Disusun oleh:
Annisa Ayu Pratiwi
NIM. 165020200111012
PROPOSAL SKRIPSI
PENDAHULUAN
kebutuhan kopi yang banyak di dunia. Bisnis kopi mengalami kemajuan yang
pesat dikarena Trend Masyarakat Mulai dari remaja sampai dewasa yang gemar
kebutuhan Masarakat pada produk Kopi begitu juga dengan penjualan bubuk-
bubuk kopi di Indonesia. Melihat kopi merupakan suatu satu komuditas produk
Perihal kopi memang tidak ada habisnya, dari mulai hulu kopi itu sendiri
kini menjamur kedai kopi di hampir tiap wilayah bisnis kota-kotanya. Beberapa
kedai kopi sederhana menghiasi pilihan penikmat kopi di tiap sudut jalan. Tidak
hanya menawarkan single origin andalan dari koleksi kopi nusantara. Konsep
pengunjung. Jika kopi identik dihidangkan sebagai peneman obrolan, kini kopi
tidak hanya sebagai figuran pada meja-meja obrolan. Kopi pada hari ini menjadi
1
2
sebuah kebutuhan, menjadi sebuah jati diri seseorang, menjadi sebuah gaya hidup
yang turut dipopulerkan banyak generasi muda dan para eksekutif muda.
kota-kota besar. Fenomena ini erat kaitannya dengan berbagai kalangan, baik
kalangan atas maupun menengah, dengan rentang usia remaja hingga dewasa.
Bahkan, minum kopi menjadi sebuah ritual wajib bagi sekelompok orang dan
tahun terakhir. Hal ini terlihat dari peningkatan signifikan jumlah kedai kopi
Jumlah kedai kopi di Indonesia meningkat tiga kali lipat dari 1.083 gerai
pada 2016, menjadi lebih dari 2.937 gerai pada 2019, dan angka tersebut akan
terus bertambah. Dengan jumlah gerai yang ada saat ini, Toffin memperkirakan
termasuk kafe-kafe. Perubahan gaya hidup yang kini semakin canggih dan serba
cepat dilihat sebagai kesempatan untuk para pebisnis dan pelaku industri kafe
semakin inovatif dalam mengatur strategi penjualan. Akan ada beberapa tren baru
harga terjangkau. Di kalangan coffee shop kelas menengah, mereka akan mulai
Pada penelitian ini adalah coffee shop Sarijan coffee, kantor Sarijan Coffee
Jawa Timur. Sarijan Coffee selain memiliki beberapa kedai warung kopi juga
kami beri nama “Sarijan Coffee” ini adalah taste yang sangat unik. Bagi para
pecinta kopi Robusta, kopi Sarijan adalah kopi terbaik yang memiliki cita rasa
sedap dengan racikan yang tepat. Kopi Sehalus debu ini ketika diseduh dengan
suhu 100 C akan menghasilkan kopi khas Sarijan yang mantab. Berbekal riset
yang Saya lakukan secara sederhana, karena prinsip Saya “Learning By Doing”
adalah hal yang utama akhirnya membawa saya menemukan racikan kopi yang
tepat. Tak terhitung trial and error yang Kami lakukan dalam meracik Kopi
Bubuk Sarijan, dan akhirnya Kami menemukan racikan yang tepat dan kami beri
kuantitas yang akan dibeli, waktu pembelian, serta metode pembayaran yang
suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya, jika konsumen puas maka
akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk
tersebut. Pembelian Ulang atau Pembelian Kembali adalah perilaku yang muncul
selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam
konsumen yang loyal merupakan asset berharga bagi perusahaan, karena banyak
ulang. Dapat dikatakan jika nilai dari konsumen yang loyal sangat penting bagi
perusahaan, maka dari itu penting bagi perusahaan untuk membuat konsumen
penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2021), menyatakan bahwa ketika konsumen
atau pelanggan merasa puas akan produknya maka dapat meningkatkan untuk
keuntungannya.
pengetahuan yang lebih baik tentang perilaku pembelian dan pembelian ulang
konsumen, sehingga dari upaya ini nantinya dapat diharapkan tercapainya sasaran
pemasaran yang berupa peningkatan porsi pasar (market share). Dapat dikatakan
jika niat pembelian ulang konsumen merupakan salah satu hal penting bagi
Dwijayanti (2022), penjualan pada produk meningkat pada saat konsumen sudah
tertarik akan produk tersebut dan berkeinginan untuk membeli kembali sehingga
produk, semakin banyak pembelian berulang yang terjadi pada produk yang
mendapat evaluasi yang baik. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang
terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu penting sekali perusahaan memberi
informasi dan pelayanan yang baik kepada publik agar dapat membentuk citra
keseluruhan persepsi terhadap merek dan bentuk dari informasi dan pengalaman
masa lalu terhadap merek itu. Sedangkan Chalil et al (2020) menyatakan bahwa
akan merek yang terbentuk dari informasi serta pengalaman masa lalu konsumen
atas merek tertentu. Menurut Sutiyono & Brata (2020) citra merek merupakan
bentuk identitas merek terhadap suatu produk yang ditawarkan kepada pelanggan
kosumen buruk terhadap suatu produk maka akan membuat enggan membeli
pembelian ulang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti (Kustianti, 2019;
Winata, 2020). Pada temuan oleh Kustianti (2019), menyatakan bahwa citra
apabila citra merek semakin baik maka keputusan pembelian ulang juga akan
dilakukan oleh (Kustianti, 2019; Wahyudi et al., 2020; Winata, 2020) yang
pembelian ulang. Karena harga merupakan variabel inti pada pemasaran, dimana
keputusan pembelian ulang suatu produk. Harga yang lebih murah dari kompetitor
ulang dari pribadi pembeli. Bertolak belakang dengan temuan oleh Khuswatun &
Yuliati (2022), bahwa tidak ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
ulang.
mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa
(Kotler & Armstrong, 2018). Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap
mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk yang bersangkutan,
Jika produk tersebut mahal maka akan mengalami penurunan, akan tetapi
meskipun produk itu mahal tapi kualitas produk bagus maka akan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan dan Harga Terhadap Minat
pembelian ulang (Mudfarikah & Dwijayanti, 2022). Diperkuat juga oleh hasil
temuan Priyanto & Sudrartono (2021), menyatakan bahwa ada hubungan antara
penelitian untuk mengetahui sejauh mana citra merek dan harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ulang konsumen produk kopi bubuk sarijan coffee.
Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek
Sarijan Coffee”
yang didasarkan pada konteks latar belakang penelitian dan rumusan masalah
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
bisnis.
3. Bagi Pembaca
b. Sebagai pedoman dan media bagi kemajuan ilmu pengetahuan, serta sastra
KAJIAN TEORI
meliputi:
9
10
Telkomsel Pembelian
(Studi kasus Ulang (Y)
pada
mahasiswa
STIM Sukma
Medan)
Analisis (Wahyudi et 1. Variabel Ada pengaruh secara parsial
Pengaruh al., 2020) Independen: terhadap variabel Produk,
Produk, Harga Produk Harga dan Kualitas
dan Kualitas (X1), Harga Pelayanan Terhadap
Pelayanan (X2) dan Keputusan Pembelian Ulang
Terhadap Kualitas
Keputusan Pelayanan
Pembelian (X3).
Ulang Pada 2. Variabel
Bakpia Dependen:
Endous Kediri Keputusan
Pembelian
Ulang (Y)
konsumen terhadap suatu merek. Citra merek juga dapat dikatakan sebagai
Armstrong, 2018). Suatu merek dapat dapat menggambarkan citra produk bagi
para pelanggannya. Oleh karena itu, suatu merek akan dapat berhasil, bila
merek itu dapat memberikan adanya reaksi dari pelanggannya terhadap produk
perusahaan.
12
Citra merek suatu produk perusahaan, umumnya akan selalu diganggu atau
dirusak nilainya oleh para pesaing. Hal ini disebabkan bahwa citra merek itu
Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk menjaga citra
Citra merek yang telah dibentuk oleh perusahaan dan sudah menjadi
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyright) dan desain.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
konsumen.
datang.
sebagai berikut:
1) Citra produk
pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi pemakai itu
dengan citra pemakai, citra produk dan citra perusahaan sebagai berikut:
1. Citra pemakai
14
yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang
konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.
2. Citra Produk
3. Citra Perusahaan
2.3 Harga
Menurut Kotler & Armstrong (2018), harga adalah jumlah yang ditagihkan
atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang
menggunakan suatu produk atau jasa. Harga sesuatu produk merupakan ukuran
dibelinya.
15
Sedangkan menurut Sukmawati (2023), harga adalah suatu nilai uang yang
diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna
Harga memiliki fungsi sebagai alat ukur nilai suatu barang, cara
membedakan suatu barang, menentukan jumlah barang yang akan diproduksi dan
dijelaskan, berikut ini adalah beberapa fungsi harga secara umum (Prawiro,
2018):
1. Menjadi acuan dalam memperhitungkan nilai jual suatu barang atau jasa.
atau produsen.
4. Menjadi salah satu acuan bagi konsumen dalam menilai kualitas suatu
pemasaran akan menentukan posisi produk di suatu pasar serta laba yang dapat
perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan menentukan posisi dengan hati-
hati, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan semakin jelas
(Sudaryono, 2018):
1. Prestige Pricing (harga prestis) yaitu menetapkan harga yang tinggi demi
2. Old Pricing (harga ganjil) yaitu menetapkan harga ganjil atau sedikit di
bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan agar pembeli secara
4. Price Lining (harga lini) yaitu memberikan cakupan harga yang berbeda
menentukan harga produk bukan hal yang dapat disepelekan. Agar dapat
Dengan menggunakan metode ini, harga jual akan berpedoman pada perhitungan
digabungkan dengan jumlah tertentu agar dapat menutupi laba atau yang sering
disebut dengan margin. Fungsi utama yang dimiliki metode ini adalah agar
2. Mark Up
harga adalah menggunakan metode mark up. Istilah ini mengacu pada penetapan
harga jual dan berpedoman pada harga pokok awal pembelian. Nantinya, angka
menunjukkan harga jual perusahaan yang lebih dari biaya yang dibutuhkan
untuk proses produksi. Oleh sebab itu, secara umum jika semakin tinggi mark
up, nantinya pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan menjadi
semakin besar.
Sering disebut BEP, break event point juga dapat digunakan sebagai
harga jual sesuai dengan total biaya pengeluaran serta hasil yang diterima badan
usaha. Bila dilihat dari pengertian yang dimilikinya, sudah pasti produsen yang
riset serta melihat seperti apa kinerja bisnis. Perusahaan dapat melihat seperti
apa pasokan barang, bahan produksi hingga harga yang dikeluarkan kompetitor
untuk produk yang mereka jual. Dengan langkah ini, perusahaan akan
menentukan harga yang lebih berkenan serta tetap menguntungkan untuk bisnis
Tujuan dari metode ini adalah agar dapat melihat kebutuhan serta masalah yang
Bagi konsumen yang tidak terlalu paham hal-hal teknis pada pembelian
jasa riset pasar, pengacara, notaris, atau konsultan pajak, seringkali harga
sebaliknya.
kecilnya laba dan pangsa pasar yang diperoleh. Unsur bauran pemasaran
pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah dan
kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa adanya niat dari pelanggan
untuk kembali membeli produk atau jasa yang sama. Hal tersebut
dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk dengan merek yang sama tanpa
diikuti oleh perasaan yang berarti terhadap produk tersebut (Alfan, 2019).
pembelian yang mereka lakukan. Kedua, pelanggan merasa tidak puas, tetapi
mereka tetap melakukan pembelian ulang. Untuk kemungkinan kedua ini biasanya
produk atau jasa lebih dari satu kali. Dimana keputusan ini juga diiringi oleh
manfaat produk atau jasa yang akan mereka dapatkan, merek, harga, serta
ketersediaan produk.
sebagai berikut:
a. Faktor Budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting
b. Faktor Sosial
1. Kelompok acuan
2. Keluarga
22
Keluarga dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu keluarga orientas yang
terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat
harga diri, dan cinta. Selanjutnya itu ada keluarga prokreasi yang terdiri
c. Pribadi
3. Gaya hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
kelas sosial dan pekerjaan. Melihat hal ini sebagai peluang dalam kegiatan
4. Kepribadian
23
5. Psikologis
pula status seseorang dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat
produk yang sudah dibelinya, agar dibeli juga oleh orang lain.
barang itu, akan tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkannya. Sesuatu yang
lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu penting
sekali perusahaan memberi informasi dan pelayanan yang baik kepada publik
agar dapat membentuk citra yang baik. Citra ini adalah kesan yang diperoleh
2018).
kualitas melalui merek, konsumen akan terus membeli produk dari lini produk
yang sama. Merek juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat suatu
produk lebih mudah bersaing. Dengan merek, harga bisa dinaikkan sehingga
apabila citra merek semakin baik maka keputusan pembelian ulang juga akan
Winata (2020), dimana tidak ada pengaruh antara variabel citra merek terhadap
pembelian ulang.
produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2018). Harga suatu produk
ulang.
Keterangan:
26
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Citra Merek (X1) dan Harga
(X2)
2. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
1. H1: Citra Merek berpengaruh positif terhadap pembelian ulang kopi bubuk
2. H2: Harga berpengaruh positif terhadap pembelian ulang kopi bubuk merek
sarijan coffee.
BAB III
METODE PENELITIAN
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini strategi
pengaruh variabel X (variabel bebas) yang terdiri atas citra merek (X1)
judul penelitian dan akan dilakukan. Maka yang menjadi lokasi penelitian
27
28
ini adalah di jalan Kanjuruhan Asri Perum. Graha Tlogomas No. A6 Kota
dari populasi tersebut. Menurut Sugiono (2020), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berdasarkan sumber data
yang didapatkan oleh peneliti dari konsumen produk kopi bubuk merek sarijan
coffee.
sama bagi setiap elemen atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel
bahwa siapa saja yang pernah menggunakan atau membeli produk penelitian
dapat menjadi sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah mitra
29
kopi (memiliki kedai kopi pribadi) yang membeli produk kopi bubuk merek
sarijan coffee. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 161
responden.
(2020), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,
misalnya dari individu atau perseorangan. Dalam penelitian ini data primer
1. Observasi (Pengamatan)
itu sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan objek penelitian dan
2. Kuesioner (Angket)
(Sugiyono, 2019).
Jenis survei untuk penelitian ini adalah jenis survei tertutup karena
salah satu dari banyak jawaban yang diberikan oleh peneliti. Peneliti
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam
telah disediakan.
pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar
jawaban kuesioner.
hanya dapat membuat rangking ,tetapi tidak dapat diketahui berapa kali
satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya didalam
32
Skala ini adalah suatu cara yang lebih sistematis untuk member skor pada
indeks.
menjadi indikator variabel. Untuk setiap item pertanyaan diberi skor satu
sampai dengan lima, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),
jawaban yang diharapkan, maka semakin tinggi skor atau bobot yang
Likert dalam bentuk kolom tabel, dimana skala Likert digunakan untuk
mengurutkan nilai atau skor dari tingkat paling rendah ke tingkat yang
atribut dari suatu objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
masing variabel yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu variabel
sebagai berikut:
1. Citra pemakai
2. Citra Produk
3. Citra Perusahaan
3.5.2 Harga
Harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih
luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk
jasa (Kotler & Armstrong, 2018). Berikut merupakan indikator dari variabel
34
2019):
membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi
adalah perilaku yang muncul sebagai respons terhadap suatu objek. Minat
2021). Ketika konsumen atau pelanggan merasa puas akan produknya maka
1. Minat transaksinonal
2. Minat referensial
3. Minat preferensial
35
4. Minat eksploratif
digunakan pada penelitian kali ini atau sebuah ruang lingkup penelitian yang
harga di setiap
bulannya di setiap
produk kopi bubuk
sarijan coffee
4. Harga yang sesuai
dengan manfaat
dari produk kopi
bubuk sarijan
coffee
5. Harga yang dapat
bersaing dengan
produk lain
6. Harga yang
bervariasi di setiap
produk kopi bubuk
sarijan coffee
Minat transaksinonal Saya berniat untuk terus
berbelanja akan produk
bubuk kopi merek
sarijan
Analisis ini merupakan alternatif yang baik untuk metode analisis regresi
berganda dan regresi komponen utama, karena metode ini bersifat lebih
robust atau kebal. Robust artinya parameter model tidak banyak berubah
Pengukuran kecocokan model PLS SEM yang terdiri dari outer model
dan inner model. Outer Model atau pengukuran bagian luar disebut juga
sebagai model pengukuran. Pengukuran bagian luar PLS SEM ini ada 2
Nilai ini mencerminkan reliabilitas semua indikator dalam model. Besaran nilai
minimal ialah 0,7 sedang idealnya ialah 0,8 atau 0,9. Selain Cronbach’s Alpha
dengan nilai Cronbach’s Alpha. Setiap variabel laten harus dapat menjelaskan
korelasi absolut antara variabel laten dan indikatornya harus > 0,7 (nilai absolut
loadings baku bagian luar atau disebut outer loadings). Indikator reflektif
Terdapat dua jenis validitas dalam PLS SEM, yaitu validitas konvergen
seperangkat indikator mewakili satu variabel laten dan yang mendasari variabel
rata varian yang diekstraksi (Average Variance Extracted / AVE). Nilai AVE
memadai yang mempunyai arti bahwa satu variabel laten mampu menjelaskan
2021).
variabel laten berbagi varian lebih dengan indikator yang mendasarinya daripada
dengan variabel-variabel laten lainnya. Hal ini jika diartikan secara statistik,
maka nilai AVE setiap variabel laten harus lebih besar dari pada nilai r 2 tertinggi
indikator.
Besaran nilai atau indikator yang dapat digunakan sebagai alat pengukuran
Pengukuran konsistensi internal dengan nilai ≥ 0,6. Jadi jika < 0,6 maka tidak
reliabel.
2. Reliabilitas indikator
Loading baku absolut bagian luar dengan nilai > 0,7. Jadi jika < 0,7 maka
tidak reliabel.
model formatif. Oleh karena itu pengukuran pada model formatif memerlukan
berikut:
1. Validitas nomologi
suatu model jalur tertentu, yang harus sudah terbukti dalam riset
2. Validitas Eksternal
3. Signifikansi Bobot
4. Multikolinearitas
indikator dalam blok formatif menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF > 10
3.8.1 R-Square
Dalam menilai model struktural terlebih dahulu melalui R-Square untuk
setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.
pengaruh substantif.
3.8.2 Q-Square
Q-Square ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi
relevance.
AVE dari variabelnya dengan interprestasi yaitu 0-0,25 (GoF Kecil) 0,25-
dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi tabel yaitu
masalah yang di teliti yakni, terkait citra merek dan harga terhadap
keputusan pembelian ulang yang akan dibahas dalam penulisan kali ini
sebagai berikut:
dalam penelitian ini. Jumlah responden pada penelitian kali ini sebanyak
161 responden.
responden yang
Usia, dan Pendidikan Terakhir. Hasil pengolahan data dengan uji frekuensi
44
45
di bawah ini:
a. Jenis Kelamin
Berikut adalah data responden berdasarkan kelompok jenis kelamin
pada penelitian:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 119 73.9 73.9 73.9
Perempuan 42 26.1 26.1 100.0
Total 161 100.0 100.0
b. Usia
Berikut adalah data responden berdasarkan kelompok usia pada
penelitian:
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-20 6 3.7 3.7 3.7
21-40 143 88.8 88.8 92.5
41-60 12 7.5 7.5 100.0
Total 161 100.0 100.0
46
responden yang memiliki kelompok usia pada rentang 21-40 Tahun yaitu
sebesar (88.8%).
c. Pendidikan Terakhir
Berikut adalah data responden berdasarkan kelompok pendidikan
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sekolah Dasar 1 .6 .6 .6
Sekolah Menengah Pertama 1 .6 .6 1.2
Sekolah Menengah Ke Atas 41 25.5 25.5 26.7
(Sederajat)
Perguruan Tinggi (D3-S3) 118 73.3 73.3 100.0
Total 161 100.0 100.0
(73.3%).
a. Uji Validitas
Validitas pengukuran terdiri dari Convergent Validity dan Discriminant
memiliki Convertgen Validity apabila nilai loading factor > 0,7 dan nilai AVE >
0,5. Discriminant validity ditentukan dengan melihat cross loading dari setiap
cross loading mencapai 0,7. Berikut uji hasil convergent validity dan
discriminant validity:
1. Convergent Validity
Menurut (Muhson, 2022) Convergent validity dari model dengan score
loading > 0,6 dan nilai AVE > 0,5 . Berikut ini merupakan hasil korelasi antara
indikator dengan konstruknya, menunjukkan nilai outer loading > 0,6. Nilai
outer loading dan nilai AVE dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 berikut
ini:
CM6 0,755
CM8 0,760
CM9 0,652
H1 0,734
H2 0,699
H3 0,647
H5 0,694
H6 0,677
H7 0,728
H8 0,796
H9 0,694
PU1 0,836
PU10 0,749
PU2 0,778
PU3 0,789
PU4 0,705
PU5 0,772
PU6 0,680
PU7 0,817
PU8 0,729
PU9 0,727
Dari gambar 4.1 adalah hasil dari perhitungan Algotitma SmartPLS yang
hubungan setiap indikator, nilai AVE (Average Variance Extracted) dan nilai
AVE diagonal.
Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 mendapatkan nilai Outer loading lebih
dari 0,6 dan nilai AVE lebih dari 0,5 sehingga uji validitas konvergen berdasar
2. Discriminant Validity
Discriminant validiy dapat dilihat pada nilai akar AVE (diagonal). Suatu
indikator dapat dikatakan memenuhi validitas diskriminan jika nilai akar AVE
variabel dependen lebih tinggi dari nilai korelasi variabel independen. Nilai AVE
Dapat diketahui dari tabel 4.6 bahwa nilai akar AVE diagonal (PU) lebih
tinggi dari nilai korelasi antar variabel sehingga uji validitas diskriminan
b. Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan untuk membuktikan akurasi, dan ketepatan dalam
mengukur suatu konstruk. Uji reliability ini dapat dilakukan dengan dua
nilainya > 0,7 .Nilai composite reliability dan Cronbach’s Alpha masing
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas atau tidak dalam
VIF, jika nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan dengan tegas
tabel 4.8:
sebesar 1.972 lebih kecil dari 10, maka pada model penelitian dapat
Standarized Root Mean Square Residual (SRMR) lebih kecil dari 0.10
atau Normal Fit Index nilai (NFI) semakin mendekati angka 1. Dapat
dilihat pada tabel 4.9 ditunjukkan nilai SRMR sebesar 0.081 < 10 dan nilai
dapat dikatakan baik atau sudah sesuai dengan model yang dibangun
a. R-Square
Dalam menilai model struktural terlebih dahulu melalui R-Square untuk
merek dan harga terhadap pembelian ulang sebesar 0.682. Nilai R-Square
sebesar 0,682 artinya pengaruh variabel citra merek dan harga terhadap
sebanyak N sampel baru dari data asal berukuran n, di mana untuk sebuah
sampel baru dilakukan pengambilan titik sampel dari data asal dengan cara
diterima apabila nilai p-value kurang dari 0,05. Hasil pengujian hipotesis
sebagai berikut:
positif terhadap pembelian ulang. Nilai p-value kurang dari 0,05. Sehingga
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Pembelian Ulang
Para konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar
membutuhkan barang itu, akan tetapi ada sesuatu yang lain yang
diharapkannya. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk
informasi dan pelayanan yang baik kepada publik agar dapat membentuk
citra yang baik. Citra ini adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan
produk dari lini produk yang sama. Merek juga dapat meningkatkan
kembali membeli ulang produk kopi bubuknya dan dapat dikatakan bahwa
konsumen memiliki persepsi yang baik akan produk kopi bubuk merek
mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa
(Kotler & Armstrong, 2018). Harga suatu produk merupakan ukuran terhadap
mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk yang bersangkutan,
juga oleh temuan penelitian oleh Kustianti (2019), dimana ada pengaruh
keputusan pembelian ulang suatu produk. Harga yang lebih murah dari
mahal maka akan mengalami penurunan, akan tetapi meskipun produk itu
memiliki kualitas yang sangat baik sehingga konsumen tetap tertarik untuk
variabel citra merek, dan harga terhadap pembelian ulang pada konsumen
Sarijan Coffee di Kota Malang. Selanjutnya hasil dari penelitian ini dapat
Sarijan Coffee. Maka untuk meningkatkan suatu citra merek secara positif
kualitas produk dan sadar akan merek kopi bubuk Sarijan Coffee. Maka
Sarijan Coffee perlu lebih giat membuat promosi mengenai merek yang
merek Sarijan Coffee lebih mudah diingat, mudah dikenali, dan selalu
muncul dibenak konsumen ketika akan membeli suatu produk dari olahan
kopi.
58
akan produk kopi bubuk Sarijan Coffee dari pribadi pembeli. Jika produk
Selain dengan mempetimbangkan akan harga kopi bubuk juga untuk tetap
menjaga akan kualitas produk, agar ketika harga naik dibandingkan merek
lain akan tetapi dengan kualitas yang baik konsumen tetap akan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ulang pada produk kopi bubuk Sarijan coffee. Artinya variabel harga
5.2 Saran
pada penelitian berikutnya terkait variabel citra merek dan harga terhadap
pembelian ulang untuk lebih teliti lagi, agar mendapatkan nilai R-Square
yang baik, atau menambahkan variabel lain yang dapat diteliti yang dapat
akan kualitas produk dan tidak sembarangan untuk menaikkan harga kopi,
DAFTAR PUSTAKA
No. 1.
Chalil, R. D., Sari, J. D. P., Ulya, Z., & Hamid, A. (2020). Brand, Islamic
Fastpay. (2022). Strategi Penetapan Harga Pengertian, Cara, Manfaat, Tujuan, dan
Lainnya. https://faspay.co.id/id/strategi-penetapan-harga-pengertian-cara
%20penetapn,turun%20agar%20dapat%20menarik%20pembeli.
Hair, J.F., Hult, G.T.M., Ringle, C.M., Sarstedt, M., Danks, N.P., Ray, S. (2021).
62
Hidayat, A. (2018). Partial Least Square (PLS), Pengertian, Fungsi, Tujuan, Cara.
https://www.statistikian.com/2018/08/pengertian-partial-least-square-
pls.html#:~:text=Partial%20least%20square%20adalah%20suatu,bersifat
%20lebih%20robust%20atau%20kebal.
Khuswatun, A., & Yuliati. (2022). Pengaruh Variasi Produk, Harga, Dan
https://doi.org/10.21831/jim.v12i1.11744
Mudfarikah, R., & Dwijayanti, R. (2022). Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga
https://doi.org/10.30872/jmmn.v13i4.10161
Negeri Yogyakarta.
63
Nailufar, Sunu’an (2021). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Minat
Permatasari, E., Luthfiana, H., Pratama, N. A., & Ali, H. (2022). Faktor-Faktor
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-harga.html
https://doi.org/10.36490/value.v2i1.184
https://www.undip.id/2022/fenomena-coffee-shop-bisnis-kekinian-di-
indonesia/
Kasus Konsumen Toko Grosir Bang Iyuz Way Dadi Sukarame Bandar
Offset.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/16/060000469/pengertian-
64
harga-menurut-ahli-tujuan-jenis-dan-contohnya
Sutiyono, R., & Brata, H. (2020). The Effect of Prices, Brand Images, and After
Ulang Pada Bakpia Endous Kediri. Riset Bisnis Ekonomi, 1(1), 48–67.
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/risk/article/view/1389/1278
Winata, E. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek terhadap
kasus pada mahasiswa STIM Sukma Medan). Jurnal Ilmu Manajemen, 8(2),
25–32. https://journals.synthesispublication.org/index.php/Ilman/article/
view/200