Anda di halaman 1dari 39

USULAN PROPOSAL WORKSHOP

“PENGARUH EVENT MARKETING DAN E-MARKETING TERHADAP

BRAND IMAGE PADA KONSUMEN PRODUK HPAI DI PURWOREJO”

Disusun Oleh :

Destiana Fitrianingsih

162210104 / R3

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2019

0
PENGARUH EVENT MARKETING DAN E-MARKETING TERHADAP

BRAND IMAGE PADA KONSUMEN PRODUK HPAI DI PURWOREJO

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan memiliki peranan

yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai motif berbisnis

dapat menjadi pendorong yang kuat dalam mempengaruhi kehidupan sosial

masyarakat, baik di tingkat regional, nasional, ataupun internasional. Bisnis selalu

berkaitan dengan membangun relasi dan kontrak antar individu ataupun golongan

yang bermuara pada adanya kesepakatan antara kedua belah pihak (Rahmawaty,

2014).

Fenomena perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini

tumbuh semakin pesat, yang juga ditandai dengan tingkat persaingan antar

perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Untuk itu konsumen juga dituntut

untuk semakin selektif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut

menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan

kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, dan menetapkan laba secara

optimal serta memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana

dalam pelaksanaanya strategi pemasaran sangatlah harus dipikirkan secara

matang. Menyadari hal itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan (Ningrum dan Nilowardono, 2016).

Menurut Kotler dan Amstrong (2000:5), pemasaran adalah sebagai suatu

proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh

1
apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal

balik produk dan nilai dengan orang lain.

Dalam sebuah komunikasi program yang dibuat sangat berpengaruh dalam

jangka panjang, hal ini untuk menciptakan dan memelihara suatu citra merek

(brand image) dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu komunikasi sangatlah

penting guna menyampaikan informasi kepada konsumen untuk kesan keunggulan

yang dimiliki perusahaan dan menciptakan kesan kontribusi yang diberikan

perusahaan terhadap konsumen semakin dekat (Fajrin dan Wibowo, 2018).

Menurut Strauss dan Frost (2009), brand/merek adalah salah satu atribut

yang penting dari sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat

meluas. Selain itu brand merupakan identitas untuk membedakan produk

perusahaan dengan produk yang dihasilkan pesaing. Image konsumen yang positif

terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan

pembelian. Brand yang baik juga menjadi dasar untuk membangun citra

perusahaan yang positif. Manfaat dari citra merek yang positif, perusahaan bisa

mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah

terbentuk terhadap merek produk lama (Simamora, 2003).

Ogilvy dan Mather dalam Andreani et al (2012:65) juga mengatakan

bahwa citra merek yang kuat dapat membuat pelanggan melakukan pembelian

secara berulang-ulang. Brand image (citra merek) mempunyai peran yang sangat

penting karena dapat membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang

lain.

2
Komunikasi pemasaran lewat event marketing adalah strategi marketing

yang dianggap dapat berkompetitif guna menghadapi persaingan. Event marketing

salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dapat mempertahankan brand

image sebuah perusahaan. Pengadaan Event Marketing pun semakin marak

dikalangan pelaku bisnis, baik brand yang masih tergolong Introduction maupun

brand yang sedang dalam tahap Grow dan juga brand dengan tahap Mature

(Fajrin dan Wibowo, 2018).

Komunikasi yang melibatkan pengalaman adalah komunikasi yang

persuasif karena meningkatkan tingkat perhatian, minat, dan ingatan pelanggan

terhadap merek dan perusahaan. Sebagai fungsi komunikasi pemasaran, kontak

dengan pengalaman memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan

pengalaman merek yang positif dan sangat melibatkan konsumen. Selain itu,

komunikasi yang berkaitan dengan pengalaman memberikan kesempatan untuk

dapat ‘mengikat’ erat khalayak. Dengan menggabungkan tingkat persuasi

hubungan pribadi dan keterlibatan komunikasi yang fokus pada pengalaman,

fungsi komunikasi pemasaran berbasis pengalaman tersebut dapat digunakan

untuk mempertahankan dan yang lebih penting, menumbuhkan suatu hubungan

yang efektif (Duncan, 2002).

Event marketing mempunyai fungsi dan peranan yang sangat tinggi dalam

membentuk dan meningkatkan citra merek. Menurut Koh dan Jackson (2006),

event sebagai sarana untuk memperkenalkan citra merek dengan produknya secara

langsung, karena dapat berinteraksi langsung dengan konsumen. Dengan citra

merek yang kuat akan membedakan perusahaan dengan pesaingnya. Karena citra

3
merek suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan citra merek perusahaan

lain. Dengan menciptakan sebuah event, perusahaan bermaksud memberikan

kesan mendalam terhadap konsumen sehingga dapat meningkatkan citra merek.

Saat ini keberadaan internet meringankan personal atau suatu organisasi

untuk mendapatkan informasi yang banyak dengan lebih efisien dan lebih efektif.

Hampir semua aspek kehidupan manusia telah menggunakan internet sehingga

mengubah kehidupan manusia. Selain itu internet juga dimanfaatkan oleh

berbagai instansi di seluruh dunia untuk memberikan nilai tambah bagi kehidupan

mereka. Dalam dunia bisnis, keuntungan ini dimanfaatkan oleh pelaku bisnis

dengan menerapkan strategi pemasaran baru melalui internet dengan menciptakan

sebuah media informasi seperti website yang memperkenalkan perusahaannya

dengan company profile-nya serta mempromosikan produk / jasa perusahaan

kepada target pasarnya (Ridho, 2013).

Perusahaan yang menjadikan website sebagai fasilitas pendukung proses

bisnisnya dengan memiliki fasilitas transaksional yang memberikan kemudahan

bagi pengunjung untuk dapat melihat sekaligus membeli katalog produk atau jasa

yang dimiliki perusahaan. (Ridho, 2013). Cameron (dalam Tjiptono, 2008 : 698)

mengatakan bahwa lingkup e-marketing tidak semata-mata menyangkut transaksi

online, namun juga meliputi berbagai aktivitas seperti melakukan riset pasar,

mengidentifikasi peluang dan mitra bisnis, menjalin relasi dengan pelanggan dan

pemasok, serta melakukan perancangan produk bersama mitra bisnis.

4
Berjuta-juta website dan blog telah hadir dengan beragam konten, karena

saat ini internet telah menjadi sarana promosi yang efektif. Untuk menjaring

pengunjung, diperlukan upaya untuk mengoptimalkan performa situs di search

engine. Hal ini disebabkan karena search engine merupakan salah satu

penyumbang pengunjung baru terbesar pada sebuah situs yang belum dikenal

publik (Arifin, 2009).

E-marketing yaitu berasal dari dua kata yaitu Electronic Marketing atau

bentuk strategi pemasaran produk baik barang maupun jasa dengan menggunakan

media elektronik atau internet. Dewasa ini e-marketing banyak diminati

perusahaan seiring dengan perkembangan teknologi internet, dimana saat ini

hampir semua orang diseluruh dunia menggunakan internet. Atas dasar ini banyak

perusahaan yang berbondong-bondong melakukan pemasaran produk dengan cara

e-marketing (https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/10/pengertian-e-marketing-

manfaat-kelebihannya.html).

E-marketing merupakan salah satu komponen dalam e-commerce dengan

kepentingan khusus oleh pemasar, yakni strategi proses pembuatan,

pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang atau jasa kepada pangsa

pasar melalui internet dan peralatan digital lainnya (Amstrong dan Kotler, 2004).

Saat ini dengan banyaknya perusahaan – perusahaan menjadikan

persaingan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan berbagai cara unik untuk

mempertahankan produk atau jasa dalam benak konsumen agar semakin loyal.

Saat ini event sudah menjadi salah satu sarana promosi yang diminati banyak

5
orang. Event merupakan kegiatan yang dirancang dengan melibatkan pelanggan

dan prospek untuk mengasosiasikan brand kepada target market (Duncan, 2005).

Kunci keberhasilan sebuah event adalah pada kombinasi yang kuat antara

iklan, publikasi, dan promosinya. Promosi dalam sebuah event sangat penting

untuk menarik perhatian, memancing minat untuk berpartisipasi para calon

peserta atau pengunjung. Event bertujuan mengkomunikasikan sesuatu mengenai

produk, brand, ide atau organisasi dengan target audience yang spesifik

(Masterman dan Wood, 2006).

Banyak cara yang dilakukan pemasar untuk meningkatkan

ketertarikan konsumen terhadap produk yang dijualnya. Saat ini sudah banyak

yang memanfaatkan event marketing sebagai bentuk promosi pada konsumen.

Tujuan dari promosi itu sendiri adalah untuk menjual produk dan layanan atau

mempromosikan suatu ide (Belch dan Belch, 2007).

Penerapan event marketing misalnya pada PT HPAI dilakukan dengan

melakukan seminar yaitu memperkenalkan produk-produk dari HPAI agar lebih

dikenal dengan masyarakat dan menjelaskan semua keuntungan serta manfaat

yang didapatkan dari penggunaan produk herbal HNI-HPAI. Pemasaran event

memiliki pengaruh yang besar karena keterlibatan konsumen didalamnya. Hal ini

dikarenakan pemasaran event bersifat personal sehingga setiap event yang

dilakukan pasti akan memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang

hadir. Menurut Sumardy dan Sebastian, event memiliki peranan yang cukup besar

dalam kegiatan komunikasi pemasaran yang awalnya event hanya dianggap

sebagai pelengkap kegiatan komunikasi lainnya (Muksin,2017).

6
Di Indonesia saat ini beberapa hal yang menyebabkan produk herbal lebih

disukai diantaranya adalah diyakini lebih aman, dapat digunakan untuk seluruh

keluarga, sejalan dengan kebiasaan dan kepercayaan masyarakat, khasiatnya

diyakini manjur, dan harga yang lebih terjangkau. Beberapa hal tersebut ditambah

dengan melimpahnya bahan baku dan dukungan sumberdaya manusia yang

kompeten menjadi pendorong minat industri farmasi Indonesia untuk

mengembangkan berbagai jenis obat herbal (Sumaryono,2005).

Untuk memasarkan dengan masyarakat perlu adanya komunikasi

pemasaran yang dapat mempermudah dalam penjualan produk – produk HNI-

HPAI ini. Dengan e-marketing yang ada, pemasaran akan semakin mudah dan

cepat serta tepat sasaran. Citra merek mengacu pada skema memori akan sebuah

merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan,

situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik pembuat

dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan dan

rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek (Setiadi,2003).

Salah satu perusahaan yang melakukan penjualan secara direct selling

(pemasaran langsung) adalah PT Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI).

Bagi PT. HPAI konsep strategi pemasaran merupakan suatu hal yang sangat

penting, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu

produk. Produk yang ditawarkan adalah produk-produk herbal. Setiap anggota

baru yang mendaftar dikenai biaya registrasi Rp. 30.000 (mendapatkan buku kit

marketing plan, product knowledge dan kartu anggota). Pusat PT HPAI berada di

7
Jakarta, sesuai dengan akta pendirian PT ini didirikan di Indonesia pada tanggal

19 Maret 2012 (Muksin, 2017).

Dalam sistem bisnisnya PT HPAI membedakan harga konsumen (non

anggota) dengan harga agen (anggota) serta pemberian bonus terhadap agen yang

telah melakukan penjualan produk tersebut ditambah selisih harga penjualan

kepada konsumen dari pembelian agen kepada PT HPAI. Dalam memasarkan

produknya, PT HPAI bekerja sama dengan para anggota (member) dan biasanya

mereka melakukan presentasi (promosi) kepada masyarakat agar masyarakat tahu

apa saja produk dari PT. HPAI tersebut, dan keuntungan bagi yang mau bergabung

menjadi agen adalah memperoleh potongan harga produk. Karena harga

produknya relatif sedikit mahal (Muksin, 2017).

