Anda di halaman 1dari 26

BAB 2

TELAAH PUSTAKA

2.1 Telaah Teoritis

2.1.1 Pemasaran

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

berpindahnya barang dari produsen pertama ke konsumen terakhir. Pemasaran

merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pemasaran merupakan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli

dan penjual. Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial yang dengan

proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

serta inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan

produk jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan secara manajerial, adalah proses perencanaan, pelaksanaan,

pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan tentang produk

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan

organisasi (Fatihudin, 2019).

Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan

menciptakan suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen,


menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan

produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan

pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan

pelanggan (Ryan et al., 2013)..

B. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,

mengimplementasikan serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan

pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara

efesien dan efektif yang dikenal dengan istilah fungsi manajemen. Manajemen

pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Pemasaran

adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-

program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

tujuan perusahaan. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating),

pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).

Dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis, yaitu

analisis yang dilakukan untuk mengetahui atau mendeskripsikan pasar dan

lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang

untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi

(Rahayu, 2017).

Dalam melakukan pemasaran yang baik, maka promosi merupakan salah

satu cara yakni sebagai kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan
atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam

meningkatkan penjualan dan minat konsumen. Ada empat komponen kegiatan

promosi antara lain (Rahayu, 2017).

1. Periklanan (Advertising)

Bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media dan

promosi ide, barang, dan jasa dalam media masa yang dibayar oleh suatu

sponsor tertentu yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

2. Penjualan tatap muka (Personal selling)

Bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu

percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang

pembelian. alat yang paling efektif dalam hal biaya pada tahapan lebih

lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi,

keyakinan dan tindakan pembeli.

3. Publisitas (Publisity)

Suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan

usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi atau berita tentangnya

(pada umumnya bersifat ilmiah) yang berarti dalam media massa dan tidak

dibayar untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau

produk individualnya.

4. Promosi penjualan (Sales promotion)

Suatu bentuk insentif jangka pendek dalam aktivitas promosi untuk

merangsang pembelian suatu produk dengan cara yang bervariasi, seperti

pameran dagang, insentif penjualan, kupon, dan sebagainya. Dimana


promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang

pembelian. Tipe-tipe proosi penjualan antara lain potongan harga, kupon

kontes atau undian, program berkelanjutan, pemberian premium, rabat dan

sampel gratis.

5. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung merupakan bentuk promosi dengan menggunakan

surat, telephone, facsimile, e-mail, dan alat penghubung non personal

lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan

tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Pemasarn langsung merupakan perkembangan baru dari bauran promosi

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi yang dapat

berhubungan langsung dengan calon pembeli.

C. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan konsep yang lebih menitikberatkan pada

kepentingan pelanggan atau kepuasan konsumen. Dimana, bahwa kunci untuk

mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan

pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif

dan efisien dibanding pesaingnya Filosofi konsep pemasaran dikemukakan

oleh Kotler sebagai berikut (Mulyana, 2019) & (Fadilah, 2020):

1. Orientasi pelanggan terdiri dari kegiatan penentuan produk dan

program pemasarannya melalui pengembangan dan implementasi

strategi pemasaran.
2. Pemasaran yang terkoordinasi dan terintegrasi. Perlunya koordinasi

dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran pada berbagai unit di dalam

perusahaan ditujukan untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan.

3. Pencapaian tujuan kinerja organisasi. Tujuan perusahaan adalah untuk

mendapatkan laba atau tingkat keuntungan yang layak yang dapat

digunakan untuk mengembangkan perusahaan.

4. Pasar sasaran: perusahaan bisa melakukan yang terbaik jika mereka

memilih pasar sasaran dengan hati-hati dan mempersiapkan program

pemasaran yang sesuai.

5. Kebutuhan pelanggan: setelah perusahaan menentukan pasar

sasarannya, mereka harus memahami kebutuhan pelanggan.

