 Juli 2018


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA 68
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Kompleks Bum; Praja Anduonohu Te/p. (0401) 3136256 Kendari 93231
Websit~.: ~ba2i ~ul~i tengga~a_prov·Bo.id fmgail: badanl~an~~ suttra?!$P2m~:I.C?m .

/ Kendari, 13 juli 2018

Kepada
Nomor : 07014761/Balitbang12018 Yth. Bupati Buton Utara
Lampiran di-
Perihal : Izln Penelltian Butan Utara

Berdasarkan Surat Dlrektur Poltekkes Kendari Nomor : DL. 11.02111305212018


Tanggal12 Juli 2018 penhal tersebut di atas, Mahasiswa di bawah ini :
Nama :WAHYU
NIM : P00312017095
Prog. Studi : D-IV Kebidanan
Peke~aan : Mahasiswa
Lokasi Penelitian : Puskemas Lambale
Bermaksud untuk Metakukan PenelitianIPengambiian Data di DaerahlKantor
Saudara, dalam rangka penyusunan KTI, Skrlpsl, Tesls, Dlsertasl dangan judul : •
·HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI TENTANG MENOPAUSE
DENGAN KESiAPAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI WlLAYAH KERJA
PUSKESMAS LAllBALE TAHUN 2018"
Yang akan dilaksanakan dari tanggal: 13 Juli 2018 sampai selesai.

Sehubungan dengan terse but diatal, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan
dimaksud dengan ketentuan :

1. Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban serta menaati perundang-undangan


yang bertaku.
2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula.
3. Dalam letiap kegiatan dilapangan agar plhak Peneliti senantiasa koordinasi dengan
pemerintah 8et~mpat.
4. Wajib menghonnati Adat lstiadat yang benaku di daerah setempat.
5. Menyerahkan 1 (satu) examplar copy hasll penelitian kepada Gubemur Sultra Cq.
Kepala Badan penelitian dan pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
6. Surat izin akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku apabila temyata
pemegang surat izin ini tidak menaati ketentuan tersebut di atas.

Demikian Surat lzin Penelitian diberikan untuk digunakan sebagaimana


mestinya.

TO TODING MSP MA
Utama Muda. Gol. Nlc
. 19680720 199301 1 003
Tembusan:
1. Gubemur Sulawesi Tenggara (sebagai laporan) di Kendari
2. Bupati Buton Utara di Buton Utara
3. Kepata Puskemas Lambale di Buton Utara
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Butan Utara di Buton Utara
5. Direktur Poltekkes Kendari di Kendari
6. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari di Kendati
7. Mahasiswa yang BelSangkutan
69

KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN SUAMI DENGAN
KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAMBALE KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018

NO. RESPONDEN :
Umur :
Pendidikan :

A. PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE


Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
Menopause merupakan tahapan dalam
kehidupan seorang wanita yang ditandai
1
berhentinya masa haid selama 12 bulan berturut-
turut
Wanita yang mengalami menopause
mempunyai
2 tiga pola haid yaitu haid tetap, teratur dan tiba-
tiba berhenti haid menjadi jarang, haid menjadi
tidak teratur
Yang merupakan dampak dari menopause
3 adalah gangguan depresi dan perubahan
suasana hati
Cara hidup sehat pada wanita menopause yaitu
4
dengan mengatur istirahat yang cukup
Gejala menopause paling sering dibicarakan dan
dialami adalah arus panas sensasi yang muncul
5
tiba-tiba yang kemudian dapat menjadi sangat
panas
Gejala penurunan kesehatan pada wanita
6 menopause ditandai dengan sakit kepala dan
jantung berdebar-debar
70

Upaya mengatasi perubahan emosional adalah


7
banyak bergosip dan membuat sensasi baru.
Wanita yang sudah menopause menjadi gemuk
8
karena perilaku makan yang sembarangan
Pengobatan pada wanita menopause merupakan
9 salah satu bagian dari pencegahan dari
menopause
Perubahan psikologis yang sering terjadi pada
10
wanita menopause yaitu mudah tersinggung

B. PERAN SUAMI
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah Suami selalu memuji penampilan ibu ?
Apakah Suami menunjukkan kesabaran menghadapi
2
perubahan sikap ibu ?
Apakah Suami mau mendengan dan memahami keluh
3
kesah ibu ?
Apakah Suami selalu memberikan motivasi kepada ibu
4
agar tetap percaya diri terhadap perubahan fisik ibu ?
Apakah Perhatian suami mulai berkurang terhadap ibu
5
?
Apakah Suami membesarkan hati ibu jika ibu merasa
6
takut menghadapi menopause ?
Apakah suami ibu selalu memperingatkan ibu untuk
7
selalu menjga kebugaran ?
Apakah suami ibu tidak mau ikut menanggung
8
kesulitan ibu dalam menghadapi menopause ?
Apakah suami ibu mencarikan buku, majalah atau
9
sumber informasi yang berkaitan dengan persiapan
71

menghadapi menopause ?
Apakah suami ibu menemani ibu untuk berolahraga
10
atau senam kebugaran

C. KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Untuk mengurangi rasa panas pada tubuh bagian atas
1
(dada, leher, dan wajah), saya sering berolahraga
Meskipun akhir-akhir ini saya banyak berkeringat, saya
2
tidak minum lebih dari delapan gelas air sehari
Untuk menjaga kebugaran, saya berolahraga paling
3 tidak tiga kali seminggu misalnya jalan kaki mengelilingi
desa
Meskipun buah-buahan dapat mengurangi gejala fisik
4
sebelum menopause, saya jarang mengkonsumsinya
Walaupun susu banyak manfaatnya untuk kesehatan,
5
saya tetap tidak suka minum susu
Menjelang menopause, berat badan saya mengalami
6
peningkatan
Saya tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga
7 sendiri, meskipun akhirakhir ini saya merasa mudah
lelah.
Biasanya saya tidur larut malam yaitu di atas jam 10
8
malam
9 Saya merasa cemas menghadapi masa menopause
Diumur saya yang lebih dari 40 tahun, saya merasa
10
mudah marah.
11 Saya suka membaca buku khususnya tentang
72

menopause untuk meningkatkan pengetahuan saya


Menurut saya berpikir positif dapat mencegah
12 keluhankeluhan sebelum menopause yang bersifat
psikologis.
Akhir-akhir ini perasaan saya lebih sensitive atau mudah
13
tersinggung
Di usia saya sekarang, saya lebih sering mengunjungi
14
tempat peribadatan agama yang saya anut
Menurut saya, menopause merupakan bagian siklus
15
kehidupan wanita sehingga kita harus mensyukurinya
73

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

No. Responden : ……..................………………………………................


Alamat : ………………….......…………………….......................

Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud dan tujuan


penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan Judul “Hubungan
Pengetahuan dan Peran Suami dengan Kesiapan Menghadapi
Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Lambale Kabupaten Buton Utara
Tahun 2018”.

Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus


saya jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan
kuesioner dengan jujur.

Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari


pihak lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan
ditanggungkan kepada saya sesuai dengan penjelasan yang sudah
dijelaskan oleh peneliti.

Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat dipublikasikan


sebagai hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian hasil dengan
tidak akan mencantumkan nama, kecuali nomor informan.

.............., ...............................2018

Responden

…………………………………
74

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LAMBALE
Jln.Poros Ereke - Baubau, KM 26 Kode Pos 93672

NO : 445 1 l,vm
SURAT KETERANGAN
/2018

Dengan ini menyatakan bahwa yang bersangkutan dibawah ini:


Nama : SRI ANJA Y A TI, SKM

Nip : 198611192010012020

Jabatan : Kepala Puskesmas Lambale

Dengan Ini menyatakan bahwa :

Nama : Wahyu

Nim : P003120 17095

Jurusan / Prodi : D-IV Kebidanan

Judul Penelitian : "Hubungan pengetahuan dan peran suami dengan kesiapan


Menghadapi Menopause di Wi/ayah Kerja Puskesmas Lambale:"

Dengan ini menerangkan bahwa Mahasiswi yang tertulis namanya diatas diatas Benar-benar telah
melaksanakan penelitian di wiJayah kerja Puskesmas Lambale mulai bulan Juli 2018 sampai selesai.

Demikian Surat Keterangan Penelitian ini di berikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
2

24 Ny.Y 5 50 kurang 5 50 Negatif 7 47 Kurang Siap


25 Ny.Y 5 50 kurang 5 50 Negatif 7 47 Kurang Siap
26 Ny.N 7 70 cukup 6 60 Positif 13 87 Slap
27 Ny.Y 7 70 cukup 6 60 Positif 8 53 Siap
28 Ny.N 9 90 baik 7 70 Positif 11 73 Siap
29 Ny.N 7 70 cukup 6 60 Positif 14 93 Siap
30 Ny.T 7 70 cukup 8 80 Positif 13 87 Siap
31 Ny.E 6 60 cukup 7 70 Positif 13 87 Siap
32 Ny.A 8 80 baik 7 70 Positif 7 47 Kurang Siap
33 Ny.M 8 80 baik 8 80 Positif 14 93 Siap
34 Ny.G 9 90 baik 7 70 Positif 14 93 Siap
35 Ny.D 8 80 baik 7 70 Positif 14 93 Slap
36 Ny.R 9 90 baik 4 40 Negatlf 6 40 Kurang Siap
37 Ny.A 6 60 cukup 7 70 Positif 8 53 Slap
38 Ny.R 5 50 kurang 5 50 Negatif 6 40 Kurang Siap
39 NY.S 5 50 kurang 7 70 Positif 5 33 Kurang Siap
40 NY.D 7 70 cukup 7 70 Positif 13 87 Siap
41 NY.N 7 70 cukup 7 70 Positif 9 60 Siap
42 NY.S 8 80 baik 7 70 Positif 12 80 Siap
43 NY.Z 5 50 ...kurang 8 80 Positif 10 67 Siap
44 NY.S 7 70 cukup 6 60 Positif 14 93 Siap
45 NY.Y 7 70 cukup 6 60 Positlf 8 53 Siap
46 NY.H 7 70 cukup 5 50 Negatif 13 87 Slap
47 NY.N 8 80 baik 4 40 Negatif 9 60 Siap
48 NY.C 5 50 kurang 6 60 Positif 13 87 Siap
49 NY.J 8 80 baik 7 70 Positif 9 60 Siap

I 50 NY.N 5 50 kurang 7 70 Positif 10 67 Slap


51 NY.E 6 60 cukup 7 70 Positif 10 67 Siap
V 52 NY.R 6 60 cukup 8 80 Positif 9 60 Slap
OUTPUT SPSS
Frequencies

Statistics

Pengetahuan Peran_Suami Kesiapan

N Valid 62 62 62

Missing 0 0 0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 12 19.4 19.4 19.4

Cukup 27 43.5 43.5 62.9

Baik 23 37.1 37.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

Peran_Suami

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 20 32.3 32.3 32.3

Positif 42 67.7 67.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

Kesiapan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Siap 16 25.8 25.8 25.8

Siap 46 74.2 74.2 100.0

Total 62 100.0 100.0


2

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Kesiapan 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%


Peran_Suami * Kesiapan 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%

Peran_Suami * Kesiapan

Crosstab

Count

Kesiapan

Kurang Siap Siap Total

Peran_Suami Negatif 12 8 20

Positif 4 38 42

Total 16 46 62

Chi-Square Tests

Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 18.029 1 .000
b
Continuity Correction 15.489 1 .000

Likelihood Ratio 17.469 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
17.738 1 .000
Association
b
N of Valid Cases 62

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.
3

Chi-Square Tests

Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 18.029 1 .000
b
Continuity Correction 15.489 1 .000

Likelihood Ratio 17.469 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
17.738 1 .000
Association
b
N of Valid Cases 62

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengetahuan * Kesiapan

Crosstab

Count

Kesiapan

Kurang Siap Siap Total

Pengetahuan Kurang 7 5 12

Cukup 5 22 27

Baik 4 19 23

Total 16 46 62

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 8.231 2 .016
Likelihood Ratio 7.378 2 .025

Linear-by-Linear Association 5.301 1 .021


4

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 8.231 2 .016
Likelihood Ratio 7.378 2 .025

Linear-by-Linear Association 5.301 1 .021

N of Valid Cases 62

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3,10.
5

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai