Revisi - Viona BAB 1-3
Revisi - Viona BAB 1-3
SKRIPSI
Oleh:
201710170311096
AKUNTANSI
MALANG
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
inklusi keuangan. Fintech yang berkembang pada era globalisasi yang
sekarang dikenal masyarakat mendorong inklusi keuangan sebagai salah
satu program percepatan skonomi pembangunan. Fintech yang memiliki
pengaruh positif terhadap literasi dan inklusi dapat mengoptimalkan
omzet yang suda ditargetkan oleh pemiliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan fintech berpengaruh positif terhadap
literasi keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang?
3
2. Apakah penggunaan fintech berpengaruh positif terhadap
inklusi keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh fintech terhadap literasi keuangan
bagi pengusaha Coffee Shop Malang
2. Untuk mengetahui pengaruh fintech terhadap linklusi
keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi literature ilmu
akuntansi terutama dalam kajian tentang Fintech. Sera dapat
menjadi keterbaruan literature dalam penerapan Fintech
2. Manfaat Praktis
Penelitian dapat menajdi masukan bagi pengusaha Coffe
Shop Malang dengan mempraktekan Fintech sebagai salah
satu faktor peningkatan omset.
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Metode
NO Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis
1. Mudzila Peran Fintech dalam Dependen: Analisis Hasil dari
(2018) Meningkatkan 1.Keuangan model pengujian
Keuangan Inklusif Inklusif UMKM interaktif menunjukkan
pada UMKM di Independen peran fintech
Indonesia 1.Fintech berpengaruh
positif dalam
meningkatkan
inklusif keuangan
di UMKM
Indonesia
1. Cut Misni Optimalisasi Dependen : Analisis Hasil dari
dan Karina Financial Teknologi 1. Keuangan model alat pengujian yang
Odia (Fintech) Terhadap UMKM riset dilakukan peneliti
Julialevi Peningkatan Literasi Purwokerto yaitu berpengaruh
(2020) Dan Inklusi Independen : positif karena
Keuangan Keuangan 1. Fintech dengan adanya
Usaha Menengah 2. Inklusi program fintech
Purwokerto dan Literasi dapat membuat
keputusan yang
baik bagi
perusahaan
dimasa depan.
3. Pipit Buana Prospek Financial Dependen: Analisis Hasil dari
Sari dan Teknologi (Fintech) 1. Peningkatan model pembahasan
5
Handriana Di Sumatra Utara Literasi konseptual tersebut fintech
Dwilita Dilihat Dari Sisi 2. Inklusi berpengaruh
(2018) Literasi Keuangan, Keuangan positf. Literasi dan
Inklusi Keuangan Independen: inklusi keuangan
Dan Kemiskinan 3. Optimalisasi dibutuhkan dalam
Fintech pengambilan
keputusan untuk
mengelola
keuangan dimasa
depan.
B. Landasan Teori
1. Financial Technology (Fintech)
Financial Technology atau sering disebut fintech adalah
perusahaan yang menggabungkan layanan teknologi dengan
layanan jasa keuangan di sector keuangan dan mampu
mengubah susunan yang ada sebelumnya (Anisah & Crisnata,
2021) Financial Technology atau layanan keuangan berbasis
teknologi yang bisa disebut dengan fintech didefinisikan
sebagai inovasi layanan berbasis teknologi di sektor keuangan
yang bisa menghasilkan model- model bisnis, produk, aplikasi,
yang berkaitan dengan penyediaan layanan keuangan. Ada
beberapa macam klasifikasi fintech menurut Rumondang, dkk
(2019)
Financial Technology merupakan bagian sebuah commerce
yang berhubungan dengan transaksi keuangan menggunakan
smartphone. . Fintech merupakan penggabungan layanan
keuangan dengan tekhnologi informasi. Fintech tidak terbatas
pada sektor spesifik seperti pembiayaan tetapi mencakup
seluruh bisnis dibidang jasa keuanagan dan simpan pinjam
yang disediakan oleh lembaga keuangan. Fintech terdiri dari
6
lima bidang utama yaitu : 1) Keuangan dan Investasi 2) Oprasi
dana dan Manajemen dan risiko 3) Pembayaran dan
Infrastruktur 4) Keamanan data 5) Antar muka pelanggan.
(Ryu, 2018)
2. Inklusi
Inklusi keuangan saat ini menjadi bahasan penting didunia
usaha atau layanan public. Salah satu manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka
kemiskinan yang ada di Indonesia khususnya, program
keuangan inklusi perlu digunakan untuk mengakses keuangan
yang lebih mudah diakses seluruh pelaku ekonomi. Dalam
inklusi keuangan menyediakan berbagai jasa keuangan seperti
tabungan, kredit barang, dan pembayaran yang dilakukan
secara hitungan detik saja(Marginingsih, 2021). Inklusi
keuangan adalah akses para pelaku ekonomi ataupun individu
untuk menggunakan jasa layanan keuangan yang bisa
dilakukan setiap saat yaitu: transaksi pembayaran, kredit dan
tabungan. Layanan jasa keuangan yang dilakukan secara
kontiyu untuk mempercepat aksesk pembayaran atau transaksi
yang diingkan para pelaku ekonomi (Keuangan, 2020)
3. Literasi
Literasi keuangan diartikan sebagai pengetahuan dan
pemahaman bagi setiap individu tentang keuangan bagaimana
mengelola keuangan dengan baik. Variabel yang digunakan
untuk mengukur yaitu 9 item. Pernyataan tersebut merupakan
tanggapan responden mengenai basic personal finance, money
management, saving investment. Setiap individu mengacu pada
keyakinan bagaimana melakukan tindakan yang menentukan
berhubungan dengan keuangan (Mulasiswi, Cut Musni;
Julialevi, 2020) Menurut Garman dan Forgue (2000)
menyatakan bahwa literasi keuangan tindakan yang mengetahui
7
fakta-fakta dan pengertian untuk mengelola keuangan pribadi
berhasil mengelola dengan baik. Pemahaman ini telah
mengetahui kopleks-kopleks yang telah memahami system
menabung, pembelanjaan, dan pembayaran. Pemahaman
literasi setiap orang berbeda-beda, pemahaman literasi yang
rendah menyebabkan salah dalam pengambilan keputusan.
Kurangnya pemahaman tentang literasi akan menyebabkan
kerugian bagi setiap individu yang mengakibatkan penurunan
kondisi ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Remund
(2010) terdapat lima indicator literasi yaitu a) pengetahuan
konsep keuangan, b) kemampuan komunikasi tentang
keuangan c) mengelola keuangan pribadi d) kemampuan dalam
mengambil keputusan, e) membuat perencanaa kuangan dimasa
depan (Arianti, 2020)
4. Coffee Shop
Coffee Shop adalah tempat yang direnovasi dengan konsep
modern yang meyediakan berbagai jenis rasa minuman tidak
hanya secangkir kopi, namun menyediakan berbagai macam
varian rasa minuman yang membuat setiap individu muncul
rasa penasaran untuk mencoba. Konsep yang digunakan
pengusaha Coffee Shop yang berkembang pesat saat ini yaitu
memiliki banyak spot foto. Omset yang dimiliki setiap outlet
Coffe Shop yang ada di Malang minimum penghasilan sehari
mencapai Rp 800.000 perhari. Pencapaian omset perhari yang
diharapkan setiap pengusaha Coffee Shop memiki laba yang
sudah ditargetkan dari sebelum melakukan pembangunan Coffe
Shop. Coffee Shop menjadi incaran setiap individu untuk
melakukan bisnis yang bisa dijanjikan utuk dimasa depan.
Pemahaman konsep dan pengaturan keuangan dalam dunia
berbisnis sangat diperlukan agar tidak salah dalam
pengambilan keputusan.
8
C. Pengembangan Hipotesis
1. Fintech dan Literasi Keuangan
9
pemilik usaha coffee shop dengan konsumennya sehingga
produk yang ditawarkan akan mudah diajngkau oleh konsumen
hal tersebut membuktikan bahwa fintech dapat berpengaruh
positif terhadap inklusi keuangan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Melisa et al
(2014) menyatakan bahwa inklusi dapat dijadikan sebagai
manfaat jasa keuangan tanpa mengularkan biaya yang tinggi.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin optimalnya
fintech maka akan meningkatkankan inklusi keuangan. Hal
tersebut dapat dibuktikan oleh beberapa pemilik coffee shop
yang telah menggunakan layanan fintech dengan optimal.
H2 : Optimalisasi fintech berpengaruh positif terhadap inklusi
keuangan
Kerangka Pikiran
Literasi
Optimalisasi Fintech
Inklusi
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif asosiatif.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji ataupun menganalisa
optimalisasi fintech terhadap peningkatan literasi dan inklusi
keuangan pada Coffee Shop Kabupaten Malang
C. Populasi dan Teknik Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang dijadikan objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
11
Populasi dalam penelitian ini adalah para penggerak Coffee Shop yang
menggunakan Financial Technology
2. Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
Purposif Sampling. Purposif sampling merupakan metode penentapan
sampel dengan berdasarkan pada kriteria kriteria tertentu. Kriteria
kriteria dalam pengambilan sampel diantaranta :
1. Coffe Shop di Daerah Malang
2. Coffe Shop yang menggunakan layanan Financial Technology
seperti :
a. Pawon
b. Pos Loyverse
c. Mojo
D. Definisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Oprasional
a. Variabel Dependen (y)
1. Literasi
Rangakaian proses kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dalam mengelola keuangan baik
individu ataupun pemilik usaha Coffee Shop.
Pengukuran Variabel literasi ada tiga indicator yang
dikemukakan oleh Wulandari pada tahun 2019
a. Pengetahuan dasar keuangan
b. Menabung dan meminjam
c. Asuransi
d. Akses
e. Tabungan
12
f. Pinjaman
2. Inklusi
Inklusi merupakan ketersedian akses pada berbagai lembaga,
produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Pengukuran Variabel Inklusi ada dua indicator dikemukakan
oleh Wulandari pada tahun 2019
13
Pengukuran Variabel Optimalisasi Fintech ada tiga indicator
dikemukakan oleh Wulandari pada tahun 2019
a. Ketertarikan penggunaan fintech
b. Transaksi menggunakan fintech
c. Penggunaan jangka panjang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer .
Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner
kepada para pelaku usaha Coffee Shop di Malang yang menggunakan
Financial Techology aplikasi Pawon, Pos Loyverse, Mojo
14
Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan berdasarkan Variance
atau Component based structural equation modeling. Penelitian ini
memiliki model yang kompleks serta jumlah sampel yang terbatas,
sehingga dalam analisis data menggunakan software SmartPLS .
SmartPLS menggunakan metode bootstrapping atau penggandaan
secara acak. Oleh karenanya, asumsi normalitas tidak akan menjadi
masalah. Selain itu, dengan dilakukannya bootstrapping maka
SmartPLS tidak mensyaratkan jumlah minimum sampel, sehingga
dapat diterapkan untuk penelitian dengan jumlah kecil. Analisis PLS
terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran atau outer model
dan model struktural atau inner model.
15
validitas konvergen apabila nilai loading factor > 0,7 dan nilai
AVE > 0,5 . Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross
loading dari setiap variabel dan dikategorikan memiliki validitas
diskriminan apabila nilai cross loading mencapai 0,7 .
b. Convergent Validity
Menurut penelitian dari Sanjaya (2016) Convergent
Validity merupakan korelasi antara skor indikato dengan skor
konstruknya. Model PLS memenuhi convergent validity dapat
dikatakan valid apabila nilai outer loading factor > 0,7 dan nilai
AVE > 0,5 .
c. Discriminant Validity
Discriminant validity indikator dapat dilihat pada cross
loading antara indikator dengan konstruknya. Menurut penelitian
dari Sanjaya (2016) Suatu indikator dapat dikatakan memenuhi
validitas diskriminan jika nilai cross loading indikator terhadap
variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel
lainnya
d. Uji Reliability
Pengukuran ini untuk menguji reliabilitas suatu konstruk.
Uji realibilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi,konsistensi,
dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Menurut
penelitian Sanjaya (2016) indikator refleksi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu Cronbach’s Alpha dikatakan reliable atau
handal apabila nilai setiap variabel nya > 0,6 dan Composite
Reliability dikatakan valid apabila nilai nya mencapai > 0,6.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Model Struktural menunjukkan hubungan atau kekuatan estimasi
antar variabel laten atau konstruk berdasarkan pada substantive theory
.
a. R-Square
16
Dalam menilai model struktural terlebih dahulu melalui R-
Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan
prediksi dari model struktural. Menurut Sanjaya (2016) dilakukan
dengan melihan nilai R-Square dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap
variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh substantive .
Nilai R-Square 0,75,0,50, dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa
model kuat dan model lemah .
b. Q-Square (Predictive relevance)
Q-Square ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menujukkan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan
nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menujukkan
bahwa model kurang memiliki predictive relecvance . (Sanjaya,
2016)
c. Uji Goodness of Fit (GoF)
Uji ini dilakukan untuk memvalidasi performa gabungan
antara nilai AVE dari variabelnya dengan interprestasi yaitu 0-
0,25 (GoF Kecil) 0,25-0,36 (GoF Moderat) dan diatas 0,36 (GoF
Besar). (Sanjaya, 2016)
4. Uji Hipotesis
a. Estimate for Path Coefficients
Uji ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh antar
variabel dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikansi tabel yaitu melalui metode bootsrapping. Pengujian
ini dengan interprestasi ;
1. Level of signifigance 0,05
2. Jika t-statistic < t table, maka HO diterima Ha ditolak
3. Jika t-statistic > t table, maka HO ditolak Ha diterima
17
BAB IV
Bab ini akan menjelaskan hasil dari analisis yang telah dilakukan berdasarkan
metode penelitian. Pembahasan diawali dengan deskripsi data kemudian
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis serta pembahasannya.
A. Deskripsi Data
1. Deksripsi dan Responden Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para pelaku pembisnis usaha
Coffee Shop yang berada di Dau Kabupaten Malang yang
menggunakan layanan Financial Technology. Besarnya tingkat
pengisian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1
Jumlah
Kuesioner yang dikirimkan 110
Kuesinoner yang tidak diisi 10
Kuesioner yang digunakan 100
penelitian
18
Tabel 4.1 menunujukkan bahwa sejumlah 100 responden yang
dapat digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya data tersebut akan
dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir.
19
1.3 Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Data Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Pelaku
Pembisnis Usaha Coffee Shoop di daerah Dau Kabupaten Malang
dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini :
20
1. Evaluasi Outer Model
Outer Model dievaluasi dengan cara melihat nilai validity dan
reliabilitas serta uji Goodness of Fit (GoF) . Pengukuran Validity terdapat
2 pengukuran yaitu convergent validity dan discriminant validity .
21
tabel 4.5 dan gambar hasil pemeriksaan outer loading tersaji
pada gambar berikut.
O2 0.953
O3 0.878
L1 0.883
L4 0.873
22
L5 0.906
L6 0.954
I1 0.918
I4 0.943
23
O2 0.953 0.726 0.871
O3 0.878 0.629 0.752
tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai cross loading
pada indikator pembentuk variabel lebih tinggi daripada
indikator di lain variabelnya. Sehingga uji validitas
deskriminan berdasarkan nilai cross loading terpenuhi.
24
2. Saya mempu menggunakan dengan 5)
fasilitas lembaga keuangan untuk
memenuhi kebutuhan dan
mengelola keuangan dalam usaha
Coffe Shop
3. Pemilik Coffee Shop merasa
terbantu dengan layanan jasa
keuangan
4. Biaya pemeliharaan cukup
terjangkau
Optimalisasi 1. Saya tertarik dengan menggunakan Likert
Fintech aplikasi pawon untuk transaksi (1 sampai
2. Saya sudah menggunakan dengan 5)
transaksi layanan Financial
technology
3. Saya akan menggunakan
Financial technology dalam
jangka panjang
DAFTAR PUSTAKA
25
Keuangan, T. (2020). Call for Paper. 35, 1–1.
https://doi.org/10.1109/ri2c48728.2019.8999925
Sugiarti, E. N., Diana, N., & Mawardi, M. C. (2019). Peran Fintech Dalam
Meningkatkan Literasi Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil Menengah Di
Malang. E-Jra, 8(4), 90–104.
26
27