Anda di halaman 1dari 17

19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT

METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY


METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN
Annotated Bibliography

Dosen: Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D.

Ditulis Oleh:
Muhammad Hidayat - 19311521

Program Studi Manajemen


Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
2021/2022

1.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY

1. Pratama et al (2019), “The Effect of Consumer-Based Brand Equity and Satisfaction on


Loyalty: An Empirical Study”, Jurnal Economia, Vol. 15, No. 2, Oktober 2019, 275-291

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mendorong tumbuhnya banyak industri. Secara


khusus, industri makanan dan minuman telah tumbuh secara signifikan dalam
perekonomian Indonesia. Kedai kopi dengan merek asing atau lokal semakin berkembang
dan bersaing untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. isnis membutuhkan fasilitas fisik
untuk mendukung aktivitas bisnis. Kualitas fisik didefinisikan sebagai lingkungan yang
mencakup keseluruhan tata letak, suasana, desain, pencahayaan, dekorasi, dan estetika
restoran/kafe.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji loyalitas pelanggan di kedai kopi
tertentu. Namun, sedikit penelitian telah difokuskan untuk membandingkan nama merek
lokal dan asing dari kedai kopi. Studi banding diperlukan untuk memahami apakah nama
merek asing atau lokal penting dalam memprediksi kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Dengan mengacu pada research gap, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua
merek kedai kopi asing dan lokal dalam menguji hubungan ekuitas merek dan kepuasan
pelanggan dengan loyalitas merek.
Penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Objek penelitian adalah Starbucks (merek asing) dan Djournal Coffee (merek lokal).
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan menerapkan
judgemental sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model persamaan
struktural (SEM).
Dalam Studi ini ada dua hipotesis yang tidak didukung yaitu (1) hubungan antara
kesesuaian diri yang ideal dengan kepuasan pelanggan, dan (2) hubungan antara
identifikasi merek dan kepuasan pelanggan. Studi ini juga memberikan kontribusi teoritis,
implikasi manajerial dan saran untuk penelitian lebih lanjut.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
2. Sudjudi and Riorini (2021), “The Influence of Consumer-Based Brands Equity on Brand
Loyalty Through Customer Satisfaction”, Indonesian Journal of Business Analytics (IJBA)
Vol.1, No.2, 2021: 141-160

Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi dunia keempat, dimana pada tahun
2019 produksi biji kopi mencapai 760 ribu ton. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak di
garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang merupakan lokasi yang cocok untuk perkebunan
kopi, sehingga mengkonsumsi kopi menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.
Meningkatnya gaya hidup masyarakat dalam meminum kopi menyebabkan berkembangnya
bisnis coffee shop di Indonesia. Kepala Pemasaran PT. Toffin Indonesia mengungkapkan
pada tahun 2020 kedai kopi akan mengalami peningkatan 10% hingga 15%. Meningkatnya
bisnis kedai kopi telah menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat.
Sebuah perusahaan harus mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya, agar
mereknya dapat bertahan. Konsumen merupakan faktor terpenting agar bisnis perusahaan
dapat berjalan. Oleh karena itu, perusahaan kedai kopi harus berusaha untuk menciptakan
dan mempertahankan loyalitas merek. Loyalitas merek memberikan kepastian pendapatan
yang konsisten kepada perusahaan, karena konsumen memiliki preferensi terhadap merek
tertentu di tengah persaingan dengan merek lain dari produk sejenis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekuitas merek berbasis
Konsumen terhadap Loyalitas Merek melalui Kepuasan Pelanggan. Desain penelitian ini
menggunakan jenis pengujian hipotesis. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh. Unit analisis penelitian ini adalah konsumen yang mengetahui,
mengkonsumsi, dan mengunjungi kedai kopi. Penelitian ini memperoleh data dari sumber
data primer. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner menggunakan google form
online dengan pengukuran skala likert. Ekuitas merek berbasis konsumen Penelitian ini
menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling.
Kuesioner dibagikan kepada 290 pengunjung kedai kopi dalam 6 bulan terakhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Dimensi Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis
Konsumen Kata Kunci: Ekuitas Merek Berbasis Konsumen, Kepuasan Pelanggan, Merek
terhadap Kepuasan Pelanggan, dimana (1a) Perceived quality tidak berpengaruh positif
terhadap Kepuasan Pelanggan; (1b) Perceived value of cost berpengaruh positif terhadap
kepuasan Pelanggan; (1c) Identifikasi merek tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
Pelanggan; (1d) Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan Pelanggan; (1e)
Kesesuaian gaya hidup berpengaruh positif terhadap kepuasan Pelanggan. (2) Kepuasan
pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas Merek. (3) Dimensi Pengaruh Ekuitas
Merek Berbasis Konsumen terhadap Loyalitas Merek melalui Kepuasan Pelanggan,
dimana (3a) Kepuasan Pelanggan memediasi pengaruh Perceived quality terhadap
Loyalitas Merek secara penuh; (3b) Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh Perceived
value of cost terhadap Brand loyalty secara parsial; (3c) Kepuasan pelanggan memediasi
pengaruh Identifikasi Merek terhadap Loyalitas Merek secara parsial; (3d) Kepuasan
pelanggan memediasi pengaruh Kepercayaan terhadap loyalitas Merek secara penuh; (3e)
Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh Perceived quality terhadap Brand loyalty secara
parsial. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada berbagai jenis
usaha makanan dan minuman lainnya, seperti restoran, toko roti, dan kafe.

