Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH PROMOSI, HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI FOCUS CAFE JETAK NGASRI

(Studi Pada Cafe Focus di Wilayah Jetak Ngasri)

Diajukan Guna Untuk Memenuhi Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana S1

PENYUSUN :

Wiwin Nanda Sasmitha

201710160311318

PROGRAM STUDI ILAKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Malang menjadi salah satu Kota yang memiliki banyak kampus-

kampus besar. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi seluruh kalangan pelajar

khususnya mahasiswa untuk datang belajar di Kota Malang. Hampir setiap

tahunnya, Kota Malang memiliki peningkatan signifikan dalam penambahan

penduduk yang dikarenakan setiap tahunnya banyak universitas menerima ribuan

mahasiswa baru. Potensi penambahan jumah penduduk ini mendapat lirikan dari

beragam pelaku usaha bisnis.

Dalam jangka waktu lima tahun terakhir, peluang usaha di Kota Malang

sangat banyak dibanjiri dengan usaha-usaha menengah seperti kedai warung kopi

maupun café-café dengan beragam konsep yang menarik. Selain dua hal tersebut

juga masih banyak peluang usaha, namun yang paling banyak mendapat sorotan

dari hal tersebut adalah perkembangan industri perkopian dengan konsep café

menengah kebawah dan keatas. Konsep dan peluang bisnis ini sebenanranya

sudah ada sejak lama di Kota Malang, namun dalam beberapa tahun terakhir baru

mendapatkan lirikan dari pelaku usaha.

Banyaknya warung kopi dan cafe yang menyajikan varian menu dan

beragam, setiap orang akan menemukan jenis kopi dan harga yang tergolong

murah hingga mahal. Hal ini akan menyesuaikan pasaran konsumen yang tertarik

dengan jenis kopi yang diinginkan. Tidak hanya kopi yang menjadi daya tarik
melainkan suasana, hiburan dan lainnyamenjadi barometer dan tolak ukur

konsumen untuk mengunjungi café tersebut.

Dalam data yang dikemukakam oleh ketua Asosiasi Pengusaha Cafe dan

Restoran di Kota Malang (Apkrindo) diperkirakan terdapat 1000 lebih jumlah

cafeyang berdiri dalam tiga tahun terakhir yang menyesuaikan perkembangan

trand dan gaya hidup konsumtif. Pada dasarnya, rata-rata sasaran market café di

Kota Malang adalah mahasiswa. Hal ini didukung oleh banyaknya universitas dan

perguruan tinggi yang rata-rata setiap tahunnya mendatangkan banyak orang dari

seluruh daerah untuk belajar di Kota Malang (Tugu Malang 2019).

Tercatat di Kota Malang pertumbuhan cafe/kedai kopi meningkat secara

signifikan terhitung mulai dari tahun 2019 berjumlah lebih 140 cafe, hingga

tumbuh dengan berbagai macam konsep. Badan Pendapatan Pajak Daerah (BP2D)

mencatat jumlah cafe/kedai yang telah terdaftar pada daftar berikut :

Tabel 1.1
Data Jumlah cafe di wilayah kabupaten kota
Malang Tahun 2016-20220
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah 45 63 85 104 144
Cafe
Sumber : Badan Pendapatan Pajak Daerah (2019)
Berdasarkan tabel 1.1 dalam kurun waktu waktu 5 tahun terakhir sejak

tahun 2016 khususnya di kota Malang sedang mengalami tren kedai kopi,

perkembangan cafe yang terdaftar pada Badan Pendapatan Pajak Daerah (BP2D)

pada tahun 2016 sebanyak 45, tahun 2017 sebanyak 63, 2018 sebnyak 85, pada
tahun 2019 sebanyak 104 kafe meningkat dan terus mencapai total 144 secara

keseluruhan pada tahn 2020 .

Peningkatan pesat pada usaha kedai dan kafe di Kota Malang telah

menyebar kebeberapa titik lokasi. Adapun lokasi yang dijadikan café rata-rata

berdekata denga kampus yang memiliki jumlah mahasiswa yang cukup banyak.

Bila dibandingkan lima tahun terakhir, tren kafe yang menyajikan menu kopi

hanya sedikit, tren ini mengakibatkan banyaknya warung dan kafe kopi yang

berdiri di Malang. Dapat dilihat perkembangannya pada beberapa wilayah seperti

di Jalan Sudimoro Soekarno Hatta, Jalan Kawasan Sigura-gura, Jalan Kawasan

Dermo Dau Malang, dan Kawasan Jetak Ngasri.

Dalam hal ini, peneliti mengambil objek penelitian pada salah satu kafe

kontemporer yang kerap dijadikan sebagai tempat beraktivitas mahasiswa pasca

perkuliahan. Focus Cafe adalah salah satu kafe yang dibangun sejak tahun 2019,

Focus Café menjadi café ke tiga yang berdiri sebelum banyaj café lain dibangun.

Lokasi café terletaj di daerah Jetak Ngasri Dau Kabupaten Malang. Sejak

berdirinya pada bulan 3 tahun 2019, banyaknya jumlah pengunjung yang hampir

keseluruhannya adalah mahasiswa.

Seiring pekrmebangan waktu, jumlah kafe yang berada di wilayah Jetak

Ngasri mencapai lebih dari 40 kafe yang berdiri. Ragam konsep bangunan, sajian

menu serta beberapa variasi lainnya dan adanya hiburan musik membuat wilayah

tersebut dapat dikatakan sebagai wilayah percafean. Banyaknya jumlah ini

menimbulkan daya saing untuk meningkatkan strategi marketing bagi setiap

pelaku usaha. Secara letak dan kondisi geografisnya, lokasi kafe yang saling
berdempetan membentuk suatu tuntutan untuk setiap menejerial kafe yang

dituntut untuk meningkatkan inovasi maupun pembaruan manajemen kafe

masing-masing. Terdapat beragam aspek yang menjadi pertimbangan dalam hal

perkembangan dan pengembangan sebagai upaya daya saing dalam bisnis industri

café.

Tren kedai kopi menjamur mulai dari berbagai daerah di kota Malang

mulai dari kawasan Soekarno Hatta, kawasan Merjosari (Dinoyo), dan kawasan

Omah Kampus (Dermo). Puluhan kedai kopi mulai berdiri sejak tahun 2015 lalu,

mulai dari berbagai macam variasi kedai kopi dengan fasilitas yang ditawarkan

mulai harga, suasana serta berbagai fasilitas penunjang lainnya yang membuat

kedai kopi semakin diminati. sehingga bisnis kedai kopi saat ini mendorong para

wirausahawan muda membuka usaha Bisnis kafe maupun kedai kopi disetiap

daerah di Kota Malang. Dengan perpaduan ide kreatif anak-anak muda tentang

kedai kopi membuka peluang yang besar bagi para usahawan.

Selain menjadi kafe, Cafe Focus juga membuka diri bagi seluruh

konsumennya khususnya mahasiswa untuk mengadakan beragam kegiatan

kampus maupun organisasi. Kegiatan-kegiatan yang kerap dilakukan adalah rapat

organisasi formal dan non formal, pelantikan dan pergantian pengurus, event-even

penyambutan dan perkenalan mahasiswa baru serta beragam kegiatan lainya.

Focus Café memberikan dukungan terhadap pengunjungnya untuk berekspresi

maupun lainnya.

Strategi pemasaran sangat penting dalam mengembangkan sebuah

perusahaan, oleh karenanya bidang pemasaran dalam perusahaan harus berperan


aktif dalam merealisasikan rencana strategi usaha. Hal tersebut bertujuan apabila

suatu usaha ingin tetap survive dan maju dalam menjual produk dipasar. Setiap

kedai kopi memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda dalam mencapai target

perusahaan dalam memasarkan produknya. Di dalam persaingan, pengusaha harus

mampu mendahulukan nilai kepuasan konsumen yang lebih baik dari pada

perusahaan pesaing.

Dalam pemasaran muncul istilah strategi pemasaran campuran yang

disebut Bauran Pemasaran atau Marketing Mix 4p. Pemasaran campuran

merupakan salah satu bentuk ciri perusahaan dalam mempengaruhi konsumen

dengan cara maupun strategi tertentu untuk dapat menjual produknya . Menurut

William J. Stanton (2015) dalam melakukan kegiatan pemasaran terdapat empat

komponen pendukung dengan macam sebagai berikut, yang pertama ada

penawaran produk, strukrur harga, pendistribusian dan kegiatan promosi.

Sedangkan, Menurut (2020) Salah satu faktor penunjang lain dalam

kepuasan konsumen terhadap sebuah produk perusahaan ditentukan oleh mutu

layanan dari kedai kopi tersebut, dalam arti bagaimana perusahaan mampu

memberikan layanan sebaik mungkin kepada konsumen. Dengan terciptanya

kepuasan konsumen maka akan timbul rasa keterikatan dan menciptakan

emotional attachment (hubungan jangka panjang). Maka dari itu dapat dikatan

konsumen loyal apabila konsumen akan melakukan pembelian secara berulang-

ulang secara teratur dalam suatu produk. Loyalitas konsumen juga dapat

digunakan sebagai tolak ukur dalam memprediksi pertumbuhan penjualan.


Selama pandemi covid 19 sejak tahun 2020, Cafe Focus mengalami

penurunan pendapatan secara derastis. Setelah pengeluaran kebijakan dari

pemerintah kabupaten yang menetapkan PPKM dan membatasi aktivitas malam

hingga jam 21.00. Hal sangat berdampak pada focus café yang dianggap telah

kehilangan konsumennya. Jam operasional yang seharusnya sampai jam 02.00

menjadi jam 21.00 hingga masuknya bulan September. Adanya penurunan

pendapatan dalam enam bulan terakhir, dapat dilihat dari akumulasi penurunan

penjualan setiap unit/prodak yang terjual adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Penurun Penjualan Di Cafe Focus Pada Saat Pandemi

Covid-19

No Bulan Unit yang Terjual

1. Oktober 2021 2.005 Unit

2. September 2021 2.117 Unit

3. Agustus 2021 2.365 Unit

4. Juli 2021 2.411 Unit

5. Juni 2021 3.385 Unit

6. Mei 2021 3.721 Unit

Sumber : Wawancara Cafe Focus, 2022

PPKM menjadi salah satu faktor yang berdampak pada pendapatan

penghasilan focus café secara keseluruhan. Hal ini merujuk pada data yang

dipaparkan diatas dimana pendapatan café dalam lima bulan terakhir mengalami
penurunan setiap bulannya. Adapun beberapa indikator lainnya dipengaruhi oleh

sebagai berikut:

a. Minimnya pola manajemen cafe

b. Tidak adanya live musik atau hiburan lainnya setiap malam

c. Jarangnya minat berkunjung konsumen pada siang dan sore hari

d. Minimnya penggunaan instagram sebagai media promosi

e. Terdapat beberapa kariyawan lama yang mengundurkan diri

Permasalahan diatas merupakan permasalahan pokok yang dihadapi Cafe

Focus selama beberapa bulan terakhir yang berdampak pada sepinya pengunjung

dan penurunan pendapatan. Salah satu indikator terbesar terdapat pada pola

manajemen kafe yang berfungsi sebagai sebuah sistem yang mengatur operasional

kafe secara keseluruhan. Dalam hal ini Cafe Focus dituntut untuk kembali

memperbaiki sistem operasionalnya agar mampu memberikan dan menjalankan

manajemen untuk mengembangkan dan meningkatkan pendapatan.

Dari permasalahan diatas, khususnya penyediaan sarana live music beserta

hiburan lainnya, Cafe Focus beserta paguyuban cafe Jetak Ngasri melakukan

lobiying pada pihak desa agar diberikan kesenjangan waktu untuk melakukan

aktivitas hiburan malam. Upaya ini berbuah hasil yang mana kegiatan live musik

dan hiburan lainnya diijinkan oleh pihak desa sampai batas waktu jam 22.00.

kegiatan live musik dan lainnya sebelum adanya PPKM sampai batas waktu 00.00

dan ini menjadi salah satu faktor ramenya pengunjung.

Permasalahan terakhir terdapat pada masalah kariyawan atau pekerja.

Dengan keluarnya beberapa kariyawan lama mengharuskan focus café melakukan


pengrekrutan baru untuk mengisi bagian yang kosong. Secara langsung hal ini

berdampak pada tingkat kualitas pelayanan, pasalnya kariyawan baru masih perlu

beradaptasi dengan mekanisme kerja, belum lagi adanya tuntutan pemesanan dari

konsumen yang harus dikerjakan dengan teliti dan tepat. Maka dari itu setelah

adanya kariayawan baru yang mengisi bagian kosong, focus café melakukan masa

training selama satu minggu untuk beradaptasi dengan mekanisme kerja.

Dengan demikian dalam penelitian yang berdasarkan pada pembahasan

diatas mengenai persaingan café-café di Jetak Ngasri dalam melakukan

persaingan pasar untuk menarik minat berkunjung pada café maupun kedai kopi.

Maka penelitian ini mengangkat judul Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian di Focus Cafe Jetak Ngasri.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Promosi memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian

pada konsumen di Cafe Focus Jetak Ngasri?

2. Apakah Harga memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian

pada konsumen di Cafe Focus Jetak Ngasri?

3. Apakah Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh terhadap Keputusan

Pembelian pada konsumen di Cafe Focus Jetak Ngasri?

C. Batas Masalah

Dalam penelitian ini, penulis menyadari adanya beberapa keterbatasan

yang ada terhadap penelitian, maka dari itu diperlukan beberapa batasan masalah
yang akan diteliti guna memperjelas penelitian dalam penentuan maupun fokusan

hasil penelitian. Dengan ini peneliti memfokuskan penelitian terhadap pengaruh

promosi, harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian di Cafe

Focus Jetak Ngasri.

D. Tujuan Penelitian

Dari uraian-uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini mencakup sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Promosi terhadap keputusan

pembelian pada konsumen Cafe Focus.

2. Untuk mengetahui perngaruh Harga terhadap keputusan pembelian

pada konsumen di Cafe Focus.

3. Untuk mengetahui perngaruh Kualitas Pelayanan terhadap keputusan

pembelian pada konsumen di Cafe Focus.

E. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai-nilai manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman tentang

keputusan pembelian dengan menggunakan pengamatan terhadap pengaruh

media sosial instagram, adanya pengaruh lain yang menimbulkan daya tarik

serta strategi marketing yang dilakukan Cafe Focus.


2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi, evaluasi,

dan membantu Cafe Focus dalam mengembangkan usaha dalam menarik

konsumen dan mampu mempertahankan eksistensinya sebagai café di daerah

Jetakngasri.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadikan sumber reverensi

serta informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta mampu

menjadikan kajian mengenai topik-topik yang dibahas dalam penelitian ini di

masa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu akan menjadi acuan referensi terhadap penelitian yang

akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan

faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen dapat diuraikan sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan Njoto (2018) tentang pengaruh promosi terhadap

keputusan pembelian konsumen Wenak Tok. Dalam penelitian ini menggunakan

varibel advertising, sales promotion dan personal selling. Jumlah populasi yang

dijadikan bahan penelitian berjumlah 57 orang, Adapun hasil penelitian yang

dilakukan adalah menunjukan bahwa dengan menggunakan promosi yaitu

Advertising, Sales Promotion dan Personal Selling memberikan dampak dan

pengaruh yang siginifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Wenak Tok.

Penelitian yang dilakukan Irawan (2017) dengan judul pengaruh strategi

promosi terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh minat beli pada

konsumen matahari departemen store yogyakarta. Penelitian ini menggunakan

vaiabel promosi, minat beli, dan variabel keputusan pembelian, klasifikasi yang

dijadikan objek penelitian ini adalah berusia delapan belas tahun dan sudah

pernah belanja di matahari departemen store. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa adanya pengaruh secara langsung pada strategi promosi pada keputusan
pembelian, selain itu adanya nilai regresi yang membuktikan pengaruh besar

pada strategi promosi pada minat beli dan keputusan pembelian di matahari

departemen store.

Penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2017) tentag pengaruh faktor harga,

lokasi dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada kafe bangsal

kopi lubuk pakam. Penelitian ini menggunakan variabel faktor harga, lokasi,

kualitas pelayanan dan keputusan pembelian, jumlah populasi yang dijadikan

objek penelitian berjumalh 100 orang yang telah melakukan pembelian pada kafe

bangsal kopi lubuk pakem. Adapun hasil penelitian ini menunjukan adanya

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui uji

koenfisen determinasi yang menunjukan pengarug besar terhadap variabel pada

keputusan pembelian kafe bangsal kopi lubuk pakem.

Penelitian yang dilakukan oleh Indiriasari (2017) tentang pengaruh harga,

promosi dan produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada restoran

cepat saji. Penelitian ini menggunakan variabel harga, promosi, produk dan

variabel keputusan pembelian. Jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian

ini berjumlah 50 orang yang telah melakukan kembelian di restoran masakan siap

saji. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh potisitif pada

variabel harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen. Pengaruh

lainnya didukung oleh variabel produk dan variabel lainnya pada keputusan

pembelian konsumen pada restoran cepat saji.

Penelitian yang dilakukan Samuel (2017) tentang perilaku dan keputusan

pembelian konsumen pada restoran melalui stimulus 50% discount di Surabaya.


Penelitian ini menggunakan variabel perilaku konsumen yang diamati melalui

faktor-faktor perilakunya dan variabel keputusan pembelian yang terbentuk

melalui proses pengambilan keputusan. Jumlah populasi yang dijadikan objek

penelitian ini berjumlah 100 orang terhadap responden yang telah melakukan

pembelian. Hasil penelitian dari responden tersebut menunjukan adanya stimulus

pada discount 50% dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian. Faktor personal cultur memberkan pengaruh terhadap keputusan

pembelian konsumen.

Penelitian yanng dilakukan Kurnia (2021) tentang pengaruh café

atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen fruts

surabaya. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel

atmosphere dan varibel harga yang memberikan pengaruh pada keputusann

pembelian konsumen, jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian ini

berjumlah 95 orang yang telah melakukan pembelian pada fruts surabaya. Hasil

penelitian ini menunjukan adany pengaruh positif dan signifikan pada

atmosphere dan harga yang secara parsial memberikan pengaruh pada keputusan

pembelian fruts surabaya.

Penelitian yang dialakukan Indian (2020) tentang pengaruh promosi dan

kualitas pelayanan pada keputusan pembelian konsumen di start up coffee reno

denpasar. Penelitian ini menggunakan variabel promosi, variabel kualitas

pelayanan yang mempengaruhi variabel keputusan pembelian, populasi yang

dijadikan objek penelitian ini adalah komsumen yang melakukan pembelian di

start up coffee reno denpasar. Hasil penelitian menunjukan adanya promosi dan
kulitas pelayanan mampu mendorong minat beli kembali. Promosi diintemsifkan

dengan memberika diskon yang menarik, memberikan kartu member pada setiap

konsumen.

Penelitian yang dilakukan Andriawan (2019) tentang pengaruh suasana

café, kualitas makanan faktor psikologis dan kualitas pelayanan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada pos ronda café di Magelang. Penelitian ini

menggunakan variabel suasana café, kualitas makanan, faktor psikologis,

variabel kualitas pelayanan yang mempengaruhi variabel keputusan pembelian.

Populasi yang dijadikan objek penelitian ini berjumlah 100 orang konsumen

yang telah melakukan pembelian. Hasil penelitian ini menyatakan variabel

suasana, kulaitas makanan, dan kualitas pelayanan tidak memberikan pengaruh

terhadap keputusan pembelian. Variabel faktor psikologis menjadi faktor yang

memberikan pengaruh pada keputusan pembelian.

Penelitian yang dilakukan Budiatmo (2019) yang berjudul pengaruh harga,

kualitas pelayanan dan brand equality terhadap keputusan pembelian di warung

makan spesial sambel semarang. Penelitian ini menggunkan variabel harga,

kulaitas pelayanan dan barnd equality yang mempengaruhi variabel keputusan

pembelian. Populasi yang dijadikan objek penelitian berjumlah 100 orang

konsumen yang telah melakukan pembelian. Hasil penelitian menunjukan adanya

pengaruh positif terhadap harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan

pembelian. Sedangkan variabel brand equality memiliki pengaruh yang

signifikan dalam keputusan pembelian konsumen.


B. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2016) perilaku konsumen merupakan studi tentang cara

individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan

mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka.

Gambar 2.1
Bagan Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen dari Kotler disajikan pada gambar 2.1 diatas.

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan

proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami

bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal

untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan.

Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen
antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses

psikologis penting--motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori--secara

fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai

rangsangan pemasaran.

Kotler (2016) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan

keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur

kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap

produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan

keputusan model lima tahap, meliputi:

1. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali

masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks

yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal

misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan

hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

2. Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi

konsumen yaitu:

 Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

 Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.

 Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.


 Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan

produk.

3. Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap beragam dalam

memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang

mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra

merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif

dan ingatan selektif.

4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk

preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor

sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat

mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima

sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok,

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode

pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca

pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan

pembelian ulang.

Pemilhan objek penelitian yaitu Focus Coffe sebagai pilihan merek

dikarenakan merupakan salah satu kedai kopi di Kabupaten Malang yang

memiliki konsep cafe yang tertata pelayanan sangat baik. Terdapat menu-menu

yang cukup terjangkau. Lahan parkir yang luas beserta kursi meja yang unik
sangat nyaman konsumen berada disana. serta setiap malem minggu disini ada

live music. Ada berbagai event yang juga sangat menarik.

Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima

tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini :

Gambar 2.2
Bagan Tahap Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2016), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian,

yaitu:

1. Initiator (orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli).

2. Influencer (orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan).

3. Decision maker (orang yang mengambil keputusan).

4. Buyer (orang yang melakukan pembelian aktual).

5. User (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa

tertentu).

C. Promosi

1. Pengertian Promosi
Menurut Simamora (2017) mengenai definisi promosi adalah segala

bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform),

membujuk (to persuade), dan mengingatkan (to remind) pasar sasaran tentang

produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga dan

bertujuan untuk menstimulasi permintaan pasar sasaran.

Sedangkan menurut Alma (2018) bahwa “promosi adalah sejenis

komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen

tentang barang dan jasa”. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian,

mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen.

Berdasarkan definisi para ahli di atas mengenai promosi maka dapat

disintesiskan bahwa promosi adalah komunikasi yang berisi tentang informasi

dan ajakan secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk yang

dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen dan meyakinkan mereka untuk

membeli produk tersebut.

2. Indikator Promosi

Menurut Kotler & Keller (2013) promosi memiliki indikator sebagai

berikut:

a. Iklan

Periklanan adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi

dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa

menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan,

baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang.


Adapun indikator yang tepat dari dimensi ini adalah sebagai

berikut :

1) Iklan informatif

Iklan informatif bertujuan menciptakan kesadaran merek dan

pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada.

2) Iklan persuasif

Iklan persuasif bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi,

keyakinan, dan pembelian produk atau jasa.

3) Iklan pengingat

Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian

berulang produk atau jasa.

4) Iklan penguat

Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa

mereka melakukan pilihan tepat.

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan bahan inti dalam kampanye

pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka

pendek yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat

atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau

perdagangan.

Adapun indikator yang tepat dari dimensi ini adalah sebagai

berikut :

1) Penurunan harga
Diskon langsung dari harga resmi untuk setiap pembelian

sepanjang periode waktu yang ditentukan.

2) Garansi

Janji eksplisit atau implisit oleh penjual bahwa produk akan

berkinerja dengan baik, jika tidak, penjual akan memperbaikinya

atau mengembalikan uang konsumen sepanjang periode tertentu.

c. Hubungan Masyarakat

Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif

dengan konsumen, pemasok, dan penyalur, tetapi juga harus

berhubungan dengan sejumlah besar masyarakat yang berminat.

Hubungan masyarakat meliputi berbagai program untuk

mempromosikan atau melindungi citra atau produk individual

perusahaan.

Adapun indikator yang tepat dari dimensi ini adalah sebagai

berikut :

1) Publikasi

Bahan ini mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, bulletin

dan majalah perusahaan, serta bahan audiovisual.

2) Acara

Perusahaan dapat menarik perhatian ke produk baru atau

kegiatan perusahaan lain dengan mengatur acara khusus seperti

konferensi berita, seminar, acara, pameran dagang, kontes dan


kompetisi, serta acara ulang tahun yang akan menjangkau

masyarakat sasaran.

3) Pemberian sponsor

Perusahaan dapat mempromosikan merek dan nama korporat

mereka dengan mensponsori acara olahraga dan budaya serta

acara amal yang sangat dihargai.

4) Berita

Menemukan atau menciptakan berita menyenangkan tentang

perusahaan, produknya, dan orang-orangnya serta membuat

media menerima siaran pers dan menghadiri konferensi pers.

5) Pidato

Semakin banyak eksekutif perusahaan yang harus

menghadapi pertanyaan dari media atau berbicara di pertemuan

asosiasi dagang atau penjualan, dan penampilan ini dapat

membangun citra perusahaan.

6) Kegiatan layanan masyarakat

Perusahaan dapat membangun itikad baik dengan

menyumbangkan uang dan waktu pada kegiatan amal.

7) Media indentitas

Perusahaan memerlukan identitas visual yang segera diakui

publik. Identitas visual dibawa oleh logo perusahaan, alat tulis,

brosur, tanda bentuk bisnis, kartu bisnis, bangunan, seragam, dan

cara berpakaian.
3. Tujuan Promosi

Menurut Tjiptono (2008), terdapat berbagai tujuan promosi yakni

sebagai berikut:

a. Menginformasikan (Imforming), dapat berupa :

1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu

produk baru.

2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.

3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

4) Menjelaskan cara kerja suatu produk.

5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh

perusahaan.

6) Meluruskan kesan yang keliru.

7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran.

8) Membangun citra perusahaan.

b. Membujuk konsumen sasaran (persuading) untuk:

1) Membentuk pilihan merek.

2) Mengalihkan pilihan ke merek tententu.

3) Mengubah persepsi konsumen terhadap atribut pokok.

4) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.

5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman).

c. Megingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang


bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang

menjual produk perusahaan.

3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada

kampanye iklan.

4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada

produk perusahaan.

respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.

D. Harga

1. Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Keller (2013), mendefinisikan bahwa penetapan

harga merupakan faktor terpenting dalam sisi penyedia jasa untuk dapat

memenangkan suatu persaingan untuk pemasaran produk yang dimiliki,

harga merupakan satu elemen dari beberapa elemen bauran pemasaran yang

memiliki hasil output pendapatan dan elemen lainnya yaitu menghasilkan

biaya.

Simamora (2017) menyatakan bahwa harga merupakan “nilai yang

dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengonsumsian,

penggunaan, atau kepemilikan suatu barang dan jasa”. Sebagai nilai, harga

tidak selalu berbentuk uang, akan tetapi bisa berbentuk barang, tenaga,

waktu, dan keahlian, sepanjang dikorbankan untuk memperoleh suatu barang

dan jasa. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa harga adalah segala sesuatu yang bernilai atas produk

atau jasa yang dapat dipertukarkan konsumen untuk dimanfaatkan.

Menurut Kotler & Armstrong (2013) harga adalah “jumlah semua

nilai yang diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari

memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”. Harga adalah satu-

satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan;

semua elemen lainnya menghasilkan biaya. Harga juga merupakan satu dari

elemen bauran pemasaran yang paling fleskibel. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa harga adalah nilai yang diberikan terhadap suatu produk

dan jasa.

Berdasarkan definisi-definisi harga diatas, maka dapat disintesiskan

bahwa harga adalah sejumlah nilai yang dberikan oleh konsumen atas suatu

produk tertentu, baik barang maupun jasa yang bagi produsen menjadi

elemen pendapatan.

2. Indikator Harga

Menurut Kotler & Armstrong (2013) Harga memiliki indikator

sebagai berikut:

a. Keterjangkauan Harga

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek

harganya juga berbeda dari yang termurah sampai termahal. Dengan

harga yang di tetapkan para konsumen banyak yang membeli produk.

Adapun indikator pada dimensi ini adalah :


1) Harga terjangkau

Harga yang ditawarkan tidak memberatkan Konsumen atau

konsumen bias menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

2) Harga yang ditetapkan

Perusahaan menetapkan harga berdasarkan perkembangan

pasar yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.

3) Harga tidak bermasalah

Harga yang ditawarkan sama dengan harga yang dibayarkan

saat melakukan pembayaran. Karyawan memberikan kwitansi

yang jelas sebagai bukti pembayaran.

b. Kesesuaian Harga dengan Kualitas

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.

Orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang

karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih

tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

Adapun indikator pada dimensi ini adalah :

1) Harga sesuai dengan kualitas

Hasil yang diberikan kepada konsumen sebanding dengan

harga yang ditawarkan.

2) Harga sesuai dengan harapan

Hasil yang diberikan kepada konsumen telah memenuhi

ekspektasi berdasarkan perbandingannya dengan harga.


c. Kesesuaian Harga dengan Manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang

dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk

mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil

dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa

produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk

melakukan pembelian ulang.

Adapun indikator dalam dimensi ini adalah sebagai berikut :

1) Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat

Manfaat yang dirasakan konsumen sebanding, lebih kecil

ataupun lebih besar dari yang dibayarkan.

2) Kemudahan pembayaran

Proses pembayaran yang mudah dan tidak berbelit-belit

membuat konsumen lebih cepat merasakan manfaatnya.

d. Harga Sesuai Kemampuan dan Daya Saing Harga

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan

produk lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat

dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk

tersebut.

Adapun indikator dalam dimensi ini adalah sebagai berikut :

1) Harga sesuai kemampuan

Konsumen cenderung akan menyesuaikan harga yang

ditawarkan dengan kemampuan finansialnya.


2) Harga bersifat kompetitif

Harga yang ditawarkan dapat bersaing secara kompetitif

terhadap pesaing.

3. Strategi Penetapan Harga

Menurut Setyaningrum, dkk (2015), strategi untuk menetapkan harga

adalah :

a. Penetapan Harga Market Skimming (Market Skimming Pricing)

Penetapan harga market skimming sering kali disebut juga dengan

pendekatan market plus karena mengacu pada harga yang tinggi

dibandingkan dengan harga produk bersaing. Skimming dalam hal ini

berarti meminta harga setinggi- tingginya, karena produk baru tersebut

dianggap mempunyai keistimewaan yang memang dibutuhkan oleh

konsumen.

b. Penetapan Harga Penetrasi Pasar (Market Penetration Pricing)

Penetapan harga berdasarkan penetrasi berarti meminta harga

relatif rendah untuk sebuah produk supaya dapat menguasai pasar

massal. Harga yang murah dimaksudkan untuk mendapat pangsa pasar

yang tinggi dari produk yang dijualnya, sehingga biaya per-unit dari

produk tersebut dapat lebih rendah.p

c. Penetapan Harga Status Quo (Status Quo Pricing)

Penetapan harga status quo dalah harga yang disesuaikan dengan

harga pesaing atau sesuai dengan harga yang ada (going rate pricing).
Artinya meminta harga yang sama dengan atau sangat dekat dengan

harga dari pesaing.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Menurut Setyaningrum, dkk (2015), faktor-faktor yang

mempengaruhi penetapan harga adalah :

a. Beberapa Aturan Strategi Penetapan Harga

Di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya, pemerintah

turut serta menentukan kebijakan penetapan harga produk yang dijual,

khususnya hal yang tidak diperkenankan dalam menentukan strategi

harga yang disebut praktik tidak jujur dalam perdagangan.

b. Penetapan Harga Bersama (Price Fixing)

Penetapan harga bersama merupakan persetujuan antara dua

perusahaan atau lebih mengenai harga yang diminta untuk suatu

produk.

c. Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga terjadi jika perusahaan menetapkan harga berbeda-

beda untuk pembeli yang berbeda-beda pula.

d. Penetapan Harga yang Ganas (Predatory Pricing)

Penetapan harga yang ganas terjadi bila perusahaan menawarkan

harga produk dengan harga sangat rendah untuk mengusir pesaing.

Apabila hal ini tercapai, harga akan dinaikkan kembali.

5. Tujuan Penetapan Harga


Harga yang telah ditentukan oleh perusahaan telah melalui proses

berbagai pertimbangan yang matang berdasarkan besarnya biaya produksi

dan berbagai faktor pendukung lainnya dengan tujuan perusahaan

memperoleh profit. Ada empat tujuan yang dilakukan perusahaan untuk

penetapan harga sebagai berikut:

a. Tujuan Berorientasi pada Laba

Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Ada

perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, di mana

tingkat laba yang diharapkan sebagai sasaran laba.

b. Tujuan Berorientasi pada Volume

Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan,

lembaga pendidikan, perusahaan tour dan travel, pengusaha bioskop,

dan pemilik bisnis pertunjukan lainnya. Oleh karena ini banyak

perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa

harga spesial agar dapat meminimalisasi jumlah kursi yang tidak

terisi.

c. Tujuan Stabilisasi Harga

Tujuan stabilisasi harga dilakukan dengan jalan menetapkan harga

untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu

perusahaan dan harga pemimpin industri.

d. Tujuan-tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan

ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

E. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Simamora (2017) kualitas pelayanan adalah proses

menyampaikan layanan. Pelayanan tidak selalu personal, melainkan bisa pula

diberikan melalui alat atau fasilitas. Hal yang paling ideal adalah paket

layanan yang baik, serta pelayanannya juga baik agar konsumen merasa puas.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah proses

penyampaian layanan baik secara personal, maupun melalui alat atau fasilitas.

Menurut Tjiptono (2014) “kualitas pelayanan berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen”. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu upaya untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan harapannya.

Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

yakni sikap perusahaan dari hasil perbandingan antara harapan dengan

realisasi atas kinerja perusahaan terhadap konsumen.

Berdasarkan beberapa paparan ahli di atas, maka dapat disintesiskan

bahwa kualitas pelayanan adalah ukuran dari proses penyampaian layanan

yang didasarkan pada harapan konsumen dengan yang diberikan perusahaan.

2. Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan


Menurut Simamora (2017) mengidentifi-kasikan lima dimensi mengenai

kualitas pelayanan yakni:

a. Keandalan (Reliability)

Kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera,

akurat, dan memuaskan. Hal ini dapat meliputi ketepatan melayani, tidak

ceroboh, dan akurat.Adapun indikatornya :

1) Pengarahan produk yang sesuai

Karyawan dapat memberikan pengarahan produk yang

dibutuhkannya dengan tepat.

2) Ketepatan

Karyawan dapat melayani konsumen dengan cepat dan cermat

sehingga tidak membuang waktu konsumen.

b. Berwujud (Tangible)

Suatu bentuk kemampuan perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya terhadap konsumen atau pihak eksternal. Bukti nyata

menunjukkan kelebihan mereka. Bukti-bukti fisik layanan, seperti

fasilitas fisik, perlengkapan, dan peralatan yang dipergunakan dan sarana

komunikasi. Adapun indikator pada dimensi ini yaitu :

1) Kenyaman tempat

Tempat yang diberikan membuat konsumen merasa nyaman

misalnya adanya fasilitas seperti AC dan tempat yang bersih.

2) Penampilan personel
Penampilan personel harus rapi dan sopan serta menunjuk-kan

citra perusahaan.

c. Ketanggapan (Reasponsiveness)

Kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tepat kepada konsumen. Misalnya menyampaikan informasi yang

jelas kepada konsumen dan tidak membiarkannya menunggu sesuatu

tanpa memberikan alasan yang jelas karena hal tersebut akan

menimbulkan persepsi yang negatif terhadap kualitas pelayanan yang

mereka terima.. Adapun indikator pada dimensi ini yaitu :

1) Kecepatan

Karyawan dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan sigap.

2) Respon keluhan dengan cepat

Karyawan mendengarkan keluhan konsumen dengan baik serta

dapat mengatasi keluhan tersebut dengan cepat.

d. Jaminan (Assurance)

Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai

perusahaan dalam menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi dan tidak

ragu-ragu terhadap perusahaan tersebut. Mencakup pengetahuan,

Kemampuan, Kesopanan, dan sifat-sifat lain yang membuat karyawan

dapat dipercaya, sehingga mengurangi persepsi risiko dan keraguan-

keraguan konsumen. Adapun indikator pada dimensi ini yaitu :

1) Keamanan produk
Konsumen merasa aman untuk menggunakan produk tersebut

seperti keamanan dalam pemakaian.

2) Pergantian produk

Produk yang rusak dapat ditukarkan dengan proses yang mudah.

e. Empati (Emphaty)

Kemampuan perusahaan memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi kepada konsumen dengan harapan dapat

mengetahui segala keinginan dan kebutuhan konsumen. Meliputi

kemampuan membina hubungan dan komunikasi yang baik, perhatian

pelayan secara personal serta pemahaman akan kebutuhan konsumen.

Adapun indikator pada dimensi ini yaitu :

1) Keramahan karyawan

Karyawan memiliki tutur kata yang sopan dan ramah terhadap

konsumen.

2) Melayani dan menghargai konsumen

Karyawan dapat menghargai dan melayani konsumen dengan

baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Layanan

Menurut Tjiptono (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

pelayanan adalah:

a. Technical Quality

Technical quality yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas

output jasa yang diterima konsumen.


b. Functional Quality

Functional quality yaitu kualitas yang hanya berkaitan dengan

kualitas cara penyampaian suatu jasa.

c. Corporate Impage

Corporate impage yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik

khusus suatu perusahaan.

F. Keputusan Pembelian (Y)

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian menurut Kotler dan Keller (2013)

menyatakan bahwa proses keputusan pembelian adalah proses lima

tahap yang dilewati konsumen, dimulai dari pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternativ yang dapat memecahkan

masalah. Keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian yang

dimulai jauh sebelum pembelian yang sesyngguhnya dilakukan

konsumen dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Menurut Sudaryono (2014) Keputusan Pembelian merupakan

“masalah yang timbul dari kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya

untuk memenuhi kebutuhan itu dengan konsumsi produk atau jasa yang

sesuai”. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan berikut dapat ditarik

kesimpulan bahwa keputusan konsumen adalah sesuatu yang timbul

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Berdasarkan pengertian keputusan pembelian dari para ahli di

atas, maka dapat disintesiskan bahwa keputusan konsumen adalah


sebuah proses pemilihan dari dua atau lebih alternatif yang timbul dari

kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.

2. Proses Pengambilan dan Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Alma (2018), proses keputusan pembelian melalui model

lima tahap antara lain:

a. Pengenalan Masalah

Suatu proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari

sebuah masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan

internal dan eksternal. Rangsangan internal meliputi rasa lapar

seseorang. Ketika rasa lapar seseorang mencapai tingkat maksimun

maka dorongan untuk membeli sangat tinggi. Sedangkan

rangsangan eksternal dipicu ketika melihat seseorang menggunakan

pakaian yang bagus atau barang yang bagus maka dorongan untuk

membeli barang yang sama pasti sangat tinggi.

Adapun indikator dari proses keputusan pembelian ini adalah

sebagai berikut :

1) Stimuli internal

Dorongan yang datang dari dalam, misalnya seseorang

merasa lapar.

2) Stimuli eksternal

Dorongan yang datang dari luar, misalnya ingin

mentraktir teman, atau karena faktor iklan makanan tertentu.

b. Pencarian Informasi
Konsumen selalu mendapatkan informasi yang terbatas. Hal

tersebut dapat dilihat dari jarangnya konsumen melihat atau

mengunjungi web online atau aplikasi e-commerce yang lain, di

mana mereka lebih memilih untuk melihat dari satu web atau satu

perusahaan e-commerce saja. Keadaan pencarian yang rendah ini

disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya lebih

reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat

berikutnya, seseorang memasuki pencarian aktif. Misalnya dalam

membeli sebuah produk tertentu ia akan melihat dari berbagai

sumber yang berbeda seperti bertanya kepada teman yang sudah

pernah membeli barang tersebut, melihat iklan, melakukan kegiatan

online untuk mencari review orang terhadap produk yang akan

dibelinya, banyaknya orang yang menggunakan produk yang sama,

media massa, media sosial, endorse, kemasan produk, dan

bentuk/tampilan produk. Dalam tahap atau model pencarian

informasi menuntut konsumen untuk mempelajari merek dari setiap

produk yang akan dibeli dan produk yang ditawarkan.

Adapun indikator dari proses keputusan pembelian ini adalah

sebagai berikut :

1) Sumber pribadi

Meliputi keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

2) Sumber komersial
Meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, dan

pengemasan.

3) Sumber pengalaman

Meliputi penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan

produk.

4) Sumber publik

Meliputi media massa, organisasi, dan rating konsumen.

c. Evaluasi Alternatif

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita dalam

memahami proses evaluasi yaitu: pertama, konsumen berusaha

memuaskan kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu

dari suatu produk. Ketiga, konsumen melihat bahwa masing-

masing produk memiliki kemampuan dalam memberikan manfaat

yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan. Selanjutnya

keyakinan dan sikap yang akan menentukan keputusan pembelian

atas produk tersebut.

Adapun indikator dari proses keputusan pembelian ini adalah

sebagai berikut :

1) Harga

Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk.

2) Merek
Merek adalah sebuah simbol dan indikator kualitas dari

sebuah produk.

3) Negara asal

Dari mana produk berasal sering kali menjadi pertimba-

ngan penting bagi konsumen untuk evaluasi.

d. Keputusan Membelian

Pada tahap ini konsumen akan memutuskan untuk membeli

atau tidak. Jika keputusan yang diambil adalah membeli maka akan

melewati beberapa alternatif pembelian antara lain jenis produk,

bentuk produk, merek, kualitas produk dan kualitas layanan, harga,

promosi penjualan waktu pembelian dan cara pembayaran.

Adapun indikator dari proses keputusan pembelian ini adalah

sebagai berikut :

1) Keputusan tentang jenis produk

Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya

kepada orang-orang yang berminat membeli serta alternatif

lain yang mereka pertimbangkan.

2) Keputusan tentang bentuk produk

Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset

pemasaran untuk mengetahui kesukaan kosumen tentang

produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik

mereknya.

3) Keputusan tentang merek


Setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih

merek.

4) Keputusan tentang penjualan

Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer

harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjualan

tertentu.

5) Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa

banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.

6) Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia

harus melakukan pembelian.

7) Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode

atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai

atau dengan cicilan.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian konsumen mungkin mengalami

konflik dikarenakan kekhawatiran akan produk yang telah dibeli

mungkin tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Kepuasan

pasca pembelian merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan

kinerja anggapan produk. Jika sebuah kinerja tidak memenuhi


harapan konsumen akan kecewa, begitupun sebaliknya jika kinerja

sesuai dengan harapan konsumen akan puas. Hal ini akan

menentukan apakah akan melakukan pembelian produk kembali,

serta pembicaraan tentang produk kepada orang lain yang

mempengaruhi pandangan orang lain akan produk tersebut.

Adapun indikator dari proses keputusan pembelian ini adalah

sebagai berikut :

1) Kepuasan pascapembelian

Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen

kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas;

jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas”.

2) Tindakan pascapembelian

Yang dapat dilihat dati keiingininan konsumen untuk

membeli produk itu kembali serta konsumen cenderung

mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan faktor maupun variabel yang menyatakan bahwa pembelian

yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu faktor

promosi, kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian

konsumen yang dalam penelitian ini diwakili oleh variabel pengaruh promosi,
harga dan kualitas pelayanan, maka dapat digambarkan kerangka pikir pada

penelitian ini seperti yang terlihat pada gambar sebagai berikut:

Promosi
H1

H2
Harga Produk Keputusan
Pembelian
H3

Kualitas
Pelayanan
Gambar 2.3
Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian ini menggambarkan adanya pengaruh langsung

terhadap variable independen yaitu Promosi, Harga Produk, Kualitas

Pelayanan, terhadap variabel dependent Keputusan Pembelian di Café Jetak

Ngasri.

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sehingga, hipotesis

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian


Menurut Sudaryono (2014), Promosi merupakan cara perusahaan

untuk berkomunikasi dengan para konsumen, karena dengan adanya promosi

para konsumen menjadi tahu keberadaan akan suatu produk. Dengan

perkembangan tekonologi yang semakin maju konsumen dapat menyerap

informasi akan suatu barang dengan cepat. Konsumen dapat mengetahui

kelebihan serta kekurangan dari produk yang ditawarkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Njoto dan Sienatra (2018) dan Made

(2018) tentang pengaruh promosi yang memiliki daya tarik terhadap

keputusan pembelian. Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Kotler bahwa informasi melalui media promosi

memberikan pemahaman secara mendasar terhadap pengambilan keputusan

konsumen. Dalam hal ini media sosial menjadi salah satu langkah strategis

dalam melakukan promosi untuk setiap jenis usaha. melalui adanya media

promosi, seseorang dapat mengetahui beragam informasi yang berkaitan

dengan dirinya khususnya dalam bidang kebutuhan-kebutuhan pokok serta

keinginan gaya hidup melalui trand pada lingkungan sosial.

H1 :Promosi memberikan pengaruh Positif secara signifikan

terhadap Keputusan Pembelian di Cafe Focus Jetak Ngasri

2. Harga

Menurut Sudaryono (2014), harga adalah atribut produk atau jasa yang

paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih


berpendapatan rendah, harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan

dalam pemilihan produk ataupun jasa.

Penelitian yang dilakukan oleh Igir dan Taroreh (2018) tentang

Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mobil

Daihatsu Grand Max Pick Up (Studi pada PT. Astra International Tbk

Daihatsu Cabang Malalayang). Berdasarkan hasil penelitian maka ditemukan

bahwa kualitas produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian disebabkan peran harga sering kali menjadi tolak ukur konsumen

dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu, seseorang akan memutuskan

untuk membeli barang yang ditawarkan jika pengorbanan yang dikeluarkan

sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari suatu produk yang akan dibeli.

Harga memiliki peran penting dalam keputusan pembelian karena semakin

murah harga suatu produk yang ditawarkan, maka akan semakin

berpengaruh baik terhadap keputusan pembelian.

H2 : Harga Produk berpengaruh positif secara signifikan terhadap

Keputusan pembelian di Focus Café Jetak Ngasri

3. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan menurut (Laksana, 2008)adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain berupa

produk atau jasa. Pada dasarnya kualitas layanan menjadi sebuah ukuran

sejauh mana pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan konsumen

(Assegaf, 2009). Secara sederhana bahwa kualitas pelayanan menjadi tingkat


keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat tersebut

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilham (2017) tentang Pengaruh

Kepercayaan, Keamanan, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan

Pembelian Melalui Situs Online Store Lazada Sebagai E-Commerce

Terpercaya di Indonesia. erdasarkan hasil penelitian maka ditemukan bahwa

variabel Kepercayaan, Keamanan, dan Kualitas Pelayanan terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pembelian situs online store di Lazada

H3 : Kualitas Pelayanan berpengaruh positif secara

signifikan terhadap keputusan pembelian di Focus

Café Jetak Ngasri


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Menurut Alsa (2017), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang

bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat,

atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab

pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan

prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Cafe Focus Wilayah Jetak Ngasri

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal Bulan Agustus hingga

September 2022

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang pada latar penelitian yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian (Arikunto, 2017). Subjek penelitian pada umumnya manusia atau


siapa saja yang menjadi urusan manusia. Subjek penelitian ini adalah

konsumen Cafe Focus Wilayah Jetak Ngasri.

2. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), objek penelitian adalah adalah himpunan

elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti..

Objek dari penelitian ini adalah Promosi, Harga, Kualitas Pelayanan, dan

Keputusan Pembelian.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian dicari kesimpulan (Sugiyono,

2017). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Cafe Focus Wilayah

Jetak Ngasri. Populasi ini merupakan konsumen Cafe Focus Wilayah Jetak

Ngasri.

2. Sampel

135 Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik tertentu yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2017). Ukuran sampel yang lebih besar

dari 30 dan kurang dari 500 sudah memadai bagi kebanyakan penelitian.

Kecukupan sampel sebanyak 60 responden. Sampel dalam penelitian ini

adalah konsumen Cafe Focus Wilayah Jetak Ngasri. Untuk penentuan ukuran

sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin:


N
Rumus n =
1+ Nr 2

135
n= 2
1+ 135(0,05)

n = 100

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

R = Tingkat Signifikansi menggunakan 5% atau 0,05.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data atau informasi

dengan membaca, mengutip, dan menyusunnya berdasarkan data-data yang telah

diperoleh. Dalam penelitian skripsi ini data yang peneliti peroleh berasal dari

data primer.Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden atau objek

yang diteliti. Data ini juga bisa diperoleh dari lapangan (Tika, 2016). Data primer

merupakan informasi yang dikumpulkan, utamanya untuk tujuan investigasi yang

sedang dilakukan . Data primer ialah data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini

melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Kelebihan penggunaan

sumber data primer adalah peneliti dapat mengumpulkan data sesuai dengan

yang diinginkan karena data yang tidak relevan dapat dieliminasi atau setidaknya

dikurangi. Dengan demikian data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diambil dari sumber yang pertama berupa kuesioner dari konsumen Cafe Focus

Wilayah Jetak Ngasri.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket (Kuesioner). Menurut Suharso (2019), kuesioner adalah daftar pertanyaan

tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden

terpilih, dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika

peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur

variabel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menganalisis data

yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat

dibuktikan relevansinya. Untuk memperoleh data- data dari lapangan digunakan

teknik pengisian angket (kuesioner). Angket (kuesioner) ini diberikan kepada

konsumen Cafe Focus Wilayah Jetak Ngasri. Supaya penelitian mendapatkan

hasil yang maksimal, peneliti menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi

instrumen penelitian bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara variabel

yang diteliti dengan sumber data atau teori yang diambil.

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perbahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat),

variabel ini sering disebut sebagai variabel Stimulus, Predictor, Antecendent.


Adapun variabel Independen dalam penelitian ini ialah variabel

Promosi, Harga dan Kualitas Pelayanan. Sehingga akan menghasilkan

pengaruh variabel Independen terhadap variabel Dependen.

a. Promosi ( X 1 )

Promosi adalah media untuk mengenalkan suatu produk barang dan

jasa yang baru atau memperkuat brand image suatu produk yang telah ada

sebelumnya. Menurut (Njoto, 2018) indikator-indikator promosi

diantaranya adalah:

1) Pesan promosi

2) Media Promosi

3) Waktu Promosi

b. Harga ( X 2 )

Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) atau

aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu

yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Menurut

(Igir, 2018) indikator harga, yaitu :

1) Keterjangkauan harga

2) Pertumbuhan harga pesaing

3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

4) Kesesuaian harga dengan manfaat yang dihasilkan.

c. Kualitas Pelayanan ( X 3 )
Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Adapun indikator kualitas layanan menurut (Ilham,

2017) sebagai berikut:

1) Bukti Fisik (Tangibles)

2) Reliabilitas (Reliability)

3) Daya Tanggap (Responsiveness)

4) Jaminan (Assurance)

5) Empati (Emphaty)

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat atau sering disebut dengan variabel output, kriteria,

konsekuensi merupakan variabel yang dipenuhi atau yang menjadi akibat,

karena adnya variabel bebas.

Dalam variabel ini ada satu variabel terikat yang digunakan yaitu

Keputusan Pembelian Ulang. Keputusan Pembelian Ulang yang diteliti

diambil dari leterasi buku, jurnal, dan karya tulis lainnya.

a. Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternative

pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat

keputusan, harus bersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan

pembelian dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan

keputusan tersebut dilakukan. Menurut (Safitri, 2017) indikator

pengambilan keputusan pembelian yaitu:


1) Kemantapan membeli setelah mengetahui informasi produk

2) emutuskan membeli karena merek yang paling disukai

3) Membeli karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

4) Membeli karena mendapat rekomendasidari orang lain

3. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, variabel diukur menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subjek penelitian diminta

untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia.

Alternatif jawaban beserta skornya ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Skala Pengukuran Model Likert

Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan


Sangat Setuju (SS) 5
H. Teknik Pengolahan
Setuju (S) 4
Data
Ragu-Ragu (R) 3
1. Uji Tidak Setuju (TS) 2 Instrumen
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (1989), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.


Untuk melakukan uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS

versi 22. Dikatakan valid jika 𝑟ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , begitu juga sebaliknya,

dengan ketentuan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 0,05 (5%). Berikut adalah

hasil uji validitas data-data dalam penelitian ini:

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran.

Rumus reliabilitas ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Untuk menguji

reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach karena data yang diukur

berupa data dengan skala likert. Jawaban kuisioner pada skala likert

mempunyai gradasi dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Alpha

Cronbach merupakan suatu koefisisen reliabilitas yang mencerminkan

seberapa baik item pada suatu rangkaian berhubungan secara positif satu

dengan lainnya. Alpha Cronbach dihitung dalam batasan interkorelasi

rata-rata antara item yang mengukur konsep. Semakin dekat Alpha

Cronbach dengan 1 semakin tinggi reliabilitas konsistensi internalnya.

Dengan kriteria pengujian jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi

0,05, maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung <

rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat variabel

pengganggu atau residual yang memiliki distribusi normal dalam model

regresi.

Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen

dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan

mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga

untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan

mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen.

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual

suatu periode pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar

Scatterplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik

data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar 0, titik- titik data tidak

mengumpulhanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data

tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian


menyempit dan melebar kembali, penyebaran titik-titik data tidak

berpola.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Penerapan analisis sederhana Sugiono sebagai berikut:”analisis regresi

linier digunakan peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan

nilainya), jadi analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal dua. Regresi Linier Berganda digunakan untuk

menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini regresi linear bergandi dirumuskan sebagai berikut:

Y=a+b1X1+ b2X2+ b3X3+e

Dimana:

Y = Variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian

X1 = Variabel independen Promosi

X2 = Variabel independen Harga

X3 = Variabel independen Kualitas Pelayanan

b1 = Koefisien Promosi

b2 = Koefisien Harga
b3 = Koefisien Kualitas Pelayanan

a = Nilai konstanta

e = eror term

Data yang telah dikumpulkan dan tersusun secara sistematis

kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

b. Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Fungsi dari uji R2 yaitu untuk mengukur sejauh mana kemampuan

variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Uji R2dinyatakan

dalam presentase yang nilainya berkisaran antara 0< R2<1. Criteria

pengujiannya yaitu sebagai berikut.

1) Jika nilai R2 mendekati 0 menunjukan pengaruh yang semakin kecil.

2) Jika nilai R2 mendekati 1 menunjukan pengaruh yang semakin kuat.

c. Uji Simultan (Uji F)

Fungsi uji F yaitu untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimaksudkan dalam persamaan regresi secara

bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria

pengujiannya yaitu sebagai berikut :

1) Jika F hitung >F tabel dengan dk pembilang k dan dk penyebut n- k-1

dan α = 0,05 maka H0 ditolak dan jika sebaliknya maka H0 diterima.

2) Jika sig.< 0,05 maka H0 ditolak dan jika sebaliknya maka H 0

diterima.
d. Uji Parsial (Uji t)

Digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis benar. Uji

statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.

Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan α = 0,05, maka H0 ditolak

dan jika sebaliknya maka H0 diterima.

2) Jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan jika sebaliknya maka H0

diterima.

Daftar Pustaka
Afitri H, (2017) “Pengaruh Faktor Harga, Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Keputusan Pembelian Pada kafe Bangsal Kopi Lubuk Pakam” Skripsi

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatra Utara Medan.

Alma, Buchari.( 2018). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta.

Alkhairi. D.R (2019) “Analisis Faktor-Faktor Prilaku Konsumen Coffee Shop DI

Kota Bandar Lampung” Skripsi, Program STudi Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Institus Bisnis dan Informatika Dharmajaya Bandar Lampung

Alsa, Asmadi. (2017). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya

dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Offset.

Andriawawn, N.S (2019) “Pengaruh Suasana, Kualitas Makanan, Faktor Psikologis

dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Pos

Ronda café Magelang” Skripsi Manajemen, Fakultas Manajemen dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ari Setyaningrum. (2015). Prinsip-Prinsip Pemasaran Plus Tren Terkini. Penerbit

Andi: Yogyakarta.

Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina

Aksara.

Assegaf, M 2009 “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Konsumen (Studi

Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda di Kota Semarang) Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Vol 10 No 2

Budiatmo. A (2019) “Pengaruh Harga, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen di Warung Makan Spesial Sambel” Skripsi Jurusan


Administrasi dan Bisnis Universitas Dipponegoro

Cnbcindonesia.com “Persaingan Bisnis Iklan di Jagad Maya” diakses dalam laman:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20191104154040-8-112509/persaingan-

bisnis-iklan-di-jagad-maya (diakses pada tanggal 11 November 2021)

Dharma. S, (2020) “Pemaknaan Konsumen Café dan Coffee Shop” Skripsi, Ir

Universitas Airlangga

Garvin, D. A. (1998). Managing Quality. New York: The Free Press

Hartini, Sri. 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, Harga dan Lokasi

Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menginap di Hotel Sakura Palangka

Raya. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Vol.3, No. 1.

Igir, F., Tampi, J., & Taroreh, H. (2018). Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Grand Max Pick Up (Studi pada

PT. Astra International Tbk Daihatsu Cabang Malalayang). Jurnal Administrasi

Bisnis, 6(002), 269332. https://doi.org/10.35797/jab.6.002.2018.19856.

Ilham, D.A. (2017). “Pengaruh Kepercayaan, Keamanan dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Situs Online Store Lazada Sebagai E-

Commerce Terpercaya di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi.

Imania Djati Yuliana. (2019). Analisis Faktor- Faktor Yang Dipertimbangkan

Memilih Transmart Malang Untuk Tempat Berbelanja.

Indiani. N.P, (2021) “Pengaruh Promosi dan Kualitas Pelayana Terhadap Keputusan

Pembelian Start Up Coffee di Denpasar” Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis

Vol 5 No 1, Universitas Warmadewa

Indriani, Eni. 2018. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga serta Promosi Terhadap
Keputusan Konsumen Membeli Paket Wisata Pada PT. Wahyu Prima Bintang

Tour & Travel Samarinda. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 6 No. 1.

Indrisari, D.P (2017) “Pengaruh Harga, Promosi dan Produk Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Restoran Cepat Saji” Jurnal Ekonomi, Vol 19 No 9

Oktober, Universitas Borobudur.

Irawan, P.D, (2017) “Pengaruh Strategi Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

yang Dimediasi Oleh Minat Beli Pada Konsumen Matahari Departemen Store

Yogyakarta” Skiripsi Program Studi Managemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Negeri Yogyakarta

Kinanti, A. L. (2019). Pengaruh Harga, Promosi Penjualan, dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Keputusan Pembelian Barang Secara Online Melalui E-Commerce.

Kotler. P. & Kevin K. (2013). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Kotler. P. & G. Armstrong. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Kotler. P. & Kevin K. (2016): Marketing Management, 15th Edition New Jersey:

Pearson Pretice Hall, Inc.

Kotler P,( 1997). “Managemen Pemasaran” Jakarta Erlangga. 14

Kotler, Philip Keller Kevin Lane. (2012) Manajemen Pemasaran, ed. tiga belas, alih

bahasakan: Benyamin Molan, Bahasa Indonesia PT. Indeks, Jakarta.

Kurnia, R.N, (2021) “Pengaruh Café Atmosphere dan Harga Pada Keputusan

Pembelian Fruts Surabaya” Jurnal Pendidikan Tata Niaga Vol 9 No 2,

Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya.


Kusuma, D.F dan Sugandi.M.S, (2018) “Strategi Pemanfaatan Instagram Sebagai

Media Komunikasi Pemasaran Digital Yang Dilakukan Oleh Dino Donuts”

Jurnal Manajemen Komunikasi Universitas Telkom, Vol 3 No , Oktober.

Laksana. F, (2008) “Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis” Yogyakarta, Graha

Ilmu.

Lupiyoadi, Rambat, dan A. Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa Edisi

Kedua. Jakarta: Salemba Empat

Mario Seto Dwi Dewantoro. (2019). Pengaruh Harga, Promosi, Kualitas Pelayanan,

dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian” (Studi Kasus Konsumen Mozza

Car Wash & Auto Care di Jalan Kabupanten, Yogyakarta). In Ekonomi &

Manajemen Bisnis. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78

Muhammad Arief. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Promosi

Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Pada Pt. Pos Indonesia (Persero)

Perdagangan Kec. Bandar Kab. Simalungun. In Universitas Sumatera Utara.

Njoto, D. P., & Sienatra, K. B. (2018). Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Wenak Tok. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis

Universitas Ciputra Surabaya, 3(9), 27–44.

Nurlita. R, (2018) “Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Pemasaran Online Pada

Matakuliah Kewirausahaan” Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Pabundu Tika. (2014). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Karyawan.

Jakarta : Bumi Aksara.


Prasetio, R. (2017). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

Pada Bisnis CHEPITO Tour & Travel. PERFORMA : Jurnal Manajemen Dan

Start-Up Bisnis, 2(3), 2–10.

Rosmitha, S. N. (2017). Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap

Keputusan Pembelian Kartu Paket Internet dalam Prespektif Ekonomi Islam.

Ekonomi Syariah UIN Rden Intan Lampung, 1(1), 43.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Simamora, Bilson. (2017). Pemasaran Strategik. Edisi 1. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka.

Setyahati A. (2020). Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas PelayananTerhadap

Keputusan Konsumen Pada Bengkel Perawatan Mobil Global Protection Bekasi.

In Universitas Satya Negara Indonesia.

Solikha, S. (2020). Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan (Studi Kasus pada PT. GO-JEK). Jurnal Ekobis : Ekonomi Bisnis &

Manajemen, 10(1), 67–81. https://doi.org/10.37932/j.e.v10i1.91

Stanton, William J. (2015). Prinsip pemasaran, alih bahasa : Yohanes Lamarto

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudaryono. (2014). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Pemasaran. Jakarta: Lentera

Ilmu Cendekia.

Suhari, Y. (2015). Model Perilaku Konsumen 2020. Economic Journal, 1(1), 3–10.

Suharso, Puguh. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan

Filosofi Praktis. Jakarta: PT. Indeks.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Bisnis. Bandung: Alfabeta


Tasruddin. R, (2017) “Tren Periklanan di Media Sosial” Jurnal Komodivikasi

Volume 5, Fakultas Dakwan dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alaudin

Makassar.

Tjiptono. F, (2005) “Prinsip-Prinsip Total Quality Service” Yogyakarta

Tjiptono. F.( 2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: ANDI

Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa, Prinsip, Penerapan dan Penelitian.

Yogyakarta: Andi Publisher.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, (2016): Pemasaran Strategik, Yogyakarta

Andi.

Trence. A, (2003) “Periklanan dan Promosi” Penerbit PT. Erlangga, Jakarta.

Turmono. (2019). Pengaruh Promosi, Harga Dan Pelayanan Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Tiki Tegal Parang A258P Jakarta. Oikonomia: Jurnal

Manajemen, 15(2), 1–17. https://doi.org/10.47313/oikonomia.v15i2.754

Yulia, R. R. (2016). Pengaruh Harga, Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Di Rental ATIKA DVD Dan VCD KEDIRI.

Ekonomi Akuntansi Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01(08), 1–13.

Anda mungkin juga menyukai