Anda di halaman 1dari 27

OPTIMALISASI FINANCIAL TEKNOLOGI (FINTECH) TERHADAP

PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN USAHA


COFFEE SHOP MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

VIONA RAKHMA PRADINA

201710170311096

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 2018 para penggerak Coffe Shop di Dau mulai


menggunakan Financial Technology untuk oprasional keuangannya.
Berbagai manfaat mereka peroleh seperti efektifitas dan efisiensi,
kemudahaan dalam penggunaannya. Berbagai manfaat dari layanan fintech
yaitu aeperti efektifitas dan kemudahan dalam penggunaanya. Penggunaan
fintech yang sudah digunakan penggerak Coffe Shop di Dau dapat
memberikan kemudahan dalam melakukan akses transaksi.

Kondisi lingkungan yang semakin berkembang dan mengikuti


perkembangan zaman. Kondisi ini memiliki daya tarik pengusaha untuk
menggunakan program fintech dalam menglola perusahaanya. Hal ini
menjadikan pengusaha membuat konseptual sebaik mungkin untuk Coffe
Shop dan penggunaan fintech dalam pengendalian usahanya. Tuntutan
pengusaha Coffe Shop semakin besar yaitu menguasai program fintech
dan tanggung jawab dalam mengelola.

Fintech adalah jenis perusahaan dibidang jasa keuangan yang


digabungkan dengan teknologi Menurut (Sugiarti et al., 2019). Dapat juga
diartikan sebagai segmen dunia yang membantu untuk memaksimalkan
penggunaan teknologi untuk mengubah dan mempercepat berbagai aspek
pelayanan keuangan. (Mulasiswi, Cut Musni; Julialevi, 2020). Menurut
Muzdalifa, (2018) memapaparkan bahwa layanan keuangan melalui
fintech dapat berupa pembayaran, investasi, peminjaman uang, transfer,
rencana keuangan dan pembanding produk keuangan.

Penelitian ini mendapatkan hasil yang serupa dibuktikan oleh Cut


Misni dan Karina Odia Julialevi (2020). Pada penelitian ini dibuktikan
bahwa penggunaan fintech berpengaruh positif terhadap literasi dan

2
inklusi keuangan. Fintech yang berkembang pada era globalisasi yang
sekarang dikenal masyarakat mendorong inklusi keuangan sebagai salah
satu program percepatan skonomi pembangunan. Fintech yang memiliki
pengaruh positif terhadap literasi dan inklusi dapat mengoptimalkan
omzet yang suda ditargetkan oleh pemiliknya.

Daerah Dau sebelum dijadikan Coffee Shop adalah deretan sawah


yang dikelola masyarakat sekitar, seiring perkembangan zaman yang
semakin maju, para pemilik sawah daerah Dau Kabupaten Malang
berinisitif menyewakan lahan sawah untuk dijadikan Coffee Shop, salah
satu penyewa sawah daerah Dau Kabupaten Malang adalah Mas Jan
pemilik coffee shop Sarijan. Coffee Shop Dau Kabupaten Malang sudah
banyak penggerak Coffe Shop yang menggunakan layanan fintech.
Coffee Shop juga mejadi incaran investor dengan system bagi hasil dari
omzet yang telah diporelah. Kehadiran fintech berbasis teknologi telah
mengubah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Wibowo,
2016) (Sugiarti et al., 2019)

Peneliti ini mnguji pengaruh fintech terhadap litersi dan inklusi


keuangan. Pembeda penelitian ini dengan sebelumnya adalah berada pada
objek penelitian. Penelitian memilih Coffe Shop Malang sebagai objek
dengan tujuan untuk meneliti apakah penerapan fintech dapat
berpengaruh pada literasi dan inklusi keuangan. Peneliti ini menggunakan
variabael dependen yaitu literasi dan inklusi keuangan. Penelitian ini
menggunakan variabel indepen yaitu optimalisasi fintech. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fintech terhadap literasi dan
inklusi keuangan, sebagai referensi perusahaan yang menerapkan
program fintech.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan fintech berpengaruh positif terhadap
literasi keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang?

