PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di era digital manjadi penunjang dalam dunia bisnis pada saat ini,
dimana konsumen bisa memanfaatkan teknologi yang ada disekitarnya. Kemajuan teknologi
ini juga merambah bisnis menjadi lebih impresif semakin bertambahnya tahun. Karena
perkembangan teknologi ini tidak akan pernah berhenti sampai disini saja
(Darma,dkk.,2019 ; Wayan Budi Mahardika.,2019). Pada saat ini media sosial juga menjadi
salah satu media yang digunakan banyak pebisnis untuk memperkenalkan atau
memprosikan produk maupun jasa. Menurut Hamdani dan Lupiyoadi (2008:32) Promosi
merupakan hal yang sangat penting di dalam bauran pemasaran yang harus dilaksanakan
oleh setiap perusahaan jika ingin memasarkan produk atau jasa. Kegiatan promosi tidak
hanya sebatas alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, namun merupakan
alat yang dapat memengaruhi konsumen saat terjadinya kegiatan pembelian atau dalam
menggunakan jasa sesuai dengan keiinginan dan kebutuhannya, hal ini ditunjang dengan
menggunakan alat-alat promosi. Seakan tidak puas, tekonologi pada era digital terus
berkembang begitu pesat, perubahan teknologi menjadi lebih praktis. Seiring semakin
pesatnya pertumbuhan dan pengembangan teknologi, hal tersebut juga terjadi pada bidang
ICT (information Communication and Technology) juga merambah dunia pemasaran dalam
bisnis, Teknologi yang paling sering dimanfaatkan adalah sosial media, karena pada era
digital ini media sosial adalah wadahnya suatu informasi, salah satu media sosial yang sangat
dikenal oleh generasi milenial adalah instagram. Media Sosial kini telah menjadi trend dalam
komunikasi pemasaran. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial adalah
ideologi dan teknologi dari Web 2.0, dan memungkinkan terbentuknya kreasi pertukaran isi
informasi dari pengguna internet. Web 2.0 adalah dasar terbentuknya sosial media
(Carlsson, 2010). Contoh-contoh media sosial yang berkembang saat ini adalah : twitter,
saat ini, karna eksistensinya instagram bisa dijadikan sarana dalam mempromosikan , salah
satunya bisnis yang mengunakan instagram sebagai media promosinya adalah Brand
Kosmetik
Pengguna media sosial Instagram di Indonesia semakin naik dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut data Business of Apps, pengguna Instagram secara global sudah mencapai 1,96
miliar orang pada kuartal I 2022. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dihimpun oleh
Napoleon Cat, terdapat 92,53 juta pengguna Instagram di Indonesia pada kuartal IV-2021.
Jumlah ini bertambah 3,9 juta atau naik 4,37% dibandingkan kuartal sebelumnya (Napoleon
oleh pelaku industri kecantikan sebagai saluran komunikasi untuk memperkenalkan produk
mereka. Peningkatan persaingan bisnis daring melalui media sosial memberikan kesempatan
kepada industri untuk memanfaatkan social media marketing agar dapat meningkatkan
brand equity bagi perusahaan mereka (Angkie, 2019). Salah satunya adalah dimanfaatkan
oleh Mother of Pearl sebagai produk kosmetik baru yang diciptakan oleh tasya Farasya. Tasya
Farasya merupakan sosok influencer, beauty vlogger, dan selebgram yang cukup dikenal di
Indonesia dan terkenal sebagai influencer kalangan menengah ke atas. Personal branding
yang kuat dari Tasya Farasya kemudian membuat brand tersendiri dengan nama Mother of
Pearl atau MOP.Beauty. Produk pertama kali yang dikeluarkan oleh Tasya Farasya merupakan
produk esensial atau based make Up, seperti: concealer, loose powder, dan primer make up.
pelanggan. Dalam konten media sosial Instagram MOP Beauty memuat konten seputar
informasi mengenai jenis-jenis produk yang dijual dengan menyuguhkan berbagai promosi
yang ditawarkan. MOP beauty membuat konten-konten tutorial make up, jenis produk yang
ditawarkan hingga keunggulan produk mulai dari bahan hingga packaging, hal ini bertujuan
agar audiens tertarik dengan MOP Beauty. Akun Instagram MOP Beauty selalu aktif dalam
berinteraksi dengan audience, hal ini bisa Dibuktikan dari aktivitas feeds dan Instagram
Story. Tidak hanya itu MOP Beauty juga memanfaat fitur seperti question box, dan juga
membuat story interaktif yang ada di Instagram guna dapat berkomunikasi dengan
konsumen dan calon konsumennya. Brand equity merupakan konsep multidimensi dan
kompleks, tetapi pemahamannya tetap penting bagi merek yang memenuhi potensi
definisi yang dicoba oleh para akademisi dan profesional. Brand equity mewakili nilai sebuah
merek. Ini adalah perbedaan sederhana antara nilai produk bermerek, dan nilai produk itu
Brand equity atau ekuitas merek merupakan aset yang strategis bagi perusahaan karena
sebagai ciri khas, mengandung simbol, makna yang membantu perusahaan dalam
mengurangi biaya promosi, dan menarik konsumen baru berdasarkan kesan yang
ditanamkan pada konsumen (Durianto & Sitinjak, 2004). Aaker (2013) mendefinisikan brand
equity sebagai seperangkat aset yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran
distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya
tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing (Aaker & Biel,
2013). Brand equity dibentuk oleh perusahaan sehingga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian pada suatu produk, studi sebelumnya menunjukkan apabila ekuitas merek tinggi
dapat mendorong konsumen melakukan pembelian suatu merek yang sama (Cobb-Walgren
et al., 1995). Brand equity mampu menjelaskan kekuatan merek suatu produk sehingga
brand equity memicu harapan konsumen untuk mendapatkan nilai tambah dari proses
konsumsi produk merek tertentu sehingga berpengaruh positif pada purchase intention
(Kotler, 2009). Dengan kata lain, jika customer tidak tertarik pada suatu merek karena
kemungkinan brand equity-nya rendah, demikian sebaliknya. Komponen brand equity terdiri
dari brand image, brand awareness, brand loyalty, dan perceived quality (Aaker & Biel,
2013). Brand image merupakan citra merek yang diciptakan olehperusahaan pada produk
agar muncul di benak konsumen, sedangkan brand awareness sebagai pengenalan pada
brand yang memunculkan persepsi bahwa produk ini sudah memiliki ciri khas yang kuat
persepsi kualitas yang dibangun oleh brand produk tersebut agar dianggap berkualitas dan
komponen yang ada dalam brand equity, yaitu dapat membangun pengenalan akan adanya
suatu brand di pasar, dan juga dapat membentuk citra produk yang dihasilkan oleh suatu
brand (Aaker & Biel, 2013). Prinsip dasar branding dan brand equity diantaranya adalah
sebagai berikut: (1) Perbedaan hasil muncul dari "nilai tambah" yang dianugerahi produk
sebagai hasil aktivitas pemasaran masa lalu untuk merek; (2) Nilai ini dapat diciptakan untuk
sebuah merek dengan berbagai cara; (3) Brand equity memberikan penyebut umum untuk
menafsirkan strategi pemasaran dan menilai nilai sebuah merek; (4) Ada banyak cara
berbeda dimana nilai sebuah merek dapat dimanifestasikan atau dieksploitasi untuk
menguntungkan perusahaan (dalam hal hasil yang lebih besar atau biaya yang lebih rendah
atau keduanya); (5) Brand equity harus dapat mengeksplor nilai perusahaan. Penelitian
permasalahan terhadap keberlangsungan usaha yang dilakukan (Prayoga & Aryanto, 2021).
Brand image yang positif penting untuk diupayakan oleh setiap perusahaan karena
kesadaran dan loyalitas konsumen dapat dibangun melalui proses ini (Yosephine & Diniati,
2021). Strategi branding perlu fokus untuk dilakukan dan lebih dipusatkan pada aktivitas
berhubungan dengan masyarakat di internet dan media sosial namun lebih dikerjakan
melalui periklanan, publikasi dan promosi penjualan untuk meningkatkan brand awareness.
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa setiap promosi yang dilakukan tidak hanya berpusat
pada peningkatan brand awareness kepada masyarakat tetapi ada beberapa paduan
promosi yang bermaksud untuk memajukan penjualan seperti promosi penjualan (Prayoga &
konten yang berisi pesan persuasif dan dapat berpengaruh nyata terhadap perilaku followers
(Cahyandani et al., 2022). Ragam konten yang memiliki potensi untuk mendapatkan
engagement yang tinggi diantaranya adalah konten mengenai giveaway, tips, dan challenge.
