Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, DAN DESIGN TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN DISTRO MANZONE

(The influence of product quality, promotion, and design on the purchase

decisions for Manzone distro clothing)

Dipertahankan Dalam Sidang Skripsi

Pada Program Studi Ilmu Manajemen

Jusyono
17 01 218
Diajukan Pada :

PROGRAMaSTUDI ILMUaMANAJEMEN
STRATA SATU
SEKOLAHaTINGGIaILMUaEKONOMIa (STIE) AMKOP
MAKASSAR
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, DAN DESIGN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN DISTRO MANZONE

(The influence of product quality, promotion, and design on the purchase

decisions for Manzone distro clothing)

Dipertahankan Dalam Sidang Skripsi

Program Studi Ilmu Manajemen

Disusun Oleh

Jusyono

17 01 218

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Ikrar Putra Setiawan, S.T., M.M. Nur Vadila Putri, S.E., M.Si

Diketahui Oleh

KetuaaSTIEaAMKOPaMakassar

Dr. BahtiaraMaddatuang, aS.E.,M.Si, CPHCM

i
aABSTRAKa

Jusyono. Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Dan Design Terhadap


Keputusan Pembelian Pakaian Distro Manzone. Dibimbing oleh Ikrar Putra
Setiawan dan Nurvadila Putri.
Penelitian ini bertujuan Mengetahui pengaruh kualitas produk, promosi,
dan design terhadap keputusan pembelian pakaian distro Manzone.
Penelitian ini menggunakan Metode kuantitatif dengan pendekatan survey
(Survey approach). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang
responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik slovin dengan
teknik pengambilan sampling non-probability. Hasil penelitian ini
menunjukkan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian, promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian, design berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian, dan secaraasimultan kualitas produk, promosi, dan
design berpengaruhasignifikan terhadap keputusan pembelian pakaian
distro Manzone.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Promosi, Design, Keputusan Pembelian

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

Kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis akan mengakibatkan setiap

perusahaan harus selalu mengamati persaingan dalam bisnisnya.

Semakin kuat dan ketatnya persaingan, perusahaan dituntut harus

mampu mengoptimalkan sumberdayanya guna meningkatkan daya saing

produknya dipasar. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan agar

berhasil dalam persaingan bisnis yaitu berupaya membangun strategi

perusahaan guna mencapai tujuan untuk meningkatkan dan

mempertahankan konsumen. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka

setiap perusahaan harus berusaha dalam memproduksi suatu barang dan

jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, sebab

konsumen mempunyai peran yang krusial dalam eksistensi suatu badan

usaha. Hampir setiap kegiatan perusahaan dilakukan untuk memposisikan

agar produk dapat diterima konsumen. Keanekaragaman keinginan dan

kebutuhan konsumen memaksa produsen agar melakukan pengamatan

terhadap apa yang menjadi keinginan konsumen. Persaingan dunia bisnis

yang semakin ketat membuat para pengusaha mencari strategi yang tepat

untuk memasarkan produknya. Minat beli diperoleh dari suatu proses

belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat

pembelian ini menciptakan suatu motivasi dan keinginan yang sangat kuat
2

yang pada akhirnya menyebabkan seseorang pembeli harus

mengaktualisasikan kebutuhan yang ada di benaknya itu (Rahma, 2007).

Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat

penampilan konsumen semakin trendy dengan terus mengikuti fashion

terkini. Tidak hanya itu konsumen juga mengutamakan kualitas produk

dan desain sesuai dengan keinginannya. Bersumber pada tingkatan

kehidupan warga yang semakin hari terus menjadi bertambah, hingga

kebutuhan warga terhadap pakaian pula hendak terus menjadi bertambah.

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para

pengusaha mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya.

Bagi Philip serta Lene ( 2008: 234) ini akan mempengaruhi perilaku

mereka saat memilih pakaian yang akan dibeli, atau apa yang menurut

mereka paling cocok, serta betul- betul bisa penuhi kebutuhan mereka.

Dalam perihal ini smart distribution hendak berupaya menguasai

seluruhnya proses pengambilan keputusan konsumen, dan seluruh

pengalamanya dalam belajar memilah apalagi memakai produk. Antara

proses subsitusi serta pengambilan keputusan, ada atensi konsumen

Mutu dapat diukur lewat sudut pandang konsumen terhadap mutu produk

itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat mempengaruhi. Kotler

dan Amstrong (2008 : 234) “Dalam mengelola kualitas suatu produk

tentunya harus sesuai dengan kegunaan yang dinginkan oleh konsumen”.

Tentunya dalam hal ini yang menjadi salah satu faktor penting adalah
3

menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang di

inginkan ataupun yang diharapkan konsumen.

Manzone adalah merek produk pakain distro yang memberikan

bukti yang nyata di Indonesia yang menunjukkan bahwa produk lokal yang

bisa bersaing dengan produk asing. Dikutip pada media

https://www.kompasiana.com Manzone saat ini fokus pada konsumen

umur 16-45 tahun untuk fashion pria, dan Manzone juga mudah

didapatkan oleh konsumen sebab banyak didistribusikan di department

store seperti Matahari Dept Store. Selain produk mudah ditemukan

Manzone juga fokus pada pelayanan dan kualitas produk yang update

dengan harga kompetitif.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang

meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan

perbaikan serta atribut lainnya”. Bila suatu produk telah dapat

menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang

memiliki kualitas yang baik.

Kualitas harus diukur melalui sudut pandang konsumen terhadap

kualitas produk itu sendiri, sehingga selera konsumen disini sangat

berpengaruh. Jadi dalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai

dengan kegunaan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang

penting adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat

kualitas yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Dengan demikian


4

kualitas produk yang baik dapat membantu konsumen dalam membuat

keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat tertarik terhadap suatu

produk yang diproduksi suatu perusahaan akan mendorong konsumen

untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut dengan kualitas

yang ditawarkan.

Selain dari kualitas produk dalam meningkatkan keputusan

pembelian perusahaan harus aktif dalam promosikan produknya dimana

yang di kemukakan oleh Mariani, et al (2013) bahwa promosi berpengaruh

terhadap minat beli.

Promosi juga penting untuk menunjang keputusan pembelian pada

Chargecity Cloth karena promosi adalah seni untuk merayu pelanggan

dan calon konsumen untuk membeli lebih banyak produk perusahaan.

Sedangkan pengertian promosi menurut Alma (2006 : 179) adalah sejenis

komunikasi yang dilakukan Chargecity Cloth untuk memberi penjelasan

dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dengan tujuan untuk

memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon

konsumen. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini setidaknya

memudahkan para pelaku bisnis fashion untuk meningkatkan frekuensi

promosi perusahaan. Distro di Indonesia cenderung hanya menjalankan

kegiatan operasional saja, tidak banyak mengadakan event promo secara

berkala. Sehingga masyarakat pun lama kelamaan tidak menaruh

perhatian terhadap distributor outlet yang ada.


5

Selain dari kualitas produk dan promosi tentu desain sangat

berperang penting dalam menunjang keputusan pembeli. Mengenai

desain dari suatu produk menjadi salah satu faktor yang perlu

mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya team

pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak

sedikit yang mulai mempermasalahkan desain suatu produk yang mampu

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Anggipora 2002, dalam

Pradana, 2010). Seleksi brand yang dilakukan House of Smith bertujuan

agar brand yang menjual produknya di House of Smith memiliki desain

produk yang tidak ketinggalan jaman. Desain adalah totalitas fitur yang

mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan

pelanggan.

Maka dari itu desain sangat penting terutama dalam pembuatan

dan pemasaran jasa eceran, busana, barang kemasan, dan peralatan

tahan lama. Desainer harus menemukan berapa banyak yang di

investasikan dalam bentuk pengembangan fitur, kinerja, kesesuaian,

ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan gaya. Bagi

perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang

mudah dibuat dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang

baik adalah produk yang penampilannya menyenangkan dan mudah

dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki dan disingkirkan. Disainer harus

memperhatikan semua faktor ini. Mendapat atas desain yang baik sangat

menyangkinkan terutama bagi perusahaan produk konsumen yang lebih


6

kecil dan perusahaan pemula yang tidak memiliki anggaran iklan yang

besar.

Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari

perilaku konsumen. Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap

demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang dan jasa.

Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah

pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam

memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan

kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif

pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.

Dengan latar belakang di atas, penulis akan membahas dan

mengkaji tentang bagaimana pengaruh Kualitas Produk, Promosi, dan

Design terhadap keputusan pembelian pakian. Dengan Judul “Pengaruh

Kualitas Produk, Promosi, dan Design Terhadap Keputusan

Pembelian Pakaian Distro Manzone”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana peranan kualitas produk, promosi, dan

design terhadap keputusan pembelian pakaian distro Manzone.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan diatas maka

pertanyaan penelitian ini adalah:


7

1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pakaian distro Manzone?

2. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pakaian distro Manzone?

3. Apakah design berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pakaian distro Manzone?

4. Apakah kualitas produk, promosi, dan design berpengaruh secara

simultan terhadap keputusan pembelian pakaian distro Manzone?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian pakaian distro Manzone.

2. Mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

pakaian distro Manzone.

3. Mengetahui pengaruh design terhadap keputusan pembelian

pakaian distro Manzone.

4. Mengetahui pengaruh kualitas produk, promosi, dan design secara

simultan terhadap keputusan pembelian pakaian distro Manzone.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori Kualitas Produk

2.1.1. Pegertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan

peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak

dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha

memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan

produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya

tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta

atribut bernilai lainnya.

Menurut Purnama (2006:11), kualitas produk adalah kesesuaian

antara kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam spesifikasi produk

yang dihasilkan.
9

Menurut Goetsch dan Davis (2002:4) bahwa “Kualitas produk

adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa,

manusia, produk, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk

atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas

kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu

memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan

(Tjiptono,2006: 59).

2.1.2. Aspek-aspek Kualitas Produk

Produk berkualitas prima memang akan lebih alternatif bagi

konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan.

Tetapi lebih dari itu, produk berkualitas mempunyai aspek penting lain,

yakni:

1. Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya dia

mempunyai loyalitas produk yang besr dibandingkan dengan kosumen

yang membeli berdasarkan orientasi harga. Normalnya, Konsumen

berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat

produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya

produk lain yang lebih bermutu. Tetapi selama produk semula masih

selalu melakukan perbaikan mutu atau (quality inprovement) dia akan

tetap setia dengan membeliny.berbeda dengan konsumen berbasis


10

harga, dia akan mencari produk yang harganya lebih murah, apapun

mereknya. Jadi, konsumen terakhir tersebut tidak mempunyai loyalitas

produk.

2. Bersifat kontrakdiktif dengan cara pikir bisnis tradisional, ternyata

bahwa memproduksi barang bermutu tidak secara otomatis lebih

mahal dengan memproduksi produk bermutu rendah. Banyak

perusahaan menemukan (discovery) bahwa memproduksi produk

bermutu tidak harus berharga lebih mahal. Bahwa cara memproduksi

untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara simultan

meningkatkan produktifitas, antara lain mengurangi penggunaan

bahan dan mengurangi biaya.

3. Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima

keluhan dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk

memperbaikinya menjadi sangat besar, selain memperoleh citra tidak

baik. Belum lagi, kecelakaan yang diderita konsumen akibat pemakain

produk yang bermutu endah. Konsumen tersebut mungkin akan

menuntut ganti rugi melalui pengadilan.

Jadi, berdasarkan ketiga hal atau alasan diatas, memproduksi bermutu

tinggi lebih banyak akan memberi keuntungan bagi produsen bila

dibandingkan dengan produsen yang menghasilkan produk bermutu

rendah.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk


11

Setiap Strategi kualitas dari produk yang dihasilkan harus

mempertimbangkan konsumen yang akan dituju diwaktu penggunaanya

serta strategi kualitas produk yang digunakan oleh para pesaing. Kualitas

atau mutu dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dipengaruhi

oleh berbagai hal. Faktor kualitas produk ditinjau dari sisi produsen,

kualitas produk dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu :

1. Bentuk rancangan dari suatu barang atau jasa (designing)

Dalam kehidupan kita ternyata terdapat berbagai jenis barang yang

mutunya dipengaruhi oleh bentuknya. Walaupun memang untuk

barang-barang tertentu bentuknyaa tidak pernah berbeda dan tidak

pernah berubah serta tidak ada hubungannya dengan mutu barang

tersebut.

2. Mutu dan jenis bahan baku yang digunakan (raw material)

Kualitas suatu produk juga banyak dipengaruhi oleh bahan baku yang

digunakan untuk membuat bahan yang digunakan untuk membuat

produk tersebut.

3. Teknologi yang digunakan untuk membuat barang tersebut

(technology)

Peroses pembuatannya pun mempengaruhi mutu barang yang

dihasilkan, peroses pengolahan dipengaruhi oleh teknologi yang

digunakan.
12

4. Cara menjualnya atau cara mengirimnya ke konsumen (packagingand

delivering)

Dalam hal ini cara melayani konsumen, cara pendistribusian produk

kepada konsumen juga turut mempengaruhi kualitas produk yang akan

diterima konsumen. Apabila cara distribusi produk yang kurang baik

atau terdapat pembungkusan yang rusak, sehingga barang yang

diterima kondisi fisik atau sifat dari produknya telah berubah maka

akan berpengaruh terhadap kualitas atau mutu produk tersebut.

Oleh karena itu, setiap perusahan perlu memperhatikan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kualitas produk yang akan ditawarkan

kepada konsumen, mulai dari peroses perencanaan, proses produksi

hingga proses pendistribusian produk kepada konsumen harus

menjadi perhatiaan oleh perusahaan. Dengan demikian setiap produk

yang dihasilkan dan akan disalurkan kepada konsumen memiliki

kualitas yang baik dan terjamin.

2.1.4. Dimensi Kualitas Produk

Garvin mendefinisikan delapan dimensi kualitas yang dapat

digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai

berikut:

1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari

produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan

pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.


13

2. Keistimewaan (features) adalah ciri-ciri atau keistimewaan tambahan

atau pelengkap.

3. Kehandalan (reliability) berkaitan dengan suatu produk berfungsi

secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi

tertentu. Dengan demikian, keandalan merupakan karakteristik yang

merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan

suatu produk.

4. Konformasi (conformance) berkaitan dengan tingkat kesesuaian

produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran masa pakai suatu produk.

Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.

6. Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan karakteristik yang

berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan

sertaakurasi dalam perbaikan.

7. Estetika (aesthetic) merupkan karakteristik mengenai keindahan yang

bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan

refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) bersifat subjektif,

berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi

produk,seperti meningkatkan harga diri. Hal ini juga berkaitan dengan

reputasi (brand name image).

2.1.5. Indikator Kualitas Produk


14

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya

serta untuk menunjukan tingkat baik atau buruknya suatu produk (Kotler,

2002:391). Indikator-indikatornya adalah :

1. Kinerja (performance) merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu

produk ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita

beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama membeli produk.

2. Keistimewaan tambahan (features) merupakan ciri-ciri atau

keistimewaan tambahan atau pelengkap.

3. Daya tahan (durability) menunjukkan usia produk, yaitu jumlah

pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak.

Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet

akan dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk yang cepat

habis atau ganti.

4. Estetika (asthethic) atau keindahan tampilan produk yang membuat

konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk

dan kemasannya. Beberapa merek memperbaharui tampilannya

supaya lebih cantik dimata konsumen.

2.2. Tinjauan Teori Promosi

2.2.1. Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu

program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila

konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu

akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak yakin bahwa produk itu
15

akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Pentingnya promosi dapat digambarkan lewat perumpamaan bahwa

pemasaran tanpa promosi dapat diibaratkan seorang pria berkacamata

hitam yang dari tempat gelap pada malam kelam mengedipkan matanya

pada seorang gadis cantik dikejahuan. Tak seorang pun yang tahu apa

yang dilakukan pria tersebut, selain dirinya sendiri.

Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh marketer,

berkomunikasi dengan calon audiens, komunikasi adalah sebuah proses

membagi ide, informasi, atau perusahaan audiens.

Promosi merupakan sarana untuk menginformasikan kepada orang

mengenai produk-produk dan menyakinkan para pembeli dalam pasar

sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum

untuk membeli barang-barangya. Manajemen pemasaran melihat adanya

keuntungan menggabungkan komponen-komponen promosi kedalam

suatu strategi terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan

orang lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan dalam membeli.

Karena setiap bentuk promosi mempunyai kekuatankekuatan dan

kelemahan-kelemahan, strategi terpadu memasukan kelebihan-kelebihan

setiap komponen dalam mendesain bauran promosi yang berbiaya murah.

Adapun pegertian Promosi menurut para ahli adalah sebagai

berikut:
16

Giltosudarmo (2012: 155) mendefinisikan promosi sebagai kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat

menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada

mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk

tersebut.

Menurut (Tjiptono, 2008:209-210) promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau

meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan

perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:501), promosi merupakan

insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan dan untuk mencoba

atau membeli suatu produk/jasa.

2.2.2. Komponen Promosi

Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006:121-122) dalam bauran

promosi terdapat beberapa komponen yang secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan suatu bentuk dari komunikasi impersonal yang

digunakan oleh perusahaan untuk membangun kesadaran terhadap


17

keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuankonsumen

akan jasa yang ditawarkan serta membedakan dari perusahaan

dengan para kompetitornya.

2. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan personal merupakan suatu bentuk interaksi langsung

dengan suatu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi,

menjawab pertanyaan, dan menerima pesan dari satu calon pembeli.

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Adalah bentuk langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang

dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan

atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Ratih

Hurriyati, 2008:60).

4. Publisitas dan Hubungan Masyarakat (Publicity and Public Relation)

Publisitas merupakan stimulasi non personal terhadap permintaan

barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita komersial yang berarti

dalam media masa dan tidak dibayar untuk mempromosikan dan atau

melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Lupiyoadi,

2006:121).

Public relation merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap

publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi demi

kepentingan publik, dan melaksanakan program aksi dan komunikasi


18

untuk membentuk pemahaman dan akseptansi publik (Fandy Tjiptono,

2008:556).

5. Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth)

Dalam hal promosi jasa, peranan orang sangan penting. Pelanggan

dekat dengan penyampaian pesan, dengan kata lain pelanggan

tersebut akan berbicara kepada pelangan lain yang berpotensial

tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut.

6. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran ini merupakan unsur terakhir dalam bauran komunikasi

promosi dimana pemasaran langsung terdiri dari enam area

pemasaran yakni direct mail, mail order, order response, direct selling,

telemarketing, digital marketing.

2.2.3. Tujuan Promosi

Dalam menjalankan kegiatan promosi ini, berbagai bidang usaha

akan menjalankan dengan system maupaun cara yang mempunyai

karakter dan ciri tersendiri disesuaikan dengan kebutuhnnya. Tujuan

promosi menurut Rangkuti (2009) diantaranya:

1. Menyebarkan informasi keberadaan produknya kepada target pasar

potensial

2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan


19

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan emnjaga kesetuaan

pelanggan

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

5. Membedakan serta mengungulkan produknya dibandingkan produk

pesaing

6. Membentuk dan menyimbangkan citra produknya dimata konsumen

sesuai dengan yang diiginkan oleh pasar secara luas

2.2.4. Jenis-Jenis Promosi

Ada beberapa jenis promosi yang biasa di gunakan oleh

perusahaan ada sebagai berikut :

1. Advertising ( Iklan)

Iklan merupakan bentuk promosi dengan menggunakan media cetak

dan elektronik. Iklan selama ini dipandang sebagai bentuk promosi

yang paling efektif. Iklan merupakan pesanpesan penjualan yang

paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang

paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya

semurah-murahnya.

Iklan dapat mempengaruhi dua parameter kepuasan konsumen, yaitu :

a. Iklan dapat membentuk perceived quality, yang kemudian akan

mempengaruhi penilaian terhadap kualitas secara keseluruhan dan

pengaruh iklan semakin besar bila konsumen tidak dapat

mengevaluasi kualitas sesungguhnya.


20

b. Iklan dapat mempengaruhi perceived best yaitu keyakinan bahwa

merek suatu produk adalah terbaik dikelasnya dipengaruhi citra

merek.

Dari keyakinan diatas, banyak perusahaan menyediakan biaya iklan

yang besar untuk dapat memperkuat citra merek dan kesadaran merek

pada benak konsumen dengan tujuanakhirnya diharap iklan dapat

membantu perusahaan untuk meraih konsumen baru dan

meningkatkan loyalitas mereknya. Pada akhirnya konsumen yang

terpengaruh dengan iklan tersebut akan melakukan keputusan

pembelian atas produk yang ditawarkan atau melakukan perpindahan

pada merek lain dari produk yang biasa dibeli.

2. Personal Selling (Penjualan Pribadi)

Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli

dan penjual (Swasta, 2003). Komunikasi yang dilakukan oleh kedua

belah pihak bersifat individual, dalam hal ini penjual dituntut memiliki

kecakapan dan keterampilan dalam mempengaruhi atau memotivasi

pembeli dengan cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh

pembeli sehingga terjadi persesuaian keuntungan. Manfaat personal

selling :

a. Adanya hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga dapat

mengamati secara dekat karakteristik dan kebutuhan calon

pembeli.
21

b. Membina berbagai macam hubungan dengan pelanggan. Mulai dari

hubungan perdagangan sampai dengan hubungan persahabatan

yang erat.

c. Mendapatkan tanggapan atau respons dari calon pembeli.

