Anda di halaman 1dari 69

KOMPARASI HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS YANG MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER QIRO’AH DAN YANG TIDAK MENGIKUTI PADA


SISWA KELAS V DI MADRASAH DINIYAH DESA SUGIHWARAS
KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN
2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

OLEH :

NAMA : FATONAH

NIMKO : 2017.4.075.0001.1.002129

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF

MAGETAN

2021

i
KOMPARASI HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS YANG MENGIKUTI
EKSTRAKURIKULER QIRO’AH DAN YANG TIDAK MENGIKUTI PADA
SISWA KELAS V DI MADRASAH DINIYAH DESA SUGIHWARAS
KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN
2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Magetan

Untuk Menyelesaikan Penyusunan Skripsi

Program Sarjana Pendidikan Islam

OLEH :

NAMA : FATONAH

NIMKO : 2017.4.075.0001.1.002129

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF

MAGETAN

2021

ii
KOMPARASI HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS YANG MENGIKUTI
EKSTRAKURIKULER QIRO’AH DAN YANG TIDAK MENGIKUTI PADA
SISWA KELAS V DI MADRASAH DINIYAH DESA SUGIHWARAS
KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN
2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Magetan

Untuk Diujikan Dalam Rangka Memenuhi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh

Izin Penelitian dalam Rangka

Penulisan Skripsi

OLEH:

NAMA : FATONAH

NIMKO : 2017.4.075.0001.1.002129

Telah disetuji oleh

Pembimbing :

Fitri Yuni Haryani, M. Pd Tanggal


NIDN : 2130058701

iii
PENGESAHAN

Proposal Penelitian oleh FATONAH 2017.4.075.0001.1.002129 telah dipertahankan di

depan Dewan Penguji Seminar Proposal Penelitian pada hari ……..tanggal

………..bulan ………..Tahun 2021, dan telah direvisi sesuai dengan saran dan kritik para

peserta seminar.

Dewan Penguji :

Nama Jabatan Tanda Tangan

Pemandu I ………………

NIDN.

Pemandu II ………………

NIDN.

Mengetahui
Ketua LP3M STAM MAGETAN

Arum Putri Rahayu, M. Pd


NIDN.2109028401

iv
MOTTO

ُ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ ٰآ َن َو َعلَّ َمه‬

Artinya:

“Sebaik-baik di antara kamu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an dan mau

mengajarkannya”.(HR. Bukhari [4639])

v
PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT., kupersembahkan
skripsi ini kepada:

Allahu rabbii, dimanapun, kapanpun, dalam keadaan apapun, melihat, mendengar,


mengerti, memahamiku, do’aku kepada-Mu ialah sepanjang hayatku berilah aku dapat
mengingatMU dan apabila mati berilah aku dapat memandangMU.

Kedua orang tua penulis (Sadimun dan Indarti) yang tercinta atas jerih payahnya dalam
mendidik dan membimbingku serta dengan tulus ikhlas dengan kesabarannya selalu
mendo’akan demi kesuksesan penulis, semoga Allah SWT., selalu meridhoi niat sucinya
dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari-Nya dan kepada saudara-saudara, dan
adik q tersayang.

Kepada kawan-kawan Ma’had Al-Cute (Yan-hi, A’ik, Ankhef, rhi-na, I’in, Mlipis,,
Sipilo, Kikok, Ipeh, Patia, Ibtas,)yang selalu membuat penulis semangat.

Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya proposal
ini dengan baik dengan sekuat tenaga dan pikiran.

vi
ABSTRAK

Fatonah,2021. Komparasi Hasil Belajar Qur’an Hadits Yang Mengikuti Ekstrakurikuler


Qiro’ah Dan Yang Tidak Mengikuti Pada Siswa Kelas V Di Madrasah Diniyah
Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran
2020/202 Proposal Penelitian. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif (STAIM).
Pembimbig : Ferry Ardiyanzah, M.Pd

Kata kunci: Hasil belajarAl-Qur’an, Mengikuti ekstrakurikuler Qiro’at Dan tidak


mengikuti

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti


ekstrakurikuler Qiro’ah. Hal ini didugadisebabkan kurang maksimalnya peran guru
ekstrakurikuler Qiro’ah, sehingga menyebabkan hasil belajar Qur’an Hadits rendah.
Dengan masalah tersebut peneliti melakukan penelitian hasil belajar Qur’an Hadits yang
mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah dan tidak mengikuti. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Qur’an Hadits yang mengikuti ekstrakurikuler
Qiro’ah dan yang tidak mengikuti pada Siswa Kelas V di Madrasah Diniyah Desa
Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun ajaran 2020/2021.
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:(1) Bagaimana hasil belajar siswa
kelas V yang mengikuti ekstrakurikuler qiroah pada mata pelajaranAl-Qur’an di
Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun
ajaran 2020/2021?(2) Bagaimana hasil belajar siswa kelas V yang tidak mengikuti
ekstrakurikuler qiroah pada mata pelajaranAl-Qur’an diMadrasah Diniyah Desa
Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun ajaran 2020/2021?.(3)
Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa kelas V yang mengikuti ekstrakurikuler
qiro’ah dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler qiroah pada mata pelajaranAl-Qur’andi
Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan tahun
ajaran 2020/2021?
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berdesain posttest only
control design. Penelitian ini adalah penelitian populasi, karena seluruh populasi dari
siswa kelas V Madrasah Diniyah Sugihwaras,Maospati yang berjumlah 28 siswa
dijadikan sampel. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
dokumentasi dan tes. Sedangkan untuk teknis analisis data menggunakan rumus statistik
t- test.
Dari analisis data dapat disimpulkan:bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah) 94,71 memperoleh hasil yang lebih maksimal
dari nilai rata-rata kelas kontrol (siswa tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah) 81,00.
Sehingga, dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajarAl- Qur’an yang mengikuti
ekstrakurikuler Qiro’ah dan yang tidak mengikuti pada siswa kelas V Madrasah Diniyah
Sugihwaras,MaospatiTahun Pelajaran 2020/2021maka Haditerima dan Ho ditolak, karena
thitung (4,759) > ttabel =1,076) ketentuan bila thitung lebih besar dari ttabel maka Ha
diterima.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tertuju pada Nabi Muhammad SAW., keluarga dan para sahabatnya. Atas

berkat rahmat, taufik serta hidayah Allah, penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal ini.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan yang

sangat berharga dari semua pihak.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada jurusan Tarbiyah yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

mendapatkan pendidikan dan menimba ilmu pengetahuan.

Proposal ini penulis susun tidak lain adalah untuk memenuhi salah satu dari

persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata satu (S-1) pada Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam di STAIM Magetan. Dengan selesainya skripsi

ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Luthvi Al Hasyimi, M. Pd, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Agama Islam Ma’arif Magetan

2. Ibu Arum Putri Rahayu, M. Pd selaku Ketua LP3M Sekolah Tinggi Agama

Islam Ma’arif Magetan

3. Ibu Fitri Yuni Haryanti, M. Pd, sebagai pembimbing yang telah memberi

arahan bimbingan dan arahan selama penulisan dan penyusunan proposal ini.

Sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar.

4. Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberi bekal ilmu kepada penulis

selama menuntut ilmu di STAI Ma’arif Magetan

viii
Semoga Allah SWT berkenan menerima amal baik para budiman tersebut dan

melipatgandakan pahalanya, Amin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan.Dan semoga skripsi ini dapat diterima

oleh para pembaca.

Magetan, 23 Maret 2021

PENULIS

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iv
MOTTO..................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
BABI : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................................. 8
C. Rumusan Masalah............................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian................................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian............................................................................... 10
F. Sistematika Pembahasan..................................................................... 11
BABII : LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU
KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori.................................................................................... 13
1. Hasil belajar pembelajaran Al- Qur’an........................................... 13
a. Pengertian Hasil Belajar......................................................... 13
b. Klasifikasi hasil belajar........................................................... 14
c. Pengertian pembelajaran ........................................................ 15
d. Pengertian Al-Qur’an.............................................................. 16
e. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an............................................. 18
f. Ruang lingkup pembelajaran Qur’an...................................... 19
g. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar................................ 19
h. Indikator hasil belajar............................................................. 24
2. Ekstrakurikuler Qiro’ah.................................................................. 26
a. Pengertian ekstrakurikuler....................................................... 26
b. Metode Qiro’ah........................................................................ 29
B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu....................................................... 36

x
C. Kerangka Berpikir................................................................................ 40
D. Pengajuan Hipotesis ........................................................................... 41
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.......................................................................... 42
B. Populasi dan Sampel........................................................................... 43
C. Instrumen Pengumpulan Data............................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 46
E. Teknik Analisis Data........................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan me

sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.

Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan,

dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat

kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk

menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,

kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara

formal seperti sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.1

Sebagai lembaga pendidikan Islam formal, keberadaan madrasah adalah

sama dengan sekolah. Madrasah juga berperan dalam membentuk perilaku

peserta didik. Perilaku ini mengandung pengertian yang luas. Hal ini

mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Setiap prilaku

ada yang nampak bisa diamati, ada pula yang tidak bisa diamat. Perilaku yang

dapat diamati disebutpenampilan sedangkan yang tidak bisa diamati disebut

1
Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), 10-11.

1
kecenderungan prilaku.Ini disebabkan oleh perubahan prilaku dalam proses

adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya

berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya

faktor-faktor berikut: kesiapan, motivasi, tujuan yang ingin dicapai.2

Dalam dunia pendidikan saat ini adalah tentang peningkatan kwalitas

pendidikan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi kemajuan

masyarakat dimasa akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah perbaikan proses

pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam proses

pembelajaran. Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang

menarik untuk dipelajari. Ketiga hal tersebut terkait dengan pembelajaran.

Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan

pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut,

pendidik atau guru bertindak mendidik siswa. Tindak mendidik tersebut

tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat berkembang

menjadi mandiri siswa harus belajar.3

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrap dengan semua lapisan

masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata

yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.

2
Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 127.
3
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, cet. Keempat ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),

2
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah

malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.4

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya

sendiri.5

Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan perubahan tingkah laku

yang terjadi karena didorong oleh kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

untuk mendapatkan atau membentuk pengalaman siswa dengan

lingkungannya. Perubahan tingkah laku tersebut akan tampak pada hasil

belajar dan aspek-aspek seperti, pengetahuan, pemahaman, kebiasaan,

keterampilan, emosional, hubungan sosial dan sikap pada setiap individu pada

proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas. Jadi hasil belajar dapat

diartikan dengan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam

sikap dan tingkah lakunya.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya.6 Belajar juga merupakan aktivitas yang

disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri,

dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi

4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 12.
5
Ibid.,89.
6
Purwanto, Evaluasi Hasil belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 45.

3
mampu melakukan sesuatu atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi

terampil.7

Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.

Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi

tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa atau mahasiswanya bertukar

pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering

timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi

tersebut tidak efektif dan efisien.8

Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengkuran yang

berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditunjukan

kepada proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajarann dan

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar

yang diperorleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu

menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi

siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian

prestasi hasil belajar secara optimal.

Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pendidikan agama di

Indonesia kurang mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, terbukti

minimnya alokasi waktu atau tatap muka untuk bidang studi Pendidikan

7
Tim Pengembang MKDP kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran.,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), 124.
8
Asnawir Usman, Media Pembelajaran, cet. 1 (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 13.

4
Agama Islam seperti Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah, yakni hanya satu

kali tatap muka dalam satu minggu.

Dengan adanya alokasi waktu yang sangat minim tersebut, maka

pembelajaran Qur’an Hadits tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, dari

dokumen nilai rapor siswa kelas V MI Ma’arif Polorejo Ponorogo semester

gasal diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata kelas V pada mata pelajaran

Qur’an Hadits rendah, sebagian besar siswa kelas V belum baik dalam

membaca Al-Qur’an dalam segi makharijul huruf dan tajwid.

Sehingga harapan seorang pendidik untuk mengantarkan anak didik

menjadi anak yang berperilaku baik, beriman dan bertaqwa serta bisa

mencapai hasil yang baik pada bidang studi Qur’an Hadits belum sepenuhnya

terwujud. Karena realitanya di MI Ma’arif Polorejo saja, belum semua umat

Islam mampu membaca kitab sucinya sendiri.

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah

satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan

menulis al-Qur’an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat

pendek dalam al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari

surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Keterbatasan ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an juga semakin

menambah permasalahan bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu-ilmu yang

terkandung didalamnya.

5
Menurut Guru bidang studi Qur’an Hadits karena minimnya alokasi

waktu tersebut sehingga kurang maksimal dalam pembelajaran Qur’an

Hadits, hasil belajar Qur’an Hadits siswa dinyatakan kurang baik, dan

kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah.

Karena pentingnya pendidikan agama Islam bidang studi Qur’an Hadits maka

untuk mengatasi minimnya alokasi waktu pendidikan agama di Madrasah

salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengadakan

program penunjang di luar jam pelajaran sekolah seperti program

pembelajaran Al-Qur’an dalam baca tulis Al-Qur’an. Seperti mengadakan

ekstrakurikuler qiro’ah.

Karena program pendidikan dirancang dan disusun oleh setiap lembaga

pendidikan untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Kemajuan dan

keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program

pendidikan yang dirancang.

Setiap sekolah mempunyai program yang berlainan dengan sekolah lain

diharapkan mampu bersaing dalam segi keunggulan prestasi, dikarenakan

penyusunan program didasarkan atas potensi sekolah yang tersedia, baik

tenaga finansial, dan sarana prasarana.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi peserta

didik melalui berbagai aktifitas, baik yang terkait langsung dengan materi

kurikulum, sebagai bagian terpisah dari tujuan kelembagaan.9Dalam bukunya

Suryosubroto yang mengutip dari Suharsimi Arikunto, kegiatan tambahan, di

9
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa (Ponorogo: Ghalia
Indonesia,2011),99.

6
luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.

Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut direktorat pendidikan

menengah kejuruan kegiatan ekstrakurikuler adalah “Kegiatan yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di

luar sekolah agar lebih memperkarya wawasan pengetahuan dankemampuan

yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. 10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang memberikan nilai tambah di

luar struktur program yang dilaksanakan di luar struktur program yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Dengan diadakannya ekstrakulikuler qiro’ah ini peserta didik akan

mendapatkan tambahan pembelajaran Al-Qur’an, karena salah satu fungsi

dari bimbingan baca Al-Qur’an adalah mampu dalam membaca huruf Al-

Qur’an dengan baik dan benar serta dapat menciptakan hasil belajar murid,

khususnya mata pelajaran Qur’an Hadits.

Komparasi merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang

digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya perbedaan antar variable yang

diteliti. Komparasi ini dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah dan siswa yang

tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah.

Dari uraian di atas penulis mengangkat sebuah judul penelitian tentang

“KOMPARASI HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS YANG

10
B. Suryosubroto,Proses Belajar Mengajar di Sekolah(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
286-287.

7
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER QIRO’AH DAN YANG TIDAK

MENGIKUTI PADA SISWA KELAS V DI MADRASAH DINIYAH

DESA SUGIHWARAS KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN

MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2020/2021”

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas yaitu adanya perbedaan siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah dengan siswa yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler Qiro’ah akan berpengaruh pada berbagai hal, karena

keterbatasan waktu maka penelitian dibatasi pada komparasi hasil belajar

Qur’an Hadits pada siswa kelas V yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah

dan yang tidak mengikuti di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021.

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah ditampilkan sebagai upaya lebih terarahnya proses

penelitian, juga sebagai bahan acuan dalam pembatasan skripsi dengan judul

“Komparasi Hasil Belajar Qur’an Hadits Yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Qiro’ah Dan Yang Tidak Mengikuti Pada Siswa Kelas V

Di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten

Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021“

8
Adapun rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler qiroah

pada mata pelajaran Qura’n Hadits kelas V di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler qiroah

pada mata pelajaran Qura’n Hadits kelas V di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

3. Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler qiro’ah dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler qiroah

pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas V diMadrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

qiroah pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas V di Madrasah Diniyah

Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2020/2021.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

qiroah pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas V di Madrasah Diniyah

9
Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler qiro’ah dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler qiroah

pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas V di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

E. MANFAAT PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

baik teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini

adalah:

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji teori tentang adanya

“Komparasi Hasil Belajar Qur’an Hadits Yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Qiro’ah Dan Yang Tidak Mengikuti Pada Siswa

Kelas V Di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021”

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Lembaga/Sederajat

Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan dan sederajat,

adalah sebagai bahan pertimbangan dan wacana ke depan bagi

10
kemajuan lembaga dalam mengembangkan program jam tambahan

ekstrakurikuler qiro’ah.

b) Kepala Sekolah/Guru

Sebagai bahan masukan dan referensi dalam upaya merumuskan

langkah-langkah dalam mengembangkan dan meningkatkan program

ekstrakurikuler Qiro’ah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

c) Siswa/Siswi

Sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan baca Al-

Qur’an sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadits

d) Peneliti Lebih Lanjut

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang

pembelajaran ekstrakulikuler Qiro’ah dan hasil belajar.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Laporan hasil penelitian kuantitatif ini akan disusun menjadi tiga bagian

utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.Untuk memudahkan

dalam penulisan, maka pembahasan dalam laporan penelitian nanti peneliti

kelompokan menjadi V bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab

yang berkaitan. Sistematika pembahasan ini adalah:

Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

identifikasi, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab pertama ini dimaksudkan untuk

memudahkan dalam memaparkan data.

11
Bab kedua adalah kajian pustaka, yang berisi tentang deskripsi teori dan

telaah pustaka, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis. Bab ini

dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menjawab hipotesis.

Bab ketiga adalah metode penelitian, yaitu meliputi rancangan

penelitian, populasi, sampel, instrument pengumpulan data, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab keempat adalah temuan dan hasil penelitian, yang berisi gambaran

umum lokasi penelitian, diskripsi data, analisis data (pengajuan hipotesis),

pembahasan dan interprestasi.

Baba kelima adalah penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini

dimaksudkan agar pembacadan penulis mudah dalam melihat inti hasil

penelitian.

12
BAB II

LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN, KERANGKA

BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hasil belajar Pembelajaran Al-qur’an Hadits

a. Pengertian Hasil Belajar

Sebelum kita membahas tentang pengertian hasil belajar

terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu belajar. Belajar adalah

dalam perspektif psikologis belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan dalam peirilaku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar.11 Pengertian hasil belajar adalah Dalam perspektif

psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

dalam perilaku sebagai dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disampulkan bahwa hasil

belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dicapai oleh siswa-

siswi yang meliputi ketrampilan intelektual (kognitif), keterampilan

motorik (psikomotor) dan sikap (afektif) setelah siswa-siswi


11
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 3.

13
menyelesaikan kegiatan program pembelajaran dalam waktu tertentu

dengan menggunakan alat ukur berupa tes hasil belajar. Evaluasi

terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup : (a) evaluasi

mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan

khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang

bersifat terbatas. (b) evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta

didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.12

b. Klasifikasi hasil belajar

Horwad kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu:

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap

dan cita-cita. Sedangkan dalam sitem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya membagi tiga ranah. Yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dan berikut adalah

penjelasannya:

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap yang

terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi.

12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada,
1996), 31.

14
3. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan hasil

belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah

psikomotorik yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan kompleks serta gerakan ekspresif dan interpretatif.13

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan

mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan

efisien.14 Belajar seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang

secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh

kemudian dari pengalaman-pengalaman.15 Dikalangan psikologi

terdapat keberagaman cara menjelaskan dan mendefinisikan tentang

makna belajar. Salah satu definisi yang nyaris disepakati bersama

adalah bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku

atau pribadi berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Definisi belajar jika dikaitkan dengan perkembangan manusia,

belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan manusia

memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap,

keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain. Tingkah laku

yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar. Definisi lain

13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), 22.
14
Muhaimin dkk., Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media, 1996), 99.
15
Fadilah Suralanga dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN
Press, 2005), 60.

15
mengatakan belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat pengalaman atau latihan.

Jadi, belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku

ditimbulkan dan diubah melalui praktek atau pengalaman,

menyangkut aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.

d. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Sebagian kelompok berpendapat, seperti al- hayyani, “AL-

QUR’AN” merupakan masdar dari kata qara’a, bermakna membaca.16

Hadits atau Al-hadits menurut bahasa Al-Jadid yang artinya

sesuatu yang baru. Lawan dari al-qodim artinya yang berarti

menunjukkan kepada waktu yang dekat atau waktu yang singkat.17

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada

kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dan hadits dengan

benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur’an,

pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek

tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1)

pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang

menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, ketrampilan

berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan


16
Aksin Wijaya, Arah Baru Study Ulum Al-qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
58.
17
Munzier Suparta, Ilmu Hadist (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 1.

16
baca-tulis-hitung dan bernalar, ketrampilan hidup, dasar-dasar

keimanan dan ketaqwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi

bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan

perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan

intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkrit (Piaget).

Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan

masa social imitation (usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh,

sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan

yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru dan teman-

teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of

individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun

merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an-Hadits sebagai sumber

utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman

hidup dalam kehidupan sehari-hari.18

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan

belajar yang berupa penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan dalam suatu mata pelajaran. Jadi hasil belajar Qur’an

Hadits adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan belajar yang

Depag RI GBPP MI, Mata pelajaran Qur’an Hadits (Jakarta : Dirjen Pembinaan
18

Kelembagaan Agama Islam, 1993/1994), 1.

17
berupa penguasaan pengetahuan yang dikembangkan dalam mata

pelajaran Qur’an Hadits.

e. Tujuan pelajaran Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di MI bertujuan untuk:

1. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam

membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-

Qur’an dan Hadits.

2. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan

ayat-ayat al-Qur’an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan.

3. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan

berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur’an dan al-Hadits.19

Berdasarkan tujuan dari mata pelajaran Qur’an Hadits di atas,

maka hasil belajar Qur’an Hadits meliputi pemahaman dan pengamalan

siswa terhadap Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi dan mampu

membaca dengan fasih dan benar. Yang paling utama dari tujuan

pembelajaran Qur’an Hadits adalah siswa dapat menjalankan segala

aktifitasnya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.

f. Ruang Lingkup Pelajaran Qur’an Hadits

Ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an-Hadits di Madrasah

Ibtidaiyah meliputi:

1. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar

sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.


19
Ibid., 1.

18
2. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an, dan pemahaman

sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta

pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan

mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat,

menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahim, taqwa,

menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik

dan amal shaleh.20

g. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan

harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari

internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor

eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada diluar diri siswa.

1. Faktor internal (faktor yang ada didalam diri siswa)

a. Faktor fisiologisatau jasmani individu baik bersifat bawaan

maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur

tubuh dan cacat tubuh.21

b. Faktor psikologis baik bersifat bawaan maupun keturunan,

yang meliputi:

20
Depag RI GBPP MI, Mata pelajaran Qur’an Hadits (Jakarta : Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1993/1994), 1.
21
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), 140.

19
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Semua

keadaan dan fungsi psikologis mempengaruhi proses dan hasil

belajar siswa. Dibawah ini akan diuraikkan beberapa faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, yaitu:

(1) Minat

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal

yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda

atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar

disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang

kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan

yang baik serta hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang

besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang

rendah.

(2) Kecerdasan

Bahwa kecerdasan merupakan salah satu faktor dari

sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

seseorang dalam belajar di sekolah.

(3) Bakat

20
Disamping intelegensi atau kecerdasan, bakat

merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan

hasil belajar seseorang.

(4) Motivasi

Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untk belajar.Penemuan-penemuan

penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya

meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.

(5) Kemampuan kognitif

Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu

dituntut kepada siswa untuk dikuasai.Karena pada kemampuan

pada tingkat ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu

pengetahuan.22

2. Faktor Eksternal (faktor-faktor yang berada diluar diri siswa)

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan

siswa.Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi dalam

mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.Selama hidup

siswa tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan


22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 168.

21
lingkungan sosial budaya.Keduanya mempunyai pengaruh

cukup signifikan terhadap belajar siswa di sekolah. 23

Lingkungan itu yakni:

(1) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

dalam pendidikan memberikan landasan dasar bagi proses

belajar pada lingkunagn sekolah dan masyarakat. Faktor

fisik dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan

ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang

ada dan suasana dalam rumah.

Keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta

family yang menjadi penghuni rumah.Faktor orang tua

sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam

belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar

kecilnya penghasilan, cukup atau kurangperhatian dan

bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua,

akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak,

tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu

turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.24

(2) Lingkungan sekolah

Sekolah memegang peranan penting bagi

perkembangan belajar bagi para siswanya.Lingkungan ini

23
Ibid.,142.
24
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2001), 59.

22
meliputi lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan

prasarana belajar, sumber-sumber belajar.Lingkungan sosial

yang menyangkut hubungan siswa dengan temannya,

gurunya serta staf sekolah.

(3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat dimana siswa berada

berpengaruh terhadap semangat siswa dan aktivitas

belajarnya.25Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang

serba kekurangan dan anak-anak pengangguran misalnya,

sangat mempengaruhi aktivitas belajar. Paling tidak seorang

siswa akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman

belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar

tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.

h. Indikator hasil belajar

Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah

dilakukannya berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan

itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria

keberhasilan pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk

25
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), 163-165.

23
menaikkan keberhasilan belajar secara cepat. Disini dapat ditentukan

dua kriteria yang bersifat umum. Kedua kriteria tersebut adalah:

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran

sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga

siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui

belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari

sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan dibawah

ini:

1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih

dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

2) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia

melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran,

kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat

penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang

dikehendaki dari pengajaran itu?

3) Apakah guru memakai multi media?

4) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan

menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?

5) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa

dalam kelas?

6) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup

menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

24
7) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya,

sehingga menjadi laboratorium belajar?

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

Ditinjau dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari

segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat

dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran

ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:

1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses

pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku

secara menyeluruh?

2) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran

dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?

3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat

dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi

perilaku dirinya?

4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa

merupakan akibat dari proses pengajaran ?26

2. Ekstrakurikuler Qiro’ah

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan pribadi

peserta didik melalui berbagai aktifitas, baik yang terkait langsung

dengan materi kurikulum, sebagai bagian terpisah dari tujuan


26
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, cet. III (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010), 20.

25
kelembagaan.27Dalam bukunya Suryosubroto yang mengutip dari

Suharsimi Arikunto, kegiatan tambahan, di luar struktur program yang

pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. Sedangkan definisi

kegiatan ekstrakurikuler menurut direktorat pendidikan menengah

kejuruan kegiatan ekstrakurikuler adalah “Kegiatan yang dilakukan di

luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar

sekolahagar lebih memperkarya wawasan pengetahuan dankemampuan

yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. 28

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang memberikan nilai

tambah di luar struktur program yang dilaksanakan di luar struktur

program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Pengembangan kegiatan ekstrakulikuler merupakan bagian dari

keseluruhan pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan

kegiatan intrakulikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat

kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif

sekolah atau madrasah. Secara yuridis, pengembangan kegiatan

ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur

dalam surat Keputusan Menteri (KEPMEN) yang harus dilaksanakan

oleh sekolah dan madrasah. Salah satu Keputusan Menteri Pendidikan

27
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa (Ponorogo: Ghalia
Indonesia,2011),99.
28
B. Suryosubroto,Proses Belajar Mengajar di Sekolah(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
286-287.

26
Nasional RI No.125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan jumlah

belajar efektif disekolah.

Contoh kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk peserta didik

yang beragama islam. Untuk buln Ramadhan misalnya peserta didik

yang beraga islam dapat mengikuti pesantren kilat, tadarus, sholat

berjamaah, bakti sosial, latihan dakwah, sholat tarawih, baca tulis al-

qur’an, pengumpulan zakat fitrah, atau kegiatan ekstrakurikuler yang

bernuansa penyadaran moral peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dalam beragam

cara dan isi. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan

luas kepada pihak sekolah, pada gilirannya menuntut kepala sekolah

guru, siswa, dan pihak-pihak yang berkempetingan lainnya untuk

secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan

ekstrakulikuler. Muatan-muatan kegiatan yang dapat dirancang oleh

guru antara lain:

1) Program keagamaan

Program ini bermanfaaat bagi peningkatan kesadaran moral

beragama peserta didik.

2) Pelatihan profesional

Pelatihan profesional yang ditujukan pada pengembangan

kemampuan nilai tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam

pengembangan keahlian khusus.

3) Organisasi siswa

27
Organisasi siswa dapat menyediakan sejumlah program dan

tanggung jawab yang dapat mengarahkan siswa pada

pembiasaanhidup berorganisasi.

4) Program perkemahan

Kegiatan ini dapat mendekatkan peserta didik dengan alam.

Karena itu agar kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau

menginap dialam terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan

oleh raga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian, dan

penyadaran spiritual merupakan jenis kegiatan yang dapat

dikembangkan selama program ini berlangsung.

5) Kegiatan kultural

Kegiatan kultural adalah kegiatan yang berhubungan

dengan penyadaran peserta didik terhadap nilai-nilai budaya.

6) Rekreasi

Rekreasi dapat membimbing peserta didik untuk

menyadarkan nilai kehidupan manusia, alam,Tuhan.29

b. Metode Qiro’ah

Definisi Qiro’ah adalah secara etimologi kata qiro’ah

merupakan bentuk mashdar dari qara’a, yang berarti bacaan (Manna’

Qattan). Secara terminologi ada yang mendefinisikan perbedaan lafal-

29
Rohmat Mulyana, Mengartikulasi Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2011), 211.

28
lafal Al-qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara

pengucapan huruf-huruf tersebut.30

Metode baca Al-Qur’an Qira’ati ditemukan KH. Dahlan Salim

Zarkasyi dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak

awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari Al-Qur’an

secara cepat dan mudah.

Kyai Dahlan yang mulai mengajar Al-Qur’an pada tahun 1963,

merasa metode baca Al-Qur’an yang ada belum memadai. Misalnya

metode Qaidah Baghdadiyah dari Baghdad, Irak, yang dianggap

metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan

cara baca tartil (jelas dan tepat). Beberapa keunggulan Metode Qira’ati

antara lain:31

1. Anak didik walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa

membaca Al-Qur’an secara tajwid.

2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan anak didik.

3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan gharib.

4. Anak didik yang sudah lulus 6 jilid beserta gharibnya, setelah itu

santri akan mendapatkan syahadah.

Kyai Dahlan kemudian menerbitkan 6 jilid buku pelajaran

membaca Al-Qur’an untuk TK Al-Qur’an untuk anak usia 4-6 tahun

pada 01 Juli 1986. Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dahlan

30
Syaifulloh, dkk, Ulumul Qur’an, cet.1. (PPS Press, 2004), 63.
31
Santri Mbeling, Sejarah Singkat Penemuan Metode Qira’ati, dari
http://qiraati.wordpress.com, diakses 27Desember 2013.

29
berwasiat supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode

Qira’ati. Tapi semua orang boleh diajar dengan metode Qira’ati.

Menurut Zakiyah Daradjat Qiraati Qur’an adalah membaca Al-

qur’an. Membaca al-qur’an tidak sama dengan membaca buku atau

membaca kitab suci lain. Membaca Al-qur.an adalah suatu ilmu yang

mengandung seni, seni baca Al-qur.an . 32

Dalam perkembangannya, sasaran metode Qira’ati kian diperluas.

Kini ada Qira’ati untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan untuk

mahasiswa. Secara umum metode pengajaran Qira’ati adalah:

(1) Klasikal dan privat.

(2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan,

selanjutnya siswa membaca sendiri (CBSA).

(3) Siswa membaca tanpa mengeja.

Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan

tepat dan cepat. Tujuannya adalah untuk menindaklanjuti kegiatan baca

qur’an setiap pagi agar siswa mempunyai ketrampilan dan kemampuan

dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar serta agar mereka

dapat membaca Al-Qur’an dengan lantunan dan lagu yang baik.

Waktunya setiap hari jum’at pukul 11.00 WIB.33

32
Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi
Aksara,1995), 89.
33
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2011),
218.

30
Aspek-aspek dalam menguji dalam ekstrakurikuler Qiro’ati

sebagai berikut:

a. Ilmu tajwid

Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara

membaca Al-qur’an dengan sebaik-baiknya. Tujuan ilmu tajwid

adalah memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan

serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca. Belajar ilmu

tajwid hukumnya Fardlu kifayah, sedangkan membaca Al-Qur’an

dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.34

Dalam pelaksanaan pengajaran baca tulis al-Qur’an tentunya

juga tidak lepas dari beberapa aspek dan juga penguasaan terhadap

aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam tajwid.35

b. Menguasai huruf hijaiyah

Seseorang dikatakan mampu membaca (menulis) al-Qur’an

jika ia telah mengenal dan menguasai huruf-huruf hijaiyah yang

berjumlah 29.36

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫أ‬ Alif Tidak Tidak

34
KH. Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, cet XXVI (Ponorogo: TRIMURTI,1995), vi.
35
M. Misbahul Munir, Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur’an Dilengkapi dengan Tajwid
dan Membacanya (Surabaya: Apollo, 1997), 169-172.
36
Tim Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadits,(Jakarta:
Erlangga,2008),121.

31
dilambangkan dilambangkan

‫ب‬ Ba’ B Be

‫ت‬ Ta’ T Te

‫ث‬ Sa’ S Es

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ha’ H Ha

‫خ‬ Kha’ kh Ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż Zet

‫ر‬ Ra’ R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin sy Es dan ye

‫ص‬ Sad S Es

‫ض‬ Dad D De

‫ط‬ Ta’ T Te

‫ظ‬ ẓa’ Z Zet

‫ع‬ ‘ain ‘- Koma terbalik


(diatas)

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa’ F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

32
‫ھ‬ Ha’ H Ha

‫ء‬ Hamzah ‘- Apostrof

‫ي‬ Ya’ Y Ye

Penguasaan huruf hijaiyah merupakan kunci dasar agar

mampu membaca al-Qur’an dan juga menulisnya.

c. Mampu melafadzkan huruf sesuai dengan makhrajnya dan mengenal

sifat-sifatnya.

Orang yang hendak membaca al-Qur’an perlu kiranya

memperhatikan cara-cara melafadzkan huruf-huruf hijaiyah sesuai

dengan makhrajnya (tempat keluarnya) dan juga mengenal sifat dari

masing-masing huruf hijaiyah.Disini penulis paparkan tentang

tempat-tempat keluarnya huruf (makhraj huruf) dan sifat-sifat yang

dikutip dari buku karangan M. Misbachul Munir. Untuk

mempermudah penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:37

Tabel 2.1
Tempat Keluar Huruf dan Sifat-sifatnya

Huruf Tempat Keluar


No. Sifat
Hijaiyyah (Makhraj)

1. ‫( ا‬A‌) Membuka mulut ‫( جهر‬berkumandang dan jelas)


dengan sempurna
‫( شدة‬kuat)

‫( انفتاح‬terpisah atau terbuka)

M. Misbahul Munir, Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur’an Dilengkapi dengan Tajwid


37

dan Membacanya (Surabaya: Apollo, 1997), 172.

33
‫( اصمات‬tercegah atau tertahan)

‫( استفال‬merendah)
2. ‫( ب‬B) Dua bibir (secara ‫ق‬
ْ ‫رإذال‬nn‫دة جه‬nn‫تفال ش‬nn‫اح اس‬nn‫(انفت‬ketajaman
tertutup) lisan, yakni kelancarannya)

3. ‫( ت‬T) Ujung lidah dengan ‫( همس‬samar)


pangkal gigi seri
‫اصمات انفتاح استفال جهر‬
4. ‫( ث‬Ts) Ujung lidah bertemu ‫( رخاوه‬lunak atau lemah lembut)
ujung gigi seri atas
‫همس انفتاح اصمات استفال‬
5. ‫( ج‬J) Tengah lidah dengan ‫انفتاح‌ استفال‌ شدة جهر اصمات‬
langit-langit

6. ‫( ح‬H) Tenggorokan tengah ‫انفتاح استفال‌ رخاوه همس اصمات‬


7. ‫( خ‬Kh) Tenggorokan atas ‫( استعالء‬terangkat)

‫‌رخاوه همس اصمات انفتاح‬


8. ‫( د‬D) Ujung lidah dengan ‫انفتاح‌ استفال‌ شدة جهر اصمات‬
pangkal gigi seri

9. ‫( ذ‬Dz) Ujung lidah bertemu ‫انفتاح‌ استفال‌ رخاوه جهر اصمات‬


ujung gigi seri atas

10. ‫( ر‬R) Ujung lidah ‫ق‬


ْ ‫انفتاح‌ استفال جهرإذال‬
11. ‫( ز‬Z) Ujung lidah bertemu ‫انفتاح‌ استفال‌ رخاوه جهر اصمات‬
ujung gigi seri bawah

12. ‫( س‬S) Ujung lidah bertemu ‫انفتاح‌ استفال‌ رخاوه همساصمات‬


ujung gigi seri bawah

13. ‫( ش‬Sy) Tengah lidah dengan ‫انفتاح‌ استفال‌ رخاوه همساصمات‬


langit-langit

14. ‫( ص‬Sh) Ujung lidah bertemu ‫اطباق استعالءرخاوه همس اصمات‬


ujung gigi seri bawah
(menempel)

15. ‫( ض‬Dh) Sisi lidah bertemu gigi ‫اطباق استعالءرخاوه اصماتجهر‬


geraham
(menempel)

16. ‫( ط‬Th) Ujung lidah dengan ‫اطباق استعالء اصمات شدة جهر‬

34
pangkal gigi seri

17. ‫( ظ‬Zh) Ujung lidah bertemu ‫جهر اصمات اطباقرخاوهاستعالء‬


ujung gigi seri atas

18. ‫’( ع‬a) Tenggorokan tengah ‫انفتاح‌ استفال‌ اصمات جهر‬


19. ‫( غ‬Gh) Tenggorokan atas ‫انفتاح رخاوه اصمات جهر‬
20. ‫( ف‬F) Bibir bawah bagian ‫اذالق انفتاح‌ استفال‌ رخاوه همس‬
dalam bertemu ujung
gigi atas

21. ‫( ق‬Q) Pangkal lidah ‫انفتاح‌ اصمات استعالء شدة جهر‬


22. ‫( ك‬K) Pangkal lidah ‫انفتاح استفال‌ همس اصمات شدة‬
23. ‫( ل‬L) Ujung lidah dengan ‫اذالق انفتاح استفال‌ جهر‬
langit-langit depan

24. ‫( م‬M) Dua bibir secara ‫اذالق انفتاح استفال جهر‬


tertutup

25. ‫( ن‬N) Ujung lidah ‫اذالق انفتاح استفال جهر‬


26. ‫( و‬W) Dua bibir membentuk ‫انفتاح استفال رخاوه اصمات جهر‬
bulatan
‫ لين‬/ lunak
27. ‫(ﻫ‬H) Tenggorokan bawah ‫انفتاح استفال رخاوه همس اصمات‬
28. ‫(ء‬Hamzah) Tenggorokan bawah ‫انفتاح اصمات جهراستفالشدة‬
29. ‫( ي‬Y) Menurunkan bibir ‫لين انفتاح رخاوه اصمات جهراستفال‬
bagian bawah

d. Menguasai bentuk dan fungsi tanda baca

Tanda baca harus dikuasai, dihafal, dan dimengerti.

Jumlahnya delapan macam, yaitu:

َ : fathah, menghasilkan bunyi a

ِ : kasrah, menghasilkan bunyi i

ُ : dhammah, menghasilkan bunyi u

35
ً : fathahtain, menghasilkan bunyi an

ٍ : kasrahtain, menghasilkan bunyi in

ٌ : dhammahtain, menghasilkan bunyi un

ْ : sukun, untuk huruf mati

ّ : tasydid, untuk huruf dobel.38

B. Telaah Pustaka

Dari beberapa judul penelitian terdahulu, ditemukan judul yang

hampir sama dengan judul penelitian yang akan dibahas, yaitu:

a. Nama : ENDANG SUSI AFRILLIANTI, Nim : 210307100. Studi

komparasi hasil belajar Qur’an Hadits pada siswa kelas VII yang berasal

dari Sekolah Dasar dan madrasah ibtidaiyah di MTsN Ngunut Ponorogo

tahun ajaran 2010/2011.

Rumusan masalah:

1) Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII yang berasal dari Sekolah

Dasar pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTsN Ngunut

Ponorogo tahun pelajaran 2010/2011?

2) Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTsN Ngunut

Ponorogo tahun pelajaran2010/2011?

3) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar antara siswa

yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah pada mata

38
Ibid., 182.

36
pelajaran Qur’an Hadits di MTsN Ngunut Ponorogo tahun pelajaran

2010/2011?

Kesimpulan: Berdasarkan data hasil belajar Qur’an Hadits siswa kelas VII

yang berasal dari Sekolah Dasar dan yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah,

kemudian diuji statistik dengan rumus analisis komparasi tes”t”, dapat ditarik

kesimpulan sbb:

a) Hasil belajar Qur’an Hadits siswa yang berasal dari Sekolah Dasar di

MTsN Ngunut Ponorogo kelas VII semester I tahun pelajaran 2010/2011

dengan nilai rata-rata 65.

b) Hasil belajar Qur’an Hadits siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah

di MTsN Ngunut Ponorogo kelas VII semester I tahun pelajaran

2010/2011 dengan nilai rata-rata 72.

c) Ada perbedaan yang signifikan Hasil belajar Qur’an Hadits antara siswa

yang berasal dari Sekolah Dasar dengan siswa yang berasal dari

Madrasah Ibtidaiyah di MTsN Ngunut Ponorogo kelas VII semester I

tahun pelajaran 2010/2011.

d) Nama: SRI WULANNINGSIH, Nim:210308077. Pengaruh pengelolaan

kelas terhadap hasil belajar mata pelajaran Qiro’ah Kitabah (PEGON)

siswa kelas I’ dad di Madrasah Diniyah Miftahul Huda tahun pelajaran

2011/2012.

Rumusan masalah:

37
1) Bagaimana pengelolaan kelas siswa kelas I’ DAD pada mata

pelajaran Qiro’ah Kitabah (pegon) di Madrasah Diniyah Miftahul

Huda?

2) Bagaimana hasil belajar siswa kelas I’ dad pada mata pelajaran

Qiro’ah Kitabah (pegon) di Madrasah Diniyah Miftahul Huda?

3) Adakah pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa

kelas I’ dad pada mata pelajaran Qiro’ah Kitabah (pegon) di

Madrasah Diniyah Miftahul Huda?

Kesimpulan:

a) Berdasarkan hasil data tentang pengelolaan kelas siswa kelas I’ dad di

Madrasah Diniyah Miftahul Huda tahun pelajaran 2011/2012

menunjukkan bahwa pengelolaan kelas dari kategori baik adalah

dinyatakan oleh 5 siswa (5,62 %), dalam kategori sedang sebanyak 60

siswa (67,41 %), dan 24 siswa (26,97 %) menyatakan pengelolaan kelas

kategori kurang. Jadi dengan demikian dapat dikatakan pengelolaan kelas

di Madrasah Diniyah Miftahul Huda adalah dalam kategori sedang

menurut pendapat 60 siswa (67,41 %) dari seluruh jumlah siswa.

b) Berdasarkan hasil data tentang hasil belajar siswa kelas I’ dad di

Madrasah Diniyah Miftahul Huda tahun pelajaran 2011/2012

menunjukkan bahwa hasil belajar dari kategori baik adalah dinyatakan

38
oleh 14 siswa (15,73 %), dalam kategori cukup sebanyak 49 siswa (55,06

%), dan 26 siswa (29,21 %) menyatakan hasil belajar kategori kurang.

Jadi dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar di Madrasah Diniyah

Miftahul Huda adalah dalam kategori sedang menurut pendapat 49 siswa

(55,06 %) dari seluruh jumlah siswa.

c) Berdasarkan hasil pengitungan dengan menggunakan statistik didapat

hasil bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara pengelolaan kelas

dengan hasil belajar mata pelajaran Qiro’ah Kitabah (pegon) siswa kelas

I’ dad di Madrasah Diniyah Miftahul Huda tahun pelajaran 2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dengan

membandingkan hasil belajar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’at

dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’at dalam pembelajaran Al-

Qur’an Hadits. Adapun mekanisme pembelajaran ini digambarkan berikut ini:

Pembelajaran Qur’an Hadits

Siswa yang mengikuti Siswa yang tidak mengikuti

siswsss
ekstrakurikuler Qiro’ah ekstrakurikuler Qiro’ah

Evaluasi Evaluasi

Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

Qiro’ah dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah

39
Berdasarkan mekanisme pembelajaran tersebut maka kerangka berpikir

dalam penelitian ini adalah berikut ini :

a. Jika siswa mengikuti ektrakurikuler Qiro’ah, maka hapada mata

pelajaran Qur’an Hadits kelas di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras

Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021

akan lebih baik dibanding yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah.

b. Jika siswa tidak mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah, maka hasil belajar

pada mata pelajaran Quran Hadits kelas V di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021 akan lebih rendah dibanding siswa yang ikut ekstrakurikuler

Qiro’ah.

c. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa/siswi yang mengikuti

ekstrakurikuler Qiro’ah dengan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

Qiro’ah pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas V di Madrasah Diniyah

Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2020/2021.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

40
a. Ha: Ada perbedaan hasil belajar Qur’an Hadits siswa antara yang

mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah dan yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler Qiro’ah kelas V di di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

b. Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Qur’an Hadits siswa antara

yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ah dan yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler Qiro’ah kelas V di di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.39

Berdasarkan beberapa bentuk desain eksperimen yang dikemukan oleh

Sugiyono, penelitian ini termasuk dalam True Eksperimental dengan desain

Postest-Only Control Design.

R X

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


39

R&D), cet. 4 (Bandung: Alfabeta, 2008), 107.

41
R

Dalam Postest-Only Control Design ini terdapat dua kelompok yang

dipilh secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan

kelompok yang lain tidak diberi perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan

disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan

disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (

: ).40

Dari pemaparan diatas maka dalam penelitian ini yang termasuk dalam

kelompok eksperimen ( yang diberi perlakuan) adalah kelas V yang ikut

ekstrakulikuler Qiro’ah. Sedangkan kelompok kontrol (yang tidak diberi

perlakuan) adalah kelas V yang tidak ikut ekstrakulikuler Qiro’ah.

Deskripsi rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun instrumen tes untuk diujicobakan.

2. Mengujicobakan instrumen tes pada kelas ujicoba diluar responden.

3. Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas instrumen.

4. Nilai yang diperoleh digunakan untuk uji normalitas data dan uji

homogenitas populasi.

5. Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

40
Ibid., 112.

42
6. Memberikan tes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

7. Menganalisis hasil tes.

8. Menyusun laporan hasil penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.41

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa-siswi kelas V di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021yang berjumlah

28 siswa-siswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.42

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

siswa/siswi kelas V di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021yang berjumlah

28 siswa/siswi yang terdapat atas dua kelompok yaitu kelas kontrol dan

kelas eksperimen .

41
Ibid., 117
42
Ibid.,118

43
C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dpat digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat dikatakan peneliti dalam

menerapkan metode penelitian menggunakan instrument atau alat agar data

yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Adapun kisi-kisi instrument penelitian tentang Komparasi Hasil Belajar

Qur’an Hadits yang Mengikuti Ekstrakurikuler Qiro’at Dan yang Tidak

Mengikuti Pada Sisawa Kelas V di Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras

Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021 sebagai

berikut:

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Judul Variabel Indikator Subyek Teknik

KOMPARASI  Hasil belajar  Siswadapat  Semua  Tes Lisan


HASIL Qur’an Hadits mengucapkan siswa-siswi
BELAJAR pada siswa
QUR’AN kelas V yang huruf-huruf kelas V
HADITS mengikuti hijaiyyah
Madrasah
YANG Ekstrarulikuler dengan baik
MENGIKUTI qiro’ah. Diniyah
EKSTRAKUR (variabel X) dan benar
Sugihwaras
IKULER  Siswa dapat
QIRO’AH ,Maospati
DAN YANG  Hasil belajar membaca
TIDAK Qur’an Hadits rangkaian kata
MENGIKUTI pada siswa Arab dalam
SISWA kelas V yang
KELAS V tidak ayat-ayat al-
MADRASAH mengikuti Qur’an
IBTIDAIYAH ekstrakurikuler

44
MA’ARIF Qiro’ah. dengan lancar
POLOREJO (variabel Y)  Siswa dapat
PONOROGO
TAHUN menerapkan
PELAJARAN hukum tajwid
2013/2014.
dengan baik
dan benar.
 Siswa dapat
menguasai
bentuk dan
fungsi tanda
baca

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini,

maka penulis menggunakan metode/teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. 43 Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, struktur

organisasi, serta sarana dan prasarana pendidikan di di Madrasah Diniyah

Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2020/2021

2. Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik

dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan

43
Margono, Metode Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 158.

45
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang

diberikan. Tes lisan dapat berbentuk seperti berikut:44

a. Seorang guru menilai seorang peserta didik

b. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik

c. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik

d. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik

Dalam hubungannya dengan kemampuan berbahasa, tes lisan ini

terutama digunakan dalam bentuk tes berbicara, dan dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang kemampuan menggunakan bahasa secara

lisan. Penyelenggaraan tes lisan memerlukan lebih banyak kejelian pada

pihak pelaksana tes. Kejelian itu diperlukan untuk dapat memperoleh hasil

penilaian yang lebih ajeg dan dapat diandalkan (reliabel), serta untuk

memperkecil unsur subyektivitas penilai. Hal itu dapat diupayakan melalui

penugasan lebih dari satu orang penilai, di samping penggunaan rambu-

rambu dan kriteria penilaian yang ditetapkan secara jelas sebelumnya.45

Dalam penelitian ini, tes lisan digunakan untuk memperoleh data

tentang membaca Al-Quran siswa kelas V di Madrasah Diniyah Desa

Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran

2020/2021.Adapun dalam pelaksanaannya, tes lisan diberikan secara

langsung kepada siswa kelas V agar merekamembaca Al-Quran sesuai

dengan kemampuannya. Sedangkan skala yang digunakan yaitu skala

44
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), 219.
45
M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB Bandung,
1996), 22.

46
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun ítem-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap ítem instrumen yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:46

Sangat baik =3

Baik =2

Tidak baik =1

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-

hal/variabel berupa arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil, dll.47 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari foto-foto

anak- anak kelas V yang mengikuti ekstrakurikuler Qiro’ahdi di

Madrasah Diniyah Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati Kabupaten

Magetan Tahun Pelajaran 2020/2021.

E. Teknik Analisis Data

46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), 134-135.
47
Margono, Metode Penelitian., 181.

47
Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.

Selanjutnya data yang diperoleh dari tes uji coba, akan diukur validitas dan

reliabilitasnya.

1. Pra penelitian

a. Uji Validitas

Validitas tes menunjukkan pada pengertian bahwa alat tersebut

benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.48 Penelitian ini dalam

mencari validitas butir soal pada instrument tes hasil belajar dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

Langkah-langkah menghitung sebagai berikut:

1) Menyiapkan tabel analisis item seluruh soal.

2) Menyiapkan tabel analisis item setiap soal.

3) Memasukkan ke dalam rumus korelasi product moment:

N  XY  ( X )(  Y )
rxy 
{( N  X 2   X ) 2 }{( N  Y 2   Y ) 2 }

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

∑XY : Jumlah perkalian antara X dan Y

X : Jumlah skor per item soal

Y : Jumlah skor yang dijawab responden

∑X : Jumlah dari skor X

∑Y : Jumlah dari skor Y

48
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengejaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), 215.

48
∑X2 : Jumlah dari pengkuadratan skor-skor X

∑Y2 : Jumlah dari pengkuadratan skor-skor Y

(∑X)2 : Hasil pengkuadratan seluruh skor X

(∑Y)2 : Hasil pengkuadratan seluruh skor Y

4) Mengkonsultasikan angka korelasi yang diperoleh dengan tabel

“r” product moment dengan terlebihdahulu mencari derajad bebas

(db) atau degress of freedom (df).

Setelah proses perhitungan dengan korelasi dan didapat

nilai r hitung maka kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.

5) Instrumen Tes Hasil Belajar

Jumlah item soal uji coba instrumen tes hasil belajar

Qur’an Hadits adalah 4 item soal yang kesemuanya adalah soal tes

lisan. Instrumen soal diujikan kepada 16 siswa untuk mengetahui

kelayakan instrumen tes hasil belajar tersebut. Setelah dianalisis

dengan uji validitas pada tabel 3.2 atau di (lampiran 3) sebagai

berikut:

ANALISIS UJI VALIDITAS SOAL

Validitas tiap item dicari dengan menggunakan rumus

korelasi Product Moment, yaitu:

N (XY )  XY
rxy 
 NX 2

 (X ) 2 NY 2  (Y ) 2 
Jumlah responden (N) yang dilibatkan dalam uji validitas

adalah 16siswa, dan α = 5% maka didapat r tabel sebesar 0,497.

Kriteria validitas:

49
Jika nilai rhitung lebih besar (>) dari nilai rtabel, maka item

soal tersebut dinyatakan valid.

50
Tabel 3.2 Analisis Uji ValiditasSoal

Nomor Nilai Ketera


Nilai rhitung
Soal rtabel ngan
1 N (XY )  XY 0,497 Valid
rxy =
 N X 2
 (X ) 2  NY 2  (Y ) 2 

(16)(416)  ( 41)(158)
(16)(109)  (41) (16)(1610)  (158) 
2 2

=0,795
2 N (XY )  XY 0,497 Valid
rxy =
 N X 2
 ( X ) 2
 NY 2
 ( Y ) 2

=

(16)(366)  (36)(158)
(16)(86)  (36) (16)(1610)  (158) 
2 2

=0,665

51
3 (XY )  XY 0,497 Valid
rxy =
 NX 2
 (X ) 2
 NY 2
 (Y ) 2

=

(16)(418)  (41)(158)
(16)(111)  (41) (16)(1610)  (158) 
2 2

210
=
75620

= 0,764
4 N (XY )  XY 0,497 Valid
rxy =
 NX 2
 (X ) 2
 NY 2
 (Y ) 2

=

(16)(410)  (40)(158)
(16)(106)  (40) (16)(1610)  (158) 
2 2

240
=
76416

= 0,868

Adapun terdapat 4 item soal yang valid , rincianya seperti pada table 3.2.

Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar

52
Item Soal Hasil Uji Validitas

1 Valid

2 Valid

3 Valid

4 Valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan

sebuah instrumen. Reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut

secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu

yang diukur pada waktu yang yang berlainan (ajeg).49

Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisa reliabilitas

instrumen ini adalah teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus

Spearman Brown dibawah ini:

2.rb
r11 =
1  rb

keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama

danbelahan kedua.

Tabel 3.4 Analisis Uji Reliabilitas

UJI RELIABILITAS TES HASIL MEMBACA AL-QUR’AN


NO ITEM SOAL TES TOTAL GANJIL X2 GENAP Y2 XY

49
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 167.

53
(X) 1,3 (y) 2,4
1 2 3 4
3 3 3 2
1 11 6 36 5 25 30
2 3 3 2
2 10 5 25 5 25 25
2 1 1 1
3 5 3 9 2 4 6
2 2 3 2
4 9 5 25 4 16 20
3 3 2 3
5 11 5 25 6 36 30
2 2 2 2
6 8 4 16 4 16 16
3 2 3 3
7 11 6 36 5 25 30
3 3 3 3
8 12 6 36 6 36 36
2 2 3 3
9 10 5 25 5 25 25
3 2 3 3
10 11 6 36 5 25 30
2 2 2 2
11 8 4 16 4 16 16
3 2 3 3
12 11 6 36 5 25 30
3 2 3 3
13 11 6 36 5 25 30
3 2 3 3
14 11 6 36 5 25 30
3 3 2 3
15 11 5 25 6 36 30
2 2 2 2
16 8 4 16 4 16 16

TOTAL 158 82 6724 76 5776 6232

STATISTIK   ∑X ∑X2 ∑Y ∑Y2 ∑XY

r hitung 0,731126155
r tabel 0,497
Ket RELIABEL

r11=

54
=

= 0,845

0,845Karena r hitung = 0,845>0,497 = r tabel maka instrumen

reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

1) Analisis hasil penelitian

a. Uji normalitas data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji normalitas metode Liliefors karena datanya tidak dalam

distribusi frekuensi data bergolong.50 Untuk menghindari kesalahan

tersebut lebih baik kita pakai beberapa rumus yang telah diuji

keterandalannya, yaitu uji Liliefors.51

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

Ha: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusinormal

2) Menentukan taraf signifikasi, yaitu  = 0,05


3) Menentukan statistik uji yang digunakan

L = Maks F  z i   S  z i 

Keterangan:

50
Retno Widyaningrum, Statistika (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2011), 206.
51
Budiyono, Statistik Untuk Penelitian (Surakarta: UNS Press, 2009), 170-171.

55
4) Menghitung statistik uji berdasarkan data observasi yang

diperoleh dari sampel.

5) Menentukan nilai kritik dan daerah kritik.

Nilai kritik = L  ;n  dan

6) Menentukan keputusan uji

Jika , maka H0 ditolak.

Jika , maka H0 diterima.

Menulis kesimpulan berdasarkan keputusan uji yang

diperoleh.

b. Uji homogenitas populasi

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu

data atau sampel yang diambil berasal dari varian yang homogen

atau tidak. Rumus yang digunakan dalam penelitian yaitu Uji

Harley adalah sebagai berikut:52

52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.,
275.

56
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan

dengan F tabel yang mempunyai taraf signifikan 5%. Varian kedua

kelompok dinyatakan homogen jika F hitung lebih kecil dari pada

F tabel.

c. Tes “t”

Dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua

buah sampel maka dilaksanakan tes akhir, yaitu t-testuntuk

mengetahui hepotesis diterima atau ditolak. Dengan ketentuan

rumus t-test sebagai berikut:53

x1  x 2
t
1 1 ~ t(n1 + n2 – 2)
sp 
n1 n 2

dengan:

sp 
2  n 1  1 s12   n 2  1 s 2 2
n1  n1  2

Keterangan:
t : koefisien t
x1 : mean sampel eksperimen (sebelum perlakuan)
x2 : mean sampel kontrol (sesudah perlakuan)

n1  n 2 - 2 : derajat kebebasan

sp :variansi gabungan
2
s1 : variansi sampel eksperimen (sesudah perlakuan)
2
s2 : variansi sampel kontrol (sebelum perlakuan)
n1 : jumlah siswa eksperimen (sesudah perlakuan)

53
Budiyono, Statistika Untuk Penelitian (Surakarta: UNS Press, 2009) 151.

57
n2 : jumlah siswa kontrol (sebelum perlakuan)

Kriteria pengujian, Haditerima jika thitung ttabel. Karena

teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan t-test yang

termasuk dalam penelitian statistik parametris yang bekerja

berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis

harus berdistribusi normal. Untuk itu sebelum peneliti akan

menggunakan teknik statistik parametris sebagai analisisnya, maka

kenormalan data harus diuji terlebih dahulu, apakah data yang akan

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak.54 Seperti yang

dikemukan di atas sebelum melangkah ke pengujian hipotesis

(analisis), peneliti melakukan uji normalitas menggunakan rumus

Lillifors.

54
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian (Bandung: CV Alfabeta, 2002), 69.

58

Anda mungkin juga menyukai