Anda di halaman 1dari 10

PKK KELAS XI – DESAIN DAN KEMASAN PRODUK BARANG/JASA

KOMPETENSI DASAR (KD)


3.4 MENGANALISIS KONSEP DESAIN/CONTOH DAN KEMASAN PRODUK
BARANG/JASA
4.4 MEMBUAT DESAIN /CONTOH DAN KEMASAN PRODUK BARANG/JASA

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami konsep desain / contoh dan kemasan produk
2. Memahami Tujuan Desain dan Kemasan Produk
3. Menerapkan Jenis dan Bentuk Desain dan Kemasan Produk
4. Menganalisis konsep desain / contoh dan kemasan produk barang / jasa
5. Memilih desain / contoh dan kemasan produk barang / jasa
6. Menyusun alat dan bahan dalam pembuatan desain dan kemasan produk
7. Membuat desain / contoh dan kemasan produk barang / jasa sesuai standar SNI
8. Mempresentasikan hasil desain dan kemasan produk barang/jasa

A. KONSEP DESAIN DAN KEMASAN PRODUK


1. PENGERTIAN KONSEP DESAIN
Kata konsep berasal dari bahasa latin conceptum, yang artinya sesuatu yang dipahami.
Secara garis besar definisi konsep adalah suatu hal umum yang menjelaskan atau menyusun
suatu peristiwa, objek, situasi, ide, atau akal pikiran dengan tujuan untuk memudahkan
komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir lebih baik. Pengertian
lainnya mengenai konsep ialah abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan
dalam suatu kata atau simbol.
Desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti rancangan, rencana atau reka
rupa. Dari kata design muncul kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang.
Dilihat dari kata benda, “desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan
dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip desain. Selanjutnya dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai
proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi
atau berguna serta mempunyai nilai keindahan. Desain merupakan pola rancangan yang
menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti kemasan suatu produk. Desain dihasilkan
melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni serta kegemaran orang banyak
yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau di pahami
maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda
yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep desain merupakan bentuk rumusan
dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan dari desainer yang dituangkan
dalam wujud gambar.
2. PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec,
2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor
yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.
DESAIN KEMASAN
Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu
dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, kegunaan
dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang
dikemas. Promosi dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku
konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi melalui media massa,
papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila produsen ingin memperkenalkan produk
barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut dikenal oleh konsumen, maka pengemasan
produk memegang peranan yang penting. Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih
satu jenis produk setelah melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut
memberikan informasi yang cukup bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik
pembeli. Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui penelitian yang
cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis
cetakan. Desain yang baik tergantung pada keahlian desainer, jenis tinta, bahan dan mesin
pencetak.
Perkembangan industri yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting
dalam pengangkutan dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal
menjadi pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang
seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada
pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk memperebutkan pasar. Hal ini
mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu dengan memperkenalkan
konsep    branding untuk membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen. Brand
atau merk adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya untuk
mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing. Nama brand yang
dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan kualitas produk tertentu. Saat ini
fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat
pemasaran. Pasar swalayan dan supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga
desain grafis pada kemasan produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada
pasar swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual suatu
produk, dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap
penjualan.
B. FAKTOR-FAKTOR PENTING DAN PERSYARATAN DESAIN KEMASAN
1. Mampu menarik calon pembeli
Kemasan diharapkan mempunyai penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya,
yang mencakup bentuk, gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang, logo
dan tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam
mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain kemasan
yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap produk tersebut.
Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan perbedaan warna, bentuk, ukuran,
ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya. Kombinasi dari unsur-unsur tersebut dapat
memantapkan identitas suatu produk atau perusahaan tertentu.
Bentuk dan penampilan kemasan sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di
pasar swalayan, karena waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan membeli
atau tidak suatu produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik. Pada situasi swalayan,
kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk yang saling bersaing. Agar
kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat menciptakan kemasan dengan bentuk yang
unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang sesuai desain yang praktis, menarik dan
sebagainya.
2. Menampilkan produk yang siap jual
Ketika konsumen sudah tertarik untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya
untuk menentukan membeli atau tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh
karena itu kemasan harus dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang
dikemasnya. Kelebihan-kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan,
seakan-akan produk tersebut memang disajikan untuk calon pembeli secara memuaskan.
Sasaran konsumen dari produk yang dijual ditunjukkan melalui desain kemasan, seperti
misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu formula), jenis kelamin dan kelompok etnis.
Menurut Raphael (1969) hampir 70% dari pembelian  di toko swalayan adalah hasil
pengambilan keputusan sejenak pada saat pembeli berada di toko tersebut.Didapat 50% dari
semua pembelian di toko swalayan adalah karena dorongan hati. Kemasan harus mampu
mengubah rencana pembeli untuk mengambil suatu produk dari merek lain menjadi produk
serupa yang disajikan. Ketika tidak ada pilihan produk yang ditawarkan, keputusan
konsumen untuk membeli atau tidak relatif mudah. Akan tetapi pada pasar yang bersaing,
produsen harus berusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen. Hal ini berarti produsen
perlu mengetahui motivasi konsumen dalam memilih. Motivasi konsumen dalam memilih
antara lain karena: 1) murah, 2) sesuai dengan kebutuhan dan 3) kebanggaan. Pria akan lebih
tertarik pada kemasan yang menunjukkan kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai
produk yang tampak cantik. Anak muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau
menggairahkan, sedangkan orangtua lebih konservatif.
Desainer kemasan perlu mempelajari perilaku konsumen untuk menganalisa pengaruh
kemasan terhadap pola pembelian konsumen, menemukan bagaimana kemasan diciptakan
agar layak dalam lingkungan pasar yang makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan
pengaruh kemasan dalam menarik mata pelanggan (eye catching). Minat konsumen untuk
membeli dapat ditarik dengan memperagakan produk tersebut pada tempat  yang
menyenangkan, dalam bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang baik.
Contohnya dapat kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang digambarkan langsung
sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias wanita diberi kemasan yang
berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi keindahan, wanita yang rapi atau lukisan.
3. Informatif dan komunikatif
Gagalnya fungsi kemasan dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah
beranjak dari tempatnya. Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan
dengan jelas semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa
produk tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang
sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk, yang akan
mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding merek lain yang
tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat menunjukkan identitas produk seperti warna,
rasa, bentuk dan ukuran harus dapat diketahui oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau
identitas produk harus juga diberikan porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi
jenis produk dapat dicapai dengan menggunakan merek dagang dan logo. Penekanan
terakhir untuk jenis atau perusahaan dapat diwujudkan melalui penggunan kata-kata dan
simbol-simbol khusus. Penempatan yang menonjol dari merek dagang atau logo membantu
mengidentifikasi produk yang dikemas. Suatu produk dari suatu perusahaan dapat
membantu penjualan produk-produk lain dari perusahaan yang sama.
Kepuasan konsumen akan suatu produk akan mendorong pembeli untuk membeli produk
lain dari perusahaan yang sama. Falsafah Inggris yang menyatakan ”the product is the
package” atau barang produk ditentukan oleh kemasannya, hendaknya diterapkan oleh
produsen. Mutu kemasan dinilai dari kemampuan dalam memenuhi fungsi yaitu kemasan
dituntut untuk memiliki daya tarik lebih besar daripada barang yang dibungkus (misalnya
kemasan minyak wangi). Keberhasilan suatu kemasan ditentukan oleh estetika dimana di
dalamnya terkandung keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan
kesan jenis, ciri atau sifat barang yang diproduksi. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan
produk dan kemasan sangat penting. Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami
petunjuk untuk menyiapkan dan menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara
membersihkan untuk jenis pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi penggunaan
produk. Pada produk-produk yang membahayakan kesehatan pemakai, maka kemasan harus
menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja. Informasi tentang cara penggunaan
pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk yang benar tentang cara membuka dan
menutup kembali kemasan harus diberikan. Semua gambaran yang menyenangkan,
khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.
Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada
kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi
produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih,
kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan
ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih,    harus
selalu diperlihatkan pada label    kemasan.
4. Menciptakan rasa butuh terhadap produk
Banyak produk dengan jenis yang sama tetapi merk berbeda terdapat di pasaran, yang
menyebabkan terjadinya persaingan antar produsen. Raphael (1963) mengemukakan hasil
studi mengenai ”The 7th Du Pont Consumer Buying Habits”, yaitu bahwa 62,6% pembeli
yang diwawancarai di toko swalayan tidak memiliki daftar belanja. Karena itu kondisi
sesaat, seperti telah diuraikan diatas, desain kemasan dapat merebut hati pembeli untuk
memilih produk yang ditampilkan. Kemasan yang dapat menimbulkan minat yang kuat
terhadap produk akan terpilih pada waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk
menimbulkan minat terhadap suatu produk adalah dengan mengingatkan calon pembeli
terhadap iklan yang pernah dibuat. Kemasan harus mampu menerangkan dengan jelas iklan
tersebut. Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan serta kemewahan yang ditonjolkan pada
kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan
pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan, penekanan
pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan psikologis,
kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk tersebut.
C. FUNGSI KEMASAN PRODUK
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari
pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif,
para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan
konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen
dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
D. TUJUAN KEMASAN PRODUK
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama
dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
E. JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus,
makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya
tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng
susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.
F. PERSYARATAN BAHAN KEMAS
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan
aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen
tergantung pada kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan
demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan,
pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
 Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari
udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi
mikroorganisme.
 Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan
penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan
perhatian.
 Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran
masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
 Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada,
mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-
sifat :   
 Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
 Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat
mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
 Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
 Kuat dan tidak mudah bocor.
 Relatif tahan terhadap panas.
 Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah
Daftar Pustaka

 Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.


 Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
 Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.
 Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
 Simamora, Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.
 Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity
Company

Anda mungkin juga menyukai