Anda di halaman 1dari 113

ANALISIS BUKU TEKS MATEMATIKA

KURIKULUM 2013 KELAS VII SEMESTER 1


EDISI REVISI 2017 DITINJAU DARI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Hisbiatul Mukaromah
NIM. 23070160108

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
ANALISIS BUKU TEKS MATEMATIKA
KURIKULUM 2013 KELAS VII SEMESTER 1
EDISI REVISI 2017 DITINJAU DARI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Hisbiatul Mukaromah
NIM. 23070160108

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020

iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah:

NAMA : HISBIATUL MUKAROMAH

NIM : 23070160108

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI : TADRIS MATEMATIKA

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi
ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 2 Juni 2020


Yang Menyatakan,

Hisbiatul Mukaromah
NIM. 23070160108

vi
MOTTO

‫س ًرا‬ ْ ُ‫س ًرا إِنَّ َم َع ا ْلع‬


ْ ُ‫س ِر ي‬ ْ ُ‫فَ ِإنَّ َم َع ا ْلع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.


Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS.Al-Insyirah:5-6)

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat


serta hidayah-Nya, skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku, Bapak Nur Alim dan Ibu Kinem yang selalu
membimbingku, mendorongku, menyemangatiku, mendoakanku,
memberi kasih sayang, dan menasihatiku.
2. Kakak-kakakku, Kamalat Azizah, Siti Munfaidah, dan Nur Ichsan
yang tak ada hentinya meberikan motivasi kepadaku.
3. Keluarga besarku Bani Sukarno dan Bani Marjani yang selalu
memberi semangat, bimbingan, dan doa kepadaku.
4. Sahabat-sahabatku Aini, Ilma, Endar, Yunita, Maryati, Candra, Alif
dan yang tak bisa ku sebutkan satu persatu yang selalu memberikan
motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman-teman Kos Muslimah Pulutan yang selalu menyemangatiku.
6. Teman-teman PPL MTs NU dan KKN Desa Dologan posko 183 yang
senantiasa memberikan semangat.
7. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2016 khususnya Program
Studi Tadris Matematika.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta Hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skrisi ini degan judul “Analisis Buku Teks
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017
Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Saintifik”.
Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikutnya
yang setia dan menjadi suri tauladan sebagai utusan Allah untuk
membimbing umatnya menuju zaman terang benderang dengan ajaran
Islam seperti saat ini.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M.Pd. selaku dosen pembimbing
akademik.
5. Bapak Saiful Marom, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, meluangkan
waktunya sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan S1.

ix
7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, menyemangati, dan
memberi dorongan agar penulis selalu semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya

Salatiga, 2 Juni 2020

Hisbiatul Mukaromah
NIM. 23070160108

x
ABSTRAK

Mukaromah, Hisbiatul, 2020. Analisis Buku Teks Matematika Kurikulum


2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017 Ditinjau dari
Implementasi Pendekatan Saintifik. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Program Studi Tadris Matematika. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Saiful Marom M.Sc.

Kata kunci : Analisis, Buku Teks Matematika, Implementasi


Pendekatan Saintifik.

Buku teks matematika merupakan bahan ajar mata pelajaran


matematika yang disusun secara sistematis berdasarkan Kurikulum 2013
sebagai buku pegangan siswa untuk kelas VII semester 1 dengan tujuan
untuk membantu siswa dalam proses belajar matematika. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah Buku Teks Matematika Kurikulum
2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017 sudah disajikan sesuai
dengan implementasi pendekatan saintifik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar penskoran kesesuaian buku. Sumber data terdiri sumber data
primer yaitu Buku Teks Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester
1 Edisi Revisi 2017 dan sumber data sekunder yaitu buku yang relevan,
jurnal, serta hasil penelitian sebelumnya. Pengumpulan data yang
digunakan adalah pengkajian isi dokumen (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Buku Teks Matematika Kelas
VII Semester 1 sudah disajikan sesuai dengan implementasi pendekatan
saintifik dengan presentase 88% atau kategori sangat baik. Implementasi
pendekatan saintifik telah tercermin dengan adanya langkah-langkah
pembelajaran melalui penerapan 5M (mengamati, menanya, menggali
informasi, menalar, dan mengkomunikasikan) dan model pembelajaran
discovery learning, problem based learning, dan project based learning
yang telah disajikan pada setiap bab.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii

HALAMAN JUDUL ................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi

MOTTO ..................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................x

DAFTAR ISI............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................4

C. Tujuan Penelitian .........................................................................4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................5

E. Penegasan Istilah ........................................................................5

F. Sistematika Penulisan .................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ...........................................................................7

xii
1. Buku Teks ............................................................................7

2. Isi Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 ......................9

3. Implementasi Pendekatan Saintifik .....................................11

B. Kajian Pustaka ...........................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .........................................................................28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................28

C. Sumber Data .............................................................................29

D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................29

E. Analisis Data ............................................................................30

F. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................32

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data .............................................................................33

1. Judul Buku ........................................................................33

2. Penulis dan Penelaah Buku ...............................................33

3. Penerbitan Buku ................................................................34

4. Penyajian Buku .................................................................34

5. Isi Buku .............................................................................34

B. Analisis Data ............................................................................35

1. Hasil Penelitian ..................................................................36

2. Pembahasan ........................................................................77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................84

xiii
B. Saran ...........................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rincian Bab dan Sub Bab Buku Siswa ......................................10

Tabel 3.1 Skala Kategori Pedoman Penilaian ............................................32

Tabel 4.1 Deskripsi Penskoran ...................................................................36

Tabel 4.2 Deskripsi Indikator ....................................................................36

Tabel 4.3 Hasil Analisis Buku Matematika Siswa Kelas VII Semester 1 ..38

Tabel 4.4 Kesesuaian Buku Bab 1 Bilangan dengan Implementasi


Pendekatan Saintifik ..................................................................77

Tabel 4.5 Kesesuaian Buku Bab 2 Himpunan dengan Implementasi


Pendekatan Saintifik ..................................................................78

Tabel 4.6 Kesesuaian Buku Bab 3 Bentuk Aljabar dengan Implementasi


Pendekatan Saintifik ..................................................................79

Tabel 4.7 Kesesuaian Buku Bab 4 Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear


Satu Variabel dengan Implementasi Pendekatan Saintifik .......81

Tabel 4.8 Distribusi Skor Setiap Bab .........................................................81

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Presentase Implementasi Pendekatan Saintifik Setiap Bab ....82

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Buku Teks Matematika Kelas VII Semester 1. .......................88

Lampiran 2 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi . .................................93

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................94

Lampiran 4 Satuan Kredit Kegiatan ...........................................................95

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup .............................................................96

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai
peranan penting dalam upaya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga tidak dipungkiri bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sangat penting. Dalam hal ini pemerintah telah mewajibkan pelajaran
matematika menjadi pelajaran wajib di sekolah, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi. Oleh karena itu, matematika sangat
berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari,
maka semua manusia di bumi ini membutuhkan matematika. Di dalam Al
Qur'an juga telah dijelaskan mengenai matematika, seperti Firman Allah
SWT dalam QS. Al Furqan ayat 2 dibawah ini:
‫ض َولَ ْم ٌَت َّ ِخذْ َولَد ًَاولَ ْم ٌَ ُك ْن لَهُ ش َِز ٌْكٌ فِى ْال ُم ْل ِك َو َخلَقَ ُك َّل‬
ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬ َّ ‫الَّذي لَهُ ُم ْلك ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
ً ‫ش ًْءٍ َف َقد ََّرهُ ت َ ْقد‬
‫ٌِزا‬ َ
Artinya: “yang kepunyaanNya-lah kerajaaan langit dan bumi, dan
Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaanNya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
Berdasarkan ayat tersebut, dapat dimaknai bahwasanya semua yang
ada di alam ini telah diciptakan dan ditetapkan oleh Allah SWT dengan
ukuran dan perhitungan yang sebaik-baiknya. Sehingga, konsep-konsep
dari seluruh ilmu yang dipelajari oleh manusia di penjuru dunia dapat
dipastikan telah ditetapkan dalam Firman-Nya pada Al-Qur’an, dan
tentunya matematika juga termasuk di dalamnya. Matematika telah
ditetapkan ilmunya oleh Allah SWT, dan telah dituliskan dalam Al-Qur’an.
Akan tetapi, sampai saat ini matematika masih menjadi masalah
bagi peserta didik di Indonesia. Fakta menyatakan bahwa dalam ajang
internasional yakni Programme for International Student Assesment

1
(PISA) pada tahun 2009, Indonesia menempati peringkat 10 terbawah dari
65 peserta PISA. Hampir semua peserta didik Indonesia ternyata hanya
mampu menguasai pelajaran sampai level tiga, sementara banyak peserta
didik dari negara lain dapat menguasai pelajaran sampai level empat, lima,
bahkan enam. Kemudian, hasil dari Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) menunjukkan bahwa peserta didik dari
Indonesia unggul ketika mengerjakan soal yang teoritis dan bersifat
hafalan tetapi terpuruk ketika menghadapi soal yang mengungkap aspek
tingkat tinggi, yakni soal yang memerlukan aplikasi (appliying) dan
penalaran (reasoning). Fakta ini menunjukkan bahwa pembelajaran di
Indonesia belum memberikan bekal kepada peserta didik umtuk
menggunakan konsep-konsep yang dipelajarinya dan menggunakan logika
berpikir (menalar) dalam menyelesaikan soal. Hal inilah yang menjadi
salah satu alasan Mendiknas mengubah Kurikulum 2006 (KTSP) menjadi
Kurikulum 2013 (Muklis, 2015:373).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan matematika di
Indonesia masih jauh dari harapan. Maka dari itu, perlu adanya perubahan
dan perbaikan dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika. Salah satu penunjang untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika adalah menggunakan sumber belajar berupa
buku teks. Dalam hal ini (Efendi, 2009:1) buku pelajaran merupakan
bagian dari perangkat pembelajaran yang sangat penting dan bermakna
dalam memacu, memajukan, dan mencerdaskan siswa. Berbagai hasil studi
menunjukkan bahwa buku pelajaran berperan terhadap prestasi belajar
siswa. Laporan World Bank (1989) di Indonesia menunjukkan bahwa
tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lainnya berkorelasi
dengan prestasi belajarnya.
Buku teks merupakan cara untuk membantu proses pembelajaran
sehingga pembelajaran berjalan dengan runtut dan sistematis. Pada
Kurikulum 2013, pemerintah telah menyediakan buku guru dan buku siswa
sebagai sumber belajar. Buku siswa menjelaskan segala kegiatan yang

2
harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Untuk mendukung proses pembelajaran peserta didik dalam
Kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik (ilmiah) merupakan suatu pendekatan
yang dapat menumbuhkan keaktifan dan mengembangkan kreativitas
peserta didik, karena di dalam pendekatan tersebut terdapat komponen-
komponen yang penting meliputi kegiatan 5M, yaitu: mengamati,
menanya, menalar, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Sedangkan
model pembelajaran yang mendukung penerapan pendekatan sintifik
diantaranya adalah model pembelajaran berbasis penemuan (discovery
learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
dan model pembelajaran berbasis projek (project based learning).
Pendekatan saintifik sebetulnya bukan barang baru, tetapi
"diprioritaskan" untuk dilakukan. Pada implementasi Kurikulum 2013,
guru "diwajibkan" untuk melaksanakan kegiatan yang ada dalam
pendekatan saintifik, sehingga dapat dikatakan jika guru tidak menerapkan
kegiatan-kegiatan dalam pendekatan saintifik, berarti guru tersebut "tidak
melaksanakan" Kurikulum 2013 (Susilana, 2014:183).
Berdasarkan dari beberapa fakta tersebut, maka sesuai dengan
Kurikulum 2013 penyusunan buku siswa diharapkan sesuai dengan
pendekatan saintifik. Oleh karena itu, buku siswa perlu ditinjau mengenai
apakah penyajiannya telah menfasilitasi peserta didik untuk melakukan
kegiatan-kegiatan terkait penerapan pendekatan saintifik. Maka judul yang
tepat untuk penelitian ini yaitu: “Analisis Buku Teks Matematika
Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017 Ditinjau dari
Implementasi Pendekatan Saintifik”.

3
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan latar belakang yang telah diuraikan,
maka fokus penelitian yang akan diteliti adalah “Apakah Buku Teks
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017
sudah disajikan sesuai Implementasi Pendekatan Saintifik?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah Buku Teks Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII
Semester 1 Edisi Revisi 2017 sudah disajikan sesuai dengan Implementasi
Pendekatan Saintifik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Untuk menambah khasanah keilmuan tentang perbendaharaan
dalam menganalisis Buku Teks Siswa Matematika Kurikulum 2013
Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017 ditinjau dari implementasi
pendekatan saintifik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan gambaran kepada pendidik agar mampu
memilIh bahan ajar yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan memperbaiki kualitas pendidikan
matematika di Indonesia.
b. Bagi Siswa
Memberikan gambaran dan menambah pengetahuan
tentang bagaimana memilih buku pendamping belajar yang baik
dalam mempelajari Buku Teks Matematika Kurikulum 2013
Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017.
c. Bagi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Memberikan masukan tentang kesesuaian isi Buku Teks
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi
2017 sehingga dapat memberikan perbaikan untuk penerbitan

4
buku pegangan yang diberikan kepada siswa agar selanjutnya
lebih baik dan berkualitas.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran yang keliru
peneliti akan menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut :
1. Buku Teks Matematika Kurikulum 2013
Menurut Mudzakir (2010:3) buku teks adalah buku standar
yang berisi teks pelajaran atau bahan ajar dari suatu cabang ilmu atau
bidang studi, dan digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan untuk
mendapatkan sertifikat atau gelar. Sedangkan menurut Prastowo dalam
Awwaluddin (2017:27) buku teks pelajaran pada umumnya
merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang
yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang
berlaku. Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku teks yang dimaksud
disini adalah adalah bahan ajar mata pelajaran matematika yang
disusun secara sistematis berdasarkan Kurikulum 2013 sebagai buku
pegangan siswa untuk kelas VII semester 1 dengan tujuan untuk
membantu siswa dalam proses belajar matematika.
2. Implementasi Pendekatan Saintifik
Menurut Musfiqon (2015:51) pendekatan saintifik merupakan
bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Implikasi
pendekatan saitifik dalam proses pembelajaran artinya pembelajaran
itu dilakukan secara ilmiah. Sedangkan menurut Kholifah (2019:2)
pendekatan saintifik mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan, yakni penonjolan pada dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan
tentang suatu kebenaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implikasi
pendekatan saintifik yang dimaksud disini adalah proses pembelajaran
yang dilakukan secara ilmiah (scientific) dengan menerapkan langkah-

5
langkah 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
sebagai berikut:
1. Bagian Awal meliputi: halaman sampul, halaman judul (sama dengan
halaman sampul, lembar logo IAIN, persetujuan pembimbing,
pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, moto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi penelitian kualitatif ini meliputi
pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, paparan data dan
analisis data, dan penutup.
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian pustaka meliputi meliputi kajian teori dan kajian


pustaka.

BAB III : Metode penelitian meliputi jenis penelitian, lokasi dan


waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data
analisis data dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV : Paparan data dan analisis data.
BAB V : Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan Lampiran

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Dalam landasan teori ini peneliti mengemukakan teori tentang buku
teks, isi buku teks matematika kurikulum 2013, pendekatan saintifik dan
implementasi pendekatan saintifik. Adapun penjelasannya yaitu sebagai
berikut:
1. Buku Teks
a. Pengertian Buku Teks
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya. Selain itu, ada
pula yang mengartikan buku sebagai salah satu sumber bacaan,
yang berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi
cetak (printed material) (Awwaludin, 2017:27). Buku teks adalah
buku standar yang berisi teks pelajaran atau bahan ajar dari suatu
cabang ilmu atau bidang studi, dan digunakan di sekolah atau
lembaga pendidikan untuk mendapatkan sertifikat atau gelar
(Mudzakir, 2010:3).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun
2005 menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk
digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional Pendidikan.
Menurut Prastowo dalam Awwaluddin (2017:27) buku teks
pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang
pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum
atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Buku teks pelajaran berperan

7
penting dan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku teks yang dimaksud
disini adalah adalah bahan ajar mata pelajaran matematika yang
disusun secara sistematis berdasarkan Kurikulum 2013 sebagai
buku pegangan siswa untuk kelas VII semester I dengan tujuan
untuk membantu siswa dalam proses belajar Matematika.
b. Tujuan dan Fungsi Buku Teks
Menurut Masnur dalam Faridah (2018:17) buku teks
memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
1) Sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum
pendidikan
2) Sarana pemerlancar tugas akademik guru
3) Sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran
4) Sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan
pembelajaran
c. Jenis Buku Teks
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis yakni :
1) Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan,
referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya
berisi suatu kajian ilmu lengkap.
2) Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan
bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel dan sebagainya.
3) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru
atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
4) Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses
pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkan (Awwaludin, 2017:28).

8
d. Langkah Penyusunan Buku Teks
Adapun langkah-langkah untuk menyusun buku teks adalah
sebagai berikut:
1) Memperhatikan kurikulum dengan cara menganalisisnya
2) Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan
standar kompetensi yang tersedia
3) Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup
seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu
kompetensi
4) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
5) Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian
kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman
pembacanya
6) Mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara
membaca ulang
7) Memperbaiki tulisan menjadi menonjol
8) Memberi ilustrasi gambar, tabel, diagram atau sejanisnya
secara proporsional (Awwaludin, 2017:29)
2. Isi Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013
Buku Kurikulum 2013 diadakan dan diterbitkan langsung oleh
pemerintah sebagai bentuk pengawasan terhadap isi buku. Buku siswa
selain digunakan sebagai acuan dalam belajar, buku siswa juga
digunakan sebagai lembar kerja siswa. Buku siswa telah dirancang
sebagai buku yang bukan hanya berisi materi tetapi juga panduan
aktivitas pembelajaran (activity based learning) dan dibuat untuk
memudahkan siswa memahami kompetensi tertentu isi buku juga
telah dirancang agar siswa dapat mengikuti kegiatan dalam pendekatan
saintifik (Mumpuni, 2018:49).
Isi dari buku teks sangat penting untuk menunjang kualitas
belajar siswa. Materi dan soal yang disajikan dalam buku teks
matematika siswa disesuaikan berdasarkan standar isi dan Kompetensi

9
Inti (KI) dalam Kurikulum 2013. Saat ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerapkan Kurikulum 2013 yaitu
merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Fitriandini,
2019:607).
Buku Siswa Matematika Kelas VII SMP/MTs Kurikulum
2013 ini ditulis dengan berdasarkan pada materi dan kompetensi yang
disesuaikan dengan standar internasonal. Terkait materi misalnya,
sebagai tambahan, sejak kelas VII telah diajarkan antara lain tentang
bilangan, himpunan, aljabar dan penerapannya, perbandingan,
geometri dan penyajian data.
Berikut merupakan rincian bab dan sub bab pada Buku Siswa
Matematika Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013:
Tabel 2.1 Rincian Bab dan Sub Bab Buku Siswa

No. Bab Sub Bab


1. Bilangan Membandingkan Bilangan Bulat
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat
Operasi Perkalian dan Pembagian Bilangan
Bulat
Membandingkan Bilangan Pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan
Perkalian dan Pembagian Bilangan Pecahan
Mengenal Bilangan Berpangkat Bulat
Positif
Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor
Persekutuan Terbesar
2. Himpunan Konsep Himpunan
Sifat-sifat Himpunan

10
Operasi Himpunan
3. Bentuk Aljabar Mengenal Bentuk Aljabar
Memahami Penjumlahan dan Pengurangan
Bentuk Aljabar
Memahami Perkalian Bentuk Aljabar
Memahami Pembagian Bentuk Aljabar
Memahami Cara menyelesaikan Pecahan
Bentuk Aljabar
4. Persamaan dan Memahami Konsep Persamaan Linear Satu
Pertidaksamaan Variabel
Linear Satu Menyelesaikan Persamaan Menggunakan
Variabel Penjumlahan atau Pengurangan
Menyelesaikan Persamaan Menggunakan
Perkalian atau Pembagian
Menemukan Konsep Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel
Menyelesaikan Masalah Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel

3. Implementasi Pendekatan Saintifik


a. Hakikat Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dipekenalkan pertama kali dalam
dunia pendidikan di Amerika sejak akhir abad ke-19, sebagai
penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah
pada fakta-fakta ilmiah. Pendekatan saintifik ini memiliki
karakteristik “doing science”. Pendekatan ini memudahkan guru
atau pengembang kurikulum dalam memperbaiki proses
pembelajaran, yaitu dengan memecah proses menjadi langkah-
langkah yang lebih terperinci dan memuat instruksi untuk peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang

11
menjadi alasan penggunaan pendekatan saintifik sebagai
pendekatan dalam Kurikulum 2013 (Fatmawati, 2018:1).
Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching)
merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan
pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode
ilmiah. Impilikasi pendekatan saitifik dalam proses pembelajaran
artinya pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu,
pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan
ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik (Musfiqon,
2015:51).
Pada hakikatnya, pendekatan ilmiah merupakan suatu cara
atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan
prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Proses
pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non
ilmiah. Pendekatan non-ilmiah yang dimaksud meliputi: sesuatu
yang semata-mata berdasarkan intuisi akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. Perubahan
proses pembelajaran dari peserta didik diberi tahu, menjadi
peserta didik mencari tahu dan proses penilaian dari berbasis
output menjadi berbasis proses dan output. Penilaian proses
pembelajaran menggunakan penilaian otententik (authentic
assessment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil
belajar secara utuh (Fatmawati, 2018:3).
Pendekatan saintifik mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan, yakni penonjolan pada dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan
tentang suatu kebenaran (Kholifah, 2019:2). Aktivitas belajar

12
tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan
keterampilan berpikir untuk mengembangkan rasa ingin tahu
siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati
fenomena yang terdapat di sekitarnya, mencatat atau
mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin
diketahuinya dalam pernyataan menanya. Dari langkah ini
diharapkan siswa mampu merumuskan masalah atau merumuskan
hal yang ingin diketahuinya (Kamal, 2015:58).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa implikasi pendekatan
saintifik yang dimaksud disini adalah proses pembelajaran yang
dilakukan secara ilmiah (scientific) dengan menerapkan langkah-
langkah 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Machinda dalam Fatmawati (2018:4) menyebutkan tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:
1) Meningkatkan kemampuan intelek, khusunya kemampuan
berpikir tinggi.
2) Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah secara sistematik.
3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5) Untuk melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-
ide, khusunya dlam menulis artikel ilmiah.
6) Untuk mengembangkan karakter peserta didik.
c. Kriteria Pendekatan Saintifik
Menurut Bakhrudin dalam Shobirin (2012:65) pada setiap
aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan pembelajaran
berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini. Scientific
approach (pendekatan ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran

13
yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran Kurikulum 2013.
Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum
sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses pembelajaran harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-
siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
sama lain dari materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional
dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan.
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya.
d. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran menurut Lazim dalam Fatmawati (2018:6) adalah
sebgai berikut:
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2) Pembelajaran membentuk student’s self concept.

14
3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan
prinsip.
5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
peserta didik dan motivasi mengajar guru.
6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan
motivasi mengajar guru.
7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komnikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip
yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.
e. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Aspek sikap berisi materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa”. Ranah pengetahuan berisi materi
ajar agar peserta didik “tahu apa”. Sedangkan ranah keterampilan
berisi materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Rusindrayanti,
2015:81). Dalam hal ini As’ari (2017:22) untuk mencapai ketiga
ranah tersebut ada beberapa langkah dalam proses pembelajaran
dengan pendekatan saitifik:
1) Mengamati
Pengalaman belajar pada proses mengamati dapat
dilakukan dengan cara membaca, mendengar, menyimak,

15
melihat (tanpa atau dengan alat) objek-objek matematika
tertentu terkait masalah atau topik kegiatan. Hasil
pengamatan dapat berupa definisi, aksioma, postulat,
teorema, sifat, grafik, dan lain sebagainya. Pengalaman
belajar mengamati ini diharapkan dapat memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan dan melatih kesungguhan, ketelitian,
dan kemampuan mencari informasi.
2) Menanya
Setelah terjadi proses mengamati, pengalaman belajar
peserta didik berikutnya yang difasilitasi guru adalah
pengalaman belajar menanya. Pengalaman belajar tersebut
dimaknai sebagai menanya dan mempertanyakan terhadap
hal-hal yang diamati. Terjadinya kegiatan ’menanya’ oleh
siswa dapat disebabkan belum dipahaminya hal-hal yang
diamati atau dapat pula karena ingin mendapatka informasi
tambahan tentang hal-hal yang diamati. Agar proses menanya
oleh peserta didik semakin hari berjalan semakin lancar dan
berkualitas, guru dapat memfasilitasi dengan pancingan
pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi menggiring peserta
didik untuk mempertanyakan hal-hal yang diamati.
3) Menggali Informasi
Setelah terjadi proses menanya, pengalaman belajar
siswa berikutnya adalah menggali informasi. Pada buku siswa
disajikan dua jenis informasi, yaitu informasi langsung dan
tidak langsung. Pertama, informasi disajikan secara langsung
sehingga menuntut siswa untuk cermat dalam memahami
informasi yang disajikan. Kedua, informasi disajikan dengan
mengajak siswa melakukan suatu aktivitas yang mengarah
pada informasi yang ingin dicapai, untuk itu siswa harus aktif
dalam mengikuti panduan buku siswa dan guru. Selain
informasi yang diperoleh dari buku siswa, diharapkan siswa

16
juga aktif membaca informasi sumber lain, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, atau melakukan wawancara dengan
narasumber. Dari membelajarkan mengumpulkan informasi
ini, data-data yang selanjutnya siap diolah, dihubungkan
antara data yang satu dengan yang lainnya (diasosiasikan),
dianalisis, dan dinalar.
4) Menalar
Setelah mengalami proses mengamati, menanya, dan
menggali informasi, pengalaman belajar pokok berikutnya
adalah mengolah informasi atau mengasosiasikan.
Membelajarkan mengolah informasi dimaknai sebagai
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas
dari hasil membelajarkan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari mengamati dan mengumpulkan informasi.
Proses pengolahan informasi dapat terjadi dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda atau bahkan bertentangan. Pada buku
siswa membelajarkan menalar disajikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan akan terjawab oleh
siswa setelah melalui membelajarkan mengamati hingga
menggali informasi. Hasil dari membelajarkan menalar ini
berupa jawaban, pernyataan, atau kesimpulan.
5) Mengomunikasikan
Setelah mengalami proses mengamati, menanya,
mengumpulkan, dan mengolah informasi, pengalaman belajar
pokok berikutnya adalah mengomunikasikan yang dimaknai
sebagai membelajarkan menyampaikan hasil pengamatan atau
kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis secara
tertulis, lisan, ataupun dengan media. Tujuan dari
membelajarkan berbagi adalah melatih siswa untuk berani

17
menyampaikan ide kepada orang lain. Dengan adanya
membelajarkan berbagi, diharapkan akan tumbuh pada diri
siswa sikap empati, saling menghargai, dan menghormati
perbedaan orang lain.
f. Model-Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran melalui
pendekatan saintifik harus didukung dengan model pembelajaran
yang sesuai. Pembelajaran yang mendukung penerapan
pendekatan sintifik diantaranya adalah model pembelajaran
Berbasis Penemuan (Discovery Learning), Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan Model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning) (As’ari,
2017:24). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
Discovery Learning merupakan model pembelajaran
yang lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru. materi yang akan disampaikan tidak
disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong
untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketaui dilanjutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi
atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Langkah-langkah
dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas
adalah sebagai berikut:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan
pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan

18
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan. Dengan demikian seorang. Guru
harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus
kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk
mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Problem statement (pernyataan identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah)
c) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat siswa melakukan eksperimen atau
eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d) Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.

19
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil
data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan
tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi. berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
2) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat
pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik
untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang
nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-
langkah dalam mengaplikasikan model Problem Based
Learning di kelas adalah sebagai berikut:
a) Mengorientasikan Siswa pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.
Dalam penggunaan Problem Based Learning, tahapan ini

20
sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran.
b) Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran Problem Based
Learning juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama
dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang
berbeda.
c) Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based
Learning. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik,
yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan
penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan
data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat
penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya
adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk
menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
d) Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya)
dan Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan
artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari

21
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang
diusulkan), model/perwujudan secara fisik dari situasi
masalah dan pemecahannya program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan
sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang
tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau
memberikan umpan balik.
e) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka
gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
3) Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based
Learning)
Pembelajaran Berbasis Projek atau Project Based
Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan
siswa dalam suatu kegiatan (projek) yang menghasilkan suatu
produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan,
membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya. Langkah-
langkah Pembelajaran Berbasis Projek sebagai berikut.
a) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial,
yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa

22
dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik
yang diangkat relevan untuk para siswa.
b) Mendesain Perencanaan Projek (Design a Plan for the
Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pengajar dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan
akan merasa “memiliki” atas projek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan
cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian projek.
c) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan projek. Aktivitas
pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk
menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian
projek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan projek, dan (5) meminta
siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d) Memonitor siswa dan kemajuan projek (Monitor the
Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan projek.
Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa
pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi
mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses

23
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
e) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan
siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
projek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan projek. Guru dan
siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.

B. Kajian Pustaka
1. Penelitian ini dilakukan oleh Firyadani, 2020. Judul penelitian
tersebut adalah “Analisis Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013
Kelas IX SMP Ditinjau Dari Implementasi Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Autentik”. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa Buku Teks Matematika Kelas IX SMP/Mts
Kurikulum 2013 telah mencerminkan pendekatan saintifik dengan
adanya penerapan 5M (Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi atau
Mengumpulkan informasi, Mengasosiasi dan Mengomunikasikan).

24
Penerapan metode pembelajaran Discovery Learning (DL), Problem
Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) juga telah
disajikan dengan baik. Kemudian, Buku Teks Matematika Kelas IX
SMP/Mts Kurikulum 2013 telah mencerminkan pendekatan saintifik
dengan adanya ranah penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Firyadani dengan
peneliti yaitu sama-sama menganalisis buku teks siswa matematika
dan melihat kesesuaian buku teks berdasarkan implementasi
pendekatan saintifik. Sedangkan perbedaan penelitian yaitu terletak
pada topik yang diteliti, pada penelitian yang dilakukan oleh Firyadani
menganalisis Buku Teks Matematika Kelas IX, sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh peneliti menganalisis Buku Teks
Matematika Kelas VII.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Maulina Syamsu Widyaharti, 2015. Judul
penelitian tersebut adalah “Analisis Buku Siswa Matematika
Kurikulum 2013 Untuk Kelas X Berdasarkan Rumusan Kurikulum
2013”. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
kesesuaian kompetensi dalam Buku Teks Matematika Kelas X
berdasarkan rumusan Kurikulum 2013 termasuk dalam katagori baik
dengan persentase kesesuaian 80,49%, kesesuaian materi Buku teks
matematika Kelas X berdasarkan rumusan kurikulum 2013 termasuk
dalam katagori baik dengan persentase kesesuaian 84,85%, kesesuaian
kompetensi dalam Buku teks matematika Kelas X berdasarkan
rumusan kurikulum 2013 termasuk dalam katagori sangat baik dengan
persentase kesesuaian 95,83%, dan kesesuaian kompetensi dalam
Buku Teks Matematika Kelas X berdasarkan rumusan kurikulum 2013
termasuk dalam katagori sangat baik dengan persentase kesesuaian
89,32%. Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Maulina
Syamsu Widyaharti dengan peneliti yaitu sama-sama menganalisis
buku teks siswa matematika. Sedangkan perbedaan penelitian yaitu
pertama terletak pada topik yang diteliti, pada penelitian yang

25
dilakukan oleh Maulina Syamsu Widyaharti menganalisis Buku Teks
Matematika Kelas X, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menganalisis Buku Teks Matematika Kelas VII. Kedua, pada
penelitian yang dilakukan oleh Maulina Syamsu Widyaharti melihat
kesesuaian buku teks berdasarkan rumusan kurikulum 2013,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti melihat
kesesuaian buku teks berdasarkan implementasi pendekatan saintifik.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Lutviana, 2017. Judul penelitian tersebut
adalah “Analisis Kelayakan Materi Buku Teks Matematika Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2016 Kelas VII Bab Segiempat dan Segitiga
Berdasarkan Kriteria Bell”. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa kesesuaian antara materi pada Buku Teks
Matematika Kelas VII Semester 2 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016
dengan materi berdasarkan Kriteria Bell untuk materi Segiempat dan
Segitiga kesalahan pada materi ini yaitu pada materi ini ditemukan
jawaban salah dan penulisan salah sehingga dapat mempengaruhi pada
proses pemahaman pembaca. Hasil penelitian yang sesuai berdasarkan
kriteria Bell yang telah dilakukan didapatkan hasil penelitian dengan
persentase 90% yang berarti sangat baik. Adapun persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Lutviana dengan peneliti yaitu sama-
sama menganalisis buku teks siswa matematika kelas VII. Sedangkan
perbedaan penelitian yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh
Lutviana melihat kesesuaian buku teks berdasarkan Kriteria Bell,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti melihat
kesesuaian buku teks berdasarkan implementasi pendekatan saintifik.
4. Penelitian ini dilakukan oleh Apolonia Hendrice Ramda, 2017. Judul
penelitian tersebut adalah “Analisis Kesesuaian Materi pada Buku
Teks Matematika Kelas VII dengan Kurikulum 2013”. Berdasarkan
hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kesesuaian materi
dalam Buku Teks Matematika Kelas VII dengan Standar Proses pada
Kurikulum 2013 dilihat dari segi format adalah sebesar 90,9%.

26
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Apolonia Hendrice
Ramda dengan peneliti yaitu sama-sama menganalisis buku teks siswa
matematika kelas VII. Sedangkan perbedaan penelitian yaitu pada
penelitian yang dilakukan oleh Apolonia Hendrice Ramda melihat
kesesuaian buku teks berdasarkan rumusan kurikulum 2013,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti melihat
kesesuaian buku teks berdasarkan implementasi pendekatan saintifik.
5. Penelitian ini dilakukan oleh Nurul Adilah, 2015. Judul penelitian
tersebut adalah “Analisis Soal-Soal dalam Buku Siswa Matematika
Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester I Terbitan Kemendikbud Berdasarkan
Dimensi Kognitif dari Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS)”. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat analisis terhadap butir-butir soal dalam buku siswa
matematika kurikulum 2013 Kelas VIII Semester I terbitan Kemendikbud
berdasarkan dimensi kognitif dari TIMSS 2015 Assessment framework, dari
212 soal yang dianalisis diperoleh 36 soal hanya mencapai tingkat kognitif
pada domain knowing dengan persentase 16.98 %, 114 soal sudah mencapai
kognitif pada domain applying dengan persentase 53.77% dan 62 soal sudah
mencapai tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 29.25%.
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Adilah
dengan peneliti yaitu sama-sama menganalisis buku teks siswa
matematika. Sedangkan perbedaan penelitian yaitu pertama terletak
pada topik yang diteliti, pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Adilah menganalisis Buku Teks Matematika Kelas VIII, sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menganalisis Buku teks
matematika Kelas VII. Kedua, pada penelitian yang dilakukan oleh
Nurul Adilah melihat kesesuaian buku teks berdasarkan dimensi
kognitif dari Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS), sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti
melihat kesesuaian buku teks berdasarkan implementasi pendekatan
saintifik.

27
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang memusatkan pada kegiatan
ontologis, data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau
gambar yang memiliki makna dan mampu memacu timbulnya pemahaman
yang lebih nyata daripada sekedar angka atau frekuensi (Nugrahani,
2014:96). Dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mendeskripsikan Buku Teks Matematika Kelas VII Semester 1 Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2017 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang dianalisis kesesuaiannya berdasarkan implementasi
pendekatan saintifik.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah peneliti yaitu di Desa Guwo,
Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Adapun penelitian
dilakukan dengan menganalisis isi Buku Teks Matematika Siswa Kelas VII
Semester 1 Terbitan Kemendikbud. Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 5 Mei 2020 sampai dengan selesai.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 225). Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah buku siswa matematika kelas VII
semester 1 yang berjudul “Matematika Studi dan Pengajaran Untuk
Kelas VII SMP/MTs”, diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta pada tahun 2017 dan disusun oleh Abdur Rahman As’ari, dkk.

28
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen (Sugiyono, 2016: 225). Sumber data sekunder dalam
penelitian ini adalah diperoleh dari berbagai buku yang relevan, jurnal,
serta hasil penelitian sebelumnya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
pengkajian isi dokumen (content analysis). Menurut Yin dalam Nugrahani
(2014:142), kegiatan dalam menganalisis isi dokumen, disebut dengan
content analysis, sebab dalam kegiatan itu peneliti bukan sekedar mencatat
isi penting yang tersurat dalam dokumen, tetapi juga memahami makna
yang tersirat dalam dokumen dengan hati-hati, teliti, dan kritis. Pengkajian
isi dokumen merupakan satu teknik pengumpulan data dengan
memanfaatkan catatan, arsip, gambar, film, foto, dan dokumen-dokumen
lainnya. Termasuk dalam dokumen itu adalah catatan penting yang
berhubungan dengan masalah, yang memungkinkan pemerolehan data
secara lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan saja.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan
data guna menjawab permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memilih buku teks matematika yang akan dianalisis yaitu Buku Teks
Matematika Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017
dengan hak cipta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Mencari informasi dan referensi mengenai pendekatan saintifik di
buku, jurnal maupun internet untuk memudahkan penelitian.
3. Menyusun instrumen berupa tabel yaitu tabel pedoman penskoran,
tabel deskripsi indikator, dan tabel analisis mengenai penerapan
langkah saintifik (mengamati, menanya, menggali informasi, menalar
dan mengomunikasikan) dan penerapan model pembelajaran saintifik
(discovery learning, problem based learning dan project based
learning).

29
4. Mengumpulkan data dilakukan dengan cara memeriksa kesesuaian isi
buku yang terdapat dalam Buku Teks Matematika Kelas VII Semester
1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 berdasarkan implikasi
pendekatan saintifik.
5. Menganalisis data yang telah diperoleh.
6. Mengkaji hasil dari semua data yang diperoleh untuk menarik
kesimpulan.
E. Analisis Data
Analisis data merupakan kaidah penelitian yang yang wajib
dilakukan oleh semua peneliti, karena sebuah penelitian tanpa analisis data
hanya akan melahirkan data mentah yang tidak mempunyai arti (Lestari,
2018:235). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis data model interaktif seperti yang dikemukakan oleh Miles &
Huberman Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen,
yaitu: (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan/verifikasi. Ketiga komponen utama yang terdapat dalam
analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis data kualitatif, sebab
hubungan dan keterkaitan antara ketiga komponen itu perlu terus
dikomparasikan untuk menentukan arahan isi simpulan sebagai hasil akhir
penelitian (Nugrahani, 2014:173). Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan mendeskripsikan tiap bab buku siswa matematika
kurikulum 2013 kelas VII Semester 1 terbitan Kemendikbud berdasarkan
penerapan pendekatan saintifik. Adapun langkah-langkah dalam
analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah peneliti melakukan proses pemilihan atau
seleksi, pemusatan perhatian atau pemfokusan, penyederhanaan, dan
pengabstraksian dari semua jenis informasi yang mendukung data
penelitian yang diperoleh dan dicatat selama proses penggalian data di
lapangan (Nugrahani, 2014:174). Adapun langkah-langkah dalam
reduksi data dalam penelitian ini yaitu:

30
a. Menyiapkan buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VII
Semester 1 terbitan Kemendikbud.
b. Menentukan dan menyiapkan masing-masing bab yang akan
dianalisis dalam buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas
VIII Semester 1 terbitan Kemendikbud.
c. Mengklasifikasikan tiap bab dalam buku siswa matematika
kurikulum 2013 kelas VII semester 1 terbitan Kemendikbud
berdasarkan indikator pendekatan saintifik.
2. Sajian data
Sajian data adalah sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan kepada peneliti untuk menarik simpulan dan
pengambilan tindakan. Sajian data ini merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, dalam bentuk deskripsi dan narasi yang lengkap,
yang disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang terdapat dalam
reduksi data, dan disajikan menggunakan bahasa peneliti yang logis,
dan sistematis, sehingga mudah dipahami (Nugrahani, 2014:175).
Adapun langkah-langkah dalam penyajian data dalam penelitian ini
yaitu:
a. Menyajikan hasil reduksi data pada tiap bab berdasarkan
pendekatan saintifik.
b. Mengkalkulasikan persentase kesesuain buku dengan kemunculan
tiap indikator pendekatan saintifik. Proses penghitungan skor
menggunakan teknik skoring, yaitu pemberian skor/angka.
Penghitungan ini dilakukan menggunakan rumus:

M. Ngalim Purwanto dalam (Faridah, 2018:12) dalam


bukunya memaparkan bahwa penilaian persentase skor
dikategorikan ke dalam pedoman penilaian sebagai berikut:

31
Tabel 3.1 Skala Kategori Pedoman Penilaian
Persentase Bobot Kategori
86% - 100% 4 Sangat baik
76% - 85% 3 Baik
60% - 75% 2 Cukup
55% - 59% 1 Kurang
≤ 54% 0 Kurang sekali
3. Verivikasi Data
Verivikasi atau penarikan simpulan merupakan kegiatan
penafsiran terhadap hasil analisis dan interpretasi data. Penarikan
simpulan ini hanyalah salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh
(Nugrahani, 2014:177). Dalam hal ini hasil dari penyajian data akan
ditarik kesimpulan sehingga dapat diketahui kesesuaian implikasi
pendekatan saintifik yang ditawarkan dalam buku siswa matematika
kurikulum 2013 kelas VII Semsester 1 terbitan Kemendikbud.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan
teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data yang bersangkutan
(Nugrahani, 2014:115).
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik
trianggulasi sumber yang berarti membandingkan informasi yang diperoleh
dari data primer yaitu buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VII
semester 1 terbitan Kemendikbud dan data sekunder diperoleh dari
berbagai buku yang relevan, jurnal, serta hasil penelitian sebelumnya.

32
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data
1. Judul Buku
Buku ini berjudul “Matematika - Studi dan Pengajaran” .
Buku ini merupakan Buku Teks Matematika untuk Kelas VII Semester
1. Meskipun dalam judul tidak ada keterangan bahwa buku ini
merupakan buku siswa, tetapi pada disklaimer menyatakan bahwa
buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan pemerintah dalam
rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku ini merupakan edisi
ketiga sebagai penyermpurnaan dari edisi pertama dan kedua. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) No. 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran dan
buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah, maka buku
ini telah ditetapkan untuk digunakan dalam pembelajaran.
2. Penulis dan Penelaah Buku
Penulis yang telah memberi kontribusi naskah maupun materi
dalam buku teks matematika ini adalah Abdur Rahman As’ari,
Mohammad Tohir, Erik Valentino, Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq.
Sedangkan penelaah yang telah mengkaji dan memeriksa buku teks
matematika ini adalah Agung Lukito, Ali Mahmudi, Turmudi, M.,
Nanang Priatna, Yudi Satria, dan Widowati.
3. Penerbitan Buku
Penerbitan buku pada buku matematika ini tertera pada
Katalog Dalam Terbitan (KDT) yang tertulis bahwa buku ini
diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayan dengan
ISBN: 978-602-282-985-0 (jilid 1a). Penyelia penerbitan dilakukan
oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
Jakarta pada tahun 2017. Buku teks matematika ini merupakan buku

33
cetakan ke-4 edisi revisi yang terdiri dari 338 halaman dan disusun
dengan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12 pt.
4. Penyajian Buku
Buku ini disajikan dengan beberapa unsur buku diantaranya:
halaman judul, disklaimer, kata pengantar, daftar isi, materi pokok dan
kegiatan, daftar pustaka, glosarium, indeks dan profil (penulis,
penelaah, editor dan illustrator).
Dalam disklaimer terdapat beberapa hal pokok mengenai buku
teks matematika ini antara lain:
a. Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah
dalam rangka implementasi Kurikulum 2013.
b. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah
koordinasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika
kebutuhan dan perubahan zaman.
Pada kata pengantar penulis, tertulis bahwa buku ini
merupakan bahan ajar mata pelajaran matematika untuk pegangan
siswa pada jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
berdasarkan Kurikulum 2013. Buku siswa matematika ini ditulis
dengan berdasarkan materi dan kompetensi berdasarkan standar
internasional TIMSS (The International Mathematics and Science
Survey).
5. Isi buku
Buku siswa matematika kelas VII semester 1 ini terdiri dari
empat bab antara lain :
a. Bab 1 membahas tentang bilangan yang terdiri dari 8 sub bab,
yaitu bilangan bulat, operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat, operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat,
bilangan pecahan, penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan, operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan,

34
bilangan berpangkat bulat positif, kelipatan persekutuan terkecil,
dan faktor persekutuan terbesar.
b. Bab 2 membahas tentang himpunan yang terdiri dari 3 sub bab,
yaitu konsep himpunan, sifat-sifat himpunan, dan operasi
himpunan.
c. Bab 3 membahas tentang bentuk aljabar yang terdiri dari 5 sub
bab, yaitu bentuk aljabar, penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar, perkalian bentuk aljabar, pembagian bentuk aljabar, dan
cara menyelesaikan pecahan bentuk aljabar.
d. Bab 4 membahas tentang persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel yang terdiri dari 5 sub bab, yaitu konsep persamaan
linear satu variabel, persamaan menggunakan penjumlahan atau
pengurangan, persamaan menggunakan perkalian atau pembagian,
konsep pertidaksamaan linear satu variabel, dan masalah
pertidaksamaan linear satu variabel.
B. Analisis Data
Analisis penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data dengan
menguraikan data yang dimiliki sesuai dengan permasalahan yang dikaji
dalam penelitian yaitu analisis buku teks matematika. Analisis buku pada
penelitian ini adalah kesesuaian buku dengan implementasi pendekatan
saintifik. Pada analisis buku ini terdiri dari dua pilihan jawaban yaitu
“terpenuhi” dan “tidak terpenuhi”. Pilihan ini didasarkan pada pedoman
penskoran dengan skala Guttman. Skala Guttman yaitu skala yang
menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar-salah, ya-tidak,
pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan
seterusnya. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, ya, pernah dan
semacamnya diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban negatif seperti tidak
setuju, salah, atau tidak, tidak pernah dan semacamnya diberi skor 0
(Djaali, 2008:28).

35
Deskripsi penskoran analisis buku tertera pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Deskripsi Penskoran
Skor Status Keterangan
1 Terpenuhi Jika indikator dalam buku terpenuhi
Tidak Jika indikator dalam buku tidak
0
Terpenuhi terpenuhi

Selanjutnya, berdasarkan implementasi pendekatan saintifik


ada beberapa indikator yang harus dipenuhi. Indikator didapatkan dari
dari penjelasan implementasi pendekatan saintifik pada Bab 2 Kajian
teori halaman 12.
Deskripsi indikator tertera pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Deskripsi Indikator
No Aspek Indikator Keterangan

1. Langkah Mengamati Siswa diajak untuk mengamati


Pembelajaran dengan cara membaca,
mendengar, menyimak, dan
melihat terkait topik kegiatan.
Menanya Siswa diajak untuk bertanya
terhadap hal-hal yang diamati.
Menggali Siswa diajak untuk memahami
Informasi dan melakukan aktivitas yang
mengarah pada informasi yang
ingin dicapai.
Menalar Siswa diajak untuk mengolah
informasi dengan hasil berupa
jawaban, pernyataan, atau
kesimpulan.
Mengkomuni Siswa diajak untuk
kasikan menyampaikan hasil pengamatan

36
atau menarik kesimpulan.
2. Model Discovery Model pembelajaran dengan
Pembelajaran Learning menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui oleh
siswa.
Problem Model pembelajaran dengan
Based menekankan siswa untuk
Learning memecahkan masalah, dan
masalah yang disajikan
merupakan masalah yang nyata.
Project Based Model pembelajaran yang
Learning melibatkan siswa dalam suatu
kegiatan (projek) yang
menghasilkan suatu produk.

37
1. Hasil Penelitian
Pada tahap penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan pengkajian isi dokumen (content analysis) pada buku
Buku Teks Matematika Siswa Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017 Ditinjau dari Implikasi Pendekatan Saintifik. Peneliti
mendapatkan beberapa hasil analisis yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Analisis Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Buku Teks Matematika Siswa Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2017

BAB 1: BILANGAN

Sub Analisis Langkah Analisis Model Alasan


Bab Pembelajaran Pembelajaran

M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 1 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati penetapan waktu kota Greenwich untuk


selanjutnya dibandingkan dengan waktu Papua menggunakan
gambar (halaman 5).

M2 : Menanya seperti pentingnya memahami nilai tempat untuk


membandingkan bilangan bulat (halaman 8).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal


mengenai membandingkan bilangan bulat yang lain, termasuk

38
bilangan bulat negatif (halaman 8).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 6 soal mengenai


membandingkan bilangan bulat (halaman 9).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 10).

Model discovery learning belum tercermin, seperti pada saat


mengamati zona waktu dan suhu siswa tidak diajak untuk
menemukan konsep bilangan bulat tetapi konsep langsung
disajikan yaitu jenis bilangan bulat (halaman 6).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata yaitu masalah penetapan waktu Papua dan
perbedaan suhu di Eropa. Dengan masalah tersebut siswa
dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat memahami
pokok bahasan pembagian bilangan bulat (halaman 7).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab

39
siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

2 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat


dengan konteks boneka dan sepatu menggunakan gambar
(halaman 11).

M2 : Menanya seperti bagaimana cara menjumlahkan bilangan


bulat yang sangat besar dan sangat kecil (halaman 14).

M3 : Menggali informasi mengenai sifat-sifat penjumlahan dan


pengurangan dengan cara memperhatikan contoh soal mengingat
kembali materi SD (halaman 14)

M4 : Menalar dengan memberi tanggapan terhadap pernyataan-


pernyataan (halaman 18).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi

40
presentasi (halaman 19).

Model discovery learning sudah tercermin, setelah mengamati


beberapa permasalahan nyata siswa mengerjakan soal kemudian
menemukan konsep sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dengan melakukan pembuktian (halaman 15).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata yaitu Boneka Mia, Sepatu Nia dan
Penyelam. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (halaman 13).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

41
3 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati perkalian dua bilangan bulat tak nol (bilangan
bulat positif dan bilangan bulat negatif) (halaman 26).

M2 : Menanya seperti hasil bagi antara bilangan negatif dengan


bilangan negatif apakah negatif atau positif (halaman 27).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal


dan mendiskusikan mengenai faktor bilangan bulat (halaman 27).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 7 soal operasi dan sifat


perkalian bilangan bulat (halaman 32).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 19).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa menemukan konsep perkalian bilangan bulat
dengan memahami permasalahan nyata yaitu resep dokter
kemudian melakukan pembuktian (halaman 22).

42
Model problem based learning sudah tercermin, masalah
disajikan secara nyata yaitu resep dokter, tinggi gedung dan
tabungan Endang Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat (halaman 23).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

4 1 1 1 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati banyak kue yang tersisa, banyak air dalam gelas


dan panjang potongan kain menggunakan gambar (halaman 39).

M2 : Menanya seperti bagaimana cara membandingkan bilangan


pecahan yang cukup besar (halaman 42).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal

43
mengenai pecahan senilai atau disebut pecahan ekuivalen
(halaman 42).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 2 soal mengenai


perbandingan bilangan pecahan (halaman 32).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 19).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep perbandingan bilangan pecahan tetapi
langsung disajikan materi bilangan pecahan (halaman 40).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata yaitu banyak kue yang tersisa, banyak air
dalam gelas dan panjang potongan kain. Dengan masalah
tersebut siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga
dapat memahami pokok bahasan membandingkan bilangan
pecahan (halaman 39).

44
Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab
siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

5 1 1 1 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati penjumlahan bilangan pecahan dengan


menggunakan pita pecahan menggunakan gambar (halaman 52).

M2 : Menanya seperti bagaimana menjumlahkan bilangan


pecahan dengan penyebut berbeda (halaman 42).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami penyajian


materi dan contoh soal mengenai pecahan sejati, pecahan tidak
sejati, bilangan campuran, bilangan desimal (halaman 58)

M4 : Menalar dengan mengerjakan 4 soal mengenai penjumlahan


dan pengurangan bilangan pecahan (halaman 60).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi

45
presentasi (halaman 60).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan tetapi langsung disajikan konsep
menjumlahkan dan mengurankan bilangan pecahan (halaman
51).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata yaitu jumlah jeruk, sisa kue dan pita
pecahan. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan (halaman 53).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan

46
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

6 1 1 0 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati perkalian dan pembagian bilangan pecahan


dengan konteks ramuan obat dan panen padi menggunakan
gambar(halaman 65).

M2 : Menanya seperti bagaimana hasil perkalian dengan


pembilang dan penyebut berbeda (halaman 68).

M3 : Tidak terdapat kegiatan menggali informasi pada sub bab


ini.

M4 : Menalar dengan mengerjakan 4 soal mengenai perkalian


dan pembagian bilangan pecahan (halaman 73).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 73).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep perkalian dan pembagian bilangan

47
pecahan tetapi langsung disajikan konsep mengenai perkalian
dan pembagian bilangan pecahan (halaman 51).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata seperti racikan ramuan obat,kandungan air
dalam padi dan bobot padi. Dengan masalah tersebut siswa
dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat memahami
pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
(halaman 66).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

7 1 1 1 1 1 0 0 1 M1 : Mengamati beberapa bilangan desimal yang dinyatakan


dalam bilangan berpangkat bulat positif menggunakan tabel

48
(halaman 81).

M2 : Menanya seperti bagaimana cara menyatakan bilangan


berpangkat bulat positif (halaman 82).

M3 : Menggali informasi mdengan cars mengamati penyajian


materi dan contoh soal kemudian melakukan percobaan
mengenai cara menyatakan bilangan desimal menjadi bilangan
berpangkat dengan menentukan faktor bilangan (halaman 82).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 10 soal mengenai bilangan


berpangkat bulat positif (halaman 85)

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 85).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep bilangan berpangkat bulat positif
tetapi langsung disajikan beberapa soal dan alternatif

49
penyelesaiannya (halaman 51).

Model problem based learning belum tercermin, masalah tidak


disajikan secara nyata tetapi lebih ke konsep matematis (halaman
81).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

8 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati masalah tentang pola makan, banyak kelompok


pramuka, sepuluh kelipatan bilangan menggunakan gambar
(halaman 90).

M2 : Menanya seperti bagaimana cara menentukan KPK atau


FPB antara 3 bilangan atau lebih (halaman 91).

M3 : Menggali informasi melalui contoh soal dengan cara

50
mengamati pola pada tabel kemudian mendaftar bilangan dan
menentukan KPK (halaman 91).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 3 soal mengenai KPK dan


FPB (halaman 97)

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 98)

Model discovery learning sudah tercermin, setelah mengamati


permasalahan siswa diajak menemukan konsep KPK dengan
mendaftar kelipatan kemudian menemukan konsep KPK dengan
melakukan pembuktian (halaman 90).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah


disajikan secara nyata yaitu pola makan, banyak kelompok
pramuka, sepuluh kelipatan bilangan. Dengan masalah tersebut
siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat
memahami pokok bahasan KPK (88).

51
Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab
siswa diminta membuat projek yaitu mencari permasalahan di
sekitar yang melibatkan bilangan bulat, bilanagan pecahan, dan
bilangan berpangkat kemudian menyajikan permasalahan
tersebut beserta solusi pemecahannya (halaman 101).

BAB II HIMPUNAN

Sub Analisis Langkah Analisis Model Keterangan


Bab Pembelajaran Pembelajaran

M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 0 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati kumpulan yang termasuk himpunan dan bukan


himpunan menggunakan video (halaman 113).

M2 : Menanya seperti mengapa kumpulan siswa yang cerdas bukan


termasuk himpunan (halaman 114).

M3 : Tidak ada kegiatan menggali informasi dalam sub bab

52
mengenal konsep himpunan.

M4 : Menalar dengan mengerjakan 3 soal mengenai konsep


himpunan (halaman 114).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dengan teman


(halaman 114).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan konsep himpunan dengan
mengambil contoh dalam biologi mengenal kelompok flora dan
fauna, istilah tersebut dikenal dengan himpunan (halaman 113).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah himpunan dalam kehidupan sehari-hari
seperti himpunan sayur-sayuran dan sebagainya Dengan masalah
tersebut siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat
memahami pokok bahasan konsep himpunan (halaman 115).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab

53
siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan hasil
pengamatan tentang penggunaan operasi himpunan di lingkungan
sekolah dan membuat poster (halaman 184).

2 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati masalah banyak cara mengirim wakil mengikuti


olimpiade matematika, masalah tersebut merupakan salah satu
contoh sifat himpunan yaitu himpunan kuasa menggunakan gambar
(halaman 140).

M2 : Menanya seperti jika terdapat tiga siswa, ada berapa banyak


cara mengirim peserta olimpiade (halaman 141).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal


mengenai banyak semua bagian himpunan (halaman 141).

M4 : Menalar dengan mengisi soal dalam tabel (halaman 143).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan presentasi


(halaman 144).

54
Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal
kegiatan, siswa diajak menemukan konsep himpunan kuasa dengan
memahami permasalahan nyata yaitu banyak cara mengirim peserta
olimpiade (halaman 140).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu banyak cara mengirim peserta olimpiade
matematika. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
himpunan kuasa (halaman 140).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan hasil
pengamatan tentang penggunaan operasi himpunan di lingkungan
sekolah dan membuat poster (halaman 184).

3 1 1 1 1 1 0 0 1 M1 : Mengamati tabel irisan dan gabungan dua himpunan pada


menggunakan alat peraga (halaman 150).

55
M2 : Menanya seperti mengapa irisan dua himpunan nomor satu
menghasilkan himpunan kososng (halaman 151).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal dan


menggambar mengenai pemecahan masalah menggunakan diagram
venn (halaman 152).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 2 soal operasi himpunan yaitu


irisan dan gabungan (halaman 154).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi teman sebangku dan


presentasi (halaman 154).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep irisan dan gabungan tetapi langsung
disajikan berbagai contoh soal dan penyelesaiannya (halaman 151).

Model problem based learning belum tercermin, masalah irisan dan


gabungan tidak disajikan secara nyata tetapi lebih ke konsep

56
matematis (halaman 150).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan hasil
pengamatan tentang penggunaan operasi himpunan di lingkungan
sekolah dan membuat poster (halaman 184).

BAB III BENTUK ALJABAR

Sub Analisis Langkah Analisis Model Keterangan


Bab Pembelajaran Pembelajaran

M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 0 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati percakapan Pak Erik dan Pak Tohir untuk


menyatakan banyak buku dengan satuan yang berbeda
menggunakan gambar (halaman 198).

M2 : Menanya seperti apakah suatu variabel yang boleh digunakan

57
hanya x dan y saja (halaman 201).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami penyajian materi


dan contoh soal kemudian mendiskusikan mengenai nama bentuk
aljabar berdasarkan banyaknya suku (halaman 201).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 2 soal mengenai bentuk aljabar


(halaman 203).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dengan teman


sebangku (halaman 204).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan konsep bentuk aljabar dengan
permasalahan tentang sekeranjang apel, siswa memecahkan
persoalan tersebut dengan cara memisalkan apel mula-mula dengan
suatu simbol atau dengan bentuk matematis (halaman 197).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah sekeranjang apel, banyak buku dan

58
kardus. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk memecahkan
masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan bentuk aljabar
(halaman 198).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari tahu bagaimana cara
guru menebak tanggal lahir, membuat tebakan lain dengan aturan
berbeda, dan menerapkan tebakan yang dibuat untuk menguji
kebenaran aturan tebakan yang dibuat (halaman 189).

2 1 1 1 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati permasalahan dalam dunia perdagangan


menggunakan tabel pada gambar (halaman 207).

M2 : Menanya seperti bagaimana langkah-langkah menjumlahkan


atau mengurangkan bentuk aljabar (halaman 208).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal dan


menjabarkannya mengenai suku-suku sejenis dalam bentuk aljabar
(halaman 209).

59
M4 : Menalar dengan mendiskusikan permasalahan mengenai tiga
halaman (halaman 213).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara presentasi dan diskusi


(halaman 144).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep penyederhanaan bentuk aljabar tetapi
langsung disajikan beberapa soal dan alternatif penyelesaiannya
(halaman 207).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu total beras, sisa beras dan kekurangan beras
sehingga dengan masalah tersebut siswa mengerti penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar (halaman 207).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari tahu bagaimana cara
guru menebak tanggal lahir, membuat tebakan lain dengan aturan

60
berbeda, dan menerapkan tebakan yang dibuat untuk menguji
kebenaran aturan tebakan yang dibuat (halaman 189).

3 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati permasalahan luas kebun apel untuk memahami


perkalian bentuk aljabar menggunakan tabel (halaman 216).

M2 : Menanya seperti bagaimana cara mengalikan suku-suku


bentuk aljabar (halaman 219).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal


mengenai sifat-sifat operasi hitung aljabar atau menemukan pada
buku tertentu, internet, maupun membuat sendiri tentang
perpangkatan bentuk aljabar (halaman 219).

M4 : Menalar dengan melengkapi tabel model perkalian bentuk


aljabar (halaman 221).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi kelompok (halaman


222).

61
Model discovery learning sudah tercermin, siswa diajak
menemukan konsep bentuk perkalian aljabar dengan menemukan
rumus sendiri dan dengan cara yang singkat/matematis, siswa
melakukan pembuktian mengenai sifat-sifat perkalian bentuk
aljabar (halaman 222).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu permasalahan luas kebun apel. Dengan masalah
tersebut siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat
memahami pokok bahasan perkalian bentuk aljabar (halaman 221).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari tahu bagaimana cara
guru menebak tanggal lahir, membuat tebakan lain dengan aturan
berbeda, dan menerapkan tebakan yang dibuat untuk menguji
kebenaran aturan tebakan yang dibuat (halaman 189).

4 1 1 0 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati permasalahan luas kebun apel kemudian mencari


cara untuk menentukan lebarnya menggunakan tabel (halaman

62
225).

M2 : Menanya seperti bagaimana jika pada pembagian bentuk


aljabr sisanya tidak nol (halaman 228).

M3 : Tidak terdapat kegiatan menggali informasi dalam sub bab ini.

M4 : Menalar dengan diskusi untuk menemukan kemungkinan


bentuk aljabar (halaman 231).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara presentasi dan menanggapi


jawaban teman (halaman 231).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep pembagian bentuk aljabar tetapi
langsung disajikan berbagai contoh soal dan penyelesaiannya
(halaman 225).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu permasalahan luas kebun apel untuk menentukan

63
lebarnya. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
pembagian bentuk aljabar (halaman 225).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari tahu bagaimana cara
guru menebak tanggal lahir, membuat tebakan lain dengan aturan
berbeda, dan menerapkan tebakan yang dibuat untuk menguji
kebenaran aturan tebakan yang dibuat (halaman 189).

5 1 1 0 1 1 0 0 1 M1 : Mengamati bentuk aljabar pada tabel untuk memahami proses


penyederhanaan bentuk aljabar menggunakan tabel (halaman 233).

M2 : Menanya dengan membuat pertanyaan yang memuat kata


“menyederhanakan” dan “bentuk aljabar” (halaman 234).

M3 : Tidak terdapat kegiatan menggali informasi dalam sub bab ini

M4 : Menalar dengan mengerjakan 3 soal mengenai

64
penyederhanaan bentuk aljabar (halaman 237).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dan menanggapi


presentasi (halaman 85).

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep penyederhanaan bentuk aljabar tetapi
langsung disajikan beberapa soal dan alternatif penyelesaiannya
(halaman 233).

Model problem based learning belum tercermin, masalah tidak


disajikan secara nyata tetapi lebih ke konsep matematis halaman
232).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu mencari tahu bagaimana cara
guru menebak tanggal lahir, membuat tebakan lain dengan aturan
berbeda, dan menerapkan tebakan yang dibuat untuk menguji
kebenaran aturan tebakan yang dibuat (halaman 189).

65
BAB IV PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

Sub Analisis Langkah Analisis Model Keterangan


Bab Pembelajaran Pembelajaran

M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati kalimat-kalimat terbuka yang berkaitan dengan


variabel menggunakan gambar (halaman 250).

M2 : Menanya sepertI bagaimana bentuk umum dari persamaan


linear satu variabel (halaman 254).

M3 : Menggali informasi dengan cara mencari kata kunci dan


contoh memahami contoh soal mengenai bentuk persamaan linear
satu variabel (halaman 254).

M4 : Menalar dengan mengerjakan 4 soal mengenai persamaan


linear dua variabel (halaman 255) .

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara diskusi dengan teman

66
sebangku dan menyampaikan diskusi di depan (halaman 255).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan persamaan linear satu variabel
dengan memberi permasalahan tentang percakapan dua orang siswa
yang sedang bermain tebak-tebakan, siswa mengamati kalimat-
kalimat tersebut dan mengelompokkan menjadi variabel (halaman
249).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah dua orang siswa yang sedang bermain
tebak-tebakan, kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
mengenal persamaan linear satu variabel (halaman 251).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan pengamatan
tentang persamaan linear dapat dipakai untuk menghitung banyak

67
pemakaian tagihan listrik atau telepon (halaman 292).

2 1 1 1 0 0 1 1 1 M1 : Mengamati konsep timbangan untuk penjumlahan dan


pengurangan persamaan linear satu variabel menggunakan gambar
(halaman 258).

M2 : Menanya seperti apa yang membedakan persamaan satu


dengan yang lain (halaman 260).

M3 : Menggali informasi dengan cara memperhatikan contoh soal


mengenai penyelesaian persamaan linear dengan memperhatikan
beberapa contoh (halaman 260).

M4 : Tidak terdapat kegiatan menalar dalam sub bab ini.

M5 : Tidak terdapat kegiatan mengkomunikasikan dalam sub bab


ini.

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan konsep penjumlahan dan

68
pengurangan persamaan linear satu variabel dengan menerapkan
konsep timbangan untuk menyelesaiakan permasalahan sehingga
siswa menemukan konsep matematis penjumlahan dan pengurangan
persamaan linear satu variabel (halaman 258).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah timbangan. Dengan masalah tersebut
siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat
memahami pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
persamaan linear satu variabel (halaman 259).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan pengamatan
tentang persamaan linear dapat dipakai untuk menghitung banyak
pemakaian tagihan listrik atau telepon (halaman 292).

3 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati permasalahan banyak koin yang didapatkan anak


menggunakan gambar (halaman 264).

69
M2 : Menanya halaman yang terkait dengan penyelesaian linear
satu variabel (halaman 266).

M3 : Menggali informasi dengan memperhatikan contoh untuk


lebih memantapkan penyelesaian persamaan linear (halaman 266).

M4 : Menalar dengan menjeleskan penyelesaian dari 3 persamaan


linear (halaman 271).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara menyajikan hasil DISKUSI


di depan kelas (halaman 271).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan konsep menyelesaikan
persamaan menggunakan perkalian atau pembagian dengan
menerapkan konsep timbangan untuk menyelesaiakan
permasalahan sehingga siswa menemukan konsep matematis
persamaan menggunakan perkalian atau pembagian (halaman 264).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan

70
secara nyata yaitu masalah banyak koin yang didapatkan anak
dengan penyelesaian konsep timbangan, Dengan masalah tersebut
siswa dituntun untuk memecahkan masalah sehingga dapat
memahami pokok bahasan persamaan menggunakan perkalian atau
pembagian (halaman 265).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan pengamatan
tentang persamaan linear dapat dipakai untuk menghitung banyak
pemakaian tagihan listrik atau telepon (halaman 292).

4 1 1 1 1 1 1 1 1 M1 : Mengamati permasalahan yaitu aturan dalam kehidupan


sehari-hari dan tabel pertidaksamaan linear satu variabel
menggunakan tabel (halaman 275).

M2 : Menanya seperti berapa banyak anggota himpunan selesaian


dari suatu pertidaksamaan (halaman 276).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami penyajian materi

71
dan memperhatikan contoh soal mengenai membuat grafik berupa
garis bilangan, notasi interval dan notasi pembentuk himpunan
(277).

M4 : Menalar dengan menjawab 3 pertanyaan mengenai garis


bilangan pertidaksamaan linear (halaman 280).

M5 : Mengkomunikasikan dengan cara menyajikan hasi penalaran


di depan kelas (halaman 280).

Model discovery learning sudah tercermin, seperti pada awal


kegiatan, siswa diajak menemukan konsep pertidaksamaan linear
dengan mengamati permasalahan aturan dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian mengamati perbedaan tanda pada tabel sehingga
siswa menemukan konsep pertidaksamaan linear (halaman 274).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah nilai minimal seorang siswa tidak
mengikuti pembelajaran remedial, jumlah lembar kertas yang akan

72
kalian butuhkan untuk mengerjakan tugas Matematika dan
sebagainya. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
pertidaksamaan linear (halaman 275).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan pengamatan
tentang persamaan linear dapat dipakai untuk menghitung banyak
pemakaian tagihan listrik atau telepon (halaman 292).

5 1 1 1 1 1 0 1 1 M1 : Mengamati permasalahan usia untuk menjadi pramuka dengan


menggunakan sifat-sifat ketidaksamaan menggunakan gambar
(halaman 283).

M2 : Menanya seperti bagaimana menggunakan sifat ketaksamaan


dalam menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel (halaman
285).

M3 : Menggali informasi dengan cara memahami contoh soal

73
penyelesaian pertidaksamaan dengan garis bilangan dan notasi
interval (285).

M4 : Menalar dengan diskusi untuk mengerjakan 5 soal mengenai


masalah penyelesaian pertidaksamaan (halaman 289).

M5 : Mengkomunikasikan dengan menyajikan hasil penalaran dan


berpendapat (halaman 290)

Model discovery learning belum tercermin, siswa tidak diajak


untuk menemukan konsep penyelesaian pertidaksamaan bentuk
aljabar tetapi langsung disajikan beberapa soal dan alternatif
penyelesaiannya, sifat ketaksamaan juga belum ada pembuktiannya
(halaman 283).

Model problem based learning sudah tercermin, masalah disajikan


secara nyata yaitu masalah usia untuk menjadi pramuka dengan
menggunakan sifat-sifat ketidaksamaan dan berat barang dalam
mobil box. Dengan masalah tersebut siswa dituntun untuk

74
memecahkan masalah sehingga dapat memahami pokok bahasan
pertidaksamaan linear (halaman 283).

Model project based learning sudah tercermin, pada akhir bab


siswa diminta membuat projek yaitu membuat laporan pengamatan
tentang persamaan linear dapat dipakai untuk menghitung banyak
pemakaian tagihan listrik atau telepon (halaman 292).

Keterangan :

M1 : Mengamati DL : Discovery Learning


M2 : Menanya PBL : Problem Based Learning
M3 : Menggali Informasi PjBL : Project Based Learning
M4 : Menalar
M5 : Mengkomunikasikan

75
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis buku diatas yaitu implementasi
pendekatan saintifik yang termuat dalam setiap sub bab pada Buku
Teks Matematika Siswakelas VII Semester 1 yang menjadi subjek
penelitian, maka diperoleh pembahasan data sebagai berikut:
a. Bab 1 Bilangan
Kegiatan mengamati sudah dilakukan pada setiap sub bab,
siswa diajak untuk mengamati terkait topik kegiatan yaitu materi
bilangan. Kegiatan menanya sudah dilakukan pada setiap sub
bab, siswa diajak untuk mempertanyakan terhadap hal-hal yang
diamati. Kegiatan menggali informasi tidak dilakukan pada setiap
sub bab, pada sub bab perkalian dan pembagian bilangan pecahan
siswa tidak diajak untuk memahami dan melakukan aktivitas
yang mengarah pada informasi yang ingin dicapai. Kegiatan
menalar sudah dilakukan pada setiap sub bab, siswa diajak
menalar dengan mengerjakan soal atau menanggapi pernyataan-
pernyataan terkait topik kegiatan. Kegiatan mengkomunikasikan
sudah dilakukan pada setiap sub bab, siswa diajak
mengkomunikasikan dengan diskusi atau menyajikan jawaban
melalui presentasi. Model discovery learning belum tercermin
pada setiap sub bab, siswa belum diajak untuk menemukan
konsep melalui masalah, tetapi beberapa konsep langsung
disajikan. Model problem based learning tidak dilakukan pada
semua sub bab, pada sub bab bilangan berpangkat bulat positif
masalah tidak disajikan secara nyata, tetapi masalah matematis.
Model project based learning sudah tercermin pada bab ini,
terdapat tugas proyek di akhir bab.
Berdasarkan hasil analisis bab 1 yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disusun penskoran sebagai berikut:

76
Tabel 4.4 Kesesuaian Buku Bab 1 Bilangan dengan Implementasi
Pendekatan Saintifik
Analisis Langkah Analisis Model
BAB Pembelajaran Pembelajaran

M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 1 1 1 0 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 0 1 1

5 1 1 1 1 1 0 1 1

6 1 1 0 1 1 0 1 1

7 1 1 1 1 1 0 0 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah 8 8 7 8 8 3 7 8

b. Bab 2 Himpunan
Kegiatan mengamati sudah dilakukan pada setiap sub bab,
siswa diajak untuk mengamati terkait topik kegiatan materi
himpunan. Kegiatan menanya sudah dilakukan pada setiap sub
bab, siswa diajak untuk mempertanyakan terhadap hal-hal yang
diamati. Kegiatan menggali informasi tidak dilakukan di setiap
sub bab, pada sub bab konsep himpunan siswa tidak diajak untuk
memahami dan melakukan aktivitas yang mengarah pada
informasi yang ingin dicapai. Kegiatan menalar sudah dilakukan
pada setiap sub bab, siswa diajak menalar dengan mengerjakan
soal atau mengisi jawaban dalam tabel terkait topik kegiatan.
Kegiatan mengkomunikasikan sudah dilakukan ada setiap sub
bab, siswa diajak mengkomunikasikan dengan diskusi atau

77
menyajikan jawaban melalui presentasi. Model discovery learning
belum tercermin pada setiap sub bab, pada sub bab operasi
himpunan siswa belum diajak untuk menemukan konsep atau
rumus melalui masalah, tetapi beberapa konsep langsung
disajikan. Model problem based learning tidak dilakukan pada
semua sub bab, pada sub bab operasi himpunan siswa masalah
tidak disajikan secara nyata, tetapi masalah matematis. Model
project based learning sudah tercermin pada bab himpunan,
terdapat tugas proyek di akhir bab.
Berdasarkan hasil analisis bab 2 yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disusun penskoran sebagai berikut:
Tabel 4.5 Kesesuaian Buku Bab 2 Himpunan dengan Implementasi
Pendekatan Saintifik

Analisis Langkah Analisis Model


Sub Bab Pembelajaran Pembelajaran
M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL
1 1 1 0 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 0 0 1

Jumlah 3 3 2 3 3 2 2 3

c. Bab 3 Bentuk Aljabar


Kegiatan mengamati sudah dilakukan pada setiap sub bab,
siswa diajak untuk mengamati terkait topik kegiatan materi bentuk
aljabar. Kegiatan menanya sudah dilakukan pada setiap sub bab,
siswa diajak untuk mempertanyakan terhadap hal-hal yang
diamati. Kegiatan menggali informasi tidak dilakukan di setiap
sub bab, pada sub bab mengenal bentuk aljabar, pembagian
bentuk aljabar, dan pecahan bentuk aljabar siswa tidak diajak
untuk memahami dan melakukan aktivitas yang mengarah pada

78
informasi yang ingin dicapai. Kegiatan menalar sudah dilakukan
pada setiap sub bab, siswa diajak menalar dengan mengerjakan
soal atau mengisi jawaban dalam tabel terkait topik kegiatan.
Kegiatan mengkomunikasikan sudah dilakukan ada setiap sub
bab, siswa diajak mengkomunikasikan dengan diskusi atau
menyajikan jawaban melalui presentasi. Model discovery learning
belum tercermin pada setiap sub bab, pada sub bab penjumlahan
dan pengurangan bentuk aljabar, pembagian bentuk aljabar, dan
pecahan bentuk aljabar siswa belum diajak untuk menemukan
konsep atau rumus melalui masalah, tetapi beberapa konsep
langsung disajikan. Model problem based learning tidak
dilakukan pada semua sub bab, pada sub bab pecahan bentuk
aljabar siswa masalah tidak disajikan secara nyata, tetapi masalah
matematis. Model project based learning sudah tercermin pada
bab bentuk aljabar , terdapat tugas proyek di akhir bab.
Berdasarkan hasil analisis bab 3 yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disusun penskoran sebagai berikut:
Tabel 4.6 Kesesuaian Buku Bab 3 Bentuk Aljabar dengan
Implementasi Pendekatan Saintifik

Analisis Langkah Analisis Model


Sub
Pembelajaran Pembelajaran
Bab
M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 0 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 0 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 0 1 1 0 1 1

5 1 1 0 1 1 0 0 1

Jumlah 5 5 2 5 5 2 4 5

79
d. Bab 4 Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Kegiatan mengamati sudah dilakukan pada setiap sub bab,
siswa diajak untuk mengamati terkait topik kegiatan materi
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Kegiatan
menanya sudah dilakukan pada setiap sub bab, siswa diajak untuk
mempertanyakan terhadap hal-hal yang diamati. Kegiatan
menggali informasi sudah dilakukan di setiap sub bab, siswa
diajak untuk memahami dan melakukan aktivitas yang mengarah
pada informasi yang ingin dicapai. Kegiatan menalar tidak
dilakukan pada setiap sub bab, pada sub bab konsep
pertidaksamaan linear satu variabel siswa tidak diajak diajak
untuk mengolah informasi dengan hasil berupa jawaban,
pernyataan, atau kesimpulan. Kegiatan mengkomunikasikan tidak
dilakukan pada setiap sub bab, pada sub bab konsep
pertidaksamaan linear satu variabel siswa tidak diajak untuk
menyampaikan hasil pengamatan atau menarik kesimpulan.
Model discovery learning belum tercermin pada setiap sub bab,
pada sub bab masalah pertidaksamaan linear satu variabel siswa
belum diajak untuk menemukan konsep atau rumus melalui
masalah, tetapi beberapa konsep langsung disajikan. Model
problem based learning sudah dilakukan pada semua sub bab,
semua masalah disajikan secara nyata bukan masalah matematis.
Model project based learning sudah tercermin pada bab
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, terdapat tugas
proyek di akhir bab.
Berdasarkan hasil analisis bab 4 yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disusun penskoran sebagai berikut:

80
Tabel 4.7 Kesesuaian Buku Bab 4 Persamaan Dan Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel dengan Implementasi Pendekatan Saintifik

Analisis Langkah Analisis Model


Sub
Pembelajaran Pembelajaran
Bab
M1 M2 M3 M4 M5 DL PBL PjBL

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 0 0 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 0 1 1

Jumlah 5 5 5 4 4 4 5 5

Berdasarkan hasil analisis data di atas pada tiap sub bab dalam
masing-masing bab Buku Teks Matematika Kelas VII Semester 1
maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Skor Setiap Bab

Presentase
Bab Jumlah Skor Kesesuaian Bab

1 57 89%

2 21 87.5%

3 33 82.5%

4 37 92.5%

Jumlah 148

Presentase
Kesesuaian Buku 88%

81
Gambar 4.1 Presentase Implementasi Pendekatan Saintifik pada Setiap Bab

100% 92.50%
89% 87.50%
90% 82.50%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.1, diperoleh hasil bahwa


presentase kesesuaian bab 1 sebanyak 89%, bab 2 sebanyak 87.5%, bab
3 sebanyak 82.5% dan bab 4 sebanyak 92.5%. Penelitian ini selaras
dengan Maulina Syamsu Widyharti bahwa sumber belajar yang masih
memegang peran penting dan paling banyak digunakan adalah buku
teks. Pada kurikulum 2013, buku teks yang digunakan adalah buku
siswa yang telah disediakan oleh pemerintah untuk mendukung
kurikulum yang berlaku. Karena kurikulum baru maka perlu dilakukan
analisis terhadap buku untuk menelaah kesesuaian buku. Dalam hal ini
peneliti menganalisis kesesuaian buku berdasarkan implementasi
pendekatan saintifik.

Buku teks siswa matematika kelas VII semester 1 telah


mengimplementasikan pendekatan saintifik dengan buku ini dengan
presentase kesesuaian 88% yang berarti buku ini termasuk dalam
kategori sangat baik. Penerapan 5M sebagai implementasi pendekatan
saintifik telah tercermin pada buku ini dengan baik. Kegiatan
mengamati, menanya, menggali informasi, menalar dan

82
mengkomunikasikan telah disajikan dalam setiap bab, meskipun belum
tercermin pada setiap sub bab. Kemudian, penerapan model
pembelajaran ilmiah sebagai sebagai implementasi pendekatan saintifik
telah tercermin pada buku ini dengan baik. Model pembelajaran
discovery learning, dan problem based learning telah disajikan dalam
setiap bab, meskipun belum tercermin pada setiap sub bab. Sedangkan
model pembelajaran project based learning telah tercermin disajikan
pada akhir masing-masing bab. Hal ini selaras sengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Firyadani bahwa melalui kegiatan checklist (√)
pada tiap subbab dalam masing-masing bab maka diperoleh hasil bahwa
buku teks pelajaran matematika kurikulum 2013 telah menerapkan
pendekatan saintifik dan penilaian autentik dengan baik, rubrik
mengamati, menanya, mengolah data atau mengeksplorasi,
mengasosiasi dan mengomunikasikan telah disajikan pada setiap bab,
walaupun belum tercermin dalam setiap sub bab.

83
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
tentang analisis Buku Teks Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII
Semester 1 Edisi Revisi 2017 yang diterbitkan oleh Kemendikbud, maka
berdasarkan fokus penelitian dapat disimpulkan bahwa Buku Teks
Matematika Kelas VII Semester 1 sudah disajikan sesuai dengan
implementasi pendekatan saintifik dengan presentase 88% atau kategori
sangat baik. Implementasi pendekatan saintifik telah tercermin dengan
adanya langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan 5M (mengamati,
menanya, menggali informasi, menalar, dan mengkomunikasikan) dan
model pembelajaran discovery learning, problem based learning, dan
project based learning yang telah disajikan pada setiap bab.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas, maka saran yang
dapat diberikan peneliti mengenai hal-hal di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, Buku Teks Matematika Kelas VII Semester 1 bisa
dijadikan sumber belajar pada kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan saintifik, dilihat dari kesesuaiannya merupakan kategori
sangat baik.
2. Bagi siswa, hasil penelitian mengenai analisis Buku Teks Matematika
Kelas VII Semester 1 ini dapat digunakan sebagai acuan untuk para
pengguna buku dalam memilih buku teks.
3. Bagi penerbit, kekurangan implementasi pendekatan saintifik pada
Buku Teks Matematika Kelas VII Semester 1 dapat dijadikan bahan
perbaikan untuk penerbit.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
dan masukan untuk menambah wawasan dalam pengembangan
penelitian selanjutnya

84
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman As’ari, M. T. (2017). Buku Guru Matematika -- Studi dan


Pengajaran. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Abdur Rahman As’ari, M. T. (2017). Matematika -- Studi dan Pengajaran.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Adilah, N. (2015). Analisis Soal-Soal Dalam Buku Siswa Matematika


Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester I Terbitan Kemendikbud
Berdasarkan Dimensi Kognitif Dari Trends In International
Mathematics And Science Study (TIMSS). Skripsi. Jakarta: Jurusan
Pendidikan Matematika UIN Walisongo.

Awwaludin. (2017). Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa


Indonesia. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Djaali, P. M. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT.


Grasindo

Efendi, A. (2009). Beberapa Catatan tentang Buku Teks Pelajaran di


Sekolah. Insania, 14(2): 320-333.

Faridah, N. (2018). Analisis Isi Buku Teks Siswa Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas VII SMP/MTs Terbitan Kemendikbud Edisi
Revisi 2016. Skripsi. Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.

Fatmawati, I. M. (2018). Pendekatan Scientifik dalam Pembelajaran di


Sekolah Dasar: Teori dan Praktik. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Firyadani, F. A. (2020). Analisis Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013


Kelas IX SMP Ditinjau Dari Implementasi Pendekatan Saintifik
Dan Penilaian Autentik. Publikasi Ilmiah: Jurusan Pendidikan
Matematika UMS.

Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,


Kualitatif Dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran.

HM. Musfiqon, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:


Nizamia Learning Center.

85
Kamal, S. (2015). Implementasi Pendekatan Scientific Untuk
Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika. Math Didactic,
1(1): 56-64.

Kholifah, N. (2019). Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam


Pembelajaran PendidIkan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Kurikulum 2013. Cendekia, 5(1): 1-22.

Lestari, E. D. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV


Jejak Publisher.

Maulina Syamsu Widyaharti, D. T. (2015). Analisis Buku Siswa


Matematika Kurikulum 2013 Untuk Kelas X Berdasarkan Rumusan
Kurikulum 2013. Kadikma, 6(2): 173-184.

Mudzakir, A. (2010). Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas. Bandung:


UPI.

Mumpuni, A. (2018). Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran


Analisis Konten Buku Teks Kurikulum 2013. Yogyakarta : CV Budi
Utama.

Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian


Pendidikan Bahasa. Surakarta: Univet Bantara.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)


No. 71 Tahun 2013

Ramda, A. H. (2017). Analisis Kesesuaian Materi pada Buku Teks


Matematika Kelas VII. Pythagoras, 12 (1): 12-22.

Rudi Susilana, H. I. (2014). Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi


Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar.
Edutech, 1(2): 183-195.

Rusindrayanti, R. H. (2015). Implementasi Pendekatan Saintifik Mapel


Matematika Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Kurikulum
2013 DIY. Pythagoras, 10(1): 80-94.

Shobirin, M. (2012). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah


Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama.

86
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Vindy Fitriandini, N. A. (2019). Persepsi Guru Matematika Di Kabupaten


Pandeglang. Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional
& Call For Papers bagi Mahasiswa di Universitas Siliwangi di
Tasikmalaya. Program Studi Magister Pasca Sarjana Universitas
Siliwangi Tasikmalaya, 19 Januari.

87
LAMPIRAN

Buku Teks Matematika Kelas VII Disklaimer

Kata Pengantar

88
Kegiatan Mengamati

Kegiatan Menanya

89
Kegiatan Menggali Informasi

Kegiatan Menalar

Kegiatan
Mengkomunikasikan

90
Siswa diajak untuk menemukan konsep

91
Siswa disajikan masalah nyata

Siswa diberikan tugas proyek

92
93
94
95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hisbiatul Mukaromah


Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 9 Januari 1999
Agama : Islam
Alamat : Guwo, Wonosegoro, Boyolali
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : hisbiatull99@gmail.com

Pendidikan
1. MI Al Ma’arif Guwo 2004-2010
2. MTs Al Islam Banyusri 2010-2013
3. MAN Suruh Kab.Semarang 2013-2016
4. S1 Tadris Matematika IAIN SALATIGA 2016-2020
Demikian daftar riwayat hidup dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 2 Juni 2020


Yang membuat,

Hisbiatul Mukaromah

96

Anda mungkin juga menyukai