Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khususnya di kota-kota besar

semakin berkembang dengan pesat. Banyak yang bermunculan wirausahawan

yang membuka usaha kafe dengan berbagai konsep atau ide-ide yang dibuat untuk

memikat pelanggan dari berbagai kalangan. Beberapa lokasi di kota kecil bahkan

juga banyak bermunculan kafe, ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah

setempat yang mempermudah perizinan mendirikan usaha. Perkembangan bisnis

kafe yang ada di Indonesia ini terus tumbuh pesat sehingga patut diperhitungkan

sebagai salah satu bisnis yang paling menguntungkan di era modern ini. Saat ini

lebih dari 10.000 cafe di Indonesia yang diprediksi masih akan terus bertumbuh.

Pada 2013-2018, total pendapatan sektor cafe diperkirakan meningkat dari USD

3,4 milliar menjadi USD 4,16 milliar (Sumber : merdeka.com//bisnis-cafe-di-

tanah-air//). Tingkat persaingan ketat inilah yang membuat pemain dalam bisnis

kafe memikirkan strategi guna memenangkan persaingan.

Perusahaan restoran dan rumah makan berskala menengah dan besar di

Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebanyak 2.997 perusahaan. Hal ini berarti

terdapat tambahan sebesar 61 perusahaan atau naik 2,09 persen dibandingkan

denganpada tahun 2010.

1
2

Tabel 1.1
Profil Perusahaan/Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah
dan Besar, Menurut Beberapa Provinsi di Indonesia, Tahun 2015

Provinsi Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Tamu


Jumlah Pendapatan Per hari
Pekerja (Rupiah)
(Orang)
Aceh 23 5.159.259.698 261
Sumatera Utara 24 4.049.698.976 215
DKI Jakarta 19 4.394.146.033 245
Jawa Barat 26 4.231.849.595 214
Jawa Tengah 36 5.417.253.261 310
Jawa Timur 27 3.978.716.035 240
Bali 37 5.953.253.338 107
Banten 29 4.750.419.050 188
Riau 18 3.184.682.857 190
D.I Yogyakarta 31 3.711.220.027 271
Sumber : (https://www.bps.go.id)Tahun 2015

Provinsi Bali merupakan provinsi dengan jumlah rata-rata pendapatan

terbanyak diantara 10 provinsi yang ada pada tabel diatas. Dan jumlah rata-rata

tamu terbanyak per hariadalah Provinsi Jawa Tengah dengan 310 orang.Dilihat

menurut jaringan usaha, sebagian besar usaha restoran dan rumah makan berskala

menengah dan besar merupakan perusahaan yang berstatus cabang yaitu sebanyak

53,98 persen, kemudian diikuti oleh perusahaan yang berstatus tunggal sebanyak

39,00 persen. Sedangkan sisanya sebesar 7,02 persen merupakan perusahaan yang

berstatus kantor pusat, artinya perusahaan tersebut memiliki cabang atau

perwakilan atau unit pembantu lain.

Indonesia sendiri merupakan negara produsen kopi ke empat terbesar di

dunia. Produk kopi asal Indonesia banyak digemari dan menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Banyak

cara untuk menikmati kopi khas Indonesia, salah satunya dengan mengunjungi

Kafe. Data Kementrian Perindustrian menunjukkan, perubahan gaya hidup


3

masyarakat Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah mendorong kinerja

industri pengolahan kopi di dalam negeri hingga mengalami peningkatan yang

sangat signifikan. Melihat hal tersebut tidak mengherankan apabila perkembangan

bisnis kafe di Indonesia begitu menjanjikan. Kafe kini bukan hanya tempat untuk

menikmati kopi dan teh saja namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup

masyarakat di Indonesia (Sumber: ekonomi.kompas.com). Kemudian fenomena

yang ditemui selanjutnya adalah berkembang pesatnya bisnis kafe di Indonesia

dan banyak bermunculan kafe baru dengan konsep yang berbeda. Ketika banyak

bermunculan kafe baru, ini akan mengakibatkan tingginya tingkat persaingan.

Kafe yang tidak kuat akan dengan mudah dikalahkan oleh pesaingnya. Dilihat dari

sisi konsumen saat ini, mereka memiliki lebih banyak alternatif varian dan lebih

selektif dalam memilih kafe yang akan dikunjungi. Ketika konsumen menganggap

suatu kafe tidak memuaskan, maka kafe tersebut akan sangat mudah untuk

ditinggalkan.

Khususnya untuk kota Medan terdapat beberapa kafe yang terkesan hidup

mati karena tidak siap menghadapi persaingan. Maka dari itu pelaku bisnis harus

mampu mempersiapkan strategi yang tepat untuk merebut pasar dan

memenangkan persaingan. Salah satunya dengan memperhatikan aspek yang

ditawarkan melalui strategi Marketing Mix yang meliputi product ,price

,promotion ,place ,people ,process ,physical evidence.

Dalam memilih strategi keunggulan bersaing yang tepat untuk diterapkan

oleh sebuah bisnis, pelaku bisnis perlu melihat situasi dan kondisi pasar serta

menilai kedudukan atau posisi usaha bisnis pasar. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara analisis terhadap lingkungan bisnis eksternal maupun internal,


4

biasanya disebut dengan Analisis SWOT. Hal ini dimaksudkan untuk

mengidentifikasi peluang (Oppurtunity) dan ancaman (Threat), yang berasal dari

lingkungan eksternal serta mengidentifikasi kekuatan (Strength) dan kelemahan

(Weakness) yang berasal dari lingkungan internal bisnis.

Persaingan kafe di Kota Medan semakin ketat, sehingga mengakibatkan

para pemilik usaha berpikir lebih kreatif untuk menciptakan konsep yang berbeda

dari cafe-cafe yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan bisnis sangat

ketat terjadi di bidang kuliner. Perkembangan bisnis kuliner di Kota Medan

ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah bisnis kuliner baik yang

berkonsep tradisional maupun berkonsep modern di berbagai sudut kota Medan.

Menurut Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan/usaha

restoran/rumah makan berskala menengah dan besar, rata rata jumlah tenaga kerja

dan rata rata pendapatan perusahaan di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2011.

Tabel 1.2
Profil Perusahaan/Usaha Restoran/Rumah Makan Berskala Menengah dan
Besar, Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2015
Provinsi Rata-Rata Rata-rata Rata-Rata tamu per
jumlah pendapatan hari
pekerja(Orang) perusahaan
(Rupiah)
Sumatera 24 orang/ 4.049.698.976/ Hari 215/ Hari
Utara Restoran
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2015

Dari Tabel diatas dapat simpulkan bahwa pada tahun 2015, Provinsi

Sumatera Utara memiliki jumlah pekerja rata-rata 24 orang tiap usaha

restoran/rumah makan. Kemudian Rata-Rata pendapatan usaha restoran/rumah

makan di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar Rp. 4.049.698.976. Dan rata-
5

rata tamu per hari pada usaha rumah makan/restoran di Provinsi Sumatera utara

adalah 215 orang.

Eatboss adalah cafe yang pertama kali dibuka di Jl. Aceh 66 Bandung.

Melalui perjalanan yang panjang di dunia kuliner Nasional, Eatboss adalah

perusahaan yang secara konsisten menyediakan berbagai pilihan keramahan dan

layanan. Ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan kepuasan pelanggan

melalui standar kualitas makanan dan minuman yang terintegrasi dengan layanan

standar yang sangat baik. Eatboss Medan buka pertama kali pada tanggal 21

Desember 2018 dan terletak di di Jln Ring Road Komplek OCBC. Eatboss cabang

Medan ini merupakan Franchise dari Bandung. Eatboss Medan ini menerapkan

beberapa strategi pemasaran dengan memperhatikan kualitas produk dan kualitas

pelayananuntuk dapat menarik dan merebut pelanggan, khususnya merebut

pangsa pasar. Strategi ini dibuat untuk mengimbangi persaingan yang cukup ketat

di dalam dunia bisnis khususnya di Kota Medan. Menurut pengamatan penulis,

pelayanan yang diberikan oleh Eatboss Kafe, sudah maksimal. Karena setelah

konsumen mengkonsumsi makanan tersebut maka pegawai Eatboss akan

menanyakan pendapat konsumen terhadap makanan tersebut, dan menerima

masukan atau saran dari konsumen tersebut. Dan menurut pengamatan penulis,

hal yang unik di Eatboss kafe ini adalah bergantinya jabatan seorang manager

setiap tiga bulan sekali, dan diganti sesuai dengan keputusan dari perusahaan

pusat yang terletak di Bandung. Eeatboss Cafe menyediakan 100 menu makanan

dan minuman. Ini merupakan kebijakan dari pusat.Penulis mengamati bahwa

pelayanan yang di berikan Eatboss Kafe ini adalah faktor pendukung kafe ini
6

dapat bertahan di pasar. Di kafe ini juga menyediakan live music pada hari sabtu

dan minggu. Di Komplek OCBC ini Eatboss memiliki pesaing seperti :

Tabel 1.3
Daftar Nama Kafe di Komplek OCBC Jalan Ring Road Medan

No Nama Café
1 RM. Sederhana
2 Coffee Box
3 Oh-Dough
4 Warung Upnormal Medan
5 RM. Garuda
6 Richesee Factory
7 RM. Beringin Indah-Burung Goreng
8 Gaboh Burger
Sumber : Diolah oleh Peneliti (2019)

Untuk dapat mempertahankan bisnis serta menghadapi tantangan persaingan

perlu diterapkan strategi yang paling tepat agar Eatboss Medan dapat bertahan di

tengah persaingan.

Alasan peneliti memilih Eatboss sebagai tempat penelitian karena peneliti

ingin mengetahui kenapa Eatboss membuka usahanya di daaerah yang ramai akan

tempat kuliner, Eatboss merupakan cafe yang baru buka pada tahun 2018. Oleh

karena itu peneliti ingin menganalisis strategi apa yang digunakan Eatboss untuk

bertahan di dalam persaingan dengan para pesaingnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Analisis Strategi Pemasaran Terhadap Keunggulan Bersaing (Studi

kasus pada Eatboss Medan Jl.Ring Road, Komplek OCBC,Medan)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


7

Bagaimana strategi yang digunakan Eatboss Medan dalam menjalankan

usahanya agar dapat bertahan dalam persaingan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untukmenganalisis strategi-strategi apa saja yang digunakan Eatboss Medan

dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan dalam persaingan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam melakukan

penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti tentang strategi pemasaran, keunggulan bersaing dan analisis

SWOT. Serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk

mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang didapat selama perkuliahan ke

praktik nyata.

2. Bagi Eatboss Medan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan berupa saran

dan informasi kepada pihak Eatboss Medan

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi, masukan dan menambah

pemahaman serta perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam

permasalahan atau kajian yang sama dan mengembangkan di masa yang

akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.


BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Manajemen Strategik

Menurut Fahmi (2017:2), manajemen strategik adalah suatu rencana yang

disusun dan dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar

pengaruh rencana tersebut bisa memberikan dampak positif bagi organisasi

tersebut secara jangka panjang. Salah satu fokus kajian dalam manajemen

strategik ingin memberikan dampak penerapan konsep strategis kepada

perusahaan secara jangka panjang atau sustainable termasuk dari segi profit yang

stabil. Profit yang stabil dipengaruhi oleh stabilitas penjualan yang terus

mengalami pertumbuhan (constant growth)

2.1.1 Konsep dan Definisi Strategi

Menurut Pardede (2011: 28), dalam pengertian yang sangat umum, strategi

dapat diartikan sebagai cara terbaik untuk mencapai suatu sasaran atau untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengertian yang lebih lengkap menyatakan bahwa

strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang organisasi atau

perusahaan, penentuan jumlah dan jenis kegiatan yang dibutuhkan, serta

penjatahan sumberdaya untuk pencapaiannya.

Coulter dalam Kuncoro (2006 :12) mendefinisikan strategi sebagai jumlah

keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan

menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang

dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan demikian, beberapa ciri strategi

yang utama adalah (1) goal-directed actions,yaitu aktivitas yang menunjukkan

8
9

‘apa’ yang diinginkan organisasi dan ‘bagaimana’ mengimplementasikannya; (2)

mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta

memperhatikan peluang dan tantangan.

Menurut Rivai & Prawinegoro (2015:9), strategi ialah cara dan alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran atau objective). Strategi harus

mampu membuat semua bagian dari suatu organisasi yang luas menjadi satu,

terpadu untuk mencapai tujuan akhir (sasaran atau objective); ini adalah masalah

kegiatan operasi organisasi.

David & David (2017:11) mengungkapkan bahwa strategi dimaksudkan

untuk pencapaian tujuan jangka panjang (long-term objectives). Strategi adalah

tindakan potensial yang membutuhkan kepuasan manajemen puncak dan

sumberdaya perusahaan yang besar. Sebagai tambahan, strategi mempengaruhi

kesejahteraan jangka panjang organisasi, biasanya paling sedikit lima tahun, dan

oleh karena itu berorientasi masa depan

2.1.2Tipe-Tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2015:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan

berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan

strategi bisnis.

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.


10

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan

kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan

2.1.3Tingkat-tingkat Strategi
Menurut Robbins dan Coulter (2016 : 253), terdapat tiga tingkatan strategi

dalam perusahaan, yaitu:

a. Strategi Korporat (Perusahaan)

Menurut Robbins dan Coulter (2016 : 253) strategi korporat adalah strategi

organisasi yang mengspesifikasi bisnis apa yang akan digeluti atau yang

ingin digeluti dan apa yang ingin dilakukan perusahaan dengan bisnis ini.

Ini didasarkan pada misi dan tujuan organisasi serta peranan yang akan

dimainkan setiap unit bisnis organisasi.

b. Strategi Bisnis (Strategi Kompetitif)

Menurut Robbins dan Coulter (2016 : 255), strategi kompetitif adalah

strategi tentang bagaimana organisasi akan bersaing dalam bisnisnya.

c. Strategi Fungsional
11

Menurut Rangkuti (2015: 14) Strategi yang dirumuskan bersifat lebih

spesifik tergantung pada kegiatan fungsional manajemen. Jika di tingkat

perusahaan telah menetapkan suatu strategi untuk membuat unit kegiatan

baru di tingkat unit bisnis, misalnya unit pembelian, seperti membuat

strategi penetapan harga standar berdasarkan persentase margin keuntungan

tertentu untuk masing-masing jenis barang yang dibeli.

2.1.4 Perumusan Strategi

Perumusan strategi menurut Yunus (2016: 165) merupakan proses

penyusunan langkah-langkah untuk masa depan perusahaan, yang bertujuan untuk

membangun visi dan misi perusahaan, menetapkan tujuan strategis serta

merancang strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dalam rangka

menciptakan nilai terbaik yang berasal dari konsumen. Strategi yang telah

ditentukan harus sesuai dengan tujuan perusahaan, sehingga akan membawa

posisi perusahaan ke posisi yang lebih baik.

Perumusan strategi menurut Rothwell (Yunus, 2016: 165) terdiri dari

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Establishment of Vision, Mission, and Goals

Langkah ini mencakup pernyataan umum yang berkaitan dengan misi,

maksud, dan tujuan organisasi. Perumusan Visi, misi dan tujuan merupakan

tanggup jawab kunci bagi manajerial pusat. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai

yang dibawakan manajer. Visi, misi dan tujuan suatu organisasi harus jelas dan

ringkas serta menunjukkan dasar tujuan suatu organisasi serta apa yang ingin

dicapai organisasi tersebut.


12

2. Identifying Past and Present Strategies

Sebelum memutuskan suatu strategi diperlukan atau tidak, maka seorang

manajer harus mengidentifikasi berdasarkan strategi sebelumnya dan pada saat

ini. Apakah strategi di masa lalu telah disusun dengan sebenarnya? Jika belum,

maka hal ini, dapat dianalisis dan diidentifikasi apakah strategi yang sebelumnya

masih bisa diterapkan atau perlu diperbaiki. Dengan melihat strategi sebelumnya,

dapat menunjukkan bagaimana kegiatan suatu organisasi sebelumnya berlangsung

beserta implementasinya.

3. Diagnosing Past and Present Performance

Langkah ini diperlukan untuk mengevaluasi bagaimana strategi terdahulu

bekerja dan menentukan perubahan apa yang diperlukan sehingga laporan sebuah

organisasi perlu dikaji lebih dalam. Sebuah diagnose dapat diambil dari beberapa

faktor berikut:

a. Efektifitas organisasi.

b. Proses organisasi.

c. Kinerja organisasi.

Evaluasi Kinerja organisasi biasanya memasukkan beberapa tipe analisis

dan diagnosis keuangan. Salah satu manajemen harus memiliki gambaran yang

jelas tentang kondisi organisasi secara detail. Langkah selanjutnya adalah

menentukan strategi untuk jangka panjang, menengah dan jangka pendek yang

termasuk dalam tujuan dan misi organisasi. Perlu diingat bahwa, tujuan

tersebut tidak dapat ditentukan tanpa menguji kondisi internal dan eksternal.

Penentuan tujuan jangka menengah serta analisis kondisi internal dan eksternal

saling memengaruhi satu sama lain.


13

4. Setting Objectives

Sasaran adalah pernyataan tentang apa yang dituju organisasi. Sasaran

tersebut memberikan petunjuk dan tujuan kepada organisasi dan anggotanya.

Beberapa pertanyaan tentang sasaran diperlukan oleh manajer.

a. Sasaran Jangka Panjang

Secara umum membahas rencana suatu organisasi di masa mendatang pada

beberapa tahun mendatang. Sasaran jangka panjang harus mendukung dan

tidak bertentangan dengan misi suatu organisasi. Meskipun sasaran tersebut

agak berbeda dengan misi suatu organisasi akan tetapi harus masih

berkaitan.

b. Sasaran Jangka Pendek

Merupakan suatu bagian turunan di dalam sasaran jangka panjang yang

mendukung berjalannya sistem suatu organisasi. Seperti sebuah evaluasi

harus menghasilkan daftar prioritas pada tujuan jangka panjang. Tujuan

jangka pendek dapat diatur untuk membantu mencapai tujuan jangka

panjang.

Tujuan jangka pendek juga harus jelas, singkat dan diukur bila

memungkinkan. Bagian yang terkena harus memahami dengan jelas apa yang

diharapkan. Biasanya, beberapa tujuan harus digunakan untuk mencerminkan

kinerka yang diinginkan pada suatu unit organisasi tertentu atau orang.

Berdasarkan perspektif tingkat diatas, sasaran harus menjangkau semua area

utama pada organisasi.


14

2.2 Strategi Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2000:15) bauran pemasaran adalah alat pemasaran yang

digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran yang meliputi item

alat pemasaran yaitu product, price, promotion, dan place (4P).

Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Buchari Alma

(2012:205), diartikan sebagai berikut:

“Bauran pemasaran merupakan strategi mencampuri kegiatan – kegiatan

pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil

yang memuaskan. Marketing mixterdiri atas empat komponen atau disebut

4P yaitu product, price, place, promotion”

Berdasarkan beberapa definisi tersebut diatas peneliti sampai pada

pemahaman bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang dijadikan

strategi dalam kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal

dalam istilah 4P, yaitu product (produk) , price (harga), place (tempat atau saluran

distribusi), dan promotion(promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki

beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence

(fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P makan

dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion,

people, physical evidence, dan process. Adapun pengertian 7P menurut Kotler

dan Amstrong (2012:62) :

a. Product

Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan

pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan


15

mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil

tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

Produk terdiri dari keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek,

kemasan, ukuran, pelayanan, garansi/jaminan dan imbalan

b. Price

Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan

harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi

yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai

variabel yang bersangkutan. Harga terdiri dari daftar harga, diskon, potongan

harga khusus, periode pembayaran dan syarat kredit.

c. Promotion,

Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan

membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui

iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. Promosi terdiri

dari promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan

pemasaran langsung.

d. Place

Distribusi adalah memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai

untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran,

serta mengembangka sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan

produk secara fisik. Distribusi terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar,

pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi.


16

e. People

People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi bisnis yang

membutuhkan sumber daya dengan peformance tinggi. Kebutuhan konsumen

terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan

loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akab menjadi

kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar.

f. Process

Layanan jasa ataupun kualitas produk sangat bergantung pada proses

penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan

jasa adalah karyawan itu sendiri, makan untuk menjamin mutu layanan (quality

assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan

sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi,

berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

g. Physical Evidence

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan

fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.

Sedangkan menurut Fandi Tjiptono (2001:24) Marketing Mix adalah dari

empat macam hal yaitu Product, Price, Promotion, dan Place yang digunakan

sebagai senjata perusahaan dalam memasarkan produknya atau melayani

konsumen.

Dari beberapa variabel Marketing Mix di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

Unsur-Unsur Marketing Mix yaitu :


17

a. Produk (Product)

Menurut Fajar Laksana (2008:68) produk adalah segala sesuatu yang baik yang

bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Menurut Armstrong dan Kotler (2004:56) produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan

atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan atau kebutuhan.

b. Harga (Price)

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel. Artinya dapat

diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen

terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak dapat dirubah dengan mudah dan

cepat, tetapi kalau harga sewaktu-waktu bisa berubah.

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang yang

diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian

maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan berbagai macam-macam barang

dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan

jasa.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:124) harga adalah satuan moneter agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

c. Promosi (Promotion)

Menurut Fajar Laksana (2008:133) promosi adalah suatu komunikasi dari

penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk

merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi

mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk itu.


18

Menurut Bayu Swastha (2000:234) adalah komunikasi pemasaran dapat

didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan pembeli dan penjual

dan merupakan pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan

dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.

Berdasarkan pengertian diatas peneliti dapat simpulkan bahwa promosi

merupakan penting dalam memasarkan suatu produk sehingga konsumen akan

tertarik dan melakukan pembelian terhadap produk tersebut, sehingga suatu

promosi perlu dirancang semenarik mungkin dan informasi yang disampaikan

dapat dimengerti dengan mudah oleh masyarakat.

Promosi sebagai alat untuk menyebarkan informasi memiliki beberapa

komponen yang terdapat dalam bauran promosi. Bauran promosi menjadi pilihan

komunikasi yang terdiri dari kombinasi produk yang digunakan oleh perusahaan

apabila mendapat tanggapan positif akan menguntungkan perusahaan.

Berikut ini merupakan pengertian bauran promosi menurut beberapa ahli

diantaranya menurut Salomon dalam bukunya Basu Swastha Dharmmesta

(2014:9) mengemukakan bahwa bauran promosi adalah elemen-elemen utama

komunikasi yang dikendalikan oleh pemasar, termasuk periklanan, promosi

penjualan, hubungan masyarakat, penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2012:432) mengemukakan bahwa

bauran promosi adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi yang digunakan

perusahaan untuk secara persuasif mengkomunikasikan nilai pelanggan dan

membangun hubungan pelanggan.

Kotler dan Armstrong (2012:432), bauran promosi terdiri atas 5 (lima) alat-

alat promosi, yaitu :


19

1. Advertising

Periklanan yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang

dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa.

Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan

memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk promosi yang

digunakan mencakup broadcast, print, internet, outdoor, dan bentuk lainnya.

2. Sales Promotion

Promosi penjualan yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong

pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk promosi yang

digunakan mencakup discounts, coupons, displays, demonstrations, contest,

sweepstakes dan events.

3. Personal selling

Penjualan perseorangan yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan dengan

tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen.

Bentuk promosi yang digunakan mencakup presentations, trade shows, dan

incentive programs.

4. Public relations

Hubungan masyarakat yaitu membangun hubungan yang baik dengan berbagai

publik perusahaan supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan,

membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan

rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi yang

digunakan mencakup press releases, sponsorship, special events, dan web

pages.

5. Direct marketing
20

Penjualan langsung yaitu hubungan langsung dengan sasaran konsumen

dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan segera dan membina hubungan

yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup

catalogs, telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan lainnya.

Dari pengertian mengenai promosi peneliti sampai pada pemahaman bahwa

bauran promosi adalah cara untuk mengkomunikasikan suatu produk kepada

konsumen dengan penggunaan alat-alat promosi mencakup kegiatan periklanan,

promosi penjualan, penjualan perseorangan, hubungan masyarakat dan penjualan

langsung yang bertujuan untuk program penjualan.

d. Distribusi (Place)

Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah serangkaian

organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan

produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini

menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara

untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.

Sedangkan menurut pendapat Bayu Swastha (2000:190) saluran distribusi

untuk barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan

barang tersebut dari produsen ke konsumen atau pemakai industri.

Setelah mengetahui dengan jelas sistem bauran pemasaran yang ada diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing mix atau yg sering disebut dengan 4P

memiliki elemen yang sangat berpengaruh bahkan harus menjadi dasar bagi

sebuah produk komersial. Perencanaan 4P yang tepat harus dilaksanakan sebelum

sistem produksi dimulai, dan hal ini berlaku untuk usaha besar ataupun kecil.
21

Sedangkan apabila 7P dalam bauran pemasaran, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelayanan yang terbaik akan sangat berpengaruh pada tingkat

kepercayaan konsumen dan pelanggan. Para wirausaha harus jeli dalam melihat

peluang untuk menarik minat dan pasar sasaran yang tepat untuk membuat usaha

menjadi berkembang.

2.3 Analisis SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness),

peluang (Oppurtunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal

perusahaan (Jogiyanto, 2005:56). Semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama

kuatnya atau lemahnya dalam area bisnis (David, 2008:8) Lebih lanjut Wahyudi

(1996:68) menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai

berikut:

a. Kekuatan adalah suatu keunggulan sumber daya, keterampilan atau

kemampuan lainnya yang elatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar ang

dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan.

b. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan dan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif

suatu perusahaan.

c. Peluang adalah merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan.

d. Ancaman adalah merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan

Manfaat analisis SWOT adalah sebagai berikut:


22

a. Perusahaan menjadi lebih memahami kekuatannya dan memberikan

rekomendasi untuk meningkatkannya.

b. Perusahaan dapat melihat suatu peluang dan dapat mempertahankan peluang

c. Perusahaan dapat mengetahui kelemahan serta mencari solusi untuk

mengurangi kelemahan tersebut.

d. Perusahaan mengetahui potensi ancaman serta mencari solusi untuk

menghindari ancaman tersebut.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi analisis SWOT

A. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam suatu perusahaan,

yaitu kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan itu sendiri. Adapun

beberapa hal yang merupakan bagian dari faktor internal adalah :

 Sumber daya keuangan yang memadai.

 Sumber daya manusia yang kompeten.

 Properti teknologi terkini.

 Kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

 Kemampuan pemasaran yang baik.

 Kemampuan distribusi yang baik

 Dan lain-lain

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan

(ancaman dan peluang) dan berpengaruh terhadap performa perusahaan

tersebut. Adapun beberapa hal yang merupakan bagian faktor eksternal adalah:

 Tren bisnis
23

 Budaya masyarakat

 Sosial politik dan ideologi

 Kondisi perekonomian suatu negara

 Peraturan dan kebijakan pemerintah

 Perkembangan teknologi

2.4 Fungsi dan Matriks SWOT

Fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari

analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan

kelemahan) dan pokok persoalan eksternal/ peluang dan ancaman

(Rangkuti,2016). Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis (Rangkuti, 2016).

Tabel 2.1
Matriks SWOT menurut Rangkuti

IFAS KEKUATAN (Strength) KELEMAHAN(Weakness)


EFAS
Peluang STRATEGI SO STRATEGI WO
(Oppurtunity) Ciptakan strategi yang Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan
peluang
Ancaman STRATEGI ST STRATEGI WT
(Threats) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
mengatasai ancaman dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2016 : 31)

a. Strategi SO (Strengths-Oppurtunities)
24

Menurut Rangkuti (2016:31) strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b. Strategi ST (Strengths-Threats)

Menurut Rangkuti (2016:31) ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (Weaknesses-Threats)

Menurut Rangkuti (2016:31) strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Menurut Rangkuti (2016:31) strategi ini didasarkan pada kegiatan yang

bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman

Metode Analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling

dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan

dari empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun

rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan

dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari

ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat

sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas,

analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis

strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang

terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman

yang timbul dan harus dihadapi.


25

2.5 Strategi Bersaing

2.5.1 Persaingan dan Pesaing

Dalam Kuncoro (2008:86) Persaingan adalah keadaan ketika organisasi

berlomba untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan – seperti konsumen,

pangsa pasar, peringkat survey, atau sumberdaya yang dibutuhkan. Pengertian

pesaing sendiri dalam perspektif pemasaran adalah organisasi yang mampu

memenuhi kebutuhan konsumen yang sama Kuncoro (2008:87). Misalnya bila

kebutuhan konsumen adalah hiburan, para pesaing dapat bervariasi mulai dari

video game , bioskop, pertunjukkan, dan lain – lain. Dalam perspektif ini,

intensitas persaingan tergantung dari seberapa jauh kebutuhan konsumen dapat

dipahami dan seberapa jauh organisasi dapat memahami kebutuhan konsumen

tersebut.

2.5.2 Keunggulan Bersaing

2.5.2.1 Definisi Keunggulan Bersaing

Pada dasarnya setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu lingkungan

industri mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan

pesaingnya. Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara

eksplisit melalui kegiatan – kegiatan dari berbagai departemen fungsional

perusahaan yang ada. Pemikiran dasar dari penciptaan strategi bersaing berawal

dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan

dikembangkan, apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan kebijakan apa

yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian keunggulan bersaing (Competitive Advantage) menurut Porter

adalah suatu kemampuan perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis diatas


26

laba yang mampu diraih oleh pesaing pasar dalam industri yang sama. Bharadwaj

(2006 : 11) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil dari

implementasi yang memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki

perusahaan. Keahlian atau aset yang unik dipandang sebagai sumber dari

keunggulan bersaing. Keahlian unik merupakan kemampuan perusahaan untuk

menjadikan karyawannya sebagai bagian penting dalam mencapai keunggulan

bersaing.

