Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Persaingan usaha makin kompetitif menyebabkan terjadinya

pergeseran paradigma pemasaran. Semua pemasaran didefinisikan sebagai

semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar menjadi barang atau jasa

dari produsen ke konsumen secara efisien, kemudian berkembang menjadi

suatu konsep bisnis strategi yang bisa memberikan kepuasan yang

berkelanjutan. Namun seiring dengan perkembangan zaman paradigma

tersebut berubah karena masyarakat semakin kritis dan haus akan informasi

serta semakin selektifnya masyarakat dalam memilih suatu produk.

Diferensiasi pada tingkat produk makin sulit untuk dilakukan. Persaingan di

tingkat produk begitu ketat mempersempit ruang gerak inovasi produk untuk

melakukan diferensiasi. Usaha menciptakan dan mempertahankan konsumen

yang loyal untuk salah satu jalan untuk menjaga loyalitas pelanggan dapat

dilakukan dengan menciptakan hubungan emosional antara konsumen

dengan produk. Perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengarah ke

berbagai hal praktis menjadi peluang tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal

tersebut memunculkan banyak produk bisnis dalam kemasan yang praktis

menjadi marak dalam persaingan. Begitu pula dengan bisnis air minum dalam

kemasan atau yang umum di kenal dengan AMDK (air minum dalam

kemasan) yang semakin berkembang.

Dulu banyak orang yang pesimis dan beranggapan “air kok dijual”,

namun seiring dengan perkembangan zaman paradigma tersebut berubah.

1
Sekarang banyak perusahaan bersaing dengan ketat dalam memasarkan

berbagai produk air minum kemasan dengan berbagai merek misalnya,

AMNU, AQUA, Nestle, Total, dll. Air merupakan kebutuhan vital bagi

kehidupan manusia. Tubuh membutuhkan setidaknya 5-8 gelas atau 1,5 liter

air perhari, maka tidak heran jika masyarakat lebih selektif dalam memilih air

minum kemasan selain merupakan kebutuhan vital manusia air minum juga

baik untuk kesehatan. Untuk produk air minum dalam kemasan, Aqua dari

Danone masih terkuat. Untuk membangun merek yamg kuat di mata

masyarakat dibutuhkan kerja keras bertahun-tahun oleh sebab itu merek

menjadi sangat penting (Abdullah, 2016:48).

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, memungkinkan

perusahaan menghasilkan produk dan jasa dalam jumlah banyak.

Kemampuan menghasilkan produk dan jasa tidak ada artinya apabila produk

dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan

harapan konsumen. Untuk mengetahui apa keinginan, kebutuhan, dan

harapan konsumen tersebut, pemasar harus menganalisis perilaku pembelian

konsumen karena reaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan

memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan perusahaan. Dalam

analisis perilaku konsumen perlu dikaji dasar pertimbangan konsumen dalam

melakukan pembelian. Pada dasarnya, barang dan jasa yang dibeli oleh

konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen akan memilih

barang-barang yang dapat memenuhi harapannya, barang-barang yang

diperkirakan tidak memenuhi harapannya, tentu saja tidak akan dibeli. Sebab

titik berat pandangan konsumen adalah barang yang sesuai dengan

keinginannya. Konsumen sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan,

2
seleksi menentukan sendiri apa yang ingin dibeli, sehingga antara konsumen

satu dengan yang lain, belum tentu akan memilih produk yang sama. Dalam

pemilihan air minum dengan sekian banyak alternatif air minum yang sesuai

dengan kebutuhannya, maka konsumen membutuhkan berbagai masukan

atau informasi yang akan menjadi landasan untuk mengambil keputusan

membeli suatu produk air minum. Seorang konsumen biasanya dalam

melakukan pemilihan pembelian terhadap suatu produk, melihat dulu atribut-

atribut dari produk yang ditawarkan. Atribut di sini maksudnya adalah unsur-

unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan pembelian. Seorang konsumen mungkin

menganggap rasa air minum tertentu lebih enak rasanya dan berbeda pula

dengan konsumen yang lainnya, yang mungkin menganggap air minum

tersebut kurang memberikan kepuasan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat keputusan pembelian ialah

cara proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di

antaranya. Maka bagi perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk dengan

strategi yang lebih baik lagi, sehingga perusahaan tersebut mencapai tujuan

yang lebih baik lagi sebagai perusahaan yang besar dan dapat

mengembangangkan produknya dengan lancar dan juga persaingan suatu

perusahaan dapat memicu minat pembeli dalam membeli air minum dalam

kemasan AMNU ( air minum NU) dalam hal ini persaingan dapat dilihat dari

kemasan, harga, produk atau sumber air yang didapat (Setiadi, 2011:38).

Bagi konsumen kualitas produk merupakan salah satu penentu dalam

menentukan pilihan sebelum membeli. Kualitas produk mempunyai arti

3
sangat penting dalam keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang

dihasillkan bagus atau berkualitas maka konsumen cenderung melakukan

pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang

diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk

sejenis lainnya. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda

terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk

yang dapat memuaskan kebutuhan lainnya. Sedangkan harga merupakan

salah satu faktor penentu dalam menetapkan keputusan pembelian, karena

konsumen atau calon konsumen dalam memutuskan membeli suatu produk

jika manfaat dan kualitas lebih besar atau sama dengan apa yang telah

konsumen bayar, maka keputusan barang itu sudah layak jual atau tidak

(Hanifaradiz, 2016:6).

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau

mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

produk dan pelayananya harga juga didefinisikan sebagai suatu nilai tukar

untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi

seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan konsumen dari produk

atau jasa tertentu, maka semakin tinggi nilai tukar barang dan jasa tersebut

bagi konsumen dan semakin besar pula alat penukaran yang dikorbankan.

Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator

nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan

atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat

maka nilainya akan meningkat seringkali pula dalam penentuan nilai suatu

barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau

4
jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa

substitusi. konsumen mengharapkan harga yang sepadan dengan kualitas

produk dari pembelian yang dilakukannya (Swastha dan Irawan, 2002: 241).

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses

pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan

konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2010:234) keputusan pembelian

merupakan proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam

memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan

pembelian. Para pemasar harus memahami setiap sisi perilaku konsumen.

Para konsumen melewati lima tahap proses pembelian, yaitu pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian. Sedangkan menurut Setiadi (2008:416), keputusan

pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan

pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang

dihadapinya.

Keputusan pembelian merupakan mengidentifikasikan semua

pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-

pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang

menentukan keuntungan serta kerugiannya masingmasing. Definisi

keputusan pembelian menurut Nugroho (2010:11) adalah proses

pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan konsumen terhadap

suatu produk dan jasa untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif, dan

memilih salah satu diantaranya.

5
Berdasarkan definisi tersebut disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan

pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan

pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari

beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.

Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat

menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Keputusan pembelian ialah perilaku konsumen jadi atau tidaknya

melakukan suatu pembelian. Banyaknya konsumen pengambil keputusan

merupakan salah satu faktor penentu yang menentukan tercapai tidaknya

tujuan perusahaan. Keller (2010:11) menunjukkan bahwa keputusan

pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen memandang harga aktual

saat ini yang mereka pertimbangkan. Ini bukan harga daftar pemasar, artinya,

harga yang dipilih konsumen pada tahap pembelian adalah harga yang

dirasakan secara emosional dan kognitif yang dibentuk oleh konsumen pada

tahap pencarian informasi dan pengetahuan. Beragamnya kegiatan santri

yang mengharuskan setiap waktu dipesantren mendorong kebutuhan santri

akan air minum, hal inilah yang menyebabkan adanya perilaku pembelian

AMDK (air minum dalam kemasan) di lingkungan PPM (Pondok Pesantren

Mondren) Al Azhar Muncar.

Dalam hal ini santri sebagai objek dalam penelitian ini, karena bagi

santri air minum dalam kemasan sangat penting karena masalah yang terjadi

saat ini ada santri yang masih mengkonsumsi merek yang kurang pas atau

belum standart nasional dan masih ada yang mengkonsumsi air kran dan

mengakibatkan santri terkena pilek dan deman karena yang di konsumsi

6
belum standart nasional,jadi mengakibatkan kurang sehatnya air dalam

pesantren dan dari sini santri sudah di fokuskan untuk mengonsumsi AMDK

(air minum dalam kemasan) dan berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat

diketahui bahwa santri di PPM (Pondok Pesantren Mondren) Al Azhar

Muncar membeli air minum dalam kemasan, dan mereka lebih memilih

merek AMNU( air minum dalam kemasan) karena AMNU merupakan

produk yang sudah dipercaya bagi kalangan santri selain itu dalam produk

AMNU juga sudah di uji coba dari rasa,bau,kualitas aman semua dan dengan

label halal dan berbasis santri.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis memilih gagasan

yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

dalam membeli Air minum dalam kemasan NU (AMNU) di PPM

(Pondok Pesantren Modren) Al Azhar Muncar.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ajukan

adalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih

produk air minum dalam kemasan Amnu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam

memilih produk Amnu

7
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis bagi peneliti yaitu peneliti memiliki wawasan yang

luas tentang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pengenalan

masalah, pecanrian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli atau

tidak dan prilaku pasca membeli dalam membeli air minum kemasan NU

(AMNU)

2. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini peneliti memiliki manfaat praktis manfaat yang

dapat diberikan untuk Santri dari penelitian ini yaitu, diharapkan dapat

memberikan kontribusi praktis dan bermanfaat pada Pesantren untuk

dapat mengembangkan faktor-faktor keputusan konsumen di masa yang

akan datang yang kulitas dan harga baik dan aman serta menarik ,

sehingga konsumen dapat tetap menerima dan selalu mengonsumsi air

minum dalam kemasan Amnu di PPM Al Azhar Muncar.

E. Definisi Konsep dan Operasional

1. Definisi Konsep

a. Pengertian Keputusan Konsumen

Menurut Kolter dan Keller (2011:184) Keputusan konsumen

akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian

mereka, dan proses tersebut merupakan sebuah pendekatan

penyelesaian masalah yang terjadi enam tahap yaitu:

1) Kualitas produk

2) Harga

3) Pemasaran

8
4) Keputusan pembelian

2. Definisi Operasional

a. Pengertian Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen adalah sebuah pendekatan penyelesaian

masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa

dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya dalam penelitian ini

peneliti menggunakan judul faktor yang mempengaruhi keputusan

konsemen dalam membeli AMDK agar santri dapat memilih atau

membeli AMDK dengan aman dan sehat sebelum membeli dan dari

masalah keputusan konsumen, konsumen dapat memproses pendekatan

penyelesaian masalah yang terjadi seperti:

1) Kualitas produk

2) Harga

3) Pemasaran

4) Keputusan pembelian

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen

Menurut Nasir (2011:183) Faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen adalah kualitas produk, harga, pemasaran. Sebagian factor-

faktor tersebut tidak di perhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus di

perhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh factor-faktor keputusan

konsumen tersebut mempu pengaruhi konsumen. Faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen sebagai berikut :

a. Kualitas produk

Kualitas produk menurut Fortuna (2018:20) merupakan hal

penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila

menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Dewasa

ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan

masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis

dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin

mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang

dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat

bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih

menyukai produk-produk yang menawarkan fitur-fitur yang paling

bermutu, berprestasi, atau inovatif. Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.

10
Kualitas adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka

perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan

dapat menambah jumlah konsumen. Perkembangan suatu perusahaan,

persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya

perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran

yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan

semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen

akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan

pelengkap inovatif yang terbaik.

Kualitas produk menurut Kolter dan Amstrong (2015:256)

kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang

meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan

perbaikan serta atribut lainnya. Bila suatu produk telah dapat

menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang

memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu

diantara empat tingkatan kualitas, yaitu: kualitas rendah, kualitas rata-

rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut

diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut

pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang

kualitas produk tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka kualitas

produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat

memuaskan konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang

menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang

11
atau hasil. Permasalahan mengenai kualitas menjadi penting bagi

konsumen dan perusahaan. Terdapat beberapa konsep yang saling

berhubungan mengenai kualitas, yaitu:

a) Kualitas objektif atau kualitas yang sebenarnya, yaitu besarnya

barang atau jasa menunjukan keunggulan dari produknya kepada

konsumen.

b) Kualitas berdasarkan kepada produk, yaitu menyangkut sifat dan

jumlah dari bahan-bahan penampilan fisik produk termasuk juga

layanan.

c) Kualitas dari sudut pandang konsumen (kualitas yang diterima oleh

konsumen), yaitu persepsi konsumen mengenai keseluruhan kualitas

atau keunggulan produk dihubungkan dengan maksud

penggunaannya berikut alternatif-alternatifnya.

Hal ini menunjukkan kualitas yang diterima oleh kosumen

merupakan konsep yang terpenting terutama apabila seluruh perhatian

perusahaan ditunjukan bagi pemenuhan secara objektif hanya dari sudut

pandang konsumen. Ekspetasi konsumen terhadap suatu produk juga

mempengaruhi kualitas suatu produk. Berdasarkan levelnya, produk

dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

a) Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang

dibutuhkan pelanggan.

b) Poduk dasar, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.

c) Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi

yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.

12
d) Produk yang ditingkatkan, memberikan jasa dan manfaat tambahan

sehingga membedakan penawaran perusahaan.

e) Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada

produk yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.

b. Harga

Harga menurut Hanifaradiz (2016:57) merupakan satu-

satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi

perusahaan. Oleh karena itu harga harus ditetapkan dengan benar dan

sesuai, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Harga adalah

besaran yang dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau

jasa yang dijual oleh perusahaan. Pertukaran atau pengukur nilai suatu

produk dalam pasar biasanya mengunakan uang. Jumlah uang tersebut

biasanya menunjukkan suatu produk atau jasa yang ingin dibeli oleh

konsumen, maka konsumen akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai

pengganti barang atau jasa tersebut. Sehingga harga merupakan nilai

suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang ditetapkan

oleh penjual dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.

Harga juga dapat diartikan sebagai sejumlah nilai atau uang

yang dibebankan atas suatu produk atau jasa untuk jumlah nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat harga yang telah menjadi

faktor penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga merupakan

salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga

manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam

mempengaruhi sikap konsumen. Kesalahan dalam menentukan harga

13
dapat menimbulkan berbagai konsekuensi dan dampak bagi

perusahaan. Tindakan penentuan harga yang melanggar etika dapat

menyebabkan pelaku usaha tidak disukai pembeli. Bahkan para

pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat menjatuhkan nama

baik penjual, apabila kewenangan harga tidak berada pada pelaku usaha

melainkan berada padakewajiban pemerintah, maka penetapan harga

yang tidak diinginkan oleh pembeli oleh banyak orang atau sebagian

kalangan, reaksi penolakan itu bisa diekspresikan dalam berbagai

tindakan yang kadang-kadang mengarah padatindakan narkis atau

kekerasan yang melanggar norma hukum (Umar, 2010:21).

Harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang direlakan

dalam akadbaik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai

barang. Biasanya harga dijadikan penukaran barang yang diridhai oleh

kedua pihak yang melakukan akad. Berdasarkan uraian yang dijelaskan

diatas dapat dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu kesepakatan

mengenai transaksi jual beli barang/jasa dimana kesepakatan tersebut

diridhai oleh kedua belah pihak baik dari penjual maupun pembeli

dalam keadaan rela atau suka sama suka sehingga dapat memperoleh

suatu produk yang diinginkan. Menurut Kolter dan Amstrong

(2011:278) harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

a) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu

para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan

demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli

14
untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada

berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga

dari berbagai alternatif yang tersedia.

b) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami

kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara

objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang

mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

c. Pemasaran

Aktivitas pemasaran menurut Salidin (2010:12) dalam

perusahaan tentunya dipengaruhi oleh manajemen pemasarannya. Oleh

karena itu maka manajemen perusahaan merupakan hal penting yang

memiliki peranan yang kuat dalam mencapai tujuan sedangkan tugas

dari manajemen pemasaran itu sendiri adalah melakukan perencanaan

mengenai bagaimana mencari peluang pasar untuk melakukan

pertukaran barang dan jasa dengan konsumen. Setelah itu, manajemen

pemasaran mengimplementasikan rencana tersebut dengan cara

melaksanakan strategi-strategi pemasaran untuk menciptakan dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan konsumen

demi tercapai tujuan perusahaan. Manajemen yang baik akan

meningkatkan penjualan yang lebih baik lagi, sehingga akan

mempertahankan posisi perusahaan, untuk mewujudkanya perlu

adanya perencanaan dalam suatu perencanaan harus menggambarkan

mengenai “apa”, “Bagaimana”, “Mengapa” dan kapan dilakukan.

15
Manajemen pemasaran adalah Seni dan ilmu memilih pasar

sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul. Setiap Perusahaan harus menganalisa,

merencanakan dan mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas

pemasarannya karena manajemen pemasaran merupakan proses untuk

meningkatkan efesiensi dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Berdasarkan uraian telah

dijelaskan, maka dapat dipahami bahwa manajemen pemasaran

merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan untuk meningkatkan

efesiensi dan efektifitas kegiatan pemasaran suatu produk yang

dilakukan oleh perusahaan atau organisasi (Daryanto, 2011:77).

Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi

suatu aktivitas manajemen pemasaran sebagai berikut:

a) Orientasi Produksi, Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan

internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan

pasar.

b) Orientasi Penjualan, Pendapat bahwa orang akan membeli barang

dan jasa yang lebih baik jika menggunakan teknik penjualan yang

agresif dan penjualan yang tinggi tersebut akan mendatangkan

keuntungan yang tinggi pula

c) Orientasi Pasar, Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan

tidak bergantung pada sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih

pada keputusan konsumen untuk membeli produk.

16
d) Orientasi Sosial, Suatu organisasi ada tidak hanya untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen saja serta

memenuhi tujuan organisasi tetapi juga untuk melindungi atau

untuk mempertinggi kepentingan yang terbaik atas individu dan

masyarakatnya dalam jangka Panjang.

2. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan konsumen menyangkut masalah keputusan yang

diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk

mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen

mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan

perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci

untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana

mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta

mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli

konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang

mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai

alasan tingkahlaku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya

seringkali tersembunyi jauh dalam benakkonsumen. Pengertian perilaku

konsumen merupakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan

proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan,

barang, jasa, pengalaman serta ide-ide (Mowen, 2012:6).

Keputusan konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan

sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk

didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

17
menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dari pengertian di atas maka

perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial

yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi

untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa

melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses

pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut

(Handoko, 2010:10).

Keputusan konsumen Kehidupan manusia tidak lepas dari

melalukan jual beli. Sebelum melakukan pembelian, seseorang biasanya

akan melakukan keputusan pembelian terlebih dahulu terhadap suatu

produk. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan

pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan

pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak

dalam melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-

kegiatan sebelumnya. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan

penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang

atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari

pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi

terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku

setelah pembelian. Definisi lain mengatakan bahwa keputusan pembelian

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Berdasarkan

pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa

18
keputusan pembelian merupakan proses yang dilakukan seseorang dalam

menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai

kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan

pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Membeli suatu produk,

seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap proses keputusan

pembelian. Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang

konsumen dapat terjadi apabila konsumen sudah mendapatkan pelayanan

dari pemberian produk dan setelah itu konsumen merasakan adanya

kepuasan dan ketidakpuasan, maka dari itu konsep-konsep keputusan

pembelian tidak lepas dari konsep kepuasan pelanggan. Secara umum

manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis informasi

yang tersedia dan mempertimbangankan segala sesuatu yang mungkin bisa

muncul dari tindakannya sebelum melalukan sebuah perilaku tertentu

(Abdullah, 2016:245).

Keputusan konsumen adalah sebuah pendekatan penyelesaian

masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa

dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari

pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi

terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku

setelah pembelian. Keputusan konsumen dengan indikator sebagai berikut

kemantapan produk AMDK, kebiasaan dalam membeli produk AMDK

memberikan rekomendasi kepada orang lain AMDK, melakukan

pembelian ulang AMDK Swastha dan Handoko (2011:15).

19
Menurut Kotler (2010:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli

untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

2. Pencarian Informasi

3. Evaluasi alternatif

4. Keputusan Membeli

5. Tingkah laku pasca pembelian

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah

dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang

diinginkan.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari

lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan

konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam

jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak,

konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau

melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan

kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini

bervariasi menurut produk dan pembeli.

Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar

informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang

dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif

20
cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih

penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial

biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan

atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada

umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi

bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.

3. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk

alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu

menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap

bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut

produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting

berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan

unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan

mengembangkan satu himpunan keyakinan merk mengenai dimana

posisi setiap merk pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan

produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang

berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merk

berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang

menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada

konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen

mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada

masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.

21
Dalam beberapa keadaan konsumen menggunakan

perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain,

konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama

sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau

tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil

keputusan membeli sendiri, kadang-kadang mereka bertanya pada

teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi

saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk

mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif

merk. Bila mereka mengetahui poses evaluasi apa yang sedang

terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk

mempengaruhi keputusan membeli.

4. Keputusan membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merk

dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan

membeli konsumen adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi

dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan

untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu

pendapat dari orang lain mengenai harga, merk yang akan dipilih

konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan,

harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan

tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat

pembelian.

22
5. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada

rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas

atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan

antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk.

Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas,

bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi

harapan konsumen akan merasa puas. Konsumen mendasarkan

harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual,

teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan

prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan

hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara

harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini

menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur

mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas. Proses

keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, paska pembelian (Setiadi, 2011:96).

Pengaruh konsumen adalah suatu proses interaksi yang

menentukan tingkah seseorang atau kelompok remaja, baik dalam

arti positif, yaitu terjadinya suatu penyesuaian maupun dalam arti

negatif, yaitu terjadinya suatu bentuk tingkah laku yang tidak sesuai

bagi kepentingan bangsa atau dengan suatu sistem nilai karena

23
meniru suatu kelompok tertentu yang terdapat dalam ingkungan

sosialnya, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat sementara.

B. Kajian Teori dalam Perspektif Islam

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Konsumen

dalam Islam

a. Kualitas Produk dalam Islam

Produk pada Al-Qur’an dinyatakan dalam dua istilah, yaitu al-

tayyibat dan al-rizq. Al-tayyibat merujuk pada suatu yang baik, suatu

yang murni dan baik, sesuatu yang bersih dan murni, sesuatu yang baik

dan menyeluruh serta makanan yang terbaik. Al-rizq merujuk pada

makanan yang diberkahi tuhan,pemberian yang menyenangkan dan

ketetapan Tuhan. Menurut Islam produk konsumen adalah berdaya

guna, materi yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat yang bernilai

guna, yang menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual bagi

konsumen. Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang dalam

Islam bukan merupakan produk dalam pengertian Islam. Barang dalam

ekonomi konvensional adalah barang yang dapat dipertukarkan. Tetapi

barang dalam Islam adalah barang yang dapat dipertukarkan dan

berdaya guna secara moral.

Menurut Rivai (2014:257) Dalam prespektif Islam produk harus

memenuhi ketentuan halal, tidak menyebabkan pikiran kotor atau

rusak, tidak menggangu, dan produk harus tepat secara kuantitas dan

kualitasnya. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 168:

َ َٰ ‫ش أي‬
ۚ ‫ط ِن‬ َّ ‫ت ٱل‬ ُ ‫وا ُخ‬
ِ ‫ط َٰ َو‬ َ ‫ض َح َٰلَ اًل‬
۟ ُ‫ط ِيباا َو ََل تَتَّ ِبع‬ ۟ ُ‫اس ُكل‬
ِ ‫وا ِم َّما فِى أٱْل َ أر‬ ُ ‫َٰ ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱل َّن‬
َ ‫ِإ َّنهۥُ لَ ُك أم‬
‫عد ٌُّو ُّم ِبين‬
24
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu”. (Q.S. Al Baqarah:168)

Disamping itu didalam kegiatan perdagangan (muamalah),

islam melarang adanya diskriminasi penentuan harga yang berakibat

pada ketidakadilan dan penipuan dalam menentukan harga.Seperti

hadis Nabi Muhammad Saw: “Janganlah kamu menyaingi (secara

tidak sehat) penjualan saudaramu sendiri”. (HR. Bukhari dan

Muslim).

Bagi konsumen kualitas produk merupakan salah satu penentu

dalam menentukan pilihan sebelum membeli. Kualitas produk

mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian. Apabila

kualitas produk yang dihasillkan bagus atau berkualitas makakonsumen

cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk

tidaksesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan

mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Meskipun

konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk,

tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat

memuaskan kebutuhan lainnya. Sedangkan harga merupakan salah satu

faktor penentu dalam menetapkan keputusan pembelian, karena

konsumen atau calon konsumen dalam memutuskan membeli suatu

produk jika manfaat dan kualitas lebih besar atau sama dengan apa yang

telah konsumen bayar.

25
b. Penentuan Harga dalam Pandangan Islam

Menurut Syafei (2011:163) harga hanya terjadi pada akad,

yakni sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih

besar, atau sama dengan nilai barang. Biasanya, harga dijadikan

penukar barang yang diridhai oleh kedua pihak yang akad. Dari

pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu

kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa di mana

kesepakatan tersebut diridhai oleh kedua belah pihak. Harga tersebut

haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih

sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang/jasa yang

ditawarkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli.

Menurut Taimiyah (2014:33) yang dikutip oleh Yusuf

Qardhawi (2014:78) “Penentuan harga mempunyai dua bentuk; ada

yang boleh dan ada yang haram. Tas’ir ada yang zalim, itulah yang

diharamkan dan ada yang adil, itulah yang dibolehkan.” Selanjutnya

Qardhawi (2014:78) menyatakan bahwa jika penentuan harga

dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak

mereka ridhai, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama.

Namun, jika penentuan harga itu menimbulkan suatu keadilan bagi

seluruh masyarakat, seperti menetapkan Undang-undang untuk tidak

menjual di atas harga resmi, maka hal ini diperbolehkan dan wajib

diterapkan. Menurut Qardhawi, jika pedagang menahan suatu barang,

sementara pembeli membutuhkannya dengan maksud agar pembeli

mau membelinya dengan harga dua kali lipat harga pertama. Dalam

kasus ini, para pedagang secara suka rela harus menerima penetapan

26
harga oleh pemerintah. Pihak yang berwenang wajib menetapkan

harga itu.

Dengan demikian, penetapan harga wajib dilakukan agar

pedagang menjual harga yang sesuai demi tegaknya keadilan

sebagaimana diminta oleh Allah. Sedang menurut Ibnu Taimiyah”

harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran”. Dari

definisi tersebut jelaslah bahwa yang menentukan harga adalah

permintaan produk/jasa oleh para pembeli dan pemasaran produk /jasa

dari para pengusaha/pedagang, oleh karena jumlah pembeli adalah

banyak, maka permintaan tersebut dinamakan permintaan pasar.