Dengan berbagai masalah yang terjadi dan keterbatasan ruang yang ada

menjadikan perlunya penelitian mengenai event marketing dan e-marketing ini.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh event

marketing dan e-marketing terhadap brand image pada konsumen produk HPAI di

Purworejo. Dengan adanya masalah ini menjadikan penelitian penting dilakukan.

Berdasarkan fenomena dan kesenjangan yang telah diuraikan sebelumnya,

peneliti tertarik untuk melakukan observasi dengan judul :

“Pengaruh Event Marketing dan E-Marketing Terhadap Brand Image Pada

Konsumen Produk HPAI Di Purworejo”

8
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan event marketing dan e-

marketing terhadap brand image sebagai berikut :

a. Banyaknya persaingan produk sejenis herbal yang membuat produk HPAI

memiliki persaingan dan perlu mengadakan event marketing agar lebih

mengenalkan produknya.

b. Produk dari HPAI juga perlu dipasarkan melalui internet atau e-marketing

untuk mempercepat dan mempermudah konsumen dalam pembelian.

c. Brand Image menjadi tolak ukur untuk mempertahankan keunggulan

produk HPAI.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek dalam penelitian ini adalah produk HPAI yaitu produk herbal yang

memiliki manfaat bagi kesehatan yang akan meningkatkan brand image

pada benak konsumen melalui event marketing dan dipasarkan pula

melalui e-marketing seperti website dan blog.

2. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsumen produk HPAI.

3. Variabel dalam penelitian ini yaitu event marketing, e-marketing, dan

brand image. Event marketing dapat dilakukan dengan seminar dan

presentasi produk HPAI, sehingga mudah dikenal masyarakat dan

menciptakan brand image yang baik di benak konsumen.

4. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di daerah Purworejo.

9
D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, rumusan masalah yang

disusun adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh event marketing terhadap brand image konsumen

produk HPAI di Purworejo?

b. Bagaimana pengaruh e-marketing terhadap brand image produk HPAI di

Purworejo?

c. Bagaimana pengaruh event marketing dan e-marketing terhadap brand

image produk HPAI di Purworejo?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitan ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk melihat pengaruh event marketing terhadap brand image produk

HPAI di Purworejo.

b. Untuk melihat pengaruh e-marketing terhadap brand image produk HPAI

di Purworejo.

c. Untuk melihat pengaruh event marketing dan e-marketing terhadap brand

image produk HPAI di Purworejo.

F. Manfaat Penelitian

Manfat dari penelitan ini yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

sumbangan pemikiran secara teoritis mengenai event marketing dan e-

marketing yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan brand image.

10
b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perusahaan untuk mengetahui seberapa pengaruh adanya event marketing

dan e-marketing pada produk HPAI, sehingga menjadi dasar dalam

memasarkan produk dan meningkatkan brand image pada konsumen.

G. Kajian Teori

a. Brand Image (Citra Merek)

Menurut Kotler dan Keller (2016:330) brand image dapat diartikan

sebagai properti ekstrinsik dari produk dan jasa, termasuk cara merek itu

memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis pelanggan. Sedangkan Menurut

Kotler (2009:388) mendefinisikan citra sebagai cara masyarakat mempersepsi

(memikirkan) perusahaan atau produk. Kartajaya (2003:456) mengatakan

bahwa citra merek atau brand image adalah sekumpulan asosiasi yang

terbentuk pada benak user (pengguna). Tentunya bisa dari hasil komunikasi

pemasaran, worth of mouth konsumen itu sendiri atau pengalaman dari orang

yang sudah membeli produk atau jasa tersebut. Bagi non user yang belum ada

pengalaman, iklan, publisitas, printed material, usaha penjual merupakan

kontribusi untuk pembentukan citra merek.

Manfaat Brand Image

Menurut Tjiptono (2011:43-44) merek memiliki beberapa manfaat bagi

produsen antara lain:

11
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan

produk bagi perusahaan: memudahkan produsen pada saat menelusuri

permasalahan yang timbul serta membantu dalam mengolah pesanan.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik: pada

proses pemanufakturan bentuk proteksi hukum berupa hak paten sedangkan

pada kemasan berupa hak cipta dan desain. Bentuk proteksi hukum tersebut

memberikan jaminan bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya

dengan aman serta menghindarkan dari peniruan.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas: signal tersebut

mempermudah pelanggan untuk memilih dan membeli lagi produk di lain

waktu sehingga perusahaan dapat menarik pelanggan yang setia.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk

dari para pesaing: sebuah merek akan membentuk sederet asosiasi dan makna

unik sebagai ciri khas dari produk yang dijual dipasaran.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen:

perusahaan akan mendaftarkan merek untuk mendapatkan perindungan

hukum dari penjiplakan dan tindakan yang merugikan perusahaan lainnya.

Selain itu adanya merek yang kuat akan memudahkan dalam membangun

citra dari perusahaan tersebut.

f. Sumber financial returns: pemilihan merek yang sesuai dengan produk dan

disukai oleh konsumen dapat menjadi alasan untuk menggunakan kembali

12
merek tersebut. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya jumlah penjualan

dan pendapatan di masa mendatang.

Sedangkan bagi konsumen, merek berfungsi sebagai identifikasi sumber

produk, penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor

tertentu, pengurangan resiko, penekanan biaya pencarian internal dan

eksternal, janji dan ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang

memproyeksi citra diri, dengan signal kualitas.

Menurut Shimp (2003: 10) dan Ferrinadewi (2008:165) faktor

pembentuk citra merek adalah dukungan/sikap positif, keunikan, kekuatan

asosiasi merek. Hal ini diperkuat dalam Wang dan Yan (2010) “Brand image

can be characterized by strength, favorability, and uniqueness of brand

association”.

Indikator dalam brand image (Keller,2008) yaitu :

1. Strength of brand association merupakan asosiasi merek yang terbentuk

oleh informasi yang masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana

informasi tersebut dapat bertahan sebagai bagian dari citra merek. Ada dua

faktor yang memfasilitasi kekuatan asosiasi merek yaitu popularitas dan

kredibilitas suatu merek. Popularitas perusahaan merupakan seberapa

besar atau sejauh mana perusahaan diingat atau dikenal semua pihak.

Sedangkan kredibilitas perusahaan merupakan kualitas, kapabilitas, atau

kekuatan dari perusahaan untuk menimbulkan suatu kepercayaan. Dengan

dua hal tersebut akan mempermudah konsumen dalam proses pengolahan

informasi.

13
2. Favorability of brand association adalah asosiasi merek yang timbul

karena adanya kepercayaan konsumen bahwa atribut-atribut dan manfaat-

manfaat yang diberikan suatu merek dapat memuaskan keinginan dan

kebutuhan mereka. Hal ini dapat terbentuk karena adanya komunikasi

yang telah dilakukan sebelum nilai atau manfaat yang didapat konsumen.

3. Uniqueness of brand association adalah asosiasi merek yang dapat

ditimbulkan dengan membuat perbandingan secara langsung dengan

produk atau jasa sejenis dari pesaing, sehingga produk atau jasa tersebut

mempunyai asosiasi yang unik dalam benak konsumen. Asosiasi yang

terjalin pada suatu merek dapat membantu proses mengingat kembali

informasi yang berkaitan dengan produk. Sehingga dengan adanya asosiasi

tersebut maka akan dapat menimbulkan perasaan berbeda terhadap suatu

produk dibandingkan dengan produk pesaing yang sejenis (Aaker,

1991:160).

Menurut Simamora (2004:65) komponen brand image terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Citra perusahaan (corporate image) : sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu

produk. Dalam hal ini citra perusahaan meliputi popularitas, kredibilitas,

serta jaringan perusahaan.

2. Citra pemakai (user image) : sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu produk. Citra

pemakai meliputi pemakai itu sendiri yaitu, gaya hidup atau kepribadian

serta status sosial.

14
3. Citra produk (product image) : sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap suatu produk. Citra produk meliputi atribut produk

tersebut yaitu, manfaat bagi konsumen atau penggunanya serta jaminan

produk.

b. Event Marketing

Event marketing adalah sebuah cara baru dalam memasarkan produk.

Menurut Behrer dan Larsson (1998), definisi event marketing adalah sebuah

usaha untuk mengkoordinasikan komunikasi terhadap sebuah event yang

disponsori atau dikreasikan sendiri oleh perusahaan. Event itu sendiri

didefinisikan sebagai aktivitas yang menyatukan beberapa kelompok target

dalam ruang dan waktu tertentu, sebuah pertemuan dimana terdapat pesan

yang dikomunikasikan dan sebuah peristiwa dibentuk.

Menurut Belch & Belch pada Saronto dan Rosita (2013:3), advertising

and promotion, an integrated marketing communication perspective yang

mendefinisikan Event Marketing sebagai tipe promosi dimana perusahaan atau

sebuah brand terhubung ke dalam event atau dimana aktivitas yang bertema

dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman untuk para customer dan juga

untuk mempromosikan produk atau jasa.

Hoyle (2006:02) menjelaskan bahwa ada tiga kesamaan tujuan dari

sebuah media promosi event marketing, hal ini disebut sebagai 3E dari event

marketing yang merupakan esensi utama yang menjadi dasar setiap event

marketing yang digunakan oleh pemasar sebagai media promosi. Hal tersebut

adalah entertainment, excitement, dan enterprise.

15
1. Entertainment, yang menjelaskan bagaimana suatu event yang

dilaksanakan memberikan manfaat yang baik terhadap peserta yang

berkunjung dengan alasan memberikan hiburan dan merasakan langsung

terhadap event yang diadakan.

2. Excitement, bagaimana peserta merasakan kebahagian, kepuasan, dan

kesenangan dari acara yang diadakan dengan memberikan manfaat yang

sangat baik dan mampu menciptakan semangat yang positif.

3. Enterprise, dimana perusahaan membuat sebuah acara yang inovatif untuk

menarik para peserta agar langsung mengetahui dan merasakan langsung,

dimana pihak perusahaan membuat suatu acara yang inovatif, kreatif, dan

atraktif untuk mengajak audience untuk datang.

Salah satu kelebihan event marketing, dibandingkan dengan media

promosi lainnya adalah event marketing mampu memberikan pengalaman dan

interkasi secara personal kepada konsumen. Menurut Behrer & Larsson dalam

thesis Anna Eckerstein (2002) terdapat 3 konsep utama yang melandasi sebuah

event marketing. Ketiga konsep tersebut adalah message, interaction, dan

integration. Event marketing merupakan salah satu bentuk dari “Pull

Marketing” dimana perusahaan mencoba untuk mendekatkan diri dengan

perasaan dan emosi konsumen mereka. Hal ini dilakukan bukan dengan

menyodorkan barang yang diproduksi oleh perusahaan kepada konsumen,

namun dengan menyentuh sisi emosional dari konsumen. Pada

pelaksanaannya, sebuah event marketing haruslah juga didukung oleh

integrated marketing communication (IMC) yang baik. Komunikasi

16
pemasaran yang terintegrasi mengamplifikasikan pengaruh dari sebuah event

marketing terhadap konsumen/audience.

Untuk mendapatkan suatu citra merek dibenak konsumen, konsumen

paling tidak sudah menggunakan atau mencoba suatu produk sehingga

pengalamannya saat menggunakan produk tersebut bisa menjadi suatu

gambaran atau deskripsi mengenai produk yang digunakan. Akan tetapi, untuk

dapat mengetahui bentuk citra merek konsumen tersebut positif atau negatif

maka pemasaran event yang dilakukan terhadap citra merek bila pengalaman

yang dirasakan selama mengikuti event menyebabkan kuatnya emosi yang

dirasakan peserta, sehingga menciptakan event yang positif, maka hal ini

dapat menyebabkan terciptanya suatu citra merek yang positif dibenak

konsumen dan begitu juga sebaliknya. Kuatnya pengalaman yang dirasakan

selama mengikuti event menyebabkan kuatnya emosi yang dirasakan peserta,

sehingga menciptakan image event yang positif (Jan Drengner, 2008).

c. E-Marketing

Aksesibilitas dan interaktivitas internet menghadirkan perubahan

dramatis pada paradigma pemasaran konvensional. Internet mengubah cara

organisasi merancang, memproses, memproduksi, memasarkan, dan

menyampaikan produk. Lingkup persaingan yang semakin luas juga

menuntut integrasi dan koordinasi antara departemen sistem informasi,

pemasaran, layanan pelanggan, dan departemen-departemen lainnya dalam

organisasi (Tjiptono, 242).

17
Menurut Donald Trump (dalam Sexton, 2006:3) pada dasarnya

pemasaran selalu dimulai dengan suatu produk. Kita akan jarang menjumpai

seseorang yang memasarkan sesuatu yang tidak bagus dengan cara yang

sangat bagus. Saran terbaik untuk siapapun yang ingin berhasil di bidang

pemasaran adalah untuk memiliki produk yang bagus.

Menurut Amstrong dan Kotler (2004:74) e-marketing adalah sisi

pemasar dari e-commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk

mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa

melalui internet. Cameron (dalam Tjiptono, 2008:698) lingkup e-marketing

tidak semata-mata menyangkut transaksi online, namun juga meliputi

berbagai akivitas seperti melakukan riset pasar, mengidentifikasi peluang

dan mitra bisnis, menjalin relasi dengan pelanggan dan pemasok, serta

melakukan perancangan produk bersama mitra bisnis.

Menurut Jeffey F.Rayport dan Bernard J. Jaworski (dalam Kotler,

2009:250) terdapat tujuh indikator dalam e-marketing yang efektif yakni :

1. Konteks (Context) adalah tata letak, desain, dan kecepatan akses.

2. Konten (Content) adalah teks, gambar, suara, dan video yang ada dalam

situs.

3. Komunitas (Community) adalah bagaimana situs memungkinkan adanya

komunikasi dengan pelanggan sehingga seperti forum.

4. Penyesuaian (Customization) adalah kemampuan situs untuk

menghantarkan dirinya pada berbagai penggunaan atau memungkinkan

pengguna mempersonalisasikan situs.

18
5. Komunikasi (Communication) adalah memungkinkan komunikasi situs

dengan pengguna, pengguna dengan situs, atau komunikasi dua arah.

6. Koneksi (Connection) adalah tingkat hubungan situs itu dengan situs lain.

7. Perdagangan (Commerce) adalah kemampuan situs untuk memungkinkan

transaksi komersial.

E-marketing memanfaatkan teknologi informasi internet untuk proses

pemasaran yang mendefinisikan kebutuhan dan tuntutan menciptakan,

berkomunikasi, memberikan, dan menukar penawaran yang memiliki nilai

untuk pelanggan, mitra, dan komunitas (Wind & Rangaswamy, 2001)

Informasi teknologi dan internet meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi

pemasaran tradisional termasuk cara berkomunikasi dan menjaga hubungan

dengan pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya (Khan & Islam, 2017)

Internet, ponsel, TV digital, e-mail, media sosial, dan saluran komunikasi

lainnya menempatkan pelanggan di pusat, keseimbangan control atas citra

merek dan menggeser posisi tawar kekuatan dari perusahaan ke pelanggan

(Wind & Rangaswamy, 2001)

Komunikasi e-marketing adalah penentu dan mempengaruhi konsumen

terhadap citra merek. E-marketing menempatkan pelanggan di pusat dan

menyeimbangkan kontrol atas citra merek dan menggeser posisi tawar

kekuatan dari perusahaan ke pelanggan (Nawaz & Usman, 2011).

H. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan landasan, berkaitan dengan

event marketing, e-marketing, dan brand image yaitu :

19
a. Sukoco (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemasaran Event

Terhadap Citra Merek Minuman Isotonik Mizone di Surabaya. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa event marketing berpengaruh positif

terhadap citra merek Mizone.

b. Madhalena dan Syahputra (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh

Event Marketing terhadap Brand Image Rokok Djarum Super Mild PT.

Djarum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Event Marketing

berpengaruh positif terhadap Brand Image.

c. Fajrin dan Wibowo (2018) melakukan penelitian tentang Pengaruh Event

Marketing terhadap Brand Image pada PT. Pikiran Rakyat Bandung Tahun

2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel event marketing

berpengaruh secara signifikan terhadap brand image pada PT. Pikiran

Rakyat.

d. Ridho (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh E-Marketing

terhadap Citra Merek Nay@dam pada PT. Kreasi Putra Sedayu. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa e-marketing mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap citra merek nay@dam. Dengan

menggunakan e-marketing maka merek nay@dam akan mudah dikenal

sehingga akan memperkuat kemungkinan terjadinya transaksi pembelian

produk oleh pelanggan.

e. Ahamat dan Zahari (2018) melakukan penelitian tentang The Effects Of

Brand Image in Purchasing of Online Marketing Among University

20
Students. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-marketing

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap brand image.

f. Mullatahiri dan Fatos (2019) melakukan penelitian tentang The Effect of

E-Marketing Communications on Brand Loyalty : The Case of Mobile

Telephone Operators in Kosovo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

aplikasi dari e-marketing mempunyai pengaruh yang positif dan sigifikan

terhadap brand image.

I. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori dalam penelitian ini digambarkan susunan

kerangka pemikiran tentang pengaruh variabel independen Event Marketing (X1)

dan E-Marketing (X2) terhadap variabel dependen Brand Image (Y). Adapun

gambar suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Event Marketing
H1+

Brand Image

E-Marketing
H2+

Gambar 1. Kerangka Pikir

J. Pengembangan Hipotesis

21
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,

atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan

pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian,

serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Peneliti bukannya bertahan

kepada hipotesis yang telah disusun, melainkan mengumpulkan data untuk

mendukung atau justru menolak hipotesis tersebut. Dengan kata lain, hipotesis

merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan

diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2003:47-48).

a. Pengaruh Event Marketing terhadap Brand Image

Event sebagai sarana untuk memperkenalkan citra merek dengan

produknya secara langsung, karena dapat berinteraksi langsung dengan konsumen.

Dengan citra merek yang kuat akan membedakan perusahaan dengan pesaingnya.

Karena citra merek suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan citra merek

perusahaan lain. Dengan menciptakan sebuah event, perusahaan bermaksud

memberikan kesan mendalam terhadap konsumen sehingga dapat meningkatkan

citra merek (Koh dan Jackson, 2006). Kenedy (2009:03) menjelaskan, pemasaran

event kini semakin diakui sebagai salah satu cara yang efektif dalam membangun

citra merek suatu perusahaan. Event marketing mempunyai fungsi dan peranan

yang sangat tinggi dalam membentuk dan meningkatkan citra merek. Sedangkan

Jan Drengner (2008) menjelaskan bahwa, kuatnya pengalaman yang dirasakan

selama mengikuti event menyebabkan kuatnya emosi yang dirasakan peserta,

sehingga menciptakan image event yang positif. Sneath (2008) menjelaskan

mengenai pengaruh pemasaran event terhadap variabel citra merek bahwa event

22
bukan hanya berarti penjualan saja, namun juga mampu meningkatkan citra merek

suatu perusahaan sehingga pemasaran event berpengaruh positif terhadap brand

image.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukoco (2014) menunjukkan

bahwa event marketing berpengaruh positif terhadap citra merek Mizone.

Madhalena dan Syahputra (2016) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa

Event Marketing berpengaruh positif terhadap Brand Image. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan Fajrin (2018), memperoleh hasil bahwa

komunikasi pemasaran lewat event marketing adalah strategi marketing yang

dianggap dapat berkompetitif guna menghadapi persaingan. Event marketing salah

satu bentuk komunikasi pemasaran yang dapat mempertahankan brand image

sebuah perusahaan.

Hasil dari berbagai penelitian tersebut mengaitkan event marketing dengan

brand image. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa event marketing

berpengaruh positif terhadap brand image. Oleh karena itu, hipotesis pertama

yang diajukan dalam penelitian ini adalah,

H1 : Event Marketing berpengaruh positif terhadap Brand Image.

b. Pengaruh E-Marketing terhadap Brand Image

Menurut Chapleo (2011:22) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

lebih penting ketika Universitas ingin membangun merek mereka adalah secara

online. Sedangkan menurut Nawaz dan Usman (2011) mengemukakan bahwa

komunikasi e-marketing adalah penentu dan mempengaruhi konsumen terhadap

citra merek. E-marketing menempatkan pelanggan di pusat dan menyeimbangkan

23
kontrol atas citra merek dan menggeser posisi tawar kekuatan dari perusahaan ke

pelanggan (Wind & Rangaswamy, 2001)

Penelitian yang dilakukan oleh Ahamat dan Zahari (2018) menunjukkan

bahwa e-marketing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap brand

image. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mullatahiri dan Fatos (2019)

menunjukkan bahwa aplikasi dari e-marketing mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap brand image. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Ridho (2013) menyimpulkan bahwa aplikasi e-marketing memberikan informasi

bagi konsumen tentang implementasinya yang masih kurang maksimal.

Implementasi e-marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

image.

Hasil dari berbagai penelitian tersebut mengaitkan e-marketing dengan

brand image. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa e-marketing

berpengaruh positif terhadap brand image. Oleh karena itu, hipotesis kedua yang

diajukan dalam penelitian ini adalah,

H2: E-Marketing berpengaruh positif terhadap Brand Image.

K. Desain Penelitian

a. Jenis dari risetnya adalah pengujian hipotesis. Penelitian tentang “Pengaruh

Event Marketing dan E-Marketing terhadap Brand Image pada konsumen

produk HPAI di Purworejo” menggunakan pengujian hipotesis yang diuji :

H1 : Pengaruh Event Marketing terhadap Brand Image

H2 : Pengaruh E-Marketing terhadap Brand Image

24
b. Riset yang digunakan adalah riset deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang

bertujuan menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat atau

karakteristik dari suatu keadaan ata objek penelitian yang dilakukan melalui

pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik. Variabel

yang digunakan yaitu :

Variabel independen : Event Marketing dan E-Marketing

Variabel dependen : Brand Image

c. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan waktu tertentu dengan banyak

sampel (cross sectional) dalam dimensi waktu yang digunakan 1 bulan dengan

sampel 100 responden.

d. Kedalaman risetnya adalah mendalam tetapi hanya melibatkan satu objek saja

(studi kasus) dengan menyebar kuesioner kepada konsumen produk HPAI di

Purworejo.

e. Metode pengumpulan datanya adalah kontak langsung. Pengumpulan data yang

digunakan dengan menggunakan kuesioner.

f. Lingkungan risetnya menggunakan lingkungan noncontrived setting yaitu

lingkungan riil (field setting).

g. Unit analisis adalah individual dimana subjek penelitian yaitu konsumen

produk HPAI di Purworejo.

L. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Purworejo dengan mendapatkan data

langsung dari responden yaitu konsumen produk HPAI di Purworejo. Untuk

25
penelitian kali ini melibatkan satu waktu tertentu dalam bulan dan melakukan

penyebaran angket atau kuesioner secara terstruktur.

M. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Dalam metodologi penelitian,

kata populasi dipakai untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Sedangkan menurut Hartono (2011:46), populasi dengan

karakteristik tertentu ada yang terhingga dan tak terhingga.. Dalam penelitian ini

populasinya adalah konsumen produk HPAI di Purworejo.

2. Sampel

Menurut Notoatmojo (2003) sampel adalah sebagian objek yang diambil

dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Dalam penelitian ini dengan berpedoman pada Roscoe dalam Sekaran (2006:160)

ukuran sampel yang tepat untuk penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari

500 orang. Berdasarkan teori yang dikemukakan Roscoe, maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen produk HPAI di

Purworejo yang akan diambil sebanyak 100 responden.

Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling. Sampling adalah

suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, yaitu tidak

mencakup seluruh objek penelitian (populasi) akan tetapi sebagian saja dari

populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling

26
yang berupa purposive sampling. Menurut Notoatmodjo (2010) purposive

sampling adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan

tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui

sebelumnya. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana sampel

yang diambil dalam penelitian ini mewakili karakteristik sebagai konsumen

produk HPAI di Purworejo. Teknik ini dipilih karena populasi dan sampel yang

diambil memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Berusia minimal 17 tahun.

2. Pengguna produk HPAI

N. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang dapat membedakan atau

mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau

orang yang sama, atau nilai yang dapat berbeda dalam waktu yang sama atau

untuk objek atau orang yang berbeda (Kuncoro, 2003:41).

Berdasarkan penelitian ini, variabel penelitian dibagi menjadi dua yang

terdiri dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel Independen (Bebas)

Menurut Widiyanto (2013) variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Varibel independen merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan

yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Event Marketing dan E-Marketing.

27
2. Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Widiyanto (2013) juga menjelaskan bahwa variabel dependen

adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini

menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat

memprediksikan menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta

perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Brand Image.

O. Definisi Operasional Variabel

Menurut Jogiyanto (2013 : 78) pengoperasionalan konsep atau yang

disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasi adalah menjelaskan

karakteristik dari objek (property) ke dalam elemen-elemen (elements) yang dapat

diobservasikan yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di

dalam riset. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai

berikut :

a. Event Marketing

Event marketing adalah strategi marketing yang dianggap dapat

berkompetitif guna menghadapi persaingan. Event marketing salah satu bentuk

komunikasi pemasaran yang dapat mempertahankan brand image sebuah

perusahaan. Event marketing adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk terlibat

langsung dalam mengenalkan produk mereka dan berinteraksi secara langsung

dengan konsumen (Behrer dan Larsson : 1998). Menurut Hoyle (2002), indikator

Event Marketing yaitu :

1. Entertainment

28
2. Excitement

3. Enterprise

b. E-Marketing

Menurut Amstrong dan Kotler (2004:74) e-marketing adalah adalah sisi

pemasar dari e-commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk

mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa

melalui internet.

Menurut Jeffey F.Rayport dan Bernard J. Jaworski (dalam Kotler,

2009:250) terdapat tujuh indikator dalam e-marketing yang efektif yakni :

1. Konteks (Context).

2. Konten (Content).

3. Komunitas (Community).

4. Penyesuaian (Customization).

5. Komunikasi (Communication.

6. Koneksi (Connection).

7. Perdagangan (Commerce).

c. Brand Image

Menurut Kotler dan Keller (2016:330) brand image dapat diartikan

sebagai properti ekstrinsik dari produk dan jasa, termasuk cara merek itu

memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis pelanggan. Sedangkan Menurut

Kotler (2009:388) mendefinisikan citra sebagai cara masyarakat mempersepsi

(memikirkan) perusahaan atau produk. Menurut Shimp (2003: 10) dan

Ferrinadewi (2008:165) Indikator dalam brand image yaitu :

29
1. Strength of brand association

2. Favorability of brand association

3. Uniqueness of brand association

P. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kontak langsung

yang berarti melakukan wawancara (interview) dengan memberikan sejumlah

pertanyaan terstruktur kepada sampel atau dengan menggunakan kuesioner.

Pilihan jawaban menggunakan metode summated ratings dan Likert dengan

kategori jawaban terdiri dari lima pilihan yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban

tersebut diberi skor pada setiap pernyataan nilai 1 sampai dengan 5, adalah

sebagai berikut :

1. SS ( Sangat Setuju ) = skor 5


2. S ( Setuju ) = skor 4
3. R ( Ragu-Ragu) = skor 3
4. TS ( Tidak Setuju) = skor 2
5. STS ( Sangat Tidak Setuju) = skor 1

Q. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner diujicobakan terlebih

dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Sudjana (2004:12), uji validitas adalah ketepatan alat penilaian

terhadap alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai

apa yang harus dinilai Pendekatan untuk menguji validitas dalam penelitian ini

adalah dengan corrected item total correlation, yaitu menguji koefisien korelasi

30
skor item dengan skor total alat ukur (Azwar, 2000 : 51). Pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan sotware SPSS for Windows versi 21.0.

2. Uji Reliabilitas

Alat ukur selain harus diuji validitasnya juga harus diuji reliabilitasnya.

Pengujian reliabilitas alat ukur agar dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya

secara empiris dan dapat mengurangi tingkat kesalahan pada alat ukur (Azwar,

2000 : 29). Kecermatan pengukuran ditunjukkan oleh angka yang disebut sebagai

koefisien reliabilitas. Angka yang ada pada koefisien reliabilitas adalah angka

pada rentang 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi reliabilitasnya maka akan

mendekati angka 1,00. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Cronbach’s

Alpha dengan batasan tingkat keandalan koefisien korelasi minimal sebesar 0,600

(kategori cukup). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS for Windows versi 21.0.

