Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No.

1, (2015) 1-10

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN BRAND IMAGE


TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DENGAN KEPUASAN
KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI
KASUS MONOPOLE COFFEE LAB SURABAYA)
Catherina Clara Gedalia, Dr. Hartono Subagio, M.M.
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121 – 131, Surabaya
E-mail : cathgedalia@gmail.com ; hartono@peter.petra.ac.id

Abstrak – Penelitian ini 2014) yang menunjukkan bahwa


merupakan penelitian kausal pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
menggunakan metode kuisioner. Sampel triwulan III-2014 apabila dibandingkan
penelitian ini adalah 180 responden yang dengan triwulan yang sama tahun
menjadi pengunjung Monopole Coffee sebelumnya (triwulan III- 2013)
Lab dalam dua bulan terakhir. Penelitian mengalami pertumbuhan sebesar 5,91%.
ini di analisis dengan menggunakan Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi
teknik analisis data Partial Least Square Januari-September-2014 mencapai 6,02
(PLS) dan memberikan hasil yang persen. Dengan data tersebut maka dapat
signifikan dari Kualitas Layanan dikatakan bahwa Surabaya yang juga
terhadap Kepuasan Konsumen, Brand merupakan salah satu kota metropolitan
Image terhadap Kepuasan Konsumen, di Indonesia menjadi tempat para
Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas pebisnis untuk membuka lapangan usaha
Konsumen, Kualitas Layanan terhadap baru.
Loyalitas Konsumen, dan Brand Image Monopole Coffee Lab adalah
terhadap Loyalitas Konsumen. salah satu coffee shop di Surabaya yang
Kata kunci – Kualitas Layanan, harus menghadapai persaingan sengit
Brand Image, Kepuasan Konsumen, dan bisnis kuliner di kota pahlawan ini.
Loyalitas Konsumen. Dengan konsep industrial coffee shop,
Monopole Coffee Lab memberi kesan
yang minimalis, maskulin, dan simple
I. PENDAHULUAN pada konsumen yang datang ke café
Perkembangan bisnis restoran dan mereka. Dengan menyandang nama
café berkembang dengan sangat pesat di coffee lab, Monopole memberikan
Indonesia, hal ini ditandai dengan makin kesempatan bagi para konsumen untuk
banyaknya tempat-tempat untuk makan, dapat melihat proses pembuatan
minum, atau sekedar hangout. Bisnis minuman kopi yang akan mereka sajikan
yang sedang ramai ini menawarkan dan juga bisa berinteraksi langsung
berbagai macam pilihan dengan berbagai dengan barista yang ada. Dengan sederet
inovasi yang mampu mengambil hati mesin-mesin kopi yang canggih dan biji
para konsumen dan mampu bersaing di kopi yang berkualitas, tidak
pasar, karena masyarakat Indonesia mengherankan jika Monopole merupakan
mayoritas adalah penggemar kuliner. tujuan utama bagi para penggemar kopi
Surabaya sebagai kota terbesar di Surabaya.
kedua di Indonesia dan juga Ibukota Kualitas layanan dan brand
Provinsi Jawa Timur memiliki image yang bagus sangat butuh untuk
pertumbuhan ekonomi yang sangat baik diterapkan terutama oleh pengusaha café
dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dan restoran yang termasuk juga di
dibuktikan dari hasil survei Badan Pusat dalamnya Monopole Coffee Lab
Statistik Jawa Timur (BPS Jawa Timur: Surabaya yang notabene adalah salah
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

satu café baru yang sudah mendulang Zeithaml (1990) terdapat lima dimensi
sukses di Surabaya, hal ini tentu saja utama yang disusun sesuai urutan tingkat
untuk memunculkan kepuasan dan kepentingan relatifnya sebagai berikut:
loyalitas konsumen yang ada. Reliabilitas (reliability) yang berkaitan
Berdasarkan fenomena yang dengan kemampuan perusahaan untuk
terjadi di atas, maka penulis mengambil menyampaikan layanan yang dijanjikan
rumusan masalah sebagai berikut : secara akurat sejak pertama kali. Daya
Berdasarkan latar belakang yang telah Tanggap (responsiveness) yang
dikemukakan diatas, maka rumusan berkenaan dengan kesediaan dan
masalah yang akan diajukan dalam kemampuan penyedia layanan untuk
penelitian ini adalah : membantu para pelanggan dan
1. Apakah kualitas layanan berpengaruh merespons permintaan mereka dengan
terhadap kepuasan konsumen segera. Jaminan (assurance) yang
Monopole Coffee Lab? berkenaan dengan pengetahuan dan
2. Apakah brand image berpengaruh kesopanan karyawan serta kemampuan
terhadap kepuasan konsumen mereka dalam menumbuhkan rasa
Monopole Coffee Lab? percaya (trust) dan keyakinan pelanggan
3. Apakah kepuasan konsumen (confidence). Empati (emphaty) yang
berpengaruh terhadap loyalitas berarti bahwa perusahaan memahami
konsumen Monopole Coffee Lab? masalah para pelanggannya dan
4. Apakah kualitas layanan berpengaruh bertindak demi kepentingan pelanggan,
terhadap loyalitas konsumen serta memberikan perhatian personal
Monopole Coffee Lab? kepada para pelanggan dan memiliki jam
5. Apakah brand image berpengaruh operasi yang nyaman. Bukti fisik
terhadap loyalitas konsumen (tangibles) yang berkenaan dengan
Monopole Coffee Lab? penampilan fisik fasilitas layanan,
peralatan/ perlengkapan, sumber daya
II. TINJAUAN PUSTAKA manusia, dan materi komunikasi
A. Kualitas Layanan perusahaan.
Definisi mutu jasa berpusat pada
pemenuhan kebutuhan dan keinginan B. Brand Image
pelanggan serta ketepatan penyampaian Brand image didefinisikan oleh
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Rangkuti (2004), sebagai sekumpulan
Menurut Zeithaml & Bitner (2009) jasa asosiasi brand yang terbentuk di benak
adalah suatu kegiatan ekonomi yang konsumen. Sejalan dengan itu, Keller
outputnya bukan produk yang (2008) mendefinisikan brand image
dikonsumsi bersamaan dengan waktu sebagai persepsi konsumen tentang suatu
produksi dan memberikan nilai tambah merek sebagai refleksi dari asosiasi
(seperti kenikmatan, hiburan, santai, merek yang ada pada pikiran konsumen.
sehat) serta bersifat tidak berwujud. Citra merupakan produk akhir dari sikap
Apabila jasa yang diterima sesuai dengan awal dan pengetahuan yang terbentuk
yang diharapkan, maka kualitas jasa lewat proses pengulangan yang dinamis
dipersepsikan baik dan memuaskan. karena pengalaman (Arnould, Price, dan
Sedangkan Kotler (2003) mendefinisikan Zinkan, 2005).
layanan sebagai setiap perilaku atau Menurut Keller (1993), citra
tindakan yang terjadi pada kontak antara merek terdiri dari tiga dimensi, yaitu:
dua pihak yaitu penyedia dan penerima Product attributes (Atribut produk)
dan disertai proses timbal balik yang adalah fitur-fitur yang menjadi ciri
tidak berwujud. deskriptif produk atau jasa apa yang
Menurut (Parasuraman, Berry, dipikirkan konsumen tentang segala hal
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

yang terlibat dalam suatu produk atau antara kinerja atau hasil yang dirasakan
jasa dengan pembelian atau konsumsi dengan harapan.
seperti kemasan, isi produk, harga, rasa,
dan lain-lain. Consumer benefits D. Loyalitas Konsumen
(Keuntungan konsumen) adalah nilai Menurut Kotler, Bowen dan
pribadi yang dirasakan oleh konsumen Makens (1999) definisi dari loyalitas
terhadap atribut produk atau jasa dan apa konsumen adalah berbagai cara
yang bisa diberikannya. Brand attitudes perusahaan sebagaimana pembeli supaya
(Kepribadian merek) merupakan evaluasi dapat kembali dan ada kemauan untuk
keseluruhan mengenai kepribadian menjadi bagian dari organisasi itu. Jadi
sebuah merek apabila merek tersebut perusahaan memang harus melakukan
diumpamakan manusia. berbagai cara untuk mencapai tujuan
akhir mereka yaitu loyalitas konsumen.
C. Kepuasan Konsumen Adapun juga definisi loyalitas
Menurut Kotler dan Armstrong konsumen menurut Johnson (1997) yaitu
(2012) Kepuasan konsumen terletak dari suatu kecenderungan untuk membeli dan
bagaimana performa penampilan produk atau menggunakan lagi suatu produk atau
untuk memenuhi harapan konsumen. Jika jasa. Hal terpenting yang harus dilakukan
tidak sesuai dengan harapan konsumen, untuk memenangkan persaingan adalah
konsumen akan langsung tidak puas. memuaskan konsumen. Karena
Sebaliknya jika performa sesuai dengan konsumen merupakan pusat dari segala
harapan konsumen, maka konsumen akan usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
merasa puas dan senang. Menganalisa loyalitas konsumen akan
Sedangkan Day (1984) lebih berhasil apabila mampu memahami
mengatakan bahwa hampir secara aspek psikologis manusia. Persepsi
universal kepuasan konsumen / merupakan salah satu aspek tersebut dan
ketidakpuasan adalah respon konsumen sebelum persepsi konsumen terbentuk
dalam pengalaman konsumsi khusus terhadap suatu objek, dalam hal ini
untuk dijadikan evaluasi perbedaan yang kualitas layanan dan brand image
dirasakan konsumen antara harapan merupakan faktor yang memotivasi
sebelumnya dan kinerja aktual produk konsumen dalam suatu produk.
yang dirasakan setelah akuisisi. Konsumen mempunyai rasa suka dan
Wilkie (1990) mendefinisikannya tidak suka setelah mereka membeli
sebagai suatu tanggapan emosional pada produk dan kemudian persepsi terbentuk
evaluasi terhadap pengalaman konsumsi dan akan menentukan perilaku terhadap
suatu produk atau jasa. Kepuasan merek produk tersebut.
pelanggan terhadap suatu produk ataupun Menurut Jacoby dan Kyner
jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk (1973), loyalitas adalah fungsi dari
didapat jika perusahaan jasa atau industri proses psikologis dari pembuat
tersebut tidak benar-benar mengerti apa keputusan dari waktu ke waktu, di
yang diharapkan oleh konsumen. Untuk hadapan satu atau lebih alternatif dan
produk atau layanan dengan kualitas respon perilaku berdasarkan prasangka.
yang sama, dapat memberikan tingkat Hal itu sama dengan definisi Oliver
kepuasan yang berbeda-beda bagi (1999) yang menyatakan bahwa loyalitas
konsumen yang berbeda. adalah komitmen yang mendalam
Dari berbagai pendapat yang diciptakan untuk perilaku pembelian
dilontarkan para ahli bisa disimpulkan berulang atau menjadi pelanggan secara
definisi kepuasan pelanggan adalah terus menerus di masa depan.
respon dari perilaku yang ditunjukkan Loyalitas konsumen adalah
oleh pelanggan dengan membandingkan komitmen pelanggan bertahan secara
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

mendalam untuk berlangganan kembali penulis tidak mendapatkan data


atau melakukan pembelian ulang produk mengenai jumlah populasi maka
atau jasa terpilih secara konsisten dimasa penentuan jumlah sampel berdasarkan
yang akan datang, meskipun pengaruh pendapat Ferdinand (2005) bahwa
situasi dan usaha-usaha pemasaran penentuan jumlah sampel didasarkan
mempunyai potensi untuk menyebabkan pada jumlah indikator yang digunakan
perubahan perilaku. dalam seluruh variabel. Jumlah sampel
adalah 180 responden.
E. Kerangka Konseptual
B. Definisi Operasional Variabel
Gambar 1. Model Konseptual Untuk memberi batasan
pengukuran agar tidak terjadi kesalahan
dalam hal menafsirkan, variabel yang
dianalisis perlu didefinisikan. Definisi
operasional yang akan dianalisis sebagai
berikut :
Variabel independent pertama X1 yaitu
kualitas layanan (KL) dimana usaha
F. Hipotesis Monopole Coffee Lab untuk memuaskan
H1 : Kualitas Layanan berpengaruh harapan pelanggan melalui keunggulan-
positif terhadap pembentukan Kepuasan keunggulan jasa mereka yang diukur
Konsumen dengan indikator sebagai berikut:
H2 : Brand Image berpengaruh positif a. Tangibles (KL) yaitu kemampuan
terhadap pembentukan Kepuasan Monopole dalam menunjukkan
Konsumen eksistensinya kepada pihak eksternal
H3 : Kepuasan Konsumen berpengaruh (KL1)Ruangan dalam café bersih
positif terhadap pembentukan Loyalitas (KL2)Pelayan berpenampilan rapi
Konsumen (KL3)Ketersediaan alat-alat kopi
H4 : Kualitas Layanan berpengaruh yang canggih
positif terhadap pembentukan Loyalitas b. Reliability (KL) yaitu kemampuan
Konsumen Monopole untuk memberikan
H5 : Brand Image berpengaruh positif pelayanan sesuai yang dijanjikan
terhadap pembentukan Loyalitas secara akurat dan terpercaya
Konsumen (KL4)Pelayan melayani dengan
baik
III. METODE PENELITIAN (KL5)Pesanan yang datang sesuai
A. Populasi dan Sampel dengan permintaan
Populasi adalah gabungan seluruh (KL6)Konsistensi kualitas
elemen, yang memiliki serangkaian makanan
karakteristik yang serupa, dan mencakup c. Responsiveness (KL) yaitu kemauan
semesta untuk kepentingan permasalahan Monopole untuk membantu dan
riset pemasaran menurut Malholtra memberikan pelayanan yang cepat
(2007). Populasi dari penelitian ini dan tepat kepada pelanggan, dengan
adalah orang yang suka menghabiskan penyampaian informasi yang jelas
waktu diluar rumah untuk makan dan (KL7)Pelayan tanggap dalam
hangout, dalam hal ini pergi ke mengatasi keluhan konsumen
Monopole Coffee Lab Surabaya. (KL8)Kemampuan memberikan
Sampel bagian dari jumlah dan pelayanan dengan benar
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (KL9)Pelayan dapat bekerja sama
menurut Sugiyono (2012). Dikarenakan dengan konsumen
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

d. Assurance (KL) yaitu pengetahuan, c. Brand Personality (BI) yaitu asosiasi


kesopansantunan, dan kemampuan yang mengenai kepribadian sebuah
para pelayan Monopole untuk merek
menumbuhkan rasa percaya para (BI11)Nama Monopole mudah
pelanggan kepada perusahaan diingat oleh konsumen
(KL10)Keterampilan pelayan (BI12)Monopole cocok disebut
dalam menjalankan tugasnya sebagai coffee lab
(KL11)Pelayan professional (BI13)Desain logo yang ada
dalam bekerja menarik (eye catching)
(KL12)Pelayan memiliki keahlian (BI14)Monopole merupakan café
teknis yang baik yang menarik untuk dikunjungi
e. Empathy (KL) yaitu Monopole (BI15)Monopole merupakan café
memberikan perhatian yang tulus dan yang tepat untuk berkumpul dan
bersifat individual atau pribadi yang bersosialisasi
diberikan kepada para pelanggan Variabel intervening Z yaitu kepuasan
(KL13)Pelayan peduli dengan konsumen (KK) yang mengukur tingkat
keinginan konsumen perasaan pengunjung Monopole setelah
(KL14)Pelayan cepat dalam membandingkan kinerja atau hasil yang
menangani keluhan konsumen dia rasakan dibandingkan dengan
(KL15)Pelayan menjaga harapannya melalui indikator :
hubungan baik dengan konsumen (KK1)Pengalaman yang didapat di
Variabel independent kedua X2 yaitu Monopole sesuai dengan harapan
brand image (BI) yang mengukur (KK2)Timbul perasaan senang saat
persepsi pengunjung Monopole Coffee datang ke Monopole
Lab terhadap merek dengan indikator: (KK3)Monopole memenuhi
a. Product Attributes (BI) yaitu hal-hal kebutuhan konsumen sebagai tempat
yang berkaitan dengan merek tersebut hangout yang bagus
sendiri Variabel dependent Y yaitu loyalitas
(BI1)Varian produk kopi yang konsumen (LK) yang datang secara terus
banyak menerus ke Monopole Coffee Lab dan
(BI2)Makanan memiliki cita rasa bahkan merekomendasikannya kepada
yang baik orang lain dengan indikator :
(BI3)Minuman memiliki cita rasa (LK1)Monopole akan menjadi pilihan
yang baik utama untuk hangout
(BI4)Peralatan saji yang (LK2)Tetap datang meskipun ada
digunakan bersih kenaikan harga
(BI5)Rasa kopi di Monopole khas (LK3)Merekomendasikan Monopole
b. Consumer Benefits (BI) kegunaan kepada orang lain
produk dari merek tersebut
(BI6)Cita rasa sesuai dengan C. Teknik Analisa Data
selera konsumen Alat ukur yang digunakan adalah
(BI7)Penyajian sesuai dengan structural equation modelling (SEM)
keinginan konsumen dengan program PLS (Partial Least
(BI8)Porsi yang disajikan sesuai Square).
keinginan konsumen 1. Untuk menguji validitas tiap indikator,
(BI9)Harga sesuai dengan dilakukan analisa terhadap outer loading
kemampuan konsumen factor, cross loading factor, serta AVE.
(BI10)Hiburan yang disajikan Sedangkan untuk menguji reliabilitas
sesuai dengan kebutuhan dilakukan analisa terhadap cronbach’s
konsumen alpha dan composite reliability.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

2. Pengujian model structural (Inner Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh


model) adalah melihat nilai R-Square variabel dalam penelitian ini valid.
pada konstruk.
3. Path Coefficient menunjukkan bahwa B. Evaluasi Structural Model (Inner
semua pengujian antar variabel adalah Model)
signifikan. Dengan demikian dapat 1. Uji R-Square
disimpulkan bahwa semua hipotesis Setelah model yang diestimasi
dapat diterima. memenuhi kriteria Outer Model,
berikutnya dilakukan pengujian model
IV. structural (Inner model). Berikut adalah
ANALISA DAN PEMBAHASAN nilai R-Square pada konstruk. R-sqaure
A. Evaluasi Measurement Model (Outer menjelaskan seberapa besar suatu
Model) konstruk dapat dijelaskan melalui
1. Uji Validitas konstruk yang berhubungan. Berikut
Metode untuk melihat validasi hasil R-square dalam penelitian ini :
suatu konstruk adalah dengan melalui Tabel 3. Hasil R-square
discriminant validity. Discrimant validity
adalah nilai square root of average
variance extracted (AVE). Nilai yang
disarankan adalah >0,5. Berikut adalah Berdasarkan Tabel 3, dapat
nilai AVE dalam diketahui bahwa nilai R-Square untuk
penelitian ini : Kepuasan Konsumen sebesar 0.8819
Tabel 1. Hasil AVE
yang memiliki arti bahwa prosentase
besarnya Kepuasan Konsumen yang
dapat dijelaskan oleh Kualitas Layanan
dan Brand Image adalah sebesar 88.19%.
Nilai R-Square untuk Loyalitas
Konsumen sebesar 0.9506 yang memiliki
Tabel 1. di atas memberikan nilai
arti bahwa prosentase besarnya Loyalitas
AVE di atas 0,5 untuk semua konstruk
Konsumen yang dapat dijelaskan oleh
yang terdapat pada model penelitian
Kualitas Layanan, Brand Image, dan
sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh
Kepuasan Konsumen adalah sebesar
variabel penelitian ini valid.
95.06%.
2. Uji Reliabilitas
2. Uji Hipotesa
Uji reliabilitas dapat dilihat
Path Coefficient menunjukkan
melalui nilai Cronbach’s Alpha. Beriku
bahwa semua pengujian variabel antar
nilai Cronbach’s Alpha setiap konstruk
variabel adalah signifikan. Dengan
dalam penelitian ini :
Tabel 2. demikian dapat disimpulkan bahwa
Hasil Cronbach’s Alpha semua hipotesis dapat diterima. Outer
Weight memperlihatkan bahwa tiap
indikator signfikan terhadap variabel
latennya, karena t statistiknya >1,96.

Nilai yang disarankan adalah >0,6


dan pada Tabel 2. di atas menunjukkan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk
semua kontruk berada di atas 0,6.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

Tabel 4. Uji Hipotesa ada, dan bahkan memikat pelanggan


supaya tidak berpindah ke kompetitor
dengan kualitas layanan yang dianggap
lebih rendah (Babakus, Bienstock, &
Scotter, 2004).

2. Brand Image terhadap Kepuasan


Konsumen
Image yang ada di benak
konsumen sudah terbentuk dari awal
Dari tabel 4. di atas dapat dilihat mereka mengetahui tentang Monopole
bahwa terjadi hubungan signifikan dan Coffee Lab atau bahkan merasakannya
positif terhadap masing masing variabel sendiri. Brand Image yang berusaha
karena t-statistics semua diatas 1,96. disampaikan oleh perusahaan akan
masing-masing ditangkap oleh
C. Pembahasan konsumennya dengan persepsi
1. Kualitas Layanan terhadap individual. Hal tersebutlah yang akhirnya
Kepuasan Konsumen membuat kepuasan tersendiri di benak
Para konsumen Monopole Coffee konsumen jika sudah pernah makan,
Lab Surabaya tentu ingin merasa puas minum, atau hangout di Monopole.
saat mereka datang ke Monopole untuk Sebuah citra merek yang sukses
makan, minum, atau hanya sekedar memungkinkan konsumen untuk
hangout bersama teman-teman atau mengidentifikasi kebutuhan yang
kerabat dekat. Kepuasan di benak memenuhi merek dan membedakan
konsumen bisa dihasilkan oleh beberapa merek dari para pesaingnya, dan
cara, salah satunya melalui kualitas akibatnya meningkatkan kemungkinan
layanan yang baik. Kualitas layanan bahwa konsumen akan membeli merek.
merupakan salah satu faktor penting bagi (Hsieh et al, 2004).
konsumen yang datang, tidak hanya ke Menciptakan makna merek
café atau restoran tetapi juga bahkan melibatkan membangun brand image-
toko-toko biasa. dengan apa merek ini ditandai dengan
Kualitas layanan yang bagus dan harus terbentuk dalam benak
membuat konsumen nyaman untuk pelanggan. Brand Image yang baik
datang ke suatu tempat dan konsumen otomatis membuat konsumen yang sudah
juga merasa dihargai karena sudah pernah datang dan menikmati sajian di
diperlakukan dengan baik. Setelah itu Monopole akan puas karena mereka
mereka akan merasa puas dengan sudah pernah datang dan mendapatkan
pelayanan yang baik tersebut. semua itu, sebaliknya jika brand image
Jika di sebuah café seperti yang tercipta sudah jelek dari awal,
Monopole Coffee Lab, pelayan adalah jangankan puas, konsumen bahkan tidak
orang yang paling dekat dengan mau repot-repot untuk mengingat nama
konsumen, karena semua yang dilakukan Monopole lagi atau malah yang terlintas
karyawan dapat mempengaruhi mood adalah hal-hal negatif yang seharusnya
konsumen yang ada. Pelayan-pelayan ingin dijauhi oleh perusahaan. Jika kita
Monopole yang ramah dan selalu ingat Monopole, kita akan langsung
memperlakukan pelanggan dengan baik mengingat aroma kopi, suasana nyaman,
membuat suatu kepuasan tersendiri di hangat dan sebagainya. Hal inilah yang
hati konsumennya. Kualitas layanan yang menjadi brand image bagi Monopole
tinggi bisa menarik pelanggan baru, Coffee Lab dan membuat konsumen puas
mempertahankan pelanggan yang sudah
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

bahwa mereka sudah pernah pergi ke pembelian pada pelanggan (Caruana,


café tersebut. 2002). Kualitas layanan merupakan salah
satu hal yang mempengaruhi loyal
3. Kepuasan Konsumen terhadap tidaknya seorang konsumen terhadap
Loyalitas Konsumen perusahaan kita. Pelayanan yang baik
Fornell (1992) menyatakan pasti akan membuat konsumen yang
bahwa loyalitas pelanggan yang tinggi datang itu ikut senang dan gembira yang
terutama disebabkan oleh kepuasan akhirnya mereka akan selalu datang
pelanggan yang tinggi. untuk mendapatkan pelayanan baik yang
Jika konsumen yang datang ke sama yang tidak mereka dapatkan di
Monopole sudah puas, timbul perasaan tempat lain.
senang dan terikat akan Monopole Kualitas layanan juga dapat
Coffee Lab, dan itulah yang membuat mempengaruhi loyalitas pelanggan
mereka akhirnya menjadi pelanggan yang secara langsung tidak harus melalui
loyal disana. Bukan hanya orang yang kepuasan konsumen terlebih dahulu,
sudah sering datang, tetapi bahkan orang karena itu kualitas layanan yang baik
yang baru pertama kali datang pun pasti harus terus dijaga oleh semua
akan langsung loyal dan akhirnya perusahaan. Pelayanan yang ada di
membeli berbagai macam produk yang Monopole bisa dikatakan baik, karena
ditawarkan di Monopole karena mereka walaupun tidak memiliki SOP khusus,
puas dengan Monopole Coffee Lab tetapi pelayan sudah dilatih dengan baik
Surabaya. untuk senantiasa bersikap ramah dan
Kepuasan konsumen inilah yang welcome terhadap konsumen yang
berusaha untuk selalu dijaga Monopole, datang. Kesopanan dan senyum
karena faktor inilah yang paling kuat merupakan hal-hal yang tidak pernah
dalam mempengaruhi Loyalitas mereka lupakan. Bukan hanya itu,
Konsumen. Kebanyakan pelanggan banyak sekali konsumen yang datang
Monopole Coffee Lab adalah pelanggan karena mereka sudah berteman dengan
yang loyal terutama terhadap rasa dan pelayan-pelayan yang ada di Monopole.
varian kopi yang ditawarkan di Tidak hanya membuat konsumen datang
Monopole, tidak mengherankan jika di terus, tetapi juga membuat mereka loyal
Monopole para pelanggan sangat puas sekaligus berteman baik dengan pelayan-
dengan kopi yang tersedia. Dengan nama pelayan yang ada. Sehingga tidak muncul
coffee lab, Monopole memang rasa bosan untuk datang ke Monopole
merupakan sebuah café dengan spesialis secara terus menerus.
di bidang kopi.
Hal ini menunjukkan bahwa 5. Brand Image terhadap Loyalitas
kepuasan konsumen yang tercipta sudah Konsumen
dipertahankan dengan baik dan memang Hal ini membuktikan kalimat
memiliki peranan yang kuat di Monopole yang dikemukakan oleh Selnes (1993)
Coffee Lab dalam membangun loyalitas bahwa brand image dari perusahaan
konsumen yang sudah ada. Sehingga mempengaruhi loyalitas dari konsumen.
Monopole terus berusaha melakukan agar Brand Image tidak harus melalui
konsumen yang datang puas dan kepuasan konsumen terlebih dahulu
akhirnya menjadi pelanggan yang setia. untuk menjadikan konsumen loyal.
Ketika brand image yang ada dibenak
4. Kualitas Layanan terhadap pelanggan Monopole Coffee Lab baik,
Loyalitas Konsumen maka akan membuat pelanggan tersebut
Loyalitas pelanggan merupakan mau untuk memiliki hubungan jangka
bagian terpenting pada pengulangan panjang dengan Monopole Coffee Lab
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

karena ia sudah yakin bahwa café dengan benak mereka pada saat makan
tersebut baik dinilai dari image yang ada dan minum di Monopole Coffee Lab
di benak mereka. Bahkan jika ada Surabaya.
beberapa hal yang mereka tidak puas,
tetapi mereka akan tetap loyal terhadap B. Kritik dan Saran
Monopole Coffee Lab Surabaya. Brand 1. Pembuatan Standard Operational
image yang kuat juga membuat Procedure (SOP) juga dapat dibuat
pelanggan dapat membedakan Monopole agar pelayan dapat lebih dengan
Coffee Lab dari pesaingnya. baik melayani pelanggannya. Para
Contohnya ketika Monopole pelanggan yang loyal tetap
memiliki image yaitu coffee lab yang diberikan pelayanan yang baik.
paling bagus, dengan rasa kopi yang Brand Image yang sudah bagus
khas, modern, unik, dan nyaman, maka juga dipertahankan.
mereka akan selalu memilih Monopole 2. Peneliti selanjutnya yang tertarik
Coffee Lab jika ingin pergi makan, untuk melanjutkan penelitian ini
minum, atau sekedar hangout, dan tidak diharapkan dapat melakukan
akan memikirkan café yang lain. penelitian yang sejenis dengan
Hal diatas juga membuktikan tujuan agar dapat mengetahui
perkataan Porter & Claycomb (1997) dampak kualitas layanan dan brand
bahwa Brand image yang positif tidak image terhadap loyalitas konsumen
hanya meningkatkan kemampuan di Monopole Coffee Lab Surabaya
bersaing tetapi juga mendorong maupun latar belakang yang
konsumen untuk membeli kembali. menyebabkan pengunjung puas dan
loyal lainnya. Peneliti selanjutnya
V. KESIMPULAN DAN SARAN juga disarankan untuk melibatkan
A. Kesimpulan lebih banyak subyek penelitian,
Kualitas Layanan dan Brand sehingga hasil yang didapatkan
Image mempengaruhi Kepuasan akan semakin baik.
Konsumen dan Loyalitas Konsumen
secara signifikan. Kepuasan dan loyalitas DAFTAR PUSTAKA
tersebut akan terus dirasakan apabila [1]Arnould, P., & Zinkhan. (2005).
perusahaan dapat terus mempertahankan Consumers (2nd Ed). McGraw –
kualitas layanan yang mereka miliki Hill.
sehingga membuat konsumen yang sudah [2]Babakus, E., Bienstock, C.C. dan
puas tidak kecewa. Brand Image yang Scotter, J.R.V. (2004). Lining
bagus juga perlu dipertahankan terutama perceived Quality and customer
melalui varian kopi yang beranekaragam satisfaction to store Traffic-and
karena itulah andalan Monopole Coffee Revenue Growth, Decision
Lab untuk mencapai kepuasan di hati Sciences, Vol. 35 No.4, pg. 713.
para konsumennya. Kepuasan konsumen [3]“Berita Resmi Statistik”. BPS Provinsi
sangat mempengaruhi loyal tidaknya Jawa Timur. 2014. 5 November
konsumen tersebut. Kualitas Layanan 2014.<http://jatim.bps.go.id/webs
dan Brand Image merupakan sebuah ite_baru/Brs/view/id/93>
faktor penting yang secara statistic [4]Caruana, A. (2002), Service Loyalty:
berpengaruh signifikan terhadap The Effect of Service Quality and
Kepuasan Konsumen dan Loyalitas The Mediating Role of Customer
Konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh Satisfaction, European Journal of
sebagian besar konsumen yang setuju Marketing, Vol.36 No.7/8, pp.811-
bahwa ia mendapatkan pelayanan yang 955.
bagus dan juga brand image yang sesuai
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3 No. 1, (2015) 1-10

[5]Day, Ralph L. (1984). "Modeling [15]Kotler.Philip. (2003). Management


Choices Among Altemative Marketing 11th ed. New Jersey:
Responses to Dissatisfaction," in Upper Saddle River.
Advances in Consumer Research. [16]Malhotra, N. K. (2007). Marketing
Vol. n , Thomas C. Kinnear, ed. Research: An Applied Orientation
Ann Arbor, MI:Association for (5th Ed.) New Jersey: Prentice
Consumer Research, 469-9. Hall.
[6]Ferdinand, A, (2005). Structural [17]Oliver, Richard L. (1999). Whence
Equation Modeling. BP Undip. Customer Loyalty?. Journal of
[7]Fornell, C. (1992). “A National Marketing,Vol. 63, Fundamental
Customer Satisfaction Issues and Directions for
Barometer”. The Swedish Marketing.
Experience Journal of Marketing, [18]Porter, S.S., & Claycomb, C. (1997).
56. The influence of brand
[8]Hsieh, M. H. , Pan, S. L. , & Setiono, recognition on retail store image.
R. (2004). Product, corporate, and The Journal of Product and Brand
country-image dimensions and Management. 6, pp. 373–384.
purchase behavior: a multicountry [19]Rangkuti, Freddy. (2004). The Power
analysis. Journal of the Academy Of Brands: Teknik Mengelola
of Marketing Science, 32(3), 251– Brand Equity dan Strategi
270. Pengembangan Merek + Analisis
[9]Jacoby, J. and Kyner, D. B. (1973). Kasus dengan SPSS. Jakarta: PT
“Brand loyalty vs. repeat Gramedia Pustaka Utama.
purchasing behavior”, Journal of [20]Selnes, Fred, (1993). An
Marketing Research, Vol.10 No. 1 Examination of the Effect of
[10]Johnson, D.M., (1997). Customer Product Performance on Brand
orientation and market action. Reputation, Satisfaction and
Englewood Cliffs, New Jersey: Loyalty, European Journal Of
Prentice hall international inc. Marketing, Vol. 27 No.9
[11]Keller, K. L. (2008). Strategic Brand [21]Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Management - Building, Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Measuring and Managing Bandung: Alfabeta.
Brand Equity Third Edition. New [22]Wilkie, W.L. (1990). Customer
Jersey: Pearson Education Behavior, Edisi Kedua. John
International. Wiley & Sons, Inc. New York.
[12]Keller, Kevin Lane, (1993). [23]Zeithaml, Valerie, Parasuraman A.A.
Conpectualizing, Measuring, and & Leonard, Berry L., (1990).
Managing, and Managing Delivering quality service:
Customer-based Brand Equity. balancing customer perception &
Journal of Marketing, Vol. 57, No. expectation. New York: The Free
1. Press.
[13]Kotler, P. and Armstrong G. (2012). [23]Zeithaml, V. A. dan M. J Bitner.
Principles of Marketing. Pearson (2009). Service Marketing. New
Prentice Hall, Fourteen Edition, York: The Mc Graw Hill
New Jersey, NJ. Company.
[14]Kotler, P., Bowen, J. & Makens, J.
(1999). Marketing for hospitality
anf tourism, (International ed),
Prentise Hall. New Jersey:
Prentice Hall Int, Inc.

Anda mungkin juga menyukai