Disamping itu, untuk memaksimalkan engagement di ranah digital juga perlu dibangun
selayaknya pertemanan di dunia nyata (Cahyani, 2020). Bekerja sama dengan influencer
kategori micro yang memiliki followers yang segmented cukup efektif membantu brand
untuk membangun engagement (Cahyani, 2020). Penggunaan micro influencer adalah salah
satu strategi yang sangat ampuh dalam melakukan kampanye digital marketing. Pemilihan
influencer yang tepat dapat mengefisiensikan biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk
industri kecantikan ketika menggunakan media sosial adalah membentuk online branding.
Perlu disadari bahwa tujuan utama dalam membangun sebuah brand adalah untuk menjaga
agar brand tetap terlihat di ranah digital (Taprial & Kanwar, 2012). Hampir seluruh media
sosial merupakan alat yang baik untuk membangun sebuah brand (Singh & Diamond, 2012).
Hal ini kemudian dapat memberikan wawasan kepada perusahaan untuk dapat
mempertahankan diri di tengah perubahan pasar dan brand equity perusahaan. Social
media marketing dapat memberikan kesempatan besar untuk wirausahawan, bisnis kecil,
perusahaan sedang, dan korporasi besar dalam membangun brand dan bisnisnya. Gunelius
juga menyatakan bahwa salah satu tujuan dari media sosial adalah untuk membangun
brand. Percakapan di media sosial menyediakan cara yang sempurna untuk membangun
brand awareness, mendorong brand recognition dan brand recall serta meningkatkan brand
loyalty(Gunelius, 2011)
Fenomena melakukan review melalui konten social media dimanfaatkan oleh masyarakat
social media influencer yang memiliki tingkat engagement yang tinggi serta reputasi yang
positif bisa mendapatkan kepercayaan penonton. Konten social media influencer yang
membahas produk tertentu dan dibagikan oleh sejumlah orang di Instagram tersebut dapat
influencer merupakan strategi untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum. Social media
influencer biasanya adalah para social influencer atau para individu dengan jumlah followers
yang banyak. Social media influencer didominasi oleh orang-orang dari kalangan youtuber,
influencer, bahkan artis atau lainnya. Penggunaan social media influencer jug merupakan
strategi untuk meningkatkan brand image pada sebuah perusahaan. Menurut Keller (2013),
brand image merupakan cara pandang atau pendapat individu terhadap sebuah merek, logo,
(2016) menyatakan bahwa kekuatan, manfaat dan keunikan yang dikaitkan dengan sebuah
merek merupakan aspek dan atribut umum dari sebuah pembentukan brand image yang
kuat. Merek terdiri dari nilai-nilai sebagai sumber kompetitif bagi perusahaan untuk
menghadapi persaingan dan mendapatkan citra yang baik dalam persaingan bisnis. Brand
image berkaitan dengan persepsi dan emosional dari kosumen. Konsumen dapat
menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap sebuah produk. Ketika respon yang diberikan
oleh konsumen positif maka image yang dibangun oleh perusahaan tersebut positif. Era saat
Fenomena tersebut membuat banyaknya merek produk kecantikan asli buatan Indonesia
bermunculan dengan klaim memberikan yang terbaik. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada kuartal I-2020, pertumbuhan pasar kosmetik di Indonesia diproyeksikan
naik 7% pada 2021. Adanya produk-produk local Indonesia untuk bersaing dengan produk
berskala internasional (Rizaty, 2021). Brand-brand lokal melakukan inovasi serta promosi
kecantikan berskala global. Salah satunya memanfaatkan beauty influencer pada media
social Instagram agar jangkauan promosi bisa tepat sasaran. Beauty influencer adalah para
pegiat di media social yang aktif dalam membagikan informasi terkait produk atau tips
kecantikan. Informasi tersebut dibuat menjadi sebuah konten agar dapat menarik
konsumen. Seorang beauty influencer sangat dituntut untuk menjadi pribadi yang menarik
influencer harus dapat mempengaruhi dan menjadi pusat saran audiencenya ketika
memutuskan untuk membeli produk kecantikan. Salah satu beauty influencer yang
pengikut Instagram dengan jumlah 4,8 juta pada Januari 2022, mengalahkan jumlah
pengikut beauty influencer lainnya yang sudah lebih awal terjun ke dunia kecantikan seperti
Rachel Goddard dengan jumlah pengikut 1,2 juta, Cindercella 876 ribu, dan Suhay Salim 645
ribu. Hingga saat ini, Tasya Farasya sudah banyak melakukan review atau mempromosikan
produk makeup. Beauty influencer Tasya Farasya juga dikenal sebagai sosok gigih dan
pekerja keras. Hal ini dibuktikan dengan pencapaiannya meluncurkan sebuah brand
kecantikan dengan nama “Mother of Pearl”. Tasya Farasya resmi meluncurkan brand
tahun 2021. Mother of Pearl sendiri memiliki makna yang dalam, karena nama tersebut
tercipta dari nama asli Tasya Farasya itu sendiri yaitu Lulu Farasya yang mana “Lulu”
mengandung arti mutiara dan “Farasya” adalah kupu-kupu. Terlihat dari logo kupu-kupu
berwarna ungu pada setiap kemasan produknya dan bentuk kemasan terlihat seperti
mutiara yang bersinar. Saat ini Mother of Pearl sudah meluncurkan tiga produk pertamanya
yang nyaman digunakan di kulit wajah dan menjaga makeup dengan ketahanan lebih lama.
Ketiga produk tersebut adalah Primer, Loose Powder, dan Concealer. Klaim dari ketiga
produk ini adalah tercapainya flawless complexion yang diinginkan beauty enthusiasts.
Produk Mother of Pearl cocok digunakan untuk pemula namun tetap MUA approved karena
formula yang dipilih dan dikembangkan benar-benar tepat agar dapat digunakan oleh
seluruh beauty enthusiast. Kualitas produk yang ditawarkan Mother of Pearl sesuai harganya
yang terjangkau yaitu dengan harga mulai dari Rp149.000. Butuh kegigihan dalam
membangun personal branding. Tasya Farasya adalah salah satu beauty inluencer yang
memiliki personal branding kuat dan menarik, ditunjukkan dari makeup look hariannya yang
bold, glamour, flawless, dan gayanya yang nyentrik serta berani dalam mempadukan warna.
Tasya Farasya juga seorang yang jujur ketika sedang melakukan promosi pada suatu produk.
Persepsi positif masyarakat dipengaruhi oleh personal branding seseorang dilihat dari
kepribadian, kemampuan, nilai yang seseorang miliki dan digunakan sebagai alat pemasaran.
Sebagai Beauty influencer, Tasya Farasya merasa bertanggung jawab atas apa yang
dipromosikannya. Hal itulah yang membuat audience tertarik dan merasa bahwa seseorang
seperti inilah yang dibutuhkan. Tasya Farasya dianggap sebagai sumber mencari informasi
diantara banyaknya beauty influencer yang juga melakukan promosi melalui media sosial
konsumen
Apakah media sosial instagram dan gaya hidup secara simultan berpengaruh
Produk MOP?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui media sosial instagram dan gaya hidup secara simultan
Antow, F.T., & Angelina. (2016). Pengaruh Layanan Online Shop (Belanja Online) Terhadap
Konsumerisme Siswa SMA Negeri 9 Manado. Ejournal Acta Diurna komunikasi, 5(3).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Apriyani, R. (2020). Pengaruh Media Sosial Instagram Dan Gaya Hidup terhadap Pembelian
Impulsif Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Konsumen Elzatta Bandar
Bhatti, K. L., & Latif, S. (2014). The impact of visual merchandising on consumer impulse
buying
Cleopatra, M. (2015). Pengaruh Gaya Hidup dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Denziana, A., Indrayenti, I., & Fatah, F. (2014). Corporate Financial Performance Effects Of
Macro Economic Factors Against Stock Return. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,5(2).
Ferlitasari, R., Suhandi., & Rosana, E. (2020). Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap
Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Pada Rohis di SMA Perintis 1 Bandar Lampung).
Fikrian, M. (2018). Analisis Peran Media Sosial Instagram Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Angkatan 2014).
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang:
Universitas Diponogoro.
Hastuti, S., H. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Dan Sifat Kepribadian Terhadap Pembelian
Handika, M. R., Maradona, A. F., & Dharma, G. S. (2018). Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner
Kaharu, D., & Budiarti, A. (2016). Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, Dan Kualitas
Produk.Terhadap Keputusan Pembelian pada Cosmic. Jurnal Ilmu Dan Riset
Empat: Jakarta.
Mandey, & Silvia L. (2009). Pengaruh Faktor Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian