Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

ARS 1210 – Olahraga dan Kesenian 2

DESAIN KEMASAN YANG MENJADI CITRA DARI SEBUAH PRODUK

Disusun oleh:

FATIHA SHABRINA (210406081)

DEA PUTRI AZHARI H (210406088)

FATIMAH AZZAHRA L (210406093)

GHINA AZURA (210406096)

DOSEN : KEUMALA SHATILA HARAHAP, ST., MT.

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
paper yang berjudul “Desain Kemasan Yang Menjadi Citra Dari Sebuah Produk”
ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan tugas paper ini adalah untuk
memenuhi tugas ujian tengah semester pada mata kuliah Olahraga dan Kesenian
2.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Keumala Shatila Harahap,


ST., MT. selaku dosen mata kuliah Olahraga da Kesenian 2 yang telah
memberikan tuhas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Kami menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk paper
yang lebih baik dikemudian hari.
Abstrak

Peningkatan kebutuhan seiring dengan perkembangan saat ini membuat


persaingan antar produk semakin pesat. Perusahaan maupun usahawan lokal
meningkatkan kompetensinya dalam strategi pemasaran, salah satunya dengan
cara pencitraan merek atau yang biasa disebut branding. Brand dapat menentukan
kekuatan nilai dari suatu produk dan dapat membedakan dari produk pesaing.
Atribut dalam sebuah produk seperti kemasan, penetapan harga dan kesadaran
merek cenderung menciptakan dan memperkuat hubungan antara konsumen dan
merek (Suresh et al. 2012). Kemasan adalah salah satu bidang dalam desain
komunikasi visual yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya
yang langsung berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan tekhnis, kreatif,
komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan kedalam bahasa visual
(Azhari Amri, 2016 : 165). Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai suatu wadah,
kemasan berubah menjadi suatu alat untuk menyampaikan pesan lewat
komunikasi informatif, seperti halnya komunikasi antara penjual dengan pembeli.
Sesungguhnya tampilan kemasan suatu produk memberikan pengaruh dimata
konsumen, karena melalui kemasan tersebut konsumen mendapatkan pesan dari
isi produk didalamnya, baik melalui tulisan informasi yang tertera dikemasan
tersebut, maupun dari tampilan suatu kemasan yang memberikan citra atau kesan
tersendiri dimata konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan untuk
membeli atau tidak membeli suatu produk. Dilihat berdasarkan hasil-hasil
penelitian diatas, semuanya menunjukan bahwa desain kemasan suatu produk
sangat berperan dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli atau
membatalkan pembelian suatu produk tertentu, sehingga memang sudah
selayaknya produsen lebih memperhatikan dan kreatif lagi untuk menampilkan
desain kemasan yang menarik dan terbaik untuk para konsumennya.

Kata Kunci : Kemasan, Produk, Desain


Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Sesungguhnya tampilan kemasan suatu produk memberikan
pengaruh dimata konsumen, karena melalui kemasan tersebut konsumen
mendapatkan pesan dari isi produk didalamnya, baik melalui tulisan
informasi yang tertera dikemasan tersebut, maupun dari tampilan suatu
kemasan yang memberikan citra atau kesan tersendiri dimata konsumen
sehingga konsumen dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli
suatu produk. Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang
baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan
menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung berkata
: “belilah saya”. Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual,
emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan
sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya.(Christine Suharto
Cenadi, 2000, Jurnal Nirmana, Vol.2 No.1 Hal.92). Kemasan harus
memberikan kesan terbaik pada pandangan pertama konsumen, karena
kesan terbaik itulah yang akan sangat mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli atau meninggalkan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan tertentu.
Kreativitas bentuk tampilan kemasan kian hari terus berkembang
hingga saat ini banyak sekali muncul tampilan kemasan unik dan berbeda
dengan beragam bentuk dan bahan sebagai representasi produk di
dalamnya, dimana kemasan sudah merupakan salah satu media dalam
mempromosikan produk, karena kemasan yang baik akan
merepresentasikan produk di dalamnya. Pengemasan adalah kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk
(Kotler & Keller, 2009:27), namun sesungguhnya kemasan bukan hanya
pembungkus saja, karena kemasan memberikan kesan mendalam pada
pandangan pertama yang membuat konsumen jatuh hati pada suatu produk
yang kemudian memutuskan untuk membeli atau membatalkan pembelian.
Kemasan adalah salah satu bidang dalam desain komunikasi visual
yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung
berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan tekhnis, kreatif,
komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan kedalam bahasa visual
(Azhari Amri, 2016 : 165). Sebenarnya Kemasan itu memiliki 2 fungsi,
yaitu Fungsi Protektif, yang berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan
iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas
pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak
perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat dan
Fungsi Promosional, bahwa kemasan berperan sebagai sarana
promosional, dimana perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen
menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Pada saat ini, sebaiknya agar
tetap eksis didunia usaha maka perusahaan harus mampu memberikan
kemasan terbaik dan menarik atas produknya agar dapat memikat hati para
konsumennya sehingga mampu memenangkan persaingan yang sangat
ketat.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi rumusan masalah adalah :
• Apa pengaruh kemasan produk terhadap citra suatu produk?
• Bagaimana cara mendesain kemasan produk yang baik?
• Apa pengaruh kemasan terhadap minat pembeli?

