Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI LAYANAN COFFEE SHOP FOLKAFE

MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL, KANO MODEL,


DAN KANSEI ENGINEERING: PERBANDINGAN DENGAN
COFFEE SHOP X
Harris Luqman Nur Ramadhan*), Heru Prastawa, A.A.S Manik M.J.M

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Dalam beberapa bulan terakhir jumlah pengunjung Folkafe mulai mengalami penurunan. Hal
tersebut mengakibatkan omset yang dihasilkan Folkafe juga menurun. Dari hasil wawancara kepada
owner Folkafe diketahui bahwa tren keluhan pelanggan dalam tiga bulan terakhir meningkat. Hal ini
dinilai menjadi faktor penyebab jumlah penggunjung menurun Oleh karena itu perlu dilakukan
evaluasi untuk memperbaiki kualitas pelayanan serta memenuhi kebutuhan pelanggan. Evaluasi ini
kemudian dijadikan bahan pertimbangan agar bisa bersaing dengan coffee shop X yang memiliki
jumlah pengunjung yang lebih banyak dan kesan pelayanan yang baik. Maka dari itu perlu dilakukan
pendekatan SERVQUAL, Kansei Word, dan Kano Model. Berdasarkan hasil pengolahan data
didapatkan bahwa atribut layanan ‘layanan yang sesuai selera pelanggan pada layanan pertama’
diprioritaskan oleh coffee shop Folkafe sebagai atribut layanan yang paling utama untuk dilakukan
perbaikan..Berdasarkan prioritas perbaikan dari pengaruh atribut layanan terhadap pemenuhan
kansei pelanggan, maka coffee shop Folkafe perlu merancang dan menetapkan Standard Operating
Procedure (SOP) untuk pelayanan pelanggan yang mengacu pada prinsip pelayanan prima antara
lain: attitude, attention, dan action. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dan training kepada pegawai
coffee shop Folkafe sebagai langkah untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan.
Kata kunci : SERVQUAL, Kansei Word, Kano Model, Standard Operating Procedure, Pelayanan
Prima

Abstract
[Evaluation of Folkafe Coffee Shop Service using integration of SERVQUAL, Kano Model, and
Kansei Engineering: Comparison with Coffee Shop X] A decrease in the number of customers by
Folkafe Coffee Shop causes a decrease in sales every month. The existence of Coffee Shop X as a
newcomer is indicated as the cause of the decline in the number of Fafe Coffee Shop customers due to
the distance of Coffee Shop X being closer to Diponegoro University students. Therefore Folkafe
needs to consider customer emotional factors related to the atmosphere in the coffee shop. This
evaluation is considered to compete with coffee shop X. Therefore, the SERVQUAL, Kansei Word,
and Kano Model approaches are used. Based on the results of data processing it was found that the
service attribute 'according to customer tastes in the first service' was prioritized by Coffeeafe
Folkafe as the most important service attribute for improvement. Based on the priority of increasing
the influence of service attributes on customer fulfillment, Folkafe coffeeafe needs to design and
establish a Standard Operating Procedure (SOP) for customer service that refers to the principle of
excellent service, including: attitudes, concerns, and actions. Furthermore, socialization and training
to Folkafe coffeeafe employees is carried out as a step to improve employee competence in providing
services to customers.

Keywords: SERVQUAL, Kansei Word, Kano Model, Standard Operating Procedure, Excellent
service

1. Pendahuluan pelayanan yang mereka berikan. Salah satu


Perkembangan dunia perindustrian di industri yang ikut berkembang saat ini adalah
Indonesia yang diperkirakan akan terus industri di bidang food and beverage
mengalami peningkatan. Hal ini mendorong khususnya kopi. Indonesia sendiri merupakan
para pemilik industri di sektor barang maupun negara produsen kopi ke empat terbesar di
jasa untuk meningkatkan kualitas dan dunia. Produk kopi asal Indonesia banyak
1

