Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR BAURAN PEMASARAN DAN BUDAYA MASYARAKAT YANG MEMENGARUHI

PERILAKU MINAT BELI KONSUMEN PADA VARIAN ES KOPI SUSU JANJI JIWA

Agustiawan DjokoBaruno
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dr SoetomoSurabaya
E-mail:agustiawanb@unitomo.ac.id

JuliAniMuliyaAbady
Fakultas Ekonomidan Bisnis UniversitasDrSoetomoSurabaya
Email: anijuli264@gmail.com
UniversitasDr. SoetomoSurabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh beberapa faktor bauran pemasaran seperti
produk, harga, lokasi, promosi, serta budaya masyarakat terhadap keputusan pembelian varian produk es
kopi susu di Cafe Janji Jiwa. Populasi penelitian adalah pengunjung Cafe Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 100 pembeli
setia Es Kopi Susu di Cafe Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya yang ditemui saat penyebaran kuesioner. Data
diperoleh dari penyebaran kuesioner. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda dan
pengujian hipotesis menggunakan uji-F dan uji-t. Berdasarkan pengujian dengan uji-F diketahui bahwa
secara simultan produk, harga, lokasi, promosi, dan budaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Berdasarkan uji-t diketahui bahwa
produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05
yaitu 0,002. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai signifikasi lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,007. Lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai signifikasi
lebih kecil dari0,05yaitu 0,005. Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai
signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004. Sedangkan budaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001.

Kata kunci : bauran pemasaran, produk, harga, lokasi, promosi, budaya, keputusan pembelian.

PENDAHULUAN sebagai tempat pertemuan atau meeting point.


Perilaku konsumtif menjadi bagian dari gaya Tempat dan suasana yang nyaman membuat
hidup dalam kehidupan masyarakat sekarang ini. konsumen betah untuk berlangganan secara terus
Perilaku konsumtif yang dimaksud disini adalah menerus (loyal). Konsumen pada umumnya lebih
perilaku konsumsi peminum kopi yang berkaitan memilih kafe yang berfasilitas lengkap dan
dengan budaya masyarakat konsumtif. Di mana memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Salah
budaya konsumsi kopi ini biasanya dilakukan satunya fasilitas wifi internet yang merupakan hal
masyarakat di warung-warung kopi. Tetapi yang menjadi kebutuhan banyak orang saat ini.
seiring dengan perkembangannya istilah baru Wifi yang lancar sangat dibutuhkan oleh banyak
untuk menyebut warung kopi dengan sebutan kalangan untuk beberapa hal penting atau untuk
kedai kopi. Kedai kopi atau biasa disebut kafe pekerjaan. Konsumen jelas memilih kafe yang
merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga memiliki fasilitas lengkap.
masyarakat saat ini di Indonesia. Banyak dari Pengambilan keputusan pembelian biasanya
masyarakat Indonesia yang lebih memilih dipengaruhi faktor bauran pemasaran, faktor
menikmati kopi di kafe secara langsung. eksternal dan internal. Komponen bauran
Menikmati kopi di kafe secara langsung telah pemasaran dikenal dengan istilah 4P, yaitu produk
menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia masa (product), harga (price), tempat (place), dan
kini. Kafe merupakan suatu tempat yang promosi (promotion). Faktor internal terdiri dari
menyediakan minuman seperti kopi, teh, dan kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografis,
minuman lainnya. Terdapat juga beberapa kafe persepsi, pembelajaran, sikap. Sedangkan faktor
yang menjual makanan ringan sebagai pelengkap. eksternal terdiri dari keluarga, kelas sosial,
Di Indonesia, masyarakat lebih memilih untuk budaya dan sub budaya, kelompok acuan, dan
menikmati kopi di kafe dan menjadikannya komunikasi pemasaran.
Banyaknya kafe yang bermunculan saat ini, 1. Kinerja (performance)
sangat menarik untuk diteliti pada salah satu kafe Kinerja di sini merujuk pada karakter produk
kekinian yang ada di Surabaya, yaitu Janji Jiwa inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang
jilid 65. Dengan pertimbangan bahwa Kafe Janji dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja
jiwa jilid 65 sebagai cabang pertama Janji jiwa di individu. Kinerja beberapa produk biasanya
Surabaya. Produk unggulan yang ditawarkan ada didasari oleh preferensi subyektif pelanggan
30 varian menu, dengan lima besar hasil yang pada dasarnya bersifat umum.
penjualan produk terlarisnya yaitu Es kopi susu 2. Keistimewaan produk (features)
sebanyak 40% penjualan, Es susu coklat 25% Dapat berupa produk tambahan dari suatu
penjualan, Es serum regal 15% penjualan, Hot produk inti yang dapat menambah nilai suatu
kopi susu 10% penjualan, Es Kopi pokat 10% produk. Keragaman produk biasanya diukur
penjualan, Dan ini sangat menarik untuk diteliti secara subjektif oleh masing-masing individu
karena tingginya tingkat varian penjualannya. Bisa (konsumen) yang menunjukkan adanya
kita lihat bahwa produk Es kopi susu memiliki perbedaan kualitas suatu produk atau jasa.
penjualan tertinggi. Fenomena ini juga menarik 3. Keterandalan (reliability)
terutama dilihat dari sisi konsumen dari kalangan Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya
mahasiswa. Mengapa konsumen terutama di kemungkinan suatu produk mengalami
kalangan mahasiswa lebih menyukai Es kopi Susu keadaan tidak berfungsi (malfucntion) pada
dari pada produk lainnya? Disini akan dianalisa suatu periode. Keandalan suatu produk
beberapa faktor bauran pemasaran dan faktor menandakan tingkat kualitas sangat berarti
budaya masyarakat terkait apa saja yang menjadi bagi konsumen dalam memilihproduk.
faktor utama dari keputusan pembelian es kopi 4. Kesesuaian (conformance)
susu dar i kal a nga n ma ha s is wa di Kafe Janji Kesesuaian produk diukur dari tingkat
Jiwa Jilid 65 Surabaya. akurasi dan waktu penyelesaian termasuk
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan juga perhitungan kesalahan yang terjadi,
penelitian ini adalah: keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi,
1. Menganalisis pengaruh secara simultan dan beberapa kesalahan lain.
produk, harga, lokasi, promosi, dan budaya 5. Ketahanan atau daya tahan (durability)
masyarakat terhadap minat beli es kopi susu Ukuran ketahanan suatu produk meliputi
Janji Jiwa Jilid 65. segi teknis maupun ekonomis. Secara teknik
2. Menganalisis pengaruh secara parsial produk, suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah
harga, lokasi, promosi, dan budaya masyarakat kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum
terhadap keputusan pembelian es kopi susu mengalami penurunan kualitas. Secara
Janji Jiwa Jilid 65. ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia
ekonomis suatu produk dilihat dari jumlah
TINJAUAN PUSTAKA kegunaan yang diperolehsebelum terjadi
Produk (Product) kerusakan dan keputusan untuk mengganti
Produk menurut Wibowo dan Priansa, produk.
(2017:116) merupakan kombinasi dari barang dan 6. Kemampuan pelayanan (servicebility)
jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar Kemampuan pelayanan bisa juga disebut
sasaran dan bertujuan untuk memuaskan dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan,
kebutuhan dan keinginan pasar. kemudahan produk untuk diperbaiki.
Herlambang, (2014:33) mendefinisikan Kemampuan pelayanan suatu produk
produk sebagai segala sesuatu yang ditawarkan ke menghasilkan suatu kesimpulan akan kualitas
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, produkyang dinilai secara subyektif oleh
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat konsumen.
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan 7. Estetika (aesthetics)
pengertian produk menurut Tjiptono, (2014: 41) Estetika suatu produk dilihat dari bagaimana
adalah suatu bentuk penawaran organisasi yang suatu produk terdengar konsumen,
ditunjukkan untuk mencapai tujuan organisasi bagaimana penampilan luar suatu produk,
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan rasa, maupun bau. Dengan demikian estetika
pelanggan. merupakan penilaian dan refleksi yang
Sviokla dalam Lupiyoadi, (2014:214) dirasakan konsumen.
menyatakan bahwa kualitas produk memiliki 8. Kualitas yang dirasakan (perveiced quality)
delapan dimensi pengukuran yang terdiri dari : Konsumen tidak selalu memiliki informasi
yang lengkap mengenai atribut-atribut
produk. Namun umumnya konsumen
memiliki informasi tentang produk secara tanpa perencanaan, dan/atau tanpa
tidak langsung, misalnya melalui merek, melalui usaha-usaha khusus.
nama dan negara produsen. b. Kepadatan dan kemacetan lalu- lintas
bisa pula menjadi hambatan, misalnya
Harga (Price) terhadap pelayanan kepolisian, pemadam
Harga merupakan unsur dalam strategi kebakaran, atau ambulan.
bauran pemasaran yang dapat mempengaruhi 4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman,
keputusan konsumen serta salah satu faktor yang baik untuk kendaraan roda dua maupun roda
mempengaruhi kegiatan-kegiatan dalam empat.
perusahaan yang berfungsi menciptakan 5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup
keunggulan komparatif bagi perusahaan. Menurut luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.
Malau, (2018:125) harga adalah nilai tukar suatu 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang
barang atau jasa. mendukung jasa yang ditawarkan. Sebagai
Pengertian harga menurut Herlambang contoh, warung makan berdekatan dengan
(2014:47) adalah sejumlah uang dan atau barang daerah kos, asrama mahasiswa, kampus, atau
yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi perkantoran.
dari barang yang lain yang disertai dengan 7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai
pemberian jasa. Indikator dalam menentukan contoh, dalam menentukan lokasi wartel
harga suatu produk menurut Sunyoto, (2014 :89) (warung telekomunikasi), perlu
adalah: dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah
1. Harga yang ditetapkan terjangkau. yang sama terdapat banyak wartel lainnya.
2. Harga yang ditetapkan sesuai dengan Menariknya, dalam sejumlah industri, justru
kualitasnya. ada kecenderungan perusahaan sejenis
3. Harga yang ditetapkan dapat bersaing. menempati lokasi berdekatan, contohnya
bengkel, showroom mobil, pengecer sepatu
Lokasi(Place) dan pakaian, toko mebel, dan seterusnya.
Lokasi menurut Lupiyoadi (2014:96) adalah 8. Peraturan pemerintah, misalnya
keputusan yang dibuat perusahaan yang berkaitan ketentuan yang melarang bengkel kendaraan
dengan dimana operasi dan staffnya akan bermotor terlalu berdekatan dengan
ditempatkan. Lokasi berhubungan dengan pemukiman penduduk.
perusahaan dimana harus bermarkas dan
melakukan operasi. Promosi (Promotion)
Fahmi, (2016 : 86) menyatakan bahwa Pengertian promosi menurut Herlambang
keputusan lokasi sangat penting karena berkaitan (2014:34) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
dengan potensi penjualan dan keuntungan, daya perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat
saing, dan berkesinambungan usaha. Jika salah dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen
dalam menentukan lokasi maka akibatnya bukan sasaran untuk membeli produknya. Terdapat 4
hanya bersifat jangka pendek namun juga bisa komponen dalam bauran promosi menurut
berakibat jangka panjang. Bisa berarti kegagalan Swasta, (2014:240) yaitu:
investasi karena tingkat penjualan di bawah 1. Advertising
bottom-line sehingga margin keuntungan kotor Advertising merupakan komunikasi yang
tidak mampu menutupi biaya-biaya operasi. dilakukan oleh sponsor dan bersifat missal
Pemilihan tempat atau lokasi menurut karena menggunakan media massa seperti
Tjiptono (2014:159) memerlukan pertimbangan televisi, surat kabar, radio dan sebagainya.
cermat terhadap beberapa factor berikut: 2. Personal selling
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau Personal selling merupakan presentasi lisan
mudah dijangkau sarana transportasi umum. melalui percakapan langsung dengan calon
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang pembeli yang ditujukan untuk menciptakan
dapat dilihatdengan jelas dari jarak pandang penjualan.
normal. 3. Sales promotion
3. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan
pertimbangan utama yaitu: pemasaran yang mendorong efektivitas
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa pembelian konsumen dan pedagang dengan
memberikan peluang besar terhadap menggunakan alat-alat seperti peragaan,
terjadinya impulse buying yaitu keputusan pameran, demonstrasi dan sebagainya.
pembelianyang seringkali terjadi spontan,
4. Publicity Menurut Baruno dan Susanto, (2018:274)
Publicity adalah sejumlah informasi tentang Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen
seseorang barang atau organisasi yang dapat mendorong ia melakukan pembelian ulang
disebarluaskan ke masyarakat melalui media menjadi loyal terhadap produk tersebut sehingga
tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik
dari sponsor. kepada oranglain.
Proses keputusan pembelian yang spesifik
Budaya menurut Wibowo dan Priansa (2017:300)
Budaya menurut Yuniarti, (2015 : 198) terdiridari:
merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai, dan 1. Pengenalan masalah
kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat Proses pembelian diawali saat pembeli
mengarahkan orang tersebut dalam menggunakan menyadari adanya masalah kebutuhan.
suatu barang atau jasa. Kepercayaan, nilai-nilai, Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara
dan kebiasaan muncul jika seseorang melakukan kondisi sesungguhnya dan kondisi yang
interaksi, hubungan, dan saling memengaruhi diinginkannya.
dalam berperilaku. Sedangkan budaya menurut 2. Pencarian informasi
Setiadi (2013:261) adalah seperangkat pola Seorang konsumen yang mulai timbul
perilaku yang secara sosial dialirkan secara minatnya akan terdorong untuk mencari
simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada informasi yang lebih banyak. Sumber-sumber
anggota dari masyarakat tertentu. informasi konsumen dapat dikelompokkan
Faktor budaya memiliki pengaruh terluas menjadi empat kelompok yaitu:
dan terdalam dalam perilaku konsumen. Faktor a. Sumber pribadi yaitu keluarga, teman,
budaya menurut Kotler dan Armstrong tetangga, dan kenalan.
(2015:200) terdiridari: b. Sumber komersial yaitu iklan, tenaga
1. Budaya penjualan, penyalur kemasan, dan
Setiap kelompok atau masyarakat memiliki pameran.
budaya dan pengaruh budaya pada perilaku c. Sumber umum yaitu media massa dan
konsumen beragam dari satu negara ke Negara organisasi konsumen.
yang lain. Kegagalan penyesuaian diri dengan d. Sumber pengalaman yaitu pernah
perbedaan budaya akan menghasilkan menangani, menguji, dan produk.
pemasaran yang tidak efektif. 3. Evaluasi alternatif
2. Sub budaya Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk
Setiap budaya terdiri dari sub budaya atau preferensi terhadap merek-merek yang
kelompok-kelompok orang yang mempunyai terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen
system nilai yang sama berdasarkan mungkin juga membentuk tujuan membeli
pengalaman dan situasi kehidupan. Sub untuk merek yang paling disukai.
budaya meliputi kewarganegaraan, agama, 4. Keputusan pembelian
kelompok ras, dan daerah geografis yang Pada tahap ini konsumen mengambil tindakan
serupa. untuk melakukan pembelian. Sebelum
3. Kelas sosial melakukan pembelian, konsumen membentuk
Kelas sosial adalah pembagian kelompok tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor
masyarakat yang relatif permanen dan relatif seperti pendapatan, harga yang diharapkan,
teratur dimana anggota-anggotanya memiliki dan manfaat produk.
nilai, minat dan perilaku serupa. Kelas sosial 5. Perilaku sesudah pembelian
menunjukkanperbedaan preferensi produk dan Sesudah pembelian terhadap suatu produk
merek khususnya dalam hal pakaian, peralatan yang dilakukan konsumen akan mengalami
rumah tangga, aktivitas waktu luang dan beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
mobil. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam
tindakan sesudah pembelian dan penggunaan
Keputusan Pembelian produk yang akan menarik minat pemasar.
Keputusan pembelian menurut Wibowo dan
Priansa (2017:300) merupakan suatu rangkaian METODEPENELITIAN
tindakan fisik maupun mental yang dialami Populasi dan Sampel
konsumen ketika akan melakukan pembelian Populasi pengunjung Cafe Janji Jiwa Jilid
produk tertentu. Sedangkan keputusan konsumen 65 Surabaya, yang dalam sehari bisa 285 orang
menurut Setiadi, (2013 : 343) adalah proses pengunjung tidak termasuk Driver Gofood dan
pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Grab food.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik HASILPENELITIAN
random sampling. Teknik random sampling Analisis Regresi Linier Berganda
menurut Sugiyono, (2018:82) adalah teknik Dari hasil pengolahan data dengan
pengambilan sampel yang memberi peluang yang menggunakan program SPSS 24 diperoleh hasil
samabagi setiap unsur (anggota) populasi untuk sebagai berikut:
dipilih menjadi anggota sampel. Sampel diambil Tabel 1.
sebanyak 100 pembeli Es Kopi Susu Janji Jiwa di AnalisisRegresi LinierBerganda
Cafe Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya yang ditemui Coefficientsa
pada saat penyebaran kuesioner. Unstandardized tandardize
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Si
Variabel Penelitian 1 (Constant) ,400 ,281 1,425 ,1
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 X1 ,191 ,059 ,267 3,262 ,0
variabel yaitu variabel bebasdan variabel terikat X2 ,163 ,059 ,225 2,738 ,0
X3 ,220 ,077 ,260 2,854 ,0
1. Variabel bebas terdiridari: X4 ,102 ,045 ,173 2,296 ,0
a. Produk (X1) X5 ,214 ,064 ,305 3,333 ,0
b. Harga (X2) a.Dependent Variable: Y
c. Lokasi (X3) Sumber : Diolah peneliti(2020)
d. Promosi (X4)
Dari table di atas diperoleh persamaan regresi
e. Budaya masyarakat (X5)
linier berganda yaitu:
2. Variabel terikat adalah keputusan pembelian
(Y)
Y = 0,400+0,191X1+0,163X2+0,220
Teknik Analisis X3+0,102 X4+0,214 X5
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di
untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh atas dapat dijelaskan bahwa:
antara variable bebas terhadap variabel terikat. 1. Nilai konstanta sebesar 0,400. Hal ini
Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa jika variabel produk
digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya (X1), harga (X2), lokasi (X3), promosi (X4),
pengaruh antara produk (X1), harga (X2), lokasi dan budaya masyarakat (X5) sama dengan nol,
(X3), promosi (X4), dan budaya masyarakat (X5) maka keputusan pembelian (Y) akan konstan
terhadap keputusan pembelian (Y). sebesar 0,400 satuan.
2. Nilai koefisien regresi produk (X1) bernilai
positif yaitu 0,191. Nilai positif
Koefisien Determinasi Berganda (R2) menunjukkan adanya perubahan yang searah.
Analisis koefisien determinasi berganda Artinya jika produk (X1) ditingkatkan sebesar
digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh satu satuan, maka akan dapat meningkatkan
produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), promosi keputusan pembelian (Y) sebesar 0,191 dan
(X4), dan budaya masyarakat (X5) terhadap sebaliknya, dengan asumsi variabel lainnya
keputusan pembelian (Y) konstan.
3. Nilai koefisien regresi harga (X2) bernilai
Uji-t positif yaitu 0,163. Nilai positif
Uji-t dilakukan untuk menguji pengaruh menunjukkan adanya perubahan yang searah.
secara parsial produk (X1), harga (X2), lokasi Artinya jika harga (X2) ditingkatkan sebesar
(X3), promosi (X4),dan budaya masyarakat (X5) satu satuan, maka akan dapat meningkatkan
terhadap keputusan pembelian (Y). keputusan pembelian (Y) sebesar 0,163 dan
sebaliknya, dengan asumsi variabel lainnya
Uji-F konstan.
Uji-F dilakukan untuk menguji pengaruh 4. Nilai koefisien regresi lokasi (X3) bernilai
secara simultan produk (X1) harga (X2), lokasi positif yaitu 0,220. Nilai positif
(X3), promosi (X4), dan budaya masyarakat (X5) menunjukkan adanya perubahan yang searah.
terhadap keputusan pembelian (Y). Artinya jika lokasi (X3) ditingkatkan sebesar
satu satuan, maka akan dapat meningkatkan
keputusan pembelian (Y) sebesar 0,220 dan
sebaliknya, dengan asumsi variabel lainnya
konstan.
5. Nilai koefisien regresi promosi (X4) bernilai promosi (X4), dan budaya (X5) tidak
positif yaitu 0,102. Nilai positif menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
adanya perubahan yang searah. Artinya jika pembelian (Y).
promosi (X4) ditingkatkan sebesar satu satuan, Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan
maka akan dapat meningkatkan keputusan program SPSS 24 didapatkan hasil sebagai
pembelian (Y) sebesar 0,102 dan sebaliknya, berikut:
dengan asumsi variabel lainnya konstan. Tabel 3
6. Nilai koefisien regresi budaya masyarakat Uji-F
(X5) bernilai positif yaitu 0,214. Nilai positif ANOVAa
Sumof Mean
menunjukkan adanya perubahan yang searah. Model Squares df Square F Sig.
Artinya jika budaya masyarakat (X5) 1 Regression 13,914 5 2,783 28,998 ,000b
Residual 9,021 94 ,096
ditingkatkan sebesar satu satuan, maka akan Total 22,935 99
dapat meningkatkan keputusan pembelian a. DependentVariable:Y
b. Predictors:(Constant),X5, X2, X4, X1, X3
(Y) sebesar 0,214 dan sebaliknya, dengan
Sumber : Diolah peneliti(2020)
asumsi variabel lainnya konstan.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
Koefisien Determinasi Berganda (R2) 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara
Dari hasil pengolahan data dengan simultan produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),
menggunakan program SPSS 24 didapatkan hasil promosi (X4), dan budaya (X5) berpengaruh
nilai koefisien determinasi berganda sebagai signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
berikut: Dari table di atas dapatdiketahui bahwa nilai
Tabel 2 signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
Koefisien Determinasi Berganda (R2) 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara
Model Summaryb simultan produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),
Model R R Adjusted Std.Error
Square R Square ofthe Durbin- promosi (X4), dan budaya (X5) berpengaruh
Estimate Watson signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
1 ,779a ,607 ,586 ,30979 1,904
Uji-t
a.Predictors: (Constant), X5,X2, X4,X1, X3 Uji-t dilakukan untuk menguji pengaruh
b.DependentVariable: Y
secara parsial produk (X1), harga(X2), lokasi
Sumber : Diolah peneliti (2020)
(X3), promosi (X4), dan budaya (X5) terhadap
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa keputusan pembelian (Y). Kriteria pengujian
dengan uji-t pada penelitian ini adalah sebagai
besarnya nilai koefisien determinasi (R2) atau R berikut:
Square adalah sebesar 0,607 atau 60,7%. Hal ini
1. Jika nilai signifikansi uji t<0,05 maka secara
menunjukkan bahwa 60,7% variasi naik turunnya
parsial produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),
keputusan pembelian (Y) dapat dipengaruhi oleh
promosi (X4), dan budaya masyarakat (X5)
variasi naik turunnya produk (X1), harga (X2),
lokasi (X3), promosi (X4), dan budaya (X5), berpengaruh signifikan terhadap keputusan
sedangkan sisanya sebesar 39,3% dipengaruhi pembelian (Y).
oleh factor lain di luar penelitian. 2. Jika nilai signifikansi uji t>0,05 maka secara
parsial produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),
Uji-F promosi (X4),dan budaya masyarakat (X5)
Uji-F dilakukan untuk menguji pengaruh secara tidak berpengaruh signifikan terhadap
simultan produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), keputusan pembelian (Y).
promosi (X4), dan budaya masyarakat (X5) Tabel 4
terhadap keputusan pembelian (Y). Kriteria Uji -t
Coefficientsa
pengujian dengan uji-F pada penelitian ini adalah Unstandardized Standardized
sebagai berikut: Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka secara 1 (Constant) ,400 ,281 1,425 ,157
simultan produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), X1 ,191 ,059 ,267 3,262 ,002
X2 ,163 ,059 ,225 2,738 ,007
promosi (X4), dan budaya(X5) berpengaruh X3 ,220 ,077 ,260 2,854 ,005
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) X4 ,102 ,045 ,173 2,296 ,024
X5 ,214 ,064 ,305 3,333 ,001
2. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka secara a. Dependent Variable: Y
simultan produk(X1), harga (X2), lokasi (X3), Sumber: Diolah peneliti (2020)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: Surabaya maka pelanggan tertarik untuk
1. Nilai signifikasi variable produk (X1) sebesar membeli.
0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal ini 5. Budaya masyarakat berpengaruh terhadap
menunjukkan bahwa produk (X1) berpengaruh keputusan pembelian, hal ini dibuktikan
terhadap keputusan pembelian (Y). dengan uji- t yang menunjukkan nilai
2. Nilai signifikasi variabel harga (X2) sebesar signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
0,007 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
semakin baik budaya “ngopi”dan nongkrong di
menunjukkan bahwa harga (X2) berpengaruh
kafe berkembang di masyarakat, maka
terhadap keputusan pembelian (Y).
keputusan konsumen untuk membeli di Cafe
3. Nilai signifikasi variabel lokasi (X3) sebesar
Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya semakin tinggi.
0,005 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa lokasi (X3) berpengaruh Saran
terhadap keputusan pembelian (Y). Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan
4. Nilai signifikasi variable promosi (X4) sebesar yang telah diambil maka saran-saran yang dapat
0,024 lebih kecil dari 0,05. Hal ini diajukan adalah sebagai berikut:
menunjukkan bahwa promosi (X4) 1. Café Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya sebaiknya
berpengaruh terhadap keputusan pembelian meningkatkan produknya seperti penambahan
(Y). variasi menu dan rasa.
5. Nilai signifikasi variable budaya masyarakat 2. Café Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya sebaiknya
(X5) sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal memperhatikan harga dalam bisnisnya,
ini menunjukkan bahwa budaya (X5) misalnya dengan terus-menerus memantau
berpengaruh terhadap keputusan pembelian atau menyesuaikan harga pesaing.
(Y). 3. Café Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya sebaiknya
memperhatikan sarana lokasi dalam bisnisnya,
KESIMPULAN DAN SARAN misalnya menambah sarana kursi dan meja,
Kesimpulan memperluas lahan parkir, dan memperindah
1. Produk berpengaruh terhadap keputusan dekorasi ruangan yang dapat di uplaod oleh
pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji-t pengunjung di medsos (instagramable).
yang menunjukkan nilai signifikansi lebih 4. Cafe Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya sebaiknya
kecil dari 0,05 yaitu 0,002. Hasil penelitian ini meningkatkan promosi dalam pelayanannya
menunjukkan bahwa semakin baik produk dengan cara gencar beriklan dimedos, atau
yang disediakan Cafe Janji Jiwa Jilid 65 sering mengikuti event-event sponsorship di
Surabaya, maka semakin besar peluang untuk kampus.
menciptakan keputusan pembelian. 5. Café Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya sebaiknya
2. Harga berpengaruh terhadap keputusan memperhatikan perkembangan budaya di
pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji-t- masyarakat akan minat minum kopi, misalnya
yang menunjukkan nilai signifikansi lebih aktif mensosialisasikan pengetahuan akan
kecil dari 0,05 yaitu 0,007. Hasil penelitian ini manfaat kopi bagi kesehatan pada masyarakat
menunjukkan bahwa semakin terjangkau atau serta menambah layanan drive thru dan
sesuai harga yang ditawarkan Cafe Janji Jiwa layanan pesan-antar.
Jilid 65 Surabaya dapat membuat daya tarik 6. Untuk melengkapi hasil penelitian, maka
bagi pelanggan untuk memutuskan pembelian. sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan
3. Lokasi berpengaruh terhadap keputusan sampel dan obyek penelitian yang berbeda
pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji-t agar memperoleh kesimpulan yang lebih
yang menunjukkan nilai signifikansi lebih lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.
kecil dari 0,05 yaitu 0,005. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin strategis lokasi DAFTAR PUSTAKA
Cafe Janji Jiwa Jilid 65 Surabaya maka Baruno dan Susanto.(2018). Pengaruh Kesadaran
pelanggan tertarik untuk membeli. Merek dan Kepercayaan Konsumen Atas
4. Promosi berpengaruh terhadap keputusan Merek terhadap Keputusan Pembelian
pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji-t Ulang Produk Smartphone Samsung.
yang menunjukkan nilai signifikansi lebih Jurnal Ilmu Manajemen ADVANTAGE,2
kecil dari 0,05 yaitu 0,024. Hasil penelitian ini (1), 270-
menunjukkan bahwa semakin gencar promosi 286.http://ejournal.stiewidyagamalumajang.
yang dilakukan Café Janji Jiwa Jilid 65 ac.id/index.php/adv/article/view/291,
https://doi.org/10.30741/adv.v2i1.291,
Fahmi .(2016). Pengantar Manajemen Keuangan. Sunyoto. (2014). Dasar-Dasar Manajemen
Bandung:Alfabeta. Pemasaran (Konsep, Strategi, dan Kasus)
Herlambang. (2014). Basic Marketing (Dasar- (1ed.). Yogyakarta: CAPS (Center for
dasar Marketing) Cara Mudah Memahami Academic Publishing Service).
Ilmu Pemasaran.Yogyakarta : Gosyeng Swasta. (2014). Manajemen Pemasaran.
Publishing. Yogyakarta : BPFE.
Lupiyoadi.(2014).Manajemen Pemasaran (3 ed.). Tjiptono. (2014). Pemasaran Jasa–Prinsip,
Jakarta: Salemba Empat. Penerapan, dan Penelitian.Yogyakarta
Malau.(2018).Manajemen Pemasaran: Teori :Andi Offset.
dan Aplikasi Pemasaran Era Tradisional Wibowo dan Priansa. (2017). Manajemen
Sampai Era Modernisasi Global. Bandung: Komunikasi dan Pemasaran.
Alfabeta. Bandung:Alfabeta.
Setiadi.(2013).Konsep dan praktek penulisan Yuniarti. (2015). Perilaku Konsumen.Bandung:
risetkeperawatan.Yogyakarta:GrahaIlmu. Pustaka Setia
Sugiyono.(2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai