ABSTRAK
Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang sangat bervariasi dan berpotensi
untuk berubah tergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian. Fenomena Bubble Tea sangat diperhatikan di Indonesia, mulai dari penasaran hingga
menjadi penggemar minuman asal Taiwan tersebut, orang rela antri berjam-jam untuk mencicipi
minuman manis ini. Perkembangan Bubble Tea Shop di Indonesia juga terlihat dari pertumbuhan
penjualan bubble tea. Homogenitas dari produk yang ditawarkan menyebabkan timbulnya kompetisi yang
tinggi di bidang bisnis bubble tea. Analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian bubble tea
pada jurnal ini dilakukan dengan kajian pustaka dari berbagai sumber jurnal. Hasil studi kasus yang dilakukan
pada beberapa jurnal menunjukkan bahwa konsumen dipengaruhi berbagai aspek yaitu rasa, harga, merek,
store atmosphere, dan promosi.
ABSTRACT
Every consumer has needs and wants that vary widely and have the potential to change depending on the
factors that influence consumers in making purchases. The phenomenon of Bubble Tea is very much noticed in
Indonesia, from curiosity to being a fan of the Taiwanese drink, people are willing to queue for hours to taste this
sweet drink. The development of Bubble Tea Shop in Indonesia can also be seen from the growth of bubble tea
sales. The homogeneity of the products offered causes high competition in the bubble tea business. Analysis of
consumer behavior in the buying decision process of bubble tea in this journal is carried out by reviewing
literature from various journal sources. The results of case studies conducted in several journals show that
consumers are influenced by various aspects, namely taste, price, brand, store atmosphere, and promotion.
PENDAHULUAN
Bubble Tea, atau biasa dikenal dengan berasal dari tepung tapioca dan digemari karena
“boba” atau “pearl milk tea”, merupakan minuman sensasi kenyal yang menjadi daya tarik tersendiri
berbasis teh khas Taiwan yang ditemukan pertama bagi penggemar minuman manis. Boba yang
kali di Tainan dan Taichung pada tahun 1984. Boba terbuat dari tapioca sebenarnya tidak memiliki rasa,
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 76
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
namun rasa manis yang biasa terdapat pada boba dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi
berasal dari gula atau madu yang direndam yang berhubungan dengan proses pengambilan
sebelum disajikan (Dewi et al., 2015). keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
Fenomena Bubble Tea sangat barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat
diperhatikan di Indonesia, mulai dari penasaran dipengaruhi lingkungan.
hingga menjadi penggemar minuman asal Taiwan
tersebut, orang rela antri berjam-jam untuk TINJAUAN PUSTAKA
mencicipi minuman manis ini. Perkembangan Bubble Tea
Bubble Tea Shop di Indonesia juga terlihat dari Menurut Ethnic Seattle (2015), bubble
pertumbuhan Penjualan Bubble Tea yang milk tea disebut juga boba milk tea atau pearl milk
dirasakan oleh Grab, perusahaan transportasi tea berasal dari Taiwan. Kelahiran bubble milk tea
online yang juga menyediakan layanan pembelian terjadi di toko minuman bernama Chunshui Tang
makanan secara online melalui GrabFood. Grab yang dijalankan oleh Xiuhui Liu pada tahun 1984.
merilis data peningkatan pertumbuhan penjualan Xiuhui Liu menambahkan bola tapioka kecil yang
Bubble Tea di tahun 2018. Berdasarkan data diproduksi secara lokal ke dalam teh susu dan
tersebut, terdapat pertumbuhan penjualan sekitar mengiklankannya kepada pelanggan. Bola tapioka
3000% di Asia Tenggara dan Indonesia menduduki selanjutnya disebut "bubble", "boba" atau "pearl",
peringkat pertama di antara negara-negara di Asia yang dimasak untuk membuat bola bulat kenyal
Tenggara dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang kemudian ditambahkan ke minuman hangat
lebih dari 8,500%, Tidak hanya itu, menurut Data dan dingin seperti teh, kopi, smoothie, slushies dan
Grab Indonesia, rata-rata orang di Indonesia minuman campuran (Min, Green dan Kim, 2016).
meminum 4 gelas Bubble Tea per bulan melalui Biasanya minuman ini dikonsumsi dengan sedotan
pemesanan melalui Grab Food (Grab, 2019). besar yang memungkinkan pelanggan menyeruput
Perilaku konsumen merupakan aspek dan mengunyah bola tapioka. Bubble tea pertama
penting dalam penjualan suatu produk dan kali disajikan di kedai kopi tempat orang berdiskusi
merupakan bagian dari manajemen pemasaran tentang bisnis dan berkumpul dengan teman.
yang behubungan dengan manusia sebagai pasar Kemudian, penjual mulai menjual bubble milk tea di
sasaran. Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan dekat perguruan tinggi, pusat bisnis, atau pasar
keinginan yang sangat bervariasi dan berpotensi malam. Lambat laun, bubble milk tea dan namanya
untuk berubah tergantung pada faktor-faktor yang yang indah menjadi populer di seluruh dunia.
memengaruhi konsumen dalam melakukan Seiring dengan berkembangnya bisnis, muncullah
pembelian. Menurut Mangkunegara (2002), berbagai rasa teh susu. Orang-orang juga ingin
perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang menambahkan berbagai jenis "topping" ke dalam
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 77
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
teh susu mereka, seperti "cincau", puding, atau yang dipilih pelanggan. Menurut Kotler (2008),
kacang merah berdasarkan preferensi mereka. stimulasi pemasaran terdiri dari 4P (Product, Price,
Saat ini, kita selalu bisa melihat remaja dan Place and Promotion) dan stimulasi lainnya berasal
pasangan muda minum-minum di jalan, atau sambil dari lingkungan pelanggan yaitu Ekonomi,
melakukan windowshopping (Wen, 2020). Teknologi, Politik, dan Budaya. Stimulasi tersebut
Perilaku Konsumen mempengaruhi respon konsumen dalam memilih
Perilaku konsumen merupakan aspek produk, merek, jumlah pembelian, waktu membeli
penting dalam penjualan suatu produk dan dan memilih distributor.
merupakan bagian dari manajemen pemasaran
yang behubungan dengan manusia sebagai pasar Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
sasaran. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Hal Konsumen
ini dikarenakan preferensi dan perilaku konsumen Terdapat beberapa faktor yang dapat
untuk membeli dan mengonsumsi suatu produk mempengaruhi perilaku konsumen dalam
dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti melakukan pembelian. Berdasarkan Natasya
aspek kebudayaan, kelas sosial, pribadi, dan (2018), faktor yang mempengaruhi perilaku
psikologis (Thah, 2014). Maka dari itu, pemahaman konsumen mencakup pengaruh lingkungan,
perilaku konsumen menjadi aspek penting dalam perbedaan individu, dan proses psikologis.
berjalannya pemasaran. Definisi dari perilaku a. Pengaruh Lingkungan
konsumen sendiri yaitu sejumlah tindakan-tindakan Faktor lingkungan yang mempengaruhi
nyata konsumen yang dipengaruhi oleh faktor- seorang dalam pengambilan keputusan pembelian
faktor internal dan eksternal yang memengaruhi meliputi budaya, kelas status sosial, pengaruh
penilaian, proses pemilihan, dan penggunaan pribadi, keluarga, dan situasi. Budaya mengacu
barang dan jasa yang diinginkannya (Subianto, pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain
2007). Preferensi akan kualitas produk paling yang bermakna. Kelas status sosial adalah
berpengaruh terhadap pembelian produk lokal pembagian di dalam masyarakat individu yang
maupun internasional. Semakin tinggi tingkat berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
kesukaan maka konsumen akan semakin Pengaruh pribadi juga memiliki peranan penting
berkelanjutan untuk membeli suatu produk. dalam pengambilan keputusan konsumen baik
Berdasarkan pemahaman peneliti tersebut, melalui kelompok acuan maupun melalui
perilaku konsumen adalah proses konsumen dalam komunikasi lisan. Keluarga menjadi unit pengambil
memenuhi kebutuhan dan keinginannya keputusan utama dalam proses pengambilan
berdasarkan pengaruh dari beberapa faktor yang keputusan dengan pola peranan dan fungsi yang
mempengaruhi dan berdasarkan informasi apa kompleks dan bervariasi. Terakhir, situasi
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 78
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
pembelian juga menghasilkan keputusan yang yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari mereka
berbeda pula oleh konsumen. dan ini adalah kebutuhan yang membuat daripada
b. Perbedaan Individu membuat keputusan yang berbeda. Keputusan
Faktor perbedaan individu yang bisa jadi kompleks, membandingkan,
mempengaruhi seorang dalam pengambilan mengevaluasi, memilih, serta membeli dari
keputusan pembelian meliputi sumber daya berbagai produk tergantung pada pendapat
konsumen, motivasi dan keterlibatan, konsumen atas produk tertentu. Ini membuat
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan pemahaman dan kesadaran masalah dasar dari
demografi. proses pengambilan keputusan konsumen bagi
c. Proses Psikologis pemasar untuk membuat produk dan layanan
Proses psikologis merupakan proses mereka berbeda dari yang lain di pasar (Lumen,
utama dalam memahami perilaku konsumen. 2017).
Proses psikologis juga merupakan hal penting John Dewey memperkenalkan 5 tahap
dalam mempengaruhi konsumen dalam proses yang dilalui konsumen saat mereka
keputusan. Tiga proses psikolgis utama yang mempertimbangkan untuk membeli yaitu
membentuk dalam memahami perilaku konsumen identifikasi masalah atau kebutuhan, pencarian
yaitu pengolahan informasi, pembelajaran, dan informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan
perubahan sikap dan perilaku. perilaku pasca pembelian (Stankevich, 2017).
Proses Pengambilan Keputusan 1. Identifikasi Masalah
Proses pengambilan keputusan Identifikasi masalah atau kebutuhan
konsumen melibatkan konsumen untuk seringkali dikenali sebagai langkah pertama dan
mengidentifikasi kebutuhan mereka, paling penting dalam proses karena jika konsumen
mengumpulkan informasi, mengevaluasi alternatif tidak melihat masalah atau kebutuhan, dia
dan kemudian membuat keputusan pembelian. umumnya tidak akan bergerak maju dengan
Perilaku konsumen dapat ditentukan oleh faktor mempertimbangkan pembelian produk. Suatu
ekonomi dan psikologis serta dipengaruhi oleh kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal
faktor lingkungan seperti nilai sosial dan budaya atau eksternal. Stimulus internal mengacu pada
(Lumen, 2017). persepsi pribadi yang dialami konsumen, seperti
Perilaku pengambilan keputusan lapar atau haus. Sementara, stimulus eksternal
konsumen merupakan prosedur yang kompleks mencakup pengaruh dari luar seperti periklanan
dan melibatkan segala sesuatu mulai dari atau promosi dari mulut ke mulut (Stankevich,
pengenalan masalah hingga aktivitas pasca 2017).
pembelian. Setiap konsumen memiliki kebutuhan
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 79
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
Evaluasi alternatif merupakan tahap waktu ini, konsumen mungkin berniat untuk
ketiga dalam proses pengambilan keputusan. membeli merek yang paling disukai karena dia telah
Selama tahap ini, konsumen mengevaluasi semua mengevaluasi semua alternatif dan
produk dan pilihan merek mereka pada skala atribut mengidentifikasi nilai yang akan diberikannya.
yang memiliki kemampuan untuk memberikan Menurut Philip Kotler, Keller, Koshy dan Jha (2009),
manfaat yang dicari pelanggan. Merek dan produk keputusan pembelian akhir dapat terganggu oleh
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 80
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
a. Umpan balik negatif dari orang lain dan tingkat karena dia kemungkinan akan merasa terdorong
motivasi kita untuk mematuhi atau menerima untuk mengungkapkan perasaannya tentang
umpan balik tersebut. pembelian tersebut (Stankevich, 2017).
b. Keputusan tersebut dapat terganggu karena
situasi yang tidak diantisipasi, seperti HASIL DAN PEMBAHASAN
kehilangan pekerjaan atau penutupan toko Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pembelian
ritel. Bubble Tea
Pada tahap ini, konsumen harus menentukan hal- Terdapat berbagai faktor-faktor yang
hal sebagai berikut: dapat memengaruhi pembelian bubble tea. Faktor-
• Dari siapa konsumen harus membeli, yang faktor tersebut meliputi rasa, variasi, harga,
dipengaruhi oleh titik harga, syarat penjualan, packaging, promosi dan kualitas layanan, hingga
dan pengalaman sebelumnya dengan atau atmosfer dari toko tersebut. Dari berbagai faktor
kesadaran penjual dan kebijakan tersebut, lima faktor yang paling signifikan dalam
pengembalian. persepsi konsumen yaitu rasa, harga, merek,
• Kapan harus membeli, yang dapat atmosfer, dan promosi.
dipengaruhi oleh suasana atau lingkungan Faktor pertama yaitu rasa. Citra rasa dari
toko, tekanan dan kendala waktu, adanya bubble tea yang dikonsumsi oleh konsumen
obral, dan pengalaman berbelanja. menjadi hal terpenting menurut konsumen.
• Penentuan akhir konsumen dalam membeli. Terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi
Pada waktu ini, konsumen dapat cita rasa dari bubble tea yaitu bau, rasa, serta
membatalkan atau menunda keputusan untuk rangsangan mulut (Wahidah, 2011).
membeli produk tersebut. Faktor kedua yaitu kesesuaian harga,
5. Perilaku Pasca Pembelian yang meliputi kesesuaian harga dengan porsi
Perilaku pasca pembelian adalah tahap produk, kesusaian harga dengan kualitas produk,
terakhir dalam proses keputusan pembelian ketika harga yang terjangkau, ukuran isi, dan penyajian
pelanggan menilai apakah dia puas atau tidak puas dari produk tersebut. Konsumen akan
dengan suatu pembelian. Bagaimana perasaan mempertimbangkan produk yang dibeli sesuai
pelanggan tentang pembelian akan secara dengan harga yang telah ditetapkan (Chandra,
signifikan memengaruhi apakah konsumen 2019). Menurut Purnamasari (2015), harga bagi
tersebut akan membeli produk itu lagi atau konsumen merupakan bahan pertimbangan yang
mempertimbangkan produk lain dalam daftar penting bagi konsumen untuk membeli produk
merek. Seorang pelanggan juga akan dapat pada suatu perusahaan, karena harga suatu
mempengaruhi keputusan pembelian orang lain produk mempengaruhi persepsi konsumen
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 81
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
mengenai produk tersebut. Harga merupakan salah dipertimbangkan konsumen. Suasana toko menjadi
satu hal yang dapat mempengaruhi kepuasan aspek penting dikarenakan konsumen datang tidak
konsumen. Oleh karena itu, permasalahan harga hanya untuk membeli produk yang dijual namun
perlu juga ditinjau kaitannya dengan kepuasan juga untuk tempat bercengkrama dan
konsumen. menghabiskan waktu luang. Konsumen akan
Faktor ketiga yaitu merek. Konsumen memilih toko atau restoran yang memiliki suasana
akan lebih memilih untuk membeli merek yang nyaman untuk menghabiskan waktu luang (Wijaya,
mereka kenal dengan baik. Identitas merek dan 2019).
ingatan merek akan berhubungan positif dengan Faktor kelima yaitu promosi. Promosi
niat membeli. Ini menandakan bahwa konsumen meliputi pemberian free sample, bonus produk,
akan membeli produk yang dikenal dengan baik. serta potongan harga. Selain itu, promosi juga
Maka dari itu, semakin tinggi kesadaran merek, dapat dilakukan dengan iklan melalui radio,
semakin tinggi niat membeli (Chi et al., 2009). pamphlet, dan iklan melalui orang lain (Yuliati,
Popularitas merek yang positif mengurangi 2011). Menurut penelitian Made (2015) terbukti
disonansi pembelian di muka dalam benak bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap
pelanggan terkait pemilihan satu merek di antara keputusan pembelian, yang berarti bahwa semakin
opsi yang tersedia dan popularitas merek yang tinggi dan menariknya promosi yang dilakukan oleh
negatif meningkatkan disonansi pembelian di muka suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula
dalam benak pelanggan. Kepercayaan merek keputusan konsumen dalam melakukan pembelian
pelanggan meningkat dengan popularitas merek dan berlanggan pada produk yang ditawarkan oleh
positif dan menurun dengan popularitas merek perusahaan yang terkait.
negatif (Hassan, 2016). Proses Pengambilan Keputusan
Faktor keempat yaitu store atmosphere. Proses pengambilan keputusan
Faktor ini meliputi kebersihan lokasi penjualan, konsumen yang dilakukan terhadap produk bubble
suasana yang nyaman, dan desain interior yang tea terdiri atas lima tahap, yaitu pengenalan
menarik. Menurut Levy (2001) store atmosphere kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
mengacu kepada desain lingkungan melalui proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan
dan aroma untuk menimbulkan respon emosional konsumen membeli bubble tea adalah sebagai
dari pelanggan dengan tujuan mempengaruhi pengganti minuman. Manfaat konsumen dalam
pembelian. Tidak hanya rasa minuman yang melakukan pembelian bubble tea adalah
mereka konsumsi, suaasana dalam toko atau penghilang dahaga (Chandra, 2019). Pada tahap
restoran juga merupakan aspek penting yang pencarian informasi, sumber informasi konsumen
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 82
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 83
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PANGAN
Surabaya, 25 Agustus 2021
Satisfaction and Brand Trust: A Study of Purchase Intention Koi Thé Bubble Tea di
Household Appliances Industry in Tunjungan Plaza Surabaya. AGORA Vol.
Pakistan. Diakses pada 17 Juli 2021, dari 7(2)
https://www.researchgate.net/publication/
316220930_Effect_of_Brand_Popularity_ Yuliati, Uci. 2011. Faktor-Faktor yang
on_Customer_Pre- Mempengaruhi Konsumen Dalam
Purchase_DissonanceCustomer_Satisfac Pembelian Makanan
tion_and_Brand_Trust_A_Study_of_Hous
ehold_AppliancesIndustry_in_Pakistan Jajan Tradisional di Kota Malang. Jurnal
Manajemen Bisnis Vol.1(1)
Kotler, P. dan K. L. Keller. 2007. Manajemen
Pemasaran. Jakarta: PT Indeks
Inovasi dan Tantangan Pengembangan Produk Pangan yang Aman dan Halal 84