Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN DESAIN

KEMASAN TERHADAP MINAT BELI


PADA BROWCYL MAKASSAR

Proposal

Program Studi Manajemen

Diajukan oleh :

KONSENTRASI BISNIS DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI NOBEL INDONESIA
MAKASSAR
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Zaman modern yang terjadi saat ini, perusahaan dituntut untuk

menghasilkan produk baru yang dapat bersaing dengan produk lain bila ingin terus

bertahan dalam arus persaingan bisnis. Perusahaan dapat menjadi pemenang dan

bertahan dalam arus persaingan bisnisnya bila perusahaan mampu menjaring

konsumen sebanyak- banyaknya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

perusahaan harus memikirkan cara agar produknya mempunyai nilai lebih dan

semakin diminati konsumen. Kreativitas dalam menciptakan produk yang

berkualitas sesuai dengan harapan konsumen tentu akan sangat diperlukan agar

konsumen tetap berminat untuk membeli produk tersebut. Sehubungan dengan itu

perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang bagus dalam menentukan

segmen pasar yang ingin diraih, harga, produk yang bersaing serta kualitas produk

yang sesuai dengan harapan konsumen.

Era globalisasi dan seiring dengan perkembangan zaman perusahaan

dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu,

perusahaan mencoba selalu memahami kebutuhan konsumen agar mendapatkan

tempat dibenak konsumen. Perkembangan teknologi tersebut membawa dampak

bagi masyarakat umum sekaligus membentuk perilakunya. Masyarakat dituntut

menjadi aktif dan dinamis untuk mendapatkan suatu produk.


2

Pada tahun 2010 tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 259.940.857

jiwa. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai lahan bisnis yang potensial

untuk memasarkan bermacam produk (Ariwahyudi.web.id, 2016). Tumbuhnya

perekonomian Indonesia secara makro, membawa dampak yang baik terhadap

daya beli konsumen. Salah satu sektor yang berkembang adalah usaha industri

makanan (kuliner), terkhusus di Makassar sendiri terdapat 1700 pendaftar UMKM

yang ingin mendapatkan pembinaan dalam hal startup food and beverage berbasis

dalam jaringan (Antaranews.com, 2020). Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan minat beli pelanggan khususnya di kota Makassar.

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan seorang pelanggan memiliki

minat beli adalah faktor produk (product) dan harga (price) (Abdurachman,

2004). Pada produk, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan pelanggan

berminat untuk melakukan pembelian, diantaranya kemasan dan kualitas dari

produk itu sendiri (Sherman, 2017; anekamesinpengemas.com, 2020).

Kemasan adalah salah satu kunci dalam menjaga kualitas produk, Kotler

dan Amstrong (2012) mengungkapkan“packaging involves designing and

producing the container or wrapper for a product” yang berarti kemasan

melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi untuk melindungi produk.

Kemasan selalu melibatkan desain agar pesan produk tersampaikan kepada

konsumen, fungsi kemasan sendiri saat ini untuk melindungi produk sebagai

media pemasaran yang jitu.


3

Kotler dan Amstrong (2008), mengatakan bahwa “kualitas produk

merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing”. Jadi

hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat,

dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dibandingkan

perusahaan lain.

Selain desain kemasan dan kualitas produk yang harus diperhatikan dalam

minat membeli pelanggan, harga juga merupakan salah satu atribut diantara

beberapa atribut lain dalam minat beli konsumen. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga

konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke

merek lain yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang

disukainya mungkin tidak akan beralih ke merek yang lain (Palilati, 2004).

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), “harga adalah sejumlah uang yang

ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa”.

Postingan instagram @jajanan_makassar (2021) menunjukkan adanya

peningkatan ragam jajanan dessert di kota Makassar yang menjadi acuan para

penikmat dessert untuk mencicipi beragam dessert yang ada. Browcyl merupakan

salah satu brand lokal Makassar yang mulai menjajaki dunia kulineran berupa

jajanan dessert, akibat adanya tren dessert yang lagi booming di kota Makassar.

Sejak dibukanya Browcyl minat beli pelanggan mengalami peningkatan,

Sehingga peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui pengaruh kualitas produk,

harga dan desain kemasasn terhadap minat beli konsumen pada Browcyl.
4
1.1 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan

yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Kualitas produk, harga dan desain kemasan berpengaruh secara

parsial terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl ?

2. Apakah Kualitas produk, harga dan desain kemasan berpengaruh secara

simultan terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl

3. Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada

produk Browcyl ?

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh desain kemasan, kualitas produk dan harga

secara parsial terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl

2. Untuk mengetahui pengaruh desain kemasan, kualitas produk dan harga

secara simultan terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl

Untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap minat

beli konsumen pada produk Browcyl

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitan ini adalah:

1. Bagi Peneliti: untuk menerapkan teori dan konsep yang didapatkan selama

perkuliahan.

2. Bagi Konsumen: untuk memberikan sumbangan pikiran dan informasi yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap minat beli

konsumen.

3. Bagi UMKM: Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu

masukan untuk meningkatkan omzet penjualan dari aspek desain kemasan,

kualitas produk, dan harga.


5
6
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009) Pemasaran adalah proses sosial baik

oleh individu maupun kelompok dalam memperoleh apa yang mereka inginkan

dan butuhkan melalui penciptaan. Jadi dapat disimpulkan pemasaran merupakan

suatu proses memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui kegiatan

penciptaan, komunikasi, penawaran barang dan jasa yang bernilai sehingga

tercipta hubungan yang erat dan bermanfaat.

Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagi “seni

menjual produk”. Akan tetapi pada kenyataannya bagian penting dari pemasaran

adalah bukan hanya penjualan. Penjualan hanya sebagai bagian kecil dari

pemasaran. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, menetapkan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

organisasi.

Menurut Hurriyati (2008), menyatakan bahwa bauran pemasaran

merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan

digunakan dengan tepat. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran

dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Kotler (2008), menyatakan bahwa Marketing Mix merupakan

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy dalam Kotler dan

Keller (2008),
8

mengklasifikasikan Marketing Mix menjadi empat besar kelompok yang disebut

dengan 4P tentang pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga), Place

(tempat), dan Promotion (promosi). Penelitian ini berfokus pada product (produk)

dan price (harga).

2.2 Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan yang dapat

dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Adisaputro (2010) produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk diamati, disukai dan dibeli untuk memuaskan suatu

kebutuhan atau keinginan. Karena itu, produk dapat diartikan sebagai kelompok

nilai yang memberikan kepuasan terhadap pemakainya.

Bagian dari produk yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya

adalah desain kemasan, kualitas produk, dan harga.

2.3 Desain Kemasan

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007) desain kemasan adalah bisnis

kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan

elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim,

mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di

pasar. Pada akhirnya, desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan

mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Melalui
9

metode desain yang komprehensif, desain kemasan menggunakan banyak sarana

untuk menangani masalah pemasaran yang rumit. Brainstorming, eksplorasi,

eksperimen, dan pemikiran strategis adalah beberapa cara dasar di mana informasi

visual dan verbal menjadi suatu konsep, ide, atau strategi desain. Melalui strategi

desain produk yang disusun dengan efektif, informasi produk disampaikan kepada

konsumen.

Fungsi desain terletak antara fungsi-fungsi pemasaran dan operasi

(Lockyer, 1990). Fungsi ini menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pasar yang

ditentukan oleh bagian pemasaran, kemudian oleh unit operasi dibuat ke dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga memuaskan kebutuhan tersebut. Desain

kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan

semua orang dari berbagai latar belakang, minat dan pekerjan yang berbeda.

Apabila kualitas desain rendah, produk tersebut tidak akan memuaskan kebutuhan

(Lockyer, 1990).

Segi yang paling penting dari desain, dengan memperhatikan pencapaian

kualitas produk yang diminta, adalah spesifikasi. Speifikasi menjelaskan dan

mendefinisikan produk tersebut dan haruslah merupakan rancangan komprehensif

dari semua aspeknya yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

(Lockyer, 1990).

Dari sudut pandang perusahaan, sebuah produk yang didesain dengan

baik akan mudah dibuat dan didistribusikan. Dari sudut pandang konsumen,

produk yang didesain dengan baik akan menyenangkan untuk dipandang, mudah

dibuka, dipasang dan dipelajari cara penggunaannya, digunakan, diperbaiki dan

pada akhirnya diibuang (Kotler, 1997).


10

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007) dalam desain kemasan, prinsip

dasar desain disesuaikan untuk memenuhi tujuan setiap tugas-tugas desain.

Panduan ini membantu mendefinisikan bagaimana warna, tipografi, struktur, dan

citra diaplikasikan dalam suatu tata letak desain untuk menciptakan kesan

keseimbangan, intensitas, proporsi, dan penampilan yang tepat. Inilah yang

membuat elemen-elemen desain membentuk atribut komunikatif suatu desain

kemasan.

Para tenaga pemasar pada akhirnya bertanggung jawab untuk

menentukan karakteristik yang membedakan produk mereka dan menyediakan

kekontrasan yang jelas antar produk. Sehingga desain kemasan poduk mampu

memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada konsumen, dan satu poin

pembanding, sebuah pembelian telah dimotivasi (Pujiyanto, 2003).

Menurut Kotler (2002), perusahaan harus memilih cara-cara yang

dengannya ia berusaha untuk membedakan dirinya dengan para pesaingnya. Suatu

perbedaan yang layak dilakukan jika memenuhi kriteria:

1) Penting, perbedaan tersebut membawa manfaat yang bernilai tinggi terhadap

sejumlah besar pembeli.

2) Kekhususan, perbedaan tersebut tidak dilakukan oleh yang lainnya atau

dilakukan dalam cara yang khusus oleh perusahaan.

3) Superior, perbedaan tersebut adalah superior terhadap cara lain untuk

mendapatkan manfaat yang sama.

4) Dapat dikomunikasikan, perbedaan tersebut dapat dikomunikasikan dan

dapat dilihat pembeli.


11

5) Primitif, perbedaan terebut tidak dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan

saingan.

6) Terjangkau, pembeli mampu membayar perbedaan tersebut.

7) Menguntungkan, perusahan akan untung bila memperkenalkan perbedaan

tersebut.

2.4 Kualitas Produk

Menurut Crosby (dalam Wahyuni, Siulistiyowati, dan Khamim, 2015)

kualitas adalah barang/jasa yang memenuhi spesifikasi/persyaratan pelanggan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas adalah karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Kualitas merupakan hal yang

perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat

kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan suatu konsumen

yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.

2.4.1 Enam elemen kualitas produk

Kualitas produk terdiri atas enam elemen, yaitu:

a) Kinerja, merupakan elemenkualitas produk yang berkaitan langsung

dengan bagaimana suatu produk dapat menjalankan fungsinya untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

b) Reliabilitas, merupakan daya tahan produk selama dikonsumsi.

c) Fitur, merupakan fungsi-fungsi sekunder yang ditambahkan pada suatu

produk.
12

d) Keawetan (durability), merupakan dimensi kualitas produk yang

menunjukkan suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis

maupun waktu. Produk dikatakan awet jika dapat bertahan dalam

pemakaian yang berulang-ulang.

e) Konsistensi, merupakan elemen yang menunjukkan seberapa jauh suatu

produk bisa memenuhi standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang

mempunyai konsistensi tinggi berarti sesuai dengan standar yang

ditentukan.

f) Desain, merupakan aspek emosional untuk memengaruhi kepuasan

konsumen sehingga desain kemasan ataupun bentuk produk akan turut

memengaruhi persepsi kualitas produk tersebut.

2.4.2 Indikator kualitas roduk

Tjiptono (2008), untuk menentukan kualitas produk, terdapat beberapa

dimensi, antara lain:

a) Ciri-ciri keistimewaan tambahan (features)

b) Kesesuaian dan spesifikasi (conformance to specification)

c) Daya tahan (durability)

d) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

2.5 Harga

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) harga didefinisikan secara

sempit adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Secara

luas didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau

jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsusmen atas manfaat-manfaat karena
13

memiliki atau menggunakan produk tersebut. Harga menurut Umar (2002) adalah

sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau

menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual

melalui tawaran-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang

sama terhadap pembeli. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Pranata (2015)

mengatakan harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk

atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai konsumen tukarkan untuk

jumlah manfaat dengan memiliki ata menggunakan suatu barang atau jasa. Dapat

disimpulkan bahwa untuk menikmati suatu produk atau jasa konsumen dibebani

sejumlah uang untuk ditukarkan.

Bagi suatu perusahaan, harga merupakan faktor yang penting untuk

menentukan keberhasilan pemasaran. Harga sangat berpengaruh terhadap

pendapatan laba bersih perusahaan, selain itu juga adanya harga yang dapat

bersaing dengan produk lainnya akan membentuk keunggulan bersaing suatu

produk di mata konsumen. Harga menjadi sangat penting, karena akan

berpengaruh luas pada perusahaan. Menurut Angipora Marius (2002):

1. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar.

2. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan

mempengaruhi market sharenya.

3. Harga akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan sejumlah

pendapat dan keuntungan bersih.

4. Harga barang juga mempengaruhi program pemasaran perusahaan.


14

2.5.1 Indikator harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) ada 4 indikator yang mencirikan

harga, yaitu:

a) Keterjangkauan harga.

b) Kesesuaian harga dengan kualitas harga.

c) Daya saing harga.

d) Kesesuaian harga dengan manfaat.

2.6 Minat Beli

Menurut Kotler dan Keller (dalam Winahyu, 2015) mengatakan bahwa

minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternative dan didalam proses

evaluasi, seseorang akan membuat sesuatu rangkaian pilihan mengenai produk

yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat. Sehingga sudah sewajarnya

jika segala kegiatan perusahaan harus ada selalu dicurahkan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen akan memutuskan membeli

produk tersebut, dan pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba

akan tercapai (Stanton, dalam Winahyu 2015)

2.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Kotler dan Keller (dalam Tati, Suharyono dan Yulianto, 2015) mengatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli terdiri dari 2 faktor eksternal,

yait perilaku orang lain dan situasi tak terduga. Minat beli berawal dari

ketertarikan dan keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Untuk menilai

minat beli, yaitu :


15

a) Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu

produk (barang dan jasa)

b) Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik

pada konsumen.

c) Keinginan, berlanjut pada erasaan untuk menginginkan atau memiliki

produk tersebut.

d) Keyakinan, keyakinan akan timbul pada diri konsumen terhadap

produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir)

untuk memperoleh produk yang disebut tindakan pembelian.

e) Keputusan (Kinnear dan Taylor dalam Tati, Suharyono, dan Yulianto

2015)

2.6.2 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (dalam Eva, 2016) minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator-indikator sebagai berikut.

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk.

b) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c) Minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya

dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan, perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.


16

2.7 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi

penulis, diantaranya:

No Nama Judul Metode Hasil (kesimpulan)


penelitian Analisis
1 Bayu Bakti Pengaruh Kuantitatif 1. Kualitas produk berpengaruh
. Pratama, kualitas signifikan terhadap keputusan
2015 produk, pembelian kopi saset merek
kemasan, dan Kapal Api di Kec.
harga Ngadiluwih. Hal ini berarti
terhadap bahwa jika variabel kualitas
keputusan produk meningkat, maka
konsumen terjadi peningkatan pada
dalam keputusan pembelian.
pembelian 2. Kemasan berpengaruh
produk signifikan terhadap keputusan
Kapal Api pembelian kopi saset merek
pada Kapal api di Kecamatan
Kec. Ngadiluwih. Hal ini berarti
Ngadiluwih bahwa jika variabel kualitas
Kab. Kediri produk meningkat, maka
terjadi peningkatan pada
keputusan pembelian.
3. Harga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian kopi saset merek
Kapal api di Kecamatan
Ngadiluwih. Menunjukkan
bahwa faktor harga
meningkat satu, maka akan
menurunkan keputusan
pembelian dan sebaliknya
jika faktor harga menurun
satu
maka akan meningkatkan
keputusan pembelian.
2 Roosalin Pengaruh Kuantit Pada penelitian ini peneliti
. Chintia kemasan, atif bermaksud mengetahui apakah
Dewi harga, dan Kemasan, Harga, dan Kualitas
(2017) kualitas berpengaruh terhadap Minat Beli.
terhadap
minat beli
studi pada
konsumen
Bakmi
17

Mewah di
Sleman
Yogyakarta.
3 Hetty Sri Pengaruh Kuantit 1. Besarnya variabel kualitas
. Wardani kualitas atif produk terhadap minat beli
(2015) produk dan konsumen muslim pada Jaizah
harga Boutique Tlogosari Semarang
terhadap adalah sebesar 2,525 atau
minat beli 25,25%.
konsumen 2. Variabel harga tidak
muslim pada mempengaruhi minat beli
jaizah konsumen muslim pada Jaizah
boutique Boutique Tlogosari Semarang.
Tlogosari Karena total customer cost >
Semarang. total customer value, itu
artinya total biaya
(pengorbanan) yang
dikeluarkan konsumen lebih
besar dibandingkan total
manfaat yang dirasakan dari
kualitas produk sendiri.
3. Pengaruh kualitas produk dan
harga secara simultan atau
bersama-sama mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli
konsumen muslim pada Jaizah
boutique Tlogosari Semarang.
Dibuktikan dari hasil analisis
data pada tabel uji koefisien
determinasi (R2) terlihat bahwa
R Square adalah sebesar
0,118, ini artinya bahwa
variasi perubahan variabel
minat beli
(Y) dipengaruhi oleh
perubahan variabel bebas
kualitas produk (X1) dan harga
(X2) sebesar 12%. Jadi
besarnya pengaruh kualitas
produk dan harga terhadap
minat beli adalah sebesar 12%,
sedangkan sisanya 88%
dipengaruhi faktor lain di luar
penelitian ini.
18

2.8 Kerangka berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Dalam penelitian ini kerangka berpikir menguraikan ada perkembangan

industri makanan yang terjadi di kota Makassar, kemudian perkembangannya

ditandai dengan berbagai macam faktor. Beberapa faktor yang berkaitan dengan

minat seorang konsumen memutuskan pembelian, diantaranya desain kemasan,

kualitas produk, dan harga. Ketiga faktor ini kemudian ingin dilihat bagaimana

pengaruhnya terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl

Secara singkat peneliti menggambarkan dalam bentuk kerangka pikir

sebagai berikut

Perkembangan
Industri Makanan di
Kota Makassar

Factor Penentu

Kualitas Produk Harga Desain kemasan

Minat Beli
19

2.9 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang disusun

oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang

dilakukan.

1. Diduga bahwa Kualitas produk, harga dan desain kemasan

berpengaruh secara parsial terhadap minat beli konsumen pada produk

Browcyl

2. Diduga Kualitas produk, harga dan desain kemasan berpengaruh

secara simultan terhadap minat beli konsumen pada produk Browcyl

3. Diduga bahwa variabel harga yang paling berpengaruh terhadap minat

beli konsumen pada produk Browcyl


20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah Browcyl yang

beralamatkan di Hertasning kota Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan satu

bulan penelitian.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Penelitian ini menganalisis pengaruh Kualitas produk, harga dan desain kemasan

terhadap minat beli konsumen produk tersebut. Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dibuat dan disebarkan kepada para

konsumen Browcyl

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2012) mengatakan populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah konsumen pada By. Browcyl yang berjumlah 10.481

konsumen melihat dari Instagram Browcyl


21

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menentukan jumlah sampel


22

dilakukan sebuah tehnik sampling. Tehnik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel penelitian yaitu dengan metode

probability sampling dengan cara accidental sampling (Sugiyono, 2014).

n = 1+𝑁𝑒
𝑁
2

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

e = Persen kelonggaran, ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan 10%.

N = Jumlah populasi sebanyak 10.481 konsumen

10.481
n = 1+(10.481×0,12)

n = 99,054

Ukuran sampel yang didapat berdasarkan rumus diatas sebesar 99,054

orang konsumen. Untuk mempermudah penelitian sehingga nantinya didapat data

yang valid dan reliable maka jumlah tersebut dibulatkan menjadi 100 orang

Konsumen. Dengan berpijak dan berlandaskan hal diatas maka diputuskan dalam

penelitian ini jumlah Konsumen yang akan dijadikan Responden sebanyak 100

orang Konsumen.

3.4 Jenis dan Sumber data

Data dapat berasal dari dokumen maupun pengisian kuesioner responden,

bisa dalam bentuk statistik atau bentuk lain untuk keperluan peneliti. Jenis dan

data sumber yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya:


23

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama seperti hasil

wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasanya dilakukan oleh peneliti,

yang mencakup tanggapan responden tentang pengaruh desain kemasan, kualitas

produk, dan harga terhadap minat beli konsumen Browcyl di Kota Makassar.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah hasil survey dan analisis yang dilakukan beberapa

lembaga yang terkait, yang didapatkan dari berbagai artikel di website berkenaan

dengan topik penelitian. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung untuk

latar belakang penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini dibedakan menjadi 3 bagian yang pertama

identitas responden, teknis dan cara pengisian dan yang ketiga berupa isi kuisioner

mengenai pengaruh desain kemasan, kualitas produk, dan harga terhadap minat

beli konsumen. Skala pengukuran ini menggunakan skala pengukuran likert.

Zikmund dan Babin (2013) mengungkapkan dengan sebuah skala Likert (Likert

scale), responden mengindikasikan sikap mereka dengan menandai seberapa besar

mereka setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan yang terstruktur dengan hati-

hati. Hasil dari skala menunjukkan sikap responden mulai dari sangat positif

sampai pada sangat negatif.


24
Skor alternatif jawaban menggunakan Skala Likert sebagai berikut:

Tabel 3.1
Skor alternatif jawaban
Alternatif Jawaban Skor
(SS) Sangat Setuju 5
(S) Setuju 4
(N) Netral 3
(TS) Tidak Setuju 2
(STS)Sangat Tidak Setuju 1
25

3.5.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dapat dilakukan dengan mempelajari, mendalami dan

mengkutip teori atau konsep dari sejumlah literature, baik buku, jurnal, karya

tulis, majalah, tabloid atau koran yang cocok dengan topik, fokus dan variabel.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item

pertanyaan. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur (Sarjono dan Julianita, 2011). Rumus yang bisa

digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi Product Moment,

yaitu (Siregar, 2013):

𝑛(∑𝑥𝑦)−(∑𝑥)(∑𝑦)
rhitung = √{𝑛(∑𝑥2)−(∑𝑥)2}{𝑛(∑𝑦2)−(∑𝑦2)}

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi setiap

pertanyaan n : Jumlah responden

x : skor variabel (jawaban responden)

y : skor total dari variabel untuk responden ke-n

Untuk menentukan apakah instrumen valid atau tidak maka digunakan ketentuan

sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka

instrumwn tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka

instrument tersebut dikatakan tidak valid.


26

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda (Sugiyono, 2009). Banyak rumus yang dapat digunakan

untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Cronbach’s Alpha. Rumus

ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s Alpha yang skornya antara 1 dan 0.

Ketentuan yang berlaku adalah nilai alpha >0,60 ; data kuesioner dapat dikatakan

reliable.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif Responden

Menuntut menyebutkan statistik deskripif merupakan yang menggambarkan

fenomena atau karakteristik data yang telah dikumpulkan tanpa adanya

kesimpulan yang berlaku untuk digeneralisasikan. Pada penelitian ini data yang

didapatkan dari kuesioner yang telah disebarkan dimana populasi dalam penelitian

ini adalah konsumen Browcyl yang berjumlah 100 orang. Hasil akhir penelitian

100 orang responden dapat dideskriptifkan sebagai berikut:

a. Deskriptif pernyataan berdasarkan jenis kelamin

b. Deskriptif pernyataan berdasarkan usia

c. Deskriptif pernyataan berdasarkan tingkat pendidikan

d. Deskriptif pernyataan berdasarkan pengeluaran perbulan

3.7.2 Analisis Deskriptif Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan tentang variabel dilihat dari

rata-rata masing-masing variabel. Dengan prosedur sebagai berikut: menghitung


27

nilai mean untuk tiap variabel/item membuat kategori nilai mean dengan

pengkategorian skor yang telah dibuat yaitu:

Dengan menggunakan Skala Likert diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5

dan skor paling rendah adalah 1, maka jumlah interval dapat dihitung sebagai

berikut:

nilai maksimum−minimum
Interval = kelas interval

Interval =5−1
5

=0,8

Sehingga dapat ditentukan range jawaban sebagai berikut:

Skor rata-rata antara 1,00 - 1,79

Skor rata-rata antara 1,80 - 2,59

Skor rata-rata antara 2,60 – 3,39

Skor rata-rata antara 3,40 – 4,19

Skor rata-rata antara 4,20 – 5,00

Berdasarkan kriteria jawaban tersebut maka dapat dijelaskan penilaian deskriptif

responden terhadap variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah uji

Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas dan uji Autokorelasi.


28

a. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang

dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki residual yang terdistribusi secara normal.

Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan rumus Kolmogorov

Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah suatu data terdistribusi

secara normal adalah jika signifikan (significance level) lebih dari 0,05

(sig>0,05).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara

variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas)

atau tidak. Beberapa cara mendeteksi ada tifaknya multikolinearitas, yaitu :

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2) Menganalisis korelasi diantara variabel bebas. Jika diantara variabel

bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), maka

hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance inflating

factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

4) Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol

memberikan petunjuk adanya multikolinearitas.


29

Dalam penelitian ini pedoman yang digunakan untuk mengetahui jika

tidak terjadi masalah multikolinearitas yaitu bila nilai VIF (Variance

Influation Factor) kurang dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih

dari 0,1. Uji Multikolinearitas perlu dilakukan apabila variabel

independennya lebih dari satu.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain. Model regresi yang tidak baik adala model yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Sujarweni, 2016). Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya

adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

sedangkan jika ada pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Surjaweni, 2016).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi artinya adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi

yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau

ruang (seperti dalam data cross sectional). Konsekuensi dari adanya

autokorelasi khusus dalam model regresi adalah model regresi yang

dihasilkan tidak dapat


30

digunakan untuk menaksir nilai variabel kriterium (variabel dependen) pada

nilai variabel prediktor (variabel independen) tertentu. Untuk mendeteksi

adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat dilakukan melalui

pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Gunawan, 2017).

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya kolerasi antara variabel bebas atau independen. Dalam model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi

multikolinearitas dapat menggunakan nilai Tolerance dan VIF.

3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi

sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu

menjadi dua atau lebih variabel bebas. Regresi linear berganda dalam persamaan

berikut:

Y=a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + …. + bnXn + e

Dimana :

Y : keputusan pembelian

X1 : kualitas

X2 : harga

X3 kemasan

Xn : variabel bebas ke-n

a : nilai konstanta
31

b1, b2, b3 : koefisien regresi

: variabel pengganggu

3.7.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variasi

variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013).

3.7.6 Uji-t Parsial

Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variasi

variabel dependen. Dalam hal ini, apakah variabel persepsi kemasan, kualitas dan

harga benar-benar berpengaruh terhadap variabel minat beli konsumen. Uji t

digunakan untuk uji signifikan pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Apakah variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Y. Pengujian ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

Membuat hipotesis:

- Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

- Ha: ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat.


32

Menentukan t tabel dan t hitung:

- t tabel dengan signifikansi sebesar 5%

- t hitung didapat dari perhitungan

computer Pengambilan keputusan

berdasarkan nilai t

- Bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

- Bila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas

- Bila probabilitas < 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima

- Bila probabilitas > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.7.7 Uji F Simultan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen kemasan, kualitas, harga secara bersama-sama (simultan) dapat

berpengaruh terhadap variabel dependen keputusan minat beli.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji F yaitu:

a. Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan menggunakan 5% = 0,05

b. Menentukan Ftabel dengan menggunakan SPSS 20.0

c. Menentukan Ftabel

dfl = jumlah variabel-1

df2 = n-k

Keterangan:

n : jumlah sampel

k : jumlah variabel independen


33

d. Kriteria pengujian

Jika Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika

Fhitumg < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

e. Kesimpulan

Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka desain kemasan, kualitas

produk, dan harga secara simultan tidak berpengaruh terhadap

keputusan minat beli By. Uwibama. Jika H0 ditolak dan Ha diterima

maka desain kemasan, kualitas produk, dan harga secara simultan

berpengaruh terhadap minat beli Browcyl

3.8 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Indikator


Operasional
34

1 Kualitas Kualitas yang a. Ciri-ciri keistimewaan

produk diberikan oleh by. tambahan (features)

Uwibama yang :Toping tambahan

diartikan sebagai Kemasan pembungkus

harapan b. Kualitas yang

konsumen apakah dipersepsikan (perceived

sama dengan quality)

kenyataan.  Rasa

 Sehat

 Bobot
2 Harga Harga adalah a. Keterjangkauan harga

persepsi b. Kesesuaian harga dengan

konsumen tentang kualitas produk

harga by. c. Daya saing harga

Uwibama. d. Kesesuaian harga

dengan manfaat

3 Desain kemasan Bentuk fisik dari a. Daya tarik visual (estetika)

suatu kemasan 1) Bentuk : Daya tarik

yang dihasilkan Keamanan bentuk

oleh perusahaan kemasan untuk dipegang

yang digunakan 2) Bahan : Tidak mudah

untuk merangsang bocor

konsumen supaya Tidak berbau,

tertarik membeli. perlindungan bahan

terhadap isi, dan kemasan

tahan lama.
35

3) Warna : Keselarasan

warna

Ketertarikan konsumen

pada warna kemasan.

4) Gambar : Gambar

kemasan menarik

Penempatan gambar

sesuai.

b. Daya tarik praktis (fungsional)

1) Kemasan dapat

melindungi produk

2) Kemasan mudah dibuka

dan ditutup

3) Bentuk kemasan

memudahkan

penyimpanan

4) Porsi per saji tidak terlalu

banyak dan tidak terlalu

sedikit

5) Mudah didaur ulang

(reusable)

6) Mudah dibawa, dijinjing,

dan dipegang.
36
4 Minat beli Minat beli adalah a. Minat transaksional, yaitu

proses yang kecenderungan untuk

dilakukan oleh membeli produk.

konsumen b. Minat referensial, yaitu

sebelum membeli kecenderungan seseorang

produk yang untuk mereferensikan

berdasarkan dari produk kepada orang lain.

pengalaman atau
37

yang baru akan c. Minat preferensial, yaitu

membeli. minat yang

menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki

preferensi utama pada

produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu

dengan produk

preferensinya. Minat

eksploratif, minat ini

menggambarkan perilaku

seseorang yang selalu

mencari informasi

mengenai produk yang

diminatinya dan mencari

informasi untuk

mendukung sifat-sifat

positif dari produk

tersebut.

Sumber: Roosalin Chintia Dewi, (2017)


38

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman. (2004). Analisis Faktor-faktor yang Menimbulkan Kecenderungan


Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen sarung di Jawa
Timur), Jurnal Universitas Kristen Petra Surabaya.

Adisaputro, G. (2010) Manajemen Pemasaran, edisi 1, Yogyakarta, Unit Penerbit


Dan Percetakan sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN.

Alma, Buchari & Ratih Hurriyati, (2008). Manajemen Corporate & Strategi
Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Aneka mesin pengemas.com. (2020). Pemilihan desain dan bahan kemasan.


https://anekamesinpengemas.com/.pemilihan-desain-dan-bahan-kemasan/.

Angipora, T & Marrius (2002). Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Raja Grafindo.


Jakarta.

Ariwahyudi. (2016). Jumlah Penduduk Indonesia.


http://ariwahyudi.web.id/jumlah-penduduk-indonesia/.

Klimchuk, Rosner, M., & Sandra A.,K. (2007). Desain Kemasan. Erlangga. Jakarta.

Kotler & Amstrong, (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi ke 12. Jakarta:


Erlangga.

Kotler & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1 Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.

Kotler, Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1.


Jakarta: Erlangga ng, Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, P., & Amstrong, G. (1997). Dasar-Dasar Pemasaran. Principles of


Marketing

Kotler, P., & Amstrong, G. (2012). Principles of Marketing. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.

Kotler, Philip, & Keller. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi ke 13. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, jilid I. Jakarta:


Prehallindo.
39

Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Lockyer, Keith, et. Al. (1990). Manajemen Produksi dan Operasi. PT. Elex Media
Kompotindo kelompok Gramedia.

Lutfiani & Inayah, E. (2016). Pengaruh persepsi Kualitas, Citra Merek dan
Persepsi Harga Terhadap Minat Pembelian Pada Produk Merek Toko
(Studi Kasus pada Konsumen Bio Organik di Supermarket Superindo
Yogyakarta). Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Mappong, S (2020, Maret 3). Digitarasa Himpun 1.700 Pelaku UMKM Kuliner di
Makassar. https://www.antaranews.com/berita/1331330/digitarasa-himpun-
1700-pelaku-umkm-kuliner-di-makassar.

Palilati, A. (2004). Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas


Nasabah Tabungan Perbankan di Sulawesi Selatan. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan 9(1), 73-81.

Pranata, B. (2015). Pengaruh Kualitas Produk, Kemasan dan Harga Terhadap


Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk (Kapal Api) di Kec.
Ngadiluwih Kab. Kediri. Skripsi: Universitas Nusantara.

Pujiyanto. (2003). Strategi Pemasaran Produk Iklan Melalui Media Periklanan.


Jurnal Nirmana. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan
Desain – Universitas Kristen Petra.

Sarjono, Haryadi, & Julianita, W. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,


Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sherman, K (2017, April 4). 5 Pertimbangan Konsumen saat Membeli Produk


yang Harus Diketahui Pebisnis. https://magazine.job-
like.com/.pertimbangan- konsumen-membeli-produk/.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. cetakan ke-
17. CV. Alfabeta:Bandung.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.
40

Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan


Profitabel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tati, Suharyono & Yulianto. (2015). Pengaruh Country Of Origin dan Global
Brand Image terhadap Minat Beli dan Keputusan Pembelian. Jurnal
Administrasi Bisnis 1(25), 1-10.

Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Umar, H. (2002). Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Wahyuni, H.C., Sulistyowati, W. & Khamim, M. (2015). Pengendalian Kualitas.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winahyu, Dasanti J. (2012). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Produk


dan Daya Tarik Iklan terhadap Minat Beli Air Minum Axogy (Studi Kasus
pada Pengguna Air Minum Kota Magelang Jawa Tengah). Skripsi:
Universitas Diponegoro.

Zikmund & Babin. (2013). Menjelajahi Riset Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.
41

KUESIONER PENELITIAN

Selamat pagi/siang/sore,

Perkenalkan saya mahasiswa dari Institut teknologi dan bisnis Nobel Indonesia

Makassar yang sedang mengadakan penelitian terkait Pengaruh desain kemasan,

kualitas produk, dan harga terhadap minat beli konsumen pada Browcyl di kota

Makassar.

Kami sangat menghargai dan berterima kasih sebesar-besarnya atas waktu yang

bapak, ibu, saudara/i berikan untuk mengisi angket ini. Mohon kiranya bapak, ibu,

saudara/i mengisi dengan keadaan yang sebenarnya karena jawaban bapak, ibu,

saudara/i akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian saja. Terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti
42

Identitas Responden

Pilih salah satu jawaban pada setiap pertanyaan dengan memberikan tanda silang

(X)

Nama (bisa dengan inisial):

Jenis kelamin : P L

Usia : <17-20 21-30 >30

1. Pendidikan terakhir?

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. S1

e. S2

f. S3

2. Mengetahui produk Browcyl dari?

a. Teman

b. Instagram

c. Facebook

d. Whatsapp

3. Seberapa sering melalukan orderan?

a. 3-4 x seminggu

b. 1-2 x seminggu

c. 1 x sebulan

d. 2 x sebulan
43

4. Order via?

a. Datang sendiri

b. Via aplikasi grab/gojek

Mohon Ibu/Bpk/Sdr/Sdri membaca pertanyaan-pertanyaan berikut ini

dan kemudian berikanlah tanda silang (X) atau centang (√) pada kolom yang

paling akurat mencerminkan tingkat kesetujuan dan ketidaksetujuan

Ibu/Bpk/Sdr/Sdri dengan pernyataan bersangkutan.

Keterangan

SS : Sangat setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju


44

1. Kualitas Produk

No Pernyatan Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya merasa tertarik
dengan Browcyl
karena ada toping yang
baru
2 Menurut saya produk
Browcyl memiliki cita
rasa yang lebih enak dari
produk lain yang sejenis
3 Saya tertarik dengan
Browcyl karena memiliki
beberapa varian toping
4 Saya merasa tertarik
karena Browcyl tanpa
bahan pengawet
5 Saya akan membeli
produk Browcyl
karena dijamin sehat dan
halal
45

2. Harga Produk

No Pernyataan Jawaban
SS S N TS STS
1 Harga Browcyl
terjangkau bagi
konsumen
2 Harga Browcyl
cukup bersaing
3 Harga Browcyl
sebanding dengan
kualitas produk
4 Harga Browcyl sesuai
dengan kualitas
rasa
5 Harga promo yang
diberikan menarik bagi
konsumen
3. Desain kemasan

No Pernyataan Jawaban
SS S N TS STS
1 Desain kemasan Browcyl
terlihat menarik

2 Desain kemasan aman


untuk dipegang
3 Bahan kemasan Browcyl
tidak mudah bocor

4 Bahan kemasan Browcyl


dapat melindungi isi

5 Kemasan Browcyl
mudah untuk
disimpan
lagi
6 Penempatan gambar pada
kemasan Browcyl sesuai

7 Kemasan Browcyl
mudah untuk dibawa,
dipegang dan dijinjing
8 Bahan kemasan
Browcyl dapat bertahan
lama
46

4. Minat Beli

No Pernyataan Jawaban
SS S N TS STS
1 Saya berminat membeli
Browcyl karena
tertarik dengan desain
produknya
2 Saya berminat membeli
Browcyl karena
tertarik dengan kualitas
produknya
3 Saya berminat membeli
Browcyl karena
harganya terjangkau
4 Saya akan tetap memilih
Browcyl walau ada produk
sejenis
5 Saya akan mengikuti
perkembangan produk
Browcyl
47
48
49

Anda mungkin juga menyukai