Menurut Porter dalam (Sholiha 2015 : 16) ada dua alasan mendasar dalam

menentukan strategi bersaing perusahaan. Pertama, adalah daya tarik industri

yang ditunjukan oleh profitabilitas industri jangka panjang. Kedua, analisis

terhadap berbagai faktor yang akan menentukan posisi persaingan perusahaan di

dalam industri. Porter menyebutkan adanya lima kekuatan persaingan yang akan

berpengaruh terhadap profitabilitas suatu industri, yaitu : potensial entrants,

suppliers, industry competitors, substitutes, buyers.

a) Pesaing potensial (potensial entrants), adalah perusahaan yang saat ini tidak

bersaing dalam satu industri tetapi memiliki kemampuan sumberdaya untuk

memasuki suatu industri apabila perusahaan tersebut berkehendak.

b) Pemasok (suppliers), adalah organisasi yang menyediakan input bagi

perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan tenaga kerja. Pemasok yang memiliki

posisi tawar menawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan laba

bagi dirinya sendiri dan mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri

yang bergantung pada pasokan input dari pemasok tersebut.

c) Persaingan antar perusahaan dalam satu industri (industry competitors),

menunjukkan perjuangan perusahaan dalam satu industri untuk


27

memperebutkan pangsa pasar (customer share) melalui : penetapan harga

produk, pengeluaran iklan dan promosi, penggunaan tenaga penjualan,

penerapan penjualan langsung, maupun dukungan layanan penjualan.

d) Ancaman dari produk substitusi (substitute products), persaingan terhadap

produk tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang

sama, melainkan juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang

memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan.

e) Daya tawar pembeli (buyer), pembeli memiliki posisi penting terhadap

kelangsungan hidup perusahaan karena pendapatan penjualan (sales revenue)

yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan kepada

pembeli. Posisi daya tawar pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang

dan jasa ditentukan oleh dua hal utama yaitu bargaining leverage (pengaruh

tawar menawar) dan price sensitivity (sensitivitas harga).

Salah satu syarat bagi sebuah usaha agar dapat memenangkan persaingan

dalam industri adalah dengan kepemilikan keunggulan bersaing. Ada dua ukuran

keunggulan bersaing yaitu : kehematan dan pengistimewaan. Kemudian terdapat

empat unsur yang membentuk kehematan dan pengistimewaan yaitu kehematan

“efficiency”, mutu “quality”, pembaharuan “innovation”, dan daya tanggap

“responsiveness”, ukuran kehematan kegiatan pengolahan adalah perbandingan

antara nilai sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat sejumlah

barang tertentu dengan nilai barang tersebut. Semakin hemat suatu perusahaan

maka semakin kecil biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu satuan barang

atau jasa.
28

Quality, mutu barang ditunjukkan oleh sejauh mana barang tersebut

memiliki manfaat yang akan diberikan. Mutu barang yang tinggi memberi dua

keuntungan pada perusahaan. Keuntungan pertama adalah citra baik perusahaan

dan barang yang dibuatnya sehingga dapat menetapkan harga yang lebih tinggi

dari harga yang ditetapkan oleh pesaing. Keuntungan kedua adalah rendahnya

biaya pembuatan barang yang diakibatkan oleh mutu yang tinggi. Mutu yang

tinggi berarti jumlah barang yang rusak semakin rendah sehingga terjadi

penghematan jam kerja.

2.5.2.2 Konsep Dasar Keunggulan Bersaing

Istilah keunggulan bersaing secara tradisional telah digambarkan sebagai

faktor atau kombinasi dari faktor – faktor yang membuat suatu organisasi

memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan organisasi lainnya dalam suatu

industri atau pasar produk yang sama atau dalam suatu lingkungan persaingan (

Feureur dalam Amirullah 2015 : 94).

Keunggulan kompetitif berkelanjutan adalah keunggulan kompetitif yang

tidak disertai dengan kondisi perusahaan yang ada sekarang dan perusahaan

potensial tidak dapat mengduplikasi keuntungan yang timbul dari strategi itu.

Walaupun strategi kompetitif berkelanjutan tidak dapat disaingi dengan duplikasi,

namun hal ini tidak berarti bahwa keunggulan kompetitif berkelanjutan tidak akan

dapat bertahan selamanya.

2.5.2.3 Strategi Keunggulan Bersaing

Menurut Porter dalam Kuncoro ( 2008: 90) terdapat dua faktor yang

diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang tepat. Pertama,

didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Menurut Porter, keunggulan


29

kompetitif hanya akan akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber : bisa dari

keunggulan menciptakan biaya yang rendah, kemampuan organisasi untuk

menjadi berbeda dari pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah

cakupan produk – pasar dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam

pasar yang luas dan sempit.

Gabungan dari dua faktor ini membentuk dasar dari strategi bersaing

generic Porter yaitu : Kepemimpinan Biaya (cost leadership), diferensiasi

(differentiation) dan fokus (berbasis biaya dan diferensiasi).

1. Strategi Kepemimpinan Biaya (cost leadership)

Merupakan strategi dimana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih

efisien (melakukan reduksi biaya) dari pesaing – pesaingnya dengan memotong

biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat. Perusahaan yang mampu

menciptakan biaya produksi yang rendah tentu saja mampu menjual produknya

dengan harga lebih rendah dari pesaingnya. Perusahaan semacam ini tidak takut

terhadap ancaman pesaing yang akan menurunkan harga.

Keuntungan dari strategi kepemimpinan biaya adalah :

a. Perusahaan yang berbasis biaya rendah dapat memperoleh pendapatan di atas

rata-rata meskipun persaingan di pasar sangat kuat.

b. Strategi kepemimpinan biaya juga melindungi perusahaan dari pembeli yang

kuat. Dengan biaya yang rendah pembeli tidak dapat lagi memaksa perusahaan

mengurangi harga.

c. Posisi sebagai pemimpin pasar berbasis biaya juga memberikan fleksibilitas

kepada perusahaan untuk bekerja sama dengan pemasoknya.


30

d. Strategi ini juga memberikan halangan masuk yang tinggi bagi para pesaing

perusahaan terutama dalam hal keunggulan biaya dan penciptaan produk yang

berskala ekonomi.

2. Strategi Diferensiasi

Strategi diferensiasi adalah salah satu tipe kompetitif dimana organisasi

berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan pesaing.

Organisasi dapat menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda, pelayanan

atau teknologi baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap unik.

Perusahaan akan menggunakan strategi diferensiasi bila ingin bersaing dengan

pesaingnya dalam hal keunikan produk atau jasa yang ditawarkannya. Keunikan

tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai-nilai yang dicari

konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berbeda di mata

konsumen. Konsumen akan rela membayar dengan harga premium bagi produk-

produk yang dipersepsikann sebagai produk yang unik berbeda olehnya.

Perusahaan mengadopsi strategi ini biasanya memiliki banyak lini produk

membuat produk dengan banyak model, fitur, harga dan lain-lain yang beragam.

Karena pembuatan lini produk bukanlah hal yang murah bagi perusahaa, maka

perusahaan haru mampu mengontrol biaya biaya yang dikeluarkan perusahaan

dengan syarat tidak menghilangkan apa yang menjadi ciri diferensiasinya. Para

perusahaan berbasis diferensiasi bekerja keras menciptakan loyalitas merek pada

konsumennya – yaitu suatu keadaan dimana konsumen secara konsisten mencari,

membeli dan menggunakan produk tersebut. Karena dalam strategi ini, loyalitas

terhadap merek merupakan senjata ampuh bagi perusahaan berbasis diferensiasi.

3. Strategi Fokus
31

Merupakan suatu tipe manajemen strategi yang kompetitif yang

menekankan pada konsentrasi terhadap suatu segmen pasar atau kelompok

pembeli tertentu. Perusahaan ini bisa memilih strategi fokus berbasis biaya atau

diferensiasi. Perbedaanya terletak pada segmentasinya yang lebih kecil.

Perusahaan dengan strategi ini dapat berlandaskan keunggulan biaya atau

diferensiasi. Perusahaan yang menerapkan strategi fokus yang berbasi pada biaya,

bersaing dengan pesaing lain dalam industri untuk menjadi pemimpin pasar pada

celah pasar yang sempit dan spesifik.

Di lain pihak, perusahaan yang menggunakan strategi fokus berbasis

diferensiasi bisa menggunakan bentuk apapun yang digunakan perusahaan yang

berbasis diferensiasi – fitur produk, inovasi produk, kualitas produk, dan lain-lain.

Yang menjadi perbedaan adalah strategi fokus berbasis diferensiasi berspesialisasi

pada satu atau beberapa segmen pasar saja.

Keunggulan dari strategi fokus adalah:

a. Para perusahaan dengan strategi fokus bisa terus dekat dengan para

konsumennya sehingga akan bisa memberikan respons lebih cepat pada

perubahan kebutuhan konsumen – relatif lebih cepat dari perusahaan yang

memiliki segmen yang lebih luas.

b. Perusahaan bisa mendapat sedikit pesaing dan penjual yang mempunyai

kekuatan tawar yang lemah apabila perusahaan menargetkan produknya pada

segmen pasar yang kurang sensitif terhadap harga.


32

Sedangkan kekurangannya adalah :

a. Adanya kemungkinan perubahan rasa atau kebutuhan dari konsumen pada

celah pasar. Sulitnya perusahaan dengan strategi fokus untuk berganti celah

pasar secara cepat dapat menjadikan masalah menjadi masalah yang serius.

b. Adanya ancaman dari perusahaan berbasis diferensiasi yang mungkin akan

mengambil celah pasar dari perusahaan dengan strategi fokus.

c. Perusahaan bisa terjebak dengan memilih celah pasar yang ternyata terlalu

sempit.

2.5.2.4 Strategi Keunggulan Bersaing Generic

Ada Tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh

keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan focus. Porter

menamakan ketiganya strategi umum (Strategi Generik). Keunggulan biaya

menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah

untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi

dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap unik di

seluruh industry dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli dengan

perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang

memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Strategi Porter mensyaratkan adanya penataan organisasi, prosedur

pengendalian, sistem intensif yang berbeda. Perusahaan besar dengan akses

sumber daya yang besar biasanya bersaing dengan landasan keunggulan biaya dan

atau dengan strategi diferensiasi, sedangkan perusahaan kecil sering bersaing

dengan landasan focus.


33

Berdasarkan analisis kompetitif, Porter menyarankan bahwa walaupun suatu

perusahaan memiliki banyak kekuatan dan kelemahan dalam berhadapan dengan

pesaing. Terdapat dua jenis dasar keunggulan kompetitif yang dapat dimiliki oleh

suatu perusahaan yaitu biaya rendah dan diferensiasi yang sangat ditentukan oleh

sektor industri. Keduanya dihasilkan dari kemampuan perusahaan dalam

menanggulangi kelima kekuatan dengan baik dibanding pesaingnya.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini

antara lain:

1. Hendra Nurdiawan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

penerapan Strategi pemasaran Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang

Malang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data

deskriptif.Selain itu juga menggunakan pendekatan content analysis atau konten

isi. Hasil analisa yang didapat bahwa rumah makan ayam bakar wong solo

memiliki dua strategi pemasaran yang diterapkan, yaitu strategi pusat yang

kebijakannya dipegang oleh manajer outlet cabang di setiap daearah. Strategi

pemasaran yang diterapkan oleh Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo berfokus

untuk memperluas pangsa pasar secara keseluruhan. Strategi pemasaran cabang

yang diterapkan oleh Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo dibedakan menjadi

2, strategi pemasaran outlet baru dan strategi pemasaran outlet yang sudah lama

berdiri.

2. Siti Amelia Sabil (2012) dalam penelitiannya berjudul Analisis Strategi

Bersaing Pada Citra kendedes Cake and Bakery di Malang Raya. Penelitian ini

adalah kualitatif Deskriptif. Hasil analisa yang didapat bahwa Citra kendedes cake
34

and Bakery di Malang Raya menerapkan strategi umum dan khusus. Strategi

umum berupa : Strategi Frontal Attack ( Serangan dari depan), Flanking Attack (

Serangan Menyamping), Encirclement Attack ( Serangan mengepung), Biypass

Attack ( Serangan lintas), namun tidak menerapkan strategi Guerilla Attack. Serta

Strategi khusus berupa : strategi potongan harga, strategi produk yang lebih

murah, strategi produk prestise, strategi pengembangbiakan produk, strategi

inovasi distribusi, strategi penyempurnaan jasa pelayanan, strategi penekanan

biaya, dan strategi promosi yang intensif.

3. Imam Gozali & CH Asta Nughraha (2015) dalam penelitiannya berjudul

Analisis Kinerja Pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing (Studi pada

centra industri pakaian batik di Pekalongan). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kinerja pemasaran terhadap keunggulan bersaing.Penelitian

ini termasuk menggunakan metode survey. Hasil penelitian kinerja pemasaran

berpengaruh secara signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Centra Industri.

4. Giatno (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis penerapan

strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan penjualan batik di batik putra

laweyan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apakah yang dapat

dihasilkan dengan adanya analisis SWOT. Jenis metode yang digunakan dalah

penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan sampel yang digunakan

adalah sampling jenuh. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis SWOT

perusahaan menujukan secara riil memiliki faktor kekuatan yang lebih kuat dari

faktor kelemahannya.

5. Thomson Bertutu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Manajemen strategi giant ( PT.Hero Supermarket,Tbk) dalam mengahadapi


35

persaingan ritel di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

perubahan eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja dan kesuksesan

PT.Hero Supermarket, Tbk. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian deksriptif. Hasil penelitian persaingan usaha ritel di kota Bogor

bisa dikatakan cukup ketat, itu dikarenakan usaha ritel sudah semakin bertambah

6. Rido Insan Raharjo (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi

Pemasaran melalui Analisis Strength Weakness Oppurtunity Threat (SWOT) pada

usaha penyewaan Lapangan Futsal di Scudetto Futsal Banyuwangi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Faktor internal dan Eksternal sebagai pertimbangan

dalam menentukan kebijakan perusahaan dan dalam menentukan strategi

pemasaran. Jenis Metode yang digunakan adalah Metode penelitian deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian ini adalah strategi yang dapat digunakan Scudetto

Futsal berdasarkan matriks SWOT yaitu membuka cabang baru, mengintensifkan

promosi pada pasar, menjaga kualitas produk yang ditawarkan, memanfaatkan

media sosial sebagai promosi dan memberikan fasilitias Locker Room kepada

konsumen agar merasa lebih nyaman untuk menyimpan barangnya.

2.7 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menganalisis strategi pemasaran

yang berupa marketing mix dan analisis SWOT yang diterapkan di Eatboss Medan

lalu menganalisa strategi bersaing yang digunakan Eatboss Medan


36

Keberlangsungan
Usaha

Pemasaran

Strategi Pemasaran

Keunggulan Bersaing

Kepemimpinan biaya Diferensiasi Fokus

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
37

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di lokasi

penelitian. Pemilihan metode ini didasarkan atas tujuan peneliti untuk menentukan

cara, mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

Metode deskriptif dipilih karena penulis hendak menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah

normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat

perbandingan-perbandingan antar fenomena.

Penelitian kualitatif meliputi “susunan teknik interpretative yang berusaha

untuk menggambarkan, memberikan kode, menerjemahkan, sehingga berkaitan

dengan pengertian, bukan frekuensi dari fenomena yang sering atau jarang terjadi

secara alami dalam dunia sosial”. Selama analisis dilakukan, penelitian kualitatif

menggunakan analisis isi dan materi tertulis ataupun rekaman yang didapatkan

dari ekspresi personal partisipan, observasi perilaku, dan tanya jawab dari

pengamat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Eatboss Cafe yang berlokasi di Komplek

OCBC No.81, Jl. Ring Road, Asam Kumbang, kec. Medan Selayang, Kota

Medan.
38

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal

dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu lebih dari 3(tiga) bulan sejak

tanggal 20 Januari 2019. Waktu tersebut terdiri dari 1 bulan pengumpulan data,

dan 2 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan

proses bimbingan berlangsung.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Mulya, et. al (2016 : 69) Informan adalah pihak yang diharapkan

dapat memberikan informasi melalui berbagai pertanyaan yang disiapkan oleh

peneliti termasuk untuk mengkonfirmasi data yang diperoleh melalui dokumen

dan survei.

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong,

2012:97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan

yang akan diteliti.

Peneliti memilih informan berdasarkan teknik purposive. Teknik purposive

adalah peneliti memilih partisipan secara acak berdasarkan karakterk yang unik

atau pengalaman, sikap maupun persepsi mereka; ketika kategori konseptuan atau

teoritis berkembang selama proses wawancara, peneliti mencari partisipan baru

untuk menguji pola yang muncul, Cooper dan Schindler (2017:178).

Ada dua kategori informan menurut Suyanto (2011:172) yaitu :

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memliki

berbagaiinformasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci

dalam penelitian ini adalah Pemilik Eatboss Medan.


39

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial

yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Manajer dan pegawai

Eatboss Medan.

3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan

dalam penelitian ini adalah konsumen Eatboss Medan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Jika

tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang dapat memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,

2014 : 224).

Tujuan dari peneliti yang ingin memperoleh data yang relevan dan akurat,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

4. Data Primer

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan penelitian secara langsung di lapangan yaitu melihat, mengamati,

dan mencatat data. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamat dan pencatatan.

Melalui teknik observasi peneliti mendapat data jumlah menu makanan dan

minuman di Eatboss Medan dan jumlah pengunjung di Eatboss Cafe.

b. Wawancara
40

Wawancara merupakan metode pengumpulan data atau informasi dengan cara

tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

penyelidikan (Ginting , 2006 : 59). Wawancara dalam penelitian ini menggunakan

wawancara tersturktur.

Menurut Sugiyono (2014 : 412) wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik bila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui denagn pasti tentang

informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaanpertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan di

pengumpulan data.

Menurut Yusuf (2014 : 376) wawancara terencana-terstruktur adalah suatu

bentuk wawancara dimana pewancara dalam hal ini peneliti menyusun secara

terperinci dan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola tertentu

dengan menggunakan format yang baku. Dalam hal ini pewawancara hanya

membacakan pertanyaan yang telah disusun dan kemudian mencatat jawaban

sumber informasi secara tepat.

5. Data Sekunder

a. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

biografi dan lainnya. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar

hidup, sketsa dan lainnya. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
41

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif (Sugiyono, 2014 : 240).

Menurut Sugiyono (2014:423) dalam teknik pengumpulan data, terdapat

trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibilitas

data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data

dan berbagai sumber data.

3.5 Definisi Konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan diatas, dapat dikemukakan

definisi konsep sebagai berikut :

1. Strategi Pemasaran

A. Strategi Pemasaran menurut Kurtz (2008) adalah keseluruhan program

perusahaan dalam menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan

membangun kombinasi elemen dari marketing mix; produk, distribusi,

promosi, dan harga

B. Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler (2004) adalah suatu mindset

pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran, dimana di

dalamnya terdapat strategi rinci mengenai pasar sasaran, penetapan posisi,

bauran pemasaran, dan budget untuk pemasaran.

C. Strategi Pemasaran Menurut Tjiptono (2002) adalah alat fundamental yang

direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan


42

bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program

pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

D. Strategi Pemasaran Menurut Sofian Assauri (2013:15) adalah serangkaian

tujuan dan sasaran yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing masing tingkatan dan acuan

serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

E. Strategi Pemasaran Menurut Basu Swasta (Koko, 2010) adalah kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran

perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi

F. Strategi Pemasaran menurut Penulis (2019) adalah kegiatan yang mengarah

pada pemasaran, dari suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing melalui pasar sasaran tersebut.

2. Keunggulan Bersaing

A. Keunggulan bersaing menurut Michael E Porter (2008) adalah suatu

kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba

yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.

Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki

kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih

strategi pemasaran yang efektif.

B. Keunggulan bersaing menurut Sampurno (2010) adalah kemampuan, asset,

skill, kapabilitas dan lainnya yang memampukan perusahaan untuk bersaing

secara efektif di dalam industry.


43

C. Keunggulan bersaing menurut Peter Senge (2000) adalah keunggulan bersaing

yang terus bertahan adalah kemampuan organisasi untuk belajar lebih cepat

dari pesaingnya.

D. Keunggulan bersaing menurut South (1981) adalah suatu persatuan yang kuat

antara keunggulan perusahaan dan efektifitas organisasi dalam mengadaptasi

perubahan lingkungan.

E. Keunggulan bersaing menurut (Barney,dkk,1989 dalam Mahir 2003) adalah

perusahaan sangat senang apabila memiliki keunggulan bersaing yang terus

menerus dan tidak mendapatkan rangsangan untuk meninjau ulang

keunggulan dari pesaing.

F. Keunggulan bersaing menurut Penulis (2019) adalah kumpulan strategi yang

digunakan untuk mengetahui keunggulan suatu perusahaan dari para

pesaingnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, menurut Bogdan dalam Sugiyono (2014:427),

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

a. Analisis Deskriptif Kualitatif


44

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

metode analisis deskriptif. Tujuannya untuk memberikan gambaran secara

sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan

antar fenomena yang diteliti. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan

pendekatan konsep ilmu manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan untuk

mengetahui strategi pemasaran cafe dan dapat bersaing dengan cafe-cafe lainnya

dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi cafe

tersebut.

Menurut Miles dan Huberman dalam buku Metode penelitian Bisnis oleh

Sugiyono (2014: 430), aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenus. Aktivitas dalam analisis data terdiri dari langkah-langkah berikut ini:

a. Data Reduction (Reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.Untuk itu perlu segera

melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari pola dan tema, dan

membuang yang tidak perlu.

b. Data Display (Penyajian data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data yang paling sering digunakan

dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian

data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya


45

disarankan, dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks naratif, juga

dapat berupa grafik, matriks, jejaring kerja (network) dan chart

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)

Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat meneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan juga dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih gelap sehingga

diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Eatboss Cafe

Melalui perjalanan panjang di dunia kuliner nasional dan internasional

Eatboss adalah perusahaan yang secara konsisten menyediakan berbagai pilihan

keramahan dan layanan. Ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan

kepuasan pelanggan kami melalui standar kualitas makanan dan minuman yang

terintegrasi dengan layanan standar yang sangat baik. Pada Oktober 2015, Cafe

Eatboss dibuka untuk pertama kalinya di Jl. Aceh 66 Bandung dan selanjutnya

berkembang di kota-kota termasuk Bandung, Palangkaraya, Cirebon, Bogor,

Balikpapan, Tegal Garut, Semarang, Jakarta, Tanggerang dan Surabaya.

Sementara itu, kami masih menantikan untuk melanjutkan ekspansi perusahaan

melalui pembukaan outlet baru di seluruh Indonesia. Eatboss Medan merupakan

cabang yang ke -31 dari 33 cabang.

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Eatboss Cafe

Visi menurut Pardede (2011 : 78) menunjukkan suatu keadaan atau tingkat

prestasi yang diinginkan atau diharapkan oleh organisasi atau perusahaan akan

terwujud pada suatu titik waktu tertentu di masa yang akan datang.

Misi menurut Pardede (2011 : 77) menunjukkan apa yang akan dilakukan

oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Misi merupakan dan

menunjukkan alasan bagi keberadaan setiap perusahaan di pasar.

46
47

Tujuan menurut Pardede (2011 : 77) menunjukkan apa yang akan dicapai

atau diwujudkan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mendirikan

organisasi atau perusahaan.

a. Visi Eatboss Cafe

Menyediakan masakan dan layanan terintegrasi dengan harga terjangkau, ini

sesuai dengan tag line kami. Datanglah ke Eatboss, Eat Like a Boss.

b. Misi Eatboss Cafe

Memberikan layanan dengan terlatih untuk memastikan setiap saat akan

sesuai dengan konsep dan kebutuhan pelanggan kami.

c. Tujuan Eatboss Cafe

1. Memperoleh keuntungan untuk jangka waktu yang panjang

2. Pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitarnya, terutama

dikalangan mahasiswa yang membutuhkan pekerjaan sampingan.

3. Membangun relasi yang baik dengan perusahaan lain agar mendapatkan

citra positif dari perusahaan tertentu


48

4.1.3 Struktur Organisasi

PEMILIK

MANAGER
OPERASIONAL

KEUANGAN PRODUKSI PELAYANAN


KONSUMEN

ACCOUNTING HEAD CHEF WAITRESS

KASIR KOKI BARTENDER

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Eatboss Medan
49

4.1.4 Gambaran Umum Informan Penelitian

Adapun informan yang terlibat dalam proses wawancara untuk memperoleh

data dalam penelitian ini berjumlah 5 (Lima) orang. Berikut adalah gambaran

umum dari informan yang telah penulis wawancara.

Tabel 4.1
Gambaran Umum Informan Penelitian

Informan Kunci

No Nama Jabatan/Posisi Usia Keterangan

Informan Utama

2 Ari Rizal Manajer Operasional 42 Telah bekerja selama 7 Bulan

3 Tamalia Pegawai 22 Telah bekerja selama 6 Bulan

4 Sigit Pegawai 19 Telah bekerja selama 7 Bulan

Informan Tambahan

5 Daniel Konsumen 30 Telah menjadi konsumen


selama 3 bulan
6 Ido Aprilian Konsumen 24 Telah menjadi konsumen
selama 1 bulan
Sumber : Data diolah Peneliti (2019)

Berdasarkan tabel diatas bahwa Pak Ari Rizal berusia 42 tahun, memiliki jabatan

sebagai Manajer Operasional dan telah bekerja selama 7 Bulan di Eatboss Cafe

Medan. Kak Tamalia berusia 22 tahun, telah bekerja selama 6 bulan sebagai

pegawai di Eatboss Cafe Medan. Dan Bang Sigit berusia 19 tahun, telah bekerja

selama 7 bulan sebagai pegawai di Eatboss Cafe Medan.

Berdasarkan tabel diatas Bang Daniel Patria berusia 30 Tahun dan sudah 3 bulan

menjadi konsumen di Eatboss Cafe Medan. Dan Bang Ido Aprilian berusia 24

tahun sudah 1 bulan menjadi konsumen di Eatboss Cafe Medan.


50

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Strategi Pemasaran

a. Strategi Pemasaran yang digunakan Eatboss

Melalui hasil wawancara, penulis mendapat penuturan langsung dari

informan kunci yaitu Pak Ari Rizal, bahwa strategi pemasaran yang digunakan

oleh Eatboss adalah Strategi meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

konsumen. Meningkatkan kualitas pelayanan sangat penting karena adanya

kontak langsung dengan konsumen atau adanya interaksi langsung oleh karyawan

dengan konsumen. Jadi kita tau apa yang menjadi kendala atau permasalahan

yang terjadi pada konsumen. Karena adanya interaksi perusahaan penyedia

layanan tersebut akan membantu, menyiapkan dan menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi konsumen atau pelanggan.

Selanjutnya Strategi pemasaran yang digunakan Eatboss adalah Strategi

Promosi. Eatboss melakukan promosi melalui media sosial seperti Instagram,

Facebook, Dll. Eatboss juga memiliki situs web tersendiri yang di kontrol/diawasi

langsung dari pusat yang terletak di Bandung. Eatboss melalui strategi

promosinya memiliki akun Instagram sendiri dengan nama (eatbossmedan). Di

media sosial ini eatboss meng-upload menu makanan dan minumannya, serta

pelanggan yang berkunjung di Eatboss Medan. Tidak hanya itu di Intagram

Eatboss ini juga menawarkan beberapa paket promo makanan dan juga diskon.

Dan yang terakhir Eatboss memakai strategi Inovasi. Strategi inovasi

digunakan dengan tujuan konsumen atau pelanggan agar tidak cepat bosan dengan

produk yang ditawarkan Eatboss. Eatboss memiliki lebih dari 100 menu makanan

dan minuman. Apabila ada menu yang peminatnya kurang dari 10 kali pemesanan
51

dalam sebulan maka menu tersebut akan diganti dengan menu yang baru. Ini

merupakan strategi inovasi yang digunakan Eatboss dengan tujuan menarik

pelanggan baru ke Eatboss Medan.

4.2.2 Marketing Mix

1. Price (Harga)

Dari unsur price (harga) cafe Eatboss menetapkan tarif menu makanan

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Adapun harga menu

makanan varian dari Rp 15.000, Rp 25.000 sampai dengan Rp 60.000.

2. Product (Produk)

Cafe Eatboss ini menyediakan makanan dan minuman khas masakan

Indonesia dan juga menyediakan Western food. Dari beberapa produk menu

yang ditawarkan, menu nasi goreng, crispy chicken steak, dan burger

merupakan menu yang menjadi andalan di Eatboss.

3. Place (Tempat)

Eatboss ini memiliki lokasi yang cukup strategis, karena mudah dijangkau

dan mudah diakses oleh berbagai kendaraan karena berada di jalan yang

ramai orang lewati dan juga di daerah Ring Road ini marketnya rata-rata

kuliner. Lokasi ini menjadikan aspek pemasaran yang menargetkan pada

Mahasiswa, karyawan, dll

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak

lain agar berpartisipasi dalam kegiatan penukaran. Promosi yang dilakukan

Eatboss ini menggunakan media sosial seperti : Instagram, Facebook, dll.

5. People (Orang)
52

Orang yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi

kualitas produk yang diberikan. Karyawan/pemilik usaha berinteraksi

langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk yang

ditawarkan.

6. Process (Proses)

Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas

dimana produk dan layanan yang diberikan merupakan sistem penyajian

atau operasi jasa untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Cafe

Eatboss beroperasi setiap hari yang dimulai pada pagi hari pukul 10.00 –

pukul 23.00. Proses penyajian atau operasi layanan yang diberikan Eatboss

ini tidak jauh berbeda dengan cafe lainnya di Kota Medan.

7. Physical Evidence

Physical Evidence merupakan lingkungan fisik dimana perusahaan dan

konsumennya berinteraksi dan mempengaruhi kepuasan konsumen untuk

menikmati dan menggunakan fasilitas dan produk yang ditawarkan. Cafe

Eatboss ini menerapkan sistem interaksi yang baik kepada pelanggan

melalui keramahan pelayan kepada pelanggan/konsumen.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis SWOT Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses),

Peluang (Opportunities), serta Ancaman (Threats) Cafe Eatboss

Usaha Cafe Eatboss ini dalam menjalankan perusahaan ini mampu memanfaatkan

kondisi internal maupun kondisi eskternal dalam perkembangan perusahaan.

Prospek suatu perusahaan tidak terlepas dari pemahaman tentang lingkungan yang
53

ada, baik didalam maupun diluar perusahaan, karena pengaruh lingkungan

tersebut senantiasa berinteraksi.

a. Kekuatan (Strengths) Cafe Eatboss

Cafe Eatboss ini memiliki kekuatan secara umum dimiliki oleh perusahaan

dalam menjalankan usahanya, antara lain :

1. Cafe ini memiliki harga yang cukup terjangkau dari cafe lainnya.

2. Lokasi yang strategis karena daerah ringroad merupakan jalan lintas

Sumatera yang banyak dilewati masyarakat.

3. Cafe ini memiliki menu yang banyak yaitu lebih dari 100 menu.

4. Menyediakan fasilitas Wi-Fi

5. Mengadakan acara Live Music setiap hari Sabtu.

b. Kelemahan (Weaknesses) Cafe Eatboss

Kelemahan adalah salah satu faktor internal yang menjadi penghalang bagi

Perusahaan dalam mengembangkan serta melaksanakan aktivitasnya yang

menganggu pencapaian tujuan perusahaan. Adapun kelemahan dari Cafe

Eatboss ini adalah:

1. Cafe ini memiliki menu yang terlalu banyak sehingga pelanggan bingung

untuk menentukan pilihannya.

2. Karena banyaknya menu rasa makanan tidak konsisten.

3. Tidak ada menu makanan yang khas dari Eatboss.

c. Peluang (Oppurtunities) Cafe Eatboss

Peluang adalah suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh Pemiliki

Cafe Eatboss dalam mencapai tujuaanya untuk mendapatkan keuntungan,

antara lain :
54

1. Bekerja sama dengan OVO sebagai tambahan metode pembayaran yang lebih

praktis dan sudah populer digunakan di kalangan masyarakat

2. Bekerja sama dengan Gojek / Grab untuk memudahkan konsumen agar bisa

mengorder makanan dari jauh tanpa harus ke tempat langsung dan bisa

menikmati promo yang tersedia langsung di aplikasi.

3. Memiliki lahan parkir yang luas.

4. Lokasinya berada di daerah yang ramai akan tempat kuliner

d. Ancaman (Threats) Cafe Eatboss

Ancaman adalah faktor eksternal negatif yang dapat menghambat usaha cafe

Eatboss dalam mencapai tujuan antara lain :

1. Semakin banyak pesaing yang menjual produk yang sama.

2. Harga bahan baku naik.

3. Perubahan tren masyarakat.

4. Pada saat liburan semester/hari libur, jumlah pengunjung berkurang secara

signifikan.

4.3.2 Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threats)

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor

faktor strategis pemasaran perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yang dapat diambil oleh

peneliti Eatboss cafe dalam menghadapi persaingan. Matriks SWOT cafe Eatboss

dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :


55

Tabel 4.4
Matriks SWOT Eatboss Cafe

KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTH-S) (WEAKNESS-W)
Faktor Internal 1. Cafe Eatboss memiliki1. 1.Cafe Eatboss memiliki menu
harga yang lebih yang banyak sehingga
terjangkau dari cafe pelanggan bingung untuk
lainnya. menentukan pilihannya.
2. Cafe Eatboss memiliki2. 2. Karena banyaknya menu di
lokasi yang strategis cafe Eatboss rasa makanan
karena daerah menjadi tidak konsisten
Ringroad merupakan 3. 3. Cafe Eatboss tidak memiliki
jalan lintas Sumatera makanan yang khas.
yang banyak dilewati 4.
masyarakat. 5.
3. Cafe Eatboss memiliki
menu yang banyak
yaitu lebih dari 100
menu.
4. Menyediakan Fasilitas
Faktor Eksternal Wi-Fi.
5. Mengadakan Live
Music setiap hari sabtu
PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO
(OPPORTUNITIES-O) 1.Mempelajari 1. Meningkatkan konsistensi
1. Bekerja sama dengan perubahan pada rasa makanan.
OVO sebagai lingkungan sekitar 2. Membuat makanan yang
tambahan metode tempat usaha. khas dari Eatboss agar
pembayaran yang 2.Menjaga kenyamanan dapat menarik pelanggan
lebih praktis dan dan keamanan kepada
sudah populer di konsumen
kalangan masyarakat. 3.Menjaga kualitas dan
2. Bekerja sama dengan mutu pada rasa
Gojek/Grab untuk makanan agar selalu
memudahkan diminati konsumen.
konsumen agar bisa 4.Menjaga hubungan
mengorder makanan yang baik dengan
dari jauh tanpa harus perusahaan-perusahaan
datang langsung ke seperti Grab/Gojek
tempat dan dapat karena perusahaan
menikmati promo tersebut sangat
yang tersedia di memudahkan
aplikasi. konsumen karena dapat
3. Memiliki lahan parkir mengorder makanan
56

yang luas. tanpa harus datang ke


4. Lokasinya berada di tempat.
daerah yang ramai
akan tempat kuliner
ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
(THREATS-T) 1. Memberikan inovasi 1. Menjaga hubungan baik
1. Semakin banyak terbaru terhadap dengan pelanggan.
pesaing yang menjual produk makanan 2. Mengantisipasi persaingan
produk yang sama. 2. Mampu bersaing bisnis yang tidak sehat
2. Harga bahan baku terhadap lingkungan dengan tetap
naik. pasar dengan mengutamakan kepuasan
3. Pada saat liburan perubahan selera pelanggan
semester/ hari libur, masyarakat.
jumlah pengunjung
berkurang secara
signifikan.
Sumber : Data diolah peneliti, 2019

Pada matriks SWOT Tabel 4.4 diatas, dapat dilihat adanya 4 jenis strategi

alternatif sebagai rekomendasi bagi Eatboss Cafe, yaitu sebagai berikut :

1. Strategi SO

c. Mempelajari perubahan lingkungan sekitar tempat usaha.

Perubahan lingkungan disekitar Cafe Eatboss merupakan hal yang sangat

penting diperhatikan. Hal ini dikarenakan perubahan tren selera masyarakat dan

persaingan sangat mempengaruhi pertumbuhan usaha. Maka dalam mempelajari

perubahan lingkungan yang terjadi strategi yang harus dilakukan, seperti menjaga

kualitas dan mutu makanan agar selalu diminati konsumen dan memberikan

pelayanan yang memuaskan

d. Menjaga Kualitas dan Mutu agar selalu diminati konsumen.

Kualitas suatu usaha sangat menentukan suatu usaha untuk terus berjalan dan

berkembang. Maka dari itu kualitas dan cita rasa makanan di Eatboss Cafe terus

dijaga agar mampu selalu diminati konsumen dan mampu bersaing di pasar.

e. Menjaga kenyamanan dan keamanan kepada konsumen.


57

Kenyamanan dan keamanan merupakan nilai penting dalam memuaskan

konsumen. Hal ini didukung dengan peningkatan fasilitas yang menjadi

penunjang loyalitas pelanggan, manajemen pelayanan yang terbaik, penjagaan

keamanan tempat makan terutama area parkir yang rentan akan kejahatan seperti

pencurian, dll.

f. Menjaga Hubungan yang baik dengan perusahaan Grab dan Gojek

Hal ini sangat penting bagi Eatboss Medan karena Grab dan Gojek sangat

membantu konsumen yang dari jauh untuk bisa mengorder makanan tanpa

langsung datang ke tempat.

2. Strategi WO

a. Meningkatkan konsistensi pada rasa makanan

Rasa adalah kunci dari kesuksesan bisnis kuliner. Dengan banyaknya menu di

cafe ini membuat rasa makanan menjadi tidak konsisten. Cafe ini membutuhkan

suatu produk makanan yang khas dan mempunyai rasa yang konsisten sehingga

faktor ini akan menjadi faktor utama konsumen datang berkunjung ke Eatboss

cafe.

b. Memberikan suatu menu makanan yang khas dari cafe tersebut.

Cafe ini sudah melakukan inovasi terhadap makanannya, hal ini dapat dilihat

dari banyaknya menu makanan di cafe tersebut. Namun dengan banyaknya menu

tersebut membuat rasa makanan menjadi tidak konsisten. Cafe ini perlu membuat

menu makanan yang khas sehingga konsumen tidak bingung untuk memesan

makanan yang ada di cafe ini. Hal ini dapat menarik konsumen dan juga bersaing

di pangsa pasar.

3. Strategi ST
58

a. Memberikan inovasi terbaru terhadap produk makanan dan minuman

Pengembangan inovasi dan kreativitas pada menu-menu makanan harus

diperhatikan karena menjadi nilai plus kepada pelanggan. Yang menjadi

keunggulan di cafe ini dengan banyaknya menu yang tersedia.

b. Mampu bersaing terhadap lingkungan pasar dengan perubahan selera

masyarakat

Persaingan dan perubahan tren masyarakat menjadi resiko terbesar yang harus

dihadapi oleh Eatboss cafe. Tetapi hal ini tidak menjadi penghambat dalam

pertumbuhan cafe ini karena mereka terus menjaga kualitas dan mutu

makanannya sehingga menjadi pilihan utama untuk para konsumen yang

menikmati di cafe tersebut.

4. Strategi WT

a. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Aset terpenting pada sebuah perusahaan, baik besar maupun perusahaan kecil

adalah pelanggan. Oleh karena itu perusahaan akan memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pelanggan, agar para pelanggannya tetap loyal. Kehilangan pelanggan

yang potensial adalah sebuah masalah besar bagi Eatboss cafe, karena Eatboss

cafe sangat dipengaruhi oleh kesediaan pelanggan untuk datang berkunjung ke

tempat ini. Supaya Eatboss cafe tidak kehilangan pelanggan, maka karyawan

harus menjalin hubungan yang baik dengam pelanggan. Pelanggan yang disapa

dan dikenal akan membuat para pelanggan senang dan puas. Rasa senang dan

puas pelanggan akan menciptakan loyalitas.

b. Mengantisipasi persaingan bisnis yang tidak sehat dengan tetap mengutamakan

kepuasan pelanggan.
59

Pelanggan merupakan hal terpenting dalam sebuah usaha. Dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan sebuah usaha akan berjalan lancar. Dengan

cara memberikan fasilitas terbaik dan bahan-bahan bermutu dan sehat akan

membuat pelanggan merasa puas. Karena walaupun cafe tersebut banyak

mengeluarkan biaya untuk fasilitas pelanggan tetapi dengan adanya pelanggan

loyal yang nyaman dan sering berkunjung juga akan membawa keuntungan untuk

cafe tersebut.

Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu yang

berjudul Analisis Strategi Pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan

produk pada PT. PRODERMA SUKSES MANDIRI Oleh Irvan Zevi pada tahun

2018. Studi kasus pada kedua penelitian ini berbeda, baik tempat maupun daerah

penelitian. Perbedaan selanjutnya terdapat pada strategi yang sedang diterapkan

oleh kedua objek penelitian tersebut. Penelitian yang penulis lakukan

menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Eatboss Cafe menggunakan strategi

promosi, inovasi, dan peningkatan kualitas pelayanan, sementara pada peneliti

terdahulu ini didapatkan kesimpulan bahwa PT.Proderma Sukses Mandiri

menggunakan strategi pemasaran dengan menerapkan segmentasi, targetting, dan

positioning yang benar dan tepat.

4.4 Strategi Keunggulan Bersaing

Berdasarkan penjelasan dari Pak Ari Rizal selaku manager operasional di

Eatboss Cafe, maka Eatboss Cafe menggunakan strategi keunggulan bersaing

Differensiasi, karena strategi ini salah satu tipe kompetitif dimana suatu

perusahaan/organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkan

berbeda dengan pesaing. Di cafe Eatboss juga membuat produk yang banyak agar
60

bisa berbeda dengan para pesaing. Produk yang dibuat oleh Eatboss menawarkan

hal-hal unik kepada konsumen sehingga menjadikan produk tersebut berbeda dan

unik di mata konsumen. Hal ini membuat konsumen akan membayar dengan

harga yang premium bagi produk – produk yang dipersepsikan sebagai produk

yang unik dan tentunya berbeda olehnya.

Penulis mewawancarai salah satu konsumen Eatboss Cafe yang bernama

Bang daniel, pelanggan ini mengatakan bahwa produk yang ditawarkan di Eatboss

ini cukup menarik dan banyak variasinya.

Oleh karena itu Eatboss menggunakan strategi differensiasi karena sudah

terbukti bahwa Eatboss membuat suatu produk yang unik dan produk yang

ditawarkan juga menarik di mata konsumen.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,

antara lain :

Strategi-Strategi yang digunakan Eatboss dalam mempertahankan

keunggulan bersaing adalah :

1. Strategi Promosi

Strategi ini digunakan Eatboss untuk melakukan kegiatan promosi melalui

media sosial seperti : Facebook, Instagram, dll. Eatboss juga memiliki situs

web tersendiri yang dikontrol langsung dari pusat yang terletak di Bandung.

Eatboss melalui akun Instagramnya (eatbossmedan),mengupload menu

makanan dan minumannya, serta pelanggan yang berkunjung di Eatboss

Medan. Dan melalui akun Instagramnya Eatboss juga menawarkan beberapa

promo makanan dan minuman.

2. Strategi Inovasi

Strategi ini digunakan dengan tujuan konsumen atau pelanggan tidak cepat

bosan dengan produk yang ditawarkan Eatboss. Eatboss memiliki lebih dari

100 menu makanan dan minuman, apabila ada menu yang peminatnya

kurang dari 15 kali pemesanan dalam sebulan maka menu tersebut akan

diganti dengan menu yang baru. Ini merupakan strategi inovasi yang

digunakan Eatboss dengan tujuan menarik pelanggan baru ke Eatboss

Medan.

61
62

3. Strategi meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen.

Meningkatkan kualitas pelayanan sangat penting karena adanya interaksi

langsung dengan konsumen. Dengan adanya interaksi dapat diketahui apa

yang menjadi kendala atau permasalahan yang terjadi pada konsumen.

Karena adanya interaksi perusahaan penyedia layanan tersebut akan

membantu, menyiapkan, dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

konsumen.

4. Strategi Differensiasi

Strategi ini dibuat untuk menciptakan produk yang unik dan berbeda dengan

pesaingnya sehingga konsumen tertatarik pada produk tersebut dan rela

membayar dengan harga premium.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Eatboss Cafe. Saran-

saran strategi berikut ini dihasilkan melalui pemaparan yang ada pada

Matriks SWOT. Penulis menyarankan agar Eatboss Cafe menyediakan

makanan yang khas dari cafe tersebut karena dengan banyaknya menu

membuat rasa makanan menjadi tidak konsisten, apabila Eatboss membuat

makanan yang special atau ciri khas dari cafe tersebut mungkin akan

membuat rasa makanan menjadi konsisten dan menarik pelanggan atau

konsumen. Dan juga Eatboss agar meningkatkan kualitas SDM atau bahkan

menambah SDM agar meningkatkan pelayanan di Eatboss Cafe dan

membuat pelanggan merasan nyaman.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Absah, Yeni, 2016 Strategi Keunggulan Bersaing UMKM. Penerbit USU Press.
Medan.

Aji, Prasetio, 2015. Manajemen Strategi : Keunggulan Bersaing Berkelanjutan.


Cetakan Pertama, Penerbit Ekuilibria Jakarta.

Cooper, D.R & Schindler, P.S. (2017). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 12, Buku
1. Jakarta : Salemba Empat.

David, F.R., & David, F . R .(2017). Manajemen Strategik : Suatu Pendekatan


Keunggulan Bersaing Edisi 15. Jakarta : Salemba Empat.

Fahmi, I. (2017). Manajemen Strategis. Teori dan Aplikasi. Bandung: Penerbit


Alfabeta

Ginting, P (2006). Filsafat Ilmu dan Metode penelitian. Medan : USU Press.

Kotler, Philip and Gary Armstrong, Principles of Marketing, Pretice Hall


inc.,Englewood Cliffs, New Jersey, 2004

Kuncoro,M.(2006).Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif (Revisi ed.). Bandung :PT


Remaja Rosdakarya.

Mulya, H., Sukokharsono, E.G., Djamhuri, A., & Baridwan, Z. (2016). Metode
Penelitan Kualitatif Akuntansi Harta Era Sultan Syarif Kasim Kerajaan
Siak Sri Inderapura Riau (1908-1946). Jakarta : Mitra Wacana Media.

Nazir, M.(2011). Metode Penelitian, Cet.7. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Pardede, P. M. (2011). Manajemen Strategik dan kebijakan Perusahaan. Jakarta:


Penerbit Mitra Wacana Media.

Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT, Teknik membedah Kasus Bisnis. Jakarta :


PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F. (2016). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta :


PT.Gramedia

63
64

Rivai, A., & Prawironegoro, D. (2015). Manajemen Strategis, Kajian Keputusan


Manajerial Bisnis Berdasar Perubahan lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial
dan Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Robbins, S.P., & Coulter, M. (2016). Manajemen Jilid 1 Edisi 13. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Kaelan. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Inderdisipliner. Yogyakarta :
Paradigma.

Kotler, P. & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13, Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga

Kuncoro, Mudrajad, 2008, Strategi Bagaimana Meraih keunggulan kompetitif,


Penerbit Airlangga Jakarta.

Laksana Fajar, (2008) Manajemen Pemasaran, edisi pertama, Yogyakarta; Graha


Ilmu, 2008.

Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Suyanto, B & Sutinah. (2011) Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif


Pendekatan. Jakarta : Prenada Media Group.

Swastha. Bayu., D.H & Irawan. (2000) Manajemen Pemasaran Modern. Edisi
Kedua cetakan Keempat. Yogyakarta : Liberty.

Tjiptono. Fandi. Strategi Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset, 2001

Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Yusuf, A.M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta : Prenadamedia Group.

Sumber Jurnal dan Skripsi

Barkah Fitriadi, Soekarto, Sunarti. 2015. “Strategi Bersaing : Suatu Kajian


Perumusan Strategi Pemasaran Guna Meraih Keunggulan Kompetitif(Studi
pada PT. Ongkowidjojo, Malang)”. Skripsi. Universitas Brawijaya :
Malang.

Dimas Hendika Wibowo, Zainul Arifin, Sunarti. 2015. Analisis Strategi


Pemasaran Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada Diajeng
Solo). Jurnal. Universitas Brawijaya : Malang.
65

Nainggolan, Ilham Ansari. 2018. “Strategi Pengembangan Kuliner khas Kota


Medan dalam pencapaian lama maksimal(Studi pada Soto Kesawan Kota
Medan)”.Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Medan

Rivo Monigir, Silvya L. Mandey, Imelda W. Ogi. 2016. Penerapan Strategi


Pemasaran Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi pada Multi Mart
Ranotana Manado). Jurnal. Universitas Sam Ratulangi.

Supranoto, Mieke. 2009. “Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk


Melalui Orientasi pasar, Inovasi, dan Orientasi Kewirausahaan dalam
rangka meningkatkan kinerja Pemasaran(Studi Empiris pada : Industri
Pakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di Kota Semarang)”. Skripsi.
Universitas Diponegoro.

Zevi, Irvan. 2018. “Analisis Strategi Pemasaran dalam meningkatkan volume


penjualan produk pada PT. PRODERMA SUKSES MANDIRI”. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Hidayatullah : Jakarta.

Z, Irsad. 2009. “Analisis Marketing Mix (Product, Price, Promotion dan Place)
yang Mempengaruhi Kepuasan pelanggan Pengguna Operator Esia”.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Hidayatullah : Jakarta.

Sumber Internet

Direktori Perusahaan/Usaha Restoran/Rumah Makan (2015). Diakses pada 4


Maret 2019 dari Badan Pusat Statistik : http;www.bps.go.id

Menu makanan dan minuman di Eatboss Medan (2019). Diakses pada 26 Juni
2019 dari website Eatboss : http;www.eatboss.co.id
Statistik Penyediaan Makanan dan Minuman (2017). Diakses pada 4 Maret 2019
dari Badan Pusat Statistik : http;www.bps.go.id

Pengertian Keunggulan bersaing. Diakses pada 28 Juni 2019 dari


https://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-keunggulan-
bersaing.html
Pengertian Strategi Pemasaran. Diakses pada 28 Juni 2019 dari
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-strategi-pemasaran-
definisi.html
Pengertian Strategi Pemasaran. Diakses pada 28 Juni 2019 dari
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/01/4-pengertian-strategi-
pemasaran-menurut-para-ahli.html
Pengertian Keunggulan Bersaing. Diakses pada 28 Juni 2019 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29382/Chapter%20II
.pdf?sequence=3&isAllowed=y
66

Pengertian Strategi Pemasaran. Diakses pada 28 Juni 2019 dari


https://www.akuntansilengkap.com/pemasaran/pengertian-dan-5-konsep-
strategi-pemasaran/#pengertian-strategi-pemasaran
Pengertian Marketing Mix (7p). Diakses pada 28 juni 2019 dari
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2696/
Bab%202.pdf?sequence=7

Anda mungkin juga menyukai