Anda di halaman 1dari 3

PERAN IPTEK DALAM PEMASARAN SOSIAL

Implementasi pemasaran yang akan dilakukan sebuah perusahaan atau organisasi tentu memerlukan
berbagai hal yang terkait misalnya mengenai perencanaan dan tahapan pelaksanaannya. Karena dalam
pelaksanaanya sebuah kegiatan pemasaran memerlukan banyak hal yang terkait misalnya produk,
produsen, lingkungan, konsumen dan masih banyak hal lainnya yang merupakan satu hal yang saling
terkait satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya kemajuan teknologi kini proses pemasaran tidak lagi menjadi sebuah hal yang sulit dan
berat untuk dilakukan karena muncul berbagai kemudahan yang membantu sebuah proses pemasaran.
Namun dengan adanya teknologi bukan tanpa kendala namun hanya sekedar menyederhanakan sebuah
proses komunikasi atau menjadikan sebuah proses pemasaran menjadi efektif dan efisien.
Pemasaran saat ini mengalami sebuah pergeseran paradigma secara fundamental, dari yang semula
mengandalkan marketplace yang membutuhkan interaksi fisik antara penjual dan pembeli kini bergeser
kepada sebuah marketplace yang mengandalkan transaksi elektronik ( Rayport & Sviokla, 1995 ). Hal
tersebut ditandai dengan pemasaran lokal yang berubah menjadi pemasaran global. Pemasaran global
diartikan bahwa produk lokal kini dapat dengan cepat berubah menjadi produk yang global dengan
adanya komunikasi pemasaran melalui internet atau media online hal ini tentu berakibat bahwa setiap
produk harus dapat beradaptasi dengan produk - produk global lainnya jika tidak ingin tergusur oleh
produk lain.
Adanya media internet kemudian mempermudah sebuah proses pemasaran yang dilakukan oleh produsen
karena tidak memerlukan banyak hal yang merepotkan dan bahkan antara konsumen dan produsen dapat
saling berinteraksi atau berkomunikasi yang pada media konvensional tidak bisa sertamerta dilakukan.
Media internet lebih bersifat media komunikasi yang interaktif jika dibandingkan media – media
konvensional lainnya.
Komunikasi diperlukan untuk menginformasikan dan membuat konsumen mengetahui tawaran
organisasi, komunikasi dapat mempengaruhi konsumen untuk berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan, komunikasi dapat mengingatkan konsumen kepada produk yang pernah diketahuinya,
komunikasi dapat membangun image terhadap suatu produk barang atau jasa, dan komunikasi juga dapat
membangun perbedaan antara produk sendiri dengan pesaing. Proses komunikasi dalam menyampaikan
informasi dari produsen ke konsumen juga disebut dengan komunikasi pemasaran.
Pemasaran sendiri merupakan sebuah kegiatan komunikasi antara organisasi dan khalayak yang dilakukan
oleh orgnisasi dan memiliki tujuan tertentu. Dalam sebuah proses pemasaran diperlukan banyak hal yang
saling mempengaruhi salah satunya adalah dengan melakukan pemilihan media yang efektif dan efisien.
Dilihat dari kecenderungan khalayak yang beralih dengan dengan menggunakan media internet maka
dapat disimpulkan b[ CITATION Placeholder1 \l 1033 ]ahwa hal tersebut adalah peluang yang baik karena
dengan melakukan pemasaran melalui internet sebuah brand atau organisasi akan menjadi sebuah brand
lokal yang mengglobal karena pada dasarnya internet tidak terbatas ruang dan waktu.
Selain penggunaan jangkauan media dan metode komunikasi yang tepat kegiatan komunikasi pemasaran
terutama media online memerlukan perpaduan antara ahli TI ( Teknologi Informasi ) dan seorang
marketer. Ahli TI bertugas menyusun tampilan media yang digunakan dan seorang marketer bertugas
menganalisis apa saja yang dibutuhkan untuk dapat mencapai tujuan komunikasi melalui media online.
(Nathan & Scobell, 2012)
Perkembangan pasar dan perubahan karakteristik masyarakat karena majunya tekologi dan pendidikan
kini menyebabkan adanya pergeseran di bidang pemasaran dimana masyarakat kini semakin selektif dan
cerdas dalam menentukan dan memilih produk sesuai dengan kebutuhannya. Peran komunitas sekali lagi
memberikan ide dasar dari konsep social marketing pada pemasar. Social marketing atau pemasaran
sosial secara sederhana diartikan sebagai strategi untuk mengubah sikap dan perilaku sosial. Social
marketing atau pemasaran sosial muncul karena adanya berbagai macam permasalahan sosial yang
membutuhkan suatu cara pencegahan dan cara-cara pencegahan permasalahan sosial tersebut diwujudkan
dalam bentuk kampanye sosial. Social marketing tidak ditujukan untuk mencari profit (laba), tetapi
bertugas untuk meningkatkan kemampuan mengomunikasikan gagasan-gagasan yang nantinya akan
dilemparkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan mereka.
kini bisa diakses kapan saja dan dimana saja juga turut membantu kegiatan pemasar. Sebut saja media
sosial semacam facebook, twitter, atau aplikasi komunikasi melalui BBM, Whatsapp, Line, We-Chat, dan
sebagainya. Biasanya disitu terjadi proses pertukaran informasi yang begitu cepat apalagi dengan
majunya teknologi internet yang semakin canggih, menempatkan pelanggan dalam komunitas sebagai
partner atau ‘teman’ dalam sebuah jaringan bukanlah hal yang sulit. Ada banyak teknologi media social
networking yang bisa dimanfaatkan bahkan secara gratis semakin mendukung kegiatan komunikasi antar
anggota komunitas yang tak terbatas ruang dan waktu. Selanjutnya pemasar dapat mengkuti alur
pemasaran yang telah terbentuk sesuai dengan segementasi komunitas yang tergarap. (Wulandari, 2015)

Komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar
kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah dikehendaki. Menurut Kennedy (2006), Komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membentuk kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan dengan menggunakan teknik – teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan
informasi pada konsumen agar tujuan perusahaan tercapai. Komunikasi pemasaran dengan sosial media
adalah strategi pemasaran dengan menggunakan situs – situs media sosial seperti Facebook, Twitter,
Youtube dan sebagainya. Menurut Zarella (2010), sosial media adalah paradigma media baru dalam
konteks industri pemasaran. Weber (2009) juga menyatakan bahwa media tradisional seperti TV, radio
dan koran memfasilitasi komunikasi satu arah sementara media sosial komunikasinya dua arah dengan
mengijinkan setiap orang dapat mempublikasikan dan berkontribusi lewat percakapan online. Sedangkan
O’Reilly (2005) berpendapat sosial media adalah platform yang mampu memfasilitasi berbagai kegiatan
seperti mengintegrasikan situs web, interaksi sosial, dan pembuatan konten berbasis komunitas. Melalui
layanan sosial media dapat memfasilitasi konten, komunikasi dan percakapan . Pemakai dapat membuat
atau cocreate, mengatur, mengedit, mengomentari, mentag, mendiskusikan, menggabungkan,
mengkoneksikan dan berbagi konten. Sosial media merupakan alat efektif dalam menciptakan viral
marketing dan wourd of mouth, aplikasi sosial media yang cukup populer sebagai alat media promosi
salah satunya adalah Facebook. Pada Facebook terdapat fitur Fan Page yang bisa digunakan sebagai alat
komunikasi pemasaran dan berinteraksi dengan pelanggan. Fan Page Facebook adalah sebuah halaman
khusus layaknya blog yang menyediakan informasi yang beragam sesuai dengan keinginan pemiliknya,
mulai dari perusahaan, pendidikan, layanan, produk fisik, artis, komunitas dan masih banyak lainnya.
Pada fitur ini terdapat Facebook insight, yang memungkinkan para pemilik brand untuk mengukur dan
mengetahui seberapa banyak angka fans yang memperbincangkan brand. Disini harus dipahami bahwa
arti engagement tidak selalu merupakan total interaksi yang tejadi antara fans dan brandnya tetapi
bagaimana akhirnya brand memiliki kemungkinan untuk dibicarakan oleh fans bersama dengan teman,
pacar atau keluarganya di Facebook. Fitur terbaru itu disebut oleh Facebook dengan istilah People
Talking About This yang mana di dunia pemasaran mungkin lebih dikenal dengan istilah word-of-mouth.
Kemudian Facebook membuat fitur tersebut menjadi sangat menarik karena angka People Talking About
This dapat dilihat oleh publik sehingga publik akhirnya bisa menilai hidup atau tidaknya sebuah
komunitas di fan page melalui seberapa banyak orang membicarakan konten dari brand tersebut.
(Hendrayana, 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Hendrayana, A. S. (2016). Pemanfaatan Sosial Media Sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran Dan
Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan Pada Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh. Semnas
Fekon, 279–283. Retrieved from http://repository.ut.ac.id/6444/1/6-ismawan.pdf
Nathan, A. J., & Scobell, A. (2012). How China sees America. Foreign Affairs, 91(5), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wulandari, G. A. (2015). KOMUNITAS SEBAGAI PELUANG BARU PEMASARAN SOSIAL Gusti.
ISEI Jember, 5(1), 119–128. Retrieved from http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62934

Anda mungkin juga menyukai