R. Pengujian Hipotesis

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah pengembangan dari regresi linier

sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi

permintaan di masa akan datang berdasarkan masa lalu atau untuk mengetahui

pengaruh satu atau lebih lebih variabel bebas ( independent) terhadap satu variabel

terikat (dependent).

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (event marketing dan e-

marketing), terhadap variabel terikat (brand image) digunakan analisis regresi

berganda. Digunakan untuk menganalisis pengaruh event marketing dan e-

31
marketing terhadap brand image konsumen produk HPAI. Rumus regresi linier

berganda (Siregar,2013:301) sebagai berikut :

Y’ = a+b1X1+ b2X2+e

Keterangan :

Y’ = Brand Image

X1= Event Marketing

X2= E-Marketing

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X= 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

e= Eror Team

S. Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan metode dalam melakukan pengujian

hipotesis yaitu: Uji koefisien regresi linier berganda (uji t), uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yag terjadi dapat

berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Tingkat signifikan

menggunakan α = 5% (signifikan 5% atau 0,05) yang merupakan ukuran standar

yang sering digunakan dalam penelitian. Berdasarkan nilai signifikan hasil output

SPSS diperoleh kriteria pengujian :

1. Jika nilai sig.< 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen


2. Jika nilai sig. > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel diperoleh kriteria pengujian :

32
1. Jika nilai t hitung> t tabel maka variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen
2. Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity:Capitalizing on the Value of a

Brand Name.New York. The Free Press.

33
Ahamat, Bin A dan Zahari Binti Nabihah Akmal N. 2018. The Effect of Brand

Image in Purchasing of Online Marketing among University Students.

Universiti Teknikal Malaysia Melaka.

Armstrong, Kotler (2015), Marketing an Introducing Prentice Hall twelfth

Edition, England : Pearson Education, Inc.

Belch, George. E and Belch, Michael E. 2004.Advertising and Promotion: An

IntergratedMarketing Communication Perspective Eight Edition. New

York: McGraw Hill.

Chapleo, Chris. 2011. Do UK Universities Communicate Their Brand Effectively

Through Their Website? Journal of Marketing for Higher Education, 2011,

Vol. 21 Issue 1. p25-46, 22p

Drengner, Jan, Hansjoerg Gaus and Steffen Jahn. 2008. “Does Flow Influence the

Brand”.

Duncan, Tom. 2005. “The Principles of Advertising and IMC”. New York:

McGraw Hill.

Fajrin, Fingky V dan Sampurno Wibowo. 2018. Pengaruh Event Marketing

terhadap Brand Image pada PT. Pikiran Rakyat Bandung Tahun 2018.

Bandung:Universitas Telkom.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi Konsumen: Implikasi pada Strategi

Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Hoyle, Leonard H. 2006. Event Marketing. Jakarta: Penerbit PPM.

Jackson, PhD. 2006. “Special Event Marketing: An Analysis of a Country Fair”.

Journal of Convention & Event Tourism, Vol. 8 hal 2.

34
Jogiyanto, 2010. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman

Pengalaman. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Kennedy, John E. 2009. Manajemen Even. Jakarta: Penerbit BPI Khoon Y.Koh,

PhD dan Anita A.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran.Edisi 13.

Jilid 1.Diterjemahkan oleh Bob Sabran. Jakarta: PT Indeks

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2012). Manajemen Pemasaran.Edisi 13.

Jilid 1. Jakarta: PT Indeks.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:

Erlangga.

Lubis, Mayang Sari. 2018. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.

Madhalena, Ellen. 2015. Pengaruh Event Marketing Terhadap Brand Image

Rokok Djarum Super Mild pada PT Djarum (Studi Pada Pengunjung

Event Stage Bus Jazz Tour 2015 di Trans Studio Mall Bandung). Bandung:

Universitas Telkom.

Muksin, M. 2017. Sistem Marketing Network PT. Herba Penawar Alwahida

Indonesia dalam Tinjauan Fatwa DSN MUI No.75/DSN MUI/VII/2009

(Study pada Pusat Agency di Bago Kecamatan Tulunggagung Kabupaten

Tulungagung). IAIN Tulungagung.

Mullatahiri, Vjosa dan Fatos UKAJ. 2019. The Effects of E-Marketing

Communications on Brand Loyalty: The Case of Mobile Telephone

Operators in Kosovo. Journal of Distribution Science 17-6.

35
Ningrum, Tri Jati N dan Nilowardono S. 2016. Pengaruh Event dan Brand Image

terhadap Minat Beli Produk Rokok Sampoerna A Mild pada PT HM

Sampoerna Area Marketing Surabaya. Surabaya: Universitas Narotama.

Panjaitan, Peter C dan Rosinta F. 2014. Pengaruh Event Marketing terhadap

Keputusan Pembelian Produk Fashion (Studi pada Brightspot Market).

Universitas Indonesia.

Ridho, Muhammad R. Pengaruh E-Marketing terhadap Citra Merek Nay@dam

pada PT. Kreasi Putra Sedayu. Kepulauan Riau: Universitas Putera

Batam.

Sexton, Don. 2006. Trump University Marketing 101 Nasihat Pemasaran Terbaik

di Hadapan Anda. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Shimp, Terence A. 2003. Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia

Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Sukoco, Hirza M. 2014. Pengaruh Pemasaran Event terhadap Citra Merek

Minuman Isotonik Mizone di Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Strategik. CV Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Global Konteks

Online dan Offline. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/10/pengertian-e-marketing-manfaat-

kelebihannya.html

36
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Masalah

37
D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

G. Kajian Teori

H. Tinjauan Pustaka

I. Kerangka Pikir

J. Pengembangan Hipotesis

K. Desain Penelitian

L. Tempat dan Waktu Penelitian

M. Populasi dan Sampel

N. Variabel Penelitian

O. Definisi Operasional Variabel

P. Pengumpulan Data

Q. Pengujian Instrumen Penelitian

R. Pengujian Hipotesis

S. Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA

38

Anda mungkin juga menyukai