3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah :
• Mengetahui pengaruh kemasan terhadap citra produk
• Mengetahui cara mendesain kemasan dengan benar
• Mengetahui pengaruh kemasan terhadaap minat pembeli
Bab II

Tinjauan Literatur

Kemasan

Menurut Rundh (2005), pentingnya kemasan dan desain kemasan untuk


memenuhi kriteria multi-fungsi yang berkaitan dengan logistik dan pemasaran
dalam rantai pasokan yang diakhiri di tangan konsumen sehingga memunculkan
fenomena perubahan pola konsumsi dan kebiasaan yang membutuhkan solusi
kemasan yang inovatif di gerai ritel. Kotler (2009) menyatakan bahwa kemasan
adalah semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk produk.
Adapun unsur-unsur kemasan menurut Philip Kotler (2009) adalah ukuran, warna,
bahan, bentuk, gambar, tanda merek dan label. Banyak perusahaan yang sangat
memperhatikan kemasan suatu produk sebab perusahaan menganggap bahwa
fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus tetapi lebih luas dari pada itu.
Pengemasan harus mengandung fungsi daya tarik dan daya lindung. Perubahan
kemasan sering pula memunculkan kesan dari konsumen karena mereka
beranggapan bahwa barang yang didalamnya juga ikut berubah. Oleh sebab itu
suatu kemasan harus dibuat semenarik dan seaman mungkin untuk memikat
banyak konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk sehingga para
konsumen bersedia membayar lebih tinggi hanya untuk mendapatkan kemasan
khusus (Darmawan, 2008). Dengan demikian jelaslah bahwa dengan kemasan
yang menarik dapat mempengaruhi calon pembeli untuk melakukan pembelian
karena kemasan yang menarik setidaknya mempunyai daya tarik dalam
pandangan konsumen. Dengan perkataan lain bahwa kemasan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.

Desain Kemasan

Umumnya, tujuan desain kemasan adalah khusus untuk masing-masing


produk atau merek tertentu. Desain kemasan bisa diarahkan untuk:Menampilkan
atribut unik sebuah produk; Memperkuat penampilan estetika dan nilai
produk.Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan merek produk;
Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk; Mengembangkan
bentuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori; Menggunakan material
baru dan mengembangkan struktur inovatif untuk mengurangi biaya, lebih ramah
lingkungan, atau meningkatkan fungsionalitas. (Marianne Rosner Klimchuk &
Sandra A. Krasovec, 2012).

Citra Produk

Menurut Kotler (2005) dalam meningkatkan persaingan masing-masing


perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan
produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu
berkembang dan berubah-ubah. Untuk memenangkan persaingan yang semakin
kompetitif para pelaku usaha dituntut untuk mampu menciptakan keunggulan
bersaing atas produk dan layanannya dalam upaya memuaskan pelanggan. Hal ini
sangat penting karena konsep pemasaran menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Basu Swastha, 2009). Tanpa adanya pelanggan, setiap perusahaan
akan kehilangan pendapatannya yang berakibat pada jatuhnya bisnis tersebut.
Konsumen pada umumnya akan langsung percaya kepada merk yang sudah
terkenal atau dikenal banyak orang karena itu berarti merk tersebut mempunyai
citra yang baik di masyarakat seperti citra perusahaan, citra produk dan citra
pemakai. Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk, Biel (1992).

Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen


terhadap suatu produk, Biel (1992). Persepsi terhadap produk merupakan persepsi
konsumen terhadap keseluruhan dari kualitas yang dimiliki oleh sebuah produk
yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Sementara menurut
Buchari Alma (2007:139) citra produk adalah persepsi seseorang terhadap
seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud. Menurut Simamora
(2004:43) citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk. Citra produk dibangun agar menjadi positif dimata publik
baik yang telah menjadi konsumen nyata maupun konsumen yang hendak dibidik
Berdasarkan beberapa pengertian dari beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa citra produk adalah kesan, pendapat, atau tanggapan yang
dimiliki oleh konsumen terhadap suatu objek produk tertentu.
Bab III