3
2. Apakah penggunaan fintech berpengaruh positif terhadap
inklusi keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh fintech terhadap literasi keuangan
bagi pengusaha Coffee Shop Malang
2. Untuk mengetahui pengaruh fintech terhadap linklusi
keuangan bagi pengusaha Coffee Shop Malang

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi literature ilmu
akuntansi terutama dalam kajian tentang Fintech. Sera dapat
menjadi keterbaruan literature dalam penerapan Fintech
2. Manfaat Praktis
Penelitian dapat menajdi masukan bagi pengusaha Coffe
Shop Malang dengan mempraktekan Fintech sebagai salah
satu faktor peningkatan omset.

4
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Terdahulu

Metode
NO Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Analisis
1. Mudzila Peran Fintech dalam Dependen: Analisis Hasil dari
(2018) Meningkatkan 1.Keuangan model pengujian
Keuangan Inklusif Inklusif UMKM interaktif menunjukkan
pada UMKM di Independen peran fintech
Indonesia 1.Fintech berpengaruh
positif dalam
meningkatkan
inklusif keuangan
di UMKM
Indonesia
1. Cut Misni Optimalisasi Dependen : Analisis Hasil dari
dan Karina Financial Teknologi 1. Keuangan model alat pengujian yang
Odia (Fintech) Terhadap UMKM riset dilakukan peneliti
Julialevi Peningkatan Literasi Purwokerto yaitu berpengaruh
(2020) Dan Inklusi Independen : positif karena
Keuangan Keuangan 1. Fintech dengan adanya
Usaha Menengah 2. Inklusi program fintech
Purwokerto dan Literasi dapat membuat
keputusan yang
baik bagi
perusahaan
dimasa depan.
3. Pipit Buana Prospek Financial Dependen: Analisis Hasil dari
Sari dan Teknologi (Fintech) 1. Peningkatan model pembahasan

5
Handriana Di Sumatra Utara Literasi konseptual tersebut fintech
Dwilita Dilihat Dari Sisi 2. Inklusi berpengaruh
(2018) Literasi Keuangan, Keuangan positf. Literasi dan
Inklusi Keuangan Independen: inklusi keuangan
Dan Kemiskinan 3. Optimalisasi dibutuhkan dalam
Fintech pengambilan
keputusan untuk
mengelola
keuangan dimasa
depan.

B. Landasan Teori
1. Financial Technology (Fintech)
Financial Technology atau sering disebut fintech adalah
perusahaan yang menggabungkan layanan teknologi dengan
layanan jasa keuangan di sector keuangan dan mampu
mengubah susunan yang ada sebelumnya (Anisah & Crisnata,
2021) Financial Technology atau layanan keuangan berbasis
teknologi yang bisa disebut dengan fintech didefinisikan
sebagai inovasi layanan berbasis teknologi di sektor keuangan
yang bisa menghasilkan model- model bisnis, produk, aplikasi,
yang berkaitan dengan penyediaan layanan keuangan. Ada
beberapa macam klasifikasi fintech menurut Rumondang, dkk
(2019)
Financial Technology merupakan bagian sebuah commerce
yang berhubungan dengan transaksi keuangan menggunakan
smartphone. . Fintech merupakan penggabungan layanan
keuangan dengan tekhnologi informasi. Fintech tidak terbatas
pada sektor spesifik seperti pembiayaan tetapi mencakup
seluruh bisnis dibidang jasa keuanagan dan simpan pinjam
yang disediakan oleh lembaga keuangan. Fintech terdiri dari

6
lima bidang utama yaitu : 1) Keuangan dan Investasi 2) Oprasi
dana dan Manajemen dan risiko 3) Pembayaran dan
Infrastruktur 4) Keamanan data 5) Antar muka pelanggan.
(Ryu, 2018)
2. Inklusi
Inklusi keuangan saat ini menjadi bahasan penting didunia
usaha atau layanan public. Salah satu manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka
kemiskinan yang ada di Indonesia khususnya, program
keuangan inklusi perlu digunakan untuk mengakses keuangan
yang lebih mudah diakses seluruh pelaku ekonomi. Dalam
inklusi keuangan menyediakan berbagai jasa keuangan seperti
tabungan, kredit barang, dan pembayaran yang dilakukan
secara hitungan detik saja(Marginingsih, 2021). Inklusi
keuangan adalah akses para pelaku ekonomi ataupun individu
untuk menggunakan jasa layanan keuangan yang bisa
dilakukan setiap saat yaitu: transaksi pembayaran, kredit dan
tabungan. Layanan jasa keuangan yang dilakukan secara
kontiyu untuk mempercepat aksesk pembayaran atau transaksi
yang diingkan para pelaku ekonomi (Keuangan, 2020)
3. Literasi
Literasi keuangan diartikan sebagai pengetahuan dan
pemahaman bagi setiap individu tentang keuangan bagaimana
mengelola keuangan dengan baik. Variabel yang digunakan
untuk mengukur yaitu 9 item. Pernyataan tersebut merupakan
tanggapan responden mengenai basic personal finance, money
management, saving investment. Setiap individu mengacu pada
keyakinan bagaimana melakukan tindakan yang menentukan
berhubungan dengan keuangan (Mulasiswi, Cut Musni;
Julialevi, 2020) Menurut Garman dan Forgue (2000)
menyatakan bahwa literasi keuangan tindakan yang mengetahui

7
fakta-fakta dan pengertian untuk mengelola keuangan pribadi
berhasil mengelola dengan baik. Pemahaman ini telah
mengetahui kopleks-kopleks yang telah memahami system
menabung, pembelanjaan, dan pembayaran. Pemahaman
literasi setiap orang berbeda-beda, pemahaman literasi yang
rendah menyebabkan salah dalam pengambilan keputusan.
Kurangnya pemahaman tentang literasi akan menyebabkan
kerugian bagi setiap individu yang mengakibatkan penurunan
kondisi ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Remund
(2010) terdapat lima indicator literasi yaitu a) pengetahuan
konsep keuangan, b) kemampuan komunikasi tentang
keuangan c) mengelola keuangan pribadi d) kemampuan dalam
mengambil keputusan, e) membuat perencanaa kuangan dimasa
depan (Arianti, 2020)
4. Coffee Shop
Coffee Shop adalah tempat yang direnovasi dengan konsep
modern yang meyediakan berbagai jenis rasa minuman tidak
hanya secangkir kopi, namun menyediakan berbagai macam
varian rasa minuman yang membuat setiap individu muncul
rasa penasaran untuk mencoba. Konsep yang digunakan
pengusaha Coffee Shop yang berkembang pesat saat ini yaitu
memiliki banyak spot foto. Omset yang dimiliki setiap outlet
Coffe Shop yang ada di Malang minimum penghasilan sehari
mencapai Rp 800.000 perhari. Pencapaian omset perhari yang
diharapkan setiap pengusaha Coffee Shop memiki laba yang
sudah ditargetkan dari sebelum melakukan pembangunan Coffe
Shop. Coffee Shop menjadi incaran setiap individu untuk
melakukan bisnis yang bisa dijanjikan utuk dimasa depan.
Pemahaman konsep dan pengaturan keuangan dalam dunia
berbisnis sangat diperlukan agar tidak salah dalam
pengambilan keputusan.

8
C. Pengembangan Hipotesis
1. Fintech dan Literasi Keuangan

Fintech yang optimal dapat mempengaruhi pelaku


usaha Coffee Shop untuk mengembangkan usahanya, sehingga
keuangan yang diterima akan mengalami peningkatan sehingga
dapat mensejahterakan pelaku usaha.

Financial technology dapat dijadikan sarana dalam


mendukung perkembangan bisnis dengan memahami literasi
keuangan dapat agar mampu mengelola sumber daya keuangan
yang dimiliki. Dengan adanya pemahaman yang dimiliki
mengenai literasi maka akan memudahkan pelaku bisnis Coffee
Shop dalam mengambil keputusan. Penelitian yang dilakukan
oleh Hutabarat (2018) mengatakan bahwa financial technology
memiliki pengaruh postif terhadap literasi keuangan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi masyarakat
yang menggunakan layanan keuangan berbasis digital akan
mendukung pencapaian implementasi masyarakat.
H1 : Optimalisasi fintech berpengaruh positif terhadap literasi
keuangan
2. Fintech dan Inklusi Keuangan
Financial Technology dan inklusi keuangan dapat dijadikan
alat penggabung jasa keuangan dengan menggunakan teknologi
informasi yang telah meningkatkan layanan keuangan, dapat
membuat kestabilan keuangan dalam usaha Coffee Shop.
Semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi dapat
memudahkan semua orang untuk melakukan aktivitas
perekonomian. Adanya kemajuan tersebut haruslah dapat di
manfaatkan oleh pemilik coffee shop untuk meningkatkan
pendapatan. Adanya fintech yang optimal dapat mendekatkan

9
pemilik usaha coffee shop dengan konsumennya sehingga
produk yang ditawarkan akan mudah diajngkau oleh konsumen
hal tersebut membuktikan bahwa fintech dapat berpengaruh
positif terhadap inklusi keuangan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Melisa et al
(2014) menyatakan bahwa inklusi dapat dijadikan sebagai
manfaat jasa keuangan tanpa mengularkan biaya yang tinggi.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin optimalnya
fintech maka akan meningkatkankan inklusi keuangan. Hal
tersebut dapat dibuktikan oleh beberapa pemilik coffee shop
yang telah menggunakan layanan fintech dengan optimal.
H2 : Optimalisasi fintech berpengaruh positif terhadap inklusi
keuangan

Kerangka Pikiran

Literasi

Optimalisasi Fintech

Inklusi

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif asosiatif.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji ataupun menganalisa
optimalisasi fintech terhadap peningkatan literasi dan inklusi
keuangan pada Coffee Shop Kabupaten Malang
C. Populasi dan Teknik Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang dijadikan objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

11
Populasi dalam penelitian ini adalah para penggerak Coffee Shop yang
menggunakan Financial Technology
2. Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
Purposif Sampling. Purposif sampling merupakan metode penentapan
sampel dengan berdasarkan pada kriteria kriteria tertentu. Kriteria
kriteria dalam pengambilan sampel diantaranta :
1. Coffe Shop di Daerah Malang
2. Coffe Shop yang menggunakan layanan Financial Technology
seperti :
a. Pawon
b. Pos Loyverse
c. Mojo
D. Definisi Oprasional Dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Oprasional
a. Variabel Dependen (y)

Variabel dependen merupakan variabel terikat sehingga variabel


ini sangat dipengaruhi oleh adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini yaitu Literasi dan Inklusi Keuangan.

1. Literasi
Rangakaian proses kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dalam mengelola keuangan baik
individu ataupun pemilik usaha Coffee Shop.
Pengukuran Variabel literasi ada tiga indicator yang
dikemukakan oleh Wulandari pada tahun 2019
a. Pengetahuan dasar keuangan
b. Menabung dan meminjam
c. Asuransi
d. Akses
e. Tabungan

12
f. Pinjaman
2. Inklusi
Inklusi merupakan ketersedian akses pada berbagai lembaga,
produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Pengukuran Variabel Inklusi ada dua indicator dikemukakan
oleh Wulandari pada tahun 2019

a. Akses terhadap lembaga keuangan (Acces)


b. Kesejahteraan pemilik Coffee Shop (Welfare)
c. Kualitas produk/layanan keuangan (Quality)
d. Penggunaan Produk/layanan keuangan (Usage)
e. Kepuasan pemilik Coffee Shop (Satisfaction)

Tanggapan atau pendapat yang diberikan oleh responden


diukur dengan skala likert. Skala likert dalam penelitian
ini menggunakan rentang skor 1 yang merupakan sangat
tidak setuju (STS) hingga skor 5 sangat setuju (SS).

b. Variabel Independen (x)


Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengaruhnya positif maupun negatif. Dalam penelitian ini variabel
Independennya adalah :
1. Optimalisasi Fintech
Optimalisasi fintech merupakan alat digital yang telah
berkembang saat ini yang dapat memudahkan pengguna
utamanya pemiulik usaha Coffee Shop dalam mengakses
keuangan dan tidak mengeluarkan biaya yang tinggi

13
Pengukuran Variabel Optimalisasi Fintech ada tiga indicator
dikemukakan oleh Wulandari pada tahun 2019
a. Ketertarikan penggunaan fintech
b. Transaksi menggunakan fintech
c. Penggunaan jangka panjang

Tanggapan atau pendapat yang diberikan oleh responden


diukur dengan skala likert. Skala likert dalam penelitian ini
menggunakan rentang skor 1 yang merupakan sangat tidak
setuju (STS) hingga skor 5 sangat setuju (SS).

c.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer .
Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner
kepada para pelaku usaha Coffee Shop di Malang yang menggunakan
Financial Techology aplikasi Pawon, Pos Loyverse, Mojo

d. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
kuesioner skala Likert. Pengumpulan data untuk mencapai penelitian
ini adalah dengan menyebarkan form kuesioner dalam bentuk kertas
yang disebar yang berisi pernyataan atau indikator kepada responden .
Kertas kuesioner yang disebar tersebut berisi tentang indicator
mengenai pengaruh fintech dalam meningkatkan literasi dan inkluasi
keuangan Coffe Shop yang ada di Malang dan memperoleh informasi
serta mendukung dalam tahap penelitian.
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial
Least Square (PLS) . PLS merupakan model persamaan Structural

14
Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan berdasarkan Variance
atau Component based structural equation modeling. Penelitian ini
memiliki model yang kompleks serta jumlah sampel yang terbatas,
sehingga dalam analisis data menggunakan software SmartPLS .
SmartPLS menggunakan metode bootstrapping atau penggandaan
secara acak. Oleh karenanya, asumsi normalitas tidak akan menjadi
masalah. Selain itu, dengan dilakukannya bootstrapping maka
SmartPLS tidak mensyaratkan jumlah minimum sampel, sehingga
dapat diterapkan untuk penelitian dengan jumlah kecil. Analisis PLS
terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran atau outer model
dan model struktural atau inner model.

1. Uji Statistik Deskriptif


Uji statistic deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
banyak umum.
2. Uji Model pengukuran atau Outer Model
Outer model menunjukkan bagaimana setiap indikator
berhubungan dengan variabel latennya. Evaluasi model pengukiuran
melalui analisis faktor konfirmatori adalah dengan menggunakan
MTMM (Multi Trait Multi Method) dengan menguji Validity
convergent dan discriminant . Sedangkan uji Realibilitas dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite
Realibility.
a. Uji Validitas
Validitas pengukuran terdiri atas Validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen ditentukan
menggunakan parameter loading factor dan nilai AVE (Average
Variance Extracted) Pengukuran dapat dikategorikan memilki

15
validitas konvergen apabila nilai loading factor > 0,7 dan nilai
AVE > 0,5 . Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross
loading dari setiap variabel dan dikategorikan memiliki validitas
diskriminan apabila nilai cross loading mencapai 0,7 .
b. Convergent Validity
Menurut penelitian dari Sanjaya (2016) Convergent
Validity merupakan korelasi antara skor indikato dengan skor
konstruknya. Model PLS memenuhi convergent validity dapat
dikatakan valid apabila nilai outer loading factor > 0,7 dan nilai
AVE > 0,5 .
c. Discriminant Validity
Discriminant validity indikator dapat dilihat pada cross
loading antara indikator dengan konstruknya. Menurut penelitian
dari Sanjaya (2016) Suatu indikator dapat dikatakan memenuhi
validitas diskriminan jika nilai cross loading indikator terhadap
variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel
lainnya
d. Uji Reliability
Pengukuran ini untuk menguji reliabilitas suatu konstruk.
Uji realibilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi,konsistensi,
dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Menurut
penelitian Sanjaya (2016) indikator refleksi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu Cronbach’s Alpha dikatakan reliable atau
handal apabila nilai setiap variabel nya > 0,6 dan Composite
Reliability dikatakan valid apabila nilai nya mencapai > 0,6.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Model Struktural menunjukkan hubungan atau kekuatan estimasi
antar variabel laten atau konstruk berdasarkan pada substantive theory
.
a. R-Square

16
Dalam menilai model struktural terlebih dahulu melalui R-
Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan
prediksi dari model struktural. Menurut Sanjaya (2016) dilakukan
dengan melihan nilai R-Square dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap
variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh substantive .
 Nilai R-Square 0,75,0,50, dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa
model kuat dan model lemah .
b. Q-Square (Predictive relevance)
Q-Square ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik nilai
observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menujukkan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan
nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0 menujukkan
bahwa model kurang memiliki predictive relecvance . (Sanjaya,
2016)
c. Uji Goodness of Fit (GoF)
Uji ini dilakukan untuk memvalidasi performa gabungan
antara nilai AVE dari variabelnya dengan interprestasi yaitu 0-
0,25 (GoF Kecil) 0,25-0,36 (GoF Moderat) dan diatas 0,36 (GoF
Besar). (Sanjaya, 2016)

4. Uji Hipotesis
a. Estimate for Path Coefficients
Uji ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh antar
variabel dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikansi tabel yaitu melalui metode bootsrapping. Pengujian
ini dengan interprestasi ;
1. Level of signifigance 0,05
2. Jika t-statistic < t table, maka HO diterima Ha ditolak
3. Jika t-statistic > t table, maka HO ditolak Ha diterima

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil dari analisis yang telah dilakukan berdasarkan
metode penelitian. Pembahasan diawali dengan deskripsi data kemudian
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis serta pembahasannya.

A. Deskripsi Data
1. Deksripsi dan Responden Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para pelaku pembisnis usaha
Coffee Shop yang berada di Dau Kabupaten Malang yang
menggunakan layanan Financial Technology. Besarnya tingkat
pengisian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 : Jumlah Reesponden

Jumlah
Kuesioner yang dikirimkan 110
Kuesinoner yang tidak diisi 10
Kuesioner yang digunakan 100
penelitian

18
Tabel 4.1 menunujukkan bahwa sejumlah 100 responden yang
dapat digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya data tersebut akan
dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir.

1.1 Responden berdasarkan Usia


Data responden berdasarkan kelompok usia pada pelaku pembisnis
Usaha Coffe Shoop di Daerah Dau Kabupaten Malang dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 : Responden berdasarkan Usia

Kelompok Usia Jumlah


< 30 Tahun 28%
31-40 Tahun 68%
41-50 Tahun 4%
Total 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Frekuensi tertinggi adalah
responden yang memiliki kelompok usia 31-40 Tahun yaitu sebesar (68%)

1.2 Responden berdasarkan jenis kelamin


Data Responden berdasarkan jenis kelamin Pada Pelaku bisnis
Usaha Coffee Shoop yang ada di daerah Dau Kabupaten Malang dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Presentase


Pria 70%
Wanita 30%
TOTAL 100%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi
adalah responden yang berjenis kelamin Pria sebesar (70%)

19
1.3 Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Data Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Pelaku
Pembisnis Usaha Coffee Shoop di daerah Dau Kabupaten Malang
dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini :

Tabel 4.4 : Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Presentase


Sekolah Dasar 5%
Sekolah Menengah Pertama 3%
SLTA/Sederajat 62%
DIPLOMA 5%
Sarjana 1 25%
TOTAL 100%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi


adalah responden yang memiliki kelompok pendidikan terakhir
SLTA/Sederajat sebesar (62%)

20
1. Evaluasi Outer Model
Outer Model dievaluasi dengan cara melihat nilai validity dan
reliabilitas serta uji Goodness of Fit (GoF) . Pengukuran Validity terdapat
2 pengukuran yaitu convergent validity dan discriminant validity .

1.1 Uji Validitas


Validitas pengukuran terdiri dari Convergent Validity dan
Discriminant Validity . Convergent validity ditentukan
menggunakan parameter loading factor dan nilai AVE (Average
Variance Extracted). Pengukuran dapat dikategotikan memiliki
Convertgen Validity apabila nilai loading factor > 0,7 dan nilai
AVE > 0,5 . Discriminant validity ditentukan dengan melihat
cross loading dari setiap variabel dan dikategotikan memilki
Validitas Diskriminan apabila memiliki nilai cross loading
mencapai 0,7.

1.1.1 Convergent Validity

Menurut penelitian Sanjaya (2016) Convergent validity dari


model dengan score konstruknya. Convergent Validity dapat
dikatakan valid apabila nilai outer loading > 0,6 dan nilai AVE
> 0,5 . Berikut ini merupakan hasil korelasi antara indikator
dengan konstruknya, menunjukkan nilai outer loading > 0,6 .
Nilai outer loading dapat dilihat pada tabel 4.7 dan nilai AVE
dapat dilihat pada

21
tabel 4.5 dan gambar hasil pemeriksaan outer loading tersaji
pada gambar berikut.

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan outer loading setelah modifikasi

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai outer


loading pada seluruh indikator telah lebih dari 0,7
sehingga dapat disimpulkan bahwa model telah
memnuhi uji validitas konvergen.
Tabel 4.6 Nilai Outer Loading

Fintech Literasi Inklusi


(X) (Y1) (Y2)
O1 0.858

O2 0.953
O3 0.878
L1 0.883
L4 0.873

22
L5 0.906
L6 0.954
I1 0.918
I4 0.943

Tabel 4.7 Uji Validitas Konvergen berdasarkan


nilai Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted


(AVE)
Fintech (X) 0.805
Literasi (Y1) 0.818
Inklusi (Y2) 0.867
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 mendapatkan nilai Outer
loading lebih dari 0,7 dan nilai AVE lebih dari 0,5 sehingga
uji validitas konvergen berdasar nilai outer loading dan
nilai AVE telah terpenuhi.

1.1.2 Discriminant Validity.


Discriminant validiy dapat dilihat pada cross loading
antara indikator dengan konstruknya. Suatu indikator
dapat dikatakan memnuhi validitas diskriminan jika
nilai cross loading indikator terhadap variabelnya
adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel
lainnya.
Nilai cross loading dalam model dapat dilihat pada
tabel 4.8

Fintech (X) Literasi Inklusi (Y2)


(Y1)
I1 0.757 0.892 0.918
I5 0.905 0.732 0.943
L1 0.671 0.883 0.815
L4 0.657 0.873 0.667
L5 0.644 0.906 0.755
L6 0.733 0.954 0.877
O1 0.858 0.657 0.790

23
O2 0.953 0.726 0.871
O3 0.878 0.629 0.752
tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai cross loading
pada indikator pembentuk variabel lebih tinggi daripada
indikator di lain variabelnya. Sehingga uji validitas
deskriminan berdasarkan nilai cross loading terpenuhi.

Isi kuesioner kepada para pengguna layanan financial technology

Variabel Kuesioner Skala


Literasi 1. Saya memisahkan catatan uang Likert
usaha dan uang keluarga (1 sampai
2. Saya menabung di lembaga dengan 5)
keuangan
3. Saya lebih suka meminjam uang
pada bank dibandingkan rentenir
4. Saya tidak ikut asuransi karena
biaya atau premi mahal
5. Saya rasa tidak perlu melindungi
Usaha Coffee Shop saya dari
kebakaran atau pencurian dengan
asuransi

Inklusi 1. Layanan jasa keuangan mudah Likert


untuk diakses (1 sampai

24
2. Saya mempu menggunakan dengan 5)
fasilitas lembaga keuangan untuk
memenuhi kebutuhan dan
mengelola keuangan dalam usaha
Coffe Shop
3. Pemilik Coffee Shop merasa
terbantu dengan layanan jasa
keuangan
4. Biaya pemeliharaan cukup
terjangkau
Optimalisasi 1. Saya tertarik dengan menggunakan Likert
Fintech aplikasi pawon untuk transaksi (1 sampai
2. Saya sudah menggunakan dengan 5)
transaksi layanan Financial
technology
3. Saya akan menggunakan
Financial technology dalam
jangka panjang

DAFTAR PUSTAKA

(Ridha, 2017)Anisah, N., & Crisnata, H. F. (2021). Analisis Tingkat Literasi


Keuangan Pengguna Fintech Payment OVO. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan Dewantara, 4(2), 46–58.
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/JAD/article/view/752

Arianti, B. F. (2020). Pengaruh Pendapatan Dan Perilaku Keuangan Terhadap


Literasi Keuangan Melalui Keputusan Berinvestasi Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Akuntansi, 10(1), 13–36.
https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.10.1.13-36

25
Keuangan, T. (2020). Call for Paper. 35, 1–1.
https://doi.org/10.1109/ri2c48728.2019.8999925

Kristianti, I., & Tulenan, M. V. (2021). Dampak financial technology terhadap


kinerja keuangan perbankan. 18(1), 57–65.

Marginingsih, R. (2021). Financial Technology (Fintech) Dalam Inklusi


Keuangan Nasional di Masa Pandemi Covid-19. Moneter - Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan, 8(1), 56–64. https://doi.org/10.31294/moneter.v8i1.9903

Mulasiswi, Cut Musni; Julialevi, K. O. (2020). Optimalisasi Financial Teknologi (


Fintech ) Terhadap Peningkatan Literasi Dan Inklusi Keuangan Usaha
Menengah Purwokerto. Performance, 27(1), 12–20.

Ridha, N. (2017). Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian.


Jurnal Hikmah, 14(1), 62–70. http://jurnalhikmah.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/hikmah/article/download/10/13

Setiawan, B. (2020). Literasi Keuangan Pelaku Usaha Mikro, Kecil Dan


Menengah (Umkm) Kota Palembang. Jurnal Abdimas Mandiri, 4(02), 70–
75. http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/PGM/article/view/1258

Sugiarti, E. N., Diana, N., & Mawardi, M. C. (2019). Peran Fintech Dalam
Meningkatkan Literasi Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil Menengah Di
Malang. E-Jra, 8(4), 90–104.

26
27

Anda mungkin juga menyukai