BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini persaingan antar usaha menjadi begitu ketat, banyak produk-produk
baru bermunculan dengan berbagai inovasi. Banyaknya lapangan usaha yang terbuka di
Indonesia saat ini, memunculkan banyak start up kreatif. Pemerintah juga mendukung
perkembangan ini dengan berbagai program, salah satunya seperti UMKM. Persaingan
ketat antar pendatang baru juga terjadi pada kompetitor yang sudah lama berada dalam
sektor industrial. Berbagai perkembangan ide gagasan baru dalam persaingan ketat
dalam negri menimbulkan banyaknya kemunculan produk-produk baru dengan berbagai
inovasi. Banyak inovasi yang tidak dapat terprediksi, sehingga bahkan setiap harinya
ada unit usaha yang dibuka di Indonesia (Tirto.id, 2017, https://tirto.id/jokowi-bersama-
ceo-muda-dorong-wirausaha-baru-berkiprah-di-ew-cBUq, 18 Desember 2017) .
Semuanya tidak hanya terjadi dengan pengembangan produk, namun juga berbagai
elemen pendukung dari produk tersebut. Pembentukan image dari sebuah produk
terbangun oleh branding dari produk tersebut, banyak hal yang masuk dalam branding
tersebut. Salah satu yang mempengaruhi penjualan yang terkait dengan aktivitas face to
face dengan konsumen adalah desain kemasan.
Desain kemasan menjadi salah satu cara produsen untuk menarik konsumen.
Desain kemasan memiliki daya pikat tersendiri untuk konsumen menentukan
pilihannya. Desain kemasan dibuat tidak hanya bertujuan untuk melindungi produk itu
sendiri, tetapi ada beberapa manfaat yang dapat diambil memalui desain kemasan.
Desain kemasan juga dapat membentuk indentitas produk dan juga menjadi media
promosi. Desain kemasan membantu konsumen untuk menentukan pilihannya untuk
produk yang sama. (Nurin Tamam, 2015,
https://zahiraccounting.com/id/blog/pengaruh-desain-kemasan-terhadap-penjualan/, 2
Februari 2015). Sehingga saat ini banyak unit usaha yang mengembangkan desain
kemasan tersebut menjadi lebih menarik. Berbagai inovasi dari berbagai macam produk
saat ini menunjukan tingkat persaingan yang ketat. Bisnis kecil seperti UMKM pun
sudah mempertimbangkan mengenai pentingnya desain kemasan tersebut.
Desain kemasan tidak hanya terlihat dari bentuk yang menarik dan interaktif,
namun di dalamnya terdapat berbagai elemen grafis yang mendukung desain kemasan
tersebut. Apabila desain kemasan tersebut tidak bertitik fokus pada “bentuk” maka titik
yang akan ditonjolkan adalah melalui elemen grafis pendukung dari desain kemasan
tersebut. Ada beberapa elemen grafis yang menyusun sebuah desain kemasan, yaitu
warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak. Dalam membuat desain
lebih menarik, desainer harus dapat menyampaikan maksud dari kemasan tersebut.
Kemasan dapat mengandung maksud tentang produk, brand, kategori prduk, tipe
konsumen, dan keuntungan dari produk tersebut. Kemasan adalah representatif dari
keseluruhan marketing, bukti fisik dan visual dari produk agar terjual. Oleh karena itu,
kemasan sangat berperan penting dengan kepercayaan terhadap produk tersebut.
(Natadjaja, Cahyono, Yuwono ; 2011, dalam jurnal KONDISI DESAIN KEMASAN
PRODUK MAKANAN RINGAN DAN MINUMAN INSTANT PADA INDUSTRI KECIL
SKALA RUMAH TANGGA (MICRO INDUSTRY) DI KABUPATEN KEDIRI,
http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/18132, p.8))
Salah satu produk makanan kecil yang sering kali diabaikan dari segi
pengemasannya adalah kuaci. kuaci pada umumnya berasal dari biji bunga matahari.
