Anda di halaman 1dari 20

Brand Image Oreo Melalui Social Media

Bob Wibisono, Reinaldo Arifin, Serly, Stephanie Veronica W,


Yulistiawati, Yulia
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, BINUS UNIVERSITY
Jl.Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan, Jakarta Barat 11530

ABSTRAK
Media Sosial pada era globalisasi ini seolah menjadi kebutuhan pokok bagi para
penggunanya. Dimana mereka dapat saling berinteraksi, berbagi informasi satu sama
lain. Perkembanganya tidak terlepas dari perkembangan internet yang sangat pesat.
Bertambahnya jumlah pengguna berbagai sosial media dalam masyarakat dijadikan
sebuah lahan sosialisasi serta media promosi bagi sejumlah perusahaan untuk
memperkenalkan produk atau sekedar memberikan informasi mengenai brand mereka.
Kemudahan akses serta biaya promosi yang cenderung lebih murah dibandingkan
media lainya, menjadi ketertarikan tersendiri bagi perusahaan. Namun hal tersebut
juga dapat menjadi masalah bagi perusahaan, apabila ada pengguna yang tidak puas
dengan produk/ jasa yang diberikan dan kemudian memberikan opini buruk mereka di
media sosial. Dengan menggunakan metode studi pustaka dan kasus yang terkait pada
OREO, diharapkan memberikan gambaran mengenai peran sosial media terhadap
online branding dari perusahaan, dan bagaimana sebuah perusahaan menyikapinya.
Kata kunci : Social Media, Branding, Company, Brand Image

PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam kehidupan modern saat ini, hampir semua kalangan masyarakat maupun
lembaga-lembaga di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia menggunakan atau
mengimplementasikan berbagai teknologi untuk bermacam-macam tujuan. Adapun
pihak-pihak tersebut memanfaatkan teknologi sebagai hal untuk menunjang
kebutuhannya, memudahkan dan meringankan tugas manusia, mempercepat aliran
informasi sehingga komunikasi dapat dilakukan lebih cepat dan mudah. Salah satu
teknologi yang menunjang kemudahan berkomunikasi tersebut yaitu teknologi internet.
Internet itu sendiri merupakan suatu teknologi jaringan komputer yang dapat
menghubungkan seluruh orang dari berbagai wilayah di seluruh dunia. Awal
pembentukan internet berawal dari jaringan ARPANET di Amerika Serikat pada
pertengahan tahun 1960 an yang memiliki empat host komputer yang menghubungkan
empat universitas di Amerika Serikat. Sampai pada tahun 1982 terbentuklah jaringan
internet yang terus mengalami perkembangan yang lebih baik, dimana dapat
menghubungkan seluruh pihak-pihak di dunia tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Saat ini Internet menjadi salah satu kebutuhan baik secara perorangan maupun
secara corporate. Hal tersebut dikarenakan internet sudah menjadi tren komunikasi
berbagai pihak. Dimana berbagai pihak pencipta aplikasi sosial media berlomba-lomba
menciptakan aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tentu saja dengan
berbagai fitur unik dan juga menarik. Mulai dari aplikasi sosial media Friendster yang
pada awalnya sangat menarik berbagai pihak dengan jutaan user, namun saat ini media
sosial tersebut sudah tidak dapat diakses kembali yang mungkin trennya sudah
tergantikan dengan media sosial lain atau jumlah user mengalami penurunan yang
drastis. Kemudian disusul dengan media sosial baru seperti Facebook yang saat ini
masih ada dan memiliki user yang terus bertambah, Indonesia pun menjadi salah satu
negara yang paling banyak memiliki account Facebook.
Berbagai media sosial yang saat ini populer seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube tidak hanya dimanfaatkan untuk semata-mata berkomunikasi dan
juga update informasi. Namun, dapat ditemui di setiap media sosial selalu ada pihakpihak yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan atau yang lebih terkenal dengan
sebutan online shop. Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial dapat dijadikan
lahan untuk melakukan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan yang ingin
mempromosikan produk maupun jasanya sekaligus melakukan corporate branding
image. Corporate branding image tersebut merupakan suatu bentuk citra atau reputasi
perusahaan terhadap produk atau jasa yang dimiliki yang sangat tergantung daripada
penilaian pelanggan terhadap produk atau jasa tersebut.
Dalam penulisan paper ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian brand
image, pengertian social media dan peran social media, hubungan brand image dengan
social media, cara membangun brand image dan strategi brand image dalam suatu
perusahaan, kelebihan dan kelemahan dari social media, penggunaan social media
dalam meningkatkan brand image baik produk maupun jasa, brand image pada produk
Oreo dan juga pengelolaannya.
Metodologi yang digunakan adalah melalui studi literatur dari jurnal, textbook,
intenet, dan berbagai studi kasus yang berkaitan dengan topik pembahasan yang
sebelumnya sudah pernah terjadi, kemudian mempelajari dan meneliti informasiinformasi yang telah diperoleh.

LANDASAN TEORI
Definisi Brand
Menurut Jerry McLaughlin yang merupakan co-founder dan CEO pada
Branders.com (DeMers, 2013) , brand adalah persepsi yang dipegang seseorang
terhadap Anda, sebuah produk, jasa , maupun suatu organisasi, penyebab atau suatu ide.
Penciptaan brand merupakan suatu kesengajaan dan usaha yang trampil dalam usaha
menciptakan persepsi yang diinginkan orang lain.
Karakteristik Brand
Terdapat tujuh karakteristik yang menentukan atau mengukur sukses nya suatu
brand (DeMers, 2013), yaitu :
1. Audience Knowledge
Brand terbaik memiliki pemahaman mengenai demografi target pasar,
kepentingan dan ketertarikan pasar, dan cara untuk berkomunikasi dengan
audience. Sebagian besar perusahaan memiliki target audience yang harus
dicapai, memahami target pasar pun merupakan hal yang kritikal karena
mempengaruhi arah dan kampanye pemasaran, bersama dengan identitas
keseluruhan merek sehingga membantu menciptakan hubungan manusia antara
bisnis dan audience nya.
2. Uniqueness
Membangun identitas brand membutuhkan sesuatu yang unik, dimana
menciptakan identitas tidak menuntut ide revolusioner. Hal tersebut
membutuhkan sesuatu yang unik dan special yang terpisahkan dari kompetisi.
3. Passion
Meskipun memungkinkan membangun brand tanpa passion dalam jangka
pendek, namun mustahil untuk mempertahankan brand tersebut dalam jangka
panjang. Karena passion tersebut menciptakan antusiasme dan kesenangan
tersendiri yang dapat mempengaruhi pembangunan brand.
4. Consistency
Ketika konsumen kembali ke bisnis untuk melakukan penjualan kembali, maka
mereka biasanya mengharapkan untuk menerima tingkat kualitas yang sama
seperti yang mereka lakukan pertama kalinya. Dengan banyaknya industri yang
memiliki banyak kompetitor, inkonsistensi kerap kali menjadi alasan bagi
konsumen untuk melakukan bisnisnya di tempat lain.
5. Competitiveness
Ketika suatu brand perusahaan menjadi brand utama dalam suatu industri, maka
perlu dilakukan perbaikan dan tentu saja peningkatan brand agar brand tersebut
tetap kompetitif.
6. Exposure
Hal lain yang merupakan bagian yang mempengaruhi ke khasan dari suatu
brand yaitu adalah kesuksesan brand dalam menjangkau konsumennya melalui
banyak channel. Terdapat banyak alat yang dapat digunakan perusahaan untuk
membangun brand mereka yaitu dengan mengembangkan kehadiran di jejaring
sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Google+, sehingga mampu
menjangkau hampir semua konsumen.

7. Leadership
Untuk mengkoordinasikan upaya anggota tim dan membimbing visi strategis
brand, seseorang harus memimpin dan mengarahkan. Pemimpin tersebut
memecahkan komplikasi yang ada dan menghubungkan departemen yang
berbeda agar setiap orang berada dalam tujuan yang sama. Pemimpin juga
merupakan motivator dan tahu bagaimana cara memaksimalkan kekuatannya
Definisi Brand Equity
Brand Equity menuruh Kohler adalah sebuah nilai yang diberikan kepada
produk dan layanan yang dapat menggambarkan bagaimana cara konsumen berpikir,
merasa, dan bertindak dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan keuntungan
yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker pada Rangkuti (2009: 39) mendefinisikan bahwa brand equity
adalah seperangkat aset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, simbol yang
mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh layanan yang baik pada
perusahaan dan pelangganya.
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Brand Image dan Social Media
Dengan semakin berkembangnya zaman, persaingan dalam dunia industri juga
semakin ketat. Perusahaan akan berlomba lomba melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan perhatian dari masyarakat untuk meningkatkan daya saing mereka. Untuk
itu, perusahaan harus membentuk brand image sedemikian rupa agar dapat lebih dikenal
oleh masyarakat dan social media akan mempermudah perusahaan dalam pembentukan
brand image tersebut.
2.1.1 Definisi Brand Image
Brand Image merupakan gabungan antara dua kata, yaitu brand dan image.
Menurut Bosion Simamora (2002:149) brand atau merek adalah nama, tanda, istilah,
simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan
mendiferensiasi atau membedakan suatu barang atau layanan suatu penjual dari barang
atau layanan penjual yang lain. Sedangkan pengertian brand atau merek menurut Fandy
Tjiptono (2005:2), brand adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf huruf, angka
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:421) merek atau brand merupakan suatu
nama, istilah, simbol, desai, atau gabungan dari keempatnya, yang mengidentifikasikan
produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Dan menurut Kotler dan
Armstrong, brand atau merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau
kombinassi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan
jasa tertentu. Pada intinya, brand atau merek merupakan identitas dari barang atau jasa
suatu perusahaan, sehingga pelanggan dapat membedakan produk dari suatu perusahaan
dengan perusahaan yang lain.
Image atau citra itu sendiri juga dapat memberi pengaruh kepada minat
pelanggan terhadap perusahaan. Menurut Kotler (2002:629), image atau citra adalah
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu

objek. Sedangkan menurut Wilson Arafat (2002:629), image atau citra adalah persepsi
masyarakat terhadap jati diri suatu perusahaan. Jadi bisa disimpulkan bahwa image atau
citra merupakan pandangan atau pemikiran masyarakat sebagai pelanggan terhadap
suatu perusahaan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda beda, tergantung dari
persepsi dari masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan.
Biasanya dalam pandangan pelanggan, semakin baik image atau citra dari suatu
perusahaan, maka daya beli pelanggan terhadap produk suatu perusahaan juga akan
semakin besar. Namun, tidak selalu image atau citra perusahaan yang baik yang selalu
dikenal oleh masyarakat, perusahaan dengan image atau citra yang kontroversial juga
dapat menarik minat dari masyarakat karena perusahaan akan memakai image atau citra
yang kontroversial untuk meningkatkan pemasaran atau marketing mereka. Masyarakat
juga cenderung akan lebih mengingat perusahaan tersebut dan akan meningkatkan rasa
ingin tahu masyarakat untuk mencoba produk dari perusahaan dengan image atau citra
yang kontroversial.
Untuk brand image itu sendiri memiliki pengertian bahwa brand image
mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen
atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar
dan/atau karakteristik pembuat dari produk atau merek tersebut. Brand image adalah
apa yang dipikirkan konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengan atau melihat
nama suatu merek (Setiadi, 2003). Menurut Wilson Arafat (2006:53), brand image
adalah persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori
konsumen yang mengandung makna bagi konsumen. Sedangkan pengertian brand
image menurut Fandy Tjiptono (2005:49), brand image adalah deskripsi tentang
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
Menurut Keegan et. Al (1996:318), brand image adalah suatu sekumpulan
gambar dan pengalaman yang kompleks dalam pemikiran pelanggan yang memberikan
gambaran mengenai jaminan tentang keuntungan dari suatu produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Brand image menurut Keller (2003) merupakan anggapan tentang
merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen dan
menurut Kotler dalam Armstrong (2001: 225), brand image merupakan seperangkat
keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.
Bisa dikatakan bahwa brand image merupakan karakter dari suatu perusahaan.
Melalui brand image ini, perusahaan juga dapat memberikan gambaran mengenai visi
dan misi dari perusahaan, hal ini dapat terlihat dari logi maupun slogannya. Brand
image merupakan kesan secara keseluruhan pelanggan yang terbentuk dari berbagai
sumber mengenai produk suatu perusahaan maupun perusahaan itu sendiri. Brand
image adalah suatu hal yang bersifat subjektif karena bersangkutan dengan opini dari
pelanggan. Brand image mengembangkan dan menyampaikan karakter dari produk dari
suatu perusahaan dalam bentuk yang unik dan berbeda dari pesaingnya.
2.1.2 Definisi Social Media
Social media berkaitan dengan interaksi sosial antar individu maupun kelompok.
Dalam pengertiannya, social media adalah interaksi antar orang baik individu atau
perorangan maupun dalam suatu komunitas untuk saling berbagi dan bertukar informasi
dan ide dalam komunitas jaringan virtual meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jaringan sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum dugunakan oleh masyarakat di seluruh belahan dunia.

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010), social media


didefinisikan sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran use-generated content. Pendapat yang lain mengatakan bahwa social media
merupakan media online yang mendukung interaksi sosial dan social media dengan
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi suatu dialog
interaktif. Social media bergantung pada teknologi mobile dan berbasis web untuk
membuat platform yang sangat interaktif dimana orang orang baik secara individu
maupun dalam komunitas dapat berbagi, berdiskusi, dan membuat kembali usergenerated content dimana user atau penggunan dapat membuat dan mengubah sendiri
isi dari karyanya.
Dalam zaman globalisasi ini, social media menjadi saluran atau sarana bagi
banyak orang untuk dapat berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, mencari informasi,
belajar, mencari pekerjaan hingga membangun jariang, semuanya dapat dilakukan
melalui internet. Setiap orang didorong untuk memberikan kontribusi atau feedback
mereka secara bebas dan terbuka dalam waktu yang singkat dan tidak terbatas.
2.1.3 Hubungan Brand Image dan Social Media
Pesatnya perkembangan internet menyebabkan perkembangan social media
untuk ikut bertumbuh dengan pesat. Semua orang dapat mengakses sumber informasi
mereka dengan waktu yang singkat melalui internet ditambah dengan perkembangan
telepon genggam yang juga pesat. Sekarang orang orang dapat melakukan akses
terhadap informasi dengan cepat dan mudah melalui media telepon genggam mereka
dibandingkan dengan media untuk mengakses informasi konvensional lainnnya.
Dengan semakin cepatnya orang untuk mengakses informasi melalui social
media seperti facebook, twitter, pinterest, youtube, dan sebagainya menjadi suatu
fenomena yang terjadi di seluruh dunia. Untuk itu, perusahaan mengambil kesempatan
untuk membangun brand image produk atau layanan mereka melalui social media dan
memang sudah terbukti bahwa social media memberikan dampak yang drastis pada
marketing perusahaan. Dengan melihat social media yang paling sering digunakan oleh
masyarakat, perusahaan membangun brand image produk mereka dengan begitu,
semakin banyak masyarakat yang dapat mengetahui dan setidaknya tertarik untuk
mengetahui produk atau layanan dari perusahaan.
Untuk itu banyak perusahaan yang membangun brand image mereka sedemikian
rupa agar dapat memberikan kesan yang baik kepada masyarakat sebagai calon
pelanggan mereka. Melalui social media juga dapat menjadi saran untuk perusahaan
untuk berinteraksi dengan mayarakat, misalnya dengan membuat suatu forum diskusi
maupun sabagai media untuk menyampaikan pesan dan saran untuk perusahaan.
Namun, tidak hanya kesan yang baik saja yang didapat oleh perusahaan, brand image
yang buruk yang biasanya didapat dari social media juga dapat berpengaruh pada daya
beli dari pelanggan terhadap produk mereka, tetapi kesan yang tidak baik juga dapat
berlaih menjadi sesuatu yang menguntungkan juika perusahaan dapat memberika reaksi
yang tepat, sehingga kesan yang tidak baik tersebut justru dapat memberikan nilai
tambah terhadap brand image perusahaan.
Social media menjadi salah satu branding channel yang digunakan oleh
perusahaan. Menurut Weinberg pemasaran melalui media sosial adalah sebuah proses
pemberdayaan individu dan perusahaan untuk mempromosikan website mereka, produk

dan jasa melalu social channels dan untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat
yang lebih luas, jika dibandingkan dengan penggunaan media iklan tradisional. Serta
menghubungkan penyedia layanan, perusahaan, pelanggan, dan khalayak luas. Saat ini
penggunaan social media untuk media periklanan tidak hanya digunakan oleh
perusahaan multinasional ataupun perusahaan besar, tetapi juga perusahaan kecil dan
menengah. Dengan jangkauan yang luas, diharapkan akan memberikan dampak yang
signifikan bagi pengenalan produk atau jasa perusahaan, tanpa harus memasang iklan di
berbagai tempat umum yang sifatnya lebih terbatas. Selain itu sesama pengguna ataupun
suatu komunitas dapat menjadi influencer atau pemengaruh bagi pengguna social media
lainya.
2.2

Cara membentuk brand image

Dalam dunia industri, branding terhadap hasil produk atau jasa merupakan hal
penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan calon pembeli dan menguasai market
share yang ada. Brand image suatu produk merupakan kunci utama dalam menghadapi
kompetitor atau pesaing dalam menguasai pangsa pasar yang ada. Beberapa perusahaan
menggunakan cara khusus atau yang biasa kita sebut sebagai strategi untuk membangun
brand image. Strategi itu bervariasi tergantung bagaimana suatu perusahaan merancang
strategi itu. Secara umum strategi dalam membangun brand image adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki merek dagang
Tahap awal dalam mebuat branding adalah kita harus menentukan merek dagang
atau yang kita kenal sebagai nama dari suatu produk dan jasa yang kita hasilkan.
Nama tersebut akan mencerminkan produk dan jasa yang kita hasilkan, selain itu,
merek dagang yang kita miliki harus sudah didaftarkan pada lembaga
perlindungan hukum, seperti yang kita kenal di indonesia adalah HAKI.
Keuntungan dalam mendaftarkan merek dagang kita adalah untuk memperluas
area peasaran, konsumen yakin akan legalitas produk kita, mengurangi pencurian
terhadap rancangan produk yang kita hasilkan. Selain itu dalam membuat merek
dagang harus juga memperhatikan sertifikasi sertifikasi lain yang mendukung
produk kita. Contohnya seperti sertifikasi halal, bpom apabila produk kita adalam
makanan, sertifikasi SNI apabila produk kita berupa peralatan dan barang
penunjang sehari hari
2. Memiliki desain logo yang unik
Untuk meningkatkan persaingan dan popularitas terhadap suatu produk,
perusahaan harus menggunakan cara dalam meningkatkan pangsa pasarnya.
Dengan menggunakan desain yang unik merupakan suatu strategi untuk
meningkatkan minat konsumen. Desain yang digunakan harus mencerminkan
produk yang akan ditawarkan pada konsumen, tidak menggunakan desain yang
sifatnya melanggar etika dan merugikan pihak lain.
3. Pemasaran yang baik dan tepat sasaran
Agar brand dari suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat, maka penempatan
posisi produk harus jelas dan dapat diingat oleh masyarakat. Sebagai contoh
makanan ringan. Apabila tujuan kita memasarkan makanan ringan untuk
kalangan anak anak, maka pemasaran harus dilakukan di lingkungan sekolah,
pusat perbelanjaan keluarga. Dikatakan tidak tepat sasaran apabila pemasaran

4.

5.

6.

7.

8.

9.

dilakukan di daerah perkantoran, kawasan industri dan daerah yang memiliki


populasi anak-anak sangat kecil. Apabila produk dipasarkan pada lingkungan
yang tepat, maka branding akan terbentuk dengan sendirinya.
Memiliki jaringan yang luas
Relasi dengan pihak lain sangat menentukan dalam branding suatu produk,
seperti iklan radio, televisi maupung internet, sebagai perusahaan yang ingin
memasarkan produk baru, perusahaan tersebut harus menjalin relasi dengan
pihak yang menyediakan jasa iklan dan sudah memiliki jangkauan luas. Dengan
memasang iklan pada media cetak, radio ataupun televisi, maka branding dari
suatu produk tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Mudah ditemukan
Setelah branding itu terbentuk, langkah selanjutnya adalah mengatur bagaimana
dengan supply produknya. Ketika branding terbentuk dan barang ternyata susah
ditemukan, maka hal ini dapat mempengaruhi branding yang sudah dilakukan
melalui iklan, oleh karena itu ketersediaan barang perlu juga diperhatikan dalam
mendukung branding produk yang sudah dibentuk selama ini.
Memberikan pelayanan yang baik
Pelayanan yang baik merupakan suatu cara dalam meningkatkan brand image
dari suatu produk. Contoh kasus tentang pelayanan adalah seperti pada produk
ponsel sony. Sony memiliki kualitas yang baik tetapi tidak ditunjang dengan
layanan purna jual yang baik. Banyak pelanggan yang tidak puas dengan
pelayanan sony yang dampaknya brand image sony dikenal oleh masyarakat
dengan pelayanan yang buruk. Segala usaha pemasaran akan sia sia apabila
tidak ditunjang dengan pelayanan yang baik.
Produk tidak bertentangan dengan etika dan moral
Agar barang bisa diterima oleh masyarakat dan memiliki branding yang baik,
maka produk tersebut tidak boleh melanggar etika dan moral suatu negara.
Sebagai contoh majalah playboy. Majalalah playboy merupakan produk media
cetak yang mengundang kontroversi yang tentunya melanggar etika dan moral di
Indonesia.
Memiliki mutu dan kualitas produk yang baik
Perusahaan dalam memproduksi barang harus memiliki produk yang memiliki
kualitas yang baik sesuai dengan harapan para pelanggan. Pihak perusahaan
harus dapat memastikan barang yang telah diproduksi memiliki kualitas barang
yang bagus dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pihak perusahaan harus
melakukan kontrol terhadap barang yang dijual ke pelanggan. Mutu terhadap
suatu barang akan mempengaruhi persepsi orang terhadap perusahaan yang
berkakibat mempengaruhi brand image dari produk tersebut.
Tidak merugikan pengguna atau customer
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus memiliki standar keselamatan
yang tentunya tidak merugikan keselamatan penggunanya, menggunkan material
yang tidak mengandung racun, menggunakan bahan yang memiliki kualitas
baik. Dalam memasarkan suatu produk, perusahaan harus menyertakan juga
panduan penggunaan dan larangan apa saja yang harus diperhatikan dalam
menggunakan produk tersebut. Hal ini memiliki peranan yang penting juga
dalam pembentukan brand image suatu produk, sebagai contoh perusahaan yang
mempproduksi kendaraan. Seluruh pesan keselamatan dan larangan yang harus
dihindari tertera jelas pada buku pedoman kendaraan bermotor. Apabila

perusahaan tersebut tidak mencantumkan larangan larangan tersebut, maka


masyarakat akan menilai produk yang dihasilkan tidak awet atau tidak mampu
untuk menjalankan fungsinya. Pemikiran tersebut dapat menyebabkan brand
image suatu produk menjadi buruk.
10. Melibatkan pihak lain untuk mempopularitaskan produk
Dalam membentuk brand image, perusahaan perlu melibatkan pihak lain dalam
membentuk brand image atas produknya. Brand image tersebut akan cepat
dikenali oleh msyarakat apabila perusahaan menggunakan iklan yang melibatkan
orang yang memiliki pengaruh yang besar seperti artis yang sedang populer,
seorang motivator. Apabila produk memiliki testimoni dari pengguna yang
memiliki pengaruh yang sangat kuat, maka brand image dari produk tersebut
akan semakin cepat diterima masyarakat luas dengan sentimen yang positif
11. Adanya kegiatan CSR
Kegiatan CSR merupakan sarana untuk mendukung agar terciptanya sentimen
positif terhadap image perusahaannya. CSR lebih berfokus pada bagaimana
image perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada produk yang
dihasilkannya. Apabila image perusahaan tersebut buruk, maka mustahil apabila
produknya akan diterima oleh masyarakat dan memiliki brand image yang
positif.
2.3

Kelebihan dan Kelemahan dari Sosial Media

Social media merupakan medium yang sedang berkembang saat ini. Konten
konten mengenai informasi yang terpersonalisasi telah menjamur di internet saat kini.
Dengan adanya perkembangan yang pesat lewat social media, hal ini tentu saja
memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Oleh sebab itu perlu
dipertimbangkan sisi positif dan negatifnya sebelum kita menggunakan social media
agar kita bias menggunakannya tanpa harus merugikan diri kita sendiri.
2.3.1

Kelebihan dari Sosial Media

Tren yang ada di saat ini sangatlah berhubungan dengan social media. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya website yang bermunculan dengan tipe social media mulai
dari Twitter, Instagram, Facebook dan banyak lagi. Selain itu website lain juga semakin
banyak memanfaatkan data social media dalam pengoperasiannya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam
penggunaan social media :
1) Perkembangan dari Teknologi di Internet
Pertumbuhan dari Internet saat ini berada di level yang sangat cepat. Hal ini
didukung dengan banyaknya layanan layanan dan integrasi yang disajikan
untuk kita. Kesempatan kesempatan yang ada juga semakin banyak dan
terbuka bagi kita untuk mengembangkan diri.

Gambar 1 Perkembangan Internet


Sumber : http://cdn.business2community.com/wp-content/uploads/2013/06/111.jpg
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan internet dan social media
yang sangat pesat terjadi saat ini. Website website social media seperti
Facebook, Twitter berkembang dengan sangat cepat, sedangkan website
website yang memanfaatkan informasi dari social media sendiri seperti Youtube,
LinkedIn dsb juga berkembang dengan pesat. Siklus hidup yang masih panjang
bagi social media saat ini memberikan kesempatan bagi kita untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada dalam social media.
Dengan memanfaatkan tren yang ada kita dapat menggunakan social media
untuk keuntungan diri kita sendiri.
2) Sosial media memudahkan marketing
Dengan platform internet social media memanfaatkan fakta bahwa setiap orang
di dunia membutuhkan informasi. Marketing dengan penggunaan social media
merupakan strategi yang sangat efektif karena tidak terbatas pada waktu dan
tempat. Dengan demikian dengan biaya yang tepat sebuah social media dapat
membantu marketing engan sangat efektif.
Marketing di social media seperti penyebaran produk baru dan mobil baru
sangat terbantu dengan adanya social media. Hal ini memudahkan perusahaan
bahkan kita apabila kita ingin melakukan marketing. Marketing ini sendiri tidak
terbatas hanya pada produk tetapi juga meliputi kampanye politik, marketing
untuk gerakan gerakan organisasi dan sebagainya.

3) Alat penghubung dengan keluarga dan teman


Dengan adanya social media kita dapat selalu berhubungan dengan keluarga dan
teman teman kita. Seiring berkembangnya zaman, tempat tinggal yang
semakin jauh, lokasi kerja yang berpindah pindah membuat kita kehilangan
kontak dengan keluarga dan teman. Dengan bantuan dari social media semua hal
ini dapat diminimalisir hingga seminim mungkin. Social media menghubungkan
kita dengan sanak keluarga kita. Hal ini sangat membantu dalam berkomunikasi
dengan satu dan yang lain. Tentu saja juga ini didukung dengan adanya jaringan
yang memadai.
2.3.2

Kelemahan dari Sosial Media

Sosial media memang memanjakan para penggunanya dengan banyaknya fitur


fitur yang disediakan di dalamnya. Namun demikian social media juga memiliki resiko
resiko yang dapat mempengaruhi kita baik dalam penggunaannya ataupun juga dalam
kehidupan sehari hari kita. Berikut merupakan kelemahan yang terjadi pada
penggunaan social media :
1) Gangguan keamanan :
Keamanan merupakan salah satu problem yang sangat diperhatikan dalam
pengembangan social media. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya social
media berisikan data pribadi yang bersifat rahasia dan hanya dapat diakses oleh
perusahaan dan user tersebut saja. Namun gangguan keamanan dapat berakibat
fatal karena data konfidensial yang dimiliki oleh user dapat diambil oleh orang
orang yang tidak bertanggung jawab.
Data pribadi ini tentu saja meliputi nomor social (Social Security Number),
nomor kartu kredit, password, informasi pribadi dan sebagainya. Hal ini tentu
saja menjadi masalah yang sangat diperhatikan dalam social media.

Gambar 2 Grafik Informasi mengenai Kebocoran Data


Sumber : http://www.informationisbeautiful.net/visualizations/worlds-biggest-databreaches-hacks/static/

Dilihat dari gambar grafik yang disajikan di atas, dapat dilihat bahwa website
yang merupakan social media dan memiliki hubungan dengan social media
memiliki jumlah kebocoran terbesar pada tahun 2012 2013. Website social
media seperti Facebook memiliki kebocoran data hingga 6.000.000 dalam
jangka waktu tersebut sedangkan LinkedIn memiliki kebocoran data hingga
8.000.000. Namun kebocoran data tersebut tidak dapat dibandingkan dengan
website yang memanfaatkan data data yang disediakan oleh social media
sendiri seperti Evernote dan Living Sosial. Keduanya memanfaatkan data dari
social media dan dengan jumlah 50.000.000, menjadi pasangan website yang
memiliki kebocoran data terbesar. Kebocoran data ini sangat berbahaya karena
kebocoran ini sangat berdampak pada website- website lain yang memanfaatkan
data yang diberikan oleh social media tersebut.
2) Informasi yang ada berdampak buruk bagi kita
Walau berbagi merupakan hal yang baik, namun terkadang berbagi dapat
menjadi sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. Social media merupakan
tempat dimana kita berbagi dengan orang lain. Namun terkadang kita tidak
memperhatikan mengenai informasi apa yang kita bagi. Dan pada saaat terdapat
kesempatan maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang
memiliki motif tertentu terhadap diri kita.
Sebagai contoh dengan mengetahui lokasi kita lewat social media maka kita
dapat diincar oleh perampok atau maling. Apabila kita membagi uneg uneg
kita di social media, maka ada kemungkinan orang yang tidak senang dengan
kita dapat membacanya. Hal ini tentu saja mendatangkan dampak buruk bagi diri
kita sendiri.
3) Berkurangnya produktivitas pada saat bekerja
Pengguanaan social media tentu saja menentukan produktifitas seseorang
apalagi pada saat bekerja. Apabila tidak diawasi atau dibatasi penggunaan social
media dapat memakan waktu kerja yang ada. Hal ini tentu saja dapat berdampak
buruk karena penggunaan secara berlebihan mengambil porsi waktu kerja kita.
Dengan demikian produktivitas yang dilakukan dapat berkurang dengan drastic
dalam bekerja.
Penggunaan social media memang merupakan sesuatu yang telah menjadi
kebutuhan sekunder atau bahkan primer dalam hidup kita. Namun kita tetap harus dapat
melihat sisi positif dan negative dari social media agar tidak menjadikan social media
sebagai tuan dari diri kita.
2.4

Penggunaan Social Media dalam peningkatan Online Branding

Social media berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan perkembangan


internet dan smartphone. Tidak jarang seseorang lebih tertarik untuk berinteraksi
dengan teman-teman di social media dibandingkan secara langsung dalam dunia nyata.
Kebebasan dalam memberikan opini, berbagi informasi dan sebagainya. Berdasarkan
data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) pada November
2013, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang, dimana 95% dari
angka tersebut menggunakanya untuk mengakses jejaring sosial seperti facebook,

twitter, dan berbagai jenis social media lainya. Indonesia sendiri sudah menjadi
pengguna facebook terbesar keempat di dunia, dan pengguna twitter terbesar kelima di
dunia. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan pengguna
social media yang aktif.
Media pada dunia maya tersebut juga digunakan oleh perusahaan untuk promosi
produk dan jasa yang mereka tawarkan. Berbagai kemudahan yang diberikan antara lain
biaya yang murah, jumlah orang yang dapat dijangkau lebih besar, dapat mempengaruhi
sebuah kelompok atau komunitas, dan sebagainya menjadi ketertarikan bagi perusahaan
bahkan untuk sekedar memperkenalkan brand mereka. Brand atau merk dagang sendiri
merupakan asset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Bukan hanya sekedar
slogan atau identitas tetap di balik sebuah merk menggambarkan perusahaan itu
seutuhnya, dan memberikan citra pandangan masyarakat terhadap merk tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk menggunakan social
media dalam meningkatkan merk perusahaanya yaitu :
1. Search Engine Optimization
Dengan optimisasi yang dilakukan pada search engine akan memudahkan
para pelanggan memperoleh informasi terkait merk tertentu. Apabila
informasi mudah diperoleh, secara tidak langsung memperkenalkan merk itu
sendiri ke masyarakat luas, karena sebagian besar orang menghabiskan
waktu mereka untuk menjelajahi dunia internet.
2. Use of competitons, word of mouth and incentives
Memanfaatkan lalu lintas dari website, atau sekedar membuat gebrakan
dengan melakukan promo, seminar gratis, workshop dan sebagainya yang
diklankan melalui sosial media, sehingga mereka dapat memperoleh
informasi.
3. Ask Question
Perusahaan dapat juga memberikan pertanyaan kepada para pelanggan yang
juga merupakan pengguna sosial media, untuk sekedar mendengar opini
mereka mengenai perusahaan. Seperti bagaimana jika produk A diganti B
dan sebagainya. Hal tersebut akan mendorong pengguna untuk memberikan
opini, dan tidak sedikit yang membagikanya kepada teman-teman di
medianya, sehingga secara tidak langsung meningkatkan pengenalan akan
brand dari perusahaan.
4. Embed Social Media post on Company blogs
Hal ini juga merupakan cara yang sudah banyak digunakan oleh sebagian
besar perusahaan. Setiap post dari customer disisipkan ke website atau blog
perusahaan sebagai bentuk testimony. Dari situ pelanggan baru dapat melihat
dan membaca berbagai pengalaman atau opini pelanggan terhadap
perusahaan.
Pengenalan Oreo
Pada tahun 1898, beberapa perusahaan pembuat kue bergabung untuk
membentuk perusahaan biskuit nasional atau sering dikenal dengan NaBisCo yang
dimana merupakan pembuat biskuit oreo ini. 1902, Nabisco membuat Barnums Animal
Cookie dengan tampilan kotak kecil seperti kandang dengan tali yang terikat.
Tahun 1912, nabisco memiliki ide baru untuk biskuit dengan dua piringan coklat
yang berisi krim di antaranya. Bentuk dan desain biskuit oreo tidak berubah banyak,
hingga pada tahun 1975 nabisco merilis Oreo.

Di Amerika dan Eropa begitu akrab dengan keberadaan Oreo seperti membuat
bagaimana cara memakan oreo yang kreatif. Tidak hanya anak anak, kaum orang tua
juga akrab dengan oreo dan tidak hanya memakan secara langsung tetapi di modifikasi
kedalam bentukl lain seperti milkshake, pie, dan sebagainya.
Pengelolaan Brand Oreo
Seperti kita ketahui, oreo tidak hanya biskuit sandwich yang terdiri dari 2 keping
biskuit dengan krim diantaranya, tetapi oreo merupakan merek yang benar membuat
kita tetap untuk dapat terkoneksi dan terpasang.
Jika kita teliti, merek oreo di media sosial sejak awal mereka menggunakan, kita
akan takjub mengenai bagaiamana cara mereka untuk dapat mempertahankan koneksi
atau menjaga hubungan dengan para pelanggan setia atau penggemar oreo.
Ada analisa terhadap pelanggan atau penikmat produk oreo yang dilakukan oleh
perusahaan seperti :
- Melihat tren yang sedang berlangsung
- Menganalisa motivasi apa yang dapat mendorong pelanggan untuk dapat
menikmati dan mencintai produk oreo
- Melihat segment
- Dan melihat kebutuhan apa yang belum tercapai terhadap pelanggan
Apabila Oreo tidak menemukan cara yang tepat dalam menjaga kelangsungan
brand mereka makan akan sulit untuk dapat terus bertahan. Dikarenakan sudah banyak
competitor yang mencoba menduplikasi produk oreo dengan menggunakan merk
dagang lain, dan harga yang relative lebih murah, dan mungkin untuk soal rasa tidak
akan berbeda jauh. Oreo mencoba untuk terus menjaga orginalitasnya, dan eksistensinya
di pasar.
Setiap merek baik oreo-pun sudah berubah ke era digital, dan media sosial
sebagai salah satu yang utama dan penting yang tidak boleh terlewatkan dalam menjaga
eksistensi akan oreo tersebut. Dengan adanya media digital tersebut, dapat menciptakan
bagaimana sebuah brand dapat berkomunikasi dengan mereka penggemar setia oreo
maupun pencinta makanan oreo. Dimana ini akan sangat penting bagi mereka dalam
memahami pelanggannya, untuk mengetahui apa harapan, ekspektasi, dan preferensi
dari pelanggannya dan menjaga agar mereka para pelanggan dapat terlibat untuk makan
makanan dari produk oreo secara berkelanjutan.
Seperti kita ketahui bahwa merek biskuit seperti oreo merupakan super brands.
Karena mereka adalah merek yang sudah menjalani nimat buruknya atau path-breakers.
Yang mana tindakan yang telah mereka ambil merupakan kasus studi dari orang lain
atau merek lain dari sisi yang baik atau positif, dan lebih dari apa yang mereka telah
tetapkan sesuai dengan harapan para pecinta biskuit oreo, dan untuk para pelanggannya
bahwa pihak oreo akan melakukan pelayanan yang terbaik.
Dari catatan beberapa sosial media yang digunakan oreo, ada sejumlah pengikut
atau follower dari produk oreo sebagai berikut :
- Facebook (34 juta ++ fans)
Twitter (161 ribu ++ followers)
Youtube (20 juta++ views)
Instagram (95 ribu++ followers)
Pinterest (3 ribu++ followers)

Dari sini kita dapat mempelajari dari 5 media sosial yang digunakan oleh oreo,
yang digunakan dalam mempromosikan produk oreo dan guna meningkatkan
pendapatan dari perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang coba diterapkan oleh pihak Oreo dalam
upaya untuk terus mengembangkan brand-nya agar tetap dikenal baik di masyarakat
luas ataupun pada para pencinta produk oreo :
-

Be Original and Creative


Media sosial merupakan platform yang digunakan untuk memberikan kita
sejumlah pilihan dalam menyajikan produk kita kepada pelanggan agar memiliki
tingkat kreatifitas yang baik.
Baik dengan menggunakan teks, video, link, polling, iklan, kontes, hadiah,
gambar dan bahkan pilihan lain yang dapat menunjang dalam menampilkan
kreatifitas. Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo yang dipost pada
facebook.

Gambar 3 Be original and Creative example of Oreo Products


Sumber : http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brandswhat-you-can-learn-oreo
-

Be Emotional
Cara lain yang digunakan oleh oreo adalah meluapkan emosi, yang mana
menunjukan rasa terimakasih kepada para pecinta produk oreo. Dan Oreo
membuat para pelanggannya agar tetap jatuh cinta dengan biskuitnya, tanpa
secara langsung meminta para pelanggan untuk menyukainya. Ini tidak hanya
disajikan untuk kepuasan anak kecil, tetapi ke semua generasi dan menciptakan
suasana yang menyenangkan ketika menyantap atau menikmati biskuit
oreo.Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.

Gambar 4 Be emotional example of Oreo Products


Sumber : http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brandswhat-you-can-learn-oreo
-

Be Humorous
Quote yang digunakan oleh produk oreo salah satunya Dont take life too
seriously, you will never get out of it alive yang dimana oreo ingin
menyampaikan pesan bahwa menjalani hidup ini janganlah terlalu serius tetapi
biarkan hidup kita ini diselingi dengan relaksasi, hiburan, interaksi sosial,
mengungkapkan pendapat dan sebagainya. Dan produk oreo menyadari bahwa
jika mereka hanya menjual produk mereka saja dan berbicara mengenai produk
dan fitur mereka saja, itu tidak akan berjalan dengan efektif untuk jangka
panjang, sehingga oreo membuat kutipan atau hal hal yang memiliki sifat
humoris. Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.

Gambar 5 Be Humorous example of Oreo Products


Sumber : http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brandswhat-you-can-learn-oreo
- Be Provoking

Ada satu hal yang dapat kita pelajari untuk dapat terlibat dengan para pelanggan
atau fans yaitu untuk tetap menjaga dalam hal menerima pertanyaan atau saran
dan memprovokasikan mereka untuk dapat berbagi atau berkomentar pada
konten produk oreo di sosial media.

Gambar 6 Be Proviking example of Oreo Products


Sumber : http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brandswhat-you-can-learn-oreo
-

Be Consistent
Didalam media sosial, konsistensi merupakan hal yang signifikan karena itu
merupakan sangat mudah dalam menempatkan usaha yang dilakukan untuk
mempromosikan produknya. Dan itu yang dilakukan oleh oreo, yang mana
mereka menjaga konsistensinya dalam sosial medianya. Tidak hanya itu saja,
oreo mampu menghubungkan setiap peristiwa yang sedang booming dan melihat
setiap kesempatan yang dapat dimasuki, dan mereka sangat berhasil dalam hal
menyentuh tingkat emosional para pelanggannya. Dan hal tersebut yang mereka
jaga dalam meningkatkan dan mempertahankan brand mereka.

Gambar 7 Be Consistent example of Oreo Products


Sumber : http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brandswhat-you-can-learn-oreo
Disini, oreo menyadari posisi branding nya bagaimana, dan menetapkan brand
position seperti berikut to every person that feels happy, enjoys life and wants to have
or share a unique taste, Oreo is the answer and your experience enhancer

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
Brand bukan hanya sekedar logo ataupu slogan semata, tetapi merupakan salah
satu komponen terpenting dari perusahaan, karena pelanggan akan menilai
sebuah perusahaan melalui brand mereka.
Social media memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk online
branding dari sebuah perusahaan.
Penggunaan social media untuk promosi dan peningkatan online branding harus
dipergunakan dengan bijak. Pengguna yang banyak dapat menjadi keuntungan
bagi perusahaan, namun jika salah dipergunakan, tidak menutup kemungkinan
bahwa dampak negatif yang justru terjadi.
Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan online branding
selain melalu social media antara lain search engine optimization, embed social
media post di website perusahaan, dan sebagainya. Dengan begitu akan
memperkenalkan brand perusahaan ke masyarakat yang lebih luas.

Saran yang dapat kami berikan antara lain :


Melihat besarnya dampak yang diberikan oleh social media terhadap online
branding sebuah perusahaan, sebaiknya perusahaan berhati-hati dalam
memberikan produk dan jasa, ataupun dalam menggunakan social media. Agar
dampak negatif tidak dirasakan perusahaan tersebut.
Berdasarkan kasus OREO perusahaan lain dapat mempelajari tips yang tepat
dalam penggunaan social media untuk peningkatan online branding.

REFERENSI
Biggest Data Breach. (2014, 05 29). Retrieved from Information is Beautiful:
http://www.informationisbeautiful.net/visualizations/worlds-biggest-databreaches-hacks/static/
Bullock, L. (2013, August 19). Retrieved from Socialmedia today:
http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brands-whatyou-can-learn-oreo
Business 2 Community. (2014, 05 29). Retrieved from Business 2 Community:
http://cdn.business2community.com/wp-content/uploads/2013/06/111.jpg
DeMers, J. (2013, December 11). The Top 7 Characteristics Of Successful Brands.
Retrieved June 1, 2014, from http://www.forbes.com/:
http://www.forbes.com/sites/jaysondemers/2013/11/12/the-top-7-characteristicsof-successful-brands/
Hermawan, Eko. (2011, November). Retrieved May 31, 2014, from
http://www.buluxshero.com/2013/11/keuntungan-social-media.html
Kotler, Philip., & Gary Armstrong. (2008). Principles of Marketing. 12th Edition,
NewJersey. Prentice Hall International Inc.
MSG.
(2013).
Retrieved
May
31,
2014,
from
http://www.managementstudyguide.com/brand-image.htm
NightStalker, Andy. (2014, January). Retrieved May 31, 2014, from
http://www.fourseasonnews.com/2014/01/pengertian-merek-brand-menurutpara-ahli.html

Ptkomunikasi. (2012, November 6). Retrieved June 1, 2014, from


http://ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-media-sosial-peranserta-fungsinya/
Rangkuti, Freddy. (2009).The Power of Brands.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Satriawan, Stevanus Bayu. (2012, February 18). Retrieved May 31, 2014, from
http://stevanus39e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/18/brand-image/
Somidijaya, Rizki. (2010, February). Retrieved May 31, 2014, from
http://rizkisomadijaya.blogspot.com/2010/02/brand-image.html
Tea,
Romel.
(2014,
14
April).
Retrieved
June
1,
2014,
from
http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertiankarakteristik.html
Wahyono, Budi. (2012, November 9). Retrieved May 31, 2014, from
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/pengertian-brand-image.html
Weinberg, Tamara. (2009). The New Community Rules: Marketing n the Social Web.
OReillymedia Inc. Sebastopol, CA, USA
Wikipedia.
(2013).
Retrieved
June
1,
2014,
from
http://en.wikipedia.org/wiki/Social_media
RIWAYAT PENULIS
Bob Wibisiono, lahir di kota Malang, pada 10 Januari 1986. Saat ini menempuh
pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Serly, lahir di kota Jakarta, pada 20 Mei 1994. Saat ini menempuh pendidikan S1 di
Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Stephanie Veronica Watuna, lahir di kota Tembagapura, pada 17 September 1993.
Saat ini menempuh pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi,
Binusian 2015.
Reinaldo Arifin, lahir di kota Jakarta, pada 21 Agustus 1992. Saat ini menempuh
pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Yulia, lahir di kota Jakarta, pada 08 Juli 1993. Saat ini menempuh pendidikan S1 di
Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.
Yulistiawati, lahir di kota Jakarta, pada 09 Juli 1993. Saat ini menempuh pendidikan S1
di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015.

Anda mungkin juga menyukai