1
2
dalam industri jasa dan bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada keberhasilan
bisnis.
Kata Kunci: Komunikasi, Hospitality, Coffee Shop
I. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu hal yang tidak pernah akan bisa lepas dari
kehidupan manusia,dalam hal ini tentu saja komunikasi menjadi aspek yang sangat
penting,apalagi dengan di dukungnya perkembangan teknologi saat ini,hal ini
memudahkan para pelayan, chef, barista atau bartender dalam menerangkan produk
yang mereka tawarkan. Junaedi dkk. (2020) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan pelanggan perlu dipahami oleh
perusahaan karena pelanggan merasakannya dalam bentuk harapan dan kinerja yang
diinginkan yang diberikan perusahaan (Tjiptono & Diana, 2003).
Dengan adanya komunikasi antara pelayan dan pelanggan hal ini dapat
menunjang ketertarikan pelanggan dengan hasil olahan yang kita buat,contohnya
menerangkan tentang apa yang kita buat,bagaimana prosesnya,apa saja bahan yang
kita butuhkan,dan akan menimbulkan WOM (Word Of Mouth) tentang pengalaman
yang mereka dapatkan. Hal ini juga dapat menunjang penghasilan penjualan hasil
olahan kita,akan tetapi masih sedikit tempat Coffee Shop yang peka akan hal ini.
Mereka masih tidak memaksimalkan hal ini untuk menunjang hasil penjualan mereka,
tidak hanya dari pengalaman secara langsung para pengusaha tempat CoffeShop juga
dapat menerangkan apa yang mereka dapat dari dunia sosial media atau
perkembangan teknologi, contohnya dengan pengambilan gambar hasil olahan,
menampilkan bahan olahan yang ada di dalam sajian dan memberikan deskripsi apa
saja bahan yang terkandung didalamnya dengan kemasan semenarik mungkin.
Dikarenakan dari sebuah umpan balik positif pelanggan,kita akan
mendapatkan banyak keuntungan atau benefit dalam usaha kita,mereka tidak akan
menghiraukan harga barang yang kita jual ketika mereka mendapatkan pengalaman
yang sangat menarik dan menurut mereka hal itu sangat berharga. Tjiptono (2019)
menyebutkan bahwa konsumen merupakan hal yang lebih penting daripada menarik
2
3
minat konsumen, oleh sebab itu 3 ( indikator) yang digunakan untuk mengukur
kepuasan konsumen terdiri dari (Tjiptono 2019): 1. Kesesuaian antara layanan yang
disediakan oleh produk dan jasa dengan manfaat yang diperoleh oleh konsumen. 2.
Niat untuk melakukan pembelian kembali, yaitu ketika konsumen merasa
kebutuhannya telah terpenuhi dan bersedia untuk melakukan pembelian ulang atau
menggunakan kembali jasa yang ditawarkan. 3. Memberikan rekomendasi terhadap
produk, yaitu ketika konsumen yang merasa puas dengan layanan cenderung
merekomendasikan pengalaman positif yang mereka alami kepada orang lain.
menggunakan layanan. Supranto (2001) Ada beberapa aspek yang dapat digunakan
untuk menilai mutu layanan, termasuk: Aspek Fisik atau Berwujud (Tangible),
Keandalan (Reliability), Kepromptan (Responsiveness), Jaminan atau Keyakinan
(Assurance), dan Empati (Empathy).