2.2.5. Indikator Promosi

Indikator yang mencirikan promosi yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu (Kotler, & Amstrong, 2000) :

1. Advertising merupakan suatu bentuk dari komunikasi impersonal yang

digunakan oleh perusahaan.

2. Personal Selling merupakan suatu bentuk interaksi langsung dengan

suatu calon pembeli.

3. Sales Promotion merupakan bentuk langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian

produk.

4. Public Relation merupakan stimulasi non personal terhadap

permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya.

5. Direct Marketing merupakan bauran komunikasi promosi dengan

pemasaran langsung.

2.3. Tinjauan Teori Desain

2.3.1. Pegertian Desain

Kotler dan Keller (2012:332) mendefinisikan “Design is the totality

of features that affect how a product looks, feels, and functions to a


22

consumer.”. Hal itu berarti bahwa desain merupakan totalitas fitur yang

mempengaruhi bagaimana sebuah produk terlihat, terasa, dan berfungsi

bagi konsumen. Lebih lanjut menurut Kotler dan Keller (2012), desain

yang baik bagi perusahan merujuk pada kemudahan dalam pembuatan

dan distribusi. Sedangkan bagi konsumen, desain yang baik adalah

produk yang indah atau bagus untuk dilihat, mudah di buka, dipasang,

digunakan, diperbaiki, dan dibuang.

Selain itu, Kotler dan Keller (2008) membahas bahwa kumpulan

karakteristik yang mempengaruhi penampilan, rasa dan fungsi suatu

produk tergantung pada kebutuhan pelanggan. Desain yang unik adalah

satu-satunya fitur yang membedakan produk perusahaan dengan produk

yang lainnya. Desain yang baik akan menarik konsumen ke produk dan

berkomunikasi dengannya. Saat memilih di antara dua produk yang

memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen akan

memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua produk

tersebut dengan mempertimpangkan fitur yang menarik dan unik.

Masalah desain dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor

yang perlu mendapatkan perhatian serius dari manajemen khususnya

team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju

tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah desain suatu produk

yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

penampilan dan fungsi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan. (Angipora 2002, dalam Pradana, 2010).


23

Ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan satu cara

potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk dan jasa

suatu perusahaan. Desain produk merupakan faktor yang sering memberi

keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Desainer harus menemukan

berapa banyak yang diinvestasikan dalam bentuk, pengembangan fitur,

kinerja, kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, dan

gaya.

Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk

yang penampilannya menyenangkan, mudah digunakan dan mudah

diperbaiki. Menurut Stanton desain merupakan salah satu aspek

pembentuk citra produk. Sebuah desain yang unik, lain dari pada yang

lain, bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk. Desain produk

yang baik dapat meningkatkan pemasaran produk dalam berbagai hal;

misalnya, dapat mempermudah operasi pemasaran suatu produk,

meningkatkan nilai kualitas dan keawetan produk, menambah daya

penampilan produk.

2.3.2. Jenis-jenis Desain

Berikut macam-macam jenis desain dan contohnya sebagai berikut:

1. Desain Gambar atau Visual adalah teknik yang digunakan untuk

membuat dan menyusun gambar sesuai dengan konsep desain yang

diinginkan. Desain ini dibuat untuk 9 disampaikan kepada seseorang

melalui sebuah gambar. Salah satu desain dan contoh ini pasti akan
24

bermakna. Secara umum, gambar yang dibuat oleh para desainer ini

terkadang direproduksi, baik positif maupun negatif, yang

menyesuaikan dengan arti gambar. Contohnya seperti lukisan, kartun,

dan lain sebagainya.

2. Desain tulisan dibuat untuk mengkomunikasikan gambar kepada

orang lain yang mungkin bersifat visual atau digital. Secara umum,

seorang desainer bisa menyampaikan banyak kata. Desain visual

sendiri juga terbagi dalam beberapa bentuk, seperti visual, tulisan

tangan hingga topografi. Contoh desain tertulis ini adalah baliho,

buku, poster dan nama produk.

3. Simbol dan Logo Salah satu dari berbagai jenis desain dan contoh

yang terakhir adalah simbol dan logo. Simbol dan logo itu spesial.

Banyak orang menggunakan fitur ini untuk merujuk ke produk dengan

tujuan mengidentifikasi nama perusahaan menggunakan simbol dan

tipografi kata. Secara umum, para desainer yang membuat simbol dan

logo tersebut memiliki banyak pengalaman. Ini karena simbol dan logo

desain memiliki hak cipta. Contoh simbol dan logo ini termasuk

Google, Adidas, Nike, dan logo terkenal lainnya.

2.3.3. Parameter Desain Produk

Menurut (Kotler, 2005), menyatakan kalau dalam desain prdouk

terdapat 7 parameter desain produk yaitu, :


25

1. Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri.

Ciriciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan

yang terdiferensiasi. Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam

penambahan ciri-ciri baru ke produknya. satu dari faktor kunci

keberhasilan perusahaan jepang adalah karena mereka secara terus

menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk seperti

arloji,mobil,kalkulator,dll. Pengenalan ciriciri baru dinilai merupakan

satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan.

2. Kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat

beroperasi. Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan

kinerja (kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda. Para

pembeli biasanya rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik

sepanjang lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.

3. Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua

unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal

ini disebut konformansi karena spesifikasinya.

4. Tahan Lama (Durability) merupakan ukuran waktu operasi yang

diharapkan dari suatu produk tertentu.

5. Tahan Uji (Reliabilitas) adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu

produk tidak akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode

waktu tertentu. Pembeli rela membayar lebih untuk produk-produk


26

dengan reputasi reliabilatas yang lebih tinggi. Mereka ingin

menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi.

6. Kemudahan Perbaikan (Repairability) adalah suatu ukuran

kemudahan perbaikan suatu produk yag mengalami kegagalan fungsi

atau kerusakan–kerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika

pemakai dapat memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah

atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama.

7. Model (Style) menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak

dan berkenan bagi konsumen. Model memberi keunggulan ciri

kekhususan produk yang sulit untuk ditiru. Sebagai contoh, banyak

pembeli mobil yang membayar lebih untuk mobil jaguar karena

penampilannya yang luar biasa walaupun jaguar sendiri tidak begitu

baik dari segi ketahanan uji (reliability).

2.3.4. Strategi Desain

Menurut Tjiptono (2001), menyatakan bahwa ada tiga strategi

desain yaitu sebagai berikut :

1. Produk Standar untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan

melalui produksi massa.

2. Customized Product untuk bersaing dengan produsen produksi

massa ( produk standar) melalui fleksibilitas desain produk.

3. Produk Standar dengan Modifikasi untuk mengkombinasi manfaat

dari dua strategi di atas.


27

Hasil yang diharapkan perusahaan dari strategi-strategi ini adalah

peningkatan dalam pertumbuhan, pangsa pasar, dan laba. Strategi

produk standar dengan modifikasi juga memungkinkan perusahaan

untuk melakukan hubungan yang erat dengan pasar dan memperoleh

pengalaman dalam pengembangan standar produk yang baru.

2.3.5. Indikator Desain

Menurut Kotler (2005), indikator dari design adalah sebagai berikut:

1. Mutu kesesuaian mengacu pada tingkat di mana desain produk

memenuhi standar target.

2. Daya tahan (Durability) adalah ukuran umur yang diharapkan dari

produk tertentu.

3. Daya Uji (Reliabilitas) adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak

akan berfungsi dengan baik atau rusak selama periode waktu tertentu.

4. Kemudahan Perbaikan (Repairability) adalah langkah untuk

memperbaiki produk yang rusak atau cacat.

5. Model (Style) adalah gambaran bagaimana konsumen menyukai

produk. Model memberikan karakteristik produk unggulan yang sulit

untuk direproduksi.

2.4. Tinjauan Teori Keputusan Pembelian

2.4.1. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli

atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah
28

diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang

mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli

sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang

terorganisir (Aldi : 2012).

Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi.

Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang

terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau

ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang

tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.

(Mary Follet, dalam anonym, 2015).

Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari

perilaku konsumen. Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap

demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang dan jasa

(Lamb, 2001). Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan

penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu

barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang

terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi,

evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah

laku setelah pembelian (Basu Swastha, 1997).

Menurut Basu Swastha perilaku konsumen dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk


29

di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penerapan kegiatan (Basu Swastha,2005). Perilaku konsumen akan

menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka.

Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah

yang terdiri atas beberapa tahap. Seluruh proses tersebut tidak selalu

dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya. Pada umunya konsumen

akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau

pembelian yang sifatnya terus menerus terhadap produk yang sama.

2.4.2. Model Keputusan Pembelian

Sutisna dan Sunyoto 2013, menyatakan bahwa Tiga hal penting

dari memahami model keputusan pembelian konsumen adalah sebagai

berikut:

1. Dengan adanya model, pandangan terhadap perilaku konsumen bisa

dilihat dalam perspektif yang terintegrasi.

2. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk

pengembangan strategi pemasaran yang efektif.

3. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk

segmentasi dan positioning.

2.4.3. Tahap-tahap proses keputusan pembelian

Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian tersebut adalah

sebagai berikut. (Kotler, 2005):


30

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

internal atau eksternal. Rangsangan ini kemudian akan berubah

menjadi dorongan. Berdasarkan dorongan yang ada dalam diri

konsumen maka konsumen akan mencari objek yang diketahui untuk

dapat memuaskan dorongan tersebut.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang tergugah minatnya mungkin akan atau

mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika

dorongan konsumen kuat, dan obyek yang dapat memuaskan

tersedia, maka konsumen akan membeli obyek tersebut. Jika tidak,

kebutuhan konsumen tersebut akan tinggal mengendap dalam

ingatanya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh

informasi lebih lanjut atau akan sangat aktif mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhan itu.

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses tunggal dan sederhana yang digunakan oleh semua

konsumen atau oleh salah satu konsumen dalam semua situasi

pembelian. Keadaan ini berarti semua konsumen memiliki beberapa

alternatif sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan. Beberapa konsep


31

dasar dari proses evaluasi konsumen adalah yang pertama konsumen

berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat

tertentu dari solusi produk.Ketiga, konsumen memandang masing-

masing produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk

memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Membeli

Dalam evaluasi para konsumen membentuk prefensi atas merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen tersebut juga

dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling

disukai.Namun, ada dua faktor yang dapat berada di antara niat

pembeli dan keputusan pembelian. Pertama adalah sikap orang lain,

sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai

seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sikap

negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Kedua, faktor

situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

pembelian. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti faktor

pendapatan, keluarga, harga dan keuntungan dari produk tersebut.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat sub

kepuutusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok,


32

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode

pembayaran.

5. Perilaku Paska Membeli

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Dalam tahap ini konsumen mungkin

mengalami disonasi kognitif (keraguan menyangkut ketepatan

keputusan pembelian). Pemasar biasanya berusaha meminimumkan

disonasi kognitif konsumen dengan berbagai strategi, diantaranya

melakukan kontak purna beli dengan konsumen, menyediakan

garansi dan jaminan, dan memperkuat konsumen melalui iklan

perusahaan.

2.4.4. Peranan Perilaku Konsumen

Menurut Basu Swastha dan T Hani Handoko (2000) menjelaskan

ada lima macam peranan dalam perilaku konsumen. Kelima peranan

tersebut meliputi:

1. Pengambil inisiatif (initiator) yaitu individu dalam keluarga yang

memiliki inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau memiliki

keinginan dan kebutuhan tetapi tidak memiliki wewenang untuk

melakukan sendiri.
33

2. Orang yang mempengaruhi (influencer) yaitu individu yang

mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara disengaja atau

tidak disengaja.

3. Pembuat keputusan (decider) yaitu individu yang memutuskan apakah

akan membeli atau tidak, apakah yang akan dibeli, bagaimana

membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer) yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian

sesungguhnya.

5. Pemakai (user) yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa

yang dibeli.

Sedangkan Philip Kotler (2000) membedakan lima peran yang

dimainkan orang dalam keputusan pembelian sebagai berikut: pencetus

ide, yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli

suatu produk atau jasa tertentu. Pemberi pengaruh yaitu seseorang yang

pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

Pengambil keputusan yaitu seseorang yang memutuskan setiap

komponen dalam keputusan pembelian. Pembeli yaitu seseorang yang

melakukan pembelian yang sebenarnya dan pemakai yaitu seseorang

yang mengkonsumsi produk tersebut.

2.4.5. Indikator Keputusan Pembelian

(Kotler dalam Ummu Habibah dan Sumiyati, 2016) mengungkapkan

keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen menginginkan


34

sesuatu untuk dibeli dan bagaimana membelinya. Setiap need (kebutuhan

keperluan) atau wants (keinginan) atau campuran keduanya. Indikator

Keputusan Pembelian:

1. Kemantapan pada sebuah produk

Konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian harus dapat

menentukan pilihannya terhadap produk yang diinginkan.

2. Kebiasaan dalam membeli dan menggunakan product

Kebiasaan cutomer dalam membeli suatu product tertentu, biasanya

didasari dengan penggunaan dari product tersebut sebelumnya.

3. Memberi rekomendasi kepada orang lain

Pelanggan yang sering membeli suatu produk, maka pelanggan

tersebut secara tidak langsung merasakan kepuasan dari produk itu

dan akan mampu merekomendasikan produk tersebut kepada orang

disekitarnya.

4. Pengevaluasian terhadap produk

Setelah memakai dari suatu produk, konsumen biasanya melakukan

evaluasi terhadap produk yang telah digunakannya.

5. Melakukan pembelian ulang

Konsumen yang merasa puas tentu suatu saat akan membeli lagi.
35

2.5. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan Gloria Tengor, Lotje Kawet, dan Sjendry

Loindong (2016) dengan judul pengaruh pengaruh merek, desain dan

kualitas produk terhadap keputusan pembelian iphone studi kasus

pada mahasiswa stie eben haezar manado. Hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh desain dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian secara positif dan signifikan. Penelitian ini

menggunakan alat regresi berganda.

2. Penelitian yang dilakukan Eva Enda Amalia (2017) dengan judul

pengaruh kualitas produk dan suasana toko terhadap keputusan

pembelian kaos di distro screamous. Hasil penelitian menunjukkan

adanya pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

secara positif dan signifikan. Penelitian ini menggunakan alat regresi

berganda.

3. Penelitian yang dilakukan Fachrurrozi Siregar (2017) dengan judul

pengaruh promosi, desain produk dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian (studi kasus: toko sepatu tasya jaya). Hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh promosi, desain dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian secara positif dan signifikan.

Penelitian ini menggunakan alat regresi berganda.

4. Penelitian yang dilakukan Khusnul Kotimah (2017) dengan judul

analisis pengaruh kualitas produk, desain produk, promosi dan

persepsi harga terhadap minat beli pada produk fashion hardware


36

semarang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh variabel

kualitas produk, desain dan promosi terhadap minat beli secara positif

dan signifikan. Penelitian ini menggunakan alat regresi berganda.

5. Penelitian yang dilakukan Evita Windi Riyani, Kasno T. Kasim dan Tri

Pallupi Robustin (2019) dengan judul Dampak Kualitas Produk dan

Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk 3Second pada

Mahasiswa di STIE Widya Gama Lumajang. Hasil penelitian

menunjukkan variabel kualitas produk dan variabel promosi

menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

permintaan pembelian. Peneltian ini menggunakan alat regresi

berganda.

2.6. Kerangka Konseptual

Adapun gambaran mengenai kerangka konseptual dalam penelitian

ini dengan judul Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, dan Design

Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Distro Kota Makassar adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.1 : kerangka konseptual

(Kualitas Produk) X1:

Indikator:

1. Kinerja
2. Keistimewaan tambahan
3. Daya tahan (Keputusan Pembelian) Y:
4. Estetika

(Promosi) X2: Indikator:

1. Kemantapan pada sebuah


Indikator: produk
2. Kebiasaan dalam membeli
1. Advertising
3. Memberi rekomendasi kepada
2. Personal Selling
orang lain
3. Sales Promotion
4. Public Relation
4. Pengevaluasian terhadap
5. Direct Marketing produk
37

(Desain) X3:

Indikator:

1. Mutu kesesuaian
2. Daya tahan
3. Daya Uji
4. Kemudahan Perbaikan
5. Model

Keterangan :

X : Variabel bebas

Y : Variabel terikat

: Hubungan simultan

: Hubungan parsial

Untuk pengujian hipotesis yang akan diajukan, maka peneliti menemukan

variabel-variabel yang hendak diketahui kedudukannya, antara lain:

1. Variabel bebas

Merupakan variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh

variabel lainnya. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian

ini adalah Kualitas Produk, Promosi dan Desain.

2. Variabel terikat

Variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain. Yang

termasuk variabel terkait dalam penelitian ini adalah Keputusan

Pembelian. Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa faktor yang


38

menjadi acuan untuk meningkatkan Keputusan Pembelian adalah

Kualitas Produk, Promosi dan Desain.

2.7. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dikemukakan berdasarkan kerangka

konseptual diatas antara lain:

1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pakaian distro Kota Makassar.

2. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pakaian distro Kota Makassar.

3. Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian pakaian distro Kota Makassar.

4. Kualitas produk, promosi, dan design berpengaruh positif dan

signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian pakaian

distro Kota Makassar.


39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Menurut Nazir (2011) dalam Derianto (2015) mendefinisikan desain

penelitian adalah semua proses sistematik yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang menggunakan metode

ilmiah serta aturan yang berlaku. Desain penelitian merupakan pedoman

dalam melakukan proses penelitian dalam menentukan instrument

pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data, serta analisis

data. Dalam penelitian ini, desain yang digunakan mengacu pada metode

kuantitatif dengan pendekatan survey (Survey approach).

Penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian ilmiah yang

mengkaji satu permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat

kemungkinan kaitan atau hubungan-hubungan antar variabel dari

permasalahan yang ditetapkan (Rully & Yaniawati, 2014). Metode

kuantitatif adalah jenis penelitian yang berdasar pada filsafat positivism.

Metode ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu melalui

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian yang kemudian

dianalisa secara kuantitatif untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(Sugiyono,2017).

Penelitian ini menggunakan pendekatan survey dimana menurut

Rully & Yaniawati, 2014) metode survey adalah metode yang bertujuan
40

untuk melihat keadaan yang menjadi objek penelitian apa adanya, dengan

melihat data dan informasi dari sample, tanpa memberikan perlakuan

yang khusus. Metode survey dapat dilakukan dengan menggunakan

instrument penelitian baik wawancara, kuisioner baik langsung maupun

online ataupun survey melalui telepon.

Dalam penelitian ini memilih teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan observasi, wawancara, dan membagikan kuisioner online

kepada responden. Data yang diperoleh diolah menggunakan aplikasi

Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 22 baik secara

deskriptif maupun statistic.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Mall Panakukang Kota Makassar

dilaksanakan pada bulan September tahun 2021 sampai dengan data

yang diperlukan sudah lengkap untuk pengumpulan data yang dibutuhkan

oleh peneliti.

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah peminat pakaian

Distro Manzone yang berjumlah 100.000 orang.


41

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan harus bersifat representative

(mewakili). Teknik sampel menggunakan simple random sampling yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Sample random sampling dilakukan apabila anggota populasi

dianggap homogeny. Simple random sampling dapat dilakukan dengan

undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb. Teknik

pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin apabila populasi sudah

diketahui. Adapun rumus tersebut sebagai berikut :

N
n = 1+ Ne 2

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolelir, misal 2%, 5% dan 10%.


42

Untuk sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan tingkat presentase

sebesar 10% sehingga dengan menggunakan rumus didapatkan

sampel sebagai berikut:

100.0000
n=
1+ 100.000 x 0,12

100.000
n=
1+ 100.000 x 0,01

100.000
n=
1+ 100.000

100.000
n=
100.000

n = 99,99 dapat dibulatkan menjadi 100 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut maka yang dipilih dari 100.000

populasi yang ada didalam penelitian ini adalah 100 Responden. Jumlah

ini adalah jumlah responden peminat pakaian distro Manzone.

3.3.3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

probability sampling. Menurut sugiyono (2016) probability sampling adalah

suatu teknik sampling melalui pengambilan anggota sampel dari populasi

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

didalam populasi tersebut. Dengan menggunakan sample random

sampling, maka calon responden adalah seluruh warga Kota Makassar.

3.4. Instrumen Penelitian


43

Menurut Sugiyono (2016), instrument penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian

atau bisa juga menunjukkan penjabaran secara teknis dari variabel-

variabel yang diamati. Dalam kuesioner tersebut dapat menggunakan

skala likert pada lima alternative jawaban mulai dari skor (1-5).

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa jawaban setiap item-item

instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat

positif yang dapat berupa kata-kata antara lain :

Tabel 3.1
Skala Pengukuran Data
No Skala Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Cukup setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

3.5. Metode Pengumpulan Data


44

Adapun metode pengumpulan data yang sangat menunjang

terselenggaranya penelitian dengan digunakan cara-cara pengumpulan

data adalah :

3.5.1. Observasi

Teknik pengimpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu banyak

(Sugiyono, 2016) .

3.5.2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabannya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selian itu, kuesioner

juga cocok digunakan bila jumlah responden terlalu besar dan tersebar

di wilayah yang luas. Dalam penelitian ini kuesionernya menggunakan

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat

seseorang tentang variabel yang diteliti pada penelitian ini. Jawaban

setiap pertanyaan yang diberikan ini memiliki nilai atau skor untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel yang diteliti terhadap

pendapat responden. Apakah mengarah ke respon positif (kesetujuan)

atau negative (ketidak setujuan)..


45

3.5.3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016) dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dalam sebuah dokumentasi data ini bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau sekumpulan lampiran yang memiliki isi

tentang objek yang akan diteliti. Metode dokumentasi ini digunakan

untuk mengambil data yang berhubungan dengan rumusan masalah

dari penelitian ini. Data-data yang didapat akan diolah dan dijadikan

bahan pendukung dan pembuatan kesimpulan dari penelitian ini.

3.6. Alat Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan

instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap

data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang

diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

1. Uji Validitas

Sebagai yang sudah kita ketahui validitas adalah ukuran yang

menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa

yang diukur. Menurut Ghozali (2018) uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatau kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.


46

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05 jika r

hitung lebih besar dari r tabel maka butir atau pertanyaan atau indikator

tersebut dinyatakan valid, tetapi jika r hitung lebih kecil dari pada r tabel

maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid (Gozali,2018).

2. Uji Reliabilitas

Setalah menentukan validitas instrument penelitian tahap selanjutnya

adalah mengukur reliabilitas data dari instrument penelitian. Reliabilitas

adalah alat ukur untuk mengukur suatau kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruksi. Uji reliabilitas ini digunakan untuk

menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertantu yaitu untuk

mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya

atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan Cronbach’s alpha

nya memiliki nilai sebesar 0,60 yang berarti bahwa instrument tersebut

dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil

pengukuran relative koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji

reabilotas ini bertujuan untuk melihat konsistensi (Gozali, 2018).

3.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis Regresi Berganda (Sugiyono, 2016). Analisis regresi

berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat

(Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas (X).


47

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini

menggunakan bantuan aplikasi software SPSS for windows. Adapun

rumus regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = ɑ + b1x1 + b2x2 + e

Keterangan

Y : Keputusan Pembelian

ɑ : Konstanta

b1,b2... : Koefisien Regresi

X1 : Kualitas Produk

X2 : Promosi

X3 : Desain

e : Faktor Kesalahan (Asumsi=0)

3.6.3. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis (Uji f)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini

pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur

besarnya pengaruh variabel bebas (X1,X2 dan X3) secara bersama-sama

terhadap variabel terikatnya (Y)

Ketentuan :
48

1. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table. Apabila F tabel

< F hitung, maka hipotesis diterima. Apabila F tabel > F hitung, maka

hipotesis ditolak.

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila

probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Apabila

probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

2. Uji parsial ( Uji T)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/bebas secara individual dalam menerangkan variasi

variabel terikat (Ghozali, 2018). Pengujian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara

terpisah atau parsial.

Ketentuan :

1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t table. Apabila t

table < t hitung, maka hipotesis diterima, dan apabila t tabel > t

hitung, maka hipotesis ditolak.

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka

probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima, dan apabila

angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

3.6.4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang

menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap

variabel dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar


49

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. (Ghozali,

2016). Semakin besar koefisien determinasinya, semakin baik variabel

dependen dalam menjelaskan variabel independennya. Dengan demikian

persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestiminasi nilai

variabel dependen.

3.7. Defenisi operasional

Untuk mempermudah pengukuran terhadap variabel-variabel

penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi operasional variabel

penelitian. Definisi operasional bertujuan menyatukan pengertian, agar

tidak terjadi kesalahpahaman atau perbedaan pandangan dalam

mendefenisikan variabel-variabel yang dianalisa. Untuk mempermudah

maksud dan pengertian variabel-variabel yang diajukan maka dapat

didefenisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

a) Kualitas Produk (X1)

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan

perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Menurut Kotler (2002) pengukuran kualitas produk dapat

menggunakan indikator sebagai berikut:


50

1. Kinerja (performance) merupakan karakteristik atau fungsi

utama suatu produk ini merupakan manfaat atau khasiat utama

produk yang kita beli.

2. Keistimewaan tambahan (features) merupakan ciri-ciri atau

keistimewaan tambahan atau pelengkap.

3. Daya tahan (durability) menunjukkan usia produk, yaitu jumlah

pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau

rusak.

4. Estetika (asthethic) atau keindahan tampilan produk yang

membuat konsumen suka.

b) Promosi (X2)

Promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong

keinginan dan untuk mencoba atau membeli suatu produk/jasa.

(Kotler dan Armstrong (2014)

Menurut Kotler, & Armstrong (2000) pengukuran promosi dapat

menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Advertising merupakan suatu bentuk dari komunikasi

impersonal yang digunakan oleh perusahaan.

2. Personal Selling merupakan suatu bentuk interaksi langsung

dengan suatu calon pembeli.

3. Sales Promotion merupakan bentuk langsung melalui

penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk.


51

4. Public Relation merupakan stimulasi non personal terhadap

permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya.

5. Direct Marketing merupakan bauran komunikasi promosi

dengan pemasaran langsung.

c) Design (X3)

Desain yang baik bagi perusahan merujuk pada kemudahan dalam

pembuatan dan distribusi. Sedangkan bagi konsumen, desain

yang baik adalah produk yang indah atau bagus untuk dilihat,

mudah di buka, dipasang, digunakan, diperbaiki, dan dibuang.

(Kotler dan Keller, 2012)

Menurut Kotler (2005), pengukuran desaign dapat menggunakan

indikator sebagai berikut:

6. Mutu kesesuaian mengacu pada tingkat di mana desain

produk memenuhi standar target.

7. Daya tahan (Durability) adalah ukuran umur yang diharapkan

dari produk tertentu.

8. Daya Uji (Reliabilitas) adalah ukuran kemungkinan suatu

produk tidak akan berfungsi dengan baik atau rusak selama

periode waktu tertentu.

9. Kemudahan Perbaikan (Repairability) adalah langkah untuk

memperbaiki produk yang rusak atau cacat.

10. Model (Style) adalah gambaran bagaimana konsumen

menyukai produk.
52

2. Variabel terikat (Y)

a) Keputusan Pembelian (Y)

(Kotler dalam Ummu Habibah dan Sumiyati, 2016) mengungkapkan

keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen

menginginkan sesuatu untuk dibeli dan bagaimana membelinya.

Setiap need (kebutuhan keperluan) atau wants (keinginan) atau

campuran keduanya.

(Kotler dalam Ummu Habibah dan Sumiyati, 2016) mengungkapkan

indikator dari keputusan pembelian adalah:

1. Kemantapan pada sebuah produk Konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian harus dapat menentukan

pilihannya terhadap produk yang diinginkan.

2. Kebiasaan dalam membeli dan menggunakan product biasanya

didasari dengan penggunaan dari product tersebut sebelumnya.

3. Memberi rekomendasi kepada orang lain merupakan suatu

Pelanggan yang sering membeli suatu produk, maka pelanggan

tersebut secara tidak langsung merasakan kepuasan dari

produk itu dan akan mampu merekomendasikan produk

tersebut kepada orang disekitarnya.

4. Pengevaluasian terhadap produk Setelah memakai dari suatu

produk, konsumen biasanya melakukan evaluasi terhadap

produk yang telah digunakannya.


53

5. Melakukan pembelian ulang merupakan konsumen yang

merasa puas tentu suatu saat akan membeli lagi.

BAB IVa

HASILaPENELITIANa

4.1. Krateristik Respondena

Dalam karakteristik responden yang dibuat dalam penelitian ini

tergambarkan dalam kuesioner yang penulis bagikan kepada responden,

dimana karakteristiknya di antaranya: jenis kelamin, usia, dan pendidikan

terakhir. Maka penulis akan menjabarkan untuk jenis kelamin, usia, dan

pendidikan terakhir dari responden dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 100 orang sebagai berikut:

4.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin penelitian memiliki kriteria responden

untuk membedakan responden Laki-laki dan Perempuan. Berikut ini


54

penyajian data responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat

dari tabel 4.1 :

Tabel 4.1

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 68 68%

Perempuan 32 32%

TOTAL 100 100%

Sumber: Data diolah, 2022

Berdasarkan data deskriptif dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa

persentase responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 68 orang

dengan persentase sebesar 68%, sedangkan perempuan sebanyak 32

orang dengan persentase 32% . Menunjukkan bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini dapat dijadikan

indikasi bahwa peminat keputusan pembelian pakaian distro manzone

lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dibandingkan perempuan.

4.1.2 Responden Berdasarkan Usiaa

Berdasarkan Usia dalam penelitian memiliki kriteria untuk

membedakan usia dari responden. Berikut ini penyajian data responden

yang berdasarkan usia yang dapat dilihat dari tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2a
55

Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persen

18-20 Tahun 10 10%

20-30 Tahun 40 40%

30-40 Tahun 34 34%

>40 Tahun 16 16%

TOTAL 100 100%

Sumber: Data Diolah 2022

Berdasarkan data tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden

berdasarkan usia 18-20 tahun sebanyak 10 orang responden atau 10%,

berusia 20-30 tahun sebanyak 40 orang responden atau 40%, 30-40

tahun sebanyak 34 orang atau 34%, dan diatas 40 tahun sebanyak 16

orang responden atau 16%. Melalui data tersebut dapat disimpulkan

bahwa dari 100 responden sebagai besar peminat keputusan pembelian

pakaian distro manzone dari kalangan remaja dan dewasa yaitu 20-30

tahun.

4.1.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada

tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel. 4.3

Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


56

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

SD 0 0%

SMP 0 0%

SMA/SMK 12 12%

D1-D3 18 18%

S1 46 46%

S2 24 24%

TOTAL 100 100%

Sumber: Data Diolah 2022

Berdasarkan data dari tabel 4.3 dapat dilihat diketahui bahwa

persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir SMA/SMK

sebanyak 12 orang responden dengan persentase sebesar 12%, D1-D3

sebanyak 18 orang responden dengan presentase 18%, S1 sebanyak 46

orang responden dengan presentase 46% sedangkan S2 sebanyak 24

orang responden dengan persentase sebesar 24%. Hal ini dapat dijadikan

indikasi bahwa peminat pembelian pakaian distro manzone pada

responden yang berpendidikan terakhir S1.

4.1.4. Analisis Deskriptif Variabel

a. Variabel Kualitas Produk (X1)

Dalam kaitannya dengan variabel kualitas produk, analisa data

akan didasarkan pada variabel dari kuesioner yang disebarkan. Sebagai


57

variabel independen (X1), kualitas produk dalam penelitian ini diukur oleh

empat indikator yakni : 1) Kinerja, 2) Keistimewaan Tambahan, 3) Daya

Tahan, dan 4) Estetika. Berdasarkan hasil dari olah data kuesioner

terdapat tanggapan responden terhadap variabel kualitas produk dapat

terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4
Rekapitulasi jawaban responden variabel kualitas produk (X1)
Tanggapan Responden
Item
No SS (5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) N Skor Kategori
Pertanyaan
f % f % f % f % f %

Sangat
1 Item X1.1 36 36% 53 53% 11 11% 0 0% 0 0% 100 425
Setuju

Sangat
2 Item X1.2 27 27% 66 66% 7 7% 0 0% 0 0% 100 420
Setuju

Sangat
3 Item X1.3 32 32% 53 53% 15 15% 0 0% 0 0% 100 417
Setuju

Sangat
4 Item X1.4 43 43% 46 46% 11 11% 0 0% 0 0% 100 432
Setuju

Sumber : Data Kuesioner diolah, 2022

b. Variabel Promosi (X2)

Dalam kaitannya dengan variabel promosi, analisa data akan

didasarkan pada variabel dari kuesioner yang disebarkan. Sebagai

variabel independen (X2), promosi dalam penelitian ini diukur oleh lima

indikator yakni : 1) Advertising, 2) Personal Selling, 3) Sales Promotion, 4)

Public Relation, dan 5) Direct Marketing. Berdasarkan hasil dari olah data

kuesioner terdapat tanggapan responden terhadap variabel promosi dapat

terlihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5
Rekapitulasi jawaban responden variabel promosi (X2)
58

Tanggapan Responden

No Item Pertanyaan SS (5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) N Skor Kategori

f % f % f % f % f %

Sangat
1 Item X2.1 49 49% 51 51% 0 0% 0 0% 0 0% 100 449
Setuju

1 Sangat
2 Item X2.2 41 41% 44 44% 15% 0 0% 0 0% 100 426
5 Setuju

Sangat
3 Item X2.3 49 49% 44 44% 7 7% 0 0% 0 0% 100 442
Setuju

Sangat
4 Item X2.4 64 64% 35 35% 1 1% 0 0% 0 0% 100 463
Setuju

Sangat
5 Item X2.5 43 43% 53 53% 4 4% 0 0% 0 0% 100 439
Setuju

Sumber : Data Kuesioner diolah, 2022

c. Variabel Desain (X3)

Dalam kaitannya dengan variabel desain, analisa data akan

didasarkan pada variabel dari kuesioner yang disebarkan. Sebagai

variabel independen (X3), desain dalam penelitian ini diukur oleh lima

indikator yakni: 1) Mutu Kesesuaian, 2) Daya Tahan, 3) Daya Uji, 4)

Kemudahan Perbaikan, dan 5) Model. Berdasarkan hasil dari olah data

kuesioner terdapat tanggapan responden terhadap variabel desain dapat

terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6
Rekapitulasi jawaban responden variabel desain (X3)
Tanggapan Responden

No Item Pertanyaan SS (5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) N Skor Kategori

f % f % f % f % f %

1 Item X3.1 25 25% 68 68% 7 7% 0 0% 0 0% 100 418 Sangat Setuju

2 Item X3.2 25 25% 68 68% 7 7% 0 0% 0 0% 100 418 Sangat Setuju

3 Item X3.3 26 26% 69 69% 5 5% 0 0% 0 0% 100 421 Sangat Setuju

4 Item X3.4 41 41% 46 46% 13 13% 0 0% 0 0% 100 428 Sangat Setuju

5 Item X3.5 50 50% 40 40% 10 10% 0 0% 0 0% 100 440 Sangat Setuju

Sumber : Data Kuesioner diolah, 2022


59

d. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Dalam kaitannya dengan variabel keputusan pembelian, analisa

data akan didasarkan pada variabel dari kuesioner yang disebarkan.

Sebagai variabel dependen (Y), kerja dalam penelitian ini diukur oleh lima

indikator yakni : 1) Kemantapan Pada Sebuah Produk, 2) Kebiasaan

Dalam Membeli, 3) Memberi Rekomendasi Kepada Orang Lain, 4)

Pengevaluasian Terhadap Produk, dan 5) Melakukan Pembelian Ulang.

Berdasarkan hasil dari olah data kuesioner terdapat tanggapan responden

terhadap variabel keputusan pembelian dapat terlihat pada tabel 4.7

dibawah ini.

Tabel 4.7
Rekapitulasi jawaban responden variabel keputusan pembelian (Y)
Tanggapan Responden

No Item Pertanyaan SS (5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) N Skor Kategori

f % f % f % f % f %

1
1 Item Y.1 37 37% 53 53% 10% 0 0% 0 0% 100 427 Sangat Setuju
0

2 Item Y.2 30 30% 61 61% 9 9% 0 0% 0 0% 100 421 Sangat Setuju

1
3 Item Y.3 34 34% 54 54% 12% 0 0% 0 0% 100 422 Sangat Setuju
2

1
4 Item Y.4 41 41% 46 46% 13% 0 0% 0 0% 100 428 Sangat Setuju
3

1
5 Item Y.5 50 50% 40 40% 10% 0 0% 0 0% 100 440 Sangat Setuju
0

Sumber : Data Kuesioner diolah, 2022

4.2. Instrumen Penelitian

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat

menentukan kualitas hasil penelitian. Setelah mendapatkan data


60

kuesioner dari 100 responden peminat baju manzone, maka dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian.

4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner

yang disusun mampu mengukur indikator yang hendak diukur atau

dianalisis dengan cara menggunakan alat ukur. Pengujian validitas ini

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.

Untuk mendapatkan kehandalan alat ukur secara utuh dari

kuesioner tersebut, dicari koefisien korelasi menggunakan r tabel dengan

taraf signifikansi 5% atau 0,05, dari sini di dapat nilai df=n-2, df=100-2=98.

Pada table distribusi nilai r tabel untuk signifikansi 5%, didapatkan angka r

table =0,1975 selanjutnya dibandingkan nilai r yang didapat dari table r

dengan r hasil perhitungan. Jika r ditabel r < r hasil hitungan, maka

pernyataan itu valid.

a. Variabel Kualitas Produk (X1)

Hasil uji validitas variabel kualitas produk dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.8

Uji Validitas Kualitas Produk (X1)

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X2.1 0.777 0.1975 Valid
X2.2 0.778 0.1975 Valid
X2.3 0.778 0.1975 Valid
61

X2.4 0.638 0.1975 Valid


X2.5 0.786 0.1975 Valid
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan setiap item pernyataan pada

variabel kualitas produk diperoleh r hitung > r tabel dapat disimpulkan

setiap item pernyataan dinyatakan valid.

b. Variabel Promosi (X2)

Hasil uji validitas variabel promosi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Uji Validitas Promosi (X2)

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X2.1 0.777 0.1975 Valid
X2.2 0.778 0.1975 Valid
X2.3 0.778 0.1975 Valid
X2.4 0.638 0.1975 Valid
X2.5 0.786 0.1975 Valid
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan setiap item pernyataan pada

variabel promosi diperoleh r hitung > r tabel dapat disimpulkan setiap

item pernyataan dinyatakan valid.

c. Variabel Design (X3)

Hasil uji validitas variabel design dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Uji Validitas Design (X3)

Item r-hitung r-tabel Keterangan


X3.1 0.632 0.1975 Valid
X3.2 0.662 0.1975 Valid
X3.3 0.670 0.1975 Valid
X3.4 0.589 0.1975 Valid
62

X3.5 0.652 0.1975 Valid


Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan setiap item pernyataan pada

variabel design diperoleh r hitung > r tabel dapat disimpulkan setiap

item pernyataan dinyatakan valid.

d. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Hasil uji validitas variabel keputusan kerja dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.11

Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Item r-hitung r-tabel Keterangan


Y.1 0.750 0.1975 Valid
Y.2 0.705 0.1975 Valid
Y.3 0.762 0.1975 Valid
Y.4 0.730 0.1975 Valid
Y.5 0.744 0.1975 Valid
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan setiap item pernyataan pada

variabel keputusan kerja diperoleh r hitung > r tabel dapat disimpulkan

setiap item pernyataan dinyatakan valid.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau

konstruksi. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban

seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Suatu kuesioner dikatakan relaibel atau handal jika memberikan nilai


63

Cronbach Alpha di atas 0,06. Hasil uji reliable disajikan pada table berikut

ini.

Tabel 4.12

Uji Reabilitas

Cronbach's
Variabel Standar Keterangan
Alpha
Kualitas Produk (X1) 0.728 0.60 Realible
Promosi (X2) 0.804 0.60 Realible
Design (X3) 0.629 0.60 Realible
Keputusan Pembelian (Y) 0.791 0.60 Reablible
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa nilai Cronbach

Alpha 0, yang lebih besar dari 0,6 berarti bahwa nilai koefisien baik,

karena semua indikator yang diuji mempunyai tingkat reliabilitas yang

baik.

4.3. Uji Hipotesis

4.3.1. Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variable

bebas terhadap variable terikat. Setelah dilakukan pengujian dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistics 25, didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.514 .986 -4.576 .000
64

Kualitas Produk (X1) .810 .053 .640 15.337 .000


Promosi (X2) .177 .041 .163 4.335 .000
Design (X3) .388 .051 .307 7.648 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Dalam penelitian ini digunakan hasil uji regresi yang

unistandardized dikarenakan untuk menyamakan ukuran variabel

independen yang tidak sama. Keuntungan menggunakan hasil regresi

yang unistandardized yaitu mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran

pada variabel independen. Selain itu hasil uji regresi yang unistandardized

digunakan karena ingin melihat tingkat prioritas.

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan tersebut, maka

persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = -4,514 + 0,810X1 + 0,177X2 + 0,388X3

Berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar -4,514 dapat diartikan bahwa kenaikan

variabel atau nilai dari kualitas produk (X1), promosi (X2) dan design

(X3), maka besar variabel dependen keputusan pembelian (Y) sebesar

-4,514 persen. Hal ini menandakan apabila variabel independen yang

meliputi kualitas produk (X1), promosi (X2) dan design (X3) maka skor

keputusan pembelian (Y) adalah -4,514.

2. Nilai koefisien beta pada variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,810

artinya setiap perubahan variabel kualitas produk (X1) sebesar satu

satuan maka akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian

(Y) sebesar 0,810, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap.


65

Peningkatan satu satuan pada variabel kualitas produk (X1) akan

meningkatkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,810 satuan,

sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel kualitas produk (X1)

akan menurunkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,810 satuan.

3. Nilai koefisien beta pada variabel promosi (X2) sebesar 0,177 artinya

setiap perubahan variabel promosi (X2) sebesar satu satuan maka

akan mengakibatkan perubahan-perubahan keputusan pembelian (Y)

sebesar 0,177 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap.

Peningkatan satu satuan pada variable promosi (X2) akan

meningkatkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,177 satuan,

sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel promosi (X2) akan

menurunkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,177 satuan.

4. Nilai koefisien beta pada variabel design (X3) sebesar 0,388 artinya

setiap perubahan variabel design (X3) sebesar satu satuan maka akan

mengakibatkan perubahan-perubahan keputusan pembelian (Y)

sebesar 0,388 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap.

Peningkatan satu satuan pada variabel design (X3) akan

meningkatkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,388 satuan,

sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel design (X3) akan

menurunkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,388 satuan.

4.3.2. UjiaSecaraaParsiala (Uji – t ) a

Untuk membuktikan hipotesis secara parsial digunakan uji T yaitu

untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas


66

secara parsial atau sendiri-sendiri dalam menjelaskan variabel terikat

sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi

variabel terikat yaitu kerja dari ketiga variabel bebas yang diteliti dalam

penelitian ini. Uji T dapat diketahui berdasarkan data pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.14

Hasil Uji T

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.514 .986 -4.576 .000
Kualitas .810 .053 .640 15.337 .000
Produk (X1)
Promosi (X2) .177 .041 .163 4.335 .000
Design (X3) .388 .051 .307 7.648 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Hasil analisis Uji T diatas adalah sebagai berikut :

1) Pengujian hipotesis pertama (H1)

Diketahui Nilai t hitung pada variabel kualitas produk (X1) adalah

15,337 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 15,337

> nilai t tabel 1.6605 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas

signifikansi α = 0,05 maka secara parsial kualitas produk (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(Y).

Hipotesis 1 diterima.
67

2) Pengujian hipotesis kedua (H2)

Diketahui Nilai t hitung pada variabel sanksi promosi (X2) adalah

4,355 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 4,355 >

nilai t tabel 1.6605 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas

signifikansi α = 0,05 maka secara parsial promosi (X2) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Hipotesis 2 diterima.

3) Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Diketahui Nilai t hitung pada variabel design (X3) adalah 7,648

dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 7,648 > nilai t

tabel 1.6605 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi

α = 0,05 maka secara parsial design (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Hipotesis 3 diterima.

4.3.3. Uji Secara Serempak (Uji – F)

Uji F bertujuan untuk menguji apakah varian populasi kedua

sampel tersebut sama ataukah berbeda secara signifikan. Untuk

menunjukkan apakah keseluruhan variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel tak bebas, perumusan hipotesisnya adalah :

Tabel 4.15

Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
68

1 Regression 503.665 3 167.888 288.351 .000b


Residual 55.895 96 .582
Total 559.560 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)


b. Predictors: (Constant), Design (X3), Promosi (X2), Kualitas Produk (X1)
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikansi untuk

pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y adalah 0,000 < 0,05

dan nilai F hitung 288,351 > F tabel 3,09, sehingga dapat disimpulkan

bahwa H4 diterima yang berarti terdapat pengaruh positif kualitas produk

(X1), promosi (X2) dan desoign (X3) secara simultan terhadap keputusan

pembelian (Y).

4.3.4. UjiaKoefisienaDeterminasia (R2)

Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R Square yang

dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16

Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .949 a
.900 .897 .76304
a. Predictors: (Constant), Design (X3), Promosi (X2), Kualitas Produk (X1)
Sumber: Data Diolah SPSS versi 25, 2022

Tabel diatas menunjukkan nilai r hitung (0,949) > r tabel 0.1975,

berarti hubungan secara bersama-sama antara variabel dependen dan

variabel independen sangat kuat dengan nilai R square (Koefisien


69

determinasi) sebesar 0,900 yang artinya 90% dari kerja dipengaruhi oleh

kualitas produk, promosi, dan design sedangkan sisanya dipengaruhi

sebab-sebab lain yang diteliti pada penelitian ini.

Dari hasil analisis diatas dapat diambil kesimpulan jika tingkat

pengaruh antara variabel berada pada kategori sangat kuat yaitu 0,949

dan koefisien determinasi ( R square) adalah 0,900 kontribusi kualitas

produk, promosi dan design terhadap keputusan pembelian adalah 90%,

sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain.


70

BAB V

PEMBAHASANa

5.1. PengaruhaKualitas Produk TerhadapaKeputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan

perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Keputusan pembelian

merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan

suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan

memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang

mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh

pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan

yang terorganisir (Aldi : 2012). Dari hasil uji T diketahui nilai t hitung

pada variabel kualitas produk (X1) adalah 15,337 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 15,337 > nilai t tabel 1.6605

dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05

maka secara parsial kualitas produk (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

5.2. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:501), promosi merupakan

insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan dan untuk

mencoba atau membeli suatu produk/jasa. Keputusan pembelian

merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan


71

suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan

memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang

mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh

pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan

yang terorganisir (Aldi : 2012). Dari hasil Uji T diketahui nilai t

hitung pada variabel sanksi promosi (X2) adalah 4,355 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 4,355 > nilai t tabel

1.6605 dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α =

0,05 maka secara parsial promosi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

5.3. Pengaruh Design Terhadap Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2012:332) mendefinisikan “Design is the totality of

features that affect how a product looks, feels, and functions to a

consumer.”. Hal itu berarti bahwa desain merupakan totalitas fitur

yang mempengaruhi bagaimana sebuah produk terlihat, terasa, dan

berfungsi bagi konsumen. Lebih lanjut menurut Kotler dan Keller

(2012), desain yang baik bagi perusahan merujuk pada kemudahan

dalam pembuatan dan distribusi. Sedangkan bagi konsumen, desain

yang baik adalah produk yang indah atau bagus untuk dilihat, mudah

di buka, dipasang, digunakan, diperbaiki, dan dibuang. Keputusan

pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau

menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah

diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko


72

yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil

oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah

keputusan yang terorganisir (Aldi : 2012). Dari hasil uji T diketahui

nilai t hitung pada variabel design (X3) adalah 7,648 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Karena nilai t hitung 7,648 > nilai t tabel 1.6605

dan tingkat signifikansi 0,000 < probabilitas signifikansi α = 0,05

maka secara parsial design (X3) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian (Y).

5.4. PengaruhaKualitas Produk, aPromosi, Design

TerhadapaKeputusan Pembelian

Dari hasil penelitian di atas diketahui nilai signifikansi untuk

pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y adalah 0,000

< 0,05 dan nilai F hitung 288,351 > F tabel 3,09, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H4 diterima yang berarti terdapat pengaruh

positif kualitas produk (X1), promosi (X2) dan desoign (X3) secara

simultan terhadap keputusan pembelian (Y).


73

BAB VI

PENUTUP

1.1. Kesimpulana

aBerdasarkan hasilapenelitian dan kajianayang telah diuraikan

sebelumnya, amaka dapat disimpulkanamenjadi beberapa halasebagai

berikuta:

1. Secaraaparsial Kualitas Produka berpengaruh positifadan signifikan

terhadapa Keputusan Pembelian pakaian distro Manzone.

2. Secaraaparsial Promosiaberpengaruh positifadan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian pakaian distro Manzone.

3. Secaraaparsial Design berpengaruhapositif dan

signifikanaterhadap Keputusan Pembelian pakaian distro Manzone.

4. Secaraasimultan Kualitas Produk, Promosi, dan Design

berpengaruhasignifikan terhadap Keputusan Pembelian pakaian

distro Manzone.

1.2. Sarana

Berdasarkanahasil analisis dataayang dilakukan dapataditarik

beberapaasaran yang dapatadipertimbangkan oleh kepala toko baju distro

Manzoneadalam meningkatkan keputusan pembelian, yaitua:

1. Kualitas produk mempunyaiapengaruh dominan terhadapa

keputusan pembelian pakaian distro Manzone. maka diharapkan

pihakakepala tokoaperlu untuk lebih meningkatkan kualitas produk

pada toko, semakin abaik kualitas produk yang dijual tokoamaka


74

akan semakin meningkat pulaakeputusan pembelian pakaian

distro Manzone.

2. Kepala toko Manzoneaberusaha untukaterus melakukan

promosiadi ditingkatkan. Dari hasilapenelitian yang

dilakukanaterhadap 100aresponden, promosi yang dilakukan oleh

pegawai toko Manzone sudah baik danaperlu untukaterus

dikembangkan. a

3. Design adalahasalah satu faktorayang mampu menarik konsumen

dalam melakukan keputusan pembelian pakaian distro Manzone.

Design Pakaian Manzone sudahamemiliki dampak yangapositif

terhadap keputusan pembelian pakaian. Akan tetapi Tim Desainer

Manzone harus tetap update terhadap model design agar

keputusan pembelian konsumen semakin meningkat.

4. Bagiapenelitiaselanjutnya, sebaiknya juga melakukanapenelitian

terhadap variabelalain di luar variabelakualitas produk, promosi dan

design yang turut mempengaruhi keputusanapembelian .


2

LAMPIRAN KUESIONER

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, DAN DESIGN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN DISTRO KOTA
MAKASSAR
I. Pengantar

Dalam rangka menyelesaikan skripsi di Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMKOP Makassar, saya

bermaksud mengadakan penelitian terhadap Bapak/Ibu masyarakat kota

Makassar. Tujuan penelitian ini mengetahui Pengaruh Kualitas Produk,

Promosi, dan Design Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Distro Kota

Makassar.

Berkaitan dengan ini, saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk

menjawab pertanyaan dalam kuesioner penelitian dengan sebaik-baiknya.

Kuesioner/angket ini bukan tes, sehingga tidak ada jawaban benar atau

salah. Jawaban yang paling baik adalah sesuai dengan keadaan diri

Bapak/Ibu yang sebenarnya. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan semata-

mata demi kepentingan ilmu pengetahuan dan peneliti menjamin

kerahasiannya. Jawaban Bapak/Ibu juga tidak akan mempengaruhi nilai

Bapak/Ibu atau nama baik instansi/perusahaan.

Atas bantu Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Makassar
Hormat saya,

Jusyono
3

II. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan

3. Usia :

4. Lama Bekerja :

5. Pendidikan Terakhir :

a. SD

b. SMP

c. SMA/SMK

d. D1 – D3

e. Sarjana (S1)

f. Pasca Sarjana (S2)


4

III. Petunjuk Pengisian

1. Kajian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh

Kualitas Produk, Promosi, dan Design Terhadap Keputusan

Pembelian Pakaian Distro Kota Makassar

2. Bapak/Ibu/ Saudara/I yang terpilih menjadi responden, dimohon

untuk mengisi seluruh instrument ini sesuai dengan pengalaman,

pengetahuan, persepsi, dan keadaan yang sebenarnya.

3. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/I tidak memiliki dampak negative bagi

siapapun.

4. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi instrument ini secara

objektif sangat besar artinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan

guna mendapatkan masukan yang akurat dalam rangka

menyelesaikan skripsi S-1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) AMKOP Makassar.

5. Berilah tanda cek (√) pada jawaban yang dianggap paling sesuai

dengan keadaan dan situasi sekrang ini.

6. Keterangan pilihan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

CS : Cukup Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju


5

IV. Pernyataan

KUALITAS PRODUK

PENILAIAN
NO PERNYATAAN
SS S CS TS STS

1 Bapak/Ibu setuju bahwa kinerja

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

2 Bapak/Ibu setuju bahwa Keistimewaan

tambahan mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian

Pakaian Distro Kota Makassar?

3 Bapak/Ibu setuju bahwa Daya tahan

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

4 Bapak/Ibu setuju bahwa Estetika

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?
6

PROMOSI

PENILAIAN
NO PERNYATAAN
SS S CS TS STS

1 Bapak/Ibu setuju bahwa Advertising

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

2 Bapak/Ibu setuju bahwa Personal

Selling mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

3 Bapak/Ibu setuju bahwa Sales

Promotion mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian

Pakaian Distro Kota Makassar?

4 Bapak/Ibu setuju bahwa Public Relation

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

5 Bapak/Ibu setuju bahwa Direct

Marketing mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian


7

Pakaian Distro Kota Makassar?

DESIGN

PENILAIAN
NO PERNYATAAN
SS S CS TS STS

1 Bapak/Ibu setuju bahwa Mutu

kesesuaian mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian

Pakaian Distro Kota Makassar?

2 Bapak/Ibu setuju bahwa Daya tahan

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

3 Bapak/Ibu setuju bahwa Daya Uji

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

4 Bapak/Ibu setuju bahwa Kemudahan

Perbaikan mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian

Pakaian Distro Kota Makassar?

5 Bapak/Ibu setuju bahwa Model

mempunyai pengaruh terhadap


8

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENILAIAN
NO PERNYATAAN
SS S CS TS STS

1 Bapak/Ibu setuju bahwa Kemantapan

pada sebuah produk mempunyai

pengaruh terhadap Keputusan

Pembelian Pakaian Distro Kota

Makassar?

2 Bapak/Ibu setuju Kebiasaan dalam

membeli dan menggunakan product

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

3 Bapak/Ibu setuju memberi rekomendasi

kepada orang lain mempunyai

pengaruh terhadap Keputusan

Pembelian Pakaian Distro Kota

Makassar?

4 Bapak/Ibu setuju bahwa

Pengevaluasian terhadap produk


9

mempunyai pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian Pakaian Distro

Kota Makassar?

5 Bapak/Ibu setuju bahwa Melakukan

pembelian ulang mempunyai pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian

Pakaian Distro Kota Makassar?

Prosedur Kredit
(X1) Tota Keputusan Nasabah (Y) Tota
NO
X. X. X. l X2 Y. Y. Y. Y. Y. lY
X.1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
10

2 5 5 5 5 20 3 3 3 3 3 15
3 4 5 4 4 17 4 4 4 5 4 21
4 5 4 5 4 18 3 4 4 3 3 17
5 5 5 5 5 20 4 5 5 4 5 23
6 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
7 4 3 4 5 16 3 5 4 4 5 21
8 4 3 4 4 15 4 3 3 3 4 17
9 4 4 3 3 14 4 5 3 4 3 19
10 4 3 3 5 15 3 3 3 3 4 16
11 4 3 4 4 15 4 4 4 5 4 21
12 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
13 5 5 4 5 19 5 4 5 4 3 21
14 4 4 5 5 18 5 4 4 4 5 22
15 5 5 5 5 20 5 5 3 5 5 23
16 5 4 5 5 19 3 4 4 3 4 18
17 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
18 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
19 5 5 4 5 19 4 4 5 4 5 22
20 4 4 4 5 17 4 3 4 4 4 19
21 4 5 4 5 18 4 4 3 3 5 19
22 4 5 4 5 18 4 4 4 4 4 20
23 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
24 5 4 4 5 18 5 4 5 4 5 23
25 5 5 4 4 18 4 4 4 4 5 21
26 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
27 4 4 5 5 18 4 5 4 3 5 21
28 5 5 5 5 20 4 4 3 5 5 21
29 4 5 5 5 19 5 4 3 4 4 20
30 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
31 4 3 4 4 15 4 4 4 5 4 21
32 4 4 4 5 17 5 4 4 5 5 23
33 5 4 5 5 19 5 4 4 5 4 22
34 4 4 4 4 16 4 4 5 5 4 22
35 5 4 5 5 19 5 4 5 4 5 23
36 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
37 5 5 5 5 20 5 4 5 5 5 24
38 5 5 5 4 19 5 5 5 5 5 25
39 5 4 5 5 19 5 5 5 5 5 25
40 4 4 4 5 17 4 4 4 5 5 22
11

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Design (X3), . Enter
Promosi (X2),
Kualitas Produk
(X1)b
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
b. All requested variables entered.

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .949a .900 .897 .76304
a. Predictors: (Constant), Design (X3), Promosi (X2), Kualitas Produk (X1)

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 503.665 3 167.888 288.351 .000b
Residual 55.895 96 .582
Total 559.560 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)


b. Predictors: (Constant), Design (X3), Promosi (X2), Kualitas Produk (X1)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.514 .986 -4.576 .000
Kualitas Produk .810 .053 .640 15.337 .000
(X1)
Promosi (X2) .177 .041 .163 4.335 .000
Design (X3) .388 .051 .307 7.648 .000
12

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Correlation

Correlations
Kualitas Produk
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 (X1)
X1.1 Pearson Correlation 1 .315** .466** .403** .741**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
X1.2 Pearson Correlation .315 **
1 .429 **
.348 **
.676**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
X1.3 Pearson Correlation .466 **
.429 **
1 .445 **
.797**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
X1.4 Pearson Correlation .403 **
.348 **
.445 **
1 .751**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Kualitas Produk (X1) Pearson Correlation .741** .676** .797** .751** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Promosi (X2)
X2.1 Pearson Correlation 1 .549 **
.563 **
.363 **
.493 **
.777**
13

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100

X2.2 Pearson Correlation .549** 1 .416** .273** .578** .778**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100


X2.3 Pearson Correlation .563** .416** 1 .467** .476** .778**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100

X2.4 Pearson Correlation .363** .273** .467** 1 .403** .638**


Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100


X2.5 Pearson Correlation .493 **
.578 **
.476 **
.403 **
1 .786**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100

Promosi (X2) Pearson Correlation .777 **


.778 **
.778 **
.638 **
.786 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Design (X3)


X3.1 Pearson Correlation 1 .374 **
.659 **
.026 .135 .632**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .795 .181 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.2 Pearson Correlation .374** 1 .478** .164 .219* .662**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .104 .028 .000

N 100 100 100 100 100 100


14

X3.3 Pearson Correlation .659** .478** 1 .061 .134 .670**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .550 .182 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.4 Pearson Correlation .026 .164 .061 1 .439** .589**

Sig. (2-tailed) .795 .104 .550 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.5 Pearson Correlation .135 .219* .134 .439** 1 .652**

Sig. (2-tailed) .181 .028 .182 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

Design Pearson Correlation .632** .662** .670** .589** .652** 1


(X3)

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Keputusan
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Pembelian (Y)
Y.1 Pearson Correlation 1 .360 **
.570 **
.407 **
.435 **
.750**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
15

Y.2 Pearson Correlation .360** 1 .434** .403** .451** .705**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Y.3 Pearson Correlation .570** .434** 1 .409** .404** .762**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Y.4 Pearson Correlation .407 **
.403 **
.409 **
1 .439**
.730**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Y.5 Pearson Correlation .435 **
.451 **
.404 **
.439**
1 .744**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Keputusan Pembelian (Y) Pearson Correlation .750** .705** .762** .730** .744** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.728 4

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
16

Cases Valid 100 100.0


Excluded a
0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.804 5

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.629 5

Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean 4.2500 4.2000 4.1700 4.3200

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
17

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.791 5

Frequency Table
X1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 11 11.0 11.0 11.0
4.00 53 53.0 53.0 64.0
5.00 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 7 7.0 7.0 7.0
4.00 66 66.0 66.0 73.0
5.00 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 15 15.0 15.0 15.0
4.00 53 53.0 53.0 68.0
5.00 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
18

Valid 3.00 11 11.0 11.0 11.0


4.00 46 46.0 46.0 57.0
5.00 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Frequencies
Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.4900 4.2600 4.4200 4.6300 4.3900

Frequency Table
X2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4.00 51 51.0 51.0 51.0
5.00 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 15 15.0 15.0 15.0
4.00 44 44.0 44.0 59.0
5.00 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 7 7.0 7.0 7.0
4.00 44 44.0 44.0 51.0
5.00 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2.4
19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 1.0 1.0 1.0
4.00 35 35.0 35.0 36.0
5.00 64 64.0 64.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 4 4.0 4.0 4.0
4.00 53 53.0 53.0 57.0
5.00 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.1800 4.1800 4.2100 4.2800 4.4000

Frequency Table

X3.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 7 7.0 7.0 7.0
4.00 68 68.0 68.0 75.0
5.00 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X3.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 7 7.0 7.0 7.0
4.00 68 68.0 68.0 75.0
5.00 25 25.0 25.0 100.0
20

Total 100 100.0 100.0

X3.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 5 5.0 5.0 5.0
4.00 69 69.0 69.0 74.0
5.00 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X3.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 13 13.0 13.0 13.0
4.00 46 46.0 46.0 59.0
5.00 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X3.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 10 10.0 10.0 10.0
4.00 40 40.0 40.0 50.0
5.00 50 50.0 50.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Frequencies
Statistics
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 4.2700 4.2100 4.2200 4.2800 4.4000

Frequency Table
21

Y.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 10 10.0 10.0 10.0
4.00 53 53.0 53.0 63.0
5.00 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 9 9.0 9.0 9.0
4.00 61 61.0 61.0 70.0
5.00 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 12 12.0 12.0 12.0
4.00 54 54.0 54.0 66.0
5.00 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 13 13.0 13.0 13.0
4.00 46 46.0 46.0 59.0
5.00 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 10 10.0 10.0 10.0
4.00 40 40.0 40.0 50.0
22

5.00 50 50.0 50.0 100.0


Total 100 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai