ABSTRAK
Media Sosial pada era globalisasi ini seolah menjadi kebutuhan pokok bagi para
penggunanya. Dimana mereka dapat saling berinteraksi, berbagi informasi satu sama
lain. Perkembanganya tidak terlepas dari perkembangan internet yang sangat pesat.
Bertambahnya jumlah pengguna berbagai sosial media dalam masyarakat dijadikan
sebuah lahan sosialisasi serta media promosi bagi sejumlah perusahaan untuk
memperkenalkan produk atau sekedar memberikan informasi mengenai brand mereka.
Kemudahan akses serta biaya promosi yang cenderung lebih murah dibandingkan
media lainya, menjadi ketertarikan tersendiri bagi perusahaan. Namun hal tersebut
juga dapat menjadi masalah bagi perusahaan, apabila ada pengguna yang tidak puas
dengan produk/ jasa yang diberikan dan kemudian memberikan opini buruk mereka di
media sosial. Dengan menggunakan metode studi pustaka dan kasus yang terkait pada
OREO, diharapkan memberikan gambaran mengenai peran sosial media terhadap
online branding dari perusahaan, dan bagaimana sebuah perusahaan menyikapinya.
Kata kunci : Social Media, Branding, Company, Brand Image
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam kehidupan modern saat ini, hampir semua kalangan masyarakat maupun
lembaga-lembaga di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia menggunakan atau
mengimplementasikan berbagai teknologi untuk bermacam-macam tujuan. Adapun
pihak-pihak tersebut memanfaatkan teknologi sebagai hal untuk menunjang
kebutuhannya, memudahkan dan meringankan tugas manusia, mempercepat aliran
informasi sehingga komunikasi dapat dilakukan lebih cepat dan mudah. Salah satu
teknologi yang menunjang kemudahan berkomunikasi tersebut yaitu teknologi internet.
Internet itu sendiri merupakan suatu teknologi jaringan komputer yang dapat
menghubungkan seluruh orang dari berbagai wilayah di seluruh dunia. Awal
pembentukan internet berawal dari jaringan ARPANET di Amerika Serikat pada
pertengahan tahun 1960 an yang memiliki empat host komputer yang menghubungkan
empat universitas di Amerika Serikat. Sampai pada tahun 1982 terbentuklah jaringan
internet yang terus mengalami perkembangan yang lebih baik, dimana dapat
menghubungkan seluruh pihak-pihak di dunia tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Saat ini Internet menjadi salah satu kebutuhan baik secara perorangan maupun
secara corporate. Hal tersebut dikarenakan internet sudah menjadi tren komunikasi
berbagai pihak. Dimana berbagai pihak pencipta aplikasi sosial media berlomba-lomba
menciptakan aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tentu saja dengan
berbagai fitur unik dan juga menarik. Mulai dari aplikasi sosial media Friendster yang
pada awalnya sangat menarik berbagai pihak dengan jutaan user, namun saat ini media
sosial tersebut sudah tidak dapat diakses kembali yang mungkin trennya sudah
tergantikan dengan media sosial lain atau jumlah user mengalami penurunan yang
drastis. Kemudian disusul dengan media sosial baru seperti Facebook yang saat ini
masih ada dan memiliki user yang terus bertambah, Indonesia pun menjadi salah satu
negara yang paling banyak memiliki account Facebook.
Berbagai media sosial yang saat ini populer seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube tidak hanya dimanfaatkan untuk semata-mata berkomunikasi dan
juga update informasi. Namun, dapat ditemui di setiap media sosial selalu ada pihakpihak yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan atau yang lebih terkenal dengan
sebutan online shop. Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial dapat dijadikan
lahan untuk melakukan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan yang ingin
mempromosikan produk maupun jasanya sekaligus melakukan corporate branding
image. Corporate branding image tersebut merupakan suatu bentuk citra atau reputasi
perusahaan terhadap produk atau jasa yang dimiliki yang sangat tergantung daripada
penilaian pelanggan terhadap produk atau jasa tersebut.
Dalam penulisan paper ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian brand
image, pengertian social media dan peran social media, hubungan brand image dengan
social media, cara membangun brand image dan strategi brand image dalam suatu
perusahaan, kelebihan dan kelemahan dari social media, penggunaan social media
dalam meningkatkan brand image baik produk maupun jasa, brand image pada produk
Oreo dan juga pengelolaannya.
Metodologi yang digunakan adalah melalui studi literatur dari jurnal, textbook,
intenet, dan berbagai studi kasus yang berkaitan dengan topik pembahasan yang
sebelumnya sudah pernah terjadi, kemudian mempelajari dan meneliti informasiinformasi yang telah diperoleh.
LANDASAN TEORI
Definisi Brand
Menurut Jerry McLaughlin yang merupakan co-founder dan CEO pada
Branders.com (DeMers, 2013) , brand adalah persepsi yang dipegang seseorang
terhadap Anda, sebuah produk, jasa , maupun suatu organisasi, penyebab atau suatu ide.
Penciptaan brand merupakan suatu kesengajaan dan usaha yang trampil dalam usaha
menciptakan persepsi yang diinginkan orang lain.
Karakteristik Brand
Terdapat tujuh karakteristik yang menentukan atau mengukur sukses nya suatu
brand (DeMers, 2013), yaitu :
1. Audience Knowledge
Brand terbaik memiliki pemahaman mengenai demografi target pasar,
kepentingan dan ketertarikan pasar, dan cara untuk berkomunikasi dengan
audience. Sebagian besar perusahaan memiliki target audience yang harus
dicapai, memahami target pasar pun merupakan hal yang kritikal karena
mempengaruhi arah dan kampanye pemasaran, bersama dengan identitas
keseluruhan merek sehingga membantu menciptakan hubungan manusia antara
bisnis dan audience nya.
2. Uniqueness
Membangun identitas brand membutuhkan sesuatu yang unik, dimana
menciptakan identitas tidak menuntut ide revolusioner. Hal tersebut
membutuhkan sesuatu yang unik dan special yang terpisahkan dari kompetisi.
3. Passion
Meskipun memungkinkan membangun brand tanpa passion dalam jangka
pendek, namun mustahil untuk mempertahankan brand tersebut dalam jangka
panjang. Karena passion tersebut menciptakan antusiasme dan kesenangan
tersendiri yang dapat mempengaruhi pembangunan brand.
4. Consistency
Ketika konsumen kembali ke bisnis untuk melakukan penjualan kembali, maka
mereka biasanya mengharapkan untuk menerima tingkat kualitas yang sama
seperti yang mereka lakukan pertama kalinya. Dengan banyaknya industri yang
memiliki banyak kompetitor, inkonsistensi kerap kali menjadi alasan bagi
konsumen untuk melakukan bisnisnya di tempat lain.
5. Competitiveness
Ketika suatu brand perusahaan menjadi brand utama dalam suatu industri, maka
perlu dilakukan perbaikan dan tentu saja peningkatan brand agar brand tersebut
tetap kompetitif.
6. Exposure
Hal lain yang merupakan bagian yang mempengaruhi ke khasan dari suatu
brand yaitu adalah kesuksesan brand dalam menjangkau konsumennya melalui
banyak channel. Terdapat banyak alat yang dapat digunakan perusahaan untuk
membangun brand mereka yaitu dengan mengembangkan kehadiran di jejaring
sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Google+, sehingga mampu
menjangkau hampir semua konsumen.
7. Leadership
Untuk mengkoordinasikan upaya anggota tim dan membimbing visi strategis
brand, seseorang harus memimpin dan mengarahkan. Pemimpin tersebut
memecahkan komplikasi yang ada dan menghubungkan departemen yang
berbeda agar setiap orang berada dalam tujuan yang sama. Pemimpin juga
merupakan motivator dan tahu bagaimana cara memaksimalkan kekuatannya
Definisi Brand Equity
Brand Equity menuruh Kohler adalah sebuah nilai yang diberikan kepada
produk dan layanan yang dapat menggambarkan bagaimana cara konsumen berpikir,
merasa, dan bertindak dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan keuntungan
yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker pada Rangkuti (2009: 39) mendefinisikan bahwa brand equity
adalah seperangkat aset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, simbol yang
mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh layanan yang baik pada
perusahaan dan pelangganya.
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Brand Image dan Social Media
Dengan semakin berkembangnya zaman, persaingan dalam dunia industri juga
semakin ketat. Perusahaan akan berlomba lomba melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan perhatian dari masyarakat untuk meningkatkan daya saing mereka. Untuk
itu, perusahaan harus membentuk brand image sedemikian rupa agar dapat lebih dikenal
oleh masyarakat dan social media akan mempermudah perusahaan dalam pembentukan
brand image tersebut.
2.1.1 Definisi Brand Image
Brand Image merupakan gabungan antara dua kata, yaitu brand dan image.
Menurut Bosion Simamora (2002:149) brand atau merek adalah nama, tanda, istilah,
simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan
mendiferensiasi atau membedakan suatu barang atau layanan suatu penjual dari barang
atau layanan penjual yang lain. Sedangkan pengertian brand atau merek menurut Fandy
Tjiptono (2005:2), brand adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf huruf, angka
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:421) merek atau brand merupakan suatu
nama, istilah, simbol, desai, atau gabungan dari keempatnya, yang mengidentifikasikan
produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Dan menurut Kotler dan
Armstrong, brand atau merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau
kombinassi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan
jasa tertentu. Pada intinya, brand atau merek merupakan identitas dari barang atau jasa
suatu perusahaan, sehingga pelanggan dapat membedakan produk dari suatu perusahaan
dengan perusahaan yang lain.
Image atau citra itu sendiri juga dapat memberi pengaruh kepada minat
pelanggan terhadap perusahaan. Menurut Kotler (2002:629), image atau citra adalah
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
objek. Sedangkan menurut Wilson Arafat (2002:629), image atau citra adalah persepsi
masyarakat terhadap jati diri suatu perusahaan. Jadi bisa disimpulkan bahwa image atau
citra merupakan pandangan atau pemikiran masyarakat sebagai pelanggan terhadap
suatu perusahaan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda beda, tergantung dari
persepsi dari masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan.
Biasanya dalam pandangan pelanggan, semakin baik image atau citra dari suatu
perusahaan, maka daya beli pelanggan terhadap produk suatu perusahaan juga akan
semakin besar. Namun, tidak selalu image atau citra perusahaan yang baik yang selalu
dikenal oleh masyarakat, perusahaan dengan image atau citra yang kontroversial juga
dapat menarik minat dari masyarakat karena perusahaan akan memakai image atau citra
yang kontroversial untuk meningkatkan pemasaran atau marketing mereka. Masyarakat
juga cenderung akan lebih mengingat perusahaan tersebut dan akan meningkatkan rasa
ingin tahu masyarakat untuk mencoba produk dari perusahaan dengan image atau citra
yang kontroversial.
Untuk brand image itu sendiri memiliki pengertian bahwa brand image
mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen
atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar
dan/atau karakteristik pembuat dari produk atau merek tersebut. Brand image adalah
apa yang dipikirkan konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengan atau melihat
nama suatu merek (Setiadi, 2003). Menurut Wilson Arafat (2006:53), brand image
adalah persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori
konsumen yang mengandung makna bagi konsumen. Sedangkan pengertian brand
image menurut Fandy Tjiptono (2005:49), brand image adalah deskripsi tentang
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
Menurut Keegan et. Al (1996:318), brand image adalah suatu sekumpulan
gambar dan pengalaman yang kompleks dalam pemikiran pelanggan yang memberikan
gambaran mengenai jaminan tentang keuntungan dari suatu produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Brand image menurut Keller (2003) merupakan anggapan tentang
merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen dan
menurut Kotler dalam Armstrong (2001: 225), brand image merupakan seperangkat
keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.
Bisa dikatakan bahwa brand image merupakan karakter dari suatu perusahaan.
Melalui brand image ini, perusahaan juga dapat memberikan gambaran mengenai visi
dan misi dari perusahaan, hal ini dapat terlihat dari logi maupun slogannya. Brand
image merupakan kesan secara keseluruhan pelanggan yang terbentuk dari berbagai
sumber mengenai produk suatu perusahaan maupun perusahaan itu sendiri. Brand
image adalah suatu hal yang bersifat subjektif karena bersangkutan dengan opini dari
pelanggan. Brand image mengembangkan dan menyampaikan karakter dari produk dari
suatu perusahaan dalam bentuk yang unik dan berbeda dari pesaingnya.
2.1.2 Definisi Social Media
Social media berkaitan dengan interaksi sosial antar individu maupun kelompok.
Dalam pengertiannya, social media adalah interaksi antar orang baik individu atau
perorangan maupun dalam suatu komunitas untuk saling berbagi dan bertukar informasi
dan ide dalam komunitas jaringan virtual meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jaringan sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum dugunakan oleh masyarakat di seluruh belahan dunia.
dan jasa melalu social channels dan untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat
yang lebih luas, jika dibandingkan dengan penggunaan media iklan tradisional. Serta
menghubungkan penyedia layanan, perusahaan, pelanggan, dan khalayak luas. Saat ini
penggunaan social media untuk media periklanan tidak hanya digunakan oleh
perusahaan multinasional ataupun perusahaan besar, tetapi juga perusahaan kecil dan
menengah. Dengan jangkauan yang luas, diharapkan akan memberikan dampak yang
signifikan bagi pengenalan produk atau jasa perusahaan, tanpa harus memasang iklan di
berbagai tempat umum yang sifatnya lebih terbatas. Selain itu sesama pengguna ataupun
suatu komunitas dapat menjadi influencer atau pemengaruh bagi pengguna social media
lainya.
2.2
Dalam dunia industri, branding terhadap hasil produk atau jasa merupakan hal
penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan calon pembeli dan menguasai market
share yang ada. Brand image suatu produk merupakan kunci utama dalam menghadapi
kompetitor atau pesaing dalam menguasai pangsa pasar yang ada. Beberapa perusahaan
menggunakan cara khusus atau yang biasa kita sebut sebagai strategi untuk membangun
brand image. Strategi itu bervariasi tergantung bagaimana suatu perusahaan merancang
strategi itu. Secara umum strategi dalam membangun brand image adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki merek dagang
Tahap awal dalam mebuat branding adalah kita harus menentukan merek dagang
atau yang kita kenal sebagai nama dari suatu produk dan jasa yang kita hasilkan.
Nama tersebut akan mencerminkan produk dan jasa yang kita hasilkan, selain itu,
merek dagang yang kita miliki harus sudah didaftarkan pada lembaga
perlindungan hukum, seperti yang kita kenal di indonesia adalah HAKI.
Keuntungan dalam mendaftarkan merek dagang kita adalah untuk memperluas
area peasaran, konsumen yakin akan legalitas produk kita, mengurangi pencurian
terhadap rancangan produk yang kita hasilkan. Selain itu dalam membuat merek
dagang harus juga memperhatikan sertifikasi sertifikasi lain yang mendukung
produk kita. Contohnya seperti sertifikasi halal, bpom apabila produk kita adalam
makanan, sertifikasi SNI apabila produk kita berupa peralatan dan barang
penunjang sehari hari
2. Memiliki desain logo yang unik
Untuk meningkatkan persaingan dan popularitas terhadap suatu produk,
perusahaan harus menggunakan cara dalam meningkatkan pangsa pasarnya.
Dengan menggunakan desain yang unik merupakan suatu strategi untuk
meningkatkan minat konsumen. Desain yang digunakan harus mencerminkan
produk yang akan ditawarkan pada konsumen, tidak menggunakan desain yang
sifatnya melanggar etika dan merugikan pihak lain.
3. Pemasaran yang baik dan tepat sasaran
Agar brand dari suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat, maka penempatan
posisi produk harus jelas dan dapat diingat oleh masyarakat. Sebagai contoh
makanan ringan. Apabila tujuan kita memasarkan makanan ringan untuk
kalangan anak anak, maka pemasaran harus dilakukan di lingkungan sekolah,
pusat perbelanjaan keluarga. Dikatakan tidak tepat sasaran apabila pemasaran
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Social media merupakan medium yang sedang berkembang saat ini. Konten
konten mengenai informasi yang terpersonalisasi telah menjamur di internet saat kini.
Dengan adanya perkembangan yang pesat lewat social media, hal ini tentu saja
memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Oleh sebab itu perlu
dipertimbangkan sisi positif dan negatifnya sebelum kita menggunakan social media
agar kita bias menggunakannya tanpa harus merugikan diri kita sendiri.
2.3.1
Tren yang ada di saat ini sangatlah berhubungan dengan social media. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya website yang bermunculan dengan tipe social media mulai
dari Twitter, Instagram, Facebook dan banyak lagi. Selain itu website lain juga semakin
banyak memanfaatkan data social media dalam pengoperasiannya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam
penggunaan social media :
1) Perkembangan dari Teknologi di Internet
Pertumbuhan dari Internet saat ini berada di level yang sangat cepat. Hal ini
didukung dengan banyaknya layanan layanan dan integrasi yang disajikan
untuk kita. Kesempatan kesempatan yang ada juga semakin banyak dan
terbuka bagi kita untuk mengembangkan diri.
Dilihat dari gambar grafik yang disajikan di atas, dapat dilihat bahwa website
yang merupakan social media dan memiliki hubungan dengan social media
memiliki jumlah kebocoran terbesar pada tahun 2012 2013. Website social
media seperti Facebook memiliki kebocoran data hingga 6.000.000 dalam
jangka waktu tersebut sedangkan LinkedIn memiliki kebocoran data hingga
8.000.000. Namun kebocoran data tersebut tidak dapat dibandingkan dengan
website yang memanfaatkan data data yang disediakan oleh social media
sendiri seperti Evernote dan Living Sosial. Keduanya memanfaatkan data dari
social media dan dengan jumlah 50.000.000, menjadi pasangan website yang
memiliki kebocoran data terbesar. Kebocoran data ini sangat berbahaya karena
kebocoran ini sangat berdampak pada website- website lain yang memanfaatkan
data yang diberikan oleh social media tersebut.
2) Informasi yang ada berdampak buruk bagi kita
Walau berbagi merupakan hal yang baik, namun terkadang berbagi dapat
menjadi sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. Social media merupakan
tempat dimana kita berbagi dengan orang lain. Namun terkadang kita tidak
memperhatikan mengenai informasi apa yang kita bagi. Dan pada saaat terdapat
kesempatan maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang
memiliki motif tertentu terhadap diri kita.
Sebagai contoh dengan mengetahui lokasi kita lewat social media maka kita
dapat diincar oleh perampok atau maling. Apabila kita membagi uneg uneg
kita di social media, maka ada kemungkinan orang yang tidak senang dengan
kita dapat membacanya. Hal ini tentu saja mendatangkan dampak buruk bagi diri
kita sendiri.
3) Berkurangnya produktivitas pada saat bekerja
Pengguanaan social media tentu saja menentukan produktifitas seseorang
apalagi pada saat bekerja. Apabila tidak diawasi atau dibatasi penggunaan social
media dapat memakan waktu kerja yang ada. Hal ini tentu saja dapat berdampak
buruk karena penggunaan secara berlebihan mengambil porsi waktu kerja kita.
Dengan demikian produktivitas yang dilakukan dapat berkurang dengan drastic
dalam bekerja.
Penggunaan social media memang merupakan sesuatu yang telah menjadi
kebutuhan sekunder atau bahkan primer dalam hidup kita. Namun kita tetap harus dapat
melihat sisi positif dan negative dari social media agar tidak menjadikan social media
sebagai tuan dari diri kita.
2.4
twitter, dan berbagai jenis social media lainya. Indonesia sendiri sudah menjadi
pengguna facebook terbesar keempat di dunia, dan pengguna twitter terbesar kelima di
dunia. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan pengguna
social media yang aktif.
Media pada dunia maya tersebut juga digunakan oleh perusahaan untuk promosi
produk dan jasa yang mereka tawarkan. Berbagai kemudahan yang diberikan antara lain
biaya yang murah, jumlah orang yang dapat dijangkau lebih besar, dapat mempengaruhi
sebuah kelompok atau komunitas, dan sebagainya menjadi ketertarikan bagi perusahaan
bahkan untuk sekedar memperkenalkan brand mereka. Brand atau merk dagang sendiri
merupakan asset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Bukan hanya sekedar
slogan atau identitas tetap di balik sebuah merk menggambarkan perusahaan itu
seutuhnya, dan memberikan citra pandangan masyarakat terhadap merk tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk menggunakan social
media dalam meningkatkan merk perusahaanya yaitu :
1. Search Engine Optimization
Dengan optimisasi yang dilakukan pada search engine akan memudahkan
para pelanggan memperoleh informasi terkait merk tertentu. Apabila
informasi mudah diperoleh, secara tidak langsung memperkenalkan merk itu
sendiri ke masyarakat luas, karena sebagian besar orang menghabiskan
waktu mereka untuk menjelajahi dunia internet.
2. Use of competitons, word of mouth and incentives
Memanfaatkan lalu lintas dari website, atau sekedar membuat gebrakan
dengan melakukan promo, seminar gratis, workshop dan sebagainya yang
diklankan melalui sosial media, sehingga mereka dapat memperoleh
informasi.
3. Ask Question
Perusahaan dapat juga memberikan pertanyaan kepada para pelanggan yang
juga merupakan pengguna sosial media, untuk sekedar mendengar opini
mereka mengenai perusahaan. Seperti bagaimana jika produk A diganti B
dan sebagainya. Hal tersebut akan mendorong pengguna untuk memberikan
opini, dan tidak sedikit yang membagikanya kepada teman-teman di
medianya, sehingga secara tidak langsung meningkatkan pengenalan akan
brand dari perusahaan.
4. Embed Social Media post on Company blogs
Hal ini juga merupakan cara yang sudah banyak digunakan oleh sebagian
besar perusahaan. Setiap post dari customer disisipkan ke website atau blog
perusahaan sebagai bentuk testimony. Dari situ pelanggan baru dapat melihat
dan membaca berbagai pengalaman atau opini pelanggan terhadap
perusahaan.
Pengenalan Oreo
Pada tahun 1898, beberapa perusahaan pembuat kue bergabung untuk
membentuk perusahaan biskuit nasional atau sering dikenal dengan NaBisCo yang
dimana merupakan pembuat biskuit oreo ini. 1902, Nabisco membuat Barnums Animal
Cookie dengan tampilan kotak kecil seperti kandang dengan tali yang terikat.
Tahun 1912, nabisco memiliki ide baru untuk biskuit dengan dua piringan coklat
yang berisi krim di antaranya. Bentuk dan desain biskuit oreo tidak berubah banyak,
hingga pada tahun 1975 nabisco merilis Oreo.
Di Amerika dan Eropa begitu akrab dengan keberadaan Oreo seperti membuat
bagaimana cara memakan oreo yang kreatif. Tidak hanya anak anak, kaum orang tua
juga akrab dengan oreo dan tidak hanya memakan secara langsung tetapi di modifikasi
kedalam bentukl lain seperti milkshake, pie, dan sebagainya.
Pengelolaan Brand Oreo
Seperti kita ketahui, oreo tidak hanya biskuit sandwich yang terdiri dari 2 keping
biskuit dengan krim diantaranya, tetapi oreo merupakan merek yang benar membuat
kita tetap untuk dapat terkoneksi dan terpasang.
Jika kita teliti, merek oreo di media sosial sejak awal mereka menggunakan, kita
akan takjub mengenai bagaiamana cara mereka untuk dapat mempertahankan koneksi
atau menjaga hubungan dengan para pelanggan setia atau penggemar oreo.
Ada analisa terhadap pelanggan atau penikmat produk oreo yang dilakukan oleh
perusahaan seperti :
- Melihat tren yang sedang berlangsung
- Menganalisa motivasi apa yang dapat mendorong pelanggan untuk dapat
menikmati dan mencintai produk oreo
- Melihat segment
- Dan melihat kebutuhan apa yang belum tercapai terhadap pelanggan
Apabila Oreo tidak menemukan cara yang tepat dalam menjaga kelangsungan
brand mereka makan akan sulit untuk dapat terus bertahan. Dikarenakan sudah banyak
competitor yang mencoba menduplikasi produk oreo dengan menggunakan merk
dagang lain, dan harga yang relative lebih murah, dan mungkin untuk soal rasa tidak
akan berbeda jauh. Oreo mencoba untuk terus menjaga orginalitasnya, dan eksistensinya
di pasar.
Setiap merek baik oreo-pun sudah berubah ke era digital, dan media sosial
sebagai salah satu yang utama dan penting yang tidak boleh terlewatkan dalam menjaga
eksistensi akan oreo tersebut. Dengan adanya media digital tersebut, dapat menciptakan
bagaimana sebuah brand dapat berkomunikasi dengan mereka penggemar setia oreo
maupun pencinta makanan oreo. Dimana ini akan sangat penting bagi mereka dalam
memahami pelanggannya, untuk mengetahui apa harapan, ekspektasi, dan preferensi
dari pelanggannya dan menjaga agar mereka para pelanggan dapat terlibat untuk makan
makanan dari produk oreo secara berkelanjutan.
Seperti kita ketahui bahwa merek biskuit seperti oreo merupakan super brands.
Karena mereka adalah merek yang sudah menjalani nimat buruknya atau path-breakers.
Yang mana tindakan yang telah mereka ambil merupakan kasus studi dari orang lain
atau merek lain dari sisi yang baik atau positif, dan lebih dari apa yang mereka telah
tetapkan sesuai dengan harapan para pecinta biskuit oreo, dan untuk para pelanggannya
bahwa pihak oreo akan melakukan pelayanan yang terbaik.
Dari catatan beberapa sosial media yang digunakan oreo, ada sejumlah pengikut
atau follower dari produk oreo sebagai berikut :
- Facebook (34 juta ++ fans)
Twitter (161 ribu ++ followers)
Youtube (20 juta++ views)
Instagram (95 ribu++ followers)
Pinterest (3 ribu++ followers)
Dari sini kita dapat mempelajari dari 5 media sosial yang digunakan oleh oreo,
yang digunakan dalam mempromosikan produk oreo dan guna meningkatkan
pendapatan dari perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang coba diterapkan oleh pihak Oreo dalam
upaya untuk terus mengembangkan brand-nya agar tetap dikenal baik di masyarakat
luas ataupun pada para pencinta produk oreo :
-
Be Emotional
Cara lain yang digunakan oleh oreo adalah meluapkan emosi, yang mana
menunjukan rasa terimakasih kepada para pecinta produk oreo. Dan Oreo
membuat para pelanggannya agar tetap jatuh cinta dengan biskuitnya, tanpa
secara langsung meminta para pelanggan untuk menyukainya. Ini tidak hanya
disajikan untuk kepuasan anak kecil, tetapi ke semua generasi dan menciptakan
suasana yang menyenangkan ketika menyantap atau menikmati biskuit
oreo.Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.
Be Humorous
Quote yang digunakan oleh produk oreo salah satunya Dont take life too
seriously, you will never get out of it alive yang dimana oreo ingin
menyampaikan pesan bahwa menjalani hidup ini janganlah terlalu serius tetapi
biarkan hidup kita ini diselingi dengan relaksasi, hiburan, interaksi sosial,
mengungkapkan pendapat dan sebagainya. Dan produk oreo menyadari bahwa
jika mereka hanya menjual produk mereka saja dan berbicara mengenai produk
dan fitur mereka saja, itu tidak akan berjalan dengan efektif untuk jangka
panjang, sehingga oreo membuat kutipan atau hal hal yang memiliki sifat
humoris. Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.
Ada satu hal yang dapat kita pelajari untuk dapat terlibat dengan para pelanggan
atau fans yaitu untuk tetap menjaga dalam hal menerima pertanyaan atau saran
dan memprovokasikan mereka untuk dapat berbagi atau berkomentar pada
konten produk oreo di sosial media.
Be Consistent
Didalam media sosial, konsistensi merupakan hal yang signifikan karena itu
merupakan sangat mudah dalam menempatkan usaha yang dilakukan untuk
mempromosikan produknya. Dan itu yang dilakukan oleh oreo, yang mana
mereka menjaga konsistensinya dalam sosial medianya. Tidak hanya itu saja,
oreo mampu menghubungkan setiap peristiwa yang sedang booming dan melihat
setiap kesempatan yang dapat dimasuki, dan mereka sangat berhasil dalam hal
menyentuh tingkat emosional para pelanggannya. Dan hal tersebut yang mereka
jaga dalam meningkatkan dan mempertahankan brand mereka.
REFERENSI
Biggest Data Breach. (2014, 05 29). Retrieved from Information is Beautiful:
http://www.informationisbeautiful.net/visualizations/worlds-biggest-databreaches-hacks/static/
Bullock, L. (2013, August 19). Retrieved from Socialmedia today:
http://socialmediatoday.com/lilachbullock/1675816/social-media-brands-whatyou-can-learn-oreo
Business 2 Community. (2014, 05 29). Retrieved from Business 2 Community:
http://cdn.business2community.com/wp-content/uploads/2013/06/111.jpg
DeMers, J. (2013, December 11). The Top 7 Characteristics Of Successful Brands.
Retrieved June 1, 2014, from http://www.forbes.com/:
http://www.forbes.com/sites/jaysondemers/2013/11/12/the-top-7-characteristicsof-successful-brands/
Hermawan, Eko. (2011, November). Retrieved May 31, 2014, from
http://www.buluxshero.com/2013/11/keuntungan-social-media.html
Kotler, Philip., & Gary Armstrong. (2008). Principles of Marketing. 12th Edition,
NewJersey. Prentice Hall International Inc.
MSG.
(2013).
Retrieved
May
31,
2014,
from
http://www.managementstudyguide.com/brand-image.htm
NightStalker, Andy. (2014, January). Retrieved May 31, 2014, from
http://www.fourseasonnews.com/2014/01/pengertian-merek-brand-menurutpara-ahli.html