Adapun penawaran pasar terdiri dari pasar monopoli, duopoli,

oligopoli, dan persaingan sempurna. Apapun bentuk penawaran pasar,

tidak dilarang oleh agama Islam selama tidak berlaku zalim terhadap

para konsumen. Jadi harga harga ditentukan oleh permintaan pasar

dan penawaran pasar yang membentuk suatu titik keseimbangan. Titik

keseimbangan itu merupakan kesepakatan antara para pembeli dan

para penjual yang mana para pembeli memberikan ridha dan para

penjual juga memberikan ridha.Jadi para pembeli dan para penjual

masing-masing meridhai.Titik keseimbangan yang merupakan

kesepakatan tersebut dinamakan dengan harga. Ibnu Taimiyah

menyatakan: “Besar kecilnya kenikan harga bergantung pada

besarnya perubahan penawaran dan atau perminan Taimiyah

(2011:98)

Bila seluruh transaksi sudah sesuai aturan, kenaikan harga

yang terjadi merupakan kehendak Allah”. Menurut Karim (2010:12)

27
bahwa penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar,

yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep

Islam, pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut haruslah

terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa

untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. Jadi titik

pertemuan antara permintaan dan penawaran yang membentuk harga

keseimbangan hendaknya berada dalam keadaan rela sama rela dan

tanpa ada paksaan dari salah satu pihak. Landasan hukum Islam yang

terdiri dari ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi SAW. telah

memberikan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penetapan

harga Firman Allah SWT.

C. Pemasaran dalam pandangan islam

Menurut Abdurrahman (2011:67) Pemasaran merupakan sistem

dari kegiatan yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendristribusikan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan manusia dan sosial. Begitu juga yang diajarkan dalam

manajemen syari’ah, sebagai pelaku ekonomi kita harus cerdas dan lebih

bias membedakan mana yang berlaku sebagai kebutuhan dan sebagai

keinginan. Antara kebutuhan dan keinginan sangatlah berbeda maka harus

dipisahkan antara kedua hal tersebut. Pengertian diatas merupakan

pengertian secara umum, disini perlu kiranya disampaikan pengeetian

pemasaran syari’ah. Dengan landasan beberapa yang ada, pemasaran

syari’ah adalah sebagai sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarah pada

proses penciptaan, penawaran, perubahan value dari suatu inisiator

28
stakeholder-nya dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan

prinsip-prinsip muamalah dalam islam.

Konsep pemasaran syari’ah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh

dengan konsep pemasaran yang kita kenal sekarang yaitu sebuah ilmu seni

yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan

pengkomunikasian value kepada para konsumen serta menjaga hubungan

dengan para stakeholder-nya. Berbeda dengan pemasaran syariah bukan

hanya sebuah teknik pemasaran yang ditambahkan syari’ah karena ada

nilai-nilai lebih pada marketing syariah saja, tetapi bermakna suatu

pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada

pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta

menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus

berusaha untuk menjalankan dan menawarkan bahkan dapat mengubah

value kepada para stakeholder-nya sehingga perusahaan tersebut dapat

menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga stabil dan berkelanjutan.

Pemasaran spiritual bertujuan untuk mencapai sebuah solusi yang adil dan

transparan bagi semua pihak yang terlibat. Di dalamnya tertanam nilai-

nilai moral dan kejujuran. Tidak ada pihak yang terlibat di dalamnya

merasa dirugikan. Tidak ada pula pihak yang berburuk sangka. Spiritual

marketing sangat syarat dengan nilai-nilai syariah dan dalam

implementasinya selalu dijiwai oleh nilai-nilai kebenaran yang terpancar

dari Al-Quran dan Sunnah Nabi.

1. Keputusan membeli dalam Islam

Keputusa membeli merupakan suatu proses pengambilan

keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli

29
atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-

kegiatan sebelumnya (Assauri, 2014:141). Dalam pandangan islam

pertimbangan-pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan

merupakan suatu hal yang benar dan sangat bijak. Sebagaimana dalam Al-

Qur’an surah Al-Maidah ayat 100, menjelaskan.

َ َٰ ‫َفاوقاتٱَالٱلِ ِل ُو َٰأََٰٓ َُ ِي‬


َُ ‫ب‬ َ ‫ب ُۡۡلۡ َُو ِبياطٱلُة َُۡ ۡث َُ َك َك َب ۡج َع ۡأ َولَ ِوث ِي‬
ُ ۡ‫ب ُۡۡل‬ َ ‫سيالَُُّ ث ِي‬ َ ‫لُق ِي َو ۡت‬
‫َنو ِح ۡلفُ ۡت ُمكالَعَل‬
ُ ۡ‫ۡبل َُۡۡل‬
Artinya:“Katakanlah, tidak sama yang buruk dengan yang baik meskipun
banyaknya yang burukitu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allah, hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan.”

Pada ayat ini Allah swt. Menyuruh Rasulullah SAW. unutk

menjelaskan ciri-ciri suatu perbuatan dan orang-orang yang melakukannya

yang akan menyebabkn mereka memperoleh pahala atau siksa-Nya.

Ditegaskan bahwa kejahatan kekejian dan amal saleh.harta benda yang

baik atau yang diperoleh dengan jalan yang halal tidaklah sama dengan

harta benda yang jelek atau diperoleh dengan jalan yang tidak halal.

Barang-barang yang mendatangkan mudarat tidaklah sama dengan barang-

barang yang bermanfaat. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan

penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang

atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari

pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi,evaluasi

terhadap alternative pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku

setelah pembelian Basu Dan Handoko, (2010:15).

Keputusan pembelian menurut Nugroho (2013:88) adalah proses

pengintegraisan yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk


30
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu

diantaranya. Proses pemindahan kepemilikan dalam perdagangan disebut

jual beli yang pada surat An-Nisa’(4) ayat 29 yang berbunyi:

‫ع أن‬ َ ‫َِل ا َ أن تَ ُك أونَ ِت َج‬


َ ‫ارة ا‬ ِ ‫َٰ َٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيأنَ َٰا َمنُ أوا ََل تَأ أ ُكلُ أَٰٓوا ا َ أم َوالَ ُك أم َب أي َن ُك أم ِب أال َب‬
َٰٓ َّ ‫اط ِل ا‬
‫ّٰللا َكانَ ِب ُك أم َر ِح أي اما‬ َ ‫س ُك أم ۗ ا َِّن ه‬ َ ُ‫اض ِم أن ُك أم ۗ َو ََل تَ أقتُلُ أَٰٓوا ا َ أنف‬ ٍ ‫ت ََر‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu.”

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan dasar atau acuan yang berupa

teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian

sebelumnya, yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi

ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah

berkembang dan telah didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal,

naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Fokus

penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah

yang akan diteliti yaitu pengaruh kualitas produk dan harga terh adap

keputusan pembelian. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian

terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal-jurnal, dan karya ilmiah

lainnya melalui internet. Adapun penelitian terdahulu dalam ini adalah

sebagai berikut:

31
No Nama dan Judul Peneliti Perbedaan Persamaan Hasil

Tahun

1 Aditiya (2017) Faktor-fsktor Menjelaskan Mengkaji Mengkaji tentang

pembelian tentang tentang prodak produk air minum

produk Air definisi Air minum dan definisi

minum dalam kualitas dan kualitas dan level

kemasan,(stud level kualitas kualitas air

i kasus air

konsumen

AMDK merek

Le Miniral di

Yogyakarta)

2 Abdurrahman Faktor-faktor Menjelaskan Mengkaji Mengkaji tentang

(2019) yang tentang keputusan pengaruh kualitas

mempengaruhi mengelola konsumen produk,hrga, dan

keputusan suatu sistem sebagai promosi secara

pembelian Air komunikasi perwujudan simultan terhadap

Mineral dalam pemasaran dari seluruh keputusan

kemasan rancangan aktivitas jiwa pembelian

merek strategi. manusia AMDK Merek

DHARMA dalam Dharma

(Studi Kasus kehidupan

pada sehari hari.

Konsumen

CV. Bahana

Tirta Alam

Maritim di

Kabupaten

32
Sumbawa

Besar)

3 Yanti (2010) Faktor-faktor Penilian Menjelaskan Mengkaji tentang

yang kualitas tentang pangaruh fitur

Mempengaruhi produk keputusan produk yang

Konsumen memakai konsumen dan positif dan

dalam rumus dan produk signifikan

Pengambilan memakai AMDK terhadap kualitas

Keputusan kerangka promosi AMDK

Pembelian pemecahan

Produk (Studi masalah Air

kasus di UD Minum Merek

Budi Jaya AQUA

Kediri)

E. KERANGKA BERPIKIR

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun

sebelumnya. Rencana ini disebut dengan kerangka pemikiran penelitian.

Bagan 2.1 Kerangka berpikir

Kualitas
Produk

Harga Citra Keputusan


Merek Pembelian
Konsumen

Pemasaran

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian dalam bahasa inggris disebut dengan research, terdiri dari

dua suku kata yaitu re berati melakukan kembali search yang berarti melihat,

mengamati, mencari, sehingga dari rangkaian dua kata tersebut research

berarti kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang

lebih kompleks, mendetail dan lebih komprehensi suatu hal yang diteliti.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif

deskriptif karena dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan berupa data

yang menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal

ini karena pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah suatu

pendekatan ilmiah yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan

mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan analisis data yang relevan yang diperoleh

dari situasi yang alamiah.

Menurut Sugiyono (2018:7) metode penelitian kualitatif sering

disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode

etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk

penelitian bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif, karena data

yang terkumpul dan analisnya lebih bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif

menurut Best sebagaimana dikutip oleh Sukardi adalah “sebuah pendekatan

34
peneltian yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai

dengan apa adanya”. Jadi penelitian kualitatif peneliti yang menghasilkan

kesimpulan data secara rinci dan mendetail dan bukan berupa angka-angka

yang dihasilkan

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengandalkan

pengamatan, wawancara serta dokumentasi pada objek penelitian yang

dihasilkan data dengan digambarkan secara terperinci. penelitian ini berupa

deskriptif, bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan atau menjelaskan

data secara sistematis melalui fakta-fakta yang terjadi atau berdasarkan

fenomena yang telah terjadi dan diselidiki dengan menyesuaikan fokus

penelitian yang ingin mendeskripsikan data bukan mengukur data yang

diperoleh.

Sesuai dengan penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif-kualitatif maka peneliti akan mencari data-data deskriptif tentang

efektivitas keputusan konsumen dalam membeli AMDK yaitu wawancara

secara langsung kepada Konsumen AMDK Amnu tentang bagaimana

memberikan gambaran yang jelas mengenai pemahaman yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam membeli AMDK Amnu di PPM Al Azhar

Muncar, serta wawancara seara langsung kepada Santri

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangatlah utama seperti yang

dikatakan Moleong (2014:169), dalam penelitian kualitatif “Peneliti sendiri

atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Untuk

memeroleh data yang akurat pada penelitin ini maka peneliti hadir langsung

ke lokasi PPM AI Azhar Muncar untuk meperoleh data yang banyak,

35
penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan yang artinya penelitian datang

langsung ke tempat penelitian.

Selama melakukan studi lapangan peneliti menyiapkan segala

sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian, karena peneliti sebagai

kunci utama dalam pengumpulan data. Dalam melakukan penelitian, peneliti

juga memanfaatkan buku tulis, paper, alat tulis juga alat perekam untuk

membantu dalam pengumpulan data. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian

ini dapat menunjang keabsahan data sehingga data yang dihasilkan

memenuhi standar orisinilitas. Maka adari itu peneliti mengadakan observasi

langsung ke tempat penelitian.

Selama terjun di lapangan, peneliti melakukan observasi, pada

tanggal 2 Desember 2020, peneliti mengantarkan surat penelitian dari kampus

untuk meminta izin melakukan penelitian di PPM Al Azhar Muncar.

Kemudian Pengurus santri atasa nama Dinda Ayu Puspitasari mengarahkan

peneliti untuk menemui santri lain Pertemuan ini peneliti wawancara terkait

mengonsumsi AMDK yang diterapkan di PPM Al Azhar Muncar.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Arikonto (2016:26) memberi batasan

subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel

penelitian melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam sebuah penelitian,

subjek penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada

subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang peneliti amati.

Pada penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian disebut

dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang

diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

36
Dalam penelitian ini, dalam penelitian ini dari 600 santri peneliti

menjadikan 10 konsumen AMDK yang mengonsumsi Amnu, namun ada

Sebagian konsumen AMDK tidak mengonsumsi AMDK NU sebagai

subjek penelitian, Dalam hal ini peneliti mengambil sampel 10 konsumen

karna sudah mewakili dari beberapa santri yang di wawancarai.

Berikut merupakan data jumlah konsumen yang sudah dan belum

mengonsumsi AMDK NU di PPM Al Azhar Muncar pada tahun 2019-2020

Tabel 3.1 jumlah Konsumen AMDK NU


No Tahun Mengonsumsi AMNU Tidak Mengonsumsi AMNU
1 2019 350 Konsumen 250 Konsumen
2 2020 500 Konsumen 100 Konsumen

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian mahasiswa perbankan syariah adalah

sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PT. PENGGERAK NUSANTARA JAYA


Alamat Perusahaan : Jl. Raya Sumberwadung, Kaligondo,
Genteng, Banyuwangi.
Telp : 081233272051
e-mail : pn_jaya@yahoo.com
Akta Notaris : Nomor 06 MISBAH IMAM SUBARI, SH,
M.Hum tanggal 15 Juli 2019
NPWP : 92.213.414.3-627.000
NIB : 9120406871559

Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena peneliti pernah melakukan

kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan sebelumnya, karena dirasa akan

lebih memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

37
2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 7 bulan,

mulai dari bulan April 2021 sampai dengan Oktober 2021. Adapun

jadwal penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian


No Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
Desember 2020 - Januari
1 Pengajuan Judul
2021
2 Bimbingan Bab I,II,III Mei-Agustus 2021
3 Penyusunan Proposal Mei-Agustus 2021
4 Seminar Proposal September 2021
Pengumpulan data setelah
5 September-Oktober 2021
seminar proposal
6 Bimbingan Bab IV & V September-November 2021
7 Ujian Skripsi November 2021

E. Sumber Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah

mendapatkan data. Sumber data penelitian bisa dibedakan menjadi dua yaitu

data primer dan data sekunder. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang

ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

dibagi menjadi 2 (Purhantara, 2010:79).

1. Data Primer

Menurut (Sugiyono, 2016:54) yaitu data yang diperoleh langsung

dari sumbernya tidak melalui perantara siapapun. Dalam penelitian ini,

yang dimaksud data primer yaitu wawancara yang terstruktur dengan

narasumber yang bersangkutan. Data yang dikemukakan atau yang

38
digambarkan sendiri oleh pihak yang terlibat dalam proses pembelian

produk air mineral dalam kemasan (AMNU).

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2015: 221) sumber data sekunder adalah

sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data

sekunder untuk penelitian ini diambil dari data dokumentasi (foto, file

dan dokumen observasi) yang berkaitan dengan fokus penelitian. Semua

data tersebut diharapkan mampu memberikan deskripsi tentang

pembelian AMDK di PPM Al Azhar Muncar.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

melakukan penelitian. Tanpa upaya pengumpulan data, berarti penelitian

tidak dapat dilakukan. Dengan mengtahui pengumpulan data, peneliti

menggunakan beberapa teknik dalam melengkapi dan memperdalam subjek

yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pata natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik

pengumpulan data lebih banyak pada observasi tidak berstruktur,

wawancara semi terstuktur, dan dokumentasi (Sugiyono, 2010:225).

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2014:228) observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data

iru dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat

canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron)

39
maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi

dengan jelas. Untuk memudahkan pemahaman tentang macam-macam

observasi maka dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Observasi Observasi
partisipatif yang pasif

Macam- Observasi Observasi yang


macam terus terang moderat
observasi atau
tersamar Observasi yang
aktif
Observasi
tak
Observasi yang
terstruktur
lengkap

Bagan 3.1 Macam-macam teknik observasi

a) Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, Arikunto dalam Tanzeh, (2006:58)

menyatakan bahwa peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Penelitian ikut apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut

merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka

data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

b) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, Arikunto dalam Gunawan, (2013:143)

menyatakan bahwa peneliti melakukan pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang

melaku kan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak

awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tapi dalam suatu saat

peneliti juga tidak terus terang dan tersamar dalam observasi, hal ini

40
untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data

yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau diikutkan secara terus

terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan

observasi.

c) Observasi tak berstruktur

Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa

yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak

menggunakan instrument yang telah ada di buku, tetapi hanya

berupa rambu-rambu pengamatan. Observasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan tidak terstruktur. Fokus observasi akan

berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah

penelitian sudah jelas, maka observasi akan dilakukan secara

berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi tidak

berstruktur, karena fokus penelitan belum jelas. Fokus observasi

akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau

masalah peneltian sudah jelas, maka observasi akan dilakukan secara

berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi (Sugiyono,

2014:64).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

observasi tidak berstruktur, karena fokus penelitan belum jelas.

Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi

41
berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengamati keputusan

dan pengaruh konsumen dalam memilih AMDK.

2. Metode Wawancara (Interview)

Ada beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut:

a) Wawancara Terstruktur (Struktured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data. Dalam wawancara ini peneliti telah mengetahui

dengan pasti informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu, ia

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan–pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Setiap

responden diberi pertanyaan yang sama. Dengan wawancara ini,

pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara

sebagai pengumpul data. Agar setiap pewawancara memiliki

ketrampilan yang sama, diperlukan training kepada calon

pewawancara (Sugiono, 2014:213).

Dalam melakukan wawancara, selain membawa instrumen

sebagai pedoman untuk wawancara, dapat juga menggunakan alat

bantu seperti, tape recorder, gambar, brosur dan material lainnya

yang dapat melancarkan pelaksanaan wawancara.

b) Wawancara Semiterstruktur (Semi Structure Interview)

Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept

interview. Pelaksanaannya lebih bebas apabila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuannya adalah menemukan permasalah

secara lebih terbuka. Responden diminta pendapat dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara

42
teliti dan mencatat yang dikemukakan responden (Sugiono,

2014:233).

c) Wawancara Tidak Terstruktur (Untruktured Interview)

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur

atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau

malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang

diteliti. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan

informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada

pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti

permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti (Sugiono,

2014:234).

Dari macam-macam wawancara di atas, dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur guna untuk

memeperoleh data.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2014:240) dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental seseorang. Hasil penelitian dari observasi

atau wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh dokumen-

dokumen yang bersangkutan, Peneliti menggunakan teknik dokumentasi

untuk memperoleh data terkait dengan kualitas produk,harga dan

43
pemasaran yang dijual, Dokumentasi tersebut diantaranya mengenai:

cara pemengemasan, nota penjualan, hasil produksi, dll.

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan an alisis data menggunakan analisis deskriptif

yang dilakukan untuk mengidentifikasi tentang strategi pemasaran

produk AMNU di Muncar. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

didasarakan data desklriptif dan situs, keadaan, sikap, hubungan atau

sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Setelah

mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

langkah selanjutnyaadalah mengolah data yang terkumpul dengan

menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan.

Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif. Karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan

keterangan-keterangan. proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui oservasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, stelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga datanya sudah tidak

jenuh.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisi data

dilapangan model Miles and Huberman, yang dilakukan pada saat

44
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkanpertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang

dianggap kredibel. Miles dan huberman (2010:98), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenh. Aktivitas dalam analisis data yaitu antara lain:

1. Reduksi Data (Reduction Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan,

perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan

atau data yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk

uraian yang lengkap dan terperinci data data yang diperoleh dari

lapangan jumlahnya akan cukup banyak. Sehingga perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan

polanya.

Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutny. Data yang diperoleh dari lokasi

penelitian dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci.

Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok,

difokuskan pada hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya.

45
2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah

peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagia

tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk

uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh dokumen, dokumen

serta foto-foto maupun gambar sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing)

penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus

menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses

pengumpulan data peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari

pola, tema hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis

dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan tentative. Dalam

penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan

intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi

dan wawancara. Berikut adalah gambar dari analisis data dan model

interaktif menurut Miles and Huberman dalam buku Sugiyono

(2014:247)

Data Data display


collection

Data Conclusion
reduction drawing/verification

Bagan 3.2 komponen dalam analisis data

46
4. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data di lakukan dengan triangulasi data,

seperti yang dijelaskan dalam sugiyono bahwa uji keabsahan data

dilakukan dengan triangulasi. Traingulasi dalam pengujian

kredibilitas ini di artikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009:

363).

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran

informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan

data, misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti

bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation),

dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan

atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing

cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang

selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda

pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu

akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran handal.

2. Trianggulasi Teknik (Cara)

Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini teknik yang

digabungkan adalah teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi. Dari penggabungan dari teknik ini dimaksudkan agar

47
dapat menujukkan santri dalam keputusan pembelian di Pesantren

untuk mengoptimalkan kemampuan santri dalam mengonsumsi

AMDK NU (amnu) di PPM Al Azhar Muncar

Dalam penelitian di atas peneliti menggunakan

Triangulasi sumber, trigulasi sumber digunakan untuk menguji

keabsahan data yang di temukan dengan berlandaskan pada teori

yang ada. Trigulasi teori dilakukan dengan menentukan pola atau

bentuk melalui analisis yang berlandaskan pada teori

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap pengumpulan data menurut moleong yang akan dilakukan

penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan, yaitu orientasi yang meliputi kegiatan penentuan

fokus, penyesuaian paradigma dengan teori dan disiplin ilmu,

penjajakan dengan konteks penelitian mencakup observasi awal ke

lapangan, penyusunan usulan penelitian dan seminar proposal

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengurus perizinan

penelitian kepada subyek penelitian.

2. Tahap kegiatan lapangan, tahap ini meliputi pengumpulan data-data

dan terlebih dahulu akan observasi dan wawancara dan di ambil juga

dokumnetasi yang terkait dengan fokus penelitian yaitu tentang faktor

yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli AMDK

Amnu di PPM Al Azhar Muncar

3. Tahap analisis data, tahap ini meliputi kegiatan mengolah dan

mengorganisir data yang diperoleh melalui observasi partisipatif,

48
wawancara semi terstruktur dan dokumentasi, setelah itu dilakukan

penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.

Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara

mengecek sumber data dan metode yang digunakan untuk

memperoleh data sebagai data yang valid, akuntabel sebagai dasar dan

bahan untuk pemberian makna atau penafsiran data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang

diteliti.

4. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil

penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan

sebagai perbaikan menjadi lebih baik sehingga dapat

menyempurnakan hasil penelitian.

5. Langkah terakhir adalah melakukan pengurusan kelengkapan

persyaratan untuk mengadakan ujian skripsi.

49
DAFTAR FUSTAKA

Abdullah, T. 2016. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali.


Assauri, S. 2014. Strategic Marketing, Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Bandung: Satu Nusa.
Hanifaradiz, Aliefia. 2016. “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan
Pembelian
Kementrian Agama, 2011. Alqur’an. Bogor: Lajnah pentashihan mushaf Al-
Qur’an.
Kotler, P. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: A.B. Susanto. Jilid 1dan
2. Jakarta: Pen erbit Erlangga.
Kotler, Philip and Armstrong, Gary. 2015. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13.
Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip et al. 2012. Manajemen Pemasaran cet 14. Jakarta: PT. Indeks.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakary.
Mowen, John C dan Minor, Michael. 2012. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Rivai Veithzal dan buchari, 2014. Islamic economics, PT Bumi Perkasa, Jakarta.
Swasta, Basu dan Hani Handoko, 2011, Manajemen Pemasaran: Analisa dan
Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta.
Setiadi, 2011. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Setiawan, W. 2014. Strategi Pemasaran. Bandung: Veteran.
Sugiyono. 2014. Metode penelitian bisnis (Pendekatan deskritif Kulitatif,).
Bandung: Alfabeta
2015. Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and
Development: Untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik.
Bandung: Alfabeta.

Jurnal

Aditya W. R. 2017. faktor-Faktor Keputusan Pembelian Produk Air Minum


Dalam Kemasan ,Studi Kasus Konsumen AMDK Merek Le Minerale di
Yogyakarta,programm sarjana Universitas Islam Indonesia Fakultas
Ekonomi Yogyakarta.
Abdurrahman, 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhikeputusan pembelian
air mineral dalam kemasan merek DHARMA ,studi kasus pada
konsumen CV.Bahana Tirta Alam miritin di Kabupaten Sumbawa
Besar,program studi Manajemen Universitas Teknologi sumbawa.

50
Albertus, Wisnu Nugroho. 2010. Pelaksanaan Personal Selling
Dalam Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Sepeda Motor Honda Pada Cv Aceh Honda Motor Bandung.
Universitas Komputer Indonesia.
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh di
terjemahkan M. Ghoffar E.M., Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Imam asy-
Syafi’i, Bogor, 2011
Inti B. F. 2018. Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian air minum dalam kemasan aqua dalam perspekif
ekonomi islam pada konsumen amdk aqua di kota bandar lampung,
jurnal ekonomi Syariah
Nasir, M. 2011.“Studi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Air
Minum Aqua Di Kota Surakarta”(Jurnal, Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Yanti C. F. 2010. faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian produk, studi kasus di UD Budi Jaya
Kediri, program studi Manajemen Universitas Teknologi Kediri.

51
Lampiran 1

Instrumen Wawancara

Variabel Indikator Pertanyaan

Keputusan Produk 1. Apakah anda mengkonsumsi

Konsumen produk Amnu karena berlebel

halal?

2. apakah anda mengonsumsi

produk Amnu karena

kebiasaan ?

Harga 1. Apakah anda menggunakan

Amnu karena harga yang di

tawarkan sesuai dengan

kualitas produk?

2. Apakah anda membeli produk

Amnu karena harga

terjangkau?

3. Apakah anda merasa puas

dengan kesesuaian harga

dengan manfaat produk

Amnu?

1. Bagaimana cara anda

memesan Amnu?
Pemasaran
2. Darimana anda mengetahui

produk Amnu?

52
1. Apakah informasi tentang

produk Amnu oleh perusahaan

PT Penggerak Nusantara Nu

mudah di peroleh?

2. Apakah anda tetap mencari

informasi produk air minum

lain walaupun telah mengenal

produk Amnu?
Keputusan pembelian
3. Apakah anda membeli produk

Amnu karena telah

membandingkanya dengan

produk pesaing?

4. Apakah anda merasa puas

setelah mengkonsumsi produk

Amnu dengan melakukan

pembelian ulang?

Sumber: Kotler dan Keller (2012:184)

53

Anda mungkin juga menyukai