Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Pemasaran 127 (EKMA4216) Diskusi

Positioning (pemosisian) produk/merek dalam pemasaran adalah salah satu cara


yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan produk dalam segmen atau target pasar
yang paling menguntungkan, membutuhkan strategi yang mampu menciptakan persepsi
konsumen terhadap segmen sasaran terkait sifat produk dan manfaat yang akan diperoleh
dari pembelian terkait produk tersebut.
Dari buku Marketing Management (2016) karya Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,
positioning adalah strategi untuk merancang penawaran dan membentuk citra perusahaan
agar bisa memperoleh tempat khusus dalam benak konsumen. Positioning juga bisa
diartikan sebagai strategi untuk menciptakan citra perusahaan dan produknya di benak
konsumen, baik itu konsumen individu, perusahaan, maupun pemerintah. Strategi
positioning berkaitan erat dengan persepsi konsumen terhadap manfaat suatu produk, baik
itu secara nyata maupun dalam bentuk harapan. Lebih lanjut, strategi positioning
menggambarkan keunggulan terhadap suatu produk, merek, nama, atau bisnis dalam
bentuk hubungan asosiatif (berhubungan satu sama lain).
Positioning tidak berfokus pada apa yang perusahaan lakukan terhadap produk
(inovasi, built-up, enrichment, atau fitur/kelebihan sekunder), melainkan bagaimana produk
di mata konsumen (engagement). Cara perusahaan membangun citra terhadap produknya
menjadi poin penting positioning. Banyak produk serupa, tetapi dengan positioning yang
tepat produk anda tetap dapat bersaing di pasaran.
Beberapa hal diperlukan dalam melakukan positioning untuk mendapatkan hasil
yang menguntungkan bagi produsen dan memberikan manfaat pada konsumen, yaitu :
1. Segmentasi Pasar
Penentuan waktu adalah permainan angka yang akan beranjak dari konsumsi
secara masal. Misalkan pada merek produk iPhone yang membawa citra untuk
kualitas, keamanan pengguna dan kemewahan pada spektrum pasar yang
spesifik, sementara Xiaomi mengusung citra berbeda pada ujung spektrum yang
lainnya.
Walaupun tingkat spesifik bisa dijadikan sebagai motivasi yang kuat untuk
pembeli, tapi hal tersebut akan memiliki resiko cukup tinggi. Kemungkinan
gagal dalam pemasaran yang dimiliki sama-sama beratnya. Merek Vertu gagal
menggaet pasar di sepktrum yang sama dengan iPhone, dan Nexian yang
runtuh di spektrum serupa dengan Xiaomi.
Setiap perusahaan harus mengetahui dimana tempatnya pada spektrum
tersebut, analisa momentum dan layanan terasosiasi untuk mendapatkan
ceruk/posisi setia dan menarik bagi konsumennya.
2. Mempertimbangkan Fakta dan Data
Produsen yang mampu mengambil fakta dan mengumpulkan data terkait suatu
produk, dan dengan memberikan tekanan pada beberapa fakta dan informasi,
tentunya bisa menciptakan kesan yang berbeda. Oleh karena itu, kewiraniagaan
akan menentukan posisi melalui berbagai fakta dan data agar bisa
mendapatkan tanggapan yang diinginkan.
“Sedikit beda adalah lebih baik daripada sedikit lebih baik” adalah sepotong
kalimat dari Philip Kotler yang terkenal di Indonesia sejak disebutkan oleh
Pandji Pragiwaksono, salah satu Komedian ternama.
Hal tersebut mengaitkan fakta dan data yang dimiliki pada segmentasi pasar,
dan penentuan produk.
3. Penentuan Produk (citra)
Mengaitkan produk atau jasa dengan berbagai nilai positif yang diinginkan atau
yang sedikit maupun tidak ada kaitannya dengan produk itu sendiri adalah salah
satu langkah yang perlu diperhatikan.
Pendekatan seperti ini sering kali dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Contohnya produk sabun mandi yang membuat bermacam ragam produk lalu
mengaitkan setiap ragamnya pada nilai-nilai yang berbeda, pada jenis sabun
kecantikan dikaitkan pada model-model cantik, pada sabun anti bakteri
dikaitkan pada kegiatan outdoor, hingga sabun dengan wangi spesifik yang
mengaitkan pada suatu event atau karakter personal.
Selain mendapatkan posisi pada ragam produknya, penentuan produk yang
spesifik turut memnentukan citra ragam produk dan merek tersebut pada suatu
kondisi yang bisa membekas di pikiran konsumen, sehingga asosiasi konsumen
pada suatu kondisi selalu bisa berkaitan pada produk tersebut.
4. Pantulan Cermin
Yang dimaksud dari pantulan cermin adalah proses imbal balik antara produsen
dengan konsumen, dalam bentuk pendekatan, pembaharuan informasi dan
fitur/fasilitas berkesinambungan, hingga layanan purna jual.
Belajar dari jatuhnya Yahoo! dan meledaknya pengguna Zoom adalah bukti
bahwa pantulan cermin sangat berpengaruh pada positioning produk dalam
pemasaran untuk produsen di mata konsumen.

Dalam strategi positioning produk/merek perusahaan, kita memiliki begitu


banyak contoh perusahaan besar yang tentunya sudah mengalami pasang surut kondisi
perusahaan dalam usaha mereka mendapatkan posisi terbaik mereka bagi konsumen setia
dan konsumen potensial.
Berbeda dengan aplikasi perpesanan (messenger) sekaligus media sosial yang
sudah ada sebelumnya, Whatsapp menawarkan kemudahan bagi pengguna untuk
menjangkau/menghubungi orang-orang dalam lingkup (lingkaran) daftar kontaknya. Jika
dulu BBM menggunakan konsep PIN sebagai identifikasi akun pengguna, maka Whatsapp
mempermudahnya dengan hanya menggunakan nomor telepon, sehingga pengguna
Whatsapp lebih mudah menghubungi dan berinteraksi dengan koleganya.
Spektrum pasar tentang kemudahan tersebut dipekuat dengan fitur-fitur
andalan Whatsapp lainnya, seperti fitur panggilan video, pesan berwaktu, hingga
pengaturan yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk melindungi privasi-nya. Di ceruk ini,
Whatsapp sudah sanggup menenggelamkan BBM yang sebelumnya begitu hegemoni di
masyarakat dunia, dan bersaing dengan Line di pasar aplikasi perpesanan dan media sosial.

Hampir seperti Whatsapp yang memposisikan diri sebagai aplikasi perpesanan


yang mudah dan lengkap, Twitter memposisikan diri sebagai media sosial yang praktis.
Bersaing dengan Facebook dan Instagram yang sudah lebih dulu memposisikan diri dengan
baik bagi para penggunanya, sukses menggulingkan Friendster, My Space dan Okut.
Twitter menawarkan perbedaan pada pengguna dalam cara berinteraksi sosial
secara daring (online), kelebihan dari fitur re-tweet dan trending topic yang kemudian
dijiplak oleh mayoritas media sosial saat ini. Loyalitas pengguna dimanjakan dengan kedua
konsep fitur itu bukan sekedar berinteraksi dengan sesame pengguna, tapi juga
mendapatkan informasi yang sedang tren, turut serta dalam 'perdebatan’ panjang yang
sedang seru atau viral.
Keduanya, Whatsapp dan twitter memposisikan produk mereka pada layanan
yang mudah, praktis dan memenuhi kebutuhan pengguna pada segmen-nya.
Pada produk minuman karbonasi, ada Coca Cola yang terus bertahan dari era
perang dunia hingga era digital ini. Meskipun bermunculan berbagai macam merek produk
baru yang mirip pada spektrum pasar yang sama pula, Coca Cola masih bertahan pada
posisinya yang baik dan terus diingat oleh konsumennya.
Bagaimana Coca Cola mengubah konsep warna perayaan natal menjadi
dominasi warna merah (sesuai warna dominan kemasannya), hingga bagaimana Coca Cola
begitu dekat dengan setiap kegiatan dalam keluarga-keluarga konsumen maupun event
besar seperti kejuaraan piala dunia.
Bahkan dalam strategi pendekatannya dalam isu obesitas dan kekhawatiran
pada dampak minuman soda, Coca Cola berhasil menjaga citra nya dengan ragam produk
yang cerdas menekan informasi yang beredar umum. Strategi Coca cola juga termasuk pada
bagaimana mereka menentukan jenis dan ukuran kemasannya.
Coca Cola secara simultan dan terstruktur memperhatikan setiap elemen yang
diperlukan dalam strategi positioning untuk tetap terus bertahan di benak konsumen, dalam
peta persaingan produk sejenis dan isu dampak kesehatan.

Sumber :
1. https://katadata.co.id/agung/ekonopedia/62bed7f065968/memahami-konsep-
positioning-definisi-dan-manfaatnya-bagi-perusahaan
2. https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-strategi-positioning-produk-dalam-
persaingan-bisnis/
3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/30/172134669/positioning-definisi-
dan-tujuannya?page=all
4. https://accurate.id/marketing-manajemen/product-positioning/
5. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5860356/belajar-tentang-positioning-
pengertian-tujuan--manfaatnya-dalam-pemasaran
6. http://repo.darmajaya.ac.id/228/4/BAB%20II.pdf
7. https://katadata.co.id/ekarina/brand/5fae523e6b38c/belajar-strategi-coca-cola-
merek-lawas-yang-populer-di-era-digital
8. https://apaartidari.com/analisis-proses-pemosisian-yang-dilakukan-oleh-merek-
berikut-whatsapp-twitter-dan-coca-cola
9. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/29779/VI%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Twitter
11. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210608100832-190-651585/sejarah-
dan-perkembangan-whatsapp-dari-masa-ke-masa
12. https://id.wikipedia.org/wiki/Coca-Cola

Anda mungkin juga menyukai