Dalam era globalisasi seperti sekarang, banyak kaum milenial memiliki
kebiasaan nongkrong atau berkumpul di Coffee Shop dan telah menjadi kebiasaan
Masyarakat Indonesia. Dengan adanya kebiasaan baru ini industri kopi juga
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam penjualan pertahunnya. Bagi
kaum milenial tersebut terdapat beberapa aspek - aspek yang dipertimbangkan oleh
para konsumen untuk menjadikan Coffee Shop tersebut tempat berkumpul yaitu,
fasilitas, lokasi, hospitality, harga dan variasi menu. Ada 3 jenis Coffee Shop yang
kita kenal yaitu:
Pertama Coffee Shop menurut Atmodjo (2005) adalah suatu tempat yang
menyajikan olahan kopi espreso dan kudapan kecil. Seiring perkembangannya, selain
menyediakan kopi sebagai produk utama, kedai ini menyediakan makan kecil dan
makanan berat. kebanyakan Coffee Shop di Yogyakarta, yang dilihat mereka lebih
mengutamakan fasilitas atau yang lebih sering dikenal sebagai Store Atmosphere dan
lokasi yang mereka punya seperti koneksi WiFi, lokasi tempat yang strategis atau
mudah dijangkau, suasana tempat, kursi dan meja. Maka dari itu dilihat dari sini
mereka lebih menjunjung nilai estetika dan baru kemudian ke hospitality. Tempat
demikianlah yang sering dicari oleh kaum anak muda jaman sekarang yang lebih
3
4
mengutamakan spot atau tempat berfoto dengan sudut tempat tempat yang aestetik,
dan menjadikan salah satu tempat favorit untuk menjadi titik kumpul atau nongkrong.
Kedua adalah Slow Bar di tempat ini biasanya mereka lebih mengutamakan
hospitality, antara barista dan konsumen mereka akan lebih sering melakukan
komunikasi disini dikarenakan para pelayan ataupun barista menginginkan para
konsumennya mendapatkan pengalaman atau experience tersendiri, barista akan
menerangkan banyak hal tentang produk yang mereka buat contohnya tentang
bagaimana cara proses pembuatan biji kopi, penggorengan, penyeduhan dll.
Kebanyakan konsumen yang mendatangi Slow Bar ini adalah konsumen yang ingin
tahu atau mempelajari lebih dalam tentang dunia kopi atau cara menyeduh kopi
tersebut. Sebaliknya dari Coffee Shop tadi di nomor dua ini kita akan menemukan
bahwa hospitality lebih utama setelah itu baru mereka memikirkan tentang bagaimana
tata letak dan fasilitasnya.
Ketiga adalah Kedai Kopi atau biasa kita sebut sebagai “Warkop”. Kedai kopi
adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berjualan makanan, minuman dan
tempat ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Kedai kopi didirikan untuk
menyediakan sarana bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
menjual kopi (serta makanan) di samping dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor-faktor
lain, seperti minat budaya masyarakat terhadap kopi, dan menjadikan kedai kopi
sebagai tempat untuk berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat. (Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2015) . Disini mereka lebih mengutamakan
dalam aspek harga, dan lebih banyak kedai kopi yang buka hampir 24 jam,
dikarenakan konsumen dalam kedai kopi dijaman sekarang kebanyakan masyarakat
yang sudah berumur ataupun bapak – bapak yang bekerja sebagai ojek online.
Biasanya para konsumen menjadikan Kedai Kopi sebagai pilihan terakhir ketika
mereka tidak mempunyai uang, dikarenakan seperti diatas Kedai Kopi lebih
mengutamakan harga. Dan kebanyakan Kedai Kopi mematok harga menu mereka
dengan harga yang murah, terdapat juga berbagai menu makanan yang jarang
disediakan di Coffee Shop ataupun SlowBar itu sendiri.
4
5
Dari ketiga kategori Coffee Shop diatas dapat disimpulkan bahwa setiap
tempat memiliki ciri khasnya tersendiri tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa aspek
hospitality itu sendiri sangat berpengaruh dengan kepuasan konsumen, dikarenakan
ketika kita memiliki hospitality yang bagus itu membuat para konsumen enggan
untuk berpindah ke tempat lain. Hospitality juga akan mempengaruhi bagaimana
berjalanannya bisnis tersebut dari segi pemasukan, penjualan, marketing, kepuasan
pelanggan juga bersangkutan langsung dengan loyalitas pelanggan terhadap Coffee
Shop tersebut, ada beberapa aspek yang tercantum dalam hospitality itu sendiri
diantaranya senyum, ramah, informatif, beberapa aspek itu saling berkaitan seperti
senyum dan ramah akan sangat membuat para pelanggan tidak bosan untuk datang ke
tempat tersebut karena mereka lebih merasa disambut dan diperlakukan dengan baik.
Informatif bersambungan dengan aspek yang diatas ketika para konsumen sudah
merasa nyaman dengan para pelayan, dan tidak membuang waktu banyak untuk
memahami apa yang di sampaikan oleh pelayan karena dapat di cermati, pahami
secara singkat, sehingga mereka tidak segan untuk menanyakan tentang produk yang
Coffee Shop tawarkan, maka dari itu peran aspek informatif ini juga sangat penting
untuk menjelaskan tentang berbagai produk dan apa saja komposisi yang terdapat
didalam produk itu sendiri.
II. Perumusan Masalah
1. Apakah hospitality sangat berpengaruh pada kepuasan?
2. Bagaimana cara meningkatkan hospitality pelayanan?
III. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh hospitality terhadap kepuasan pelanggan.
2. Untuk mengetahui strategi hospitality agar meningkatkan penjualan.
IV. Manfaat
Adapun Manfaat dari hasil penulisaan ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menambah wawasan kepada para pemilik Coffee Shop
tentang pentingnya hospitality
5
6
6
7
n
40 40 40 40 100%
Tabel 1.1
Dalam tabel dijelaskan bahwa sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 40 orang Pelanggan Tongkah Kopi. Adapun data
Responden dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut.
Kriteria Responden
No Profesi Jumlah Presentase
1 Pekerja 18 45%
2 Mahasiswa 14 35%
3 Siswa 8 20%
Jumlah 40 100%
Tabel 1.2
Pada tabel menunjukkan jumlah responden dari setiap profesi, dimana
responden terbanyak berasal dari pekerja yaitu sebanyak 18 responden (45%),
kemudian dari mahasiswa sebanyak 14 responden (35%), dan terakhir siswa
sebanyak 8 responden (20%).
Tabel 1.3
7
8
Tabel 1.4
Syarat standar hasil uji validitas
Signifikansi pearson < 0.05 artinya item valid
Signifikansi 2-Tailed < 0.01 artinya item berkorelasi tinggi
Signifikansi 2-Tailed < 0.05 artinya item berkorelasi
Tabel 1.5
8
9
Tabel 1.6
Pada variabel keramahan berdasarkan perhitungan didapatkan
presentase sebesar 40% menyatakan sangat setuju dan 2.5% menyatakan tidak
setuju, artinya variabel keramahan memiliki kontribusi pengaruh sebesar 40%
terhadap kepuasan pelanggan Tongkah Kopi. Berdasarkan hasil uji
correlation bahwa total tingkat signifikan pada variabel keramahan 0.717 >
0.05. H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Uji correlation didapatkan presentase sebesar 70%
berada dalam garis kontinum baik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
barista di Tongkah Kopi dapat menyambut pelanggan dengan ramah sehingga
pelanggan merasa disambut dan memiliki kepuasan tersendiri saat datang.
Sehingga variabel keramahan juga mengambil peran penting dalam unsur –
9
10
Tabel 1.7
Pada variabel Pelayanan berdasarkan perhitungan didapatkan
presentase sebesar 37.5% menyatakan setuju dan 15% menyatakan tidak
setuju, artinya variabel Pelayanan memiliki kontribusi pengaruh sebesar
37.5% terhadap kepuasan pelanggan Tongkah Kopi. Berdasarkan hasil uji
correlation bahwa total tingkat signifikan pada variabel keramahan 0.666 >
0.05. H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Uji correlation didapatkan presentase sebesar 65%
berada dalam garis kontinum baik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
barista di Tongkah Kopi mampu memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan sehingga merasa senang dan akan kembali lagi. Sehingga definisi
kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi
harapan pelanggan (Tjiptono, 2007)
VIII.4 Pengaruh Komunikatifnya Barista Terhadap Kepuasan Pelanggan
10
11
Tabel 1.8
Pada variabel komunikatif berdasarkan perhitungan didapatkan
presentase sebesar 35% menyatakan sangat setuju, setuju dan 5% menyatakan
tidak setuju, artinya variabel komunikatif memiliki kontribusi pengaruh
sebesar 35% terhadap kepuasan pelanggan Tongkah Kopi. Berdasarkan hasil
uji correlation bahwa total tingkat signifikan pada variabel keramahan 0.655
> 0.05. H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Uji correlation didapatkan presentase sebesar 70%
berada dalam garis kontinum baik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
barista di Tongkah Kopi mampu melakukan komunikasi dengan cara yang
efisien dan jelas sehingga para pelanggan tidak membuang waktu banyak
untuk mendengarkan penjelasan barista. Sehingga variabel komunikatif secara
signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
11
12
Tabel 1.9
Pada variabel kepuasan berdasarkan perhitungan didapatkan
presentase sebesar 35% menyatakan setuju dan 10% menyatakan tidak setuju,
artinya variabel kepuasan memiliki kontribusi pengaruh sebesar 35% terhadap
kepuasan pelanggan Tongkah Kopi dalam mendeskripsikan menu yang
tersedia. Berdasarkan hasil uji correlation bahwa total tingkat signifikan pada
variabel kepuasan 0.755 > 0.05. H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Uji correlation didapatkan presentase sebesar 65%
berada dalam garis kontinum baik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
barista di Tongkah Kopi mampu menjelaskan dan menjabarkan menu yang
tersedia baik dari komposisi maupun cita rasa terhadap pelanggan. Sehingga
variabel kepuasan secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
VIII.6 Pengaruh Barista yang Cekatan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Tabel 1.10
12
13
Tabel 1.11
Pada variabel rekomendasi berdasarkan perhitungan didapatkan
presentase sebesar 42.5% menyatakan setuju dan 5% menyatakan tidak setuju,
artinya variabel rekomendasi memiliki kontribusi pengaruh sebesar 42.5%
terhadap kepuasan pelanggan Tongkah Kopi dalam memberikan rekomendasi
menu sesuai dengan keinginan pelanggan. Berdasarkan hasil uji correlation
bahwa total tingkat signifikan pada variabel kepuasan 0.666 > 0.05. H0
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Uji correlation didapatkan presentase sebesar 77.5%
berada dalam garis kontinum baik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
13
14
14
15
membuat mereka merasa senang. Melalui penelitian yang telah terbukti valid,
diharapkan dari penilitian ini dapat dijadikan sebuah referensi untuk para
pengusaha tempat Coffee Shop kedepannya. Dengan penelitian ini, para
barista diharapkan mampu memahami tentang bagaimana pentingnya sebuah
Hospitality dan mengaplikasikannya agar para pelanggan mendapatkan
pengalaman dan kepuasan ketika datang ke tempat tersebut.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Waluyowati, Nur. Prima. & Muhammad Irsyad Gulam Bustomi. (2022). Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Coffee Shop. Jurnal Manajemen
Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, 01(1), 14
Firdaus Putrayudha, Andhika. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Loyalitas Konsumen Kedai Kopi. Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.
Sasongko, Sambodo Rio. (2021). Jurnal ilmu manajemen terapan Faktor-faktor
Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan. (Literatur Review Manajemen
Pemasaran). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan hal 105.
Oktiani, Asri, Rini Yuliandari & Gina Andriyani. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. AIR MINUM GIRI MENANG
(PERSERODA). Jurnal Ilmiah Hospitality 19.
Miftah Rizki Putri Pambayun, Dewi K Soedarsono(2019), Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Barista Terhadap Kepuasan Konsumen. Artikel e-Proceeding of
Management 06(02), 5135
16