3. Nurhandayani, A et al (2019), “The Impact Of Social Media Influencer And Brand Images
To Purchase Intention”, Journal of Applied Management (JAM), Volume 17 Number 4,
December 2019.

Digitalisasi telah mempengaruhi masyarakat manusia secara signifikan terhadap


kehidupan sosialnya setelah munculnya jejaring sosial digital, dikenal sebagai media sosial.
Fakta dari International Telecommunication Union Indonesia (2017) mengatakan bahwa
Indonesia adalah populasi pengguna internet terbesar ke-5 di dunia. Media sosial pada
akhirnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perubahan kebiasaan sosial
khususnya pada generasi Y (milenial) dan Z. Menurut hasil survei yang dilakukan Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hampir separuh dari jumlah pengguna
internet di Indonesia adalah kelompok usia 19-34 tahun (49,52%).
Menghadapi fakta ini, produsen di industri mana pun tidak mau ketinggalan hiruk
pikuk digital di tren media sosialnya. Saat ini, perusahaan saling bersaing untuk
memanfaatkan momentum melalui kampanye dan komunikasi digital. Tanpa adanya
aktivitas dalam pengembangan digital mereka, disinyalir produsen yang merupakan pemilik
di balik merek dan produk besar akan kehilangan pelanggan potensial di masa depan. Oleh
karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sosial influencer
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
media tentang perilaku pembelian untuk kecantikan dan produk perawatan kulit di
Indonesia.
Penelitian ini dirancang untuk menganalisis dampak influencer media sosial dan citra
merek pada niat beli konsumen. Wanita dengan usia milenial (15-34 tahun) dan tinggal di
sekitar kota Jakarta diikutsertakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
terstruktur daftar pertanyaan. Pemodelan persamaan struktural (SEM) digunakan untuk
menganalisis pengumpulan data.
Hasil penelitian hammering the current ini meyakini bahwa memang medial social
influencer berpengaruh signifikan dalam membangun brand image, dan berkorelasi positif.
Namun berdasarkan penelitian, penggunaan media sosial influencer untuk mempengaruhi
niat beli konsumen tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Ini akan membantu merek
untuk membangun citra yang dirasakan di benak konsumen kemudian citra merek
mendorong pertimbangan mereka untuk membeli.

4. D. Dwienawati et al (2020), “Customer review or influencer endorsement: which one


influences purchase intention more?”, Journal Heliyon 6 (2020).

E-commerce telah berkembang dengan mantap sejak akses internet menjadi lebih
tersedia pada pertengahan 1990-an. Informatif memainkan peran kunci dalam keputusan
belanja online. Pelanggan potensial biasanya mengumpulkan informasi yang berguna dan
melakukan perbandingan sebelum mempertimbangkan pembelian. Electronic word-of-
mouth (eWOM) dianggap sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan. Ulasan
pelanggan dan ulasan influencer dapat dianggap sebagai eWOM. Mereka mewakili berbagi
pengalaman dan evaluasi pelanggan tentang suatu produk atau layanan dengan pembeli
potensial lainnya. Ada banyak bukti mengenai pengaruh eWOM pada niat beli. Namun, ada
beberapa penelitian tentang ulasan influencer dan niat membeli.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengaruh ulasan pelanggan terhadap
niat beli dan memberikan bukti hubungan antara endorsement influencer dan niat beli.
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menegaskan kembali efek moderasi dari
kepercayaan pada resensi pada niat beli. Premisnya adalah jika pelanggan memercayai
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
pengulas, baik untuk ulasan pelanggan dan dukungan influencer, mereka cenderung
memiliki niat beli.
Penelitian ini melakukan eksperimen dengan desain two (customer review vs
influencer endorsement) by one (purchase intention) antar subjek. 200 responden ditugaskan
ke salah satu dari dua kondisi. 100 responden menerima ulasan pelanggan dan 100 lainnya
memiliki dukungan influencer. Pengambilan sampel secara purposive Metode yang
digunakan untuk survei online melalui ponsel responden. Setiap peserta diidentifikasi
dengan nomor individu. Seluruh responden adalah mahasiswa dari Jakarta, Bogor dan
Tangerang yang mewakili konsumen muda. Data yang terkumpul dianalisis PLS
menggunakan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa review influencer
berpengaruh positif terhadap niat beli. Di sisi lain, ulasan pelanggan gagal menunjukkan
pengaruhnya. Kepercayaan sebagai variabel moderasi juga tidak divalidasi dalam penelitian
ini.

5. Shadrina, Reza Nur dan Sulistyanto, Yoestini. (2022), “Analisis Pengaruh Content
Marketing, Influencer, dan Media sosial Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”,
Diponegoro Journal Of Management, Vol 11, Nomor 1, Tahun 2022, Halaman1 ISSN
(Online): 2337-3792

Perkembangan digital memang telah mempengaruhi berbagai lini kehidupan terutama


yang menonjol sekarang pada saat ini adalah mengenai gaya hidup dan tingkah laku
masyarakat yang semakin konsumtif dan serba cepat. Salah satunya yaitu adalah strategi
pemasaran. Strategi pemasaran merupakan proses perencanaan dan juga implementasi dari
suatu kebijakan perusahaan yang tujuannya adalah untuk mewujudkan tujuan-tujuan
perusahaan. Dalam strategi pemasaran tersebut terdapat beberapa elemen yang merupakan
sarana untuk mencapai tujuan dan target pemasaran yakni, Product, Price, Place, dan
Promotion. Dari keempat tersebut salah satu yang perlu untuk diperhatikan adalah promosi,
dikarenakan cara perusahaan untuk menarik calon konsumen dan mempertahankan pangsa
pasarnya.
Bauran promosi ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari empat jenis kegiatan
yakni advertising, sales promotion, personel selling, dan public relations. Namun yang saat
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
ini sedang menjadi trend adalah periklanan dengan menggunakan media sosial. Melalui
media sosial, pemasar dapat melakukan promosi produk dengan menggunakan official
account perusahaan ataupun menggunakan perantara. Salah satu jenis perantara yang saat ini
banyak digunakan adalah influencer. Influencer merupakan orang-orang terkenal yang
dianggap memiliki pengaruh pada banyak orang. Influencer tersebut biasanya akan membuat
konten dengan mereview ataupun memposting suatu produk melalui berbagai platform
media sosial yang mereka miliki. Review dan postingan tersebut ternyata mampu menarik
perhatian calon konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Berbagai pelaku usaha
kemudian berlomba-lomba untuk dapat memasarkan produknya melalui platform tersebut
menggunakan perantara influencer.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan adanya hubungan
pengaruh content marketing, influencer, dan media sosial terhadap keputusan pembelian
konsumen. Penelitian ini memunculkan beberapa variabel independen yaitu, content
marketing, influencer, dan media sosial, sedangkan pada variabel dependen yaitu pembelian
konsumen. Penelitian ini memilih populasi seluruh pengguna media sosial Instagram dan
Tiktok di Kota Magelang. Sedangkan jenis populasi yang akan diteliti adalah populasi
infinite, karena peneliti tidak mengetahui jumlah pasti pengguna aktif Instagram dan Tiktok
di kota tersebut dengan kuesioner menjadi alat pengumpulan data. Data yang terkumpul
kemudian akan diolah dalam program SPSS 26 ver. (Statistic Program for Social Science)
sebagai data primer.
Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh content
marketing, influencer, dan media sosial terhadap pembelian konsumen. Hasil menunjukkan
bahwa keputusan pembelian pengguna instagram atau tiktok di kota magelang sebagian
dapat dijelaskan oleh variabel content marketing, influencer, dan media sosial. Hal ini
dibuktikan dari perhitungan koefisien determinasi dengan nilai adjusted R square sebesar
69% Ini artinya keputusan pembelian di pengaruhi oleh variabel content marketing,
influencer, dan media sosial. Kemudian sisanya 31% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model penelitian ini.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
6. Emeralda, M.V dan Kurniawati. (2022), “Analisis Pengaruh Social Media Marketing dan
Influencer Marketing terdapat Brand loyalty dengan Brand Trust dan Brand Equity sebagai
Mediasi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 11, Nomor 1, Juli 2022, Halaman 1269-1273

Brand loyalty merupakan salah satu performa brand penting yang membuat pelanggan
memiliki persepsi nilai unik dalam merek sehingga menyebabkan pelanggan menjadi kurang
sensitif terhadap peningkatan harga dan tetap melakukan repurchasing. Dengan brand
loyalty juga memberikan keuntungan pasar yang terhadap brand. Oleh sebab itu, penelitian
ini bertujuan untuk melihat dampak dari social media marketing dan influencer marketing
terhadap brand loyalty, dimedisi dengan brand equity dan brand trust.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dengan bantuan alat
kuesioner elektrik berupa Google Form.. Data diambil dari responden yang memiliki
pengetahuan mengenai influencer, brand yang diteliti serta pengguna sosial media seperti
YouTube, TikTok, Instagram, Twitter atau Facebook. Dengan metode purposive sampling
secara non-probabilitas, diperoleh jumlah data sebesar 338 yang terkumpul dalam periode 2
(dua) bulan dan Hipotesis diuji menggunakan model SEM-PLS.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai pengaruh dari social media
marketing dan influencer kecantikan terhadap brand loyalty, dan pengaruh mediasi dari
brand equity dan brand trust pada brand-brand skincare, maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh positif dari social media marketing terhadap brand trust dan brand equity, terdapat
pengaruh positif dari influencer marketing terhadap brand trust, brand equity dan brand
loyalty. Sedangkan pada social media marketing tidak berpengaruh terhadap brand loyalty
hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam karakteristik demografi para responden, dari
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan ke media sosial brand dan
penggunaan sosial media. Hal ini menyebabkan dapat terjadi berbedanya persepsi dari
responden penelitian ini dengan responden penelitian-penelitian sebelumnya. Sedangkan
pada mediasi parsial dari masing-masing brand trust dan brand equity terhadap social media
marketing dengan brand loyalty, dan Tidak terdapat peran mediasi dari masingmasing brand
trust dan brand equity terhadap influencer marketing dengan brand loyalty.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
7. Belanche, Daniel et al (2021), “Understanding influencer marketing: The role of congruence
between influencers, products and consumers”, Journal of Business Research 132 (2021)
186-195

Branding membantu destinasi untuk membangun dan mengkomunikasikan identifikasi


unik untuk membedakan diri dari pesaing mereka untuk menarik wisatawan dan
menimbulkan loyalitas merek. Kredibilitas merek sangat penting dalam lingkungan di mana
ketidakpastian konsumen muncul karena asimetri informasi yang tersedia karena organisasi
atau perusahaan memiliki lebih banyak informasi untuk menilai produk mereka daripada
konsumen. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menawarkan kerangka
konseptual orisinal dalam membangun kredibilitas merek destinasi. Untuk tujuan ini, tiga
variabel diusulkan sebagai anteseden kredibilitas merek tujuan, yaitu keterlibatan budaya
yang bertahan lama, identifikasi merek tujuan dan reputasi merek tujuan. Selain itu,
penelitian ini juga mengkaji peran mediasi dari destination brand attachment.
Studi ini memberikan kontribusi pada body of knowledge dalam destination branding.
Pertama, studi ini menawarkan kerangka kerja baru untuk membangun kredibilitas merek
tujuan negara. Empat faktor kritis diusulkan sebagai pendahulu kredibilitas merek destinasi.
Kedua, penelitian ini mengkaji peran mediasi keterikatan merek. Melalui ini, penelitian ini
juga berkontribusi pada literatur pariwisata tentang bagaimana mengembangkan keterikatan
merek yang kuat. Ketiga, penelitian ini memvalidasi model penelitian di dua negara yang
memiliki budaya dan perkembangan sosial ekonomi yang berbeda: Indonesia dan Spanyol.
Selain itu, penelitian ini juga memiliki implikasi penting untuk manajemen merek destinasi.
Data dari wisatawan Indonesia dan Spanyol dikumpulkan untuk menilai model
konseptual. Sampel dikumpulkan dari dua negara dengan budaya yang berbeda untuk
menetapkan validitas eksternal dari model penelitian. Sebuah perusahaan riset pemasaran
mendistribusikan kuesioner di setiap negara melalui wawancara terstruktur tatap muka yang
dilakukan oleh pewawancara profesional. Para pewawancara dilatih dalam subjek, tujuan
dan konteks penelitian.
Penelitian ini Hasil kami menunjukkan bahwa pemasar destinasi dapat meningkatkan
kredibilitas merek untuk menarik arus wisatawan melalui aktivitas yang meningkatkan
reputasi destinasi, meningkatkan keterlibatan pengunjung dalam budaya destinasi, dan
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
identifikasi pengunjung dengan brand destinasi. Hasil kami menunjukkan bahwa pemasar
destinasi dapat meningkatkan kredibilitas merek untuk menarik arus wisatawan melalui
aktivitas yang meningkatkan reputasi destinasi, meningkatkan keterlibatan pengunjung
dalam budaya destinasi, dan identifikasi pengunjung dengan brand destinasi.

8. Barta, Sergio et al (2022), “Influencer marketing on TikTok: The effectiveness of humor and
followers’ hedonic experience”, Journal of Retailing and Consumer Services 70, (2022),
Halaman 103-149

Konsumen semakin menggunakan media sosial, terutama untuk berkumpul dalam


formasi yang menjadi dasar keputusan. Dengan demikian, muncul sosok influencer, yaitu
pengguna jejaring sosial terkemuka yang dianggap sebagai panutan oleh pengguna lain.
Pengguna lain akan mengikuti saran influencer dan percaya akan pendapat mereka tentang
topik seperti gaya hidup, fotografi dan liburan atau pun perjalanan. Influencer sekarang ini
adalah sebuah alat untuk berkomunikasi dengan konsumen. Dimana Telah terbukti bahwa
influencer mengembangkan ikatan yang lebih dekat dengan pengikut daripada selebriti, dan
menciptakan hubungan yang lebih percaya dan kredibel. Pemasaran influencer telah
diperiksa pada platform seperti Instagram, Youtube, dan TikTok.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor penentu
keberhasilan influencer marketing di TikTok, media sosial terkemuka platform di kalangan
anak muda, dan untuk memberikan panduan praktis kepada influencer dan perusahaan yang
ingin memanfaatkan peluang ini. Akibatnya, penelitian kami mengajukan pertanyaan
penelitian berikut: Apakah faktor penentu efektivitas influencer marketing di TikTok sama
dengan di media sosial lainnya, seperti Instagram? Apa peran humor dalam persuasi
followers di TikTok? Untuk mengidentifikasi karakteristik relevan dari konten yang
diposting oleh influencer di TikTok, menganalisis sejauh mana variabel kunci dianalisis di
jejaring sosial lain (yaitu, orisinalitas konten, kualitas, kuantitas), dan keyakinan pengikut
mereka bahwa influencer memberikan kepemimpinan opini.
Penelitian ini dilakukan melalui studi empiris kuantitatif berbasis kuesioner. Kuesioner
membahas variabel model penelitian dan meminta informasi sosiodemografi dasar.
Kuesioner diisi oleh 217 pengikut TikTok dari seorang anak muda berpengaruh di Spanyol
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
yang populer. TikToker ini menerbitkan video berbasis hiburan yang menampilkan tema-
tema umum di kalangan pemirsa muda (fashion, lelucon, cara menggoda, dll.) dengan
analisis data yang digunakan adalah PLS.
Studi eksploratif ini menarik kesimpulan bahwa kualitas membantu orang-orang yang
lebih rendah menikmati pengalaman yang lebih hedonis dan menyarankan agar pengguna
TikTok menonton konten juga untuk tujuan hedonis. Artinya, peran penting kualitas konten
di Instagram Ketika direplikasi pengalaman hedonis di TikTok, meskipun hedonisme
pengguna TikTok dapat didasarkan pada nilai hiburannya, atau keadaan aliran yang mereka
masuki oleh menonton video informal, tetapi diedit dengan baik, berbeda dengan pengguna
instagram bagaimanapun lebih tertarik pada glamor dalam hedonisme.

9. Malarvizhi, C.A et al (2022), “Modelling the significance of social media marketing


activities, brand equity and loyalty to predict consumers’ willingness to pay premium price
for portable tech gadgets”, Journal Heliyon, Vol 8, (2022).

Pemasaran media sosial adalah salah satu saluran pemasaran yang tumbuh paling
cepat, menawarkan potensi yang tak tertandingi untuk membangun merek. . Karena semakin
nyaman dan penting untuk pergantian bisnis, kebijakan pemasaran hampir semua industri
beralih ke pemasaran media sosial untuk iklan eksternal, aktivitas promosi, manajemen
hubungan pelanggan, dan interaksi karyawan internal. Manajer merek memiliki beragam
peluang untuk mempublikasikan dan berbagi informasi tentang merek mereka melalui media
sosial dalam bentuk pesan, gambar, video, dan pernyataan. Pemasaran media sosial dapat
digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran yang lebih luas, sebagai saluran yang
konsisten untuk pemasaran dan komunikasi, atau sebagai rangkaian acara mikro-promosi
yang hanya berfokus pada peningkatan keunggulan digital suatu merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara empiris SMMA dalam konteks
merek gadget teknologi portabel di kalangan anak muda Malaysia. Tujuan khusus dari
penelitian ini disajikan sebagai berikut : Untuk mengidentifikasi komponen penting dari
SMMA yang mempengaruhi pembangunan ekuitas merek dalam hal kesadaran merek dan
citra merek, Untuk menguji pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas merek dan kemauan
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
membayar harga premium, Untuk menguji efek mediasi ekuitas merek pada hubungan
komponen SMMA dan loyalitas merek dengan kesediaan membayar harga premium.
Menggunakan desain penelitian cross-sectional, studi saat ini secara kuantitatif
meneliti efek SMMA pada ekuitas merek dan WPP untuk gadget teknologi portabel di
kalangan pemuda Malaysia, penelitian ini mengumpulkan data dari 1.322 pemuda Malaysia
untuk mengurangi potensi komplikasi yang berasal dari ukuran sampel yang kecil. Survei
dilakukan secara online melalui Google Forms. Tautan kuesioner online disebarluaskan
kepada semua responden melalui platform media sosial (Facebook, Instagram, LinkedIn,
WhatsApp), serta melalui email.
Hasil penelitian menunjukkan efek signifikan dan positif dari TRE, CUS, dan EWOM
pada BBA dan BBI. INT terungkap tidak berdampak signifikan terhadap BBA dan BBI.
Selanjutnya, BBI dan BBA sebagian memediasi hubungan komponen SMMA dengan WPP.
Adapun landasan teorinya, penelitian ini menggunakan model stimulus-organism-response
(SOR) untuk menghubungkan SMMA (sebagai stimulus), brand equity (sebagai organisme),
serta BRL dan WPP (sebagai respons). Studi ini adalah yang pertama menggunakan model
SOR untuk mengeksplorasi efek SMMA pada BRL dan WPP di sektor gadget teknologi
portabel ini. Temuan studi ini dapat memandu merek gadget teknologi portabel di Malaysia
dalam mendesain ulang dan mengembangkan strategi SMMA yang paling efisien, yang
harus disesuaikan untuk memaksimalkan pendapatan, bahkan selama periode apa pun masa
krisis (seperti pandemi COVID-19) ketika aktivitas pemasaran fisik dianggap sulit.

10. Nafes, Lubna et al. (2021), “Can social media influencer (SMI) power influence consumer
brand attitudes? The mediating role of perceived SMI credibility”, Journal Digital Business
1 (2021)

Penggunaan media sosial meluas, dan merek harus mengelola saluran ini dengan hati-
hati untuk memenuhi tujuan strategis mereka. Peran influencer media sosial (SMI) semakin
menjadi penting untuk membentuk sikap merek konsumen terhadap penawaran perusahaan.
Dikarenakan Pemasaran influencer relatif murah jika dibandingkan dengan biaya pembuatan
iklan spanduk, iklan televisi, iklan luar ruang, dll. yang selalu merupakan lapisan investasi di
atas pengeluaran media. Dengan hadirnya influencer maka Jumlah influencer yang
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
disponsori merek postingan di Instagram telah meningkat sebesar 187,5% sejak 2017.
Namun, efektifitas SMI dalam keterlibatan pasca konsumen terbilang cukup rendah. Oleh
karena itu, tampaknya masih ada kesenjangan yang dapat dipertimbangkan dalam hal
pemahaman akademis dan praktisi tentang karakteristik SMI apa yang memengaruhi sikap
merek pengikut mereka.
Untuk mencapai hal di atas, penelitian ini secara empiris menguji model konseptual
yang menguji pengaruh kekuatan SMI untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap
merek yang dipromosikan. Menggunakan data survei yang kaya dari 231 Pengguna media
sosial AS di Instagram penelitian ini menggunakan konfirmasi analisis faktor (CFA) untuk
mengakses sifat psikometrik dari pengukuran dan analisis jalur untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Kajian tersebut antara gelombang pertama penelitian untuk mengintegrasikan
secara mendalam konstruk SMI yang dirasakan kredibilitas dalam mempelajari dampak
keseluruhan SMI pada sikap konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
secara empiris bagaimana SMI dapat membantu merek membangun sikap merek yang
menguntungkan dan dengan demikian meningkatkan penerimaan produk dan kinerja bisnis
hilir. Membangun teori naif, teori sosialisasi konsumen dan teori sinyal pasar.
Hasil menunjukkan bahwa sementara kekuatan SMI secara positif berhubungan
dengan sikap konsumen terhadap merek dan keahlian dan kepercayaan SMI yang dirasakan
sebagian memediasi hubungan itu. Studi ini berkontribusi pada literatur yang ada dengan
menunjukkan bahwa peran SMI dalam membentuk sikap konsumen terhadap merek adalah
fungsi multilevel dari kekuatan SMI, yang sebagian dimediasi melalui keahlian dan
kepercayaan SMI. Oleh karena itu, merek wajib memperhatikan saluran promosi SMI
mereka.

11. J.R Hanaysha (2022), “Impact of social media marketing features on consumer’s purchase
decision in the fast-food industry: Brand trust as a mediator”, International Journal of
Information Management Data Insights 2 (2022)

keputusan pembelian dapat dikonseptualisasikan sebagai serangkaian langkah yang


dilalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang sebenarnya. Ini terdiri dari berbagai
aspek, seperti apa yang harus dibeli, kapan harus membeli, dari mana membeli, merek atau
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
model apa yang akan dibeli, metode pembayaran apa yang akan digunakan, dan berapa
banyak yang harus dikeluarkan. Lebih tepatnya, perilaku pembelian konsumen biasanya
dibentuk menurut pengalaman masa lalu mereka dalam menggunakan penawaran
perusahaan dan kemampuan produk yang dibeli dalam memenuhi kebutuhan spesifik.
Karena kemajuan pesat teknologi komunikasi, beberapa situs media sosial telah muncul
dalam beberapa tahun terakhir yang mendorong praktisi pemasaran untuk memanfaatkannya
untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan pelanggan mereka dengan
nyaman.
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menyelidiki pengaruh empat fitur
pemasaran media sosial terhadap keputusan pembelian konsumen di industri makanan cepat
saji. Ini juga bertujuan untuk menentukan apakah kepercayaan merek memediasi hubungan
di antara mereka. Data yang diperlukan dikumpulkan dari pengunjung kafe cepat saji yang
berbeda di UEA melalui survei online kuantitatif. Setelah mendapatkan respon yang
diinginkan, data dianalisis dengan pemodelan persamaan struktural AMOS 21.
Hasilnya menegaskan pentingnya kepercayaan merek dalam memprediksi keputusan
pembelian. Di atas segalanya, temuan menunjukkan bahwa keinformatifan, relevansi yang
dirasakan, dan interaktivitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Namun,
ditemukan bahwa pengaruh hiburan terhadap keputusan pembelian tidak signifikan.
Hasilnya juga menegaskan bahwa kepercayaan merek memediasi hubungan antara hanya
dua fitur pemasaran media sosial (interaktivitas dan keinformatifan) dan keputusan
pembelian konsumen. Secara teoritis, makalah ini memajukan literatur saat ini dengan
mengeksplorasi efek mediasi kepercayaan merek di antara empat fitur pemasaran media
sosial dan keputusan pembelian dengan wawasan empiris baru dari UEA, dengan
mempertimbangkan bahwa penelitian sebelumnya seperti ini di wilayah Arab masih langka.

12. C.W, Ki et al (2020), “Influencer marketing: Social media influencers as human brands
attaching to followers and yielding positive marketing results by fulfilling needs”, Journal of
Retailing and Consumer Services 55 (2020).

Fenomena penting dan terkini dalam pemasaran ritel adalah penggunaan media sosial
pengecer, khususnya kemitraan mereka dengan influencer media sosial (selanjutnya disebut
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
sebagai IKM), untuk menarik minat konsumen terhadap barang dan jasa mereka dan
mengarahkan lalu lintas ke toko online mereka. Dengan menggunakan media sosial, siapa
pun—apakah seorang selebriti atau orang biasa-biasa saja—dapat berbagi pemikiran dan
perasaannya, membuat dan mengkurasi segala jenis konten online (misalnya, in-feed,
Stories, Live, dan IGTV), dan dengan demikian mengembangkannya/ persona uniknya di
media sosial. Fenomena IKM baru-baru ini telah menarik perhatian pemasar ritel dan
menciptakan tren baru pemasaran influencer, yang merupakan bentuk media sosial
pemasaran di mana merek ritel berkolaborasi dengan IKM dan memintanya untuk membuat
konten bermerek yang mencakup dukungan atau penyebutan produk yang meningkatkan
kesadaran merek konsumen dan akuisisi produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki mekanisme lampiran antara IKM dan
pengikut, mengidentifikasi anteseden kunci dari mekanisme keterikatan dari perspektif
pemenuhan kebutuhan pengikut, meneliti apakah dan bagaimana atribut pribadi IKM dan
atribut yang didorong oleh konten memengaruhi pemenuhan kebutuhan pengikut dan
Mmenyelidiki efek mekanisme keterikatan dengan memeriksa apakah keterikatan pada IKM
memfasilitasi transfer perasaan positif yang efektif dari IKM ke dukungan.
Untuk menguji model penelitian ini mengembangkan kuesioner survei online yang
terdiri dari tiga bagian. Untuk meningkatkan kualitas data, kami membatasi peserta hanya
untuk pekerja MTurk yang tinggal di AS, berusia di atas 18 tahun, dan menggunakan
Instagram sebagai salah satu dari tiga media sosial teratas mereka. Hasilnya, kumpulan data
dari 325 tanggapan dikumpulkan untuk dianalisis.
Dalam melakukannya, Studi 1 secara induktif menganalisis faktor penyebab utama,
baik yang berkaitan dengan kepribadian SMI dan atribut yang didorong oleh konten, yang
membuat pengikut merasa terikat dengan IKM. Dengan mengintegrasikan temuan Studi 1
dengan teori merek manusia, Studi 2 memberikan bukti empiris setelah menganalisis 325
tanggapan konsumen AS tentang bagaimana persona IKM (yaitu, inspirasi, kenikmatan, dan
kesamaan) dan kemampuan kurasi konten (yaitu, keinformatifan) mempengaruhi pengikut
untuk menganggap IKM sebagai merek manusia yang memenuhi kebutuhan mereka akan
idealitas, keterkaitan, dan kompetensi—semuanya menghasilkan keterikatan yang kuat pada
IKM. Emosi positif yang terbentuk dengan IKM inilah yang ditransfer ke dukungan IKM
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
dan secara positif mempengaruhi pengikut untuk memperoleh produk/merek yang
direkomendasikan IKM.

13. S. Cartwright et al (2020), “Influencer marketing within business-to-business organisations”,


Journal Industrial Marketing Management 106.

Penelitian ini mengeksplorasi dinamika pemasaran influencer di sektor B2B dengan


menggambar pada advokasi karyawan, pemasaran referensi pelanggan dan teori dukungan
organisasi, menjelaskan penerapan strategis pemasaran influencer dalam konteks B2B, dan
mengungkapkan tantangan dalam pemasaran influencer yang dihadapi oleh organisasi B2B.
Kami melakukan dua puluh dua wawancara semi-terstruktur mendalam dengan para
profesional manajemen pasar senior di berbagai sektor.
Berdasarkan kesenjangan penelitian ini, kami membahas tiga tujuan dalam makalah
ini: pertama, karena kesenjangan pengetahuan saat ini, kami mengeksplorasi semakin
pentingnya pemasaran influencer dalam domain B2B, membuat konsep pemasaran
influencer B2B, dan mengidentifikasi fitur uniknya dibandingkan dengan konteks B2C.
Kedua, memperluas identifikasi oleh dari kategori luas pengguna internal dan eksternal, dan
mengambil perspektif strategis, kami mengidentifikasi atribut inti influencer di pasar B2B
(yaitu, profesionalisme SM, atribut, jangkauan), dan mengeksplorasi taktis (yaitu, jenis
konten , fokus komunikasi) dan proses strategis untuk terlibat dengan mereka (yaitu,
hubungan sebelumnya, baru, dan kolaboratif). Terakhir, mengingat pesatnya pertumbuhan
pemasaran influencer di domain B2B, kami mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh
pemasar B2B dalam menerapkan pendekatan komunikasi ini.
Untuk mengeksplorasi fenomena baru pemasaran influencer B2B, penelitian ini
menerapkan pendekatan kualitatif, melakukan wawancara semi-terstruktur mendalam di 22
organisasi di seluruh Inggris. Mengadopsi pendekatan eksplorasi sesuai dengan keadaan
penelitian yang belum lengkap dalam pemasaran influencer B2B. Desain penelitian ini
bermaksud untuk memberikan wawasan penting tentang pemasaran influencer,
pemanfaatannya dalam organisasi, dan penerimaannya saat ini dalam dunia bisnis.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
Analisis kami terhadap narasi ini menunjukkan bahwa pemasar B2B menganjurkan
konsep 'pemasaran berpengaruh' dengan membedakannya dari konsep pemasaran influencer
di pasar B2C. Pemasaran berpengaruh B2B berkonotasi kepercayaan, keahlian,
profesionalisme, dan pertukaran pengetahuan, yang semuanya berakar pada hubungan
jangka panjang dan khusus industri serta jaringan bisnis. Penelitian ini berkontribusi pada
teori pemasaran berpengaruh B2B dengan mengembangkan kerangka kerja terintegrasi yang
menguraikan proses implementasi strategisnya. Kontribusi manajerial penting dalam
penelitian kami menyoroti pertimbangan khusus untuk pemasaran yang berpengaruh dalam
organisasi B2B.

Anda mungkin juga menyukai