6. Profitabilitas: tujuan terpenting dari konsep pemasaran adalah

membantu organisasi untuk mencapai tujuan. Bagi perusahaan swasta,

tujuan utamanya adalah kemampuan untuk memperoleh keuntungan

secara terus-menerus dalam jangka panjang, bagi organisasi nirlaba

dan kemasyarakatan, tujuannya adalah bertahan dan menarik cukup

banyak dana untuk menjalankan pekerjaan yang bermanfaat.

D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan salah satu sarana yang digunakan

perusahaan untuk berkomunikasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Tujuan dari bauran pemasaran yaitu untuk menciptakan kesuksesan secara

berturut-turut dan kegiatan yang berkesinambungan untuk mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.


Bagi perusahaan produk, manajemen pemasaran akan dipecah atas

kebijakan pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix).

Menurut (Rahim & Mohamad, 2021), yaitu:

1.) Produk (Product) adalah mengelola unsur produk termasuk

perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat

dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan

menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi

bermacam-macam produk atau jasa. Mutu produk menunjukkan sebuah

produk untuk menjalankan fungsinya, cirri produk merupakan sarana

kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk

pesaing sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau

manfaat produk serta coraknya. Jadi produk barang tidak hanya

memperhatikan penampilan tetapi juga hendaknya berupa produk yang

simple, aman, tidak mahal, sederhana, dan ekonomis dalam proses

produksi dan distribusinya.

2.) Harga (Price) adalah sesuatu sistem manajemen perusahaan yang akan

menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus

menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran

ongkos angkut dan berbagai variabel bersangkutan. Harga adalah

sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki

atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan

penjual melalui tawar menawar atau ditetapkan penjual untuk satu

harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan


persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi

oleh perusahaan.

3.) Distribusi (Place). Sebagian besar produsen menggunakan perantara

pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang dengan

membangun suatu saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang

saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam proses yang

memungkinkan suatu produk yang tersedia bagi penggunaan atau

konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.

4.) Promosi (Promotion). Produk perlu dipromosikan kepada masyarakat

agar produk dikenal dan akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan

produk perlu disusun disuatu strategi yang sering disebut dengan

strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari empat

komponen utama yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan

(sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan

penjualan perseorangan (personal selling).

E. Bauran Pemasaran Jasa (Service Marketing Mix)

Menurut (Wijaya & Ariyani, 2018) Bauran pemasaran jasa merupakan

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk

karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bauran pemasaran jasa

merupakan kombinasi dari konsep bauran pemasaran produk yaitu produk,

harga, promosi dan lokasi. Sehingga pada akhirnya terbentuklah strategi

pemasaran jasa yang dikembangkan dari marketing mix tradisional dengan


menambahkan 3 elemen yang berhubungan dengan jasa yaitu people, physical

environment, dan process (Ryanne Natalia Hamdali, 2021)

2.1.2 Blog Article

1. Pengertian Blog Article

Blog merupakan adalah situs web / kumpulan halaman yang digunakan

untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan

atau gabungan dari semua itu, baik yang bersifat statis maupun dinamis

(Hamdani et al., 2021). Menulis blog juga agar pengunjung tetap mendapat

informasi dan terhubung. Disarankan untuk menyediakan konten yang unik,

informatif, dan berkualitas tinggi kepada audiens (Khan & Mahmood, 2018).

2.1.3 Brand Awareness

A. Pengertian Brand Awareness

Menurut (Naruliza & Suseno, 2021) Brand awareness (kesadaran merek),

menunjukan kesanggupan konsumen (atau calon pembeli) dalam mengingat

kembali (recognize) atau mengenali (recall) bahwa suatu merek merupakan

suatu bagian dari kategori produk tertentu. Semakin tinggi tingkat kesadaran

merek (brand awareness) suatu merek dalam benak konsumen, akan makin

melekat suatu merek dalam benak konsumen, sehingga makin besar

kemungkinan merek tersebut dipertimbangkan dalam pembelian dan makin

besar pula kemungkinan ia akan dipilih oleh konsumen.

Menurut (Fatihudin, 2019) Brand awareness adalah brand awareness

(kesadaran merek), menunjukan kesanggupan konsumen (atau calon pembeli)


dalam mengingat kembali (recognize) atau mengenali (recall) bahwa suatu

merek merupakan suatu bagian dari kategori produk tertentu.

Kesadaran merek berkisar dari ketidaktahuan merek yang lengkap hingga

kesadaran merek yang lengkap sebagai kemampuan pembeli potensial untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek adalah anggota dari

kategori produk tertentu (Upadhyay et al., 2022).

Menurut (Yusuf, 2018) Kesadaran merek adalah tentang track atau crowd

power dalam ingatan konsumen yang mencerminkan kemampuan konsumen

untuk mengingat atau mengenali suatu merek dalam kondisi yang berbeda.

Kesadaran merek mengurangi waktu dan risiko yang akan dihabiskan konsumen

untuk mencari produk yang akan mereka beli.

B. Tingkatan Brand Awareness

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari tingkatan yang paling

rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu Top

of Mind, yang bisa digambarkan dalam sebuah piramida. Piramida brand

awareness dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut

(Firmansyah M. A., 2019):


Gambar 2. 1 Piramida Brand Awareness
Sumber : Buku Pemasaran Produk dan Merek (Planning & Strategy)

a) Tidak menyadari merek (Unware of brand)

Tingkat paling rendah dalam piramida brand awareness di mana

konsumen tidak menyadari adanya suatu brand.

b) Pengenalan merek (Brand Recognition)

Tingkat minimal brand awareness, di mana pengenalan suatu

brand muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat

bantuan (aided recall).

c) Pengingatan kembali merek (Brand Recall)

Pengingatan kembali brand tanpa bantuan (unaided recall).

d) Puncak Pikiran (Top Of Mind)

Brand yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang

pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau brand tersebut

merupakan brand utama dari berbagai brand yang ada dalam benak

pikiran konsumen.

C. Peran Brand Awareness


Peran brand awareness dalam membantu brand dapat dipahami dengan

mengkaji bagaimana brand awareness dapat menciptkan suatu nilai. Berikut ini

adalah bagan mengenai peranan brand awareness: Brand awareness (kesadaran

merek) menjadi sumber asoasiasi lain, familier atau rasa suka, substansi atau

komitmen, mempertimbangkan merek. Penjelasan dari keempat nilai tersebut

sebagai berikut (Firmansyah M. A., 2019):

1. Brand awareness menjadi sumber asoasiasi lain

Suatu brand yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi – asosiasi

melekat pada brand tersebut karena daya jelajah brand tersebut akan

menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen. Misalnya dalam tagline

iklan sabun Lifebouy, Unilever menyatakan bahwa Lifebouy dengan

puralin cara sehat untuk mandi, karenanya konsumen telah percaya dengan

kualitas produk Unilever. Contoh lain, produk aqua dimana konsumen

membeli produk kemasan aqua ada yang diberikan sesuai produknya tetapi

ada juga yang tidak, karena produk aqua sudah dikenal dalam benak

pikiran masyarakat.

2. Familier atau rasa suka

Jika brand awareness kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab

dengan brand kita, dan lama-kelamaan akan menimbulkan rasa suka yang

tinggi terhadap brand kita. Konsumen terbiasa dengan Kecap Bango,

produk dari Unilever. Karena telah terbiasa mengonsumsi Kecap Bango

maka menimbulkan kecocokan dan rasa suka terhadap brand tersebut,

yang dapat mendorong keputusan pembelian.


3. Substansi atau komitmen

Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang

sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas brand

tinggi, kehadiran brand itu selalu dapat kita rasakan, sebab sebuah brand

dengan brand awareness tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu diiklankan secara luas, sehingga diketahui secara luas oleh

masyarakat, eksistensi yang sudah teruji oleh waktu, jangkauan distribusi

yang luas, sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk

tersebut, dan brand tersebut dikelola dengan baik.

4. Mempertimbangkan brand

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merek-

merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan

diputuskan brand mana yang akan dibeli. Brand dengan top of mind tinggi

mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu brand tidak

tersimpan dalam ingatan, brand tersebut tidak akan dipertimbangkan

dalam keputusan pembelian. Biasanya brand-brand yang disimpan dalam

benak konsumen adalah brand-brand yang disukai dan dibenci

D. Indikator Brand Awareness

Ada beberapa indikator untuk mengukur seberapa jauh konsumen awareness

terhadap sebuah merek, di antaranya yaitu (pitanatri, 2020):

1.) Recall, yaitu seberapa jauh pelanggan dapat mengingat merek apa saja

yang ada difikiran mereka. Didalam recall Indikatornya seperti mereka


mengingat merk produk, menyukai merk produk, memilih merk produk

tersebut dan yakin terhadap merk produk tersebut.

2.) Recognition, seberapa jauh pelanggan dapat mengenali suatu merek

didalam katergori tertentu. Didalam indikatornya seperti mereka

menyadari merk produk, dapat mengetahui merk produk dan dapat

mengenali merk.

3.) Purchase, merupakan seberapa jauh pelanggan memasukkan suatu merek

alternatif ke dalam pilihannya didalam membeli suatu produk. Didalam

indikatornya mereka membeli merk produk tersebut dan memakai merk

produk tersebut.

4.) Consumption, yaitu seberapa jauh pelanggan mengingat merek tersebut

jika sedang menggunakan merek pesaing. Didalam indikatornya mereka

membeli ulang merk produk tersebut.

2.1.4 SEO (Search Engine Optimization)

A. Pengertian SERP

SERP (Search Engine Result Page) adalah sebuah halaman web pada mesin

pencari yang menampilkan hasil pencarian berdasarkan kata kunci yang

digunakan, seperti Google, Yahoo, Bing, dll (Connexindo, 2019).

B. Pengertian SEO (Search Engine Optimization)

SEO adalah strategi jangka panjang yang dilakukan agar situs web berada

pada peringkat yang lebih tinggi di halaman hasil pencarian serta meningkatkan

traffic pada situs web (Hamdani et al., 2021).


Menurut (Fandi et al., 2020), SEO adalah teknik yang digunakan untuk

memaksimalkan suatu website agar lebih dikenal atau lebih mudah dibaca oleh

search engine untuk menaikkan peringkat pada mesin pencari sehingga

banyaknya pengunjung. Salah satu alat paling penting dalam membangun lalu

lintas online adalah penggunaan SEO.

Menurut (Momen et al., 2020), Sebuah teknik yang digunakan untuk

memaksimalkan jumlah pengguna yang biasanya mencari tujuan web melalui

kata kunci, biasanya di mesin pencari, portal, atau direktori.

Menurut (Karisma et al., 2019), Penggunaan SEO dapat memberikan

dampak positif bagi perusahaan terutama dalam meningkatkan visibilitas

website, brand awareness, dan penjualan produk perusahaan.

C. Cara Kerja SEO (Search Engine Optimization)

Untuk dapat menjadikan website sebagai top position antara peringkat 1

hingga 3 ketika dilakukan pencarian di mesin pencari dengan kata kunci

tertentu, tidak sesederhana yang dibayangkan. Berikut adalah cara kerja atau

teknik SEO, diantaranya (Yesputra, 2022):

1. Crawling

Proses yang pertama adalah mesin pencari akan melakukan crawling,

dimana bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari seluruh website,

mulai dari halaman hingga link. Crawling adalah tahap pertama dari cara

kerja search engine; ketika mesin pencari mengakuisisi data dari sebuah

website. Tahap ini meliputi scanning dan mengumpulkan detail dari setiap
halaman website, seperti: judul, gambar, kata kunci, internal link, dan

sebagainya.

2. Indexing

Setelah dilakukan proses Crawling, selanjutnya web crawler akan

menyimpan informasi tersebut ke dalam enty list yang di sebut dengan

index.

3. Rangking

Dan tahap terakhir, search engine akan menampilkan hasil peringkat

berdasarkan pencarian yang paling sesuai dengan konten yang relevan

dengan keyword yang disasar. Algoritma mesin pencari selalu memastikan

bahwa pengguna untuk mendapatkan informasi dan konten dari sumber

yang relevan dan terpercaya. Sebagai contoh search engine google yang

memiliki algoritma update dimana setiap saat akan mengalami perubahan

menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang ada.

D. SEO On-Page

Tahap teknik optimasi yang dilakukan dari sisi internal (pada bagian dalam)

website dengan cara mengoptimalkan semua komponen halaman website

dan meningkatkan organik trafik (banyak kunjungan) (Fandi et al., 2020).

E. SEO Off-Page

Tahapan teknik optimasi yang dilakukan dari sisi eksternal (pada bagian luar

website) untuk meningkatkan peringkat pada halaman pertama pencarian

dan relevansi konten (Fandi et al., 2020)..

F. Indikator SEO On-Page


Ada beberapa indikator untuk mengukur Search Engine Optimization (SEO)

On-Page, diantaranya (Yesputra, 2022):

1. Menentukan Topik Konten

Setelah melakukan beberapa persiapan diatas, selanjutnya adalah

menentukan topik yang ingin dikuasai. Untuk mendapatkan konten yang

menarik, dengan trafik yang besar, disarankan untuk melakukan keyword

research untuk mendapatkan informasi secara lebih detail yang relevan

dengan konten website yang ingin dikembangkan.

2. Menentukan Search Intent

Indikator berikutnya adalah dengan menentukan search intent terlebih

dahulu. Search intent sendiri merupakan pembagian kata kunci

berdasarkan tujuan bisnis yang hendak dicapai. Setidaknya, terdapat empat

macam search intent, meliputi:

a. Informational, untuk kebutuhan dalam memberikan berbagai informasi

topik secara luas.

b. Navigational, untuk mengarahkan kata kunci pada nama perusahaan /

brand langsung.

c. Commercial Investigation, untuk kebutuhan yang bersifat komersial

dan membandingkan dua produk.

d. Transactional, yaitu kata kunci yang digunakan untuk kebutuhan dan

meningkatkan nilai konversi bisnis.

3. Melakukan Keyword Research (Riset Kata Kunci)


Sebelum membuat sebuah website, pastikan telah melakukan riset kata

kunci yang berhubungan dengan tujuan pembuatan website atau konten

website yang mau dibuat. Tujuannya adalah supaya dapat mengetahui

seberapa besar proyeksi trafik yang bisa peroleh sesuai dengan keyword

yang relevan dengan konten web.

4. Perbaikan Hal Teknis

Untuk mempermudah pekerjaan dari web crawler pastikan untuk selalu

melakukan audit mengenai masalah teknis dalam SEO on page. Perbaikan

dari hal teknis, meliputi pengecekan sitemap, mengganti link yang rusak

(broken link), menghindari kesalahan dalam proses redirect, hingga

perbaikan struktur URL yang rusak.

5. Optimasi Halaman Web

Langkah yang ketiga yaitu melakukan perbaikan, khususnya untuk bagian

konten dari situs web anda. Optimasi tersebut meliputi penambahan meta

title dan description, pembuatan heading yang baik, persebaran keyword

density, penulisan alt image, struktur konten yang jelas, serta pembuatan

konten yang relevan dengan keyword yang anda targetkan.

6. Menyesuaikan User Experience

Selanjutnya, penyesuaian dari setiap elemen, warna, teks, gambar, hingga

tombol dari halaman website supaya pengunjung mendapatkan

pengalaman yang baik. Disamping itu juga harus memperhatikan

kecepatan web, hingga pengembangan struktur konten yang sesuai dengan

tema yang dibuat. Semakin mudah user dalam mengakses situs, maka akan
berbanding lurus dengan meningkatnya trafik pengunjung dan menambah

nilai authority dari website tersebut.

G. Indikator SEO Off-Page

Ada beberapa indikator untuk mengukur Search Engine Optimization (SEO)

Off-Page, diantaranya (Yesputra, 2022):

1. Link Building

Backlink merupakan cara yang paling sering digunakan oleh pemilik

website untuk dapat meningkatkan authority jika situs link website

ditempatkan atau berada pada pemilik website yang lain. Jadi, situs link

yang dimiliki akan berada pada website lain dan biasanya menjadi bentuk

rekomendasi terhadap situs website tersebut.

2. Social Media Marketing dan Forum Diskusi

Meningkatkan trafik juga dapat melakukan promosi dengan cara

mengunggah halaman website tersebut pada situs media sosial yang

dimiliki. Tujuannya adalah untuk mendapatkan cakupan pengunjung yang

lebih luas lagi. Untuk platform media sosial yang dapat disasar adalah

Facebook, Twitter, dan Instagram. Pada ketiga platform tersebut juga

menyediakan promosi dalam bentuk iklan berbayar untuk mempromosikan

website tersebut. Semakin banyak relasi yang terbentuk dapat

menambahkan jumlah trafik yang masuk pada situs yang buat.


2.2 Telaah Empiris

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan


1 (Sekarsari, Welsa, 2022) Digital X1: Digital Berdasarkan hasil Perbedaan
Marketing Dan Brand Awareness Marketing analisis diperoleh penelitian ini,
Terhadap Keputusan Pembelian X2: Brand bahwa faktor yang yaitu variabel
Dengan Trust Sebagai Variabel Awareness berpengaruh bebas (X2)
Intervening Y: Keputusan terhadap Brand
Pembelian keputusan pembelian Awareness
adalah digital
marketing. Hal ini
dibuktikan dengan
hasil uji
hipotesis yang
menunjukkan nilai P
Values <0.05 yaitu
0.000 sedangkan
variabel
brand awareness dan
trust tidak
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian dalam
menggunakan
layanan Natasha Skin
Care
2 (Maria, 2019) The Effect of X1: Social Media Hasil penelitian ini Perbedaan pada
Social Media Marketing, Word of Marketing menyatakan model penelitian ini,
Mouth, and Effectiveness of X2: Word of Mouth sub-struktur 1, yaitu variabel
Advertising on Brand Awareness X3: Effectiveness diketahui social bebas dan objek
and Intention to Buy of Advertising media marketing dan penelitian
Y: Brand efektivitas iklan
Awareness and secara langsung
Intention to Buy berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap brand
awareness. Dari sub-
struktur 2, efektivitas
iklan dan brand
awareness secara
langsung
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap intention to
buy. Terakhir, social
media marketing dan
efektivitas iklan
secara tidak langsung
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap intention to
buy melalui brand
awareness
pelanggan.
3 (Jamilah, 2022) Pengaruh Sosial X1: Sosial Media Hasil penelitian ini Perbedaan pada
Media Tik Tok terhadap TikTok menunjukan bahwa variabel bebas
Keterlibatan Merek Pelanggan, Y1: Keterlibatan interaksi dan (Sosial Media
Kesadaran Merek, dan Niat Beli Merek Pelanggan electronic word of TikTok) dan
(Studi Kasus Mie Setan Cijerah) Y2: Kesadaran mouth (e-WOM) terikat (Merek
Merek berpengaruh pelanggan, niat
Y3: Niat Beli signifikan terhadap beli)
keterlibatan merek
pelanggan.
Selanjutnya,
keterlibatan merek
pelanggan memiliki
pengaruh terhadap
kesadaran merek dan
niat beli. Kemudian,
kesadaran merek
berpengaruh
signifikan terhadap
niat beli.
4 (Jonatan, 2021) Pengaruh Digital X1: Digital Hasil dari peneltian Perbedaan pada
Marketing Dan Word Of Mouth Marketing ini membuktikan variabel bebas
Terhadap Brand Awareness Toko X2: Word of Mouth kebenaran hipotesis (Digital
Retail Olahraga Sportaways.Com Y: Brand bahwa Word of Marketing dan
Depok Jawa Barat Awareness Mouth berpengaruh Word Of
positif dan signifikan Mouth)
terhadap Brand
Awareness
Sportaways.com.
Besaran pengaruh
Digital Marketing
dan Word of Mouth
terhadap Brand
Awareness toko
retail olahraga
Sportaways.com
dapat diketahui
melalui koefisien R
Square (R2 ) sebesar
0,738 atau 73,8%.
Berdasarkan hasil Uji
F dapat diketahui
bahwa secara
bersama-sama
variable independen
Digital Marketing
(X1) dan Word Of
Mouth (X2) yang
diteliti memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
variabel dependen,
yaitu Brand
Awareness (Y)
5 (Pitanatri, 2020) Persuasi X: Persuasi Hasil penelitian ini Perbedaan
Instagram Terhadap Brand Instagram menunjukkan bahwa penelitiannya,
Awareness Terhadap Pangsa Y: Brand - Posisi brand yaitu variabel
Pasar Millennial di Awareness awareness bebas
Intercontinental Bali Resort Z: Pangsa Pasar InterContinental (Instagram)
Bali Resort dari
keseluruhan
indikator
mendapatkan
interval 3,41
hingga 4,20
sehingga posisi
brand awareness
InterContinental
Bali resort
berada pada
brand recall
- Social media
Instagram
InterContinental
Bali Resort
sudah
menciptakan
brand awareness
dengan tingkatan
brand recall.
Dengan nilai
tertinggi pada
poin pertanyaan
mengetahui
InterContinental
Bali Resort
berdiri dibawah
InterContinental
Hotel Group.
6 (Naruliza & Suseno, 2021) X1: Digital Hasil penelitian ini Perbedaan pada
Pengaruh Digital Marketing Dan Marketing menunjukkan bahwa penelitian ini,
Brand Awareness Terhadap X2: Brand pemasaran digital yaitu Brand
Keputusan Pembelian Pada Awareness dan kesadaran merek Awareness
Tokopedia Di Kota Palembang Y: Keputusan secara bersama-sama menjadi variabel
Pembelian berpengaruh positif bebas (X2) dan
terhadap keputusan objek penelitian
pembelian konsumen
Tokopedia di
Palembang, hal ini
terlihat dari hasil uji
regresi berganda Y =
18.950 + 0,556 X1 +
(-0,28) X2 + e. Jika
dilihat dari koefisien
determinasi (R2)
sebesar 34,9%,
keputusan pembelian
dapat dijelaskan oleh
pemasaran digital
dan kesadaran
merek. Sedangkan
65,1% dipengaruhi
oleh variabel lain
yang tidak diteliti
dalam penelitian ini,
seperti: diskon,
hsrgs, ketersediaan
barang dan lain-lain.
7 (Fandi, 2020) Penerapan Search X: SEO Hasil penelitiannya
Engine Optimization Untuk Y1: Peringkat bahwa SEO menjadi
Meningkatkan Peringkat Website Website faktor penting dalam
Pada Search Engine Results Page Y2: SERP meningkatkan
Google (Studi Kasus: rangking kata kunci
www.superbengkel.co.id) sebuah website pada
hasil pencarian di
google. Walaupun
belum maksimal,
namun hal ini cukup
membuktikan bahwa
SEO mempunyai
pengaruh yang
signifikan.
8 (Momen, 2020) Web-based X: Web-based Hasil penelitian ini, Perbedaan
marketing communication to marketing yaitu studi ini penelitian ini,
develop brand image and brand communication mengungkapkan yaitu objek
equity of higher educational Y1: brand image hubungan positif penelitian,
institutions A structural equation Y2: brand equity antara citra merek variabel terikat
modelling approach dan ekuitas merek, dan bebas
antara mesin pencari
dan citra merek, dan
antara media sosial
dan citra merek.
Hubungan antara
tampilan online dan
citra merek tidak
ditemukan
signifikan.
9 (Karisma, 2019) The Effects of X: SEO Hasil penelitian Perbedaan
"Search Engine Optimization" Y: Marketing menunjukkan bahwa penelitian ini,
on Marketing of Diving perusahaan selam di yaitu objek
Companies in Bali Bali telah penelitian dan
mendapatkan semua variabel terikat
dampak positif dari
SEO. Dampak-
dampak ini
meningkatkan
visibilitas situs web,
kesadaran merek,
dan penjualan.
10 (Hamdani, 2021) Meningkatkan X: Kesadaran Proyek ini Perbedaan
Kesadaran Merek Melalui Merek menunjukkan bahwa penelitian ini,
Pembuatan Situs Web dan Y1: Situs Web situs web yang yaitu kesadaran
Campaign Search Engine Y2: Campaign SEO dibuat serta merek (variabel
Optimization Studi Kasus: PT campaign SEO yang independen)
NorsK Asia Technology Darus dilakukan mampu
meningkatkan
kesadaran merek
serta meningkatkan
potensi penjualan
dengan munculnya
situs web pada mesin
pencarian dan
banyaknya e-mail
masuk yang
menyatakan
ketertarikan terhadap
produk yang
ditawarkan.
11 (Upadhyay et al., 2022) Effect of X: Social Media Hasil penelitian juga
online social media marketing Marketing menunjukkan bahwa
efforts on customer response Y: Customer pengaruh ekuitas
Response merek terhadap
respon pelanggan
sebagian dimediasi
oleh kepercayaan
merek.
12 (Yusuf, 2018) The Effect Of X: Social Media Sebagai hasil dari
Social Media Marketing Activities Marketing analisis, kegiatan
On Brand Awareness, Brand Y1: Brand pemasaran media
Image And Brand Loyalty Awareness sosial telah
Y2: Brand Image ditemukan sebagai
Y3: Brand Loyalty faktor yang efektif
pada citra merek dan
loyalitas merek,
selain itu telah
ditentukan bahwa
efek yang paling
jelas terlihat pada
kesadaran merek.
Selain itu, diketahui
bahwa kesadaran
merek dan citra
merek berpengaruh
signifikan terhadap
loyalitas merek.
Lebih jauh lagi,
dalam penelitian
telah dicapai bahwa
kesadaran merek
memiliki pengaruh
yang terbatas pada
citra merek.

2.2.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini dapat dilihat bagaimana pengaruh Penerapan SEO

menggunakan Metode On-Page dan Off-Page Dalam Meningkatkan Brand

Awareness (Studi Kasus Pada Blog Article Vocasia). Adapun kerangka

konseptual dalam penelitian ini, yaitu:

SEO On-Page (X1)


H1

Brand Awareness (Y)

H2

SEO Off-Page (X2)

H3
Gambar 2. 2 Kerangka Konseptual

2.2.3 Model Konseptual

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh hubungan antara SEO On-Page

dan Off-Page terhadap Brand Awareness pada Blog Article Vocasia. Maka, model

konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SEO On-Page (X1)


Topik Konten
Search Intent
Keyword Research
Perbaikan Masalah Teknis
Optimasi Halaman
User Experience
Brand Awareness (Y)
(Yesputra, 2020) H1 Recall
Recognition
Purchase
z Consumption
SEO Off-Page (X2)
H2 (Pitanatri, 2020)
Link Building
Social Media dan Forum Diskusi

(Yesputra, 2020)

H3

Gambar 2. 3 Model Konseptual


2.2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dilihat dari rumusan masalah

yang berbentuk penyataan. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis

yang dirumuskan penulis sebagai berikut :

Hipotesis 1

Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO On-Page

terhadap Brand Awareness

H1 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO On-Page

berpengaruh terhadap Brand Awareness

Hipotesis 2

Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO Off-Page

terhadap Brand Awareness

H2 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO Off-Page

terhadap Brand Awareness

Hipotesis 3

Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO On-Page

dan SEO Off-Page terhadap Brand Awareness

H3 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan SEO On-Page dan

SEO Off-Page terhadap Brand Awareness

Anda mungkin juga menyukai