*) Penulis Korespondensi
digemari dan menjadi daya tarik tersendiri bagi Kansei Engineering telah diusulkan sejak
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tahun 1970 dan dipahami sebagai salah satu
Indonesia. Data Kementrian Perindustrian alat untuk mengukur emosi pelanggan dan
menunjukkan, perubahan gaya hidup menerjemahkanya dalam fitur produk oleh
masyarakat Indonesia dan pertumbuhan kelas Nagamachi. Metode ini berfokus pada perasaan
menengah mendorong kinerja industri dan kebutuhan pelanggan. Kansei Engineering
pengolahan kopi di dalam negri hingga ini bertujuan untuk mengembangkan produk
mengalami peningkatan yang signifikan. berdasarkan perasaan terdalam dari pelanggan.
Pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di Keunggulan pada metode ini terletak pada
dalam negri meningkat rata–rata lebih dari 7 kemampuannya untuk mengukur kansei
persen per tahun (Kompas, 2018). Melihat hal pelanggan dan membangun kuantitatif antara
tersebut tidak mengherankan apabila kebutuhan emosional dan fitur desain suatu
perkembangan bisnis coffee shop di Indonesia produk. Penerapan Kansei engineering
begitu menjanjikan. mencangkup tidak hanya produk, namun juga
Beragamnya konsep yang ditawarkan dari layanan mengingat pada era ini kecenderungan
berbagai coffee shop di Semarang masyarakat hidup dalam hedonism,
menyebabkan munculnya persaingan usaha kesenangan, dan individualitas (Helander,
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan 2003). Gagasan tersebut dapat merangsang
memenangkan pasar. Semakin tingginya pelanggan untuk mengalihkan fokus mereka
tingkat persaingann akan menyebabkan pada emosi dan kesenangan, tidak hanya pada
pelanggan menghadapi lebih banyak pilihan fungsionalitas dan kegunaan produk saja.
tempat, harga produk, dan kualitas yang Penelitian ini memadukan metode Kansei
bervariasi sehingga pelanggan akan selalu engineering dan Semantic Differential sebagai
mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari teknik utama untuk memahami kansei
beberapa produk. Salah satu coffee shop di pelanggan.
Semarang yang sedang bersaing untuk Kemudian, penggunaan Kansei
mencapai break event point adalah Folkafe engineering dilanjutkan dengan metode
Coffee and Stories. Coffee shop yang mulai SERVQUAL dan Kano model. SERVQUAL
buka di Semarang tanggal 14 Juli 2018 ini adalah suatu model untuk meningkatkan
sekarang sudah mulai rame dengan para kualitas dari suatu layanan. SERVQUAL ini
mahasiswa Universitas Diponegoro yang dirancang mengukur kualitas suatu layanan
mengerjakan tugas maupun hanya sekedar dengan membandingkan harapan dan presepsi
nongkrong. Tidak hanya mahasiswa yang pelanggan dalam menerima layanan. Terdapat
memilih Folkafe sebagai coffee shop pilihannya lima dimensi yang dapat mewakili interaksi
tetapi juga ada para keluarga dan anak–anak manusia selama menerima pelayanan
sekolah menengah yang menghabiskan waktu diantaranya, yaitu Tangible, Reliability,
disini. Mengusung konsep yang instagramable, Responsiveness, Assurance, dan Empathy.
Folkafe menarik perhatian banyak orang–orang Model ini mengasumsikan bahwa hubungan
untuk berfoto–foto di tempat ini. Selain tempat antara kepuasan pelanggan dan kinerja atribut
yang nyaman, Folkafe menyajikan menu layanan bersifat linier. Implikasinya adalah
minuman dan makanan dengan harga yang rendahnya hasil kepuasan pelanggan akibat dari
bersahabat di kantong para mahasiswa rendahnya kinerja atribut. Dengan demikian,
khususnya mahasiswa Universitas Diponegoro. hal ini akan menjadi fokus untuk perbaikan.
Maka dari itu mayoritas pelanggan dari Folkafe Namun, kepuasan pelanggan terkadang dapat
adalah mahasiswa Universitas Diponegoro. ditingkatkan dengan sedikit perbaikan atribut
Dua bulan terakhir jumlah pengunjung layanan yang tidak terduga. Dalam hal ini,
Folkafe mulai mengalami penurunan. Hal ini Kano Model memainkan peranan yang penting
mengakibatkan omset yang dihasilkan Folkafe dalam mengkategorikan kinerja layanan.
juga menurun. Dari hasil wawancara kepada Umumnya, model ini mengkategorikan atribut
owner Folkafe diketahui bahwa trend keluhan layanan menjadi tiga tipe yang berbeda, yaitu
pelanggan dalam tiga bulan terakhir meningkat. Must-be (M), One dimensional (O) dan
Hal ini dinilai menjadi faktor penyebab jumlah Attractive (A). Perusahaan harus lebih fokus
pengunjung menurun. Disaat bersamaan pada pemenuhan kebutuhan one dimensional
terdapat Coffee Shop X yang memiliki jumlah (O) dan attractive (A). Atribut attractive (A)
pengunjung yang lebih banyak dan kesan yang dikenal sebagai “delighter”, berada diluar
pelayanan yang baik. Pemilihan Coffee Shop X ekspektasi pelanggan yang mana dengan
sebagai kompetitor dari Folkafe ini didasarkan sedikit pemenuhannya dapat membawa banyak
karena adanya kesamaan dari segi analisa kepuasan bagi pelanggan. Kano Model ini
aspek pasar yaitu segmenting, targetting, dan memiliki kemampuan untuk mengisi kebutuhan
positioning. pelanggan yang terpendam sebagai kepuasan
2
yang dapat menyebabkan pelanggan senang kebutuhan pengguna. Kansei engineering ini
atau dikenal dengan attractive quality (Hartono bertujuan untuk mengembangkan produk
et al., 2011). berdasarkan perasaan terdalam dari pelanggan.
Secara konseptual, integrase antara Penerapan kansei engineering mencakup tidak
Kansei engineering dan Kano Model digunakan hanya produk, namun juga layanan mengingat
untuk mengambil manfaat dari masing-masing pada era ini kecenderungan masyarakat hidup
konsep metode tersebut. Kansei word diambil dalam hedonisme, kesenangan, dan
dari konsep Kansei engineering yang individualitas. Gagasan tersebut dapat
berhubungan dengan emosional atau afektif merangsang pelanggan untuk mengalihkan
manusia serta SERVQUAL dan Kano Model fokus mereka pada emosi dan kesenangan tidak
yang digunakan untuk mengetahui kategori hanya pada fungsionalitas dan kegunaan
kinerja layanan yang dapat menimbulkan produk. Kansei engineering memiliki
kepuasan pelanggan. Integrasi antara Kansei kemampuan yang kuat untuk menghadapi tren
engineering, SERVQUAL, dan Kano Model tersebut dan untuk mengakomodasi kebutuhan
tersebut diharapkan mampu untuk mengisi emosional (kansei) pelanggan. Penerapan
kesenjangan (gap) antara layanan yang tersebut termasuk interior dan desain mobil
dirasakan yang diharapkan untuk memenuhi (Mazda, Nissan, Mitsubishi, Toyota, Honda,
kebutuhan emosional pelanggan saat ini dan di Ford, Fiat dan Hyundai), bra (Wacoal),
masa depan. Setelah mendapatkan gap dari perumahan, minuman (bir Asahi), elektronik
masing–masing coffee shop tersebut maka kita (VTR LCD ViewCam Sharp), dan layanan
dapat melihat kelemahan serta kelebihan dari (restoran, departemen pakaian wanita, kasir
masing–masing coffe shop tersebut. Penelitian supermarket) (Nagamachi, 1995).
ini bermaksud untuk memberikan rekomendasi
kepada Folkafe berdasarkan hasil yang di 2.2 SERVQUAL
dapat. Hasil tersebut berupa kelebihan dari Model kualitas layanan atau yang dikenal
Coffee Shop X akan menjadi cerminan Folkafe dengan SERVQUAL untuk mengukur dan
untuk jadi lebih baik serta kelemahan dari mengeksplorasi keseluruhan pengalaman
Coffee Shop X akan menjadi peluang Folkafe pelanggan. Kualitas layanan adalah
untuk memenuhi kekurangan tersebut agar perbandingan antara harapan (expectation)
pelanggan lebih memilih Folkafe sebagai dengan kinerja (performance). SERVQUAL ini
pilihan nomor satu mahasiswa Universitas dirancang mengukur kualitas suatu layanan
Diponegoro sebagai coffee shop dengan dengan membandingkan harapan dan persepsi
pelayanan, tempat, dan suasana terbaik untuk pelanggan dalam menerima pelayanan
mengerjakan tugas atau hanya sekedar bermain (Parasuraman et al., 1985).
dengan teman. Dan hal tersebut tentunya akan Evaluasi kualitas jasa menggunakan
meningkatkan penjualan Folkafe sehingga model SERVQUAL mencakup perhitungan
tidak ada lagi penurunan omset tiap bulannya perbedaan di antara nilai yang diberikan
akibat adanya coffee shop yang lebih baru. pelanggannya untuk setiap pasang pertanyaan
berkaitan dengan harapan dan persepsi. Skor
2. Kajian Literatur Servqual untuk setiap pasang pernyataan bagi
2.1 Kansei Engineering masing-masing pelanggan dapat dihitung
Kansei Engineering pertama berdasarkan rumus berikut (Parasuraman et al.,
diperkenalkan oleh Prof. Mitsuo Nagamachi 1985):
pada tahun 1970. Dalam bahasa Jepang, istilah Q = PS–ES…………………….…….
untuk emosi manusia dikenal dengan sebutan ………..(1)
kansei. Dalam definisi psikologis, kansei dimana,
mengacu pada keadaan pikiran dimana Q = Kualitas pelayanan pelanggan
pengetahuan, emosi, dan keinginan yang besar ES = Harapan pelanggan atas kualitas
diselaraskan. Orang-orang dengan kansei kaya pelayanan
berarti mereka yang penuh dengan emosi dan PS = Pelayanan yang sesungguhnya
hasrat, serta orang-orang yang mampu bereaksi diterima
secara adaptif dan sensitif terhadap perubahan
apapun. Dengan memahami kansei akan 2.3 KANO Model
mampu menghasilkan ide dan inovasi yang Model Kano pertama kali dikembangkan
kreatif. oleh Dr Noriaki Kano dan rekanrekannya pada
Kansei engineering adalah sejenis tahun 1984 untuk mengkategorikan atribut
teknologi yang digunakan dalam produk atau layanan, berdasarkan seberapa
pengembangan produk dengan menerjemahkan baik mereka dapat memenuhi kebutuhan
perasaan pelanggan ke dalam spesifikasi pelanggan. Model ini terinspirasi oleh Teori
desain. Metode ini berfokus pada perasaan dan Motivator-Hygiene Herzberg (Teori M-H).
3
Dalam modelnya, Kano et al. mengelompokkan Berdasarkan perumusan masalah yang
atribut pelanggan menjadi tiga tipe yang telah ditentukan, maka ditetapkan tujuan
berbeda, yaitu sebagai berikut (Hartono et al., dari penelitian ini antara lain:
2011): 1. Membandingkan nilai presepsi pelayanan
1. Must-be requirements antara Folkafe dengan Coffee shop X
Must-be requirements atau atribut dasar 2. Mengidentifikasi atribut layanan yang
terkait dengan sesuatu yang dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap
biasa. Namun, pelanggan biasanya tidak kebutuhan emosional (kansei) pelanggan.
menyebutkannya secara eksplisit karena
pelanggan menganggap kategori ini sudah
3. Menentukan prioritas perbaikan
semestinya ada. Ketiadaan akan berdasarkan atribut yang berpengaruh
menyebabkan ketidakpuasan yang terhadap kansei serta memperhatikan
signifikan, sementara keberadaannya juga kelemahan dan kelebihan Folkafe
tidak akan memberi kesan signifikan bagi dibanding Coffee shop X
pelanggan. 4. Memberikan usulan perbaikan layanan
2. One-demensional requirements untuk meningkatkan layanan Folkafe.
Atribut One-dimensional (O)  Studi Literatur
menunjukkan hubungan linieritas antara Studi literatur merupakan salah satu
kepuasan pelanggan dan kinerja atribut. langkah penelitian dalam mempelajari
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik definisi, konsep, teori, dan metode yang
kinerja, semakin tinggi tingkat kepuasan berhubungan dengan penelitian yang
pelanggan. One-dimensional dilakukan. Studi literature ini dilakukan
requirements secara eksplisit selalu untuk menghubungkan antara teori
dituntut oleh konsumen. dengan permasalah dalam penelitian kita,
3. Attractive requirements sehingga diperoleh cara pemecahan
Atribut attractive (A) yang dikenal masalahnya. Teori yang dijadikan literatur
sebagai delighter, berada di luar harapan ini memiliki konsep antara lain layanan
pelanggan. Attractive requirements tidak jasa coffee shop serta metode yang
dituntut harus ada dan juga tidak digunakan yaitu Kansei Engineering,
diharapkan oleh konsumen. Namun, SERVQUAL, dan Kano Model. Sumber-
sedikit pemenuhannya akan membawa sumber yang digunakan untuk mencari
banyak kepuasan. Tetapi, jika tidak dasar-dasar teori dan rujukan yang
dipenuhi, juga tidak akan menyebabkan berkaitan dengan topik penelitian tersebut
penurunan tingkat kepuasan. yaitu jurnal ilmiah, penelitian skripsi
terdahulu, artikel, dan media internet.
3. Metodologi Penelitian  Studi Lapangan
3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Studi lapangan merupakan pengumpulan
Diagram alir metode penelitian data secara langsung ke objek yang telah
menjelaskan secara singkat mengenai tahapan ditentukan guna mengetahui keadaan
atau alur yang akan dilakukan dalam faktual yang terjadi di lapangan. Studi
menyelesaikan penelitian. Metode penelitian lapangan dilakukan dengan survei secara
yang akan dilakukan terdiri dari tahap-tahap langsung di Folkafe Coffee and Stories
berikut: dan melakukan wawancara.
 Studi Pendahuluan  Penentuan Sampel
Studi pendahuluan merupakan studi yang Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
dilakukan untuk mendapatkan informasi- karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
informasi yang dibutuhkan dalam Jika penelitian yang dilakukan memiliki
penelitian. Studi pendahuluan dalam populasi yang besar dan tidak
penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu memungkinkan peneliti untuk
studi literatur dan studi lapangan. mempelajari semua yang ada dalam
 Perumusan Masalah populasi, misalnya karena keterbatasan
Perumusan masalah dapat di lihat pada waktu, tenaga, dan dana, maka peneliti
bab 1. Proses perumusan masalah di dapat menggunakan sampel yang dapat
dasarkan pada studi lapangan dan studi mewakili populasi tersebut (Sugiyono,
literatur berdasarkan sumber yang Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
tersedia. Di simpulkan bahwa perlu Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2010).
adanya penelitian tersebut. Teknik pengambilan sampel yang
 Tujuan Penelitian dilakukan adalah dengan menggunakan
purposive sampling yang berarti bahwa
setiap anggota populasi yang memiliki
4
kriteria tertentu berhak menjadi sampel Hasil dari kuesioner ini kemudian akan
yang dapat mewakili suatu populasi. didapatkan kategori atribut layanan
Sampel yang diambil dalam penelitian mengenai bagaimana pengaruhnya
merupakan orang yang pernah terhadap kepuasan pelanggan
menggunakan jasa layanan pada Folkafe  Pengumpulan data Kansei Word
Coffee and Stories dan Coffee Shop X. Pengumpulan data pada metode ini
 Waktu dan Lokasi Penelitian menggunakan metode kuesioner.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui
tahun 2018 hingga Bulan Juli 2019 dan kesan apa saja yang paling dirasakan atau
lokasinya terletak pada dua coffee shop di kurang dirasakan oleh para pelanggan
Semarang yaitu Folkafe Coffee and dalam pengalamnnya menggunakan
Stories dan Coffee Shop X. layanan coffee shop. Dalam penelitian ini
 Pengumpulan data SERVQUAL digunakan skala semantic differential
Pengumpulan data pada metode ini dengan pilihan jawaban sebanyak lima
menggunakan metode kuesioner. poin. Skor 1 menunjukkan visualisasi
Kuesioner ini bertujuan untuk paling negatif, sebaliknya skor 5
mengidentifikasi nilai ekspektasi dan nilai menunjukkan visualiasasi paling positif.
persepsi pelanggan. Pada kuesioner ini Kansei word dapat berupa kata sifat, kata
menggunakan lima dimensi, yaitu benda, atau kata kerja, bahkan terkadang
tangibles, empathy, reliability, assurance, kalimat, seperti cantik, elegan, premium,
dan emphaty. Dari masing-masing cerdas, sederhana, besar, berwarna,
dimensi ini terdapat beberapa atribut merah, biru, persegi, mudah dibuka, dan
layanan yang akan dinilai. Mekanisme sebagainya. Pada penelitian ini, kansei
penilaian dilakukan dengan menggunakan word diambil dari literatur Hartono dan
skala. Skala yang digunakan pada Chuan (2011) dan wawancara yang telah
penelitian ini adalah skala likert. Pilihan dilakukan sebelumnya dengan pelanggan.
jawaban dibuat bertingkat dari intensitas Pada penelitian Hartono dan Chuan
paling rendah ke paling tinggi. Dalam (2011), kansei word yang didapatkan
penelitian ini digunakan skala likert berdasarkan pada pengguna layanan hotel,
dengan pilihan jawaban sebanyak 5 (lima) sehingga keduanya dianggap dapat
poin. mewakili pengguna dari layanan sebuah
Atribut yang akan dipakai dalam coffe shop yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah mengambil dari hospitality. Kansei Word yang digunakan
penelitian Pasaribu (2013) yang sesuai pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
untuk penilaian pada sebuah coffee shop. 2. Kansei word yang menggambarkan
Menurut Pasaribu (2013), atribut layanan keterlibatan emosional antara pelanggan
yang digunakan mengambil dari dan layanan coffee shop yang telah
Parasuraman et al (1985) dan dilengkapi terkumpul tadi, kemudian direduksi untuk
dengan item khusus untuk pelayanan pada menghilangkan kata-kata yang memiliki
sebuah coffee shop. Atribut-atribut pada persepsi yang sama, sehingga didapatkan
penelitian ini yang telah terkumpul dapat kansei word yang lebih mudah untuk
di lihat pada tabel 1. diolah dan relevan.
 Pengumpulan data KANO Model  Uji Validitas
Kuesioner ini bertujuan untuk Uji Validitas dilakukan dengan
mengkategorikan atribut-atribut layanan menggunakan software SPSS. Uji
berdasarkan seberapa baik layanan validitas dilakukan untuk menentukan
tersebut mampu memuaskan kebutuhan derajat ketepatan alat ukur penelitian
pelanggan. Atribut yang digunakan pada terhadap isi yang sebenarnya diukur.
pengukuran kano model ini sama dengan Suatu kuesioner dikatakan valid jika
atribut pengukuran pada kuisioner pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
SERVQUAL. Perbedaannya, pada mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
kuesioner ini setiap atribut layanan diukur oleh kuesioner tersebut.
dengan menggunakan dua pertanyaan,  Uji Reliabilitas
yaitu satu untuk pertanyaan jika layanan Uji Reliabilitas dilakukan menggunakan
diberikan (fungsional) dan satu untuk software SPSS. Uji reliabilitas dilakukan
pertanyaan jika layanan tidak diberikan untuk memperoleh informasi yang
(disfungsional). Dalam kuesioner ini digunakan dapat dipercaya sebagai alat
menggunakan skala likert dengan pilihan pengumpulan data dan mampu
jawaban sebanyak lima poin. mengungkap informasi yang sebenarnya

5
dilapangan. Suatu kuesioner dikatakan memiliki nilai gap negatif tertinggi dan
reliabel atau handal jika jawaban jumlah kansei word yang paling banyak.
seseorang terhadap pernyataan adalah Nilai gap yang tinggi mengindikasikan
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. bahwa layanan yang diberikan belum
 Pengolahan Data memenuhi harapan dari pelanggan,
Hasil dari kuesioner SERVQUAL, yaitu sehingga perlu adanya perbaikan.
nilai ekspektasi dan persepsi dari masing-  Analisis hasil Pengolahan Data
masing atribut layanan kemudia dirata- Tahap analisis pengolahan data ini
rata. Lalu, dilanjutkan dengan menghitung digunakan untuk menjawab data-data
nilai gap dari masing-masing atribut statistik yang ditampilkan dalam
layanan. Nilai gap didapat dari perbedaan pengolahan data. Pada bagian ini, hasil
antara nilai rata-rata ekspektasi dan nilai yang didapatkan pada pengolahan data
persepsi. akan dijabarkan secara mendalam. Hasil
Hasil semua jawaban dari pertanyaan pengolahan data dianalisis sehingga
fungsional dan disfungsional para didapatkan tujuan yang akan dicapai pada
responden untuk setiap atribut layanan penelitian ini.
dari kuesioner Kano dikumpulkan.  Kesimpulan dan Saran
Setelah itu, respon tersebut dievaluasi dan Tahap akhir dalam penelitian ini adalah
diinterpretasikan ke dalam masing-masing berupa penarikan kesimpulan berdasarkan
kategori Kano dengan menggunakan hasil analisis data yang telah dilakukan.
analisis frekuensi. Kategori-kategori Kano Kesimpulan yang diberikan
tersebut adalah Attractive (A), Must-be menggambarkan secara keseluruhan hasil
(M), One Dimensional (O), Indifferent (I), penelitian yang mengacu pada tujuan
Reverse (R), dan Questionable (Q). awal penelitian. Selain itu, tahap ini juga
Kategori Kano yang di ambil hanya berisi mengenai saran-saran dari penulis
Attractive (A) terhadap objek penelitian yang diharapkan
Didapatkan hasil skor dari respon kansei dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
word dari setiap responden yang telah terkait.
dididapatkan dihitung rata-ratanya, Tabel 1. Dimensi dan Atribut Layanan
sehingga didapatkan nilai untuk masing- DIMENSI ATRIBUT
masing kansei word tersebut.
 Penyusunan Rekomendasi Tangible ( Bukti Coffee shop yang baik
Melakukan analisis dengan melibatkan Fisik) akan memiliki peralatan
model yang signifikan saja. Analisis
yang tampak modern
pertama dilakukan dengan memeriksa Tangible meliputi
nilai gap dari masing-masing atribut
tampilan fisik Fasilitas fisik di Coffee
layanan. Jika atribut layanan memiliki gap
negatif, kemudian periksa dalam setiap pelayanan, shop yang baik akan
atribut layanan apakah jumlah kansei termasuk fasilitas, tampak menarik
word yang terpengaruh signifikan adalah perlengkapan, dan
sama. Jika jumlahnya sama, maka akan Pegawai di Coffee shop
penampilan
dilakukan pemilihan atribut layanan yang baik akan tampak
dengan gap layanan yang paling negatif pegawai secara
rapi
sebagai prioritas pertama untuk fisik.
perbaikan. Namun, jika jumlahnya tidak
Konten yang
sama, maka diutamakan atribut layanan
yang nilai persepsinya berbeda signifikan berhubungan dengan
antara coffe shop Folkafe dan coffee shop pelayanan ( seperti
x. Apabila belum dapat ditentukan, dipilih pamflet ) akan tampak
atribut dengan jumlah kansei word yang
menarik di Coffee shop
lebih tinggi akan dipilih.
Melakukan perencanaan rekomendasi yang baik
perbaikan dengan melihat prioritas
tertinggi yang ada pada langkah Reliability Ketika Coffee shop yang
sebelumnya, yaitu atribut layanan yang (Keandalan) baik berjanji akan

6
Reliability meliputi melakukan sesuatu, keyakinan terhadap sopan kepada pelanggan
kemampuan untuk mereka melakukan pelanggan.
Pegawai di Coffee shop
melakukan
Ketika pelanggan yang baik akan memiliki
pelayanan sesuai
mempunyai masalah, pengetahuan yang cukup
dengan yang di
pegawai pada Coffee shop untuk menjawab
janjikan secara
yang baik akan pertanyaan pelanggan
akurat terpercaya.
menunjukkan simpati
Emphaty (Empati) Coffee shop yang baik
untuk menyelesaikannya
akan memberikan
Emphaty meliputi
Coffee shop yang baik perhatian kepada
perhatian yang tulus
akan memberikan pelanggan secara individu
dan bersifat pribadi
pelayanan produk yang
dari organisasi yang Coffee shop yang baik
tepat pada layanan
diberikan kepada akan buka pada jam-jam
pertama
pelanggan. yang nyaman bagi
Reliability Coffee shop yang baik pelanggan
(Keandalan) akan memberikan
Emphaty (Empati) Coffee shop yang baik
pelayanan pada saat
memiliki pegawai yang
mereka berjanji akan
memberikan perhatian
melakukannya
kepada pelanggan secara
Coffee shop yang baik individu
akan berusaha untuk tidak
Coffee shop yang baik
membuat kesalahan
akan mengutamakan
Assurance Perilaku pegawai di kepentingan dari
(Jaminan) Coffee shop yang baik pelanggannya
akan menunjukkan
Pegawai pada Coffee
kepercayaan kepada
shop yang baik akan
pelanggan
memahami kebutuhan
khusus pelanggannya
Lanjutan Tabel 1.
DIMENSI ATRIBUT

Assurance Perilaku pegawai di


(Jaminan) Coffee shop yang baik
akan menunjukkan
Assurance meliputi Tabel 2. Kansei Word
kepercayaan kepada Variab
pengetahuan Kansei Word Sumber
pelanggan el
pegawai, kesopanan
K1 Bersih Wawancara
pegawai, dan Pelanggan di Coffee shop
kemampuan mereka (Hartono dan Chuan,
yang baik akan merasa K2 Modern
untuk 2011)
aman dalam bertransaksi
menumbuhkan (Hartono dan Chuan,
K3 Nyaman
Pegawai di Coffee shop 2011)
kepercayaan dan
yang baik akan selalu
K4 Tenang (Hartono dan Chuan,

7
2011) 4,24 A M
A1 -0,61 -0,25
(Hartono dan Chuan, Lanjutan Tabel 3.
K5 Damai Gap Kano
2011)
Hara Folkaf Gap Kano folka
(Hartono dan Chuan, No pan e X X fe
K6 Ramah
2011) A2 4,37 -0,8 -0,44 M M
A3 4,32 -0,72 -0,55 O O
K7 Terang Wawancara
A4 4,35 -0,85 -0,59 A O
(Hartono dan Chuan,
K8 Puas E1 4,32 -0,61 -0,42 A A
2011)
E2 4,35 -0,6 -0,49 I A
(Hartono & Chuan, 4,3
K19 Percaya E3 -0,66 -0,47 M M
2011) 4,51
E4 -0,95 -0,68 O O
(Hartono & Chuan, E5 4,33 -0,89 -0,55 A O
K10 Bersahabat
2011) Mean -0,747 -0,51
K11 Menyenangkan Wawancara
4.2 Rekapitulasi Regresi Kansei Words
(Hartono & Chuan, Folkafe
K12 Rileks
2011) Tabel 4. Rekap Kansei Words Folkafe
p-
(Hartono & Chuan,
K13 Lega val
Atribut Layanan dengan
2011) Kansei ue
Kategori Attractive (A)
Word <
K14 Sopan Wawancara yang signifikan
0,0
K15 Cepat Wawancara 5

(Hartono & Chuan, Pegawai di coffee shop


K16 Luas
2011) yang baik akan memiliki
pengetahuan yang cukup 0,022
untuk menjawab pertanyaan
4. Pengolahan Data dan Analisis K2 pelanggan
4.1 Perhitungan Gap Kualitas Layanan Damai
dan Rekapitulasi Kano Coffee shop yang baik akan
Perhitungan gap dilakukan dengan cara memberikan layanan yang
0,019
sesuai selera pelanggan
menghitung selisih antara nilai persepsi
pada layanan pertama
dan nilai harapan layanan. Nilai gap
menunjukkan perbedaan atau kesenjangan Coffee shop yang baik akan
yang terjadi antara layanan yang K4 memberikan pelayanan
diharapkan pelanggan dan layanan yang 0,009
Cermat pada saat mereka berjanji
dirasakan oleh pelanggan setelah akan melakukannya
menerima layanan pada coffee shop
Folkafe dan X. Coffee shop yang baik akan
Tabel 3. Statistik Deskriptif Kualitas memberikan layanan yang
0,026
Layanan dan Kategori Kano sesuai selera pelanggan
Gap Kano K6 pada layanan pertama
Hara Folkaf Gap Kano folka Percaya
No pan e X X fe Coffee shop tidak cuek
dengan kebutuhan 0,013
T1 4,35 -0,71 -0,45 A O pelanggannya
T2 4,47 -0,83 -0,64 A A
K7 Coffee shop yang baik akan
T3 4,44 -0,85 -0,54 A A Bersahab mengutamakan kepentingan 0,042
T4 4,13 -0,37 -0,27 O O at dari pelanggannya
R1 4,36 -0,87 -0,66 I O K9 Pegawai coffee shop yang
4,44 0,031
R2 -0,9 -0,62 I A Rileks baik akan tampak rapi
R3 4,44 -0,9 -0,55 A A Coffee shop yang baik akan 0,05
R4 4,37 -0,72 -0,52 A A memberikan layanan yang
R5 4,46 -0,76 -0,59 I M sesuai selera pelanggan

8
pada layanan pertama pada coffee shop
yang baik akan
Coffee shop tidak cuek menunjukan
K10
dengan kebutuhan 0,008 simpati untuk
Lega
pelanggannya menyelesaikannya
Perilaku pegawai
di coffee shop
K7
dapat dipercaya
Bersahabat
dan tidak
Lanjutan Tabel 4.
mencurigakan 0,013
Atribut Layanan dengan p- Fasilitas fisik di
Kansei
Kategori Attractive (A) value coffee shop yang
Word K9 Rileks
yang signifikan < 0,05 baik akan tampak
menarik 0,048
Coffee shop yang baik akan Pegawai pada
K12 memberikan pelayanan coffee shop yang
0,010
Cepat pada saat mereka berjanji baik akan
akan melakukannya K11 Sopan
memahami
kebutuhan khusus
Pegawai pada coffee shop pelanggannya 0,032
yang baik akan memahami
0,011
kebutuhan khusus
pelanggannya Lanjutan Tabel 5.
Atribut Layanan
dengan Kategori
4.3 Rekapitulasi Regresi Kansei Words X Kansei Attractive (A) p-value <
Tabel 5. Rekap Kansei Words X Word yang signifikan 0,05
Atribut Layanan Coffee shop yang
dengan Kategori baik akan
Kansei Attractive (A) p-value < memberikan
Word yang signifikan 0,05 layanan yang
Perilaku pegawai sesuai dengan
di coffee shop selera pelanggan
K1 Tenang dapat dipercaya pada layanan
dan tidak pertama 0,006
mencurigakan 0,015 Perilaku
Perilaku pegawai
di coffee shop
pegawai di
dapat dipercaya coffee shop
K12
dan tidak dapat
K2 Damai mencurigakan 0,014 Cepat
Fasilitas fisik di
dipercaya dan
coffee shop yang tidak
baik akan tampak mencurigakan 0,016
menarik 0,033
Pegawai pada
Perilaku
coffee shop yang pegawai di
baik akan coffee shop
memahami K13
dapat
kebutuhan khusus Luas
pelanggannya 0,026 dipercaya dan
K3 Ramah Coffee shop yang tidak
baik akan
memberikan
mencurigakan 0,017
pelayanan pada
saat mereka 5. Analisis Data
berjanji akan 5.1 Analisis Prioritas Perbaikan Folkafe
melakukannya 0,04 Dengan melibatkan atribut layanan yang
Perilaku pegawai memiliki kategori Attractive (A) dan
di coffee shop mempertimbangkan gap layanan, maka langkah
dapat dipercaya selanjutnya yang dilakukan adalah
dan tidak
K5 Puas memutuskan apakah akan melanjutkan dengan
mencurigakan 0,007
perbaikan berkelanjutan atau dengan
Ketika pelanggan pengingkatan/pemeliharaan. Seperti yang
mempunyai ditunjukkan pada tabel 5.1, terdapat dua belas
masalah pegawai 0,018
9
atribut layanan berkategori Attractive (A) yang memutuskan apakah akan melanjutkan dengan
memiliki hubungan signifikan dengan beberapa perbaikan berkelanjutan atau dengan
kansei word. Mereka berkaitan dengan dimensi pengingkatan/pemeliharaan. Seperti yang
tangible (pegawai tampak rapi), dimensi ditunjukkan pada tabel 5.1, terdapat dua belas
Reliability (memberikan layanan yang tidak atribut layanan berkategori Attractive (A) yang
sesuai, memberikan layanan saat berjanji), memiliki hubungan signifikan dengan beberapa
dimensi assurance (cuek kepada pelanggan, kansei word. Mereka berkaitan dengan dimensi
mengutamakan kepentingan pelanggan,), tangible (Fasilitas fisik di coffee shop yang
dimensi emphaty (memahami kebutuhan baik akan tampak menarik), dimensi Reliabilty
khusus pelanggan, memiliki pengetahuan yang (pegawai menunjukan simpati, memberikan
cukup untuk menjawab). layanan yang tidak sesuai, memberikan layanan
Karena semua gap layanan bernilai saat berjanji), dimensi emphaty (memahami
negatif, maka tindakan akan diarahkan pada kebutuhan khusus pelanggan, pegawai tidak
perbaikan berkelanjutan yang diprioritaskan. mencurigakan). Sedangkan dimensi asurrance
Penentuan prioritas ini didasarkan pada nilai tidak memiliki kansei word.
gap layanan dan jumlah kansei word. Jika Karena semua gap layanan bernilai
atribut layanan memiliki nilai gap negatif, negatif, maka tindakan akan diarahkan pada
kemudian periksa dalam setiap atribut layanan perbaikan berkelanjutan yang diprioritaskan.
apakah jumlah kansei word yang terpengaruh Penentuan prioritas ini didasarkan pada nilai
secara signifikan adalah sama. Jika jumlahnya gap layanan dan jumlah kansei word. Jika
sama, maka akan dilakukan pemilihan atribut atribut layanan memiliki nilai gap negatif,
layanan dengan gap layanan yang paling kemudian periksa dalam setiap atribut layanan
negatif sebagai prioritas pertama untuk apakah jumlah kansei word yang terpengaruh
perbaikan. Namun, jika jumlahnya tidak sama, secara signifikan adalah sama. Jika jumlahnya
maka atribut layanan dengan jumlah kansei sama, maka akan dilakukan pemilihan atribut
word yang lebih tinggi yang kemudian akan layanan dengan gap layanan yang paling
dipilih sebagai prioritas perbaikan (Hartono negatif sebagai prioritas pertama untuk
dan Tan, 2011). perbaikan. Namun, jika jumlahnya tidak sama,
Pada penelitian ini, atribut layanan maka atribut layanan dengan jumlah kansei
“Coffee shop yang baik akan memberikan word yang lebih tinggi yang kemudian akan
layanan yang sesuai selera pelanggan pada dipilih sebagai prioritas perbaikan (Hartono
layanan pertama” (R3) dianggap sebagai dan Tan, 2011).
prioritas utama untuk dilakukannya perbaikan. Pada penelitian ini, atribut layanan
Atribut layanan tersebut memiliki pengaruh “Perilaku pegawai di coffee shop dapat
paling besar terhadap emosi karena secara dipercaya dan tidak mencurigakan” (E2)
signifikan berhubungan dengan jumlah kansei dianggap sebagai prioritas utama untuk
word terbanyak, yaitu tiga kansei word dilakukannya perbaikan. Atribut layanan
diantaranya damai, percaya dan rileks. tersebut memiliki pengaruh paling besar
Kemudian, untuk menentukan prioritas kedua terhadap emosi karena secara signifikan
juga dilakukan dengan mengamati jumlah berhubungan dengan jumlah kansei word
kansei word terbanyak. Atribut layanan R4 dan terbanyak, yaitu enam kansei word diantaranya
A1 menunjukkan jumlah kansei word yang tenang, damai, puas, bersahabat, cepat dan luas.
sama, sehingga akan dipilih atribut dengan nilai Kemudian, untuk menentukan prioritas kedua
gap yang paling tinggi. Nilai gap yang tinggi juga dilakukan dengan mengamati jumlah
mengidentifikasikan bahwa layanan yang kansei word terbanyak. Atribut layanan R3 dan
diberikan masih belum memenuhi harapan dari T2 menunjukkan jumlah kansei word yang
pelanggan. Atribut layanan “Coffee shop yang sama, sehingga akan dipilih atribut dengan nilai
baik akan memberikan pelayanan pada saat gap yang paling tinggi. Nilai gap yang tinggi
mereka berjanji akan melakukannya” (R4) mengidentifikasikan bahwa layanan yang
memiliki nilai gap yang paling tinggi, yaitu diberikan masih belum memenuhi harapan dari
sebesar -0,52, dengan demikian atribut layanan pelanggan. Atribut layanan “Coffee shop yang
ini lah yang menjadi prioritas kedua untuk baik akan memberikan pelayanan pada saat
dilakukan perbaikan. mereka berjanji akan melakukannya” (R3)
memiliki nilai gap yang paling tinggi, yaitu
5.2 Analisis Prioritas Perbaikan Coffee sebesar -0,55, dengan demikian atribut layanan
Shop X ini lah yang menjadi prioritas ketiga untuk
Dengan melibatkan atribut layanan yang dilakukan perbaikan..
memiliki kategori Attractive (A) dan
mempertimbangkan gap layanan, maka langkah 5.3 Rekomendasi Perbaikan untuk Folkafe
selanjutnya yang dilakukan adalah
10
Berdasarkan analisis rekomendasi ‘coffee shop tidak cuek dengan kebutuhan
perbaikan tersebut, terdapat empat aspek pada pelanggan’; ‘memprioritaskan
pelayana prima yang dinilai kurang yaitu kepentingan pelanggan’; ‘kepahaman
attitude, action, attention, dan appearance. pegawai terhadap kebutuhan khusus
Untuk mencapai layanan prima dapat dilakukan pelanggan’; ‘kerapian pegawai coffee
dengan memperbaiki 4 komponen pelayanan shop’; dan ‘kompetensi pegawai dalam
yaitu petugas atau pelayan, produk (jasa), menjawab pertanyaan pelanggan’.
proses dan penampilan (Firmansyah,2016). 3. Atribut layanan ‘layanan yang sesuai
Dalam upaya menerapkan layanan prima, dapat selera pelanggan pada layanan pertama’
dilakukan dua solusi perbaikan. Solusi pertama diprioritaskan oleh coffee shop Folkafe
untuk menerapkan layanan prima yaitu sebagai atribut layanan yang paling utama
menerapkan Standard Operational Procedure untuk dilakukan perbaikan berkelanjutan.
(SOP) pelayanan (Retno,2003). Standard Hal ini dikarenakan atribut layanan
Operational Procedure dapat didefinisikan tersebut secara signifikan berhubungan
sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas dengan jumlah kansei word terbanyak
operasional yang dilakukan sehari-hari, dengan yaitu damai, percaya, dan rileks sehingga
tujuan agar pekerjaan tersebut dilakukan secara memiliki pengaruh terbesar pada emosi
benar, tepat, dan konsisten, untuk pelanggan.
menghasilkan produk sesuai standar yang telah 4. Berdasarkan prioritas perbaikan dari
ditetapkan sebelumnya (Gabriele,2018). SOP pengaruh atribut layanan terhadap
sendiri mengacu pada konsep pelayan prima pemenuhan kansei pelanggan, maka
attitude, attention dan action. Solusi kedua coffee shop Folkafe perlu merancang dan
untuk necapai pelayanan prima adalah dengan menetapkan Standard Operating
melakukan pelatihan (Eka,2014). Pelatihan Procedure (SOP) untuk pelayanan
atau training adalah suatu usaha yang terencana pelanggan yang mengacu pada prinsip
yang memfasilitasi pembelajaran tentang pelayanan prima antara lain: attitude,
pelayanan prima. Hal ini menunjukkan 51 attention, dan action. Selanjutnya
bahwa pelatihan atau training formal dilakukan sosialisasi dan training kepada
direncanakan secara matang dan mempunyai pegawai coffee shop Folkafe sebagai
suatu format yang terstruktur. Agar pelatihan langkah untuk meningkatkan kompetensi
menjadi efektif, maka didalam pelatihan harus pegawai dalam memberikan pelayanan
mencakup suatu pembelajaran atas pengalaman kepada pelanggan.
– pengalaman. Pelatihan atau training harus
menjadi kegiatan keorganisasian yang DAFTAR PUSTAKA
direncanakan dan dirancang dalam menanggapi Bitner, M., & Zeithaml, V. (2003). Service
kebutuhan – kebutuhan yang teridentifikasi. Marketing: Integrating Customer
Focus Across The Firm. New York:
6. Kesimpulan McGraw-Hill.
Berdasarkan penelitian dan analisa yang Elly Herlyana. (2012). Fenomena Coffee Shop
telah dilakukan sebelumnya, maka dapat sebagai Gejala Gaya Hidup Baru
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Kaum Muda. 188-202.
1. Berdasarkan pengolahan data yang telah Firmansyah. (2016). Strategi pelayanan prima
dilakukan terkait persepsi pelanggan (SPP) untuk kepentingan serta
terhadap pelayanan di coffee shop Folkafe kepuasan pelanggan dan masyarakat.
dan coffee shop X, didapatkan nilai gap Jurnal Ilmiah Widya Vol.3, 163-169.
antara persepsi harapan dan persepsi Gabriele. (2018). Analisis penerapan standar
masing-masing coffee shop. Hasil gap operasional prosedur (SOP) di
yang didapatkan oleh coffee shop Folkafe Departemen Marketing dan HRD PT.
adalah -0,747 sedangkan nilai gap pada Cahaya Indo Persada. Artikel Ilmiah
coffee shop X adalah -0,51. Hal ini Jurnal Agora.
menunjukkan bahwa pelayanan pada Helander, M. (2003). Hedonomics-Affective
coffee shop X lebih memenuhi harapan Human Factors Design. Ergonomics,
pelanggan daripada coffee shop Folkafe 1269-1272.
dengan nilai gap yang lebih kecil. Hendayana, R. (2012). Penerapan metode
2. Atribut layanan yang berpengaruh secara regresi logistik dalam menganalisis
signifikan terhadap kebutuhan emosional adopsi teknologi pertanian.
(kansei) pelanggan coffee shop Folkafe Informatika Pertanian Vol. 22, 1-9.
adalah ‘layanan yang sesuai selera Hosmer, D. W., & Lemeshow, S. (2000).
pelanggan pada layanan pertama’; Applied Logistic Regression. New
‘pemberian pelayanan sesuai janji’; York.
11
Juran, J. (1992). Juran on Quality by Design:
The New Steps for Planning Quality
Into Good and Service. New York:
Free Press.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran Edisi
Milenium. Jakarta: Prenhallindo.
Nagamachi, M. (1995). Kansei Engineering: A
New Ergonomic Customer-Oriented
Technology for Product Development.
. International Journal of Industrial
Ergonomics , 15.
Nurfathia Rahmayani, Y. A. (2015).
Rancangan Kemasan Bedak Tabur
(Loose Powder) dengan menggunakan
Metode Kansei Engineering. Jurnal
Online Institut Teknologi Nasional.
Paputungan, N. W., Langi, Y. A., & Prang, J.
D. (2016). Analisis Regresi Logistik
Ordinal Pada Tingkat Kepuasaan
Pengguna Jasa Terhadap Pelayanan di
Bandara Internasional Sam Ratulangi
Manado. JdC, Vol. 5.
Prasetyorini, R. (2003). Pelayanan Prima.
Temanggung: Guruvalah Inc.
Rahayu, E. B. (2014). Pentingnya Pelayanan
Prima di Kantor.
Setyobudi, R. F. (2016). Analisis model regresi
logistik ordinal pengaruh pelayanan di
fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam terhadap kepuasan
mahasiswa FMIPA UNNES.
Sugiyono. (2004). Metode penelitian Kualitatif
dan R&D. Jakarta: Alfabet Jakarta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunarno. (2008). Pengembangan Pelaksanaan
Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Tjiptono, F. (2002). Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.

12

Anda mungkin juga menyukai