Bunga matahari merupakan tanaman yang berasal dari Negara Meksiko dan Peru, lalu
sekitar abad ke-17, terjadi penyebaran tanaman tersebut ke berbagai negara di belahan
dunia, seperti Jerman, Perancis, Bulgaria, Rusia, Amerika serikat, Hungaria, Rumania,
dan negara-negara lainnya. Di Indonesia sendiri, sentra pembudidayaan tanaman bunga
matahari ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dimana selain menghasilkan bunga yang
besar dan indah seperti matahari, bunga tersebut juga menghasilkan biji yang kemudian
dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan ringan yang kita sebut dengan kuaci. Selain
itu juga sebagai salah satu sumber penghasil minyak dalam produk kosmetik. Kuaci
adalah salah satu cemilan yang banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.
kebanyakan kuaci diolah dari biji bunga matahari yang dikeringkan kemudian
diasinkan. namun, ternyata produk kuaci juga dapat dihasilkan dari biji buah semangka
serta biji labu wuluh. (School Pouring Rights, 2017,
http://www.schoolpouringrights.com/food/penjelasan-mengenai-kuaci-cemilan-kecil-
dengan-banyak-manfaat/, 20 Desember 2017).
Salah satu merek yang berada di pasaran saat ini bernama “Rebo” yang
merupakan produsen dari produk kuaci. Berkembangnya desain kemasan tersebut tidak
hanya membantu untuk menarik konsumen namun juga memberi pandangan berbeda
tentang produk yang dijajakan yaitu kuaci tersbeut sendiri. Kuaci yang notabene adalah
makanan ringan yang umumnya hanya dikemasi oleh plastik biasa. “Rebo” mengambil
langkah berbeda dengan membuat kemasan dari produk kuaci ini terlihat kualitasnya.
Konsumen juga bisa tertarik terhadap produk itu melalui visual dari desain kemasan
“Rebo” tersebut. Pemilihan warna dan konsep desain yang modern menjadi pilihannya.
Jenis penelitian adalah dengan data kualitatif, yaitu dengan metode survey
kuesioner. Penelitian dengan data kualitatif yang digunakan yaitu dengan menyediakan
pertanyaan yang akan menggiring opini dari responden untuk memilih yang sekiranya
responden sukai.
Metode penelitian ini dipilih peneliti untk melihat bagaimana tanggapan responden
dengan pertanyaan yang dilontarkan dan apa yang responden pilih kebanyakan dari
pertanyaan tersebut.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah penelitian survey, yaitu dengan
mengajukan kuesioner kepada responden untuk memperoleh jawaban dengan tanggapan
pribadi responden. Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang memiliki
kecenderungan untuk mampir ke supermarket untuk berbelanja makanan ringan.
Pembatasan daerah dari responden tidak dibatasi oleh penulis kebanyakan
responden berada di lingkungan Unika Soegijapranata, namun juga ada responden dari
daerah lainnya tetapi masih berstatus sebagai mahasiswa aktif. Mahasiswa dipilih
karena kencendurungannya untuk memlih barang dapat didasari oleh berbagai macam
hal. Kriteria yang dipilih ini sesuai dengan kriteria yang dipilih oleh penulis sendiri.
Pada penelitian ini umlah responden yang diambil sebanyak 30 orang, sesuai
dengan kecukuan yang diperoleh (Uma Sekaran, 2006) mengidentifikasi ukurang
sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30 responden.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah penyebaran
kuesioner, dengan isian pertanyaan sebagai berikut:
a. Anda berada dalam sebuah supermarket dan hendak membeli kuaci.
Anda belum pernah membeli kuaci sebelumnya. Pilihlah salah satu
produk dari beberapa produk kuaci ini
Berdasarkan hasil survey, kuaci yang dominan dipilih oleh para responden
adalah kuaci C yaitu seumlah 17 responden, di peringkat kedua ada kuaci A ada12
responden, dan kuaci B sebanyak 1 responden. Kuaci A dan B adalah pembanding
data, data utama yang inin diketahui yaitu pada Kuaci C. Sebagai pendamping,
penulis mengambil 2 karakteristik perbandingan yang hampir mirip dan tidak
mirip sama sekali. Yang dimaksud kemiripan disini adalah Kuaci A yang
memiliki visual yang lebih simple daripada kuaci C, namun Kuaci A tidak
memiliki daya tarik tersendiri, seperti warna yang lebih monoton dan tidak
memiliki ilustrasi, elemen yang digunakan hanya warna, tipografi, dan layout.