Metode

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka


(library research) yang menggunkan buku-buku dan literatur-literatur lainnya
sebagai objek yang utama (Hadi, 1995: 3). Jenis penelitian yang digunakan adalah
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan informasi berupa catatan dan data
deskriptif yang terdapat di dalam teks yang diteliti (Mantra, 2008: 30). Dengan
penelitian kualitatif, perlu dilakukan analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif
memberikan gambaran dan keterangan yang secara jelas, objektif, sistematis,
analitis dan kritis. Pendekatan kualitatif yang didasarkan pada langkah awal yang
ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
klasifikasi dan deskripsi.
Bab IV

Hasil dan Pembahasan

Setiap Perusahaan pasti menginginkan mampu eksis dan terus tumbuh


berkembang maju dalam menjalankan usahanya, karena itulah perusahaan
berusaha melakukan berbagai strategi agar mampu menghadapi persaingan usaha
yang ada didunia usaha. Salah satu strategi pemasaran yang dapat perusahaan
lakukan adalah menciptakan kemasan produk yang terbaik dan menarik untuk
membalut produk yang dihasilkannya. Kemasan baik dari sisi desain maupun dari
sisi tampilannya, sebaiknya direncanakan seefektif dan efisien mungkin, karena
pemilihan desain dan realisasi wujud tampilan kemasan tersebut akan cukup
memakan biaya yang tidak sedikit yang pada akhirnya tentu akan mempengaruhi
perubahan harga pokok produksi dan mempengaruhi harga jual yang harus
dibayar oleh konsumen atas suatu produk perusahaan. Sehingga langkah bijaknya
adalah perusahaan seharusnya mampu memberikan desain dan tampilan kemasan
produk terbaik dan menarik dengan tetap memperhatikan agar biaya yang
dikeluarkan dapat diatur seminimal mungkin agar nanti harga produk berkemasan
terbaik tersebut dapat dijual dengan harga terjangkau. Kemasan merupakan
pemicu karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen, karenanya
kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan
positif konsumen di tempat penjualan (christine suharto cenadi, vol. 2 No. 1,
2000) Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menciptakan kemasan
produk terbaik yang dapat memikat hati konsumen yaitu dengan membuat
kemasan produk yang :

• Unik, agar terkesan lebih menarik dan beda dibandingkan produk lain
dengan jenis usaha sama.
• Sesuaikan Desain kemasan dengan produk, misalkan saja produk yang
akan ditawarkan adalah produk kuliner, maka desain kemasan dan
tampilannya bisa berupa gambar atau animasi rasa buah atau sayur yang
ditawarkan produk kuliner tersebut,
• Buat Kemasan berbagai ukuran dan bentuk agar banyak ragam konsumen
mulai partai kecil dapat membeli produknya sesuai kebutuhan, karena
bentuk dan ukuran kemasan suatu produk akan mempengaruhi harga
produk tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi penjualan karena
kemampuan beli para konsumennya.
• Buatlah kemasan yang dapat didaur ulang agar biayanya tidak mahal,
ramah lingkungan dan juga dapat ikut berperan menjaga kelestarian
lingkungan dan dunia.
• Buat kemasan dengan berbagai karakter konsumen agar dapat disesuaikan
dengan target dan sasaran pasar.

Brand dapat menentukan kekuatan nilai dari suatu produk dan dapat
membedakan dari produk pesaing. Brand tidak hanya dilihat pada kesan-kesan
penggunanya, tetapi harus menempati suatu posisi khusus dalam pikiran untuk
benar-benar menjadi sebuah brand. Menurut Sunyoto dan Danang (2012), Untuk
dapat bertahan di pasar yang kompetitif dan terkomputerisasi saat ini, perusahaan
harus dapat menyeimbangkan baik kemasan dan kualitas untuk memenuhi tingkat
biaya yang mereka inginkan serta membangun kepercayaan dan loyalitas
pelanggan (Chukwu, 2018). Atribut dalam sebuah produk seperti kemasan,
penetapan harga dan kesadaran merek cenderung menciptakan dan memperkuat
hubungan antara konsumen dan merek (Suresh et al. 2012).

Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai suatu wadah, kemasan berubah


menjadi suatu alat untuk menyampaikan pesan lewat komunikasi informatif,
seperti halnya komunikasi antara penjual dengan pembeli. Melalui desain dalam
sebuah kemasan kita dapat meningkatkan nilai lebih dari sebuah produk dengan
tidak hanya sebagai sebuah fungsi utama tetapi sebagai sebuah elemen pendukung
dari nilai merek atau branding (Erlyana, 2018). Dalam ilmu pemasaran juga
disebutkan bahwa desain kemasan sebagai pesona produk (the product charm),
sebab kemasan memang berada di tingkat akhir suau proses alur produksi yang
tidak saja untuk memikat mata (eye cathching) tetapi juga untuk memikat
pemakainya (usage attractiveness).

Dalam Nugrahani (2015) mengatakan bahwa dibutuhkan riset yang memadai


untuk dapat menghasilkan sebuah kemasan yang memenuhi fungsi kemasan
sebagai alat proteksi sekaligus media promosi sebuah produk. Terence A. Shimp
(2003) mengemukakan bahwa untuk menghasilkan sebuah kemasan yang dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, maka model VIEW dapat sangat membantu
konsumen dalam keputusan pembelian suatu produk. VIEW disini meliputi
variabel-variabel :

• Visibility, terkait dengan kemampuan suatu kemasan untuk menarik


perhatian pada pointpoint pembelian. Tujuannnya untuk memiliki kemasan
yang menonjol dari yang lain di atas rak, sehingga ia dapat membantu citra
merek.
• Information, berhubungan dengan instruksi pemanfaatan produk, berbagai
keuntungan yang disebut slogan serta informasi tambahan yang dihadirkan
pada atau di dalam kemasan (seperti resep masakan dan berbagai promosi
penjualan).
• Emotional Appeal, kemampuan kemasan untuk menimbulkan perasaan
ingin atau suasana hati mendukung. Membangkitkan perasaan tertentu
(elegan, prestise, keceriaan, senang, nostalgia, dll) melalui penggunaan
warna, bentuk, material dan lainnya. Dalam Mutsikiwa & Marumbwa
(2013) juga menegaskan bahwa warna pada kemasan produk memiliki
potensi tinggi memicu minat beli konsumen.
• Workability, merujuk fungsi kemasan lebih dari sekedar cara
berkomunikasi. Beberapa masalah workability yang cukup menonjol dalah
bagaimana kemasan melindungi produk didalamnya, memfasilitasi
kemudahan penyimpanan barang bagi konsumen maupun pengecer,
kemasan memudahkan kerja konsumen dalam mengakses dan
menggunakan produk, dan kemasan melindungi produk akan kerusakan
tak disengaja.
Bab V

Penutup

Kesimpulan

Pada dunia usaha saat ini dengan situasi persaingan yang semakin ketat,
menuntut para pengusaha yang ingin terus sukses agar kreatif dalam berbagai hal,
salah satunya adalah menciptakan tampilan kemasan semenarik mungkin untuk
membungkus produk yang dihasilkan dan siap ditawarkan kepasar, agar banyak
konsumen yang berminat membeli semua produk yang ditawarkan perusahaan.
kemasan memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli suatu produk, artinya semakin baik kemasan yang ditampilkan
oleh perusahaan akan mempengaruhi semakin banyaknya konsumen yang
memutuskan untuk memilih / membeli produknya, sehingga dalam membuat
desain kemasan perusahaan harusnya bersungguh-sungguh dan tidak semaunya
sendiri, yang tentunya juga harus diimbangi dengan kemampuan perusahaan
dalam hal dana yang akan digunakan untuk dialokasikan pada desain kemasan ini
(karena desain kemasan secara tidak langsung juga berperan untuk
mempromosikan produk perusahaan). desain kemasan suatu produk sangat
berperan dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli atau
membatalkan pembelian suatu produk tertentu, sehingga memang sudah
selayaknya produsen lebih memperhatikan dan kreatif lagi untuk menampilkan
desain kemasan yang menarik dan terbaik untuk para konsumennya.

Saran

Lebih kreatif inovatif dan peka terhadap situasi kondisi yang ada dipasar,
semua pihak terkait hendaknya bersinergi memberikan kreasi kemasan dan produk
terbaik dan menarik untuk meningkatkan daya tarik konsumen dan kepuasan
konsumen dalam mengkonsumsi barang / jasa yang kita tawarkan yang pada
akhirnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan penjualan, penerimaan
pendapatan, eksistensi dan keberlangsungan hidup perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Erlyana, Y. (2019, February). Pengaruh Desain Kemasan Produk Lokal


Terhadap Minat Beli Menggunakan Model VIEW: Studi Kasus Keripik Maicih.
In SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis
Teknologi) (Vol. 2, pp. 302-308).

Apriyanti, M. E. (2018). Pentingnya kemasan terhadap penjualan produk


perusahaan. Sosio e-kons, 10(1), 20-27.

Setiawati, M., & Lumbantobing, R. (2017). Pengaruh promosi dan


kemasan terhadap keputusan pembelian produk chitato yang dimediasi oleh brand
awareness. Manajemen Bisnis Kompetensi.

Pratiwi, M. S., Suwendra, I. W., Yulianthini, N. N., & SE, M. (2014).


Pengaruh Citra Perusahaan, Citra Produk dan Citra Pemakai terhadap Keputusan
Pembelian Produk Foremost pada Distro Ruby Soho di Singaraja. Jurnal
Manajemen Indonesia, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai