Ditulis Oleh:
Muhammad Hidayat - 19311521
1.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi dunia keempat, dimana pada tahun
2019 produksi biji kopi mencapai 760 ribu ton. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak di
garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang merupakan lokasi yang cocok untuk perkebunan
kopi, sehingga mengkonsumsi kopi menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.
Meningkatnya gaya hidup masyarakat dalam meminum kopi menyebabkan berkembangnya
bisnis coffee shop di Indonesia. Kepala Pemasaran PT. Toffin Indonesia mengungkapkan
pada tahun 2020 kedai kopi akan mengalami peningkatan 10% hingga 15%. Meningkatnya
bisnis kedai kopi telah menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat.
Sebuah perusahaan harus mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya, agar
mereknya dapat bertahan. Konsumen merupakan faktor terpenting agar bisnis perusahaan
dapat berjalan. Oleh karena itu, perusahaan kedai kopi harus berusaha untuk menciptakan
dan mempertahankan loyalitas merek. Loyalitas merek memberikan kepastian pendapatan
yang konsisten kepada perusahaan, karena konsumen memiliki preferensi terhadap merek
tertentu di tengah persaingan dengan merek lain dari produk sejenis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekuitas merek berbasis
Konsumen terhadap Loyalitas Merek melalui Kepuasan Pelanggan. Desain penelitian ini
menggunakan jenis pengujian hipotesis. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh. Unit analisis penelitian ini adalah konsumen yang mengetahui,
mengkonsumsi, dan mengunjungi kedai kopi. Penelitian ini memperoleh data dari sumber
data primer. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner menggunakan google form
online dengan pengukuran skala likert. Ekuitas merek berbasis konsumen Penelitian ini
menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling.
Kuesioner dibagikan kepada 290 pengunjung kedai kopi dalam 6 bulan terakhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Dimensi Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis
Konsumen Kata Kunci: Ekuitas Merek Berbasis Konsumen, Kepuasan Pelanggan, Merek
terhadap Kepuasan Pelanggan, dimana (1a) Perceived quality tidak berpengaruh positif
terhadap Kepuasan Pelanggan; (1b) Perceived value of cost berpengaruh positif terhadap
kepuasan Pelanggan; (1c) Identifikasi merek tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
Pelanggan; (1d) Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kepuasan Pelanggan; (1e)
Kesesuaian gaya hidup berpengaruh positif terhadap kepuasan Pelanggan. (2) Kepuasan
pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas Merek. (3) Dimensi Pengaruh Ekuitas
Merek Berbasis Konsumen terhadap Loyalitas Merek melalui Kepuasan Pelanggan,
dimana (3a) Kepuasan Pelanggan memediasi pengaruh Perceived quality terhadap
Loyalitas Merek secara penuh; (3b) Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh Perceived
value of cost terhadap Brand loyalty secara parsial; (3c) Kepuasan pelanggan memediasi
pengaruh Identifikasi Merek terhadap Loyalitas Merek secara parsial; (3d) Kepuasan
pelanggan memediasi pengaruh Kepercayaan terhadap loyalitas Merek secara penuh; (3e)
Kepuasan pelanggan memediasi pengaruh Perceived quality terhadap Brand loyalty secara
parsial. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada berbagai jenis
usaha makanan dan minuman lainnya, seperti restoran, toko roti, dan kafe.
3. Nurhandayani, A et al (2019), “The Impact Of Social Media Influencer And Brand Images
To Purchase Intention”, Journal of Applied Management (JAM), Volume 17 Number 4,
December 2019.
E-commerce telah berkembang dengan mantap sejak akses internet menjadi lebih
tersedia pada pertengahan 1990-an. Informatif memainkan peran kunci dalam keputusan
belanja online. Pelanggan potensial biasanya mengumpulkan informasi yang berguna dan
melakukan perbandingan sebelum mempertimbangkan pembelian. Electronic word-of-
mouth (eWOM) dianggap sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan. Ulasan
pelanggan dan ulasan influencer dapat dianggap sebagai eWOM. Mereka mewakili berbagi
pengalaman dan evaluasi pelanggan tentang suatu produk atau layanan dengan pembeli
potensial lainnya. Ada banyak bukti mengenai pengaruh eWOM pada niat beli. Namun, ada
beberapa penelitian tentang ulasan influencer dan niat membeli.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengaruh ulasan pelanggan terhadap
niat beli dan memberikan bukti hubungan antara endorsement influencer dan niat beli.
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menegaskan kembali efek moderasi dari
kepercayaan pada resensi pada niat beli. Premisnya adalah jika pelanggan memercayai
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
pengulas, baik untuk ulasan pelanggan dan dukungan influencer, mereka cenderung
memiliki niat beli.
Penelitian ini melakukan eksperimen dengan desain two (customer review vs
influencer endorsement) by one (purchase intention) antar subjek. 200 responden ditugaskan
ke salah satu dari dua kondisi. 100 responden menerima ulasan pelanggan dan 100 lainnya
memiliki dukungan influencer. Pengambilan sampel secara purposive Metode yang
digunakan untuk survei online melalui ponsel responden. Setiap peserta diidentifikasi
dengan nomor individu. Seluruh responden adalah mahasiswa dari Jakarta, Bogor dan
Tangerang yang mewakili konsumen muda. Data yang terkumpul dianalisis PLS
menggunakan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa review influencer
berpengaruh positif terhadap niat beli. Di sisi lain, ulasan pelanggan gagal menunjukkan
pengaruhnya. Kepercayaan sebagai variabel moderasi juga tidak divalidasi dalam penelitian
ini.
5. Shadrina, Reza Nur dan Sulistyanto, Yoestini. (2022), “Analisis Pengaruh Content
Marketing, Influencer, dan Media sosial Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”,
Diponegoro Journal Of Management, Vol 11, Nomor 1, Tahun 2022, Halaman1 ISSN
(Online): 2337-3792
Brand loyalty merupakan salah satu performa brand penting yang membuat pelanggan
memiliki persepsi nilai unik dalam merek sehingga menyebabkan pelanggan menjadi kurang
sensitif terhadap peningkatan harga dan tetap melakukan repurchasing. Dengan brand
loyalty juga memberikan keuntungan pasar yang terhadap brand. Oleh sebab itu, penelitian
ini bertujuan untuk melihat dampak dari social media marketing dan influencer marketing
terhadap brand loyalty, dimedisi dengan brand equity dan brand trust.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dengan bantuan alat
kuesioner elektrik berupa Google Form.. Data diambil dari responden yang memiliki
pengetahuan mengenai influencer, brand yang diteliti serta pengguna sosial media seperti
YouTube, TikTok, Instagram, Twitter atau Facebook. Dengan metode purposive sampling
secara non-probabilitas, diperoleh jumlah data sebesar 338 yang terkumpul dalam periode 2
(dua) bulan dan Hipotesis diuji menggunakan model SEM-PLS.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai pengaruh dari social media
marketing dan influencer kecantikan terhadap brand loyalty, dan pengaruh mediasi dari
brand equity dan brand trust pada brand-brand skincare, maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh positif dari social media marketing terhadap brand trust dan brand equity, terdapat
pengaruh positif dari influencer marketing terhadap brand trust, brand equity dan brand
loyalty. Sedangkan pada social media marketing tidak berpengaruh terhadap brand loyalty
hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam karakteristik demografi para responden, dari
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan ke media sosial brand dan
penggunaan sosial media. Hal ini menyebabkan dapat terjadi berbedanya persepsi dari
responden penelitian ini dengan responden penelitian-penelitian sebelumnya. Sedangkan
pada mediasi parsial dari masing-masing brand trust dan brand equity terhadap social media
marketing dengan brand loyalty, dan Tidak terdapat peran mediasi dari masingmasing brand
trust dan brand equity terhadap influencer marketing dengan brand loyalty.
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
7. Belanche, Daniel et al (2021), “Understanding influencer marketing: The role of congruence
between influencers, products and consumers”, Journal of Business Research 132 (2021)
186-195
8. Barta, Sergio et al (2022), “Influencer marketing on TikTok: The effectiveness of humor and
followers’ hedonic experience”, Journal of Retailing and Consumer Services 70, (2022),
Halaman 103-149
Pemasaran media sosial adalah salah satu saluran pemasaran yang tumbuh paling
cepat, menawarkan potensi yang tak tertandingi untuk membangun merek. . Karena semakin
nyaman dan penting untuk pergantian bisnis, kebijakan pemasaran hampir semua industri
beralih ke pemasaran media sosial untuk iklan eksternal, aktivitas promosi, manajemen
hubungan pelanggan, dan interaksi karyawan internal. Manajer merek memiliki beragam
peluang untuk mempublikasikan dan berbagi informasi tentang merek mereka melalui media
sosial dalam bentuk pesan, gambar, video, dan pernyataan. Pemasaran media sosial dapat
digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran yang lebih luas, sebagai saluran yang
konsisten untuk pemasaran dan komunikasi, atau sebagai rangkaian acara mikro-promosi
yang hanya berfokus pada peningkatan keunggulan digital suatu merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara empiris SMMA dalam konteks
merek gadget teknologi portabel di kalangan anak muda Malaysia. Tujuan khusus dari
penelitian ini disajikan sebagai berikut : Untuk mengidentifikasi komponen penting dari
SMMA yang mempengaruhi pembangunan ekuitas merek dalam hal kesadaran merek dan
citra merek, Untuk menguji pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas merek dan kemauan
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
membayar harga premium, Untuk menguji efek mediasi ekuitas merek pada hubungan
komponen SMMA dan loyalitas merek dengan kesediaan membayar harga premium.
Menggunakan desain penelitian cross-sectional, studi saat ini secara kuantitatif
meneliti efek SMMA pada ekuitas merek dan WPP untuk gadget teknologi portabel di
kalangan pemuda Malaysia, penelitian ini mengumpulkan data dari 1.322 pemuda Malaysia
untuk mengurangi potensi komplikasi yang berasal dari ukuran sampel yang kecil. Survei
dilakukan secara online melalui Google Forms. Tautan kuesioner online disebarluaskan
kepada semua responden melalui platform media sosial (Facebook, Instagram, LinkedIn,
WhatsApp), serta melalui email.
Hasil penelitian menunjukkan efek signifikan dan positif dari TRE, CUS, dan EWOM
pada BBA dan BBI. INT terungkap tidak berdampak signifikan terhadap BBA dan BBI.
Selanjutnya, BBI dan BBA sebagian memediasi hubungan komponen SMMA dengan WPP.
Adapun landasan teorinya, penelitian ini menggunakan model stimulus-organism-response
(SOR) untuk menghubungkan SMMA (sebagai stimulus), brand equity (sebagai organisme),
serta BRL dan WPP (sebagai respons). Studi ini adalah yang pertama menggunakan model
SOR untuk mengeksplorasi efek SMMA pada BRL dan WPP di sektor gadget teknologi
portabel ini. Temuan studi ini dapat memandu merek gadget teknologi portabel di Malaysia
dalam mendesain ulang dan mengembangkan strategi SMMA yang paling efisien, yang
harus disesuaikan untuk memaksimalkan pendapatan, bahkan selama periode apa pun masa
krisis (seperti pandemi COVID-19) ketika aktivitas pemasaran fisik dianggap sulit.
10. Nafes, Lubna et al. (2021), “Can social media influencer (SMI) power influence consumer
brand attitudes? The mediating role of perceived SMI credibility”, Journal Digital Business
1 (2021)
Penggunaan media sosial meluas, dan merek harus mengelola saluran ini dengan hati-
hati untuk memenuhi tujuan strategis mereka. Peran influencer media sosial (SMI) semakin
menjadi penting untuk membentuk sikap merek konsumen terhadap penawaran perusahaan.
Dikarenakan Pemasaran influencer relatif murah jika dibandingkan dengan biaya pembuatan
iklan spanduk, iklan televisi, iklan luar ruang, dll. yang selalu merupakan lapisan investasi di
atas pengeluaran media. Dengan hadirnya influencer maka Jumlah influencer yang
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
disponsori merek postingan di Instagram telah meningkat sebesar 187,5% sejak 2017.
Namun, efektifitas SMI dalam keterlibatan pasca konsumen terbilang cukup rendah. Oleh
karena itu, tampaknya masih ada kesenjangan yang dapat dipertimbangkan dalam hal
pemahaman akademis dan praktisi tentang karakteristik SMI apa yang memengaruhi sikap
merek pengikut mereka.
Untuk mencapai hal di atas, penelitian ini secara empiris menguji model konseptual
yang menguji pengaruh kekuatan SMI untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap
merek yang dipromosikan. Menggunakan data survei yang kaya dari 231 Pengguna media
sosial AS di Instagram penelitian ini menggunakan konfirmasi analisis faktor (CFA) untuk
mengakses sifat psikometrik dari pengukuran dan analisis jalur untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Kajian tersebut antara gelombang pertama penelitian untuk mengintegrasikan
secara mendalam konstruk SMI yang dirasakan kredibilitas dalam mempelajari dampak
keseluruhan SMI pada sikap konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
secara empiris bagaimana SMI dapat membantu merek membangun sikap merek yang
menguntungkan dan dengan demikian meningkatkan penerimaan produk dan kinerja bisnis
hilir. Membangun teori naif, teori sosialisasi konsumen dan teori sinyal pasar.
Hasil menunjukkan bahwa sementara kekuatan SMI secara positif berhubungan
dengan sikap konsumen terhadap merek dan keahlian dan kepercayaan SMI yang dirasakan
sebagian memediasi hubungan itu. Studi ini berkontribusi pada literatur yang ada dengan
menunjukkan bahwa peran SMI dalam membentuk sikap konsumen terhadap merek adalah
fungsi multilevel dari kekuatan SMI, yang sebagian dimediasi melalui keahlian dan
kepercayaan SMI. Oleh karena itu, merek wajib memperhatikan saluran promosi SMI
mereka.
11. J.R Hanaysha (2022), “Impact of social media marketing features on consumer’s purchase
decision in the fast-food industry: Brand trust as a mediator”, International Journal of
Information Management Data Insights 2 (2022)
12. C.W, Ki et al (2020), “Influencer marketing: Social media influencers as human brands
attaching to followers and yielding positive marketing results by fulfilling needs”, Journal of
Retailing and Consumer Services 55 (2020).
Fenomena penting dan terkini dalam pemasaran ritel adalah penggunaan media sosial
pengecer, khususnya kemitraan mereka dengan influencer media sosial (selanjutnya disebut
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
sebagai IKM), untuk menarik minat konsumen terhadap barang dan jasa mereka dan
mengarahkan lalu lintas ke toko online mereka. Dengan menggunakan media sosial, siapa
pun—apakah seorang selebriti atau orang biasa-biasa saja—dapat berbagi pemikiran dan
perasaannya, membuat dan mengkurasi segala jenis konten online (misalnya, in-feed,
Stories, Live, dan IGTV), dan dengan demikian mengembangkannya/ persona uniknya di
media sosial. Fenomena IKM baru-baru ini telah menarik perhatian pemasar ritel dan
menciptakan tren baru pemasaran influencer, yang merupakan bentuk media sosial
pemasaran di mana merek ritel berkolaborasi dengan IKM dan memintanya untuk membuat
konten bermerek yang mencakup dukungan atau penyebutan produk yang meningkatkan
kesadaran merek konsumen dan akuisisi produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki mekanisme lampiran antara IKM dan
pengikut, mengidentifikasi anteseden kunci dari mekanisme keterikatan dari perspektif
pemenuhan kebutuhan pengikut, meneliti apakah dan bagaimana atribut pribadi IKM dan
atribut yang didorong oleh konten memengaruhi pemenuhan kebutuhan pengikut dan
Mmenyelidiki efek mekanisme keterikatan dengan memeriksa apakah keterikatan pada IKM
memfasilitasi transfer perasaan positif yang efektif dari IKM ke dukungan.
Untuk menguji model penelitian ini mengembangkan kuesioner survei online yang
terdiri dari tiga bagian. Untuk meningkatkan kualitas data, kami membatasi peserta hanya
untuk pekerja MTurk yang tinggal di AS, berusia di atas 18 tahun, dan menggunakan
Instagram sebagai salah satu dari tiga media sosial teratas mereka. Hasilnya, kumpulan data
dari 325 tanggapan dikumpulkan untuk dianalisis.
Dalam melakukannya, Studi 1 secara induktif menganalisis faktor penyebab utama,
baik yang berkaitan dengan kepribadian SMI dan atribut yang didorong oleh konten, yang
membuat pengikut merasa terikat dengan IKM. Dengan mengintegrasikan temuan Studi 1
dengan teori merek manusia, Studi 2 memberikan bukti empiris setelah menganalisis 325
tanggapan konsumen AS tentang bagaimana persona IKM (yaitu, inspirasi, kenikmatan, dan
kesamaan) dan kemampuan kurasi konten (yaitu, keinformatifan) mempengaruhi pengikut
untuk menganggap IKM sebagai merek manusia yang memenuhi kebutuhan mereka akan
idealitas, keterkaitan, dan kompetensi—semuanya menghasilkan keterikatan yang kuat pada
IKM. Emosi positif yang terbentuk dengan IKM inilah yang ditransfer ke dukungan IKM
19311521 – MUHAMMAD HIDAYAT
METODOLOGI PENELITIAN PEMASARAN – ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
dan secara positif mempengaruhi pengikut untuk memperoleh produk/merek yang
direkomendasikan IKM.