Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pemasaran

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Ada beberapa pengertian pemasaran yang dikutip menurut para ahli, sebagai

berikut:

Menurut (Sedjati, 2015:1) mengemukakan bahwa:


Pemasaran mempunyai peranan yang sangat menentukan karena pemasaran
mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
Pemasaran merupakan suatu urutan-urutan kegiatan yang saling berkaitan erat
dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui
proses pertukaran.

Menurut Kotler & Keller dalam (Rizkiyah, Nursiana, & Ingkadijaya, 2018)

mengemukakan bahwa “Secara umum manajemen pemasaran didefinisikan sebagai

seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran, mendapatkan, mempertahankan dan

menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, penyampaian dan pengkomunikasian

nilai yang unggul kepada pelanggan”.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller dalam (Tambunan & MM, 2019)

menyatakan bahwa “Pemasaran adalah sebuah proses pemasyarakatan dimana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin menciptakan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain”.

Berdasarkan teori menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pemasaran adalah suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

melalui serangkaian proses menciptakan, menyampaikan, mengkomunkasikan produk

(barang, jasa, atau ide), dan dengan cara yang menguntungkan guna mencapai tujuan.

7
8

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Sunyoto dalam (Fachriza & Moeliono, 2017) “Bauran pemasaran

adalah kombinasi dari empat elemen pokok yang terdapat dalam program pemasaran

perusahaan meliputi product, price, place, promotion.”

Menurut Hintze dalam (Utami & Iqbal, 2018) menyimpulkan bahwa :


Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi
merupakan salah satu alat strategi pemasaran yng pada aplikasinya
memerlukan pemahaman yang pada aplikasinya memerlukan pemahaman
mendalam dari perusahaan untuk mengkombinasikan faktor-faktor tersebut
untuk memaksimalkan kesuksesan aktivitas pemasaran perusahaan.

Menurut Kotler dalam (Martjiono, Santoso, Aprillia, & Remiasa, 2016)

menyatakan bahwa “marketing mix atau bauran pemasaran merupakan seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasaranya di pasar sasaran.

Sedangkan Hurriyati dalam (Martjiono et al., 2016) menyatakan bahwa

“bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan,

diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan

pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Unsur unsur bauran pemasaran jasa menurut Kotler dan Fox dalam (Abdillah

& Herawati, 2019) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Product

Produk adalah merupakan keseluruan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk

adalah konsumen tidak hanya membeli fisik produk dari produk itu sendiri tetapi

membeli benefit dan value dari produk tersebut yang disebut the offer.
9

2. Price

Strategi penerapan harga sangat signifikan dalam keputusan pembelian pada

konsumen dan mempengaruhi image produk. Kebijakan strategi dan taktik seperti

tingkat harga, syarat pembayaran dan discon menjadi pertimbangan konsumen

memilih produk yang ditawarkan.

3. Promotion

Promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa

kepada pelanggan potensial. Metode-metode tersebut biasanya terdiri atas

periklanan, promosi penjualan, personal selling, dan Publik relations sehingga

untuk memperkenalkan dan menampakkan jasa itu sendiri.

4. Place

Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran

distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan jasa

kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

5. Process

Proses produksi atau operasional merupakan faktor penting bagi konsumen.

Pelanggan restoran misalnya sangat terpengaruh oleh staf melayani mereka dan

lamanya menunggu selama proses produksi.

6. People

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang menangani

langsung konsumen dalam aktifitas pemasaran pastinya sangat berpengaruh

kepada kualitas jasa itu sendiri. Oleh sebab itu setiap organisasi jasa harus secara

jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam berintraksi

dengan pelanggan.
10

7. Physical Evidence

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung

berinteraksi oleh konsumen.

2.1.3. Pengertian Promosi

Kegiatan promosi sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen

untuk memperkenalkan produk, baik jenis, warna, bentuk dan harga, maupun kemasan

yang ditawarkan atau yang dihasilkan perusahaan.

Menurut Rangkuti dalam (Kuspriyono, 2017) “Promosi adalah salah satu unsur

dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan,

membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan”.

Menurut Kotler & Keller dalam (Utami & Iqbal, 2018) menyimpulkan bahwa:
Promosi merupakan media untuk mengenalkan. mengajak, mempersuasi, dan
mempengaruhi konsumen untuk mempertimbangkan, membeli dan konsumsi
produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau pemasar. Promosi digunakan
sebagai media komunikasi pemasaran yang menggambarkan brand voice
untuk dijadikan alat membangun relasi dengan konsumen.

Menurut Alma dalam (Tambunan & MM, 2019) “Promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pada pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk

yang ditawarkan pihak perusahaan”.

Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa promosi adalah

kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangkah menginformasikan dan mendorong

permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara memengaruhi

konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang di hasilkan oleh perusahaan.
11

2.1.4. Tujuan Promosi

Tujuan promosi menurut Sentor Imam Whjono dalam (Tambunan & MM,

2019) adalah:

1. Untuk memberitahukan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang

keberadaan produk.

2. Untuk memberitahukan manfaat produk.

3. Untuk memberitahukan keunggulan produk.

4. Untuk memberitahukan atribut yang dimiliki yaitu tentang harga dan cara

memperolehnya.

2.1.5. Bauran Promosi

Menurut Kotler Armstong dalam (Tambunan & MM, 2019) menjelaskan

variabel bauran promosi sebagai berikut :

1. Periklanan (advertising)

2. Promosi Penjualan (sales promotion)

3. Penjualan Personal (personal selling)

4. Publisitas (publicity)

Promotion mix merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk

dilaksanakan dalam pemasar produk. Melalui kegiatan promotion mix ini, perusahaan

berusaha untuk memberitahukan kepada konsumen mengenai suatu produk dan

mendorong untuk membeli produk tersebut. Banyak cara yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mempromosikan produkya, antrara lain :

1. Personal Selling

2. Advertising

3. Sales Promotion

4. Publisitas
12

2.1.6. Indikator Promosi

Menurut Kotler Armstong dalam (Tambunan & MM, 2019) menjelaskan

indicator promosi, sebagai berikut :

1. Periklanan, merupakan bentuk promosi yang dilakukan kedalam bentuk tayangan,

atau gambaran, atau kata-kata yang tertuang dalam bentuk brosur, spanduk, Koran,

majalah, dan lain-lain.

2. Penjualan Personal, merupakan bentuk promosi dengan melakukan kegiatan

penjualan langsung secara personal secara pribadi dengan konsumen.

3. Promosi penjualan, merupakan bentuk promosi yang ditunjukkan untuk

meningkatkan penjualan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan potongan harga

dan pemberian hadiah baik langsung maupun secara undian.

4. Public Relation, suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi

masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu

komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak.

2.2. Keputusan Pembelian

2.2.1. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Natalia & Mulyana dalam (Setiawati & Lumbantobing, 2017)

menyebutkan bahwa “keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif

dan memilih salah satu diantaranya.”

Tahap proses membeli menurut Kotler dalam (Setiawati & Lumbantobing,

2017), digambarkan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah; pada proses ini konsumen mengenali sebuah masalah

mengenai apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan.


13

2. Pencarian informasi; konsumen mencari informasi tentang produk dari sumber

pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan kenalan), sumber komersial (iklan,

wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko), sumber publik (media massa,

organisasi penentu peringkat konsumen), sumber pengalaman (penanganan,

pengkajian, dan pemakaian produk).

3. Evaluasi Alternatif; dari sumber informasi yang didapat oleh konsumen,

konsumen akan membandingkan produk mana yang memiliki manfaat yang

paling dibutuhkan.

4. Keputusan Pembelian. Faktor penentu dalam pembelian keputusan yang pertama

adalah sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi.

5. Perilaku Setelah Membeli. Pada tahap ini konsumen merasa puas atau tidak puas

dengan produk yang menjadi pilihannya, jika merasa puas apakah konsumen akan

melakukan pembelian kembali dan membicarakan hal-hal yang baik dengan

kerabatnya.

Menurut Kotler dan Armstrong dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) menyatakan
bahwa :
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Konsumen bebas memilih
produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya, memutuskan tempat
pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian, kapan membeli, dan
mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan mengkomsumsi produk
bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai sosial dan
emosionalnya.

Berdasarkan teori menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian adalah hasil keputusan dari pelanggan dalam memutuskan

produk yang dibeli dan akan kembali lagi untuk terus membeli.
14

2.2.2. Faktor - Faktor Keputusan Pembelian

Dalam (Setiadi, 2017), dua faktor dapat memengaruhi tujuan membeli dan

keputusan membeli, antara lain :

1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternative pilihan

seorang akan tergantung pada dua hal:

a. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternative pilihan

konsumen.

b. Motivasi konsumen unuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin

tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin deket hubungan

orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen

akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.

2. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak

terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor

seperti:

a. Pendapatan keluarga yang diharapkan,

b. Harga yang diharapkan, dan

c. Manfaat produk yang diharapkan.

Sedangkan adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) menyatakan faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu:

1. Faktor budaya, budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam

terhadap keputusan keputusan pembelian. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.

2. Faktor sosial, keputusan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial

seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
15

3. Faktor pribadi, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus

hidup pembeli, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian, konsep diri serta

gaya hidup dan nilai.

4. Faktor psikologis, pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor

psikologis.

2.2.3. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Herdiana dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) proses keputusan

pembelian konsumen terdiri atas lima tahap, yaitu tahap pengenalan kebutuhan,

pencarian infor-masi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca

pembelian.

Penjelasan:

1. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan adalah tahap pertama proses keputusan pembelian, yaitu

konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu dapat dipicu

oleh rangsangan internal, seperti rasa lapar dan haus pada tingkat yang tinggi

sehingga mendorong keinginan untuk membeli makanan atau minuman.

Kebutuhan itu dapat pula dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti tayangan iklan

di televisi. Pada tahap pengenalan kebutuhan lain pemasar harus meneliti dan

memahami kebutuhan yang mendorong konsumen serta mengarahkan.

2. Pencarian informasi

Pencarian informasi adalah tahap proses kebutuhan pembeli dengan cara mencari

informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya mem-perbesar perhatian atau

melakukan pencarian informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh

informasi dari beberapa sumber, seperti sumber pribadi (keluarga, teman,

tetangga, dan rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs-web, penyalur,


16

kemasan), sumber publik (media, massa, organisasi, peringkat konsumen,

pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan,

pemakaian produk). Sumber komersial lebih banyak digunakan konsumen tentang

suatu produk atau jasa karena sumber komersial ini dikendalikan oleh pemasar

dengan cara-cara yang lebih menarik konsumen.

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah tahap proses keputusan membeli konsumen dengan

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok

pilihan.

4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian, yaitu keputusan konsumen untuk membeli atau tidak

membeli suatu produk atau jasa merupakan alternatif pilihan yang penting bagi

pemasar menurut (Schiffman dan Kanak).

5. Perilaku pasca pembelian

Perilaku pasca pembelian adalah tahap proses keputusan pembelian, yaitu

konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan

kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Puas atau tidaknya konsumen ditentukan

oleh perbandingan antara harapan (expatation) konsumen dan kinerja (perceived

performance). Semakin besar kesenjangan antara ekspetasi dan kinerja, semakin

besar pula ketidakpuasan konsumen. Pemasar semaksimal mungkin berupaya

meng-hindari terjadinya disonansi kognitif, artinya ketidaknyamanan pembeli

akibat konflik pasca pembelian.


17

2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

2.3.1. Kisi-kisi Operasional Variabel

Kisi-kisi operasional dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan

dimensi-dimensi dan indikator dari dua variabel, yaitu variabel promosi (X) dan

variabel keputusan pembelian (Y). Dimensi yang digunakan dalam variabel promosi

(X) ini menurut Kotler Armstong yang dikutip oleh (Tambunan & MM, 2019)

menyatakan bahwa ada empat (4) indikator promosi yang terdiri dari : Periklanan,

Penjualan Personal, Promosi Penjualan, dan Public Relation. Sedangkan untuk

variabel keputusan pembelian (Y) menurut Kotler dalam (Setiawati & Lumbantobing,

2017) bahwa tahap proses membeli, sebagai berikut : Pengenalan masalah, Pencarian

informasi, Keputusan pembelian, dan Perilaku setelah membeli. Berikut kisi-kisi

operasional dari masing-masing variabel, yaitu :

Tabel II.1.

Kisi-Kisi Variabel Promosi (X)

Variabel Dimensi Indikator Item

Mengetahui promosi di NMW dari


media sosial

Katalog NMW Skin Care berisikan


Periklanan informasi yang lengkap tentang 1-3
produk dan harga
Promosi (X)
NMW Skin Care
menginformasikan event-event
seperti bazar atau pameran melalui
media sosial

Promosi
Promosi untuk pengguna baru 4-9
Penjualan
18

NMW memberikan promosi bagi


yang berlangganan/member

Promosi yang ditawaran NMW


bervariasi

NMW Skin Care memberikan


hadiah untuk setiap produk skin
care

NMW Skin Care memberikan


hadiah untuk setiap pelayanan
treatment

NMW Skin Care memberikan


potongan harga pada moment
tertentu

NMW selalu mengadakan


Public
workshop produk skin care dan 10
Relation
treatment secara berkala
Sumber: Kotler Armstong dalam (Tambunan & MM, 2019)

Tabel II.2.

Kisi-Kisi Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Variabel Dimensi Indikator Item

Kebutuhan akan produk NMW


Skin Care
Pengenalan
1-2
Masalah
NMW menyediakan berbagai jenis
Skin Care wajah
Keputusan
Pembelian (Y)
Memilih berdasarkan dari
pengalaman kerabat
Pencarian
3-4
Informasi
Memilih berdasarkan dari iklan
atau media sosial
19

Evaluasi Mengevaluasi produk dari merek


5
Alternatif Skin Care lain
Memutuskan memilih produk
Keputusan
NMW Skin Care setelah 6
Pembelian
mengevaluasi beberapa alternatif

Merasa puas dengan produk

Selalu memilih produk NMW Skin


Care daripada produk lain

Pelaku Pasca Akan memilih produk NMW yang 7-10


Pembelian lain untuk menunjang kebutuhan
yang lain

Akan kembali membeli produk


NMW, karena kualitas

Sumber: Kotler dalam (Setiawati & Lumbantobing, 2017)

2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa uji instrumen penelitian,

sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Juliansyah dalam (Kuspriyono, 2017) menyatakan bahwa “Validitas atau

keabsahan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar

mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrument”.

Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Apabila Signifikansi variabel > Signifikansi 0,05, maka kuesioner tersebut

tidak valid.

b. Apabila Signifikansi variabel < Signifikansi 0,05, maka kuesioner tersebut

dikatakan valid.
20

Menurut (Herwinsyah & Zahnia, 2017) menyatakan bahwa “Salah satu cara untuk

mengukur validitas dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan

dengan skor konstruk atau variabel. Uji signifikan dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel Product Moment atau Degree of

Freedom (df) = n-2 atau total sampel – 2.

2. Uji Relialibilitas

Menurut Siregar dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) menyatakan bahwa


reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Kriteria suatu
instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik Alpha
Cronchbach bila koefisien reliabilitas (r₁₁) > 0,6. Berikut adalah tabel Alpha
Cronchbach.

Tabel II.3.

Skala Alpha Cronchbach

Nilai Alpha Cronchbach Keterangan


0,00-0,20 Kurang reliabel
0,21-0,40 Agak reliabel
0,41-0,60 Cukup reliabel
0,61-0,80 Reliabel
0,81-1,00 Sangat reliabel
Sumber: Triton dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018)

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Konsep dasar perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini

bersumber dari (Sugiono, 2018) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian

Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, dapat diukur melalui :

1. Populasi dan Sampel

a. Pengertian Populasi
21

Menurut (Sugiono, 2018:80) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

b. Pengertian Sampel

Menurut (Sugiono, 2018:81) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

c. Metode Penarikan Sampel

Secara garis besar terdapat dua metode yang dapat digunakan periset untuk

menarik sampel dari populasi dalam riset mereka. Kedua metode yang dibuat

berdasarkan ada atau tidaknya peluang tersebut yaitu probability sampling dan

nonprobability sampling. Dikatakan probability sampling sampel yang

memberikan peluang bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Sedangkan nonprobability sampling sampel yang tidak

memberikan peluang bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Menurut (Sugiono, 2018;82) menyatakan bahwa “Simple Insidental

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang seara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

2. Skala Likert

Menurut (Sugiono, 2018:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi mempunyai indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan


22

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Tabel II.4.

Skala Likert

Simbol Keterangan Skor


SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
RG Ragu-Ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: (Sugiono, 2018:93)

3. Uji Koefisien Korelasi

Menurut Neolaka dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) mengemukakan bahwa

“koefisien korelasi adalah koefisien yang didapat dari pengukuran statistik kovarian

atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi adalah berkisar

antara +1 sampai dengan -1. Koefisien korelasi menunjukan kekuatan hubungan

linier dan arah hubungan dua variabel acak”.

Tabel II.5.

Pedoman untuk memberikan Interprestasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: (Sugiono, 2018:184)

4. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Neolaka dalam (Yuliantari & Wiwin, 2018) menjelaskan “koefisien

determinasi adalah kadar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat (r², R²).
23

Koefisien determinasi dilambangkan dengan r². Nilai ini menyatakan proporsi

variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau

diakibatkan oleh hubungan liner dengan nilai variabel independen. Selain itu,

misalkan nilai r² = 96%, maka nilai variabel dependen yang dapat diterangkan oleh

variabel independen adalah sebesar 96% sedangkan 4% sisanya diterangkan oleh

galat (eror) atau pengaruh variabel lain”.

Menurut Sugiyono dalam (Rahman & Esterina, 2018) Adapun rumus

perhitungan sebagai berikut

KD = r2 x 100%

Dimana:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi

5. Uji Persamaan Regresi

Menurut (Sugiono, 2018:188) menyatakan bahwa “persamaan regresi dapat

digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila

nilai variabel independent dimanipulasi (diubah-rubah)”.

Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor)

Y′ = a + b X

Dimana:

Y′ = Nilai yang diprediksikan

A = Konstanta atau bila harga X = 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai Variabel independent

Anda mungkin juga menyukai