Sedangkan kuaci B sebagai pembanding data yang perbandingannya jauh yaitu
visual yang tidak menarik dan tidak memiliki keterkaitan visual yang dekat
dengan kuaci C.
Responden yang memilih kuaci A dan C perbandingannya tidak terlalu jauh
yaitu 12:17, yang artinya hasil hipotesa dan generalisasi pilihan yang disediakan
oleh penulis sesuai. Kebanyakan responden yang memilih produk A dan C, karena
trigger yang penulis berikan yaitu dengan pertanyaan, “Anda berada dalam sebuah
supermarket dan hendak membeli kuaci. Anda belum pernah membeli kuaci
sebelumnya. Pilihlah salah satu produk dari beberapa produk kuaci ini”.
Pertanyaan ini kemudian ditanggapi oleh para responden dengan memilih produk
yang terlihat “bagus” secara visual. Karena di pertanyaan tersebut, spesifikasi
yang diberikan penulis adalah “anda belum pernah membeli kuaci sebelumnya”,
hal ini tentu saja memancing responden untuk tidak memiliki pilihan lain selain
dari visual dari produk tersebut. Karena penulis tidak memberikan rincian harga,
maupun spesifikasi dari pilihan yang ada. Namun hanya pilihan dengan visual
yang ada. Sedangkan hanya 1 orang yang memilih pilihan kuaci B. Hasil hipotesa
yang penulis yakin adalah responden memilih kuaci tersebut karena sudah pernah
mencoba 3 varian kuaci tersebut, dan menyukai kuaci B. Padahal penulis sudah
memberi keterangan di pertanyaan tersebut bahwa “anda belum pernah membeli
kuaci sebelumnya”.
Pada pertanyaan kedua, penulis menanyakan alasan dari pemilihan produk
mengacu pada pertanyaan sebelumnya. Sebanyak 21 responden menjawab
kemasan sebagai alasan utama dari pemilihan produk tersebut. Hal ini diakibatkan
penulis memberi gambaran visual dari kemasan tersebut. Kemasan dari sebuah
produk memiliki daya tarik, ada daya tarik visual dan daya tarik praktis (Wirya,
1999). Kebanyakan memilih kemasan karena setiap kemasan memiliki daya
tariknya masing-masing, karena disaat membeili produk kemasan adalah salah
satu hal yang dapat dilihat konsumen pertama kali saat pemilihan produk tersebut.
Sedangkan sebanyak 5 responden memilih produk tersebut melalui komposisi dari
produk tersebut. Komposisi disini adalah kandungan-kandungan yang ada dalam
produk tersebut. Tidak banyak konsumen yang memilih konsumen sebagai faktor
utama dalam pemilihan sebuah produk. Sedangnkan 4 responden memilih harga
sebagai faktor utama pemilihan dari produk tersebut. Hal ini tidak menutup
kemungkinan karena memang ada beberapa orang yang sangat mengamati kondisi
perekonomiannya. Hal ini berkaitan dengan bahasan selanjutnya yaitu mengenai
price over quality/quality over price.
Sebanyak 7 responden memilih “price over quality”, yang artinya sebanyak
7 responden memilih harga sebagai faktor utama pemilihan sebuah produk, bukan
kualitas dari produk tersebut. Tidak memungkiri bahwa saat ini Indonesia berada
dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil. Sehingga masih banyak orang
yang mementingkan harga daripada kualitas dari produk tersebut. Sedangkan
sebanyak 23 responden memilih “quality over price”, yang artinya sekarang sudah
ada masyarakat yang berani memilih kualitas terlebih dahulu. Tentu saja hal ini
snagat memantu perekonomian bagi pengusaha-pengusaha yang menawarkan
produknya. Karena saat ini masih adanya kesulitan dalam mengatur bagaimana
harga dan kualitas dapat seimbang.
Di saat memilih kemasan sebanyak 2 responden mengutarakan fungs dari
kemasan itu yang penting. Dikarenakan fungsi dari kemasan juga mempengaruhi
produk tersebut. Sebanyak 4 responden memilih berdasarkan bentuk dari kemasan
yang menarik dan 24 responden menyatakan lebih melihat ke visual dari kemasan
ersebut. Visual yang dimaksud adalah yang nampak pada kemasan, seperti
ilustrasi, warna, dan tipografi.Hal ini mngacu pada pertanyaan pertama karena
visual yang saat ini ada sangat mempengaruhi karena visual atau bagaimana
kemasan tersebut mempengaruhi mindset para konsumen.
4.1.1 Analisa Studi Pustaka
4.1.1.1 Desain Kemasan
Kemasan pada saat ini tidak hanya memiliki nilai fungsional, tetapi
juga memiliki nilai-nilai yang lainnya. Seperti kemasan harus mampu
mmpengaruhi konsumen, karena kemasan merupakan bentuk fisik yang
pertama kali dilihat pengunjung saaat akan memilih produk. Oleh
karenanya kebanyakan kemasan pada saat ini memiliki berbagai keunikan
karena kemasan dijadikan nilai pemasaran dari produk tersebut.
4.1.1.2 Elemen-elemen grafis dalam kemasan
Elemen-elemen grafis pada kemasan sangat mempengaruhi
pembentukan dari kemasan tersebut. Ada berbagai macam pandangan
mengenai elemen grafis,,seperti saat ini pemilihan warna yang kontras
sangat mudah djumpai dip asaran. Pemilhan visual yang minimalis
sehingga konsumen dapat mengerti saat itu juga, produk apa yang dijual
dibalik kemasan tersebut.
4.1.1.3 Minat Beli
Beberapa orang memilih untuk membeli atau tidaknya benda/produk
melalui proses minat beli. Pertimbangan-pertimbangan yang muncul
dalam pemilihan produk, mulai dari kualitas sampai ke harga dapat
mempengaruhi konsumen.
4.2 Analisa Keseluruhan Data
4.2..1 Elemen Grafis
Dalam kasus kemasan kuaci Rebo,berikut adalah analisis dari elemen-
elemen grafis kuaci “Rebo”
a. Warna
Warna yang diambil oleh kuaci Rebo sangat terkesan modern dan lebih
kekinian. Yaitu pemilihan warna semi pastel dan tegas. Warna hijau, kuning,
dan merah yang dominan pada kemasan kuaci Rebo sangat kental kaitannya
dengan kemasan tersebut. Kemasan yang penulis jadikan sampling adalah
kuaci Rebo dengan varian rasa matcha. Warna hijau tentunya mendukung
dari citraan rasa matcha tersebut. Kemudian warna kuning menandankan
bunga matahari, diamna kacang kuaci tersebut berasal. Kemudian warna
merah untuk mempertegas kesan dari kemasan dan branding dari kuaci Rebo
tersebut.
b. Merk dan Logo
Logo dari kuaci Rebo terdiri dari logo type dari “Rebo” sendiri. Terlihat dari
logonya yang lebih keliatan dinamis menggunakan tipografi sans serif yang
menandakan kesan “muda” dan menarik
c. Bentuk
Bentuk dari kemasan tersebut tentunya sangat terkesan modern dengan
teknologi ziplock dimana kuaci tersebut dapat disimpan beserta kemasannya
dan tidak menimbulkan kerusakan pada produk dan terkesan praktis.
Kemasan yang berbentuk demikian sedang gencar-gencarnya mewarnai pasar
pangan di Indonesia.
d. Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam kemasan ini terlihat lebih dengan kesan
santai dan modern. Lebih menarik dengan pemilihan huruf sans serif.
e. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan juga tidak jauh dari maksud produk tersebut. Ada
ilustrasi kuaci dan bunga matahari yang erat kaitannya dengan produk.
f. Tata letak/ layout
Layout yang digunakan sudah bagus, terlihat menarik dan modern. Penataan
logo yang jelas dan terbaca. Ilustrasi yang tidak melenceng dari produk.
Tipografi yang mudah terbaca, dan pemilihan warna yang pas untuk
memastikan keterbacaan huruf dan maksud dari produk tersebut.
4.2..1 Minat Beli dan Desain Kemasan
Konsumen membeli sesuatu dengan berbagai pandangan. Konsumen
memilih untuk membeli sebuah produk dengan berbagai pertimbangan
disebutkan sebagai seective buying motive, yaitu pembelian terhadap barang
dengan berbagai pertimbangan, misalnya seperti kemasan dari produk tersebut.
Maka desain kemasan dari produk kuaci tersebut juga mempengaruhi konsumen.
Karena sudah disebutkan pada analisis studi pustaka bahwa kemasan merupakan
salah satu yang dapat dilihat konsumen saat pertama kali bertemu dengan
produknya. Maka dari itu, kemasan menjadi salah satu pertimbangan dalam
memilih sebuah produk. Hal mengenai desain kemasan ini juga yang akhirnya
menjadi pertimbangan saat memilih sebuah produk, atau minat beli dari
konsumen.
4.1 Pengaruh Elemen Grafis Dengan Minat Beli Konsumen
Dalam penyusunan sebuah produk, dibutuhkan beberapa faktor pemasaran \. Salah
satunya adalah desain kemasan. Kenapa desain kemasan? Karena kemasan adalah salah
satu bentuk visual yang dapat dilihat oleh konsumen secara langsung untuk pertama
kali. Pemilihan bentuk atau fungsi dari kemasan tersebut juga menjadi kunci. Namun
ada salah satu kunci yang penting, yaitu elemen grafis dari kemasan tersebut.
Di dalam survey yang dilakukan oleh penulis lebihdari 50% responden melihat
visual dari sebuah kemasan. Karena tentu saja visual yang menarik dapat menarik
konsumen secara langsung, paling tidak melihat dan memperhatikan produk
tersebut.Elemen-elemen grafis yang terdapat dalam kemasan kuaci Rebo ini memiliki
berbagai daya pikat yang menarik, seperti pemiihan warna dan tipografi. Warna
tentunya merupakan salah satu faktor yang penting. Pemilihan warna yang kontras
seperti kuning, hijau, dan merah tentunya akan menggoda para calon konsumen. Calon
konsumen saat ini lebih mementingkan kualitas dari produk tersebut, daripada
harganya. Elemen-elemen grafis yang dipilih oleh sebuah produk akan sangat
mempengaruhi kualitasnya. Apabila kemasan tersebut terkesan menarik, maka produk
nya pun juga akan berbanding lurus dengan kemasannya.
Konsep-konsep visual yang disampaikan melalui sebuah produk inilah yang
kemudian mempengaruhi minat beli konsumen. Ada beberapa motif konsumen saat
memilih sebuah produk, seperti mempertimbangkan apa saja dari produk tersebut.
Kemasan yang mengandung elemen-elemen grafis inilah yang kemudian
mempengaruhi minat beli konsumen, karena sudah memasuki faktor pertimbangan dari
konsumen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kemasan saat ini bukan hanya berguna sesuai fungsinya, namun ada bebagai faktor
yang terlibat melalui kemasan tersebut. Salah satunya adalah untuk mempengaruhi
konsumen. Saat memilih produk, kemasan adalah bentuk produk pertama yang dapat
dilihat oleh konsumen. Saat ini banyak sekali brand yang berkembang untuk
mengembangkan marketingnya dari segi kemasan. Kemasan sekarang dapat
berkembang menjadi salah satu strategi marketing untuk mempengaruhi minat
pembeli.
Salah satu elemen yang mempengaruhi kemasan adalah elemen-elemen grafis yang
nampak pada kemasan. Elemen-elemen inilah yang mempengaruhi pandangan
konsumen. Melalui survey dari 30 orang terdapat 24 responden yang mementingkan
visual saa memilih sebuah produk. Hal ini tentu saja mendukung hipotesa penulis yaitu
elemen grafis mempengahruhi minat beli konsumen.
5.2. Saran
Diharapkan pembacaan dapat mengerti bahwa pada saat ini penting sekali visual
dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat ini masyarakat masih sangat awam dengan
segala sesuatu bernetuk grafis. Sedangkan banyak hal yang dilihat diluar sana itu
merupakan elemen grafis. Olehsebab itu pembaca diharapkan dapat mengerti bahwa
visual atau grafis dapat mempengaruhi minat beli para pembaca.