Anda di halaman 1dari 234

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KOMUNITAS

TINGKAT SD DI HOMESCHOOLING KAK SETO (HSKS)


PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh :
Sri Rahayu 11170182000037

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
ABSTRAK

Sri Rahayu (11170182000037), Pelaksanaan Pembelajaran Program


Komunitas Tingkat SD di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Pondok Aren
Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan


pembelajaran program komunitas tingkat SD di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
Pondok Aren Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi,
dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data,
penyajian dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran


program komunitas berjalan dengan baik oleh seluruh stakeholder di
homeschooling. Proses pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan (1) Perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh pihak sekolah dan peserta didik (2) Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan selama 3 hari dalam sepekan dengan durasi pembelajaran
3 jam/hari, dengan mata pelajaran seperti di sekolah formal dan pembelajaran yang
bersifat non akademik, (3) Evaluasi pembelajaran dilakukan secara teknis berasal
dari lembar kerja, UTS, UAS dan khusus untuk kelas 6 tingkat SD mengikuti try
out dan ujian paket kesetaraan.

Secara keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran program


komunitas tingkat SD di Homeschooling Kak Seto (HSKS) berjalan dengan baik.
Hanya saja kendala yang dihadapi saat ini yaitu kedisiplinan peserta didik dalam
memulai pembelajaran. Meski begitu pihak homeschooling tetap mengupayakan
agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif pada program komunitas ini.

Kata kunci: Program Komunitas, Homeschooling.

i
ABSTRACT

Sri Rahayu (11170182000037), Implementation of Elementary Level


Community Program Learning at Homeschooling Kak Seto (HSKS) Pondok
Aren, South Tangerang. Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta,
2022, Thesis for Undergraduate Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher
Sciences

This study aims to describe the implementation of learning at the


elementary level community program at Homeschooling Kak Seto (HSKS) Pondok
Aren, South Tangerang. The method used in this research is qualitative. The data
collection methods in this study were interviews, observations, and document
studies. The data analysis technique used is data reduction, presentation, and
conclusion drawing.

The results of this study indicate that the implementation of learning at


the elementary level community program is going well by all stakeholders in
homeschooling. The process of implementing learning through stages (1) learning
planning is carried out by the school and students. (2) The implementation of
learning is carried out for 3 days a week with a learning duration of 3 hours/day,
with core subjects, such as formal schools and non-academic learning, (3) The
evaluation of learning is carried out technically and comes from worksheets, UTS,
UAS and specifically for grade 6 elementary school level following the try out and
equivalence package exams.

Overall, the learning process for the elementary level community


program at Homeschooling Kak Seto (HSKS) went well. It's just that the obstacles
faced today are the discipline of students in starting learning. Even so, the
homeschooling party continues to strive so that learning can run effectively in this
community program.

Keywords: Community Program, Homeschooling.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Alhamdulillah hirabbil alamin, puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah
Swt atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya dan shalawat serta salam penulis
panjatkan kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Pada Program Komunitas
Tingkat SD di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Pondok Aren Tangerang Selatan”.
Skripsi ini disusun dengan tujuan mencapai gelar Sarjana Pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan, doa,
serta motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam keberhasilan
penulisan skripsi ini, ucapan terima kasih dengan hormat kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah fan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
sekaligus dosen pembimbing I yang telah banyak membantu dalam
keberlangsungan perkuliahan sampai selesai.
4. Dr. Rusydy Zakaria, M.Ed., Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, dan
mengarahkan serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini;
5. Dr. Muhammad Syukur, M.A., Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, dan
mengarahkan serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini;
6. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing penulis selama
masa perkuliahan;

iii
7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berharga selama menjalani
perkuliahan;
8. Yuanita Susana, Kepala Kak Seto Learning Center, yang telah membantu
perizinan penelitian skripsi di Homeschooling Kak Seto;
9. Iin Imronah Amelia, S.Pd.I., Kepala Dikdas Sekolah Kak Seto yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian;
10. Alvian Yadi Saputra, S.Pd. Wakasek Dikdas Sekolah Kak Seto, serta tutor-
tutor yang yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam
memperoleh data yang diperlukan selama penelitian;
11. Beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) atas support yang
diberikan sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan kejenjang strata-1;
12. Huma Art Center dan Molecula Indonesia yang bukan hanya menjadi tempat
bekerja bagi penulis, tetapi menambah pengalaman berarti untuk masa depan
penulis;
13. Orang tua terkasih Bapak Sutarno dan Ibu Sa’diah, yang selalu mendoakan
penulis. Tanpanya penulis hanya manusia yang tidak tahu arah jalan “pulang”;
14. Adik-adik kebanggaan Ihsan dan Mariam, yang sangat mewarnai hari-hari
penulis;
15. Sahabat dan teman terdekat penulis, Fara, Bila, dan Adin, ucapan dan perkataan
keluh kesah yang penulis sampaikan, tidak dan jangan pernah lelah menjadi
pendengar.
16. Teman-teman tersayang seperjuangan Nova, April, Ifad, Uswah, dan lainnya
kalian spesial, sampai mengukir kesuksesan dimasa depan!
17. Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Sobat Mengajar
Indoneisa dan FRESH UIN Jakarta yang menjadi salah satu wadah penambah
wawasan penulis selama masa kuliah;
18. Keluarga besar Manajemen Pendidikan 2017 yang senantiasa hadir disetiap
proses perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini;

iv
19. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat
dan terima kasih penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penulisan
atau penyusunan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
baik bagi penulis, maupun bagi pembaca secara umum.

Jakarta, 12 Juli 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6

C. Pembatasan Masalah....................................................................................6

D. Perumusan Masalah .....................................................................................6

E. Tujuan Penelitian..........................................................................................6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................8

A. Homeschooling ..............................................................................................8

1. Pengertian Homeschooling .........................................................................8

2. Faktor Pendorong Homeschooling ...........................................................11

3. Tujuan Homeschooling .............................................................................13

4. Jenis-jenis Homeschooling.......................................................................14

B. Komunitas sebagai Salah Satu Program Homeschooling .......................17

1. Pengertian Program Pembelajaran Komunitas ........................................17

2. Metode Pembelajaran Komunitas ............................................................19

3. Tahapan Pembelajaran Komunitas ..........................................................22

vi
4. Tujuan Pembelajaran Komunitas ..............................................................27

5. Kurikulum Pembelajaran Komunitas........................................................28

6. Hasil Pembelajaran Komunitas .................................................................30

C. Penelitian Relevan ......................................................................................31

D. Kerangka Berpikir......................................................................................32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................35

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................35

B. Metode penelitian........................................................................................36

C. Sumber Data................................................................................................36

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................38

E. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................38

F. Teknik Analisis Data ..................................................................................45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN....................................47

A. Gambaran Umum Homeschooling Kak Seto (HSKS).............................47


1. Sejarah Singkat Homeschooling Kak Seto (HSKS).................................47
2. Visi dan Misi Homeschooling Kak Seto (HSKS)....................................47
3. Struktur Organisasi Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD.......51
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.........................................53
5. Data Peserta Didik Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD........55
6. Sarana dan Prasarana Homeschooling Kak Seto (HSKS).......................56
7. Biaya Program Komunitas Homeschooling Kak Seto (HSKS)...............58
B. Deskripsi Data.............................................................................................59
1. Program Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS)....................................................................................................59
2. Perencanaan Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS)....................................................................................................60
3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Komunitas di
Homeschooling Kak Seto (HSKS)..........................................................63
4. Evaluasi Pembelajaran Homeschooling Kak Seto (HSKS)...................73

vii
5. Ketuntasan Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS)................................................................................................74
6. Mitra Sekolah Kak Seto Group...........................................................76
C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................77
1. Program Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) Tingkat SD ............................................................................77
2. Perencanaan Program Komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
Tingkat SD...........................................................................................78
3. Pelaksanaan Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) Tingkat SD.............................................................................79
4. Evaluasi Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS).................................................................................................80

BAB V PENUTUP................................................................................................82

A. Kesimpulan...............................................................................................82
B. Saran.........................................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................85

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................89

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penulis ........................................................................35

Tabel 3.2 Sumber Informasi ...................................................................................37

Tabel 3.3 Sumber Data ...........................................................................................37

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Pembelajaran .........................................39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi Sarana dan Prasarana ............................41

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Wawancara .............................................................42

Tabel 3.7 Instrumen Daftar Ceklis Studi Dokumen ...............................................44

Tabel 4.1 Peserta Didik di Homeschooling Kak Seto Tingkat SD ........................55

Tabel 4.2 Peserta Didik Program Komunitas Tingkat SD .....................................56

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Pembelajaran Daring...........................................56

Tabel 4.4 Biaya Pendaftaran ..................................................................................58

Tabel 4.5 Mata Pelajaran Wajib Program Komunitas Tingkat SD ........................63

Tabel 4.6 Mata Pelajaran Keterampilan Wajib Program Komunitas

Tingkat SD ..............................................................................................64

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................34

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ..........................................................................46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Yayasan Kaaeto Putra Perkasa ...........................51

Gambar 4.2 Struktur Organnisasi Pendidikan Dasar .............................................52

Gambar 4.3 Pengembangan Kurikulum Nasional ..................................................61

Gambar 4.4 Modul Kelas IV Homeschooling Kak Seto Tingkat SD ....................65

Gambar 4.5 Modul Kelas V Homeschooling Kak Seto Tingkat SD ......................66

Gambar 4.6 Modul Kelas VI Homeschooling Kak Seto Tingkat SD ....................66

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah Kak Seto .....................................................................90

Lampiran 2 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan .........................................97

Lampiran 3 Data Peserta Didik ..............................................................................99

Lampiran 4 Silabus ..............................................................................................108

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................116

Lampiran 6 Hasil Observasi Pembelajaran ..........................................................121

Lampiran 7 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana..............................................123

Lampiran 8 Peserta Didik yang Diwawancara .....................................................124

Lampiran 9 Rapor ................................................................................................125

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS). 132

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Wakil Kepala Homeschooling Kak Seto


(HSKS) ..................................................................................................134

Lampiran 12 Pedoman Wawancara Tutor Kak Seto (HSKS) ..............................136

Lampiran 13 Pedoman Wawancara Peserta Didik Homeschooling Kak Seto


(HSKS) .....................................................................................................139

Lampiran 14 Hasil Wawancara ............................................................................141

Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi.................................................................202

Lampiran 16 Surat Permohonan Penelitian..........................................................203

Lampiran 17 Surat Persetujuan Penelitian ...........................................................204

Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..............................205

Lampiran 19 Hasil Uji Referensi .........................................................................206

Lampiran 20 Biodata Penulis ...............................................................................217

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan penting yang dapat memberikan


perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan diperoleh
dari keluarga, lingkungan, sekolah/lembaga pendidikan dan masyarakat. Pada
dasarnya pendidikan memiliki tujuan untuk mengantarkan peserta didik
menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial yang berkualitas.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu
pembelajaran menjadi suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan disegala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional
senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.1 Dengan begitu
kebutuhan pendidikan akan selalu mengalami perkembangan ke arah lebih baik
dan dapat menjawab tantangan zaman.

Peningkatan mutu pembelajaran bukanlah suatu tugas ringan untuk


dikerjakan, karena bukan hanya berkaitan dengan permasalahan teknis suatu
lembaga/sekolah saja, tetapi mencakup berbagai persoalan yang cukup
kompleks mulai dari permasalahan perencanaan, pendanaan maupun efisiensi
dan efektifitas dari pada penyelenggaraan kegiatan pendidikan di suatu
sekolah. Melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009
Bab II pasal 9 ayat 1 mengenai Penjaminan Mutu Pendidikan Informal, bahwa
penjaminan mutu pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik
2
secara perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Mutu pendidikan
menjadi tolak ukur keberhasilan suatu proses pendidikan dilaksanakan.

1
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2006, hal. 4.
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 Bab II pasal 9 ayat 1, hal. 7.

1
2

Keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam


kepemimpinan untuk membangun komitmen, menghubungkan strategi dan visi
yang tepat, mengatur sumber-sumber yang mendukung terlaksananya strategi.3
maka dari itu dibutuhkan strategi yang tepat dalam suatu lembaga pendidikan
dalam menentukan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan peserta didik.
Kualitas pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan
guna menciptakan situasi pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan keahlian
dan keterampilan yang dimiliki. Jika mutu pembelajaran dalam suatu lembaga
pendidikan tidak diperhatikan maka pendidikan yang diharapkan hanya sebatas
formalitas belaka.

Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pada Bab VI pasal


13 ayat 1 membahas jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya. 4 Dari undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat 3 jalur pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu pendidikan formal,
pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Ketiga pendidikan tersebut
tercipta untuk menyesuaikan kebutuhan pendidikan yang berbeda-beda. Di
mana pada umumnya sebagian besar anak-anak mengenyam pendidikan
formal, akan tetapi tidak ditutupi kemungkinan bahwa pendidikan nonformal
dan informal dibutuhkan untuk memenuhi pendidikan anak-anak yang tidak
sesuai dengan sistem yang ada pada pendidikan formal.

Pendidikan formal dilakukan di sekolah, pendidikan non formal


dilaksanakan di masyarakat, dan pendidikan informal utamanya dilaksanakan di
keluarga, oleh karena itu pendidikan non formal dan informal sering
diasosiasikan sebagai pendidikan di luar sistem persekolahan, atau secara
singkat disebut pendidikan luar sekolah.5 Pendidikan informal merupakan jalur

3
Sofan Amari, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), hal. 18.
4
Undang-undang No. 20 tahun 2003 pada Bab VI Pasal 13 ayat 1, dikutip melalui
sipuu.setkab.go.id pada Minggu 14 Maret 2021, Pukul 10.59 WIB.
5
Elih Sudiapermana, Pendidikan Informal Reposisi, Pengakuan dan Penghargaan, hal. 2-3.
3

pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk suatu kegiatan belajar


secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah melakukan ujian penyesuaian dengan standar
nasional pendidikan, pada hal ini pendidikan informal di Indonesia khususnya
masih membutuhkan lembaga yang mengayomi legalisasi pendidikan informal
seperti ujian pendidikan kesetaraan.
Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dalam pernyataannya
pada 04 April 2020 menyatakan bahwa Indonesia memiliki 3 masalah
pendidikan yang harus dibereskan, pertama adalah persentase siswa berprestasi
rendah, kemudian persentase siswa mengulang kelas yang masih tinggi
mencapai 16%, yang terakhir adalah tingginya ketidakhadiran siswa di kelas.
Hal ini mengacu pada survei PISA (Programme for International Student
Assessment) atau Program Penilaian Pelajar Internasional. Ir. Joko Widodo juga
meminta perbaikan proses belajar dengan perbaikan teknologi informasi dan
komunikasi. Ia juga mengingatkan perbaikan lingkungan belajar yang meliputi
motivasi belajar dan menekan perundungan di sekolah.6 Hal ini membuktikan
bahwa pendidikan di Indonesia masih terdapat permasalahan secara teknis di
berbagai sekolah formal. Homeschooling merupakan metode pendidikan
alternatif yang sedang marak diperbincangkan dan menjadi bahan pertimbangan
oleh orang tua sebagai pilihan pendidikan seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama pada zaman industri 4.0 ini. Seperti
namanya, proses belajar homeschooling biasa dilakukan di rumah, bukan di
tempat pendidikan seperti sekolah, tetapi tidak menutup kemungkinan
homeschooling dilakukan di suatu tempat yang mengedepankan kenyamanan
dan kesenangan seperti berada di rumah. Orang tua tentu berupaya memberikan
pendidikan terbaik untuk anaknya.
Menurut Sumardiono, yang merupakan salah seorang praktisi
homeschooling yaitu sebuah keluarga bertanggung jawab sendiri atas pendidikan
anak-anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Orang

6
Jokowi Kuak 3 Masalah Pendidikan yang Harus Dibereskan, https://m.cnnindonesia.com
dikutip pada Minggu, 05 April 2020 pukul 15.30 WIB.
4

tua bertanggung jawab dan terlibat secara langsung dalam proses


penyelenggaraan pendidikan dan PDCA (Plan, Do, Check and action).7

Jika dikelompokan, alasan orang tua memberikan pendidikan informal


adalah karena anak tersebut memiliki kesibukan atau kekurangan, visi
pendidikan keluarga yang berbeda terhadap pendidikan formal, serta orang tua
lebih memilih fokus terhadap minat bakat anak tanpa meninggalkan kebutuhan
akan pendidikan. Tentunya orang tua memberikan pendidikan agar anaknya
dapat menggali potensi di dalam diri.
Dari uraian di atas, maka homeschooling adalah sebuah jawaban dari
penyesuaian kebutuhan pendidikan yang berbeda-beda. Dengan adanya strategi
peningkatan mutu pembelajaran yang ada di homeschooling membuat
pendidikan homeschooling memiliki kemampuan yang unggul sehingga tidak
tertinggal dengan sekolah formal pada umumnya. Di sini membuktikan
homeschooling bukan dibentuk hanya untuk memenangkan standarisasi orang
tua untuk pendidikan anak saja, serta bukan sebagai formalitas pendidikan
belaka tetapi juga senantiasa menjadi evaluasi agar sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) serta kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang.
Kehadiran homeschooling di Indonesia mulai marak pada 2005.
Kehadirannya lebih dilatarbelakangi sebagai upaya mengantisipasi keberadaan
sekolah reguler (pendidikan formal) yang tidak merata di tiap-tiap daerah.selain
itu ada pula motivasi untuk memperkaya bentuk dan pelaksanaan pendidikan,
khususnya bagi anak berbakat dan memiliki kemampuan khusus. 8 Beberapa
lembaga Homeschooling ternama di Indonesia diantaranya Homeschooling Kak
Seto, Bintang Mulia Homeschooling, Sinergia Homeschooling, Primagama
Homeschooling, Kasih Anugerah Homeschooling, Fikar Homeschooling,
Homeschooling Laskar UI, dan INRII Homeschooling. 9 Sedangkan untuk
Homeschooling yang ada di Tangerang menurut The Asian Parent yakni
Homeschooling Kak Seto, Primagama Homeschooling Tangerang, Fikar School
and Homeschooling, Edupals Brain Training and Homeschooling, Anak Panah
Homeschooling & Cyberschool, Unique Homeschooling, dan House of
Knowledge.10
7
Sumardiono, Homeschooling a Leap for Better Learning Lompatan Cara Belajar, (Jakarta:
PT. Elex Media Kamputindo, 2007), hal. 4.

8
Satmoko. Buku Pintar Sekolah Alternatif, (Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2017), hal. 58.
9
Tim Editorial Rumah.com, https://www.rumah.com/panduan-properti/homeschooling-
30430 diakses pada 04 Juni 2022, Pkl 08.13 WIB.
10
Cut Nadia dalam https://id.theasianparent.com/rekomendasi-homeschooling-di-
tangerang, diakses pada 04 Juni 2022, Pkl 08.40 WIB.
5

Homeschooling Kak Seto (HSKS) merupakan salah satu pelopor


sekolah informal yang sudah berdiri selama 15 tahun dan berakreditasi A.
Homeschooling Kak Seto (HSKS) peka dan perduli terhadap kebutuhan
pendidikan setiap anak yang berbeda, di mana terdapat anak-anak yang masih
merasa tidak nyaman dan tertekan dengan sekolah formal pada umumnya.
Homeschooling adalah sekolah yang dapat membantu mengatasi keresahan
orang tua dan peserta didik. “Belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja
dan dengan siapa saja” 11 merupakan filosofi dari adanya homeschooling Kak
Seto. Selain itu, Homeschooling Kak Seto (HSKS) memberikan kemudahan
belajar peserta didik dengan sistem informasi yang mudah diakses. Terdapat tiga
program yang ada di Homeschooling Kak Seto (HSKS) yakni Distance
Learning, Distance Learning (DL) tunggal dan Program komunitas. Distance
Learning yakni pembelajaran dilakukan di rumah dengan bantuan tutor dan
sumber referensi dari homeschooling, Distance Learning (DL) tunggal yaitu
sumber referensi dan pembelajaran diatur sepenuhnya oleh orangtua, sedangkan
komunitas homeschooling dapat diartikan sebagai kumpulan keluarga-keluarga
praktisi homeschooling yang melakukan kegiatan bersama dan berbagi sumber
daya. 12 Oleh karenanya, program komunitas homeschooling ini menjawab
kebutuhan pendidikan peserta didik dengan mengutamakan bakat dan menjaga
anak dari lingkungan yang kurang baik tetapi tetap mengedepankan kebutuhan
sosial anak.

Selain akses data dan informasi yang lebih mudah dalam penelitian,
Homeschooling Kak Seto merupakan salah satu pelopor pendidikan
homeschooling hal tersebut menjadi pertimbangan penulis dalam menentukan
objek penelitian. Untuk membuktikan homeschooling sebagai pendidikan
informal memiliki pelaksanaan yang kompeten dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman, hal inilah yang

11
Homeschooling Kak Seto, https://www.hsks.sch.id, dikutip pada Sabtu, 04 April 2022.
12
Pengantar Homeschooling, rumahinspirasi.com. dikutip pada Senin, 1 Maret 2021, pukul
19.26 WIB.
6

membuat peneliti merasa tertarik melakukan pengamatan mengenai


“Pelaksanaan Pembelajaran Program Komunitas Tingkat SD di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) Pondok Aren Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis


mengidentifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Belum efektifnya penerapan program pembelajaran komunitas
2. Belum efektifnya penerapan program pembelajaran Distance Learning
(DL)
3. Belum efektifnya penerapan program pembelajaran Distance Learning
(DL) tunggal.
4. Rendahnya disiplin belajar peserta didik
5. Minimnya waktu kegiatan pembelajaran yang berlangsung
6. Rendahnya komitmen (motivasi) peserta didik dalam proses pembelajaran
7. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
8. Kualitas output peserta didik homeschooling

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya, waktu, biaya dan kemampuan akademik


membuat penulis memilih meneliti lebih dalam pada konteks pelaksanaan
pembelajaran program komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat
SD ini.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan difokuskan pada penelitian ini


adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Program Komunitas di
Homeschooling Kak Seto (HSKS)?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah: dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran di
7

Homeschooling Kak Seto (HSKS) melalui salah satu program pembelajaran


yang ada yaitu program komunitas.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk


menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dunia pendidikan
sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan memberikan


informasi kepada pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait
strategi peningkatan mutu pembelajaran yang dilakukan lembaga
pendidikan di sekolah informal khususnya homeschooling.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini memberikan masukan yang berarti bagi sekolah


informal khususnya dalam menjalankan pembelajaran yang bermutu, selain
itu sekolah dapat menciptakan pembelajaran menarik, menyenangkan dan
efektif untuk mengoptimalkan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Homeschooling
1. Pengertian Homeschooling

Homeschooling saat ini telah menjadi salah satu bentuk


pendidikan alternatif yang bertujuan untuk mengakomodasi potensi
kecerdasan anak secara maksimal. Istilah homeschooling sendiri berasal
dari bahasa Inggris yang berarti sekolah rumah. Istilah ini digunakan
secara resmi oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam
13
menyatakan homeschooling. Homeschooling dikenal juga dengan
sebutan home education, home based learning, atau sekolah mandiri.
Menurut Sumardiono pengertian homeschooling adalah model pendidikan
dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas
pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis
pendidikannya 14 . Dalam hal ini, orang tua adalah pihak yang paling
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya.
Secara prinsip, homeschooling adalah pendidikan pilihan yang
diselenggarakan oleh orang tua, proses belajar mengajar dilakukan dalam
suasana kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak-anak yang unik
15
dapat berkembang secara maksimal . Banyak orang berpendapat,
homeschooling seringkali diartikan sebagai school-at-home, sekolah di
rumah. Artinya orang tua akan mengajar anaknya di salah satu ruangan di
rumah, sementara anaknya duduk dengan rapi di meja mendengar
penjelasan dan pengajaran orang tua yang menjadi guru. Padahal
homeschooling adalah alternatif pendidikan yang berbeda dari organisasi
sekolah biasa. Orang tua tidak perlu selalu menjadi guru tetapi mereka

13
Zul Alfiat, “Homeschooling; Pendidikan Alternatif di Indonesia”, Jurnal Visipena, Vol.
10, No. 1, (Juni, 2019), hal. 51.
14
Ajeng Fitriana, “Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Homeschooling sebagai Pendidikan
Alternatif dalam Mengembangkan Potensi Anak di Homeschooling Kak Seto Jakarta Selatan”, Vol
1, No 1, (Februari 2016), hal. 52
15
Zul Alfiat, Op.Cit., hal. 53

8
9

lebih berperan sebagai fasilitator. Ini bertujuan agar anak lebih berminat
dan tekun belajar, bukan untuk melahirkan anak genius yang menguasai
semua materi yang diajarkan.
Tidak ada definisi yang benar-benar khusus untuk
menggambarkan “homeschooling”. Penggunaan definisi tersebut
tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap konsep itu
sendiri sebab model pendidikan yang dilaksanakan dalam homeschooling
dapat berbeda antara satu dengan lainnya. Menurut Collum,
homeschooling adalah satu bentuk alternatif untuk orang tua yang
menekankan dan menfokuskan pembentukan amalan rohani, akademik,
dan pedagogi kepada anaknya terhadap sistem pendidikan formal16. Hal
senada diungkapkan oleh Adiputro dalam Prosiding Seminar Nasional,
homeschooling adalah sebuah aktivitas untuk menyekolahkan anak di
rumah secara penuh. Homeschooling merupakan sebuah pilihan dan
alternatif pendidikan bagi orang tua dalam meningkatkan mutu
pendidikan, mengembangkan nilai iman (agama), dan menginginkan
17
suasana belajar yang lebih menyenangkan. Penjelasan tersebut
menekankan bahwa homeschooling sejatinya merupakan proses
pendidikan alternatif yang dilakukan oleh orang tua atau keluarga dengan
menggunakan model atau kurikulum yang sesuai gaya belajar anak, di
mana proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang kondusif.
Tujuannya agar setiap potensi anak-anak yang unik dapat berkembang
secara maksimal dan memiliki akhlak yang baik kepada orang tua dan
lingkungan sekitar.
Bunday menerangkan bahwa homeschooling merupakan sistem
pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah yang
dipopulerkan sebagai pendidikan alternatif yang bertumpu dalam suasana
keluarga dan menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan

16
Zul Alfiat, Op.Cit., hal. 53
17
Prosiding Seminar Nasional, Homeschooling Versus Sekolah Formal Dialog Tentang
Mutu Pendidikan yang Bermartabat, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2016), hal. 4
10

at home 18 . Meski disebut Homeschooling tidak berarti anak-anak terus


menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak bisa belajar di mana saja,
kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan
menyenangkan seperti layaknya berada dirumah.
Ransom dalam Prosiding Seminar Nasional, menyatakan bahwa
terdapat dua hal penting dalam pendidikan homeschooling, yaitu: 1)
sebagian besar pelaksana homeschooling melakukan aktivitas belajarnya
di rumah dengan “membeli” kurikulum yang telah terstruktur; 2) dalam
melaksanakan homeschooling, orang tua dan anak bertanggung jawab
terhadap pendidikan dan proses belajar, memutuskan apa yang akan
dipelajari, kapan waktu untuk belajar, dan bagaimana cara belajarnya19.
Artinya, pendidikan homeschooling menyediakan kesempatan bagi semua
anak untuk mengembangkan keterampilan, kekuatan, kegigihan, dan
kepercayaan diri mereka. Pembelajaran yang berpusat pada anak
mendukung pengamalan, wawasan, maupun kepribadian dengan
kurikulum yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.
Lebih lanjut, diungkapkan oleh Edy yang dikutip oleh Rosalina
Dewi Heryani, homeschooling artinya melakukan aktivitas pembelajaran
di rumah, tetapi homeschooling bukan berarti memindahkan kurikulum
sekolah ke rumah. Homeschooling merupakan pendidikan alternatif yang
terjangkau oleh semua kalangan, memberikan kemerdekaan untuk
memilih model dan waktu pembelajaran yang cocok bagi anak.
Kurikulumnya bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan akhir
pembelajaran bagi anak20.

Hal penting yang mendasari homeschooling adalah pendidikan


dilaksanakan dengan melibatkan orang tua atau keluarga, difokuskan pada
kepentingan dan kebutuhan anak, dan bertujuan untuk mengembangkan
semua potensi anak semaksimal mungkin. Dalam sebuah lingkungan
homeschooling, setiap anak akan merasa disambut, dididik tanpa merasa

18
Iin Purnamasari, Suyata, Siti Irene Astuti Dwiningrum, “Homeschooling dalam
Masyarakat: Studi Etnografi Pendidikan”, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi,
Vol. 5, No. 1, (Juni, 2017), hal. 16
19
Prosiding Seminar Nasional, Op.Cit.
20
Rosalina Dewi Heryani, “Homeschooling sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak”,
Research And Development Journal of Education, Vol. 3 No. 2, (April, 2017), hal. 147
11

dibeda-bedakan, baik itu latar belakang jenis kelamin, fisik, intelektual,


sosial, emosional, bahasa, maupun karakteristik-karakteristik lainnya.
Secara sederhana, homeschooling diartikan sebagai model
pendidikan berbasis rumah, dengan orang tua sebagai penanggung jawab
aktif serta fokus pada kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya. Dalam
perkembangannya, orang tua dapat bekerja sama dengan bergabung pada
komunitas atau lembaga homeschooling untuk memaksimalkan
pembelajaran pada anak.

2. Faktor-faktor Pendukung Homeschooling


Menurut Zul Alfiat, terdapat beberapa faktor pendukung orang
tua atau keluarga memilih homeschooling, yaitu:
a. Kegagalan Sekolah Formal
Baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia, kegagalan
sekolah-sekolah formal dalam menghasilkan mutu pendidikan yang
lebih baik menjadi pencetus bagi keluarga-keluarga di Indonesia
maupun di luar negeri untuk menyelenggarakan homeschooling.
Homeschooling ini dilihat dapat menghasilkan bentuk pendidikan
bermutu.
b. Keanekaragaman Kecerdasan
Salah satu teori pendidikan yang berpengaruh dalam
perkembangan homeschooling yaitu teori intelegensi ganda atau
keanekaragaman kecerdasan (Multiple Intelligences) yang dibahas di
dalam buku Frames of Minds The Theory of Multiple Intelligences
karya Howard Gardner. Gardner menjelaskan teori kecerdasan anak.
Pada tahun 1999, beliau menambah satu jenis kecerdasan baru
sehingga menjadi jenis kecerdasan manusia. Jenis-jenis kecerdasan
tersebut adalah kebijaksanaan linguistik, kecerdasan matematik-logik,
intelegensi ruang-visual, kecerdasan kinestetik-badan, kecerdasan
musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
intelegensi lingkungan. Oleh sebab itu, homeschooling berupaya
untuk memaksimalkan potensi dan bakat anak sesuai kecerdasan yang
dimilikinya.
12

c. Fasilitas dan Infrastruktur


Dewasa ini, perkembangan homeschooling turut dihasilkan
oleh fasilitas yang berkembang di dunia nyata. Ciri-ciri itu antara lain
fasilitas pendidikan (perpustakaan, muzium, institusi penyelidikan),
fasilitas awam (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman,
rumah anak yatim, rumah sakit), fasilitas perniagaan (pasar raya,
pameran, restoran, pom bensin, sawah, ladang), dan fasilitas teknologi
dan maklumat (internet, suara dan gambar) sehingga di mana anak
didik berada, disitu menjadi kelas dan tempat mereka belajar.21

Menurut Shindunata, praktik-praktik pendidikan di sekolah


formal dewasa ini berjalan seperti mesin turbo. Peserta didik dipacu
untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-
singkatnya. Proses pembelajaran semacam ini menjadi wahana
pembelengguan kreativitas peserta didik. Peserta didik dibebani
dengan tugas-tugas yang sebetulnya mereka sendiri tidak memahami
makna dari tugas tersebut. Sekolah formal lebih menitikberatkan pada
hasil bukan proses. Sehingga seringkali bukan hanya peserta didik,
tetapi guru bahkan pengelola sekolah menghalalkan segala cara untuk
mencapai hasil yang diinginkan22.

Hal ini memperlihatkan kegagalan sekolah formal dalam


menghasilkan input, process, dan output yang bermutu. Potret
pelaksanaan sekolah formal semakin ditambah buram dengan
banyaknya peristiwa tawuran antar pelajar, terjadinya pergaulan bebas
antar pelajar, dan banyaknya pelajar yang terjerat narkoba serta
maraknya kasus pelecehan seksual baik di kalangan anak-anak sampai
remaja. Kebanyakan sekolah formal mengalami kesulitan untuk
melakukan kontrol pengawasan dan pengendalian kepada para pelajar
dari jeratan negatif arus globalisasi informasi dan modernita23. Selain
itu, banyak peserta didik yang mendapatkan pengalaman kurang
menyenangkan selama bersekolah. Salah satu contohnya kasus
bullying, bentakan, dan kekerasan dari guru. Pengalaman-pengalaman
yang kurang berkesan tersebut menimbulkan phobia (ketakutan)

21
Zul Alfiat, “Homeschooling; Pendidikan Alternatif di Indonesia”, Jurnal Visipena, Vol.
10, No. 1, (Juni, 2019), hal. 58
22
Rosalina Dewi Heryani, “Homeschooling sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak”,
Research And Development Journal of Education, Vol. 3 No. 2, (April, 2017), hal. 145
23
Yanti Karmila Nengsih, “Studi Komparatif Pengelolaan Pembelajaran pada
Homeschooling Primagama dengan Homeschooling Anugrah Bangsa”, Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 4, No.1, 2017, hal. 102
13

terhadap sekolah bagi anak dan orang tua. Melihat kondisi ini,
homeschooling dianggap menjadi salah satu alternatif solusi bagi
anak-anak yang kurang cocok dengan sistem pendidikan formal.
Saputro menjelaskan ada banyak alasan orang tua memilih
homeshooling. Adapun alasan yang melatarbelakangi di antaranya
tidak puas dengan pendidikan formal, agar anak punya lebih banyak
waktu bersosialisasi, agar anak bisa memperoleh materi akademis
yang lebih baik, mampu menjalankan nilai-nilai keagamaan tertentu,
anak mempunyai bakat bagus, anak-anak membutuhkan perhatian
khusus (autis, hiperaktif, dan lain-lain), anak-anak yang memilih
karir, anak-anak yang menderita sakit parah, kendala geografis,
fleksibilitas, dan sebagainya24.
Mengacu pada hal-hal di atas, keberadaan homeschooling
dinilai penting sebagai salah satu alternatif para orang tua untuk
memberikan pendidikan yang baik pada anak-anak mereka. Berbagai
kasus dan permasalahan yang kerap kali terjadi di sekolah
menyebabkan tak sedikit orang tua yang lantas memilih
homeschooling agar potensi dan bakat yang dimiliki anak-anak
mereka dapat berkembang di lingkungan yang positif.
3. Tujuan Homeschooling
Suryadi dalam Prosiding Seminar Nasional, menegaskan setiap
pembelajaran yang dilaksanakan harus memiliki tujuan yang tepat,
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Begitu juga
homeschooling yang memiliki beberapa tujuan di antaranya dapat
menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang bermutu,
menjamin pemenuhan kebutuhan belajar melalui akses yang adil pada
program-program belajar dan kecakapan hidup, menghapus disparitas
gender dalam pendidikan dasar dan menengah, serta melayani peserta

24
Ricca Vibriyanthy dan Puji Yanti Fauziah, “Implementasi Pendidikan Karakter di
Homeschooling Kak Seto Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 1
No. 1, (Maret, 2014), hal. 77
14

didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara


fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupannya.25
Diungkapkan juga oleh Mulyadi dalam Prosiding Seminar
Nasional, bahwa homeschooling memiliki tujuan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan dan menantang bagi
anak didik sesuai dengan kepribadian, gaya belajar, kekuatan dan
keterbatasan yang dimilikinya, mempelajari materi pelajaran secara
langsung dalam konteks kehidupan nyata, meningkatkan kreativitas,
kemampuan berfikir, dan sikap serta mengembangkan kepribadian peserta
didik, membina dan mengembangkan hubungan sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, mengatasi keterbatasan, kelemahan, dan
hambatan emosional anak didik sehingga anak didik tersebut berhasil
belajar yang optimal, mengembangkan bakat, potensi, dan kebisaan-
kebiasaan belajar anak didik secara alamiah, mempersiapkan kemampuan
peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, membekali peserta didik
dengan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan kemampuannya
untuk kehidupan di masa depan.26
Penjelasan di atas menekankan bahwa tujuan homeschooling
adalah melayani peserta didik dalam proses pendidikan dengan
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif sesuai dengan
minatnya, mempelajari materi pelajaran secara langsung dalam konteks
kehidupan nyata, mengatasi keterbatasan, kelemahan, dan hambatan
emosional yang dihadapi anak, serta mengembangkan bakat, potensi yang
dimiliki dengan membekali anak untuk mampu memecahkan masalah di
lingkungannya.
4. Jenis-jenis Homeschooling
Kebanyakan para orang tua berpikir bahwa homeschooling
hanya bisa dilakukan di rumah serta diajar oleh orang tua sendiri. Padahal

25
Prosiding Seminar Nasional, Homeschooling Versus Sekolah Formal Dialog Tentang
Mutu Pendidikan yang Bermartabat, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2016), hal. 7

26
Ibid, hal. 7
15

kenyataanya tidak demikian. Menurut Seto Mulyadi dikutip oleh Rosalina


Dewi, ada tiga jenis homeschooling yaitu homeschooling majemuk,
tunggal, dan komunitas sebagai berikut:
a. Homeschooling Tunggal
Sekolah di rumah tunggal adalah homeschooling yang
dilaksanakan oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung
dengan lain. Biasanya homeschooling jenis ini dilaksanakan karena
adanya tujuan atau sebab-sebab khusus yang tidak dapat diketahui
atau dikompromi dengan komunitas homeschooling. Alasan lain
adalah karena lokasi atau tempat tinggal si pelaku homeschooling
yang tidak memungkinkan berhubungan dengan komunitas
homeschooling lain.
b. Homeschooling Majemuk
Homeschooling majemuk ialah homeschooling yang
dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu.
Sementara kegiatan utama tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-
masing. Alasannya terdapat keperluan-keperluan yang bisa
digabungkan oleh beberapa keluarga untuk melakukan aktivitas
bersama. Contohnya kurikulum dari aktivitas olahraga, musik,
kegiatan sosial dan aktivitas keagamaan.
c. Komunitas Homeschooling
Komunitas homeschooling adalah gabungan beberapa
homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus,
bahan pengajaran, aktivitas utama (olahraga, musik/seni, dan bahasa),
dan jadwal pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan antara orang
tua dan komunitasnya kurang lebih 50:5027.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kembara dalam Prosiding
Seminar Nasional, yang menjelaskan bahwa homeschooling diterapkan
dalam beberapa bentuk, yaitu: homeschooling tunggal, homeschooling

27
Rosalina Dewi Heryani, “Homeschooling sebagai Sekolah Alternatif Ramah Anak”,
Research And Development Journal of Education, Vol. 3 No. 2, (April, 2017), hal. 148
16

majemuk, dan komunitas homeschooling. 28 Sementara Edy yang


dikutip oleh Rosalina menyebutkan bahwa jenis sistem homeschooling
terbagi menjadi tiga antara lain:
a. Personal Homeschooling, yaitu orang tuanya sendiri yang
mengajarkan langsung kepada anak, tanpa meminta bantuan siapa
pun.
b. Homeschooling Tutorial, yaitu dengan memanggil guru les atau
mengikutkan anak kursus dibidang yang disukai anak, tujuannya
agar anak menjadi spesialis.
c. Komunitas, yaitu jika orang tua tidak mampu mengajari bisa
diikutkan dalam komunitas homeschooling.29

Berdasakan hal tersebut, penulis menyimpulkan terdapat


empat jenis homeschooling, yaitu homeschooling tunggal/personal
homeschooling yang dilaksanakan oleh keluarga atau orang tua sendiri,
homeschooling majemuk yang dilaksanakan oleh dua atau beberapa
keluarga, homeschooling tutorial yang dilakukan oleh guru
professional, dan komunitas homeschooling. Penerapan homeschooling
ini tergantung dari kebutuhan tiap homeschooler dan disesuaikan
dengan kemampuan orang tua dan minat anak.
Pelaksanaan pendidikan homeschooling sangat bergantung
pada peran vital orang tua yang tidak sekedar sebagai orang tua biologis
semata, namun juga sebagai orang tua ideologis yang menanamkan
keyakinan, aqidah, moral, intelektual, kecakapan hidup, visi, optimisme
dan spirit berprestasi pada anak. Mulai dari belajar mandiri, hingga
pembentukan sikap moral dan rasa percaya atas kemampuan diri sendiri
agar bisa memecahkan masalah yang dihadapi.
Secara sederhana homeschooling bisa dijelaskan sebagai
“sebuah model pendidikan berbasis rumah, dengan orangtua sebagai

28
Prosiding Seminar Nasional, Homeschooling Versus Sekolah Formal Dialog Tentang
Mutu Pendidikan yang Bermartabat, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2016), hal. 8
29
Rosalina Dewi Heryani, Op.Cit., hal. 149
17

penanggung jawab aktif serta focus pada kepentingan dan kebutuhan


anak-anaknya”. 30 Homeschooling adalah model pendidikan di mana
sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas
pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan
rumah sebagai basis pendidikannya.31 Dari beberapa pendapat tersebut,
dapat dikatakan bahwa homeschooling memiliki program yang
berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan dan keinginan pelaksana
homeschooling. Orang tua sendiri yang menyelenggarakan
homeschooling. Namun dengan hal tersebut tidak dipungkiri dalam
perjalanannya, orang tua dapat bekerja sama dengan lembaga lainnya
untuk memperlancar proses homeschooling tersebut.
Beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh para pelaku
homeschooling adalah pertama, anak-anak benar dapat dijadikan subjek
dalam kegiatan belajar; kedua, objek yang dipelajari sungguh sangat
luas; ketiga, orang tua dapat berperan penting dalam menanamkan
kecintaan belajar kepada anak-anaknya sejak sangat dini; keempat,
penyelenggaraannya fleksibel; kelima, sangat cocok dengan strategi
belajar bernama contextual teaching and learning.32 Untuk mengetahui
penerapan pembelajaran homeschooling secara menyeluruh
memberikan dampak terhadap peserta didik maka perlu diamati lebih
lanjut.
B. Komunitas sebagai Salah Satu Program Homeschooling

1. Pengertian Program Pembelajaran Komunitas


Proses pendidikan harus mengedepankan peran aktif peserta
didik dengan diberi hak dan kesempatan untuk ikut menentukan apa yang

30
Indah Hanaco, I Love Homeschooling, Segala Sesuatu yang Harus Diketahui tentang
Homeschooling, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2012), hal. 5-6.
31
Sumardiono, Homeschooling A Leap for Better Learning, (Jakarta: PT. Elex Media
Computindo, 2007), hal. 4.
32
Seto Mulyadi, Homeschooling Keluarga Kak Seto mudah, murah, meriah, dan direstui
pemerintah, (Bandung: PT. Mizan Pustaka), hal. 42-44.
18

terbaik untuk dirinya.33 Salah satu sifat manusia yang modern adalah ingin
adanya perubahan ke arah lebih baik, termasuk juga dalam ranah
pendidikan. Senada dengan pernyataan tersebut, program pembelajaran
yang dijalani oleh setiap peserta didikpun perlu mengalami peningkatan,
tidak hanya senantiasa berkecimpung di dalam kelas mendengarkan guru
memberikan ilmu. Hal ini berlaku tidak hanya bagi program di pendidikan
formal, tetapi juga program pendidikan informal, salah satunya adalah
komunitas homeschooling.
Program komunitas merupakan proses pembelajaran di mana
peserta didik belajar di dalam kelas sambil bersosialisasi bersama teman-
teman. 34 Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan informal memiliki
fleksibilitas. 35 Program pembelajaran komunitas dalam homeschooling
tentunya perlu terstruktur karena fleksibilitas yang didapatkan harus
dimanfaatkan sebagai peluang suatu lembaga homeschooling. Komunitas
homeschooling dapat diartikan sebagai kumpulan keluarga-keluarga
praktisi homeschooling yang melakukan kegiatan bersama dan berbagi
sumber daya.36
Dengan adanya fleksibilitas yang dimiliki oleh pendidikan
informal, salah satunya adalah komunitas, dapat diartikan bahwa
pendidikan homeschooling memiliki kelebihan dari sisi penyesuaian
kebutuhan dan program pembelajaran. Berbagai macam kelebihan yang
ditawarkan oleh lembaga pendidikan homeschooling menciptakan iklim
kompetisi antar lembaga pendidikan homeschooling. 37 Sehingga setiap
homeschooling pasti memiliki strategi tersendiri dalam melaksanakan

33
Dameis Surya Anggara dan Candra Abdillah, “Proses Pembelajaran Program
Homeschooling Tingkat Sekolah Dasar di PKBM Anugrah Bangsa Kota Semarang”, Vol 3, No 1,
(2018), ISSN: 2502-5406, hal. 11.
34
Homeschooling, dikutip melalui www.rumahbelajar-persada.com. Pada Senin, 1
Maret 2021, pukul 19.26 WIB.
35
Iin Purnamasari, “Homeschooling dalam Potret Politik Pendidikan: Studi Etnografi
pada Pelaku Homeschooling di Yogyakarta”, JNE 3(1) (2017), hal. 33.
36
Komunitas Homeschooling,dikutip melalui rumahinspirasi.com. Pada Senin, 1 Maret
2021, pukul 19.26 WIB.

37
Rossy Isyana & Tanti, Jurnal Strategi Komunikasi Pemasaran “Homeschooling Kak
Seto”, hal. 3.
19

pembelajaran terutama dalam menciptakan metode pembelajaran yang


digunakan.
Sesuai dengan beberapa pernyataan mengenai program
pembelajaran komunitas, maka dapat disimpulkan program tersebut
dibentuk dengan penerapan sistem serupa dengan kelas pada umumnya di
mana terdapat peserta didik dan guru/tutor dalam kegiatan belajar
mengajar.

2. Metode Pembelajaran Program Komunitas


Homeschooling menciptakan beberapa gagasan, baik dalam
metode pembelajaran maupun materi pembelajaran yang digunakan.
Metode pembelajaran pada program komunitas meliputi:
a. Student Centered Learning (SCL)
Pembelajaran berbasis Student Centered Learning
menuntut murid aktif, serta melakukan diskusi dengan guru sebagai
fasilitator jika menemui kesulitan. Aktifnya siswa diharapkan mampu
menumbuhkan rasa kreatifitas siswa.38
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah
proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat peserta
didik. Model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel sesuai
dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga pendidikan dan
guru tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai
penunjang.39
Pembelajaran Student Centered Learning merupakan
pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus
pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar
belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada
pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran
dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktek pengajaran yang

38
Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning
(Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk” BioKultur, Vol.III,
No.1,(Januari-Juni 2014), hal.254.
39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 201.
20

paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran,


dan prestasi bagi semua pembelajar.40
Senada dengan pernyataan di atas, Student Centered
Learning menjadi metode pembelajaran yang menuntut peserta didik
lebih aktif dan dominan. Di sini peran guru hanya menjadi
pembimbing/pengarah dari proses pembelajaran peserta didik
tersebut.
b. Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang
dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka,
negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan
menyenangkan.41
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai suatu
pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi
alamiah dari pengetahuan. Dengan begitu peserta didik saling
berhubungan baik di dalam ataupun permasalahan yang ada di luar
kelas.42
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
seharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya

40
Zulvia Trinova, Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning pada Materi
Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4, (Februari 2013), hal. 328.
41
Muhammad Fathurrohman, “Model-model Pembelajaran”, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), hal. 3.
42
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI). (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 141.
21

(Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning


Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
(AuthenticAssessment).43
Menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa contextual teaching and learning atau yang kerap disebut CTL
merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu guru
dalam proses belajar mengajar dengan mengaitkan antara pelajaran
dan kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu
peserta didik menjadi lebih mudah memahami.
c. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Standar Nasional
Pendidikan No. 19 tahun 2005 pasal 19 Ayat 1, proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.44
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna
yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun
keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman
(pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik.
Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan
bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta
didik diperkenankan bekerja secara kooperatif.45

43
Kadir, Konsep Pembelajaran Kontekstual di Sekolah. Dinamika Ilmu. Vol. 13, No. 3,
(Juni, 2013), hal. 25.
44
Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan, No. 19 tahun 2005 pasal
19 Ayat 1.
45
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi. (Surabaya:
http://history22education.wordpress.com/ ), hal.8.
22

Pendekatan PAIKEM ini umumnya tidak harus dilakukan


dengan keempat unsur di dalamnya bisa saja unsur aktif lebih
dominan dibanding unsur lainnya.46
Sesuai dengan regulasi dan pendapat di atas, PAIKEM atau
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
merupakan metode pembelajaran yang digunakan dengan
menggunakan pengetahuan lain seperti halnya media pembelajaran
atau objek pembelajaran tambahan. Hal tersebut sangat berguna untuk
menambah ilmu pembelajaran yang tidak monoton dan
membosankan.

3. Tahapan Pembelajaran Komunitas


Pembelajaran komunitas tentu tidak terlepas dari beberapa tahapan proses
pembelajaran itu sendiri. Meliputi:
a. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Sanjaya, perencanaan dimulai dari penetapan tujuan
yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika merencanakan maka pola pikir
diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan
efisien.47
Pendapat lain Nana Suryapermana menyatakan, perencanaan
pembelajaran harus selaras, harus sesuai, harus sepadan, dan cocok
dengan ranah dan konsep pendidikan dan pembelajaran yang
bersemayam dalam pelukan kurikulum. Perencanaan pembelajaran
juga merupakan cerminan dari sebuah disiplin ilmu pengetahuan,
sehingga dalam langkahnya harus berjalan secara efektif dan efisien.48
Berdasarkan pengertian perencanaan pembelajaran tersebut,
maka sesungguhnya perencanaan pembelajaran yang ada pada program

46
Aswan, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2016), cet.II, hal. 43.
47
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.2013), hal. 23.
48
Nana Suryapermana, Manajemen Perencanaan Pembelajaran, Vol.3, No. 2, ISSN 2442-
8809, Desember, 2017. hal. 185.
23

komunitas dibuat dan disesuaikan untuk keperluan proses belajar


mengajar supaya lebih tertata dengan baik berupa dokumen tertulis. Di
dalam perencanaan pembelajaran sendiri mengandung bahan ajar,
proses kegiatan yang akan dilaksnakan selama pembelajaran sampai
dengan evaluasi hasil belajar.
b. Implementasi Pembelajaran
Implementasi pembelajaran program komunitas ini
dilakukan oleh pihak lembaga homeschooling di sekolah pada
umumnya, pembelajaran di homeschooling hampir sama dengan
sekolah formal pada umumnya akan tetapi dengan durasi yang lebih
singkat. Mayoritas homeschooling menggunakan kurikulum nasional
seperti halnya di homeschooling Kak Seto seperti yang disampaikan
oleh Jejen Musfah dalam penelitiannya yakni HSKS tidak membuat
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) tetapi hanya
menyusun ulang, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mengacu kepada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
SKL sesuai jenjang pendidikan yang sedang ditempuh.49
Penerapan SKL sebagai pacuan kurikulum di homeschooling
tentu mempengeruhi implementasi program komunitas. Di mana
program komunitas menjadi lebih terarah dan terstruktur. Kegiatan
tutorial komunitas yaitu kegiatan rutin tiga kali seminggu bagi peserta
homeschooling Kak Seto, dimana peserta didik akan mempelajari mata
pelajaran sesuai dengan level pendidikan mereka. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan agar peserta didik juga dapat merasakan
suasana seperti layaknya mereka di sekolah pada umumnya 50 sesuai
dengan pernyataan tersebut, program komunitas di homeschooling
bukan hanya mengutamakan minat dan bakat anak, akan tetapi
mempertimbangkan kemampuan bersosial peserta didik juga. Hal ini
terbukti dengan adanya sistem kelas dalam program komunitas

49
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, Aplikasi, Strategi dan Inovasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), hal. 93.
50
Ajeng Fitriana, “Efektifitas Pelaksanaan Pendidikan Homeschooling sebagai
Pendidikan Alternatif dalam Mengembangkan Potensi Anak di Homeschooling Kak Seto Jakarta
Selatan” Vol 1, No 1, (Februari 2016) , hal. 54.
24

sehingga sesama peserta didik dapat berinteraksi satu sama lain.


Program pembelajaran komunitas jenjang SD (Sekolah Dasar) ini
mengampu pelajaran inti dan pelajaran tambahan. pelajaran inti
meliputi bahasa Indonesia, PKN, Matematika, IPA, IPS, dan bahasa
Inggris. Sedangkan pada pelajaran tambahan meliputi pendidikan
agama, Seni Budaya, Penjaskes dan TIK.
c. Penilaian Pembelajaran
Pembelajaran yang telah dilaksanakan pasti membutuhkan
evaluasi, salah satunya dengan dilakukannya penilaian hasil
pembelajaran. Menurut Afandi dan Badarudin, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian, yakni: penilaian yang dilakukan
diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian
menggunakan acuan kriteria berdasarkan dengan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Jadi
pada penilaian ini bukan diperuntukan bagi siapa yang paling unggul
ataupun belum memenuhi kriteria.
Kemudian Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian
yang berkelanjutan, hal ini bertujuan agar kesulitan peserta didik dapat
diketahui dan dianalisis sehingga masalah/kendala dapat terpecahkan.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Seperti
remedial bagi peserta didik yang kurang memenuhi indikator
keberhasilan dan pengayaan bagi peserta didik yang sudah memenuhi
standar keberhasilan.51
Menurut Herman dan Yustina, kegiatan penilaian belajar
yang efektif berorientasi pada hasil penilaian yang berkualitas. Ada
empat hal yang menjadi kunci penilaian belajar yang berkualitas, yaitu:
1) Tujuan penilaian yang dinyatakan secara jelas. Mengapa
melakukan penilaian belajar siswa di kelas? Siapa yang
menggunakan hasil penilaian tersebut? Bagaimana pihak yang
membutuhkan informasi tersebut menggunakan hasil penilaian
tersebut?

51
Afandi dan Badarudin, Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan
Memasukkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 68.
25

2) Target yang dinyatakan secara jelas. Apa yang dinilai? Apakah


guru merumuskan target yang hendak dicapai secara jelas? Apakah
siswa memahami target yang ditetapkan?
3) Desain penilaian belajar siswa yang bermakna. Bagaimana teknik
penilaian yang digunakan? Apakah instrumen penilaian belajar
siswa benar-benar berkualitas? Bagaimana menyusun instrumen
penilaian yang berkualitas? Apakah siswa memperoleh
kesempatan melakukan penilaian pribadi?
4) Mengomukasikan hasil penilaian belajar siswa. Mengapa
mengomunikasikan hasil belajar siswa? Hasil belajar apa yang
dilaporkan? Bagaimana pelaporan hasil belajar siswa.52
Pelaksanaan penilaian mencakup beberapa tahapan yang perlu
dilakukan selama rentang waktu tertentu. Beberapa tahapan utama yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang penting


untuk dimiliki atau dinilai.
2) Mengembangkan berbagai cara untuk mengukur penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diidentifikasi.
3) Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan
menggunakan instrumen yang dikembangkan.
4) Menginterpretasi atau menganalisis informasi yang diperoleh untuk
mengetahui hasil belajar.
5) Menggunakan informasi yang diperoleh untuk memperbaiki proses
pembelajaran.53

Berdasarkan kriteria penilaian tersebut, hendaknya penilaian


dilakukan berdasarkan proses apa yang telah dilaksanakan oleh peserta
didik. Penilaian yang sesuai dengan proses akan membantu proses
pembelajaran bukan hanya untuk sementara waktu tetapi untuk jangka
waktu yang panjang serta mempertimbangkan penilaian dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.

52
Herman Yosep dan Yustina, Penilaian Belajar Siswa Di Sekolah, (Sleman: PT Kanisius,
2014), hal. 25.

53
Ridwan Abdullah, dkk, Evaluasi Proses dan Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2020), hal. 129.
26

d. Pengawasan Pembelajaran
Pengawasan secara umum didefinisikan sebagai cara suatu
oganisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh
mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.54
Pengertian pengawasan di atas memberikan makna bahwa
pengawasan perlu dilaksanakan khususnya dalam lembaga pendidikan
dan dalam lingkup pembelajaran, dengan begitu pogram pembelajaran
yang telah terealisasi dapat senantiasa mengalami peningkatan.
Pengawasan dalam lingkup pembelajaran ini dilakukan oleh berbagai
pihak meliputi kepala sekolah, guru dan orang tua.

Adanya pengertian mengenai pengawasan tersebut membuat


tugas pengawas lebih terarah. Seperti yang diungkapkan oleh Kadim
Masaong bahwa tugas pengawas mencakup hal yang berkaitan dengan
pembelajaran yakni, mengembangkan rencana pembelajaran (silabus
dan RPP), menilai program pembelajaran (silabus dan RPP),
memprakarsai program baru, mendesain kembali organisasi
pengajaran, menyampaikan sumber-sumber pengajaran, menasehati
dan membatu guru-guru, menilai fasilitas dan mengatur modifikasi,
mengedarkan dan menggunakan dana, melaksanakan dan
mengoordinasikan program penataran, sampai dengan merujuk pada
hasil penelitian dan kebutuhan masyarakat.55

Pengawas yang melaksanakan tugasnya dengan baik,


senantiasa menciptakan strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada pertemuan berikutnya/pada periode lain. Dengan begitu,
pemanfaatan media pembelajaran, bahan ajar serta kemampuan dapat
berjalan dengan seimbang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pengawasan/supervisi yang dilakukan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam lingkup pembelajaran tentunya

54
Erlis Milta Rin Sondole dkk, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengawasan terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VII Pertamina BBM Bitung, Jurnal
EMBA, 2015, Vol. 3, hal. 652.
55
Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 13.
27

menghasilkan banyak manfaat. Menurut Sudarsyah, pada level kelas


supervisi membantu guru meningkatkan how to learn & develop, how
to teach and help and profesional development.56

Seperti yang sudah dipaparkan, bahwa pengawasan sangat


penting peranannya maka dengan adanya pengawasan ini diharapkan
peserta didik dan guru dapat melaksanakan program pembelajaran
dengan baik, efektif dan efisien sehingga dampak pembelajaran
dilingkup sekolah dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari peserta
didik.

4. Tujuan Pembelajaran Komunitas


Menurut Richard Rumelt, A good strategy has an essential
logical structure that I call the kernel. The kernel of a strategy contains
three elements: a diagnosis, a guiding policy, and coherent action. 57
Berdasarkan penjelasan tersebut strategi yang baik memiliki 3 inti yang
penting yaitu diagnosis, panduan kebijakan, dan tindakan yang saling
berhubungan. Ketiga elemen tersebut secara umum sangat dibutuhkan
dimana/apapun lembaganya. Tak terkecuali dalam ranah pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, mutu merupakan kebutuhan yang
harus disampaikan dan dirasakan oleh para siswa, guru, orangtua,
masyarakat dan stakeholders pendidikan (pihak-pihak yang menaruh
kepentingan terhadap pendidikan). 58 Mutu dalam pendidikan bukanlah
barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi
kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus
59
utamanya terletak pada peserta didik (learners). Senada dengan
pengertian mutu pendidikan, mutu pembelajaran pun harus disesuaikan
dengan jenjang dan tingkat pendidikan. Contoh saja dengan pendidikan

56
Asep Sudarsyah, Supervisi Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),
hal. 51
57
Richard Rumelt, Good Strategy Bad Strategy The Difference and Why it Matters,
(Suffolk: Great Britain, 2011), hal. 16.
58
Abdul Rahmat dan Syaiful Kadir, Kepemimpinan Pendidikan dan Budaya Mutu,
(Yogyakarta: Zahir Publishing, 2017), hal. 9.
59
Sofan Amari, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), hal. 18.
28

yang ada di homeschooling ini. Seiring dengan mutu pendidikan, kegiatan


pembelajaran komunitas memiliki tujuan yang jelas yakni, sama halnya
dengan tujuan utama Reformasi dan Pengembangan SDM Berbasis
Masyarakat (PPBM) diantaranya membantu pemerintah dalam mobilisasi
sumber daya meningkatkan peran masyarakat semua jenjang, jenis dan
jalur pendidikan, memberi dorongan masyarakat terhadap pendidikan dan
budaya, mendukung pemerintah, dan masyarakat dalam berinovasi
disetiap jenjang pendidikan.60
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan di
atas, pembelajaran komunitas menjadi bukti bahwa variasi pembelajaran
homeschooling yang diterapkan dapat berjalan sesuai dengan tujuan
pendidikan berbasis masyarakat. Hal tersebut terjadi semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik agar tetap berjalan dengan
efektif, efisien dan menyenangkan.

5. Kurikulum Pembelajaran Komunitas


Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan
terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi
muda bangsanya. Secara pedagogis kurikulum adalah rancangan
pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang
menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki
kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,
kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar
filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.61
Dengan adanya penjelasan kurikulum secara konseptual,
pedagogis dan yuridis membuat penyelenggara Homescholing memiliki
acuan yang tepat untuk menentukan bagaimana sistem pembelajaran yang
akan digunakan. Adanya hal tersebut membuat pembelajaran menjadi
terukur dan jelas tujuannya. Homescholing mengacu pada beberapa

60
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI,
Platform Reformasi Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hal. 45-46.
61
Daryanto & Herry, Siap Menyongsong Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media,
2013), Hal. 11.
29

kurikulum, tergantung kepada praktisi Homescholing. Seperti yang


dituliskan oleh Aar Sumardiono, kurikulum tersebut meliputi:
a. Homescholing Mengacu Kurikulum Nasional
Ada praktisi Homescholing yang menjalankan Homescholing
dengan mengacu pada kurikulum nasional yang disediakan oleh
Kemendikbud. Dengan kata lain, model Homescholing yang diambil
mengacu pada model sekolah.
b. Homescholing Mengacu Kurikulum Internasional
Banyak penyedia kurikulum yang menyediakan produk-
produk kurikulum berstandar internasional. Kurikulum internasional
itu mengacu pada sistem pendidikan disebuah negara tertentu,
misalnya Amerika Serikat atau Inggris, tetapi hasilnya diakui di
negara-negara lainnya.
c. Homescholing dengan Acuan Lain
Sebagaimana Homescholing adalah sebuah proses
pendidikan yang terkustomisasi (customized education) sesuai
kebutuhan anak dan kondisi keluarga, model yang dilaksanakan
homeschooling juga sangat beragam.62

Maksud dari pendapat Aar Sumardiono tersebut sangat


sejalan dengan adanya Homescholing di Indonesia. Di mana program
komunitas yang diselenggarakan oleh Homescholing menggunakan
kurikulum yang bervariasi. Kurikulum nasional yang biasa digunakan oleh
sekolah formal mengambil mata pelajaran yang sama dengan sekolah
formal, sedangkan kurikulum internasional digunakan dengan mengikuti
sistem pendidikan di luar negeri yang sudah diakui oleh negara lainnya
sehingga sinkron jika diterapkan di Indonesia, sedangkan kurikulum yang
berasal dari acuan lain digunakan sesuai dengan kebutuhan praktisi
Homescholing seperti halnya pembelajaran yang difokuskan pada
kesenian, olahraga, bisnis dan sebagainya.

62
Aar, dkk, Warna Warni Homescholing, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009),
hal. 90-92.
30

6. Hasil Pembelajaran Komunitas


Seperti yang dikutip dalam penelitian Ajeng Fitriana,
homeschooling Kak Seto menjadikan kegiatan belajar lebih cerdas, kreatif
dan ceria dengan menggabungkan konsep kreatifitas, life skill dan karakter
menjadi landasan profil lulusan Homeschooling Kak Seto, yakni adanya
potensi yang di hasilkan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pada ranah kognitif, Homeschooling Kak Seto menghasilkan lulusan
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman materi yang baik meski
sedikit mata pelajaran yang diajarkan yakni materi UN namun mereka
menguasai materi tersebut, sehingga dapat dikatakan sebagai
Academic Excellence.
b. Pada ranah afektif, “ motivasi belajar baik karena tutor menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan”. dengan konsep dari
Homeschooling Kak Seto itu sendiri belajar kekeluargaan sehingga
tidak ada jarak atau terkesan mengguru, Homeschooling Kak Seto
mendidik para homeschooler untuk memiliki karakter yang siap
terjuan ke masyarakat dan menaati nilai – nilai yang berlaku
dimasyarakat. Kak Seto menyebutnya dengan Good Character.
c. Pada ranah psikomotor, lulusan Homeschooling Kak Seto
dikembangkan kemampuan dan bakat – bakat yang diminatinya
sehingga mereka memiliki fokus keterampilan sendiri yang berbeda
satu dengan yang lainnya, yang dikembangkan untuk membangun
masyarakat sekitarnya sehingga dapat dikatakan lulusannya
Community Builder.63

Adanya tujuan yang jelas dalam setiap pelaksanaan proses


pembelajaran membuat mutu homeschooling menjadi lebih optimal.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan khususnya di
homeschooling, rasa tanggungjawab oleh setiap stakeholder

63
Ajeng Fitriana,”Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Homeschooling sebagai
Pendidikan Alternatif dalam Mengembangkan Potensi Anak di Homeschooling Kak Seto Jakarta
Selatan”, Vol.1.No.1, ISSN 2541-1462 (Februari 2016), Hal. 89.
31

homeschooling tidak hanya berasumsi bahwa sekolah yang berperan


sepenuhnya terhadap perkembangan peserta didik, akan tetapi semua
berpengaruh dalam penentuan keberhasilan homeschooling sehingga dapat
dinyatakan bermutu.

C. Penelitian Relevan

Gambaran penelitian didapatkan dari hasil penelitian terdahulu, maka dari itu
peneliti melihat hasil penelitian relevan sebagai berikut:

1. Lutfi Ariefianto, “Homeschooling: Persepsi, Latar Belakang dan


Problematikanya (Studi Kasus pada Peserta Didik di Homeschooling
Kabupaten Jember)”, jurnal, 2017. Hasil penelitian ini menerangkan
mengenai anggapan anak-anak Homeschooling bahwa sekolah
merupakan tempat belajar yang membosankan dengan rutinitas yang sama
setiap harinya sehingga anak-anak menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk belajar tanpa bisa mengembangkan minat dan bakat.64
Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian ini
yakni pada metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif
deskriptif, sedangkan perbedaannya penelitian ini hanya mendalami
permasalahan yang terjadi pada peserta didik sehingga memilih
Homeschooling sebagai lembaga pendidikan yang dijalani, berbeda
dengan peneliti yang akan meneliti pelaksanaan pembelajaran komunitas
di Homeschooling yang timbul mulai dari permasalahan yang terjadi di
dunia pendidikan sehingga adanya program komunitas pada
Homeschooling tersebut tidak hanya dari sisi siswa tetapi dari guru, dan
sekolah yang menjalankan program tersebut.

2. Novi Cahyanti, “Peningkatan Mutu Pendidikan Homeschooling Kak Seto


Solo pada Satuan SMA dan Kualitas Lulusannya”, skripsi, 2016. Hasil
penelitian ini menerangkan mengenai interaksi pembelajaran di kelas

64
Lutfi Ariefianto, Homeschooling: Persepsi, Latar Belakang dan Problematikanya
(Studi Kasus pada Peserta Didik di Homeschooling Kabupaten Jember), jurnal Unej, Volume IV
No. 2, 2017. Hal 25.
32

serta lulusan di Homeschooling Kak Seto Solo.65 Persamaan penelitian


yang akan peneliti lakukan dengan penelitian ini yakni pada metode
penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif deskriptif yang
meneliti keadaan belajar Homeschooling. Sedangkan perbedaannya
penelitian ini tidak berfokus pada program pembelajaran yang ada
melainkan menganalisis berdasarkan kualitas lulusan saja. Berbeda
dengan peneliti yang akan membahas lebih spesifik pelaksanaan
pembelajaran komunitas sebagai salah satu program Homeschooling.

3. Taufik Ikbal, “Implementasi Manajemen Mutu Pembelajaran di SMP


Muhammadiyah 3 Bandar Lampung”, skripsi, 2017. Hasil penelitian ini
menjelaskan mengenai proses pembelajaran mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan penilaian.66 Persamaan penelitian yang akan
peneliti lakukan dengan penelitian ini yakni pada metode penelitian yang
digunakan yaitu pendekatan kualitatif deskriptif selain itu kesamaannya
meneliti pembelajaran yang berlangsung sehingga menghasilkan
pendidikan yang bermutu, sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
penelitian di mana penelitian ini membahas sekolah formal, berbeda
dengan peneliti yang akan meneliti pada sekolah informal yaitu
Homeschooling sehingga program pembelajaran yang ada pasti berbeda.

4. Ricca Vibriyanthy dan Puji Yanti Fauziah, “Implementasi Pendidikan


Karakter di Homeschooling Kak Seto Yogyakarta”, jurnal, 2014. Hasil
penelitian ini menjelaskan mengenai penerapan pendidikan karakter,
proses dan hasilnya.67 Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan
dengan penelitian ini yakni pada objek penelitian yakni Homeschooling
Kak Seto dan penelitian kualitatif, sedangkan perbedaannya yaitu
penelitian ini membahas mengenai penerapan pendidikan karakter peserta

65
Novi Cahyanti, Skripsi: Peningkatan Mutu Pendidikan Homeschooling Kak Seto Solo
pada Satuan SMA dan Kualitas Lulusannya, 2016. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hal 55.
66
Taufiq Ikbal, Skripsi: Implementasi Manajemen Mutu Pembelajaran di SMP
Muhammadiyah 3 Bandar Lampung, 2017, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Hal.
90-91.
67
Vibriyanthy dan Puji, Jurnal: Implementasi Pendidikan Karakter di Homeschooling
Kak Seto Yogyakarta, 2014, Sanggar Kegiatan Belajar Universitas Negeri Yogyakarta, Hal. 75.
33

didik sedangkan peneliti akan meneliti penerapan pembelajaran yang


berlangsung di Homeschooling Kak Seto Tangerang.

5. Mahfud dan Sutama, “Pengelolaan Pengembangan Minat dan Bakat Anak


Didik di Homeschooling Kak Seto Solo”, Jurnal, 2021. Hasil penelitian
ini membahas perencanaan, pelaksanaan dan penilaian minat dan bakat
peserta didik. 68 Persamaan penelitian ini yakni objek penelitian dan
metode penelitian, sedangkan perbedaan penelitian adalah penelitian ini
membahas pengelolaan yang dilakukan homeschooling dalam
pengembangan minat dan bakat anak sedangkan peneliti mencari
informasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sampai dengan
output dari pembelajaran yang dilaksanakan.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ini dibentuk agar penelitian lebih terarah,
Pelaksanaan pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik dan
menjawab tantangan pendidikan di era industri 4.0 ini, di mana peserta didik
bukan hanya menguasai ilmu akademik saja, tetapi dapat menjelajahi dan
mengembangkan potensi non akademik. Jika keragaman sistem pendidikan
yang ada dapat dikelola dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan, maka
akan didapatkan pendidikan yang optimal bagi setiap peserta didik sehingga
dapat meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran homeschooling
tersebut. Pelaksanaan pembelajaran komunitas pada saat ini mengalami
beberapa permasalahan diantaranya, belum efektif penerapan program
pembelajaran yang berlangsung, minimnya waktu kegiatan pembelajaran,
minimnya komitmen peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran,
terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang
kurang optimal. Permasalahan tersebut tentunya harus diselesaikan dengan
strategi yang tepat meliputi program-program belajar yang bervariasi,
bimbingan tutor dan orangtua yang menyenangkan, pengembangan bahan
ajar dan media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran yang rutin

68
Mahfud dan Sutama, Jurnal: “Pengelolaan Pengembangan Minat dan Bakat Anak
Didik di Homeschooling Kak Seto Solo”, 2021, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 117.
34

dilakukan. Adanya strategi tersebut menciptakan pelaksanaan pembelajaran


yang efektif dan efisien. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian
mengenai pelaksanaan program pembelajaran komunitas dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Pelaksanaan Program Pembelajaran Komunitas

Process Output
Input

Kondisi Nyata Strategi


- Belum efektif - Metode pembelajaran
penerapan program Masalah komunitas yang
Hasil
pembelajaran yang Belum efektif bevariasi
- Terlaksan
berlangsung. pelaksanaan - Bimbingan tutor dan
anya
- Minimnya waktu program orangtua yang
program
kegiatan pembelajaran pembelajaran menyenangkan
pembelaj
- Minimnya komitmen komunitas di - Pengembangan bahan
aran
peserta didik dalam homeschooling ajar dan media
secara
melaksanakan Kak Seto. pembelajaran
efektif
pembelajaran - Evaluasi
dan
- Terbatas sarana dan pembelajaran
efisien
prasarana pembelajaran
- Hasil pembelajaran
yang kurang optimal

Feed Back
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
dengan berfokus pada program pembelajaran komunitas, dengan berlokasi
di Jl. Raya Perigi Lama No. 3A, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang
Selatan, Banten, Kode pos 15227. Alasan menjadikan Homeschooling Kak
Seto (HSKS) sebagai tempat penelitian karena beberapa faktor yakni
Homeschooling Kak Seto Tangerang Selatan merupakan Homeschooling
pusat sehingga perlu sekali diteliti seberapa jauh pelaksanaan program
komunitas yang telah berjalan, dengan begitu penelitian ini dapat dijadikan
sumber referensi bagi masyarakat khususnya mengenai pelaksanaan
pendidikan disalah satu sekolah informal.
2. Waktu Penelitian
Adapun perkiraan waktu penelitian, rencana akan dilaksanakan
mulai bulan September 2021 – Juli 2022 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Sept Okt Nov Des Feb Jul


2021 2021 2021 2021 2022 2022

1 Observasi

2. Wawancara

3. Pengumpulan Dokumen

35
36

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif karena tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis melainkan
mengeksplorasi objek penelitian supaya lebih jelas melalui makna dibalik data
yang ada, baik secara teori ataupun praktik. Pendekatan yang digunakan yaitu
deskriptif analisis dengan metode penelitian ini menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang sebagai objek penelitian
dan perilaku yang dapat diamati sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena
yang diteliti.69 Alasan dasar mengapa peneliti menggunakan metode ini karena
penelitian ini digunakan untuk mengungkap berbagai informasi dan gambaran
mengenai pelaksanaan pembelajaran komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS). Mulai dari pengamatan dan pencarian informasi terhadap objek yang
diteliti, melakukan wawancara dengan informan yang berkompeten dalam
bidangnya serta berhubungan terhadap objek yang diteliti mencatat dan
menganalisis terkait informasi yang telah didapatkan sehingga dapat disajikan
dalam bentuk tulisan ilmiah. Dengan begitu peneliti dapat menggabungkan
kenyataan yang ada yang menghasilkan data deskriptif dari subjek dan objek
yang diteliti. Metode ini peneliti anggap paling tepat dalam mendeskripsikan
mutu pembelajaran yang ada di Homeschooling berdasarkan studi pendahuluan
yang telah dilakukan.

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dapat berupa person, paper dan place. 70 Sumber data tersebut
termasuk dalam jenis data primer dan sekunder:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil sumber data primer adalah kepala
homeschooling, wakil kepala homeschooling, tutor/guru, peserta didik,
orang tua, dan Homeschooling Kak Seto jenjang sekolah dasar.
37

Tabel 3.2 Sumber Informasi


No. Sumber Informasi Jumlah Informan
1 Kepala HSKS 1
2 Wakil Kepala HSKS 1
3 Guru/Tutor HSKS 4
4 Peserta Didik HSKS 6

2. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung, misalnya melalui
orang lain, internet atau dokumen yang ada. Sumber data sekunder adalah
data tertulis dari lembaga dan hasil observasi peneliti.
Tabel 3.3 Sumber Data
No Sumber Informasi Teknik Pengumpulan
. Studi Wawancara Observasi
Dokumen
1 Sejarah HSKS √
2 Profil HSKS √ √
3 Visi dan Misi HSKS √ √
4 Struktur Organisasi √
HSKS
5 Data Guru/Tutor HSKS √
6 Data Peserta Didik √ √ √
beserta Rombongan
Belajar
7 Data Kelulusan Peserta √ √
Didik
8 Data Sarana dan √ √
Prasarana
9 Pedoman Pembelajaran √ √

69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: alfabeta,
2006), hal.137.
70
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 88.
38

10 Data Evaluasi √ √
Pembelajaran

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk teknik pengumpuan data yang dibutuhkan pada penelitian ini,
peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan studi dokumen.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data yang didapatkan
dari narasumber, baik melalui tatap muka langsung atau melalui virtual
meeting sebagaimana disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data/informasi terkait strategi
peningkatan mutu pendidikan di homeschooling Kak Seto. Wawancara
dilakukan dengan beberapa sumber informasi yakni kepala HSKS, wakil
kepala HSKS, guru/tutor, peserta didik dan orang tua/wali peserta didik.
2. Observasi
Metode observasi yang digunakan yakni observasi langsung dengan
menggunakan panduan pengamatan. Observasi digunakan untuk
memperoleh data tentang mutu pembelajaran di homeschooling Kak Seto,
meliputi kegiatan pembelajaran melalui program komunitas, sistem
kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran,
sampai hasil pembelajaran tersebut.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal
berupa catatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh tentang
profil homeschooling, data guru dan staf, data peserta didik, data sarana dan
prasarana, acuan pembelajaran, relevansi program serta manfaat program.
Data/dokumen ini digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga
dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, pengumpulan data,
39

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya.71 Dengan begitu dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif
yang menjadi kunci utama instrumen adalah peneliti sendiri. Peneliti
melakukan observasi terlebih dahulu di lapangan guna mengetahui keadaan
pembelajaran program komunitas yang sebenarnya terjadi, kemudian
melakukan wawancara kepada kepala homeschooling Kak Seto, wakil kepala
homeschooling Kak Seto, guru/tutor, peserta didik, serta orang tua/wali peserta
didik, tahap selanjutnya yaitu mengumpulkan data berbentuk dokumentasi.
Ketiga sumber acuan tersebut disinkronisasikan agar dapat menghasilkan
penelitian yang kompatibel.
1. Observasi
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Pembelajaran
Sumber Aspek Penilaian
Data 1 2 3 4
Guru Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Menanyakan kabar
c. Membaca doa
d. Mengisi daftar hadir
Apersepsi
a. Mengulas pembelajaran pertemuan
sebelumnya
b. Membuka pertanyaan bagi yang
kurang paham materi pembelajaran
Inti pembelajaran
Profesionalisme guru
a. Penguasaan materi
b. Penyampaian materi
c. Cara mengajar
d. Sarana belajar
e. Metode belajar

71
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 60.
40

f. Media belajar
g. Penampilan
Peserta Peran aktif peserta didik
didik a. Menjawab salam
b. Menjawab kabar
c. Membaca doa
Kesungguhan peserta didik
a. Menjawab ketika ditanya
b. Bertanya ketika diberi kesempatan
c. Mengikuti pembelajaran yang
diajarkan
d. Mengikuti pembelajaran dengan
antusias dan senang
Waktu Kecukupan waktu
a. Ketetapan waktu memulai
pembelajaran
b. Ketepatan waktu mengakhiri
pembelajaran
Kebermanfaatan waktu
a. Kinerja guru/tutor dalam
memanfaatkan waktu pembelajaran
b. Kemampuan peserta didik
mengikuti pembelajaran
Sarana Ruang
dan a. Ketersediaan ruang
prasarana b. Kelayakan ruang
c. Kebersihan ruang
d. Ukuran ruang
e. Pemeliharaan ruang
f. Pencahayaan ruang
g. Sirkulasi udara
h. Kenyamanan ruang
41

Perabot dan peralatan


a. Ketersediaan meja, kursi dan papan
tulis
b. Kelayakan meja, kursi dan papan
tulis
c. Ketersediaan peralatan
pembelajaran
d. Kelayakan peralatan pembelajaran
Keterangan:
1 = Kurang baik
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat baik
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi Sarana dan Prasarana
No. Jenis Sarana dan Memadai Keterangan
Prasarana Ya Tidak
1 Lahan
2 Ruang kelas
3 Ruang pimpinan
4 Ruang pendidik
5 Ruang tata usaha
6 Perpustakaan
7 Kantin
8 Tempat beribadah
9 Laboratorium
10 Toilet
11 Meja belajar
12 Kursi
13 Lemari
14 Air conditioner
15 Jaringan internet
42

16 Pagar
17 Taman
18 Lahan parkir
19 Ventilasi
20 Media belajar
21 Tempat penyimpanan
arsip

2. Wawancara
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No. Variabel Dimensi Indikator Responden
1 Pelaksanaan Perencanaan a. Latar belakang a. Kepala
program program diadakan program homeschooling
komunitas komunitas komunitas (analisis b. Wakil kepala
Homeschooling program komunitas) homeschooling
b. Tanggung jawab
homeschooling
(pihak-pihak yang
berperan dalam
penentuan program
komunitas)
c. Tujuan diadakan
program komunitas
d. Sarana dan
prasarana
penunjang
pembelajaran
2 Pelaksanaan a. Penerapan a. Wakil kepala
pembelajaran kurikulum pada homeschooling
program program b. Guru/tutor
komunitas komunitas c. Peserta didik
b. Pelaksanaan mata
43

pembelajaran inti
dan ekstra (peran
guru,
kemampuan/respon
peserta didik,
metode
pembelajaran, dan
penilaian)
c. Program khusus
homeschooling
d. Permasalahan yang
sering timbul dalam
proses
pembelajaran
3 Laporan a. Kualitas (mutu) a. Kepala
pelaksanaan peserta didik homeschooling
program b. Kuantitas (jumlah) b. Wakil kepala
komunitas peningkatan homeschooling
peminat c. Guru/tutor
homeschooling
Kak Seto

4 Strategi a. Upaya peningkatan a. Kepala


peningkatan yang dilakukan homeschooling
mutu secara continue b. Wakil kepala
pembelajaran b. Solusi homeschooling
program pembelajaran yang c. Guru/tutor
komunitas efektif dan efisien
44

3. Studi Dokumen
Tabel 3.7 Instrumen Daftar Ceklis Studi Dokumen
Status
Daftar
No Objek Ada Tidak Keterangan
Dokumentasi
ada
1. Profil a. Sejarah
homeschooling homeschooling
b. Visi, misi dan
tujuan
homeschooling
c. Struktur
organisasi
homeschooling
d. Prestasi
homeschooling
2. Data Guru dan a. Guru tetap
Staf yayasan
b. Guru tidak tetap
yayasan
c. Kepala tata
usaha
d. Staf tata usaha
e. Tenaga
kebersihan
f. Petugas
keamanan
3. Data peserta a. Jumlah siswa
didik laki-laki
b. Jumlah siswa
perempuan
4. Data sarana a. Luas tanah
dan prasarana
45

b. Luas dan jumlah


bangunan
c. Kursi guru
d. Kursi peserta
didik
e. Meja peserta
didik
f. Meja guru
g. Komputer
h. Lab komputer
i. Buku
j. Tempat ibadah
k. Toilet peserta
didik
l. Toilet guru
m. Ruang UKS
n. Ruang Guru
5. Acuan a. RPP guru
pembelajaran b. Silabus
guru/tutor
c. Kurikulum
homeschooling

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterngan atau data-data yang diperoleh agar data-
data tersebut dapat dipahami bukan saja peneliti, akan tetapi juga oleh orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Terdapat 3 tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan untuk
memilih hal-hal pokok, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang
penting untuk tujuan penelitian, penyajian data berbentuk teks yang bersifat
46

deskriptif, hasil dari uraian singkat, bagan, atau penjelasan yang terdapat pada
objek penelitian. Sedangkan penarikan kesimpulan dibuat berdasarkan proses
pencarian persamaan dan perbedaan dari berbagai kecenderungan data yang
telah disajikan. Kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih terasa kurang jelas.

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data

Reduksi Data Penyajian Data Penarikan


Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Homeschooling Kak Seto


1. Sejarah Singkat
Homeschooling Kak Seto (HSKS) merupakan pendidikan non
formal atau sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai
subjek dengan pendekatan secara at home atau di rumah. Dengan
pendekatan inilah anak-anak merasa nyaman belajar sesuai dengan tagline
HSKS “Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa
saja.” Homeschooling yang merupakan sebuah model pembelajaran yang
diselenggarakan di rumah. Anak-anak merasa nyaman belajar karena
mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya, kapan saja dan
di mana saja seperti Ia tengah berada di rumahnya. Jadi, meski disebut
homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah,
tetapi anak-anak dapat belajar dimana saja dan kapan saja asal situasi dan
kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti di rumah.
Maka dalam sistem homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel: mulai
dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali. 72 Dari penjelasan
tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Homeschooling Kak Seto
(HSKS) ingin menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan
dan membuat peserta didik nyaman melaksanakan pendidikan, di mana
ilmu bersumber dan dapat diraih di mana dan dengan siapa saja.

Sekolah Kak Seto merupakan lembaga pendidikan paripurna


yang telah memiliki tiga jalur pendidikan sesuai dengan ketentuan UU
SISDIKNAS bahwa, Sekolah Kak Seto mencakup pendidikan formal,
nonformal dan informal. Sekolah Kak Seto juga memberikan pilihan
program yang bervariatif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak

72
Profil Homeschooling Kak Seto (https://hsks.sch.id/index.php/tentang-hsks/riwayat-
singkat), diakses pada 6 Desember 2021 pkl 16.05 WIB.

47
48

maupun orang tua. Jenjang pendidikan pada Homeschooling Kak Seto mulai
dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Pada tingkat SD terdiri dari kelas I sampai
kelas VI, pada tingkat SMP terdiri dari kelas VII sampai kelas IX,
sedangkan pada tingkat SMA terdiri dari kelas X sampai kelas XII.73
Sejarah Homeschooling Kak Seto (HSKS) yang berangkat dari
kebutuhan pendidikan dan permasalahan pendidikan yang terjadi memang
menjadi salah satu variasi model pendidikan yang ada, meski begitu
Homeschooling Kak Seto (HSKS) sendiri memiliki tingkatan yang sama
layaknya sekolah formal. Untuk program komunitas ini sendiri merupakan
program yang timbul karena mengingat anak-anak tetap perlu bersosialisasi
dengan teman seusianya secara rutin, walaupun homeschooling tetapi tentu
karakter sosial peserta didik harus terbentuk apalagi masih di tahap
pendidikan dasar. Maka dari itu timbul inisiasi program komunitas pada
tahun 2007 ketika Homeschooling Kak Seto baru didirikan. 74 Sejarah
singkat ini menggambarkan kondisi pendidikan saat ini yang sangat relevan
jika menerapkan pendidikan dengan program komunitas di homeschooling,
karena selain waktu pembelajaran yang lebih fleksibel, mengutamakan
minat dan bakat, juga tetap mementingkan kompetensi akademik peserta
didik.

2. Visi dan Misi Homeschooling Kak Seto (HSKS)


Sesuai dengan motto “Homeschooling Kak Seto” (HSKS) belajar
lebih cerdas, kreatif, dan ceria dengan menggabungkan konsep kreativitas,
life skills dan karakter, menjadi Tujuan “Homeschooling Kak Seto”
(HSKS), yaitu membangun Good Character pada siswa dan Community
Builder yang dimaksud adalah siswa memiliki kecakapan hidup yang bisa
menopang diri serta lingkungan, menjadi pemimpin, pembaharu yang
efektif, berpikir kreatif, dan inovatif. Good Character yang dimaksud

73
Profil Homeschooling Kak Seto, (https://hsks.sch.id/index.php/tentang-hsks/riwayat-
singkat), diakses pada 6 Desember 2021 pkl 16.07 WIB.
74
Hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google Meet.
49

adalah siswa memiliki nilai-nilai kebaikan yang mulia dalam membangun


komunitas dan bangsa di masa yang akan datang. Berikut merupakan visi
dan misi “Homeschooling Kak Seto” (HSKS). 75 Maka untuk mencapai
tujuan yang diharapkan diperlukan program komunitas ini, di mana peserta
didik dapat memiliki karakter yang baik, menjalankan minat dan bakatnya
tanpa keterbatasan waktu serta tetap bisa bersosialisasi dengan teman
sebaya.

a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas, ramah anak, dan
mengembangkan potensi anak dengan menyediakan program pendidikan
yang kreatif dan menyenangkan.
Turunan Visi HSKS
1) Berkualitas: Memiliki tingkat mutu yang baik dengan cara selalu
berusaha dengan optimal untuk mendorong dan memfasilitasi setiap
warga sekolahnya untuk berprestasi:
a) Siswa didorong dan difasilitasi sesuai dengan minat dan
bakatnya melalui pendekatan individual, sehingga ia memiliki
dorongan internal yang kuat untuk terus mengembangkan diri
sampai dengan ia berhasil memaksimalkan seluruh potensinya
dan mampu berprestasi dalam bidangnya.
b) Pendidik didorong dan difasilitasi dalam pengembangan
dirinya, sehingga ia memiliki dorongan internal yang kuat untuk
terus mengembangkan kompetensi yang dibutuhkannya dan
mampu berprestasi.
c) Warga sekolah lainnya mendukung dan berperan aktif dalam
semua program yang dicanangkan sekolah untuk mencapai
target mutu kualitas sekolah
2) Ramah Anak: Senantiasa menanamkan budaya positif kepada
seluruh warga sekolah dalam pergaulan maupun proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), khususnya tentang bagaimana saling
berbudi bahasa baik dalam sikap dan tutur kata; sopan santun,
menghargai, menyenangkan, dan saling memahami perbedaan serta
keterbatasan yang ada pada orang lain.
3) Mengembangkan Potensi Anak: Memiliki fokus untuk
mengobservasi secara sistematis dan mendalam terhadap setiap
keunikan siswa sebagai upaya mendukung perkembangan potensi
siswa.

75
Tujuan Homeschooling Kak Seto, (https://hsks.sch.id/index.php/tentang-
hsks/keluaran), diakses pada 6 Desember 2021 pkl 16.15 WIB.
50

4) Program Pendidikan yang Kreatif: Program pendidikan yang


mendorong munculnya sesuatu yang baru dan berbeda pada proses
dan output-nya, sehingga siswa memiliki daya cipta untuk
menciptakan sebuah karya.
5) Program Pendidikan yang Menyenangkan: Program pendidikan
yang dalam prosesnya (KBM) mampu membangkitkan kepuasan,
menarik, dan bahagia.76

Dengan adanya visi Homeschooling Kak Seto (HSKS) yang


ramah anak, dapat mewujudkan sistem pendidikan yang tanggap bahwa
peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda-berbeda dan kemampuan
peserta didik tidak bisa disamaratakan, sehingga pendekatan/metode
yang diberikan harus lebih bervariasi. Visi ini menjadi pedoman untuk
keberlangsungan pembelajaran di Homeschooling Kak Seto (HSKS).

b. Misi
1) Menciptakan lingkungan belajar yang ramah anak, kondusif, dan
menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, gaya
belajar, kekuatan, maupun keterbatasan yang dimilikinya.
2) Membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan minat
serta bakatnya secara optimal.
3) Membentuk peserta didik menjadi pembelajar seumur hidup
mempunyai kepedulian sosial tinggi dan berkarakter kuat.
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh hubungan antara
materi dipelajarinya dengan kehidupan nyata.
5) Menerapkan metode pembelajaran SCL, CTL, dan PAIKEM dengan
melakukan pendekatan individual.
6) Mengelola hubungan kemitraan yang positif, efektif, suportif, serta
kolaboratif bersama dengan support system peserta didik
(orangtua/wali/lingkungan dimana peserta didik tumbuh dan
berkembang) serta tercipta dukungan sesuai dengan fungsi dan peran
keterlibatan dari support system dalam seluruh proses pendidikan
peserta didik.77
Selain visi, Homeschooling Kak Seto (HSKS) juga memiliki
misi yang menjadi penjelasan bagaimana visi tersebut dapat terealisasi.
Melalui misi Homeschooling Kak Seto (HSKS) ini terdapat beberapa hal
penting berbentuk poin-poin yang menjadi kunci berjalannya kegiatan

76
Visi Misi Homeschooling Kak Seto, (https://www.hsks.sch.id/index.php/tentang-
hsks/visi-misi), diakses pada 6 Desember 2021 pkl 16.15 WIB.
77
Ibid
51

pembelajaran supaya berlangsung dengan optimal. Berdasarkan misi


yang ada di Homeschooling Kak Seto (HSKS) sangat mempresentasikan
langkah yang harus diwujudkan mulai dari lingkungan belajar,
pengembangan minat dan bakat, memiliki kepedulian sosial dan karakter
yang kuat, sinkronisasi materi pembelajaran dengan kebutuhan
dikehidupan nyata (sehari-hari), melaksanakan metode pembelajaran
efektif, sampai menjalin hubungan dengan support system peserta didik.
Kelengkapan misi tersebut dapat terealisasi dalam pelaksanaan
pembelajaran di Homeschooling Kak Seto (HSKS).

3. Struktur Organisasi Homeschooling Kak Seto Tingkat SD


Struktur organisasi Homeschooling Kak Seto tingkat SD yaitu sebagai
berikut:78
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Yayasan Kazeto Putra Perkasa
Tahun 2021/2022

78
Struktur Organisasi Yayasan Kazeto Putra Perkasa, 6 Desember 2021.
52

Berdasarkan struktur yayasan Kazeto Putra Perkasa di atas, di


dalamnya menaungi struktur pendidikan dasar (Dikdas). Posisi
Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD ada di dalamnya. Di mana
terdapat 3 program yakni program komunitas, Distance Learning (DL), dan
Distance Learning (DL) Tunggal. Berikut lebih rinci struktur organisasi
Pendidikan dasar (Dikdas).
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
Pendidikan Dasar
Tahun 2021/2022

Pembina
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi. Psikolog

Ketua Yayasan
Budi Kurnia Suhaeri, S.E.

Kepala Dikdas Sekolah Kak Seto


Iin Imronah Amalia, S.Pd.I

Wakasek Dikdas
Alvian Yadi Saputra, S.Pd.

Staf Peng. Kurikulum Staf Skill & development Staf Konselor


Hijrah Puspita, S.E. Tantowi Sadam A, S.Pd. Ade Kurniati, S.Pd.

Wali Kelas 1 Wali Kelas 2 Wali Kelas 3 Wali Kelas 4


Sarah Sa’diah, S.Pd. Rachma Novia, S.Pd. Ikawati Rahayu, S.Pd. Dessi Surya, S.Pd.

Wali Kelas 5 Wali Kelas 6 Tutor Komunitas


Iis Farida, S.S. Tarra Anggun C, S.Pd. Oryza Sativa, S.Pd.
Siti Syarah, S.Pd.

Dari struktur organisasi Homeschooling Kak Seto (HSKS) terdapat


pembina yang memiliki peran besar dalam menentukan kebijakan umum
yayasan. Ketua yayasan berperan dalam memimpin dan bertanggung jawab
penuh atas kepengurusan yayasan, kepala dikdas berperan dalam memimpin
dan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Homeschooling Kak Seto
(HSKS) tingkat dasar, wakasek dikdas mengelola berjalannya program dan
53

pembelajaran dengan efektif. Staf pengembangan kurikulum berperan


mengembangkan dan menentukan kurikulum, sehingga terkoordinir proses
pembelajaran dengan baik. Staf skill & development menentukan dan
membangun program yang sesuai untuk kegiatan Homeschooling Kak Seto
(HSKS). Staf konselor membantu menentukan perkembangan dan
kebutuhan peserta didik. Wali kelas dan tutor membimbing dan melakukan
kegiatan pengajaran yang sesuai dengan kebijakan Homeschooling Kak Seto
(HSKS) tingkat SD.
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) tingkat SD berjumlah 26 orang dengan rincian yaitu tenaga pendidik
berjumlah 21 orang dan tenaga kependidikan berjumlah 5 orang. Keberadaan
tenaga kependidikan di sini perannya sangat penting karena tenaga
kependidikan berperan andil dalam menyediakan, mengatur dan mengelola
berbagai sarana dan prasarana serta kebutuhan berlangsungnya pembelajaran
sehingga setiap kegiatan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Dari
beberapa tenaga kependidikan bahkan memiliki peran ganda yakni sebagai
tenaga pendidik/tutor di Homeschooling Kak Seto (HSKS).
Tenaga kependidikan di sekolah ini terdiri dari kepala pendidikan
dasar, wakil kepala pendidikan dasar, staf pengembangan dan kurikulum,
kepala tata usaha dan kesiswaan, serta staf pengembangan dan keterampilan.
Tenaga kependidikan di Homeschooling Kak Seto (HSKS) keseluruhan
menempuh pendidikan S1. Tenaga pendidik atau tutor di Homeschooling
Kak Seto (HSKS) berlatar belakang pendidikan S1 dan S2. 79 Tenaga
pendidik meliputi wali kelas 1 sampai dengan kelas 6, tutor bahasa
Indonesia, tutor bahasa IPS dan TIK, tutor PPKn, tutor IPA, SBdP, dan talent
class cooking class, tutor matematika dan agama Kristen, tutor bahasa
Inggris dan agama Islam, tutor pendidikan olahraga dan rekreasi, tutor agama
Katholik, tutor agama Hindu, tutor remedial akademik kelas 1 sampai
dengan kelas 6, tutor pramuka, tutor handcrafting, tutor talent class dance.

79
Hasil studi dokumen dan wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala
Homeschooling Kak Seto (HSKS), (23 Agustus 2021) melalui Google Meet.
54

Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan saling terintegrasi menciptakan


pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan visi dan misi
Homeschooling Kak Seto (HSKS) supaya peserta didik mendapatkan
bimbingan sesuai dengan minat dan bakat tanpa mengesampingkan
pembelajaran akademik. Data rincian nama tenaga pendidik dan
kependidikan Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD terlampir.

Berdasarkan wawancara dengan Kak Alvian, wakil kepala


Homeschooling Kak Seto (HSKS) yakni “Guru berperan penting dalam
pembelajaran, perencanaan pembalajaran, menyiapkan media ajar, proses
KBM, evaluasi pembelajaran, assessment, dan penginputan nilai ke
system.” 80 Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran dapat berjalan
dengan tidak hanya mengedepankan akademik saja tetapi juga non
akademik. Dibuktikan dengan kualifikasi tutor yang mengajar yakni linier
dengan background pendidikannya, sehingga memiliki pengetahuan
pedagogik selain itu juga terdapat tutor pelajaran khusus seperti tutor
remedial, tutor talent class, dan juga tutor class dance, sehingga dengan
adanya tutor juga dapat mengarahkan bakat peserta didik program
komunitas menjadi lebih baik.

80
Hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google Meet.
55

5. Data Peserta Didik Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD Tahun


Ajaran 2021/2022
Tabel 4.1 Peserta didik di Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD
Tahun Ajaran 2021/2022
No. Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah Peserta Didik
1 Kelas 1 18 20 38 Peserta didik
2 Kelas 2 19 24 43 Peserta didik
3 Kelas 3 5 13 18 Peserta didik
4 Kelas 4 16 21 37 Peserta didik
5 Kelas 5 14 23 37 Peserta didik
6 Kelas 6 4 25 29 Peserta didik
Total peserta didik keseluruhan 202 Peserta didik
Sumber: Dikutip dari Dokumen Peserta Didik Homeschooling Kak Seto tahun 2021.

Pada tahun ajaran 2021/2022 Homeschooling Kak Seto tingkat SD


memiliki 202 peserta didik yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6,
terbagi menjadi Distance Learning, Distance Learning (DL) tunggal,
komunitas, komunitas online dan Remedial Akademik (RA). Total
keseluruhan setiap program yaitu 106 peserta didik untuk program Distance
Learning, 9 peserta didik untuk program Distance Learning (DL) tunggal,
23 peserta didik untuk program komunitas, 53 peserta didik program
komunitas online, dan 11 untuk program Remedial Akademik (RA).
sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus pada program komunitas saja.

Berikut peserta didik program komunitas Homeschooling Kak Seto


(HSKS) tingkat SD.
56

Tabel 4.2 Peserta Didik Program Komunitas Tingkat SD


Tahun Ajaran 2021/2022

No. Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah Peserta Didik


1 Kelas 1 1 2 3 Peserta didik
2 Kelas 2 1 1 2 Peserta didik
3 Kelas 3 0 4 4 Peserta didik
4 Kelas 4 2 2 4 Peserta didik
5 Kelas 5 1 5 6 Peserta didik
6 Kelas 6 0 4 4 Peserta didik
Total peserta didik keseluruhan 23 Peserta didik
Sumber: Dikutip dari Dokumen Peserta Didik Homeschooling Kak Seto tahun 2021.
Terdapat 23 peserta didik program komunitas yang terdiri dari kelas
1 sampai dengan kelas 6 (rincian peserta didik terlampir). Penelitian ini
dilakukan pada peserta didik kelas 4, 5 dan 6 yang berjumlah 14 peserta
didik, alasan pemilihan kelas 4,5 6 karena lebih memudahkan penelitian
menjadi lebih spesifik dan mengetahui secara jelas pelaksanaan
pembelajaran pada tingkatan tersebut.

6. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang tersedia di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar secara
daring yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Pembelajaran Daring

No. Nama Barang Jumlah

1 Meja dan Kursi Belajar (2018) 40 Unit


2 Jam Dinding 23 Unit
3 Proyektor 5 Unit
4 AC 70 Unit
5 Whiteboard 6 Unit
6 TV 13 Unit
7 Tripod 13 Unit
8 Kamera 1 Unit
9 Headphone 10 Unit
57

10 Ring Light 10 Unit


Sumber: Dikutip dari Dokumen Sarana dan Prasarana Homeschooling Kak Seto, 2021.81

Berdasarkan data tersebut, Homeschooling Kak Seto (HSKS) dapat


melakukan kegiatan pembelajaran dengan sarana yang cukup menunjang.
Namun, karena saat ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara online
sarana dan prasarana yang ada di homeschooling tidak digunakan secara
optimal karena pembelajaran jarak jauh lebih menggunakan sarana dan
prasarana yang ada di rumah masing-masing peserta didik. Oleh karena itu,
Homeschooling Kak Seto (HSKS) menyiapkan kebutuhan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang pembelajaran online, sehingga proses
kegiatan belajar mengajar minim hambatan.

81
Data Sarana dan Prasarana Homeschooling Kak Seto (HSKS), 21 September 2021.
58

7. Biaya Pendaftaran
Biaya pendidikan program reguler komunitas tahun ajaran 2021/2022 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Biaya Pendaftaran
Formulir Pendaftaran Rp. 500.000,-

Jenjang & Tingkatan Uang Pangkal Uang Kegiatan/Bulan


SD Kelas 1 Rp. 27.000.000,- Rp. 2.200.000,-
SD Kelas 2 Rp. 25.000.000,- Rp. 2.200.000,-
SD Kelas 3 Rp. 23.000.000,- Rp. 2.200.000,-
SD Kelas 4 Rp. 22.000.000,- Rp. 2.200.000,-
SD Kelas 5 Rp. 21.000.000,- Rp. 2.200.000,-
SD Kelas 6 Rp. 20.000.000,- Rp. 2.600.000,-
Sumber: Dikutip dari Rincian biaya Homeschooling Kak Seto, 2022

Keterangan:
a. Pendaftaran diawali dengan pembelian formulir pendaftaran. Proses
pendaftaran secara online melalui ppdb.sekolahkakseto.sch.id
b. Proses pembelajaran dapat dilanjutkan setelah dilakukan pelunasan uang
pangkal dan uang kegiatan perbulan peserta didik di bulan peserta didik
bergabung
59

c. Uang kegiatan per bulan meliputi ID Card, Modul Belajar, Biaya


Kegiatan Akademik dan Non Akademik, Biaya PTS & PAS untuk
tingkat akhir, sudah termasuk biaya USBN, Try Out, UNBK (SMP &
SMA), Lepas Kenang & Buku Tahunan.
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa biaya pendidikan pada setiap
kelas/tingkatan berbeda-beda hal tersebut menurut wakil kepala HSKS
dikarenakan setiap tingkatan memiliki bobot pembelajaran, aktifitas dan
keperluan yang berbeda-beda. Seperti project class, handcrafting class, dan
outing class jika memungkinkan.

B. Deskripsi Data
1. Program Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS)
Program pembelajaran di Kak Seto Learning Center terbagi
menjadi beberapa macam yakni terdapat program komunitas, program
Distance Learning (DL), dan program Distance Learning Tunggal (DLT).
Dengan situasi pandemi Covid 19 ini, program komunitas dilaksanakan
melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis online. Peneliti melakukan
penelitian di lapangan dengan observasi mengikuti pembelajaran di kelas
(secara daring) sebanyak 4 mata pelajaran yakni bahasa Inggris, Ppkn,
bahasa Indonesia dan IPA. Wawancara kepala, wakil kepala, tutor bahasa
Indonesia, tutor IPA, tutor IPS, tutor pramuka, dan peserta didik kelas 4, 5
dan 6 secara online.
Komunitas merupakan proses pembelajaran klasikal dimana
siswa/i belajar dan bersosialisasi dalam sebuah excecutive class. Jumlah
siswa/i per kelas dibatasi maksimal 10 siswa/i. Dalam komunitas jadwal
belajar ditentukan oleh HSKS. Selain akademik, para siswa pun akan
diberikan bekal keterampilan pada hari Jumat (Friday Class). Untuk
pembelajaran akademik kegiatan belajar dilaksanakan di kelas dan untuk
non-akademik tempat pembelajaran menyesuaikan dengan tema yang
telah ditentukan. Kapasitas per kelas minimal 1 (satu) peserta didik dan
maksimal 12 peserta didik (SD & SMP).
60

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu


sebelum menentukan peserta didik mengikuti program komunitas ini,
yakni:
a. Pemilihan program komunitas haruslah sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
b. Wajib menyerahkan raport sebagai bahan pertimbangan bagian
akademik sebelum mendaftarkan diri di program HSKS.
c. Wajib mengukuti proses interview dengan koselor sebagai bahan
pertimbangan.
d. Wajib mengikuti proses trial class sebanyak 6 (enam) kali pertemuan
pembelajaran yang akan dievaluasi oleh Wali Kelas atau Kepala
Akademik disetiap angkatan.
e. Disetiap tingkatan perkelasnya akan dibimbing oleh Wali Kelas.
f. Perlu adanya komunikasi yang baik 2 (dua) arah antara peserta didik
/ orang tua dengan pihak "Homeschooling Kak Seto (HSKS)”82

Dari keterangan tersebut menjelaskan bahwa penentuan


pelaksanaan pembelajaran komunitas di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) harus melalui beberapa tahap dan didiskusikan antara peserta
didik, orangtua serta pihak Homeschooling.

2. Perencanaan Pembelajaran Komunitas Homeschooling Kak Seto


(HSKS)
a. Kurikulum

Isi kurikulum memuat semua aspek yang berhubungan


dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan) dalam kegiatan proses pembelajaran.
Kurikulum “Homeschooling Kak Seto” mengacu kepada peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Selain itu kurikulum yang diterapkan
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun
oleh Homeschooling Kak Seto. Kurikulum HSKS dikembangkan
dengan pendekatan at home (pendekatan yang dilakukan di rumah)
dan ramah anak. Merujuk pada pengembangan kurikulum nasional,

82
Data syarat dan ketentuan pelaksanaan pembelajaran di Homeschooling Kak Seto
(HSKS), Jumat 26 November 2021.
61

secara khusus, kurikulum yang menitikberatkan pada kerangka


pengembangan anak berdasarkan ekosistem anak itu sendiri, baik
secara mikro, mini, meso dan makro. Menurut kak Alfian, wakil
kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD “kurikulum yang
digunakan ini digunakan untuk mengarahkan peserta didik lebih
mandiri, menyayangi keluarga, keterlibatan lingkungan, dan
berkewarganegaraan yang baik.”83

Gambar 4.3 Pengembangan Kurikulum Nasional

Sumber: Dikutip dari Dokumen Kurikulum Homeschooling Kak Seto (HSKS), 2022.

Hal ini dibuktikan melalui hasil observasi penulis pada


salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pada kelas 5 SD.
Di mana tutor memberikan pertanyaan terlebih dahulu mengenai
wawasan peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari, apakah
peserta didik sudah membaca buku/sumber rujukan seperti halnya
video di Youtube mengenai usaha ekonomi di Indonesia, dan juga
menyebutkan contoh usaha ekonomi apa yang ada di sekitar peserta

83
Hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google Meet.
62

didik. Dengan begitu, kemandirian peserta didik dapat dilatih dan


menjadi terbiasa.

b. Silabus
Silabus di Homeschooling Kak Seto (HSKS) dibuat setiap
tahun ajaran baru, dengan menimbang beberapa hal seperti kurikulum
dan evaluasi harian setelah pembelajaran berlangsung. Dengan begitu
silabus direncanakan supaya pembelajaran lebih optimal. Contoh
salah satu silabus mata pelajaran tahun ajaran 2021-2022 terlampir
(Lampiran 4).
Berdasarkan hasil wawancara Kak Oryza, tutor mata
pelajaran IPA di Homeschooling Kak Seto (HSKS) “silabus dibuat
oleh tutor pada awal tahun, biasanya ketika masa libur sekolah kami
para tutor membuat silabus yang dikembangkan dari tahun ajaran
sebelumnya. Kemudian silabus akan diserahkan ke pihak kurikulum
Homeschooling Kak Seto (HSKS) untuk disetujui dan menjadi
panduan dalam membuat RPP ataupun panduan orangtua dalam
membimbing peserta didik di rumah, seperti itu”84
Silabus yang telah dibuat tutor menyesuaikan dengan
kurikulum dan modul yang diberikan dinas pendidikan serta modul
yang dibuat pihak Homeschooling Kak Seto (HSKS). Silabus yang
telah dibuat tutor dikoreksi oleh pihak kurikulum homeschooling
untuk kemudian disetujui dan dapat disebarkan ke orangtua peserta
didik, sehingga silabus tersebut dapat digunakan orangtua dalam
membimbing peserta didik di rumah.

c. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Setiap tutor membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil wawancara Kak Dessi salah satu tutor di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) cara membuat RPP bervariasi,
karena tutor memiliki kewajiban membuat pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Perangkat pembelajaranpun disesuaikan dengan materi
misalkan seperti membutuhkan video atau buku atau karena

84
Hasil wawancara dengan Oryza Sativa, Tutor IPA di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
pada tanggal 01 Oktober 2022, melalui Google Meet.
63

pembelajaran dilakukan secara virtual melalui Google Meet sehingga


masing-masing peserta didik menyiapkan apa-apa saja yang
dibutuhkan, dipandu dahulu sebelumnya. Sehingga apa yang sudah
dibuat dalam RPP bisa jadi belum lengkap/memiliki beberapa
perubahan. Untuk penyerahan RPP kebidang kurikulum maksimal H-
1 sebelum pembelajaran dilaksanakan.85

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Homeschooling


Kak Seto (HSKS) tidak terlepas dari perencanaan yang telah dibuat.
Oleh karena itu RPP sangat dibutuhkan selain untuk acuan
pembelajaran juga sebagai panduan sekolah mengevaluasi tutor.
Seperti hasil observasi peneliti, meskipun dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar RPP tidak 100% terealisasi tetapi tutor lebih
menyesuaikan hal-hal apa saja yang sesuai dengan situasi saat
pembelajaran berlangsung seperti metodenya, bahan ajar dan
penyesuaian waktu diskusi.
Contoh salah satu RPP mata pelajaran tahun ajaran 2021-2022
terlampir. (Lampiran 5).

3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Komunitas di


Homeschooling Kak Seto (HSKS)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis melalui
observasi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan Homeschooling Kak
Seto (HSKS) tingkat SD dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat
pukul 09.00-12.00 WIB. Durasi setiap mata pelajaran 60 menit.
a. Mata pelajaran
Mata pelajaran di Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD
khususnya pada program komunitas terbagi menjadi dua, yakni mata
pelajaran inti dan mata pelajaran keterampilan wajib.
1) Mata Pelajaran Wajib
Tabel 4.5 Mata Pelajaran Wajib Program Komunitas
Tingkat SD

85
Hasil wawancara dengan Dessi Surya, Wali kelas IV dan Tutor Bahasa Indonesia di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) pada tanggal 01 Oktober 2022, melalui Google Meet.
64

Tingkatan Mata Pelajaran

SD 1 – 3 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,


Bahasa Indonesia, Matematika, PPKN,
PJOK, Seni Budaya dan Prakarya

SD 4 – 6 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,


Bahasa Indonesia, Matematika,
PPKN, IPA, dan IPS

2) Mata Pelajaran Keterampilan Wajib


Tabel 4.6 Mata Pelajaran Keterampilan Wajib
Program Komunitas Tingkat SD

SD 1 – 4 TIK

SD 4 -5 POR, TIK, Seni Budaya dan Keterampilan


(SBK)

SD 6 PJOR, TIK, Seni Budaya dan


Keterampilan (SBK)

b. Penggunaan Sumber Belajar


Penggunaan sumber belajar yang digunakan sangat bervariasi,
karena di Homeschooling Kak Seto tidak membatasi pembelajaran
hanya berdasarkan buku pedoman saja. Melainkan banyak sumber
belajar lainnya seperti video pembelajaran, dan buku pendukung lain.
Seperti yang diungkapkan oleh kak Dessi wali kelas 4 sekaligus tutor
Bahasa Indonesia
“ Kita tutorkan masing masing dapat buku modul dari pihak sekolah
dan pemerintah umumnya masing masing pelajaran mendapat lima
modul. Kemudian modul tersebut di miliki oleh peserta didik yang bisa
dikerjakan di waktu kelas ataupun di luar waktu pembelajaran. Bahan
pembelajaran lain yang dipersiapkan biasanya video yang kita cari di
YouTube atau kita buat sendiri videonya supaya lebih menarik dan
65

biasanya ada lembar kerja siswa yang dibuat menyesuaikan dengan


pelajaran apa saja yang telah dilakukan.”86

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis dapat


memahami dalam sumber belajar ini pemerintah turut memberikan
pedoman yang disebut modul. Modul tersebut disesuaikan kembali
oleh pihak Homeschooling Kak Seto untuk selanjutnya dijadikan
sumber pembelajaran utama yang dilakukan tutor dan peserta didik.
Kemudian untuk menopang pembelajaran supaya lebih kompleks dan
menyenangkan, tutor menggunakan video pembelajaran, lembar kerja
untuk assessment dan evaluasi.

Gambar 4.4 Modul kelas IV Homeschooling Kak Seto (HSKS)

86
Hasil wawancara dengan Kak Dessi Surya, Wali kelas IV dan Tutor Bahasa Indonesia di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) pada tanggal 01 Oktober 2022, melalui Google Meet.
66

Gambar 4.5 Modul kelas V Homeschooling Kak Seto (HSKS)

Gambar 4.6 Modul kelas VI Homeschooling Kak Seto (HSKS)


67

Gambar di atas adalah beberapa modul yang digunakan dalam


kegiatan belajar mengajar di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
khususnya untuk kelas IV (empat), V (lima) dan VI (enam).
Berdasarkan wawancara dengan Kak Zahra, wali kelas V dan tutor
IPS:
“Kurikulum yang digunakan adalah KTSP yang disesuaikan dengan
kebutuhan pendidikan di homeschoooling tentunya. Kemudian di RPP
juga biasanya jelas buku pedoman apa yang akan digunakan. Biasanya
5 modul pertingkatan disetiap mata pelajaran. Tutor harus lebih
fleksibel dengan membuat peserta didik lebih mandiri mencari bahan
ajar di manapun dan kapanpun yang tentunya tetap dibimbing oleh
tutor dan orangtua.”87

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan


bahwa setiap tingkat (kelas) memiliki 5 modul pembelajaran yang
harus di selesaikan. Seperti yang diungkapkan oleh kak Alvian, Wakil
kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS):

“Mata pelajaran ini masing-masing mendapat modul untuk


mata pelajaran, khusus untuk matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia
dan kewarganegaraan mendapat modul dari pemerintah. Untuk kelas
4 modul 1-5, kelas 5 modul 6-10 dan kelas 6 modul 11-15.”88

87
Hasil wawancara dengan Kak Zahra Zahruniya, Wali kelas V dan Tutor IPS di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) pada tanggal 01 Oktober 2022, melalui Google Meet.

88
Hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google Meet.
68

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pelaksanaan


pembelajaran komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
menggunakan modul yang diberikan pemerintah sesuai dengan mata
pelajaran masing-masing. Kemudian tutor mengembangkan pedoman
tersebut dengan metode pembelajaran di homeschooling yang sesuai
dan menyenangkan.

c. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di Homeschooling Kak Seto (HSKS)


terbagi atas 2 kegiatan yaitu:

1) Kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran


Peserta Didik
Dimana kegiatan tersebut membantu Peserta Didik dalam proses
belajar menjadi menyenangkan, seperti :
a) Project Class : Kegiatan kelompok yang dilakukan oleh
Peserta Didik denga tujuan memberikan kesempatan kepada
Peserta Didik untuk membuat sebuah karya melalui proses
yang berkesinambunan. Kegiatan ini diimplementasikan
dengan cara memberikan sebuah project kepada Peserta Didik
untuk dirancang secara bersama dalam suatu bentuk organisasi
yang menghasilkan program kerja/kegiatan tahunan sebagai
acuan untuk pelaksanaan seluruh project dalam tahun
tersebut. Project class juga merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk Peserta Didik komunitas sebagai wadah
berorganisasi terstruktur untuk melaksanakan beberapa project
sesuai peminatan yang mereka pilih. Project class terbagi
menjadi tiga, yaitu: Entrepreneur, Charity dan Media.
b) Talent Class : merupakan proses pembelajaran non-akademik
untuk peserta didik komunitas yang bertujuan untuk
mengembangkan diri, keterampilan, dan kreativitas anak
69

melalui kegiatan workshop, hastakarya, konseling, agama,


olahraga, dan pendidikan finansial.
c) Gathering Distance Laerning (DL) merupakan kegiatan yang
melibatkan seluruh Peserta Didik yang memilih
program Distance Learning. Kegiatan ini diadakan tiap 3
bulan sekali. Peserta Didik berkumpul di sebuah tempat yang
telah ditentukan dengan pemberitahuan sebelumnya dan
belajar bersama dengan cara yang berbeda. Dengan adanya DL
Gathering ini, diharapkan homeschoolers yang mengikuti
program Distance Learning dapat mengenal serta
bersosialisasi dengan teman-teman sesama Peserta Didik.
Sehingga, meskipun Peserta Didik DL belajar di rumah
masing-masing, mereka masih dapat bergaul (bersosialisasi)
dengan teman-temannya. DL Gathering ini ditujukan untuk
masing-masing tingkatan SD, SMP, dan SMA.
d) Edu Trip Proses pembelajaran dimana Peserta Didik
Komunitas dan Distance Learning belajar di luar kelas melalui
kunjungan baik outdoor maupun indoor. Diharapkan dengan
adanya Edu Trip ini Peserta Didik menjadi tidak jenuh dengan
pembelajaran yang berada di kelas, Peserta Didik dapat
langsung mempraktekkan dan melihat secara langsung, dan
Peserta Didik dapat menambah wawasan yang lebih luas dan
menambah pengetahuan tentang hal- hal yang tidak diberikan
di kelas. Edu trip yang pernah dilakukan yakni ke museum dan
dunia fantasi Ancol.
e) Edu Camp merupakan kegiatan camping atau menginap yang
bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian dan keberanian
Peserta Didik. Edu camp dilaksanakan di luar atau peserta
didik menginap di gedung Homeschooling Kak Seto selama 2
hari 1 malam di mana dalam acara tersebut mengundang
pemateri dari luar homeschooling untuk belajar bersama
berbentuk workshop.
70

f) Coaching Class Online: Kegiatan kelompok yang dilakukan


secara online oleh Peserta Didik dengan cara memberikan
pendampingan, wawasan, langkah, dan strategi dari para
alumni yang ahli di bidangnya dalam sebuah kelas coaching.
g) Talent Gathering: Kegiatan kelompok yang dilakukan oleh
Peserta Didik dengan cara melakukan aktivitas hiburan
bersama, proses pembelajaran (talent), interaksi sosial
bersama antar peserta Didik KOL dan DL. Kegiatan ini biasa
dilakukan rutin persemester seperti english club dan musik.
h) Pramuka SD merupakan kegiatan pramuka yang bertujuan
melatih dan meningkatkan kemampuan Peserta Didik dalam
kepramukaan.
i) Ujian Tengah Semester (UTS) & Ujian Akhir Semester
(UAS) UTS dan UAS merupakan kegiatan wajib untuk Peserta
Didik sebagai bahan evaluasi dan hasil belajar/raport dari UTS
dan UAS akan diberikan pada saat Parents Meeting. Kegiatan
ini diakukan per 3 (tiga) bulan sekali.
j) Try Out merupakan kegiatan latihan/uji coba dalam menjelang
Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) yang
ditujukan khusus untuk Peserta Didik tingkat SD kelas VI,
SMP kelas IX, dan SMA kelas XII. 8. Ujian Nasional
Pendidikan Kesetaraan (UNPK) UNPK merupakan
kegiatan/ujian yang ditujukan khusus untuk Peserta Didik
tingkat akhir (SD kelas VI, SMP kelas IX, dan SMA kelas XII)
dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh DIKNAS.89

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara juga


menjelaskan bahwa pembelajaran rutin yang dilaksanakan pada
program komunitas di Homeschooling Kak Seto Tingkat SD
dilakukan dengan beberapa tahapan yakni dengan durasi 60 menit,

89
Data Dokumen kegiatan Homeschooling Kak Seto (HSKS), Rabu 03 November 2021,
melalui Web HSKS.
71

5 menit awal untuk peserta didik mengisi form absensi/melakukan


kegiatan pembiasaan seperti menyiram tanaman, memberi makan
hewan peliharaan, memberi salam, berdoa atau menyanyikan lagu
Indonesia Raya, kemudian dikirimkan di link Google form atau
WhatsApp grup. Setelah itu 10 menit untuk membaca/mereview
materi pelajaran dan 40 menit masuk ke dalam pertemuan virtual
Google Meet ditutup dengan post test serta 5 menit untuk mengisi
evaluasi pembelajaran berbentuk link Google Form.

2) Kegiatan yang berhubungan dengan orang tua/wali Peserta


Didik seperti:
a) Parents Meeting Sebuah pertemuan yang dilakukan tiap 3
bulan sekali, sebagai sarana komunikasi antara orangtua dan
pihak HSKS untuk pembagian hasil evaluasi belajar (rapor)
dan parenting.
b) Bimbingan konseling adalah salah satu bentuk pelayanan
kepada Peserta Didik dan orangtua/wali untuk pelayanan
konsultasi berkaitan dengan kondisi psikologis maupun sosial
yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Fungsi
bimbingan konseling sendiri meliputi fungsi preventive
(pencegahan), pengembangan, penyembuhan, penyaluran,
adaptasi, penyesuaian, perbaikan, fasilitasi, dan pemeliharaan.
Kegiatan yang dijalankan meliputi pemberian materi di kelas,
konsultasi pribadi, dan diskusi kelompok, baik untuk
orangtua/wali maupun Peserta Didik.
c) Konsultasi dengan Psikolog “ Homeschooling Kak Seto”
memiliki pelayanan psikologi terpadu bagi anak maupun
orangtua, sebagai upaya optimalisasi potensi diri Peserta Didik
baik dalam aspek akademis maupun aspek psikologis Peserta
Didik. Layanan konsultasi meliputi: Kesulitan belajar,
Hiperaktif, Kurang konsentrasi, Introvert, Perubahan
sikap/emosional dan yang lainnya.
72

d) Inspiring Story Class : Kegiatan pembelajaran yang


menghadirkan praktisi secara langsung. Praktisi ini bisa
melibatkan alumnii atau orang tua wali.
e) Family camp : kegiatan camping yang dilakukan bersama
keluarga atau wali.
f) Parenting Class: Kegiatan edukasi yang dirancang oleh satuan
pendidikan kepada orang tua terkait pola asuh yang tepat untuk
mendukung proses belajar Peserta Didik, terutama dalam
pelaksanaan KBM di sekolah.

Kegiatan bersama orangtua ini memberikan ruang bagi


peserta didik dan keluarga untuk saling memberikan edukasi dan
mempererat komunikasi antar keluarga yang ada di
Homeschooling Kak Seto (HSKS).

d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan tutor untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
Metode dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.
Di Homeschoooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD sendiri terdapat
beberapa metode pembelajaran yang diterapkan dalam program
komunitas yakni metode studi kasus, demonstrasi, discovery, jigsaw,
diskusi kelompok, bermain peran, tugas proyek, dan kunjung karya.90
Metode pembelajaran studi kasus yaitu peserta didik diberikan
contoh kasus yang berkaitan dengan pembelajaran yang paling dekat
dengan keseharian, biasanya sebagai salah satu bentuk refleksi juga
digabung dengan games atau kuis. Metode demonstrasi di sini
mengajar dengan peragaan untuk memperjelas materi pelajaran
biasanya dengan memberikan slide presentasi berbentuk Power Point
yang mudah dipahami. Metode Discovery yang dimaksud yaitu

90
Hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S.Pd., Wakil Kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google Meet.
73

mengarahkan dan menekankan kepada peserta didik untuk kritis dan


logis, di mana proses belajar lebih dikuatkan dibanding hasil belajar
sehingga peserta didik dapat menemukan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang menjadi perubahan perilaku dari proses
pembelajaran. Metode Jigsaw yakni pembelajaran dilakukan dengan
membentuk kelompok belajar di mana setiap peserta didik memiliki
bagian penting untuk menjelaskan bagian yang dikuasai masing-
masing kepada peserta didik lainnnya. Metode diskusi kelompok
dilakukan dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
dan diberikan pertanyaan yang dapat dijawab secara berkelompok
sehingga terjadi proses tukar pendapat. Metode bermain peran di mana
peserta didik diberikan tugas ringan seperti membaca percakapan atau
memainkan sebuah drama di kelas. Metode dengan tugas proyek ini
dilakukan dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membuat suatu hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Metode kunjung karya yang dilakukan yakni metode berkelanjutan
dari tugas proyek yang diberikan untuk perorangan kemudian dilihat
dan ditunjukan kepada teman-teman sehingga mereka saling melihat
karya temannya dan dapat mengamati sehingga terjadi proses tanya
jawab di dalamnya.

4. Evaluasi Pembelajaran
Kegiatan evaluasi pembelajaran di Homeschooling Kak Seto
(HSKS) dilakukan secara sederhana, yang menjadi rutinitas setiap setelah
pembelajaran dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara Kak Alvian wakil kepala Homeschooling
Kak Seto (HSKS), proses evaluasi ini rutin dilaksanakan setiap selesai
pembelajaran. Biasanya setiap tutor memberikan link evaluasi
pembelajaran yang berisi sejauh mana peserta didik memahami materi
pembelajaran, bagaimana respon atas pembelajaran tersebut serta saran
untuk tutor pada pembelajaran selanjutnya. Link evaluasi ini dapat diisi
oleh peserta didik langsung atau diwakili orang tua yang mendampingi
pembelajaran.
74

Berdasarkan hasil observasi ketika pembelajaran dilaksanakan,


evaluasi berbentuk google form yang diisi peserta didik berisi Apakah
materi telah dikuasai dengan baik atau masih terdapat ketidakpahaman
atau kesulitan supaya dapat direview kembali. Dengan begitu proses
pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik. Kegiatan ini dilakukan
dengan mengirim link Google form melalui grup WhatsApp kemudian
peserta didik mengisi dan mengirimkan bukti screen shoot telah mengisi
link tersebut. Selain itu menurut Kak Alvian, evaluasi secara keseluruhan
juga rutin dilaksanakan setiap semester. Evaluasi ini menjadi bahan
diskusi bersama dari tutor dengan pihak sekolah dalam menentukan
strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
Rapor peserta didik dibagi menjadi 3, yakni yang berbentuk
grafik, meliputi 7 aspek diantaranya kedisiplinan, kemandirian,
kepercayaan diri, kerja sama, sosialisasi, tanggung jawab dan toleransi
yang diberikan setiap bulan. Rapor capaian hasil belajar yang diberikan
setiap semester, dan laporan hasil kegiatan kelompok khusus peserta didik.
Rapor terlampir.

5. Ketuntasan Pembelajaran dan Kelulusan Peserta Didik


a. Legalitas Ijazah
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengakomodasi homeschooling sebagai salah
satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, homeschooling berada di bawah naungan
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PAUD-DIKMAS), KEMENDIKBUD. Siswa yang memilih
homeschooling akan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan
Kesetaraan (UNPK) dan memperoleh ijazah kesetaraan yang di
keluarkan oleh KEMDIKBUD yaitu paket A setara SD, paket B setara
SMP dan paket C setara SMA. Ijazah ini dapat digunakan untuk
75

meneruskan pendidikan ke sekolah formal atau yang lebih tinggi


bahkan ke luar negeri sekalipun.91
Peserta didik yang telah lulus dari Homeschooling Kak
Seto mendapatkan ijazah kesetaraan dan tetap bisa melanjutkan
pendidikan ke sekolah formal pada umumnya.

6. Prestasi
a. Prestasi Homeschooling Kak Seto (HSKS)
Terdapat beberapa prestasi yang diraih oleh Homeschooling
Kak Seto (HSKS) setiap tahunnya, berikut merupakan informasi
terkini seputar prestasi yang dimiliki, antara lain:
1) Apresiasi Sekolah (Sahabat keluarga KEMENDIKBUD tahun
2018)
2) Juara 1 Tingkat Nasional (Pengelolaan PKBM tahun 2018)
3) Juara 1 Tingkat Provinsi (Pengelola PKBM tahun 2018-2019)
4) Juara 1 Tingkat Provinsi (Tutor paket A tahun 2015, 2017, 2018)
5) Juara 1 Tingkat Provinsi (Tutor paket B tahun 2017 - 2018)
6) Juara 1 Tingkat Provinsi (Tutor paket C tahun 2015 - 2017)
7) Juara 2 Tingkat Nasional (Inovasi pengelolaan DIKMAS 2018)
8) Juara 2 Tingkat Provinsi (Tutor kesetaraan tahun 2019)
9) Juara 5 Tingkat Nasional (Pengelola PKBM tahun 2019)92

Prestasi sekolah ini menjadi salah satu pembuktian bahwa


Homeschooling Kak Seto (HSKS) selain menjadi homeschooling
percontohan juga memiliki tutor yang kompeten baik di dalam maupun
di luar lingkup Homeschooling Kak Seto.

b. Prestasi Peserta Didik Homeschooling Kak Seto (HSKS)


Prestasi peserta didik yang ada di Homeschooling Kak Seto
bervariasi mulai dari akademik sampai non akademik.

91
Data Dokumen Legalitas Homeschooling Kak Seto (HSKS), Rabu 03 November 2021,
melalui Web HSKS.
92
Data Dokumen Legalitas Homeschooling Kak Seto (HSKS), Rabu 03 November 2021,
melalui Web HSKS.
76

Seperti pada tahun 2019 Kun Khalisa Naafi Prabawa yang meraih
prestasi juara 2 lomba menggambar Eye Level Bintaro, 2020 peserta
didik kelas 1 Raden Candra Kusumadewa yang membuat karya
perdana komik Kelinci yang Hilang. Kemudian Ackhava Adam
Malonda meraih gold award American Mathematics Olympiad, tahun
2021 Nirvanada Narwastuswati cover lagu Condong pada Mimpi
Ditjen Pendidikan Vokasi juara harapan 3, dan Ramiro Khan Batuna
Citraraya Swimming Challenge DKI Jakarta meraih 1 medali emas dan
2 medali perunggu.93
Prestasi peserta didik sangat beragam, seperti hasil wawancara
dengan peserta didik kelas 4-6 ada yang memiliki bakat menari, silat,
basket, membuat konten di Youtube, bahkan sampai koding. Peserta
didik memang banyak yang menjalani pendidikan seperti les atau
kursus di luar homeschooling sehingga bakat yang dimiliki telah ada
didiri peserta didik sendiri, tetapi homeschooling membantu bakat
tersebut tersalurkan supaya menjadi prestasi untuk dirinya dan
bermanfaat bagi masa depan peserta didik tersebut.

7. Mitra Sekolah Kak Seto Group


Terdapat beberapa mitra Sekolah Kak Seto, yakni Penerbit
Erlangga, Orami Parenting, Kalcare, School of Parenthing, Study France,
Pilih Jurusan, Raffles College, Universitas Pelita Harapan, Bintang Kecil,
UMN, Access Education, Binus University, Institut Desain dan Bisnis
(IDB) Bali, Lasalle College Institut Global, Indonesia International
Institute for Life Sciences (I3L), Universitas Prasetiya Mulya, Pradita
University, London School Public Relation, Gores Denai.94
Mitra sekolah ini adalah beberapa lembaga yang bekerja sama
dan mendukung peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Selain itu beberapa lembaga juga menambah referensi

93
Data prestasi peserta didik dan hasil wawancara dengan Alvian Yadi Saputra, S,Pd.,
Wakil Kepala Homeschooling Kak Seto tingkat SD, (Kamis, 02 Desember 2022), melalui Google
Meet.
94
Data Mitra Sekolah Kak Seto Group, Kamis, 02 Desember 2022.
77

melaksanakan pendidikan di homeschooling seperti buku referensi di


program komunitas.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan wawancara dengan responden yang dilengkapi dengan hasil
observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Program Pembelajaran Komunitas di Homeschooling Kak Seto
tingkat SD
Di Homeschooling Kak Seto (HSKS) terdapat beberapa
program yakni komunitas, Distance Learning (DL), Distance Learning
(DL) Tunggal, dan komunitas online learning.
Pada penelitian ini penulis lebih berfokus pada program komunitas. Sesuai
hasil wawancara dengan Kak Iin selaku kepala homeschooling Kak Seto
(HSKS) tingkat SD yakni:
“di Homeschooling ini memang ada beberapa program yakni komunitas,
Distance Learning (DL), Distance Learning (DL) Tunggal, dan program
yang baru diadakan tahun ini yaitu komunitas online learning. Kalau untuk
komunitas sendiri peserta didik belajar seperti halnya di sekolah formal
dengan tutor mata pelajaran, seminggu 3 kali ke sekolah dengan durasi
belajar selama 3 jam, kelasnya eksklusif maksimal 12 murid dalam satu
kelas.”95

Dari hasil wawancara di atas, program komunitas ini diajarkan


oleh tutor yang masing-masing kelas terdiri dari maksimal 12 murid. Hal
ini dikarenakan agar pembelajaran yang dilakukan dapat fokus ke peserta
didik dengan mementingkan kualitas belajar. Seperti yang disampaikan
oleh Kak Zahra selaku wali kelas 5 dan tutor IPS yakni:
“ Pembelajaran di komunitas ini memang memiliki durasi lebih singkat
dibanding sekolah formal, tetapi program ini peserta didik tidak tertinggal
untuk tetap bersosialisasi dengan teman sebaya di kelas dan juga justru
lebih bisa mengeksplore apa-apa saja bakat dan keinginan yang ingin Ia
lakukan diusianya. Tentu dalam hal yang positif, kemudian program
komunitaspun memiliki pembelajaran akademik dan non akademik,
pembelajaran akademik dilakukan di dalam kelas ketika waktu

95
Hasil wawancara dengan Iin Imronah, Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS), pada
tanggal 14 Januari 2022, melalui Google Meet.
78

pembelajaran berlangsung, sedangkan non akademik dilakukan


menyesuaikan dengan tema yang ditentukan pihak homeschooling.”96

Konsep pendidikan Homeschooling yang lebih fleksibel


dengan menggabungkan kurikulum dinas pendidikan dan kurikulum yang
dibuat oleh Homeschooling Kak Seto (HSKS) mendukung penuh kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan. Hal ini diimbangi dengan
perencanaan yang matang, kegiatan pembelajaran yang jelas dan
terstruktur sehingga menimbulkan pembelajaran yang mandiri, kreatif dan
inovatif di Homeschooling, sehingga peserta didik mempunyai ruang yang
lebih luas di luar sekolah sehingga good character dan community builder
yang diharapkan dapat terwujud.

2. Perencanaan Program Pembelajaran di Homeschooling Kak Seto


tingkat SD
Penulis memisahkan antara perencanaan yang dilakukan pihak sekolah
dan peserta didik, agar lebih jelas sebagai berikut:
a. Proses yang Dilakukan Pihak Homeschooling Kak Seto tingkat
SD
Perencanaan yang dilakukan pihak Homeschooling Kak Seto
(HSKS) yakni setiap tahun ajaran baru bersama-sama dengan tutor
membuar silabus dan rencana pembelajaran untuk satu tahun ajaran.
Kemudian terdapat pembuatan RPP yang waktunya lebih fleksibel 1
pekan sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan atau bahkan
bisa maksimal 1 hari sebelum pembelajaran dilakukan. Kemudian
Homeschooling Kak Seto (HSKS) rutin melakukan Open House agar
masyarakat lebih teredukasi dan transparan mengenai Homeschooling
selain itu, webinar pendidikan yang mengundang pakar pendidikan di
bidangnya untuk memberikan edukasi kepada peserta didik, kegiatan
sharing pun sering dilakukan tutor dan orangtua, hal ini menjadi

96
Hasil wawancara dengan Kak Zahra Zahruniya, Wali kelas V dan Tutor IPS di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) pada tanggal 01 Oktober 2022, melalui Google Meet.
79

sebagian proses perencanaan Homeschooling Kak Seto (HSKS) dalam


menopang pembelajaran.
b. Proses yang Dilakukan Peserta Didik dan Orangtua di
Homeschooling Kak Seto tingkat SD
Proses yang dilakukan peserta didik dalam hal perencanaan
yakni selain syarat administratif sebelum masuk program komunitas
juga ada beberapa persyaratan lain yaitu placement test berupa
assessment untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan awal
seperti bakat, dan hambatan yang dialami. Sehingga sudah diketahui
dari awal yang kemudian dapat ditentukan penanganan yang sesuai
untuk dikembangkan menjadi lebih baik dan tahap terakhir sesi
wawancara dengan konselor yang dapat membantu peserta didik
fokus dalam pengembangan diri.
Ketika pembelajaran dilaksanakan, peserta didik juga
mempersiapkan perencanaan pembelajaran, karena sumber belajar
bukan hanya yang diberikan tutor atau homeschooling sehingga
orangtua dan peserta didik bebas mencari banyak referensi yang
sesuai. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung peserta didik dapat
saling bertukar informasi dan kegiatan belajar mengajar lebih aktif.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan terprogram di komunitas Homeschooling Kak Seto
(HSKS) dilakukan dengan pelajaran yang bersifat akademik dan non
akademik. Untuk akademik seperti bahasa Indonesia, IPA, IPS, PKN,
bahaasa Inggris, matematika. Untuk non akademis seperti project class,
Friday class, dan outing. Pembelajaran ini saling bersinambungan untuk
menumbuhkan suasana belajar yang aktif, efektif dan menyenangkan
sesuai dengan visi Homeschooling Kak Seto (HSKS). Metode
pembelajaran yang digunakanpun cukup beragam, mulai dari Student
Center Learning (CTL) di mana peserta lebih aktif untuk menjelaskan dan
mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran dilaksanakan,
Contextual Teaching Learning (CTL) di mana guru memberikan studi
kasus pada saat pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
80

sehingga peserta didik mudah mengingat dan memahami materi, dan


metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, pada
metode ini menjadi lebih kompleks dan kegiatan pembelajaran tidak terasa
jenuh. Contohnya seperti kegiatan kuis, games di sela pembelajaran, dan
penugasan yang melatih kreatifitas peserta didik.
4. Evaluasi Pembelajaran
Penilaian kompetensi bisa dilakukan dengan dua cara, langsung
dan tidak langsung; satu aspek dan banyak aspek tergantung pada tujuan
penilaiannya. 97 Evaluasi pembelajaran dalam hal ini dilakukan oleh
berbagai pihak, evaluasi yang dilakukab pihak Homeschooling yaitu
dengan menjalankan supervisi terhadap kegiatan pembelajaran dan
terhadap tutor. Disetiap mata pelajaran kepala/wakil kepala
Homeschooling masuk ke dalam ruang pembelajaran untuk mengamati
dan memberi support ke peserta didik intensitasnya tergantung tidak
ditentukan waktu yang pasti, kemudian untuk tutor dengan melakukan
rapat rutin bulanan, pada saat pembuatan silabus di awal tahun atau rapat
evaluasi akhir tahun. Untuk peserta didik sendiri melalui ketuntasan
belajar di Homeschooling Kak Seto (HSKS) ada beberapa hal yakni jika
kenaikan kelas ada sistem ulangan harian, UTS, dan UAS. Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pelaksanaan ulangan
harian biasanya berupa pengerjaan soal dan lembar kerja peserta didik.
Terdapat 3 bentuk rapor yakni capaian hasil belajar, grafik perkembangan
setiap bulan dan laporan hasil kegiatan kelompok khusus peserta didik.
Aspek yang dinilai pada nilai proses ada di lembar penilaian tutor yaitu
latihan, absensi, dan sikap semuanya 15%. Nilai lifeskill atau kegiatan
pengembangan diri peserta didik memuat Friday class, project class dan
outing semuanya 25%. Nilai LK (lembar kerja) merupakan tugas yang ada
di dalam modul yang wajib dikumpulkan peserta didik sebelum uts dan
sebelum uas nilainya 10%. Yang terakhir nilai evaluasi UTS dan UAS
masing-masing 20% dan 30%. Setelah semua nilai di hitung akan

97
Musfah, Tips Menulis Karya Ilmiah Makalah, Penelitian, Skripsi, Tesis & Disertasi.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016), Hal. 50.
81

dimasukan ke nilai rapor. Untuk peserta didik kelas VI yang akan


melaksanakan ujian akhir atau kelulusan biasanya selain terdapat UTS dan
UAS ada try out dan Ujian Paket Kesetaraan (UPK) yang diselenggarakan
oleh Homeschooling Kak Seto (HSKS). Setiap tahun kebijakan UPK
berbeda-beda. Untuk tahun 2022 sendiri dilaksanakan secara online
(daring) melalui aplikasi dengan soal ujian berupa pilihan ganda dan
uraian. Dinas pendidikan melakukan verifikasi terlebih dahulu dalam
menentukan lokasi/moda satuan pendidikan seperti infrastruktur, kesiapan
aplikasi dan sumber daya. Untuk penentuan kelulusan sendiri tidak hanya
berdasarkan nilai UPK tetapi diakumulasikan dengan penilaian lain dari
tugas yang ada di Homeschooling
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran di Homeschooling Kak Seto (HSKS) tingkat SD


dilakukan oleh semua stakeholder yang ada di lingkup HSKS tersebut.
Mulai dari, orangtua dan peserta didik yang menentukan pilihan untuk
bersekolah seperti mengikuti proses trial class, assassement, interview,
sehingga peserta didik benar-benar yakin untuk menjalani pendidikan
informal di HSKS. Tenaga pendidik dan kependidikan yang membuat
silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sampai dengan
sarana dan prasarana yang digunakan untuk menopang pembelajaran.
2. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan metode yang menyenangkan,
sesuai dengan hasil wawancara kepada peserta didik dan observasi karena
setiap pembelajaran diisi dengan variatif melalui game, kuis seputar
pembelajaran, dan craft sehingga materi tidak terasa menjenuhkan.
3. Terdapat peserta didik yang merasa pembelajaran seperti matematika cukup
menyulitkan, tetapi tutor di homeschooling memberikan ruang untuk peserta
didik bertanya dan diajarkan kembali dengan cara yang menyenangkan
melalui peraga seperti games atau kuis.
4. Peserta didik lebih banyak diberikan studi kasus yang ada di keseharian
dalam proses kegiatan belajar mengajar, hal ini didukung dari hasil
observasi beberapa mata pelajaran yakni IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan
Matematika. Sebelum memulai pembelajaran, wawasan peserta didik
dikulik terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan mempelajari materi
pelajaran dihari tersebut.
5. Peserta didik Homeschooling Kak Seto mayoritas mengikuti les dan kursus
di luar pendidikan homeschooling sehingga bakat peserta didik tumbuh dan
berkembang bukan karena diciptakan homeschooling tetapi didukung dan
diarahkan oleh bantuan homeschooling.

82
83

6. Penilaian pada program komunitas selain dari UTS dan UAS juga terdapat
lembar kerja peserta didik yang bisa dikerjakan kapanpun di luar waktu
belajar di homeschooling, kemudian meskipun terdapat kriteria ketuntasan
minimun (KKM) dalam penilaian, tetapi bakat non akademik peserta didik
juga dapat membantu menambahkan atau menjadi nilai plus dalam penilaian
harian.
7. Evaluasi program komunitas tahunan dilaksanakan pada saat pergantian
tahun ajaran baru, tetapi setiap harinya lebih berfokus pada evaluasi
pembelajaran yang dilakukan rutin setelah pembelajaran berlangsung. Hasil
evaluasi setiap pembelajaran berbentuk Google Form yang diisi peserta
didik dan menjadi feedback bagi tutor untuk review pembelajaran
berikutnya. Untuk rapor peserta didik sangat kompleks terbukti dengan
adanya 3 rapor berbeda yang mendeskripsikan hasil dari proses belajar
peserta didik.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa


program komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS) berjalan dengan baik
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi pembelajaran. Visi
Homeschooling yang ingin menciptakan pembelajaran ramah anak dan
menyenangkan juga terwujud dengan adanya games/kuis seputar materi
pembelajaran sebelum kelas dimulai, dan penerapan project class. Selain itu
dengan adanya program komunitas, peserta didik homeschooling juga tetap
dapat bersosialisasi dengan teman kelas seperti pada pendidikan formal
walaupun dengan intensitas yang lebih sedikit. Visi Homeschooling Kak Seto
(HSKS) yang menginginkan peserta didik memiliki good character dan menjadi
comunity builder juga terwujud dengan adanya program pengembangan bakat
seperti talent class dan inspiring story class.
84

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang dilakukan penulis, ada
beberapa saran, yakni:

1. Pihak Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD


Pelaksanaan program komunitas yang ada di Homeschooling Kak
Seto (HSKS) meskipun sudah terealisasi dengan baik, tetapi masih terdapat
kekurangan dalam hal kedisiplinan peserta didik sebelum memulai
pembelajaran, khususnya karena pembelajaran dilaksanakan secara online
masih terdapat peserta didik dan tutor yang saling menunggu dan
mengingatkan untuk bergabung melalui grup WhatsApp. Saran penulis
adalah tetap memberikan punishment kepada peserta didik agar lebih
disiplin dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, adanya berbagai
program di Homeschooling khususnya program komunitas, menambah
keragaman yang positif bagi pendidikan di Indonesia, tetapi masih banyak
masyarakat yang tidak tahu apa dan bagaimana berjalannya sistem
pembelajaran ini. Melakukan marketing campaign yang sesuai dapat
meningkatkan edukasi terhadap masyarakat untuk mengetahui adanya
program komunitas di Homeschooling Kak Seto (HSKS).

2. Peserta Didik
Peserta didik Homeschooling diharapkan memiliki semangat dan
motivasi tinggi untuk menyelesaikan pendidikan di Homeschooling dengan
optimal serta diharapkan memiliki disiplin yang tinggi dalam belajar, baik
dilakukan secara offline ataupun online agar meningkatkan tanggung jawab
terhadap kewajiban yang harus dilakukan, sehingga dapat terbiasa
mengimplementasikan sikap disiplin dalam hal apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Aar, dkk. 2009. Warna Warni Homescholing. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Afandi dan Badarudin. 2013. Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan


Memasukkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Bandung:
Alfabeta.

Alfiat, Zul. 2019. “Homeschooling; Pendidikan Alternatif di Indonesia”, Jurnal


Visipena, Vol. 10, No. 1.

Amari, Sofan. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah,
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anggara, Dameis Surya dan Candra Abdillah. 2018. “Proses Pembelajaran


Program Homeschooling Tingkat Sekolah Dasar di PKBM Anugrah
Bangsa Kota Semarang”. Vol 3, No 1. ISSN: 2502-5406.

Antika, Rindy Reza. 2014. “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered


Learning Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul
‘Izzah, Nganjuk” BioKultur, Vol.III. No.1.

Ariefianto, Lutfi. 2017. Homeschooling: Persepsi, Latar Belakang dan


Problematikanya (Studi Kasus pada Peserta Didik di Homeschooling
Kabupaten Jember), jurnal Unej, Volume IV No. 2.

Aswan, 2016. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jogjakarta: Aswaja


Pressindo. Cet.2.

Cahyanti, Novi. 2016. Skripsi: Peningkatan Mutu Pendidikan Homeschooling Kak


Seto Solo pada Satuan SMA dan Kualitas Lulusannya. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Daryanto & Herry. 2013. Siap Menyongsong Kurikulum. Yogyakarta: Gava Media.

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI,


Platform Reformasi Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia

Fathurrohman, Muhammad. 2015. “Model-model Pembelajaran”. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

85
86

Fitriana, Ajeng. 2016. “Efektifitas Pelaksanaan Pendidikan Homeschooling


sebagai Pendidikan Alternatif dalam Mengembangkan Potensi Anak di
Homeschooling Kak Seto Jakarta Selatan” Vol 1, No 1.

Hanaco, Indah. 2012. I Love Homeschooling, Segala Sesuatu yang Harus


Diketahui tentang Homeschooling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Heryani, Rosalina Dewi. 2017. “Homeschooling sebagai Sekolah Alternatif Ramah


Anak”, Research And Development Journal of Education, Vol. 3 No. 2.

Homeschooling Kak Seto, https://www.hsks.sch.id.

Ikbal, Taufiq. 2017. Skripsi: Implementasi Manajemen Mutu Pembelajaran di SMP


Muhammadiyah 3 Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.

Isyana, Rossy & Tanti. 2017. Jurnal Strategi Komunikasi Pemasaran


“Homeschooling Kak Seto”

Ismail SM. 2018. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.


Semarang: RaSAIL Media Group cet.ke-1.

Jokowi Kuak 3 Masalah Pendidikan yang Harus Dibereskan,


https://m.cnnindonesia.com

Kadir. 2013. Konsep Pembelajaran Kontekstual di Sekolah. Dinamika Ilmu. Vol.


13. No. 3.

Majid. 2016. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maryono. 2011. Dasar-dasar dan Tenik menjadi Supervisor Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Masaong, Kadim. 2013. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas


Guru. Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto mudah, murah, meriah,
dan direstui pemerintah. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
87

Musfah, Jejen. 2016. Tips Menulis Karya Ilmiah Makalah, Penelitian, Skripsi, Tesis
& Disertasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

----------------. 2018. Manajemen Pendidikan, Aplikasi, Strategi dan Inovasi.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Nengsih, Yanti Karmila. 2017. “Studi Komparatif Pengelolaan Pembelajaran pada


Homeschooling Primagama dengan Homeschooling Anugrah Bangsa”,
Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 4, No.1.

Nurhadi, dkk. 2002. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.


Malang: Universitas Negeri Malang.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pengantar Homeschooling, rumahinspirasi.com.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 Bab II Ayat 1.

Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. No. 19 tahun 2005


pasal 19 Ayat 1.

Prosiding Seminar Nasional. 2016. Homeschooling Versus Sekolah Formal Dialog


Tentang Mutu Pendidikan yang Bermartabat. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.

Purnamasari, Iin. 2017. “Homeschooling dalam Potret Politik Pendidikan: Studi


Etnografi pada Pelaku Homeschooling di Yogyakarta”, JNE 3(1).

Rahmat, Abdul dan Syaiful Kadir. 2007. Kepemimpinan Pendidikan dan Budaya
Mutu. Yogyakarta: Zahir Publishing.

Rumelt, Richard. 2011. Good Strategy Bad Strategy The Difference and Why it
Matters. Suffolk: Great Britain.

Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sondole, Erlis Milta Rin, dkk. 2015 Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan
Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero)
Unit Pemasaran VII Pertamina BBM Bitung, Jurnal EMBA. Vol. 3.
88

Sumardiono. 2007. Homeschooling A Leap for Better Learning. Jakarta: PT. Elex
Media Computindo.

Suprijono, Agus. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi. Surabaya:


http://history22education.wordpress.com/.

Trinova, Zulvia. 2013. Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning pada


Materi Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4.

Undang-undang No. 20 tahun 2003, Bab VI Pasal 13 ayat 1.

Vibriyanthy, Ricca dan Puji Yanti Fauziah. 2014. “Implementasi Pendidikan


Karakter di Homeschooling Kak Seto Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 1 No. 1.

Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

89
90

Lampiran 1

Profil Sekolah Kak Seto


91
92
93
94
95
96
97

Lampiran 2

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

No. Nama Jabatan


1 Iin Imronah Amelia, S.Pd.I Kepala pendidikan dasar
2 Alvian Yadi Saputra, S.Pd. Wakil Kepala Pendidikan
Dasar/Tutor TIK
3 Hijrah Puspita, S.E. Staf Pengembangan &
Kurikulum (Tutor Bahasa
Indonesia)
4 Ardian Santoso, S.Pd.I. Kepala Tata Usaha dan
Kesiswaan
5 Tantowi Saddam Ahda, S.Pd. Staf Pengembangan &
Keterampilan (Tutor Pramuka)
6 Ade Kurniati, S.Psi. Konselor SD
7 Siti Sarah Sa'diah, S.Pd. Wali Kelas 1 SD HSKS dan KSS
8 Rahma Novia, S.Pd. Wali Kelas 2 SD HSKS dan KSS
9 Ikawati Rahayu, S.Pd. Wali Kelas 3 SD HSKS dan KSS
10 Dessi Surya, S.Pd. Wali Kelas 4 SD HSKS/Tutor
Bahasa Indonesia
11 Zahra Zahruniya, S.Si., S.Pd. Wali Kelas 5 SD HSKS/Tutor
Bahasa IPS dan TIK
12 Tarra Anggun Cantika, S.Pd. Wali kelas 6 SD HSKS/Tutor
PPKn
13 Oryza Sativa, S.Pd.I Tutor IPA, SBdP, dan Talent
Class Cooking Class
14 Arlika Yuni Arta, S.Pd. Tutor Matematika dan Agama
Kristen
15 Krisma Nurmaya, S.Pd. Tutor Bahasa Inggris dan Agama
Islam
16 Fauzan Bahri, S.Pd. Tutor Pendidikan Olahraga dan
Rekreasi
17 Elfridus Moi, S.S.,M.P Tutor Agama Katholik
18 Ni Putu Dewi Angereni, S.Sos, Tutor Agama Hindu
M.Pd
19 Anissah, S.Pd. Tutor Remedial Akademik Kelas
1
20 Diah Pudji Utami, S.Pd. Tutor Remedial Akademik Kelas
2
21 Safirah Firdausi, S.Psi. Tutor Remedial Akademik Kelas
3
22 Buquita Ranzalina S.Psi Tutor Remedial Akademik Kelas
4
23 Mulida Zuliyanah, S.Pd. Tutor Remedial Akademik Kelas
5
24 Muhamad Awaluddin, S.Pd. Tutor Pramuka
98

25 Syifa Khaeriyah, S.Pd. Tutor Talent Class Handcrafting


26 Firda Yunita Tutor Talent Class Dance
99

Lampiran 3

Data Peserta Didik

Peserta Didik Kelas 1

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1112101006 Allyta Namiah Milani 1 DL
2 1112101053 Arsakha Khalfani Ichsan 1 DL
3 1112101013 Faradisa Naturi Izzah 1 DL
4 1112101036 Jehovalena Jocellyne Resiana 1 DL
Kristandi
5 1112101015 Khaira Athaleta Masinambow 1 DL
6 1112101037 Kyla Delisha Wibowo 1 DL
7 1112101038 Maximilian Moreno Rusmanto 1 DL
8 1112101020 Nathanael Timothy 1 DL
9 1112101039 Sofia Putri Karenia 1 DL
10 1112101023 Sulthan Malik Agranara Almecca 1 DL
11 1112101024 Timur Kelana Maher Ardeva 1 DL
12 1112101025 Zoey Adrianna Luntungan 1 DL
13 1112101007 Alya Putri Sulistiono 1 DLT
14 1112101035 Isabelle Dominique Grace 1 DLT
Setiawan
15 1112101042 Kadzya Zahsy Nakhaira 1 DLT
16 1112101018 Maximiliano Savio 1 DLT
17 1112101004 Alana Shira Setyadinata 1 Kom Reg
18 1112101014 Kenzie Razzaq Tobing 1 Kom Reg
19 1112101030 Ataya Syahum Permata Nusantara 1 Kom Reg
20 1112101005 Albarra Keenanza Tristamaraja 1 Kom Online
21 1112101057 Aviel Meira Tzivia Huwae 1 Kom Online
22 1112101031 Canisius Edgar Winata 1 Kom Online
23 1112101010 Cut Maryam Maisyara 1 Kom Online
100

24 1112101011 Dhanurendra Hanif Hasmanto 1 Kom Online


25 1112101012 Esther Mirea Kurniawan 1 Kom Online
26 1112101026 Ethan Hosho Haryanto 1 Kom Online
27 1112101054 Fransiskus Harson Liem 1 Kom Online
28 1112101016 King Abraham Maranov 1 Kom Online
29 1112101028 Melba Kalyca Marva 1 Kom Online
30 1112101046 Muhamad Faith Arkan 1 Kom Online
31 1112101047 Muhammad Nabil Chair 1 Kom Online
32 1112101048 Muhammad Rayyan Atarahman 1 Kom Online
Hidayat
33 1112101052 Natasha Sarah Priyatmoko 1 Kom Online
34 1112101021 R Arsa Budiaslam Suryodipuro 1 Kom Online
35 1112101022 Rayhan Azka 1 Kom Online
36 1112101055 Siti Arruqayya Nariashy Rufwan 1 Kom Online
37 1112101033 Emrick Darren Yang 1 RA
38 1112101019 Nadine Alessandra Glerry 1 RA

Peserta Didik Kelas 2

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1112001090 Arkya Malayka Ashayana 2 DL
Nasution
2 1112001042 Arsakha Satria Wibawa 2 DL
3 1112001033 Athaya Naufal Evelardo 2 DL
4 1112001076 Binar Lady Burujan Rahman 2 DL
5 1112001082 Byakta Hagon Amin 2 DL
6 1112001061 Catherine Elizabeth Sanmarino 2 DL
7 1112001013 Dashwana Nerotama 2 DL
8 1112001045 Dimatheo Matthew Daat 2 DL
9 1112001046 Firyal Yumna Kaltsum Nisfisya' 2 DL
Baniah
101

10 1112001092 Grace Tjia 2 DL


11 1112001083 Hawra Sophia Lindan 2 DL
12 1112001068 Hellen Natasha Adelyn Prabowo 2 DL
13 1112001084 Joshua Immanuel Wicaksana 2 DL
14 1112001022 Kano Veyron Keyaan 2 DL
Pangemanan
16 1112102045 Kaynedden Oneil Wijaya 2 DL
17 1112001073 Kayyesh Izharul Haq 2 DL
18 1112001037 Keishera Elyanour Jinan 2 DL
19 1112001048 Kenji Julio 2 DL
20 1112101001 Matthew Andreas Linggom 2 DL
21 1112001069 Michael Morel Rusmanto 2 DL
22 1112001066 Michael Ryan Chandra 2 DL
25 1112001025 Naurin Dru Nahla 2 DL
26 1112001010 Rangin Puntadewa 2 DL
Wijayakusumah
27 1112001040 Ratu Sofia Nurul Arsy 2 DL
28 1112001087 Siti Anaya Radinty 2 DL
29 1112001067 Cheyenne Maxine Kornfeld 2 DLT
30 1112001024 Nathan Sheldon Morada 2 DLT
31 1112001077 Aliyah Faizah Takdir 2 Kom Reg
32 1112001012 Angelo Angkasa Adiningrat 2 Kom Reg
33 1112001078 Araina Hayaa Makkiya Rufwan 2 Kom Online
34 1112001015 Aurelia Samantha 2 Kom Online
35 1112001016 Delisha Syakira Rahman 2 Kom Online
36 1112001088 Jenan Ashilla Tasnim 2 Kom Online
37 1112001023 Ken Rich Reagan 2 Kom Online
38 1112102051 Omar Aksa Wardhana 2 Kom Online
39 1112001026 Prabu Sulaiman Ar Raihan 2 Kom Online
40 1112101003 Romeo Rayyan Artha 2 Kom Online
41 1112001081 Annelle Roulina 2 RA
102

42 1112001086 Filomena Auxilia Pranata 2 RA


43 1112001093 Sheravina Gavin 2 RA

Peserta Didik Kelas 3

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1112002035 Athar Dhawa Fahrin 3 DL
2 1112002052 Jayden Jeluve Fender 3 DL
3 1112002058 Kautsar Gabean Pohan Siahaan 3 DL
4 1112001007 Kim Yuri Hwan 3 DL
5 1111901009 Ladya Almahyra Feharsal 3 DL
6 1111901010 Maple Claire Archiello 3 DL
7 1112002056 Muhammad Syazani Al Taftazani 3 DL
8 1111901013 Raden Indra Surya Agung 3 DL
9 1111901014 Raden Wisnu Herwasto Aqil 3 DL
10 1111901005 Sherin Ryuki 3 DL
11 1111901019 Muhammad Dzakwan Faiq Wasim 3 Kom Reg
12 1111901020 Raden Candra Kusumadewa 3 Kom Reg
13 1112103050 Raden Mas Giuliano Adriano 3 Kom Reg
14 1112002027 Rus Ibrahim Gentala Maheswara 3 Kom Reg
15 1112103008 Bidziil Kou Javara Ardan 3 Kom
Online
16 1112103032 Clarisa Anindya Ramadhani 3 Kom
Online
17 1111901031 Aulia Ismail Lazuardi 3 RA
18 1111901035 Rafan Radi Basri 3 RA

Peserta Didik Kelas 4

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1111801044 Abizar Alghifari Hafidz 4 DL
2 1111801020 Afnaan Dodi Zulkifli 4 DL
103

3 1111902038 Aisha Gusti Satrio 4 DL


4 1112003041 Angelique Donatallyna Kusmana 4 DL
5 1111801014 Cherisheaven Chan 4 DL
6 1111801026 Cut Friyal Samira Jasmine 4 DL
7 1111801042 Edgar Ralph Archiello 4 DL
8 1112003060 Ethan Sumedha Liem 4 DL
9 1111801024 Filza Al Azkia 4 DL
10 1111902026 Georgio William Lemuel 4 DL
Widihascaryo
11 1111801029 Hafizuddin Dzakka Alduri 4 DL
12 1111801050 Hamemayu Hayuning Bawono 4 DL
Setyoko
13 1112003053 Jean Maria Helena Rooroh 4 DL
14 1112003091 Kalyla Hagya Lilacita Nasution 4 DL
15 1111801031 Kimora Zeba Syarief 4 DL
16 1112003050 Mahessa Dian Putri 4 DL
17 1111801049 Maizza Rahma Fjola Adyan 4 DL
18 1111801003 Malika Dafakeive Sesario 4 DL
19 1111801027 Muhammad Arsyan Athhara Yoga 4 DL
20 1112003051 Muhammad Asyraf Abdillah 4 DL
21 1111802058 Muhammad Nadeem Dwi Ramadhan 4 DL
22 1111701039 Nara Dhikram Putra Winata 4 DL
23 1112003070 Nirvanada Narwastuswasti 4 DL
24 1112104044 Putri Kiani Hasibuan 4 DL
25 1111801017 Ravio Hariyadi 4 DL
26 1111801007 Saviero Azka Radite 4 DL
27 1111801038 Viryarama Manggala Gunawan 4 DL
28 1111801028 Zhavira Rusyda Sabilia 4 DL
29 1111902036 Jaima Sora Orieanna 4 Kom
Reg
104

30 1112002006 Karell Bintang Soesatyo 4 Kom


Reg
31 1111801011 Muhammad Julian Rifky Latuconsina 4 Kom
Reg
32 1111902037 Nayla Avery Xaviera Indrawan 4 Kom
Reg
33 1112104043 Liu Hamzah Luthfi 4 Kom
Online
34 1112104049 Muhammad Tenggara Wardhana 4 Kom
Online
35 1112003028 Sakti Radja Al Abrar Maland 4 Kom
Online
36 1111902016 Andra Syachputra 4 RA
37 1112003085 Khansa Faizah Hafizhah 4 RA

Peserta Didik Kelas 5

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1111903002 Aisya Renata Putrikyza 5 DL
2 1111701002 Alya Nadean Salsabilla 5 DL
3 1111701003 Angelina Shakeela Putri 5 DL
4 1111701035 Aryasatya Prawara Shaquille 5 DL
5 1112004080 Ayesha Irtiza Amaraghati 5 DL
Nasution
6 1112004044 Daniel Fender Caleb Hartono 5 DL
7 1111701033 Felice Leticia Hartana 5 DL
8 1111903006 Ghaniya Vaniyusha Zaraefa 5 DL
Giriarso
9 1111903008 Jared Benjamin Tetengean 5 DL
10 1111802019 Jason Patria 5 DL
11 1111701014 Kenzie Hardanu 5 DL
12 1112004049 Khanra Lakeesha Rana 5 DL
105

13 1111701011 Muhammad Zhorif Fidien 5 DL


Faa`Iq
14 1112004057 Rachelle Aubree Santosa 5 DL
15 1111802030 Raden Alexandria Kinara 5 DL
Ibrachim
16 1111903011 Reyhan Ernesto 5 DL
17 1112004064 Hayley Alexandria Tjen 5 DLT
18 1112004034 Dhean Bonosegoro Setyaboedhi 5 Kom Reg
19 1112105041 Keanu Genzha Resama 5 Kom Reg
20 1111903017 Khanza Carrisa Kurniawan 5 Kom Reg
21 1111903027 Matteo Juliano Walia 5 Kom Reg
22 1111701017 Yusya Abdurrazaq 5 Kom Reg
23 1111802032 Zeo Clarion Lytroo 5 Kom Reg
24 1112105029 Ali Mumtaz Fauzi 5 Kom Online
25 1112004043 Brisha Kinarian Kayana 5 Kom Online
26 1112105009 Carissa Anaya Mustika Aru 5 Kom Online
27 1111903015 Cecilia Ardisoma Werner 5 Kom Online
28 1111903032 Dheerandra Widhiwasa 5 Kom Online
29 1112004071 Fayruzka Fontana Akhyar 5 Kom Online
30 1112105034 Ibrahim Wahyu Marthadinata 5 Kom Online
31 1112105027 Keimoss Zuenri Shu 5 Kom Online
32 1112105017 Maiara Adilia Ardan 5 Kom Online
33 1112004038 Malika Jihan Yusreva 5 Kom Online
34 1112004089 Muhammad Rai Arraza Rufwan 5 Kom Online
35 1112004039 Pradipta Kirana Mahacara 5 Kom Online
36 1111701018 Dylan Isabelle Saluling 5 RA
37 1111701004 Naila Anjani Putri Ardi 5 RA
106

Peserta Didik Kelas 6

No. NIS Nama Lengkap Peserta Didik Kelas


1 1111904029 Akash Prithvi Vaswani Parvani 6 DL
2 1111601022 Arkan Radhiyya 6 DL
3 1111702024 Chevisteven Chan 6 DL
4 1111601021 Daniesh Shaumadan Yurianto 6 DL
5 1112005075 Frederick Moby Mahalla 6 DL
Harmein
6 1111803048 Maisha Faithiyya Widyadhari 6 DL
Adyan
7 1111601036 Monera Septiaputri Wibowo 6 DL
8 1112005095 Muhammad Baihaqi Abdullah 6 DL
9 1112005059 Muhammad Dzikraa 6 DL
Kaharudin Sya'bani Al-Atsary
10 1112005055 Muhammad Razin Al 6 DL
Muhadzdzib
11 1111803041 Qeenandra Zia Purwodibroto 6 DL
12 1112005074 Syahda Alghina Utsman 6 DL
13 1112004009 Tsabita El Imani 6 DL
14 1112004004 Tubagus Muhammad Rasya 6 DL
Ibrahim Al-Arsy
15 1111803005 Venant Immanuel Sulistyo 6 DL
16 1112005014 Aaron Ghady George Bamboe 6 DLT
17 1112005011 Aikal Kahfi Priyambodo 6 DLT
18 1111904021 R. Prana Maden Abiyaksa 6 Kom Reg
19 1111601035 Rafa Akbar Maulana 6 Kom Reg
20 1112004001 Ritch Kent Santoso 6 Kom Reg
21 1111601033 Tomoki Mahesa Abe 6 Kom Reg
22 1112005079 Adriana Khatulistiwa 6 Kom Online
23 1112005063 Giandra Razzaq Kurniawan 6 Kom Online
24 1112005018 Jehezkiel Marvel Lohy 6 Kom Online
107

25 1112105002 Jelilah Janit Luthfi 6 Kom Online


26 1112005019 Jermaine Nyle Lohy 6 Kom Online
27 1112005021 Jill Annabelle Jevanya Lohy 6 Kom Online
28 1112106040 Vincent Giovanno Ridwan 6 Kom Online
29 1112106056 Shizuka Elleona Sukma 6 Kom Online
108

Lampiran 4

Silabus IPA Kelas 4 SD


109
110
111
112
113
114
115
116

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


117
118
119
120
121

Lampiran 6

Hasil Observasi Pembelajaran

Sumber Aspek Penilaian


Data 1 2 3 4
Guru Orientasi
a. Mengucapkan salam √
b. Menanyakan kabar √
c. Membaca doa √
d. Mengisi daftar hadir √
Apersepsi
a. Mengulas pembelajaran pertemuan √
sebelumnya
b. Membuka pertanyaan bagi yang √
kurang paham materi pembelajaran
Inti pembelajaran √
Profesionalisme guru
a. Penguasaan materi √

b. Penyampaian materi

c. Cara mengajar
d. Sarana belajar √
e. Metode belajar √
f. Media belajar √
g. Penampilan √
Peserta Peran aktif peserta didik
didik a. Menjawab salam √
b. Menjawab kabar √
c. Membaca doa √
Kesungguhan peserta didik
a. Menjawab ketika ditanya √
b. Bertanya ketika diberi kesempatan √
122

c. Mengikuti pembelajaran yang √


diajarkan
d. Mengikuti pembelajaran dengan √
antusias dan senang
Waktu Kecukupan waktu
a. Ketetapan waktu memulai √
pembelajaran
b. Ketepatan waktu mengakhiri √
pembelajaran
Kebermanfaatan waktu
a. Kinerja guru/tutor dalam √
memanfaatkan waktu pembelajaran
b. Kemampuan peserta didik √
mengikuti pembelajaran
Sarana Ruang
dan a. Ketersediaan ruang √
prasarana b. Kelayakan ruang √
c. Kebersihan ruang √
d. Ukuran ruang √
e. Pemeliharaan ruang √
f. Pencahayaan ruang √
g. Sirkulasi udara √
h. Kenyamanan ruang √
Perabot dan peralatan
a. Ketersediaan meja, kursi dan papan √
tulis
b. Kelayakan meja, kursi dan papan √
tulis
c. Ketersediaan peralatan √
pembelajaran
d. Kelayakan peralatan pembelajaran √
123

Keterangan:
1 = Kurang baik
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat baik

Lampiran 7
Hasil Observasi Sarana dan Prasarana
No. Jenis Sarana dan Memadai Keterangan
Prasarana Ya Tidak
1 Lahan √
2 Ruang kelas √
3 Ruang pimpinan √
4 Ruang pendidik √
5 Ruang tata usaha √
6 Perpustakaan √
7 Kantin √
8 Tempat beribadah √
9 Laboratorium √
10 Toilet √
11 Meja belajar √
12 Kursi √
13 Lemari √
14 Air conditioner √
15 Jaringan internet √
16 Pagar √
17 Taman √
18 Lahan parkir √
19 Ventilasi √
20 Media belajar √
21 Tempat penyimpanan √
124

arsip

Lampiran 8

Peserta Didik yang diwawancara


125

Lampiran 9

Rapor Peserta Didik

Rapor Capaian Hasil Belajar


126
127
128
129

Rapor Grafik
130
131

Laporan Hasil Kegiatan Kelompok Khusus Peserta Didik


132

Lampiran 10

Pedoman Wawancara Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD

Nama :

Jabatan :

Tempat :

Hari/Tanggal :

A. Perencanaan program komunitas


1. Apa latar belakang diadakan program komunitas?
2. Apakah homeschooling memiliki program kerja dalam jangka pendek,
menengah dan panjang?
3. Siapa saja pihak yang terlibat dalam perencanaan program komunitas?
4. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung perencanaan program
komunitas ini?
5. Apa tujuan dari diadakannya program komunitas?
6. Apa metode khusus yang dirancang untuk menjalankan program komunitas
ini?
7. Apa-apa saja kendala dalam membuat perencanaan program pembelajaran
komunitas ini?
8. Apakah kegiatan evaluasi program dapat mempengaruhi perencanaan
program komunitas?
9. Apakah perencanaan program komunitas dilakukan secara rutin? (jika iya,
berapa tahun sekali?
10. Apakah dalam perencanaan program komunitas terdapat agenda
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apa yang membedakan program komunitas dengan program lain di
homeschooling?
2. Bagaimana penerapan kurikulum pada program komunitas?
133

3. Apa-apa saja kriteria/standar yang diterapkan pada mata pelajaran yang ada
di komunitas?
4. Bagaimana cara pihak HSKS melakukan pengawasan/supervisi kepada
tutor dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar?
5. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Selama pelaksanaan program komunitas sampai tahun ini, bagaimana
mutu/kualitas pembelajaran peserta didik, baik dari segi proses maupun
hasil?
2. Bagaimana tanggapan orangtua mengenai pelaksanaan program
komunitas?
3. Seberapa besar animo masyarakat terhadap program komunitas di
homeschooling?
4. Bagaimana minat peserta didik usia SD terhadap program komunitas di
HSKS?

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana strategi kepala HSKS dalam penigkatan program pembelajaran
komunitas?
2. Apa saja strategi pembelajaran komunitas yang telah diterapkan dalam
upaya meningkatkan mutu?
3. Bagaimana strategi pimpinan HSKS dalam memperluas jaringan
kemasyarakat terkait pembelajaran program komunitas?
4. Bagaimana tindakan/solusi kepala homeschooling dalam meredam
pandangan negatif terkait pendidikan homeschooling?
5. Jika terdapat permasalahan pada program komunitas, apa tindakan yang
harus dilakukan kepala HSKS dan siapa saja yang berperan dalam
pengambilan keputusan tersebut?
134

Lampiran 11

Pedoman Wawancara Wakil Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS)


Tingkat SD
Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
program komunitas?
2. Apakah perencanaan dapat berjalan sepenuhnya?
3. Apa-apa saja kendala dalam membuat perencanaan program pembelajaran
komunitas ini?
4. Apakah kegiatan evaluasi program dapat mempengaruhi perencanaan
program komunitas?
5. Apakah perencanaan program komunitas dilakukan secara rutin? (jika iya,
berapa tahun sekali?)
6. Bagaimana konsep layanan konseling di homeschooling dan siapa yang
saja yang berpartisipasi dalam layanan tersebut?
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana peran wakil kepala homeschooling dalam pelaksanaan
pembelajaran?
2. Bagaimana penerapan kurikulum pada program komunitas?
3. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di homeschooling Kak
Seto ini? dan bagaimana perannya?
4. Apakah RPP yang dibuat guru/tutor diterapkan dalam proses pembelajaran
komunitas?
5. Apa-apa saja mata pelajaran jenjang SD yang diterapkan dikomunitas?
6. Bagaimana peran guru/tutor dalam setiap mata pelajaran?
7. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
8. Apa-apa saja metode pembelajaran program komunitas?
135

9. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada


dikomunitas?
10. Perlombaan apa saja yang diikuti oleh peserta didik, baik tingkat nasional
ataupun internasional?
11. Kegiatan apa saja yang ada pada program komunitas ini baik
intra/ekstrakurikuler/projek kelas?
12. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas sampai tahun ini, bagaimana
mutu/kualitas pembelajaran peserta didik, baik dari segi proses maupun
hasil?
2. Bagaimana tanggapan orangtua terhadap pelaksanaan program
komunitas?
3. Bagaimana animo masyarakat terkait program komunitas di
homeschooling?
4. Bagaimana minat peserta didik jenjang SD terhadap program komunitas
di HSKS?
5. Bagaimana tanggapan/saran pihak sekolah tentang pendidikan lanjut
(kejenjang SMP) peserta didik? (apakah kesekolah formal/informal)
6. Apakah terdapat sistem tinggal kelas pada homeschooling?
7. Bagaimana sistem kelulusan dan legalitas ijazah peserta didik?
D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas
1. Apa saja strategi pembelajaran komunitas yang telah diterapkan dalam
upaya peningkatkan mutu?
2. Bagaimana strategi pihak HSKS dalam memperluas jaringan
kemasyarakat terkait pembelajaran program komunitas?
3. Jika terdapat permasalahan pada program komunitas, apa tindakan yang
harus dilakukan kepala HSKS dan siapa saja yang berperan dalam
pengambilan keputusan tersebut?
136

Lampiran 12

Pedoman Wawancara Tutor Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD


Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran?
2. Apakah orangtua/wali diberitahu tentang RPP yang dibuat tutor HSKS?
3. Bagaimana cara membuat RPP dan perangkat pembelajaran? dan kapan
waktu pembuatan RPP tersebut dilakukan?
4. Bagaimana penerapan kurikulum pada pembuatan RPP program
komunitas?
5. Apakah ada keluwesan dalam menerapkan RPP dalam setiap kegiatan
komunitas?
6. Apa saja bahan pembelajaran yang digunakan dalam program komunitas
ini?
7. Bagaimana cara guru/mentor menyiapkan bahan pembelajaran?
8. Adakah cara-cara khusus dalam membuat program komunitas ini?
9. Bagaimana kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada
dikomunitas?
10. Apakah tutor/guru dilibatkan dalam perencanaan penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran komunitas?
11. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari perancangan
pembelajaran program komunitas ini?
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana penerapan RPP dalam proses pembelajaran komunitas?
2. Berapa durasi waktu pembelajaran pada program komunitas?
3. Apa-apa saja Langkah-langkah yang dilakukan guru/tutor dalam setiap
proses pelajaran?
137

4. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan


pembelajaran komunitas ini?
5. Metode pembelajaran apa saja yang diterapkan dalam program komunitas?
6. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian yang diterapkan pada mata
pelajaran yang ada dikomunitas?
7. Bagaimana cara pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di
program komunitas ini?
8. Apa-apa saja bentuk evaluasi pembelajaran yang harus diikuti peserta
didik?
9. Bagaimana bentuk pengawasan/supervisi pembelajaran terhadap tutor?
10. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas, bagaimana mutu/kualitas
pembelajaran?
2. Apakah durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar anak?
3. Bagaimana tanggapan guru/tutor terkait hasil belajar yang didapatkan
peserta didik?
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru kepada
pihak orangtua/wali?
5. Bagaimana bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru
kepada pihak homeschooling?
6. Apakah hasil pembelajaran menjadi pertimbangan utama bagi siswa
melanjutkan pendidikan kejenjang SMP?

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana strategi yang tutor/guru berikan terkait program pembelajaran
komunitas?
2. Bagaimana strategi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?
138

3. Bagaimana strategi tutor/guru dalam meningkatkan kemampuan peserta


didik yang berbeda-beda?
4. Bagaimana bentuk kolaborasi guru/tutor dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
5. Bagaimana cara tutor/guru dalam meredam pandangan negatif terkait
pendidikan homeschooling?
139

Lampiran 13

Pedoman Wawancara Peserta Didik Homeschooling Kak Seto (HSKS)


Tingkat SD
Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
140

7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan


pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
141

Lampiran 14
Hasil Wawancara
Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD

Nama : Iin Imronah Amalia, S.Pd.I.


Jabatan : Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Januari 2022
Lokasi : Google Meet
C. Perencanaan program komunitas
1. Apa latar belakang diadakan program komunitas?
Jawaban:
Komunitas diadakan untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih
hidup dan mendekatkan guru dengan peserta didik menjadi lebih dekat
2. Apakah homeschooling memiliki program kerja dalam jangka pendek,
menengah dan panjang?
Jawaban:
iya ada, program kerja jangka pendek biasanya berupa kegiatan
pembelajaran yang dilakukan setiap harinya, jangka menengah berupa
kegiatan selama satu semester sampai satu tahun biasanya berupa event
seperti open house dan lain sebagainya sedangkan program jangka panjang
berupa program lebih dari satu tahun.
3. Siapa saja pihak yang terlibat dalam perencanaan program komunitas?
Jawaban:
Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah dan Staf Kurikulum
4. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung perencanaan program
komunitas ini?
Jawaban:
Mensupport terselenggaranya kegiatan pembelajaran dengan salahsatunya
memberikan silabus dan buku modul pembelajaran
5. Apa tujuan dari diadakannya program komunitas?
Jawaban:
142

Peserta didik yang mengikuti homeschooling komunitas memiliki ruang


gerak sosialisasi yang lebih luas dibandingkan dengan homeschooling
lainnya.
6. Apa metode khusus yang dirancang untuk menjalankan program komunitas
ini?
Jawaban:
Pendekatan secara personal
7. Apa-apa saja kendala dalam membuat perencanaan program pembelajaran
komunitas ini?
Jawaban:
Tidak ada karena dalam perencanaan sudah memiliki pedoman yang
diberikan pemerintah dan HSKS memiliki tujuan yang jelas sehingga tahu
apa-apa saja yang dibutuhkan untuk program pembelajaran selama satu
semester ke depan
8. Apakah kegiatan evaluasi program dapat mempengaruhi perencanaan
program komunitas?
Jawaban:
iya, karena evaluasi dilakukan setiap selesai pembelajaran berupa form
evaluasi yang dapat diisi oleh peserta didik ataupun orangtua dengan begitu
setiap perencanaan pembelajaran dapat diperbaiki
9. Apakah perencanaan program komunitas dilakukan secara rutin? (jika iya,
berapa tahun sekali?
Jawaban:
Iya setiap semester
10. Apakah dalam perencanaan program komunitas terdapat agenda
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
Jawaban: iya dilaksanakan setiap awal semester dengan melibatkan
seluruh satuan pendidikan
D. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Apa yang membedakan program komunitas dengan program lain di
homeschooling?
143

Jawaban: Program komunitas menghadirkan pengalaman seru belajar


secara offline dan real time dengan pendekatan personal ke masing-masing
peserta didik
2. Bagaimana penerapan kurikulum pada program komunitas?
Jawaban: Penerapan kurikulum mengikuti dari pemerintah kurikulum k
13 revisi untuk kelas kecil (kelas 1,2,3) dan kurikulum kesetaraan untuk
kelas besar (4,5,6)
3. Apa-apa saja kriteria/standar yang diterapkan pada mata pelajaran yang ada
di komunitas?
Jawaban: minimal KKM 65
4. Bagaimana cara pihak HSKS melakukan pengawasan/supervisi kepada
tutor dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar?
Jawaban: secara geruler melaksanakan supervisi di masing-masing kelas
pada saat pembelajaran dengan rentang waktu 2 minggu sekali
5. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: tidak ada

E. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Selama pelaksanaan program komunitas sampai tahun ini, bagaimana
mutu/kualitas pembelajaran peserta didik, baik dari segi proses maupun
hasil?
Jawaban: kualitas baik, pembelajaran di komunitas didukung penuh oleh
pengawasan tutor dan orangtua sehingga bisa berjalan dengan baik.
2. Bagaimana tanggapan orangtua mengenai pelaksanaan program
komunitas?
Jawaban: positif, karena pada dasarnya orangtua memberikan dukungan
untuk menyekolahkan anak dengan sistem homeschooling kan, jadi
tanggapan selama ini positif
3. Seberapa besar animo masyarakat terhadap program komunitas di
homeschooling?
144

Jawaban: Besar apalagi pembelajaran sekarang dilakukan secara online


dan homeschooling sudah umum dengan istilah sekolah di rumah. Jadi
sudah terbiasa. Masyarakatpun ikut banyak yang cari tahu sendiri sistem
homeschooling.
4. Bagaimana minat peserta didik usia SD terhadap program komunitas di
HSKS?
Jawaban: sejauh ini lumayan baik ya, aktif juga untuk belajar bersama
pada waktu yang sudah ditentukan di luar jam itu pun mereka masih bisa
komunikasi dengan tutor atau bisa mengeksplor bakat. Jadi minat peserta
didik juga baik.

F. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana strategi kepala HSKS dalam penigkatan program pembelajaran
komunitas?
Jawaban:
Selalu mengevaluasi kegiatan tersebut setiap semester dari berbagai
sumber
2. Apa saja strategi pembelajaran komunitas yang telah diterapkan dalam
upaya meningkatkan mutu?
Jawaban:
Customized, dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak serta kondisi
orang tua, dapat memaksimalkan potensi anak bahkan semenjak usia dini,
memberikan peluang kepada anak untuk bisa mandiri dan kreatif secara
individual, yang mana tidak akan didapatkan dalam sekolah-sekolah
umum.
3. Bagaimana strategi pimpinan HSKS dalam memperluas jaringan
kemasyarakat terkait pembelajaran program komunitas?
Jawaban:
Berkolaborasi dengan berbagai tim di perusahaan ataupun yayasan dalam
merancang program serta bekerja sama dengan banyak pihak luar
4. Bagaimana tindakan/solusi kepala homeschooling dalam meredam
pandangan negatif terkait pendidikan homeschooling?
145

Jawaban:
Terus meningkatkan kualitas dengan begitu homeschooling memberikan
bukti yang nyata sehingga masyarakat tahu mengikuti pendidikan
homeschooling berpotensi positif untuk anak.
5. Jika terdapat permasalahan pada program komunitas, apa tindakan yang
harus dilakukan kepala HSKS dan siapa saja yang berperan dalam
pengambilan keputusan tersebut?
Jawaban:
Mengevaluasi terlebih dahulu, mencari problem solving dan memberikan
arahan serta tindakan positif
146

Hasil Wawancara

Wakil Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD

Nama : Alvian Yadi Saputra, S.Pd.


Jabatan : Wakil Kepala Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD
Hari/Tanggal : Kamis, 02 Desember 2021
Lokasi : Google Meet

A. Perencanaan program komunitas


1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
program komunitas?
Jawaban:
Perencanaan prasarana penunjang pembelajaran program komunitas
dilaksanakan dalam beberapa tahap, yakni:
a. Kepala dan wakil kepala sekolah melihat, menganalisis, dan
menimbang beberapa sarpras yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
b. Mengisi form pengajuan sarana prasana yang dibutuhkan dengan
persetujuan kepala Yayasan.
c. Mengajukan form tersebut ke bagian Departemen Pengadaan Sekolah
Kak Seto
2. Apakah perencanaan dapat berjalan sepenuhnya?
Jawaban:
Iya, perencanaan yang sudah dibentuk dan dirumuskan bersama berjalan
dengan baik, karena sebelum ditentukan terlebih dahulu dibuat analisis
sehingga dapat direalisasikan.
3. Apa-apa saja kendala dalam membuat perencanaan program pembelajaran
komunitas ini?
Jawaban:
Tidak ada kendala yang menyulitkan pihak kepala dan wakil kepala
sekolah dalam membuat perencanaan program pembelajaran komunitas.
147

4. Apakah kegiatan evaluasi program dapat mempengaruhi perencanaan


program komunitas?
Jawaban:
Kegiatan evaluasi program dapat mempengaruhi perencanaan program
komunitas untuk menjadi lebih baik kedepannya. Proses evaluasi ini rutin
dilaksanakan setiap selesai pembelajaran. Biasanya setiap tutor
memberikan link evaluasi pembelajaran yang berisi sejauh mana peserta
didik memahami materi pembelajaran, bagaimana respon atas
pembelajaran tersebut serta saran untuk tutor pada pembelajaran
selanjutnya. Link evaluasi ini dapat diisi oleh peserta didik langsung atau
diwakili orang tua yang mendampingi pembelajaran.
5. Apakah perencanaan program komunitas dilakukan secara rutin? (jika iya,
berapa tahun sekali?)
Jawaban:
Iya, setiap hari di pagi hari. Karena di komunitas sendiri pelaksanaan
perencanaan tidak hanya dilakukan pada saat ketika evaluasi tahunan atau
semester, tetapi setiap hari tutor diharuskan membuat perencanaan yang
terstruktur dan dilaporkan sebelum pelajaran tersebut dilaksanakan.
6. Bagaimana konsep layanan konseling di homeschooling dan siapa yang
saja yang berpartisipasi dalam layanan tersebut?
Jawaban:
Layanan konseling di Homeschooling Kak Seto tingkat Sekolah Dasar
dilaksanakan sepenuhnya oleh Konselor dengan arahan oleh Kepala dan
Wakil kepala Sekolah. Layanan konseling setiap anak berbeda diberikan
dan disesuaikan dengan kebutuhan dari permasalahan yang terjadi disetiap
peserta didik.
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana peran wakil kepala homeschooling dalam pelaksanaan
pembelajaran?
Jawaban:
148

Wakil kepala Sekolah berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.


penjadwalan KBM, persiapan, proses dan evaluasi pembelajaran diawasi
dan dibimbing oleh wakil kepala sekolah
2. Bagaimana penerapan kurikulum pada program komunitas?
Jawaban:
Penerapan kurikulum di desain dan di kemas oleh Staf Kurikulum dengan
adanya bimbingan, masukan dan pengarahan dari kepala dan wakil kepala
sekolah
3. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di homeschooling Kak
Seto ini? dan bagaimana perannya?
Jawaban:
Tenaga pendidik dan kependidikan di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
tingkat SD berjumlah 26 orang dengan rincian yaitu tenaga pendidik
berjumlah 21 orang dan tenaga kependidikan berjumlah 5 orang.
Keberadaan tenaga kependidikan di sini perannya sangat penting karena
tenaga kependidikan berperan andil dalam menyediakan, mengatur dan
mengelola berbagai sarana dan prasarana serta kebutuhan berlangsungnya
pembelajaran sehingga setiap kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan. Dari beberapa tenaga kependidikan bahkan memiliki peran
ganda yakni sebagai tenaga pendidik/tutor di Homeschooling Kak Seto
(HSKS). Tenaga kependidikan di sekolah ini terdiri dari kepala pendidikan
dasar, wakil kepala pendidikan dasar, staf pengembangan dan kurikulum,
kepala tata usaha dan kesiswaan, serta staf pengembangan dan
keterampilan. Tenaga kependidikan di Homeschooling Kak Seto (HSKS)
keseluruhan menempuh pendidikan S1. Tenaga pendidik atau tutor di
Homeschooling Kak Seto (HSKS) berlatar belakang pendidikan S1 dan
S2.

4. Apakah RPP yang dibuat oleh guru/tutor diterapkan dalam proses


pembelajaran komunitas?
Jawaban:
149

Iya, RPP yang telah dibuat tutor dilaksanakan dengan sesuai, tetapi pasti
terdapat pengembangan yang dilakukan oleh tutor melihat keadaan, situasi
dan kondisi peserta didik supaya belajar menjadi menyenangkan. Karena
tidak semua anak memiliki mood baik diwaktu yang bersamaan. Jadi RPP
perlu disesuaikan.
5. Apa-apa saja mata pelajaran jenjang SD yang diterapkan dikomunitas?
Jawaban:
Mata pelajaran untuk jenjang SD kelas atas (4,5 & 6) yaitu:
a. Matematika
b. IPA
c. IPS
d. Bahasa Indonesia
e. Kewarganegaraan
f. Bahasa inggris
g. Pendidikan Agama
h. Pendidikan olahraga
i. Sharing Class
Mata pelajaran ini masing-masing mendapat modul untuk mata pelajaran,
khusus untuk matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan
kewarganegaraan mendapat modul dari pemerintah. Untuk kelas 4 modul
1-5, kelas 5 modul 6-10 dan kelas 6 modul 11-15.
6. Bagaimana peran guru/tutor dalam setiap mata pelajaran?
Jawaban:
a. Guru berperan penting dalam pembelajaran
b. Perencanaan pembalajaran
c. Menyiapkan media ajar
d. Proses KBM
e. Evaluasi pembelajaran
f. Asesment
g. Penginputan nilai ke system
7. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
150

Jawaban:
Baik dan cukup antusias karena pelaksanaan pembelajaran dilakukan
dengan berbagai metode yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak
mudah jenuh dan menantikan pertemuan berikutnya dengan cara pelajaran
yang berbeda
8. Apa-apa saja metode pembelajaran yang diterapkan pada program
komunitas?
Jawaban:
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang diterapkan dalam program
komunitas:
a. Metode Studi Kasus
b. Metode Demonstrasi
c. Metode Discovery
d. Metode Jigsaw
e. Metode Diskusi Kelompok
f. Metode Bermain Peran
g. Metode Tugas Proyek
h. Metode Kunjung Karya
9. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada
dikomunitas?
Jawaban:
Standar penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
meliputi aspek:
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
10. Perlombaan apa saja yang diikuti oleh peserta didik, baik tingkat nasional
ataupun internasional?
Jawaban:
Perlombaan yang telah diikuti oleh peserta didik khususnya tingkat SD ini
ada banyak bisa dilihat di instagram @sd_hsks, beberapa lombanya seperti
151

Citraraya Swimming Challenge 2021 dan perlombaan cover lagu yang


diadakan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi 2021.
11. Kegiatan intra/ekstrakurikuler apa saja yang ada pada program komunitas
ini?
Jawaban:
Kegiatan intra/ekstra kurikuler yang ada pada program komunitas:
a. Dance Class
b. Handcrafting Class
c. English Class
d. Pramuka
12. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Memaksimalkan kegiatan belajar mengajar yang singkat namun
mendapatkan value yang diharapkan untuk peserta didik.
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas sampai tahun ini, bagaimana
mutu/kualitas pembelajaran peserta didik, baik dari segi proses maupun
hasil?
Jawaban:
Kualitas baik, karena peserta didik bukan hanya diutamakan kepada
perkembangan akademis tetapi juga nonakademis.
2. Bagaimana tanggapan orangtua terhadap pelaksanaan program
komunitas?
Jawaban: Baik, orang tua dan tutor sering mendiskusikan apa apa saja
kebutuhan belajar anak dan progress selama berkala
3. Bagaimana animo masyarakat terkait program komunitas di
homeschooling?
Jawaban: Baik, hal ini terbukti dari jumlah peserta didik di
homeschooling yang meningkat di tahun ini.
4. Bagaimana minat peserta didik jenjang SD terhadap program komunitas
di HSKS?
152

Jawaban: minat peserta didik terhadap program pembelajaran sangat


antusias karena banyak hal baru yang dipelajari pada setiap pertemuan, di
mana peserta didik explore sendiri kemampuannya dan diasah
keberaniannya untuk berani menyampaikan pendapat di dalam kelas
5. Bagaimana tanggapan/saran pihak sekolah untuk pendidikan lanjut
(kejenjang SMP) peserta didik?
Jawaban: mengarahkan seluruh peserta didik untuk melanjutkan ke
tingkat SMP ke Homeschooling Kak Seto SMP
6. Apakah terdapat sistem tinggal kelas pada homeschooling?
Jawaban: Ada, namun sejauh ini tidak ada peserta didik yang tinggal
kelas
7. Bagaimana bentuk sistem kelulusan dan legalitas ijazah peserta didik?
Jawaban: Bentuk Kelulusan SD Homeschooling Kak Seto sesuai dengan
SK yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Pusat, dimana ijazah peserta
didik dalam bentuk Ijazah Kesetaraan tingkat Sekolah Dasar
D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas
1. Apa saja strategi pembelajaran komunitas yang telah diterapkan dalam
upaya peningkatan mutu?
Jawaban: Terdapat beberapa strategi pembelajaran komunitas yang telah
diterapkan dalam upaya peningkatan mutu, yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
c. Strategi Pembelajaran berbasis Masalah
d. Strategi Pembelajaran Kooperatif
e. Strategi Pembelajaran Afektif
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual
2. Bagaimana strategi pihak HSKS dalam memperluas jaringan ke
masyarakat terkait pembelajaran program komunitas?
Jawaban: Sekolah Kak Seto memiliki departemen khusus untuk
memperluas jaringan kemasyarakat yakni Departemen Humas
153

3. Jika terdapat permasalahan pada program komunitas, apa tindakan yang


harus dilakukan kepala HSKS dan siapa saja yang berperan dalam
pengambilan keputusan tersebut?
Jawaban: Berkoordinasi dengan Konselor dan Kepala Sekolah untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi. yang berperan
dalam pengambilan keputusan adalah Kepala dan Wakil Kepala Sekolah.
154

Hasil Wawancara

Tutor Bahasa Indonesia Wali Kelas 4 Homeschooling Kak Seto (HSKS)


Tingkat SD

Nama : Dessi Surya, S.Pd.


Hari/Tanggal : Jumat, 01 Oktober 2021
Lokasi : Google Meet

A. Perencanaan program komunitas


1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran?
Jawaban:
Iya, sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan bukan hanya saya tetapi
semua tutor diwajibkan membuat RPP dan alat bantu apa yang digunakan
dalam mengajar.
2. Apakah orangtua/wali diberitahu tentang RPP yang dibuat tutor HSKS?
Jawaban:
Orangtua tahu isi pembelajaran dari silabus yang diberikan diawal tahun
biasanya, jadi orangtua bisa membantu mengontrol kegiatan peserta didik
di rumah sesuai dengan arahan tutor
3. Bagaimana cara membuat RPP dan perangkat pembelajaran? dan kapan
waktu pembuatan RPP tersebut dilakukan?
Jawaban:
Cara membuat RPP sendiri itu bervariasi kak, karena tutor memiliki
kewajiban membuat pembelajaran yang menyenangkan dan efektif sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Perangkat pembelajaran
disesuaikan dengan materi misalkan seperti butuh video atau buku atau
karena kita pakai google meet jadi biasanya peserta didik menyiapkan
masing-masing apa yang dibutuhkan, dibriefing dulu sebelumnya. Jadi
yang di RPP bisa jadi belum lengkap apa saja yang dibutuhkan tetapi
dilengkapi lagi yang pasti sebelum pembelajaran dimulai. Maksimal H-1
biasanya sudah diserahkan ke sekolah.
155

4. Bagaimana penerapan kurikulum pada pembuatan RPP program


komunitas?
Jawaban:
kita pakai kurikulum k13 yang pemerintah sudah siapkan, makanya ketika
ada silabus dari pemerintah tetap kita olah menjadi lebih sederhana dengan
materi yang tidak padat dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik
5. Apakah ada keluwesan dalam menerapkan RPP dalam setiap kegiatan
komunitas?
Jawaban:
Ya RPP kan rencana ya jadi harus disesuaikan dengan respon mereka
seperti apa, dengan begitu tutor harus memiliki rencana lain. Misal ketika
penutup harusnya mengisi gform tetapi peserta didik masih virtual meet,
sehingga nilai yang kita ubah adalah penilaiannya bukan berdasarkan form
tapi berdasarkan tanya jawab saja
6. Apa saja bahan pembelajaran yang digunakan dalam program komunitas
ini?
Jawaban:
Bahan pembelajaran umumnya modul, worksheet, dan video pembelajaran
7. Bagaimana cara guru/mentor menyiapkan bahan pembelajaran?
Jawaban: Kegiatan pembelajaran sangat mempengaruhi pengadaan
sarana dan prasarana yang ada di homeschooling hanya saja pembelajaran
saat ini berjalan online sehingga sarananya ya disiapkan masing-masing
peserta didik di rumah. Kalau bahan pembelajaran yang digunakan kita
menyesuaikan dengan bahan yang ada di rumah, selain buku penunjang,
misal ada kegiatan kreatifitas bahannya yang tidak memberatkan peserta
didik mencarinya.
8. Adakah cara-cara khusus dalam membuat program komunitas ini?
Jawaban:
Cara khususnya dengan banyak memiliki referensi pembelajaran dan cara
mengajar yang efektif supaya program komunitas tetap menyenangkan
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai
156

9. Bagaimana kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada


dikomunitas?
Jawaban:
Kriteria penilaian kalau saya ada berdasarkan proses dan hasil, untuk
proses biasanya berupa 7 penilaian sikap. Kalau hasil biasanya dari modul
dan hasil belajar. Untuk bahasa Indonesia itu 65.
10. Apakah tutor/guru dilibatkan dalam perencanaan penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Iya sangat dilibatkan karena pembelajaran tentunya membutuhkan sarana
dan prasarana untuk menunjang kegiatan
11. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari perancangan
pembelajaran program komunitas ini?
Jawaban:
Hambatan dan tantangan kalau dari segi perencanaan tidak ada paling
hanya kita harus terus inovatif mencari cara agar belajar menyenangkan
tetapi tetap mengutamakan esensi dari pembelajaran tersebut jadi peserta
didik tetap paham apa yang dipelajari hari itu
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana penerapan RPP dalam proses pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Penerapan RPP sejauh ini sangat relevan karena ketika pembelajaran tutor
memegang RPP dan buku panduan sehingga pembelajaran bisa selesai
sesuai dengan waktu yang ditentukan, materi pembelajaran tersampaikan
dengan baik sehingga berkelanjutan di pertemuan berikutnya.
2. Berapa durasi waktu pembelajaran pada program komunitas?
Jawaban:
Untuk waktu di program komunitas selama ini 3 jam per hari dengan 3 kali
pertemuan setiap Minggu di Senin, Rabu dan Jumat.
3. Apa-apa saja Langkah-langkah yang dilakukan guru/tutor dalam setiap
proses pelajaran?
Jawaban:
157

ada tiga tahapan biasanya perencanaan dulu seperti membuat silabus, RPP
dan juga membuat media pembelajaran biasanya kaya powerpoint atau
video dan lain lain sesuai kebutuhan saja.
4. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Peserta didik sejauh ini sangat bersemangat setiap memulai pembelajaran
ya tapi mungkin memang masih sering tunggu tungguan antara peserta
didik, entah telat atau terkendala kuota seperti itu sih
5. Metode pembelajaran apa saja yang diterapkan dalam program komunitas?
Jawaban:
Metode yang diterapkan bervariasi menyesuaikan dengan konteks
pelajaran juga, Cuma memang kita menekankan untuk mengaplikasikan
student center learning seperti demonstrasi presentasi, ada juga teacher
center learning seperti ceramah tetapi ini tidak terlalu sering supaya
peserta didik lebih aktif, dan metode pembelajaran yang menyenangkan
seperti games, diskusi dan lain sebagainya.
6. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian yang diterapkan pada mata
pelajaran yang ada dikomunitas?
Jawaban:
KKM setiap mata pelajaran biasanya 65, kalau standar proses ya biasa
peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran penilaian sikap sama tugas
tugas, keaktifan, UTS, UAS layaknya sekolah formal.
7. Bagaimana cara pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di
program komunitas ini?
Jawaban:
Sarana dan prasarana sangat bermanfaat pastinya untuk pembelajaran.
Sarana yang digunakan pada pembelajaran online dan offline juga
tentunya berbeda tetapi dari pihak homeschooling juga mempersiapkan
sedemikian rupa untuk menunjang pembelajaran sehingga tutor tidak
kesulitan dalam hal sarana dan prasarana.
158

8. Apa-apa saja bentuk evaluasi pembelajaran yang harus diikuti peserta


didik?
Jawaban:
Seperti yang sudah saya jelaskan ada tugas-tugas harian biasanya
berbentuk presentasi, soal pendek yang dikemas di dalam kuis, lembar
kerja, UTS dan ada UAS juga.
9. Bagaimana bentuk pengawasan/supervisi pembelajaran terhadap tutor?
Jawaban:
Kalau yang pihak homeschooling lakukan sih biasanya cek silabus yang
sudah tutor buat kemudian RPP dan kita rutin rapat jadi saling sharing dan
memberikan saran.
10. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Hambatan dalam pelaksanaan ini sih kak kedisiplinan peserta didik ya
karena online juga jadi ada saja yang telat kesiangan atau jaringannya tidak
bagus kaya begitu begitu.
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas, bagaimana mutu/kualitas
pembelajaran?
Jawaban:
Kalau yang dirasakan orangtua dari hasil link yang sudah kami berikan
untuk evaluasi setiap pelajaran sih positif peserta didik juga happy selama
belajar dan tidak bosan, jadi alhamdulillah sih baik ya kalau dari segi
pembelajaran.
2. Apakah durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar anak?
Jawaban:
Sudah karena peserta didik juga diawasi orangtua untuk belajar di luar
waktu homeschooling hanya saja lebih fleksibel waktunya. Semua sudah
cukup sih kalau waktu 3 jam. Ya paling kalau belum tuntas bisa di bahas
menggunakan kuis.
159

3. Bagaimana tanggapan guru/tutor terkait hasil belajar yang didapatkan


peserta didik?
Jawaban:
Hasil belajar pasti tidak semua sama ya, berbeda-beda karena kemampuan
pemahaman peserta didik berbeda. Tetapi hasilnya semua baik karena
komunitas ini juga peserta didiknya tidak banyak seperti sekolah umum
sehingga tutor bisa lebih dekat dengan peserta didik jadi lebih mudah
menyelesaikan masalah selama kegiatan belajar mengajar.
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru kepada
pihak orangtua/wali?
Jawaban:
Raport setiap semester
5. Bagaimana bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru
kepada pihak homeschooling?
Jawaban:
Raport juga sama dengan ke orangtua
6. Apakah hasil pembelajaran menjadi pertimbangan utama bagi siswa
melanjutkan pendidikan kejenjang SMP?
Jawaban:
Ya sama seperti sekolah formal, hasil pembelajaran jadi pertimbangan
apakah mau masuk sekolah formal atau melanjutkan di homeschooling
D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana strategi yang tutor/guru berikan terkait program pembelajaran
komunitas?
Jawaban:
Strateginya dengan tetap melakukan pembelajaran yang menyenangkan
supaya peserta didik lebih aktif dan inovatif untuk semangat belajar dan
penerapan pelajaran dikeseharian.
2. Bagaimana strategi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?
Jawaban:
160

Biasanya dengan pendekatan personal memberikan reward dalam bentuk


pujian dan selalu mengapresiasi apapun tanggapan peserta didik.
3. Bagaimana strategi tutor/guru dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik yang berbeda-beda?
Jawaban:
Strateginya hampir sama secara personal sering bertanya melakukan
interaksi dengan peserta didik sehingga mereka merasa diperhatikan dan
tidak berkecil hati dengan kemampuan karena semua memiliki kelebihan
masing-masing.
4. Bagaimana bentuk kolaborasi guru/tutor dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
Jawaban:
Yang pasti saling sharing antar tutor terus juga ke walikelas untuk
memberikan laporan bagaimana peserta didik belajar dan perkembangan-
perkembangannya.
5. Bagaimana cara tutor/guru dalam meredam pandangan negatif terkait
pendidikan homeschooling?
Jawaban:
Pandangan positif dan negatif pasti ada tetapi bisa dibuktikan dengan
adanya kegiatan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sehingga
mendukung bakat-bakat kan, itu saja sudah bisa membuktikan bahwa
pembelajaran di homeschooling berjalan baik.
161

Hasil Wawancara

Tutor IPA, SBdP, dan Talent Class Cooking Class Homeschooling Kak Seto
(HSKS) Tingkat SD

Nama : Oryza Sativa, S.Pd.I


Hari/Tanggal : Jumat, 01 Oktober 2021
Lokasi : Google Meet

A. Perencanaan program komunitas


1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran?
Jawaban:
Iya betul kami membuat atau mempersiapkan silabus diawal tahun
pembelajaran, kalau RPP menyesuaikan dengan waktu pembelajaran. Jadi
kalau untuk silabus ketika peserta didik libur sebelum tahun ajaran baru
kami susun dan persiapkan silabus untuk satu tahun ajaran ke depan.
2. Apakah orangtua/wali diberitahu tentang RPP yang dibuat tutor HSKS?
Jawaban:
Setahu saya orangtua hanya tahu silabus saja, untuk RPP yang tahu hanya
tutor dan pihak sekolah khususnya bidang kurikulum
3. Bagaimana cara membuat RPP dan perangkat pembelajaran? dan kapan
waktu pembuatan RPP tersebut dilakukan?
Jawaban:
Untuk RPP sendiri dibuat atau dipersiapkan dengan berjalan sebelum
pembelajaran dilakukan tentunya, biasanya satu minggu sebelumnya.
Caranya dengan menyesuaikan modul yang diberikan pemerintah jadi
sudah ada patokan materinya yang kemudian kami samakan dengan
silabus yang diberikan pemerintah cuma kami olah lagi untuk bagian
indikatornya, bagian penilaiannya seperti itu kami masukan ke silabus,
kemudian ketika silabusnya sudah jadi diserahkan ke pihak sekolah bagian
kurikulum. RPP menyesuaikan silabus tersebut.
162

4. Bagaimana penerapan kurikulum pada pembuatan RPP program


komunitas?
Jawaban:
Penerapannya sesuai dengan K13 yang sudah ada dari pemerintah
kemudian ketika RPP sudah dibuat menyesuaikan silabus dengan berbagai
aspek penilaian sikap, kompetensi, dan lain sebagainya, sehingga jelas
RPP disesuaikan dengan adanya kurikulum.
5. Apakah ada keluwesan dalam menerapkan RPP dalam setiap kegiatan
komunitas?
Jawaban:
Ya sangat luwes ya tetapi tetap memiliki aturan sehingga pembelajaran
tetap terstruktur. Biasanya RPP yang dibuatkan di kelas dapat diterapkan
dengan metode lain kita tidak selalu harus menjelaskan tetapi peserta didik
bisa saling berdiskusi atau salahsatu peserta didik yang menjelaskan. Kaya
misalnya kita dapat 5 modul itu tutor bisa mengajukan modul satu dua
pertemuan modul 2, tiga pertemuan dan begitupun selanjutnya disesuaikan
dengan bobot pelajaran tersebut.
6. Apa saja bahan pembelajaran yang digunakan dalam program komunitas
ini?
Jawaban:
Ada modul, video pembelajaran, dan lembar kerja siswa
7. Bagaimana cara guru/mentor menyiapkan bahan pembelajaran?
Jawaban:
Caranya ya, jadi kita tutorkan masing masing dapat buku modul dari pihak
sekolah dan pemerintah umumnya masing masing pelajaran mendapat
lima modul. Kemudian modul tersebut di miliki oleh peserta didik yang
bisa dikerjakan di waktu kelas ataupun di luar waktu pembelajaran. Bahan
pembelajaran lain yang dipersiapkan biasanya video yang kita cari di
YouTube atau kita buat sendiri videonya supaya lebih menarik dan
biasanya ada lembar kerja siswa yang dibuat menyesuaikan dengan
pelajaran apa saja yang telah dilakukan
8. Adakah cara-cara khusus dalam membuat program komunitas ini?
163

Jawaban:
Cara khusus dalam membuat program pembelajaran di komunitas bisa
berupa menciptakan pembelajaran lebih menarik bisa berupa bantuan alat
peraga, games, kuis yang bersifat menyenangkan tetapi tetap ada konteks
pembelajaran di dalamnya
9. Bagaimana kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada
dikomunitas?
Jawaban:
KKM untuk pelajaran Matematika dan IPA 70, kalau untuk mata pelajaran
lain masih 65. Kemudian ada LK pengetahuan dan keterampilan dan ada
juga 7 penilaian sikap.
10. Apakah tutor/guru dilibatkan dalam perencanaan penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Karena kita sudah susun silabus untuk satu tahun ajaran maka kita jadi tahu
kebutuhannya apa saja untuk menunjang pembelajaran IPA khususnya
seperti alat peraga dan lainnya kemudian tutor bisa melakukan pengajuan
ke pihak sekolah di awal tahun pembelajaran.
11. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari perancangan
pembelajaran program komunitas ini?
Jawaban:
Sejauh ini mungkin karena membuat perencanaan masuknya kegiatan
administrasi karena sudah ada silabus membuat pengerjaan RPP lebih
mepet dengan waktu pembelajaran.
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana penerapan RPP dalam proses pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Penerapan RPP sesuai dengan yang sudah dibuat, tapi pasti ada tambahan
penyesuaian ketika dikelas.
2. Berapa durasi waktu pembelajaran pada program komunitas?
Jawaban:
164

Setiap mata pelajaran itu ada durasi 60 menit. Biasanya satu minggu hanya
sekali tapi tergantung dengan kebutuhan karena jadwal pelajaran dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan. Kalau untuk peserta didik sendiri 3 hari
seminggu pertemuannya durasi 3 jam perhari.
3. Apa-apa saja langkah-langkah yang dilakukan guru/tutor dalam setiap
proses pelajaran?
Jawaban:
Kalau dipelajaran biasanya peserta didik absen dulu, kemudian melakukan
pembiasaan seperti saling sapa, jika ada di rumah menyiram tanaman,
memberi makan hewan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, seperti itu
kemudian masuk ke classroom untuk membaca materi/menyerahkan tugas
dan kemudian masuk google meet belajar bersama ditutup dengan post test
dan pengisian link evaluasi.
4. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Respon peserta didik sangat baik apalagi ketika diberikan materi baru
dengan metode yang menyenangkan, jadi PR tutor menyiapkan itu supaya
pembelajaran berjalan baik.
5. Metode pembelajaran apa saja yang diterapkan dalam program komunitas?
Jawaban:
Metode biasanya ada diskusi, penugasan, presentasi banyak sih kak
disesuaikan dengan materi yang ada.
6. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian yang diterapkan pada mata
pelajaran yang ada dikomunitas?
Jawaban:
Kalau di HSKS sendiri ada beberapa penilaian, ada penilaian modul, ada
tugas tatap muka dan ada tugas ketika periode, yang ada LK pengetahuan
dan LK keterampilan. Untuk LK pengetahuan ini mencakup materi-materi
yang sudah dijelaskan yang ada di modul, untuk LK keterampilan ya itu
tadi kegiatan kegiatan praktik, seperti dia menjelaskan/mempresentasikan
worksheet, membuat alat pernafasan sederhana, dan lain sebagainya.
165

7. Bagaimana cara pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di


program komunitas ini?
Jawaban:
Pemanfaatan sarana dan prasarana kalau untuk saat ini karena online jadi
kita lebih umum menggunakan Google Meet kemudian Google
Classroom, Google Form, Quizizz seperti itu supaya lebih masuk untuk
media online juga.
8. Apa-apa saja bentuk evaluasi pembelajaran yang harus diikuti peserta
didik?
Jawaban:
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan peserta didik ada post test setiap
selesai KBM kemudian ada lembar kerja, UTS, UAS.
9. Bagaimana bentuk pengawasan/supervisi pembelajaran terhadap tutor?
Jawaban:
Dari pihak HSKS sendiri melakukan rapat rutin dengan tutor yang
membahas kegiatan di HSKS baik di kelas maupun di luar kelas.
10. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Untuk pelaksanaan hambatannya karena di RPP kan sudah ada ya
pembuka inti dan penutup pembelajaran disatu kali pertemuan, kemudian
karena belajarnya dilakukan online maka terhambat untuk dipembukaan
saja kita absen menunggu-tunggu terlebih dahulu lebih kearah ketepatan
waktu belajar.
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas, bagaimana mutu/kualitas
pembelajaran?
Jawaban:
Dengan dukungan penuh dari HSKS dan orangtua KBM pastinya berjalan
dengan baik, peserta didik memahami pelajaran karena gunanya adalah
peserta didik bisa menerapkan hal positif di kehidupan sehari-hari di luar
kelas.
166

2. Apakah durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah


memenuhi kebutuhan belajar anak?
Jawaban:
Sejauh ini sih sudah kak, kalau kelamaan malah fokusnya akan berkurang.
3. Bagaimana tanggapan guru/tutor terkait hasil belajar yang didapatkan
peserta didik?
Jawaban:
Hasilnya yang pasti dilihat dari proses juga jadi tidak bisa kita melihat
tolak ukurnya dari UTS atau UAS saja tapi semua peserta didik positif
diusianya.
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru kepada
pihak orangtua/wali?
Jawaban:
Raport dan hasil lembar kerja
5. Bagaimana bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru
kepada pihak homeschooling?
Jawaban:
Ada raport, absensi, hasil penilaian sikap, lembar kerja juga.
6. Apakah hasil pembelajaran menjadi pertimbangan utama bagi siswa
melanjutkan pendidikan kejenjang SMP?
Jawaban:
Iya tentu terutama yang tertulis di raport. Membuat peserta didik ingin
menentukan kemana setelah lulus.

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana strategi yang tutor/guru berikan terkait program pembelajaran
komunitas?
Jawaban:
Strateginya jangan membeda-bedakan peserta didik semua punya proses
masing-masing kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga tutor
yang harus mengerti dan paham bagaimana cara agar semua bisa
167

memahami materi pelajaran yang diberikan dengan membuat peserta didik


tertarik.
2. Bagaimana strategi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?
Jawaban:
Membuat media pembelajaran yang inovatif misal PPT ya PPTnya
diberikan animasi tidak hanya materi. Memberikan semangat penuh
kepada peserta didik.
3. Bagaimana strategi tutor/guru dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik yang berbeda-beda?
Jawaban:
Strateginya hampir sama dengan sebelumnya tidak terburu-buru dalam
mengajar, membuat fun pelajaran.
4. Bagaimana bentuk kolaborasi guru/tutor dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
Jawaban:
Karena walikelas juga tutor di HSKS jadi kita saling memberikan
informasi dan saling terkait juga untuk memberi pengajaran yang menarik.
5. Bagaimana cara tutor/guru dalam meredam pandangan negatif terkait
pendidikan homeschooling?
Jawaban:
Banyak kok kita sering melakukan live IG, kemudian mengikuti
perlombaan itu bisa jadi hal positif dilingkungan.
168

Hasil Wawancara

Tutor IPS dan TIK, Wali Kelas 5 Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat
SD

Nama : Zahra Zahruniya, S.Si., S.Pd.


Hari/Tanggal : Jumat, 01 Oktober 2021
Lokasi : Google Meet

A. Perencanaan program komunitas


1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran?
Jawaban:
Iya, RPP dan perangkat pembelajaran pasti dipersiapkan tutor terlebih
dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
2. Apakah orangtua/wali diberitahu tentang RPP yang dibuat tutor HSKS?
Jawaban:
Setahu saya orangtua tidak diberikan RPP tetapi tahu kegiatan
pembelajarannya apa saja, karena pada awal pembelajaran orangtua sudah
dihimbau mengenai informasi pembelajaran yang akan diberikan.
3. Bagaimana cara membuat RPP dan perangkat pembelajaran? dan kapan
waktu pembuatan RPP tersebut dilakukan?
Jawaban:
RPP dibuat menyesuaikan dengan silabus yang ada. Pembuatan RPP biasa
dilakukan satu minggu sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan.
Sedangkan perangkat pembelajaran yang menjadi pegangan dalam guru
mengajar untuk mengimplementasikan materi menjadi lebih mudah
diserap peserta didik jadi bagian di dalam RPP tersebut, sehingga RPP dan
perangkat pembelajaran disiapkan bersamaan.
4. Bagaimana penerapan kurikulum pada pembuatan RPP program
komunitas?
Jawaban:
169

Kurikulum yang digunakan adalah KTSP yang disesuaikan dengan


kebutuhan pendidikan di homeschoooling tentunya. Kemudian di RPP
juga biasanya jelas buku pedoman apa yang akan digunakan. Biasanya 5
modul pertingkatan disetiap mata pelajaran. Tutor harus lebih fleksibel
dengan membuat peserta didik lebih mandiri mencari bahan ajar di
manapun dan kapanpun yang tentunya tetap dibimbing oleh tutor dan
orangtua.
5. Apakah ada keluwesan dalam menerapkan RPP dalam setiap kegiatan
komunitas?
Jawaban:
Ya, seperti yang sudah saya jelaskan biasanya kita harus luwes dan
fleksibel, banyak juga program homeschooling yang di luar kelas seperti
craft atau webinar sehingga banyak kegiatan positif yang dapat menjadi
pilihan belajar peserta didik.
6. Apa saja bahan pembelajaran yang digunakan dalam program komunitas
ini?
Jawaban:
Bahan pembelajaran sangat beragam mulai dari buku paket, lembar kerja,
video edukasi, seperti itu kak. Jadi pembelajaran yang dilakukan dapat
membuat peserta aktif untuk mengeksplor berbagai macam sumber belajar
7. Bagaimana cara guru/mentor menyiapkan bahan pembelajaran?
Jawaban:
Sebagian bahan pembelajaran sudah disiapkan oleh HSKS sehingga tutor
memanfaatkan bahan ajar yang sudah diberikan, untuk bahan ajar lain
seperti video pembelajaran biasanya disiapkan ketika RPP dibuat, video
tersebut bisa dari YouTube atau tutor membuat video sendiri
8. Adakah cara-cara khusus dalam membuat program komunitas ini?
Jawaban:
Dalam membuat program yang ada di komunitas memang memiliki cara
khusus yang diimplementasikan dengan menarik sehingga peserta didik
dibangun rasa ingin tahu, ingin lebih memperdalam pelajaran,
170

mengeksplor bakat hal hal itu didukung dari adanya program yang HSKS
ciptakan seperti talent class.
9. Bagaimana kriteria/standar penilaian pada mata pelajaran yang ada
dikomunitas?
Jawaban:
Standar penilaian yang digunakan itu umumnya sama 70, ada penilaian
sikap juga yakni jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,
santun dan percaya diri.
10. Apakah tutor/guru dilibatkan dalam perencanaan penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Iya, sarana prasarana yang ada di sekolah pasti menyesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar sehingga tutor turut mempersiapkan
dan menyesuaikan apa apa saja yang dibutuhkan
11. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari perancangan
pembelajaran program komunitas ini?
Jawaban:
Hambatan yang didapatkan yakni pembelajaran online biasanya
membutuhkan kemandirian peserta didik untuk dapat memahami pelajaran
yang diberikan walaupun belajar tidak dilakukan dengan tatap muka.
Kalau untuk penerapan program komunitas sendiri sudah jelas
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik
harus tetap mendapatkan hal itu bagaimanapun sistem belajarnya.
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana penerapan RPP dalam proses pembelajaran komunitas?
Jawaban:
Penerapan RPP yang pasti disesuaikan kembali dengan kebutuhan kelas,
RPP kan menjadi pedoman pembelajaran ya, sehingga pedoman itu yang
kami gunakan. Misalkanpun belajar biasanya menggunakan cara yang
berbeda dengan yang di RPP tapi konteks pembelajarannya masih sesuai
dan supaya peserta didik mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar
dari kegiatan belajar mengajar tersebut.
171

2. Berapa durasi waktu pembelajaran pada program komunitas?


Jawaban:
Durasi setiap mata pelajaran 60 menit.
3. Apa-apa saja Langkah-langkah yang dilakukan guru/tutor dalam setiap
proses pelajaran?
Jawaban:
Seperti sebelum belajar ada pembiasaan terlebih dahulu berdoa, menyanyi
dan kegiatan pembiasaan lainnya dan absensi peserta didik kemudian
masuk Google Meet dan kegiatan belajar mengajar sekitar 40 menit
kemudian post test dan evaluasi harian.
4. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Respon peserta didik sangat baik, dan peserta didik biasa jika sudah paham
akan berargumen kemudian kalau ingin games baru akan menyampaikan
supaya tidak jenuh
5. Metode pembelajaran apa saja yang diterapkan dalam program komunitas?
Jawaban:
Metode lebih banyak yang kearah SCL seperti presentasi, diskusi, dan
PAIKEM seperti games yang berisi materi pelajaran, kuis, praktek.
6. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian yang diterapkan pada mata
pelajaran yang ada dikomunitas?
Jawaban:
KKM 65, kompetensi inti dan dasar seperti umumnya.
7. Bagaimana cara pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di
program komunitas ini?
Jawaban:
Sarana dan prasarana digunakan dengan baik terutama dalam pelajaran
jika tidak ada sarana pelajaran tidak akan optimal walaupun saat pandemi
semua menyiapkan media pembelajaran masing-masing.
8. Apa-apa saja bentuk evaluasi pembelajaran yang harus diikuti peserta
didik?
172

Jawaban:
Penugasan, post test, UTS dan UAS.
9. Bagaimana bentuk pengawasan/supervisi pembelajaran terhadap tutor?
Jawaban:
Supervisi biasa sebelum pembelajaran dengan menyerahkan RPP
kemudian diakhir pelajaran ada evaluasi dari peserta didik.
10. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Sejauh ini hambatan karena belajar online juga jadi peserta banyak yang
suka terlambat masuk Google Room.
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas, bagaimana mutu/kualitas
pembelajaran?
Jawaban:
Kualitas baik karena pembelajaran berlangsung dengan baik hal ini
terbukti dari minat peserta didik terhadap pembelajaran di komunitas,
mereka senang dan tidak terbebani.
2. Apakah durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar anak?
Jawaban:
Meskipun ada dibeberapa matapelajaran yang butuh waktu lebih panjang
karena peserta didik belum paham tetapi bisa dilakukan di luar waktu
sekolah dan direview kembali sehingga menurut saya sudah cukup.
3. Bagaimana tanggapan guru/tutor terkait hasil belajar yang didapatkan
peserta didik?
Jawaban:
Hasil belajar peserta didik baik karena didukung dengan buku materi dan
fasilitas belajar yang baik sehingga peserta didik dapat memahami
pelajaran yang diberikan.
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru kepada
pihak orangtua/wali?
173

Jawaban:
Raport
5. Bagaimana bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru
kepada pihak homeschooling?
Jawaban:
Raport
6. Apakah hasil pembelajaran menjadi pertimbangan utama bagi siswa
melanjutkan pendidikan kejenjang SMP?
Jawaban:
Ya tentu karena nilai dari raport atau hasil ujian nasional dapat
menentukan peserta didik ke jenjang SMP, sehingga dapat menyesuaikan
kembali mereka ingin bersekolah di mana.
D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana strategi yang tutor/guru berikan terkait program pembelajaran
komunitas?
Jawaban:
Kalau kami karena sudah ada silabus jadi memanfaatkan apa yang sudah
menjadi pedoman dan selalu mengembangkan metode pelajaran kemudian
memberikan materi dengan semenarik mungkin supaya apa yang dipelajari
bisa diserap peserta didik.
2. Bagaimana strategi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?
Jawaban:
Memberikan pujian setiap keberanian berpendapat, atau setelah
mengerjakan tugas dengan begitu menjadi lebih semangat untuk belajar.
3. Bagaimana strategi tutor/guru dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik yang berbeda-beda?
Jawaban:
Dengan memberikan varian metode belajar sehingga tidak mudah bosan,
kemudian memberikan kuis yang menyenangkan disukai semua peserta
didik. Walaupun di dalam kuis isinya materi pelajaran tetapi karena
bersifat games jadi peserta didik tidak takut untuk salah.
174

4. Bagaimana bentuk kolaborasi guru/tutor dalam mencapai tujuan


pembelajaran?
Jawaban:
Sering melakukan sharing (sharing session).
5. Bagaimana cara tutor/guru dalam meredam pandangan negatif terkait
pendidikan homeschooling?
Jawaban:
Memberikan bukti dengan prestasi peserta didik dan contoh yang baik oleh
tutor tentunya.
175

Hasil Wawancara

Tutor Pramuka Homeschooling Kak Seto (HSKS) Tingkat SD

Nama : Muhamad Awaluddin, S.Pd.


Hari/Tanggal : Jumat, 01 Oktober 2021
Lokasi : Google Meet

A. Perencanaan program komunitas


1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran?
Jawaban: Iya, pasti. Kalau tidak dipersiapkan apalagi pembelajaran
online seperti ini rasanya agak susah ya untuk bikin peserta didik aktif, tapi
kalau saya mengajar ekskul ini selalu dibahas terlebih dahulu apa saja yang
akan digunakan dalam pembelajaran seperti itu kak
2. Apakah orangtua/wali diberitahu tentang RPP yang dibuat tutor HSKS?
Jawaban: iya karena ada beda-beda kan, sebenarnya juga di
Homeschooling Kak Seto tidak terlalu dipersulit mengenai pengajaran dan
umumnya pramuka di tingkatan SD memang masih sederhana jadi kita
belajar biasa pramuka dasar bembeda tingkatan juga masih disesuaikan
dari kelas mereka. Apalagi orangtua khususnya siaga kan sukatuh
mendampingi anak ketika belajar pramuka apalagi kalau praktek dan
pembelajarannya online seperti sekarang ini.
3. Bagaimana cara membuat RPP dan perangkat pembelajaran? dan kapan
waktu pembuatan RPP tersebut dilakukan?
Jawaban: kalau SD itukan dipramuka ada siaga dan penggalang jadi saya
sebagai tutor mempersiapkan 2 RPP yang berbeda, tingkatan siaga untuk
kelas 1 sampai dengan kelas 3 sedangkan kelas 4 sampai dengan kelas 6
itu penggalang. Nah disiaga dan penggalang sendiri juga beda-beda
tingkatannya, cuma di Homeschooling Kak Seto dipermudah dengan
disamaratakan pengajarannya. Adik adik biasanya kita kasi buku SKU ya
untuk diisi sesuai materi yang diajarkan. Jadi RPP kita mengikuti materi
176

di SKU. Yang penting pemahaman dia masuk ke pelajaran pramuka


tersebut.
4. Bagaimana penerapan kurikulum pada pembuatan RPP program
komunitas?
Jawaban: kurikulum kita menyesuaikan dengan kebijakan sekolah kak,
karena yang tadi saya jelaskan ada SKU juga kalau dipramuka tetapi
penilaian kita mengikuti standar sekolah sama saja.
5. Apakah ada keluwesan dalam menerapkan RPP dalam setiap kegiatan
komunitas?
Jawaban: iya tentu, saya rasa memang kita mengajar harus disesuaikan
dan tidak boleh kaku begitu ya, karena inikan seperti halnya pembentukan
karakter peserta didik dengan mengikuti kegiatan wajib pramuka.
6. Apa saja bahan pembelajaran pramuka yang digunakan dalam program
komunitas ini?
Jawaban: kalau bahan pembelajaran itukan sangat bervariasi ya kak
menyesuaikan pelajaran apa ini yang cocok begitu. Biasanya saya pakai
video karena online atau pakai presentasi powerpoint ganti ganti bahannya
setiap pertemuan supaya tidak jenuh begitu.
7. Bagaimana cara guru/mentor menyiapkan bahan pembelajaran?
Jawaban: kalau dari persiapan kita pasti punya bahan materi yang sudah
kita serahkan ke sekolah dan ketika pelaksanaan kita kembangkan
kembali. Kaya sekarangkan kita belajar online yah jadi kita buat semenarik
mungkin dan membuat peserta didik ini tidak bosen begitu, jadi kita
perbanyak game dan beberapa aplikasi kuis yang isinya materi seputar
pramuka. Atau kita buat video contoh sebagai materi pelajaran.
8. Adakah cara-cara khusus dalam membuat program komunitas ini?
Jawaban: cara-cara khusus sendiri apa ya, ya karena pramuka juga banyak
praktek jadi kita sesuaikan lah begitu dengan belajar online yang bisa
dilakukan dari rumah. Kaya barusan saya mengajar kita praktek itu
membuat kerajinan tangan love-love dari sedotan jadi teknisnya kita
berikan video dulu kak ke peserta didik, videonya saya buat sendiri
kemudian peserta didik kita kasih kesempatan menonton video tersebut
177

setelah itu baru kita praktek bersama sama. Walaupun ada yang berhasil
ada yang belum berhasil tapi nggak papa mereka bisa melanjutkan di luar
jam pelajaran jadi tugas tambahan atau PR lah kemudian hasilnya difoto
dan dikumpulkan di google classroom begitu. Kalau kaya semaphore dan
morse itu beda lagi pengajarannya tapi praktik juga sama begitu kak.
9. Apakah tutor/guru dilibatkan dalam perencanaan penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran komunitas?
Jawaban: iya tentu kak, tapi sebenarnya karena pramuka itukan
belajarnya banyak yang menggunakan barang pribadi seperti peluit,
bendera seperti itukan setiap peserta didik harus punya masing-masing.
Jadi alat yang dibutuhkan dalam ekskul pramuka ini memang lebih banyak
saya yang menentukan homeschooling menyetujui seperti itu.
10. Apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari perancangan
pembelajaran program komunitas ini?
Jawaban: okeh, mungkin kalau hambatan sih sejauh ini alhamdulillah sih
ngga ada, cuma ya paling kalau praktek misal ada anak yang kesulitan nah
itu juga menjadi tantangan ya misal ini bagaimana kak, harus kita tungguin
kadang kadang malah prakteknya sampai selesai satu jam praktek.
B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana penerapan RPP dalam proses pembelajaran komunitas?
Jawaban: penerapan RPP biasanya banyak dikembangkan lagi apalagi
menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran seperti yang ada video
tambahan kaya saya tadi pokoknya kita buat lebih menarik agar tetap
menyenangkan dan bisa dilakukan dengan lancar begitu.
2. Berapa durasi waktu pembelajaran pada program komunitas?
Jawaban: durasinya 1 jam untuk masing masing tingkatan. Siaga satu jam
dan penggalang satu jam, saat ini disetiap hari Senin siaga jam 11 sampai
12, penggalang jam 1 sampai jam 2 siang.
3. Apa-apa saja Langkah-langkah yang dilakukan guru/tutor dalam setiap
proses pelajaran?
Jawaban: kalau saya pribadi untuk pramuka ya sama sih seperti biasa ada
pembuka dan penutup nanti ada permainannya pertama berdoa setelah
178

berdoa kita tepuk baru yang setiap Minggu beda-beda kalau absenkan
semua melalui Google form, terus baru kita pacu dulu peserta didik mau
belajar apa, kemudia kita kasi materi berupa video atau power point,
setelah itu kuis tapi kalau sudah ada video diterakhir kita ngga pakai kuis,
ada juga praktek berarti tanpa kuis, jadi menyesuaikan saja kak. Baru
diakhiri penutup.
4. Bagaimana kemampuan/respon peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: kalau saya pribadi sih tentunya pelajaran ini memberi pengaruh
ke peserta didik karena pramuka itukan membangun karakter dan biasanya
yang terlihat jelas itu kreatifitas dan penerapan dasa darma mereka begitu,
karena kita tekankan penerapan itu sih jadi mereka merespon pembelajaran
dengan aktif dan tertib
5. Metode pembelajaran apa saja yang diterapkan dalam program komunitas?
Jawaban: metodenya kita sama saja sepert mengajar pramuka di sekolah
formal hanya diberikan lebih menarik seperti tadi banyak kegiatan yang
mengasah kreatifitas
6. Apa-apa saja kriteria/standar penilaian yang diterapkan pada mata
pelajaran yang ada dikomunitas?
Jawaban: kalau distandar penilaian sendiri itu selain materi yang sudah
dibuat berdasarkan SKU kita juga punya 7 penilaian sikap, kalau ngga
salah itu ada bertanggung jawab, gotong royong, terus kemandirian,
religius, disiplin, jujur, santun, toleransi. Nanti dicek lagi kalau seingat
saya ada 7 sikap. Kurang lebih sama seperti pembelajaran biasa.
7. Bagaimana cara pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di
program komunitas ini?
Jawaban:
Pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran kalau dilaksanakan di
sekolah sih sangat banyak ya kak, bisa kita belajar di lapangan
memanfaatkan alat-alat pramuka yang difasilitasi sekolah, tetapi karena
daring maka pemanfaatan sarpras dilakukan dengan
179

membuat/memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di rumah tetapi


tentu sangat menunjang pembelajaran komunitas
8. Apa-apa saja bentuk evaluasi pembelajaran yang harus diikuti peserta
didik?
Jawaban:
Karena pramuka hanya bersifat eskul maka evaluasi berupa tugas, tes SKU
walaupun tidak semua poin di uji tetapi kita ambil dari situ untuk bahan
evaluasi
9. Bagaimana bentuk pengawasan/supervisi pembelajaran terhadap tutor?
Jawaban:
Supervisi bisa secara langsung dan tidak langsung ya, kalau langsung
mungkin dengan pembelajaran yang dilakukan biasanya didampingi
orangtua dan atau wali kelas, kemudian jika tidak langsung melalui RPP
dan laporan setiap tutor kepada pihak HSKS
10. Apa-apa saja hambatan dan tantangan yang didapatkan dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban:
Hambatan dan tantangan biasanya karena saat ini belajar dilakukan secara
daring, maka praktek pramuka khususnya membutuhkan bimbingan yang
lebih rinci dan detail, peserta didik biasanya memiliki waktu pemahaman
yang berbeda sehingga selesainya tidak bisa dalam satu waktu saja
C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas
1. Selama pelaksanaan program komunitas, bagaimana mutu/kualitas
pembelajaran?
Jawaban: mutunya baik ya kak, karena kita rutin wajib ekskul pramuka
ini sehingga standar penilaian sikap yang tadi itu bisa diterapkan dengan
baik oleh peserta didik
2. Apakah durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, sudah
memenuhi kebutuhan belajar anak?
Jawaban: kalau pramuka sendiri ya sudah, jelas mereka mendapatkan inti
yang harus diambil, kalau terlalu banyak berbicara atau materi itu malah
180

tidak fokus begitu kak, dengan belajarnya waktunya ngga banyak jadi
antusias mereka tinggi, inisih pengalaman saya ya
3. Bagaimana tanggapan guru/tutor terkait hasil belajar yang didapatkan
peserta didik?
Jawaban: hasil belajarnya mereka baik karena kita perhatikan semua
peningkatan pembelajarannya seperti apa
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru kepada
pihak orangtua/wali?
Jawaban: jadi ada form nilai yang saya input ke sistem untuk di masukan
ke dalam rapor dan nilai harian dari tugas praktek kita kasi feedback
melalui GCR
5. Bagaimana bentuk laporan hasil pembelajaran yang diberikan tutor/guru
kepada pihak homeschooling?
Jawaban: sama saja melalui form tadi rutenyakan ke homeschooling dulu
kemudian baru ke orangtua
6. Apakah hasil pembelajaran menjadi pertimbangan utama bagi siswa
melanjutkan pendidikan kejenjang SMP?
Jawaban: iya pasti, tetapi untuk pramuka sendiri menjadi nilai tambah
dalam menopang pembelajaran
D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas
1. Bagaimana strategi yang tutor/guru berikan terkait program pembelajaran
komunitas?
Jawaban: Kalau dari pramuka sendiri saya menekankan pembelajaran itu
yang pertama harus memiliki jiwa patriotisme karena pramuka harus
seperti itu sehingga mereka bisa disiplin tertib dan bertanggung jawab
dasarnya, kemudian wawasan kebangsaannya juga harus dikuatkan untuk
mengedukasi
2. Bagaimana strategi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?
Jawaban: Kalau untuk motivasinya saya biasanya selalu mengajarkan
untuk pengamalan dasa darma tadi kemudian belajarnya bervariasi jadi
181

tidak membuat jenuh sehingga mereka lebih termotivasi bukan hanya di


ekskul pramuka tapi di semua mata pelajaran.
3. Bagaimana strategi tutor/guru dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik yang berbeda-beda?
Jawaban: itu sih memang karena berbeda-beda kita sebagai tutor jangan
sampai menyamaratakan kemampuan mereka, seperti tadi saya ngajar
pasti ada saja yang ngerjainnya lama dan selesainya beda bedakan jadinya
ya gapapa yang penting kita tolerir dengan tetap mengerjakan sendiri dan
fotonya diserahkan di GCR begitu sih kak
4. Bagaimana bentuk kolaborasi guru/tutor dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
Jawaban: bentuk kolaborasi seperti misalnya anak anak yang
berkebutuhan khusus itu biasanya ketika belajar ada yang mendampingi
tutor pendamping begitu jadi itu sangat terbantu supaya anak tersebut
paham, kemudian orang tua jugakan mendampingi dan kita tutor juga ada
rapat kerja yang membahas bagaimana program ke depan begitu kak
5. Bagaimana cara tutor/guru dalam meredam pandangan negatif terkait
pendidikan homeschooling?
Jawaban: kita yang pasti menjaga citra positif, karena sebenarnya
homeschooling itu lebih intens daripada sekolah formal lainnya karena
lebih terarah jadi ya edukasi terkait homeschooling penting ya untuk itu.
182

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Jaima Sora Orieanna


Kelas : IV (Empat)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: Pilihan orang tua
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: Karena seru, karena kak Seto terpercaya
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: Iya, selalu dikasi tahu apa yang akan dipelajari dan apa yang
harus disiapkan seperti belajar mata pelajaran IPA biasanya ada kelas
sains.
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: biasanya kaka tutor bertanya barang yang ada di rumah, karena
kesulitan belajar PJOK lebih mudah offline
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: Tetap bersekolah di kak Seto
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: Dokter Hewan
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
Jawaban: Iya bersama guru les

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
183

Jawaban: Iya, dengan kuis


2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: buku, video di youtube
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: iya
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: iya, seminggu 2 kali
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
Jawaban: iya belajarnya cukup seru karena ada games dan craft
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: aku suka belajar di kak seto karena seru
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya pas awal belajarkan biasanya ditanya terus kalau sudah mau
selesai kelas ditanya kesulitannya dimana supaya bisa dibahas
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: sudah bagus
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: tidak ada

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah
2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
184

Jawaban: banyak, ada craft, matematika, pertanyaan-pertanyaan di


clasroom
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: senang
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: rapor saja
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya tetapi aku belajar juga sama guru les
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban: tidak ada

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: bertanya apabila tidak mengerti
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
Jawaban: belajar diulang kembali dengan guru les
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: iya sepertinya akan SMP di homeschooling
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
Jawaban: sangat puas
5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
Jawaban: aku pandai menari dan suka belajar matematika
6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: iya sesuai
185

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Muhamad Julian Rifky Latuconsina


Kelas : IV (Empat)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: diarahkan nenek
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: Jumlah murid tdk terlalu banyak dlm kelas dan cara mengajar
guru2nya sangat bagus
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: diinfokan kegrup yang akan dipelajari besok dan minggu
selanjutnya
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: iya karena aku kesusahan belajar Matematika karena harus
menghitung dengan benar dan tidak boleh salah. Jadi diajarkan cara
menghitung yang menyenangkan
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: Masih belum tahu
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: Pilot
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
Jawaban: iya membaca baca dulu karena akan ada kuis
186

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
Jawaban: Iya dengan quizziz dan bertanya
2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: banyak buku dan powerpoint dari tutor
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: iya orangtua memperhatikan juga pas pembelajaran
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: iya
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
Jawaban: iya sangat menyenangkan karena ada games disetiap pelajaran
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: pembelajarannya sangat menyenangkan karena tidak terlalu
lama dan gurunya baik semua
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya terutama ketika belum mengerti dan pelajarannya susah
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: bagus di sekolah ada banyak komputer tetapi sekarang kan
belajarya di rumah
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: jaringan wifi suka terganggu

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


187

1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah


memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: Sudah, bagus karena tidak bikin bosan
2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
Jawaban: semua mata pelajaran ada tugas ngerjakan soal
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: harus banyak belajar bersama guru les dan tutor supaya
mengerti
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: rapor dan nilai harian
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya tutor bertanya kesulitan belajar di mana setelah itu diajarkan
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban: kekurangannya karena belajar online wifinya suka terganggu
kalau kelebihannya aku bisa belajar di rumah tidak harus kesekolah

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: sering komunikasi dengan tutor dan bertanya dengan teman
juga
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
Jawaban: Disiplin, sopan, menyiapkan alat tulis, menyalakan kamera
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: belum tahu
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
Jawaban: iya belajar lebih seru di sekolah kak seto
188

5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
Jawaban: aku bisa silat dan suka bahasa Inggris
6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah
189

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Keanu Genzha Resama


Kelas : V (Lima)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: pilihan orang tua
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: Karena bisa ngobrol dengan teman & kakak² tutor nya sangat
menyenagkan
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: kakak tutor memberi tahu apa saja yang harus disiapkan
dipertemuan berikutnya dan baca buku dihalaman berapa
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: iya misalnya meminta games baru yang lebih seru
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: belum tahu
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: tentara
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
Jawaban: iya mengerjakan pembiasaan

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
Jawaban: iya bercerita, bertanya pembiasaan
190

2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: buku-buku, video dan presentasi
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: kadang-kadang
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: iya
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
Jawaban: 9,5% menyenangkan dan mudah di pahami
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: seru, apalagi ice breaking
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya kakak tutor memberi waktu untuk mengerjakan dan
bertanya sudah atau belum pas jawab soal
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: sudah bagus
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: Pelajaran olahraga karena Sulit melakukan Gerakan ketika
pelajaran online

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah dan aku belajar lagi setelah sekolah
191

2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
Jawaban: mengerjakan soal, craft, tugas presentasi
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: bagus kalau rajin belajar
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: rapor dan nilai harian dan skor kuis
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya selalu kalau aku bilang
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban:pembelajarannya seru karena ada ice breaking kekurangannya
belajar online susah buat gerakan olahraga

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: bertanya dan tutor suka bertanya jadi aku menjawab
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
Jawaban: Membaca lebih dahulu baru belajar
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: belum tahu
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
Jawaban: puas karena menyenangkan dan waktunya tidak banyak
5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
Jawaban: aku memiliki bakat menggambar dan suka belajar tik
192

6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Maiara Adilia Ardan


Kelas : V (Lima)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: pilihan orangtua
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: Karena seru dan menyenangkan dan waktunya flexible
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: selalu diberitahu dan diberi penjelasan tugas
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: iya karena tutor selalu bertanya mau kuis apa
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: aku ingin banyak belajar tentang balet
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: Cita-cita nya aku adalah menjadi arkeologis dan penari balet
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
Jawaban: Membaca buku modul (buku pelajaran) dan mengejarkan PR

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


193

1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan


review pembelajaran sebelumnya?
Jawaban: iya biasanya dengan mengisi kuis di quizziz
2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: buku modul, games, quizziz, presentasi
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: iya dan belajar diajarkan orangtua
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: iya belajar dengan guru les
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
Jawaban: menyenangkan dan sangat mudah dipahami
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: pembelajaran seru dan menyenangkan
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya berdiskusi dengan tutor dan teman sangat sering
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: sarana di sekolah sangat bagus

9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: Mata pelajaran yang sulit untuk aku adalah matematika karena
pelajaran nya sulit dan aku tidak pintar di matematika

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
194

Jawaban: sudah tetapi aku les juga


2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
Jawaban: presentasi, tugas soal mengerjakan modul
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: sangat senang kalau mendapat nilai bagus dan membuat bangga
orangtua
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: rapor dan nilai tugas
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya tutor sangat baik dan mengajari dengan mudah
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban: karena online jadi tidak bertemu langsung dengan tutor dan
teman teman, tetapi belajar tetap seru

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: sering bertanya ke tutor dan mengerjakan tugas yang diberikan

2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?


Jawaban: menyicil pelajaran dan mengerjakan PR
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: iya SMP dan SMA
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
Jawaban: sangat puas dan senang
5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
195

Jawaban: aku punya bakat menari balet


6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah tapi Mungkin gamesnya ditambahkan karena jadi lebih
seru

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Kent
Kelas : VI (Enam)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: Pilihan orangtua
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: Aku tidak suka sekolah jadi sekolah di hsks karena jadwal
sekolah tidak setiap hari jadi tidak cape
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: iya tutor selalu memberikan informasi pelajaran selanjutnya
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: iya seperti menggambar dalam kuis dan ditebak teman-teman
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: sekolah negeri
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: atlet sepeda balap
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
Jawaban: tidak
196

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
Jawaban: iya setelah pembiasaan kuis
2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: buku modul dan google classrom
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: iya
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: Tidak

5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan


menyenangkan?
Jawaban: mudah dan menyenangkan
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: seru dan belajar seminggu Cuma 3x
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya di quizziz
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: bagus sih tetapi karena online internet tidak stabil
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: internet tidak stabil dan pelajaran matematika dan bahasa
inggrus sulit

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


197

1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah


memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: Kurang, karena belajar di homeschooling sangat
menyenangkan
2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
Jawaban: craft, soal dan presentasi
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: bagus
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: rapor saja

5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi


kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya tutor mengajarkan kalau kurang paham
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban: belajar menyenangkan

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: dengan bertanya ketika google meet
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
Jawaban: belajar dengan apa yang aku sukai
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: tidak karena saya ingin bersekolah negeri
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
Jawaban: puas karena tidak bosan
198

5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
Jawaban: olahraga sepeda
6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah tapi bisa menambah waktu belajar bersama tutor

Hasil Wawancara Peserta Didik

Nama : Rafa Akbar Maulana


Kelas : VI (Enam)
Hari/Tanggal : Kamis/2 Desember 2021
Pertanyaan
A. Perencanaan program komunitas
1. Mengikuti pendidikan di homeschooling merupakan pilihan anak atau
arahan orangtua?
Jawaban: orangtua
2. Apa motivasi Anda untuk menjalani pendidikan di HSKS?
Jawaban: banyak temannya, gurunya asik
3. Selama belajar, Apakah Anda pernah diberi tahu tentang RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibuat guru/tutor?
Jawaban: iya untuk pembiasaan dan persiapan belajar
4. Apakah Anda pernah dilibatkan dalam memilih bahan ajar yang
digunakan?
Jawaban: iya kalau tutornya suka bertanya besok kuis apa yang seru
5. Apa rencana ke depan setelah menyelesaikan program komunitas HSKS?
Jawaban: belum tahu dan masih mencari tahu
6. Apa cita-cita yang ingin Anda capai di masa depan?
Jawaban: programmer
7. Sebelum mengikuti proses pembelajaran komunitas, apakah Anda
membaca dan mempelajari terlebih dahulu bahan/materi yang ada?
199

Jawaban: jarang

B. Pelaksanaan pembelajaran program komunitas


1. Apakah sebelum memulai pembelajaran, tutor terlebih dahulu melakukan
review pembelajaran sebelumnya?
Jawaban: iya pembiasaan dan menjawab kuis bersama
2. Bahan ajar dan sumber belajar apa saja yang digunakan dalam menunjang
pembelajaran?
Jawaban: buku modul, presentasi
3. Apakah orangtua aktif memperhatikan dan membimbing Anda dalam
setiap mata pelajaran?
Jawaban: iya belajar bersama orangtua juga
4. Apakah Anda mendapatkan jasa pendidikan/les privat di luar
homeschooling?
Jawaban: iya saya les
5. Menurut Anda, apakah pembelajaran komunitas mudah dipahami dan
menyenangkan?
Jawaban: sangat menyenangkan dan seru
6. Apa tanggapan Anda tentang pelaksanaan pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: kakak tutor sangat seru dan aku suka pelajaran online
7. Ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah tutor memberikan
pertanyaan dan diskusi terkait materi yang disampaikan?
Jawaban: iya sangat sering bertanya dan bercerita
8. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi/pemanfaatan sarana dan
prasarana pembelajaran diprogram komunitas ini?
Jawaban: bagus karena di homeschooling lengkap
9. Apa saja hambatan dan tantangan yang Anda alami dari penerapan
pembelajaran komunitas ini?
Jawaban: pelajaran bahasa indonesia, karena materinya rata-rata cerita
sejarah jadi susah menghafal
200

C. Laporan Pelaksanaan Program Komunitas


1. Dengan durasi pembelajaran komunitas yang relatif singkat, apakah sudah
memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: kurang, karena itu saya juga kursus di tempat lain
2. Apa saja bentuk tugas yang sering diberikan tutor di HSKS dalam setiap
mata pelajaran?
Jawaban: tugas kelompok, tugas individu, presentasi
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait hasil belajar yang didapatkan?
Jawaban: karena saya belajar lebih sering maka hasilnya lebih bagus
dibanding kelas 5
4. Apa bentuk laporan hasil pembelajaran (selain rapor) yang Anda terima
dari HSKS?
Jawaban: nilai harian, rapor semester
5. Apakah tutor/guru selalu memberikan bimbingan dalam menghadapi
kesulitan belajar pada program komunitas homeschooling?
Jawaban: iya terutama ketika pelajaran dilakukan
6. Setelah mengikuti program komunitas, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang kamu alami dari program ini?
Jawaban: kelebihannya tutornya asyik lebih sering belajar sambil
bermain dan kekurangannya waktunya sedikit

D. Strategi peningkatan mutu pembelajaran program komunitas


1. Bagaimana cara Anda dalam menjalin komunikasi dengan tutor terkait
pencapaian tujuan pembelajaran?
Jawaban: saya bertanya ketika belajar dan minta dijelasin ulang kalau
tidak paham
2. Bagaimana strategi Anda dalam meningkatkan motivasi belajar?
Jawaban: belajar sedikit-sedikit tapi rutin
3. Apakah Anda memiliki rencana untuk melanjutkan ke jenjang SMP di
homeschooling?
Jawaban: belum tahu
4. Apakah Anda merasa puas telah bersekolah di homeschooling?
201

Jawaban: puas karena tutornya sudah asik


5. Apa bentuk prestasi yang telah diraih secara akademis maupun non
akademis?
Jawaban: saya jago koding
6. Apakah materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh pihak HSKS
sudah sesuai dengan kebutuhan belajar Anda?
Jawaban: sudah
202

Lampiran 15
Surat Bimbingan Skripsi
203

Lampiran 16
Surat Permohonan Penelitian
204

Lampiran 17
Surat Persetujuan Penelitian
205

Lampiran 18
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
206

Lampiran 19
Hasil Uji Referensi
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217

Lampiran 20
Biodata Penulis

Sri Rahayu, lahir di Jakarta, 23 tahun silam. Anak


pertama dari Bapak Sutarno dan Ibu Sa’diah. Penulis
menempuh pendidikan di MI Sirodjul Banat, SMP
Daarussalaam, SMK Negeri 63 Jakarta, dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Lulus dengan menyandang gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama masa studi, penulis
aktif mengikuti organisasi kampus seperti Staf Ahli
Departement Penelitian dan Pengembangan di HMJ
Manajemen Pendidikan, anggota Research & Development FRESH UIN Jakarta,
serta kegiatan relawan pendidikan seperti volunteer dikomunitas Sobat Mengajar
Indonesia. Selama berkuliah, penulis juga mendapatkan beasiswa KJMU. Selain
itu, penulis juga bekerja freelance sebagai copy writer dan admin disalah satu
agensi konten kreator Biz to the Max, menjadi sekretaris di lembaga pendidikan
informal keaktoran dan seni pertunjukan Huma Art Center, kemudian diakhir masa
penyusunan skripsi di PT Kreasi Citra Bersama (Molecula Indonesia). Penulis
bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan kesempatan dan dukungan yang
luar biasa dari berbagai pihak.

Penulis dapat dijumpai melalui Instagram @srirah_a atau email di


srirahayu.rahee@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai